• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.3. Pengetahuan Responden

5.3.1. Pengetahuan Responden Mengenai Manfaat Wadah Plastik

Menurut Everett M. Rogers (1983) pengetahuan terjadi ketika seorang individu (atau unit lain yang membuat keputusan) dipengaruhi oleh keberadaan inovasi dan keuntungan beberapa pemahaman tentang bagaimana fungsinya. Sebagian besar responden sebanyak 42 responden (46,7%) mendefenisikan bahwa manfaat wadah plastik adalah digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya kemudian sebanyak 43 responden (47,8%) memilih digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman, sedangkan sebagian kecil mengatakan bahwa manfaat wadah plastik

adalah digunakan untuk tempat masakan/minuman yang panas yaitu sebesar 3 responden (3,3%).

Plastik adalah bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai pelapis kertas. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari wadah makanan, pengemasan, botol minum, kantong plastik, alat makan (sendok, garpu, piring, mangkok, gelas).

5.3.2. Pengetahuan Responden Mengenai Cara memilih tempat makanan dan minuman yang terbuat dari plastik dan baik di gunakan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa cara memilih tempat makanan dan minuman yang terbuat dari plastik dan baik di gunakan adalah dapat ditemukan dimana saja dengan harga terjangkau yaitu sebasar 54 responden (64,4%), sedangkan melihat ada label/standar dan tidak meleleh ketika diisi dengan makanan /minuman panas yaitu sebesar 23 responden (25,6%), kemudian memilih merk terkenal yaitu sebesar 7 responden (7,8%).

Untuk menentukan jenis plastik yang baik untuk wadah atau kemasan makanan di pasaran diperkirakan banyak dijumpai bahan kemasan yang sebetulnya tidak cocok dengan jenis makanan dan minuman yang dikemas. Setiap jenis makanan memiliki sifat yang perlu dilindungi, yang harus dapat ditanggulangi oleh jenis plastik tertentu. Kesalahan material kemasan dapat mengakibatkan kerusakan bahan makanan dan minuman yang dikemas dan berbahaya bagi kesehatan dalam jagka panjang (Buckle, 1987).

5.3.3. Pengetahuan Responden Mengenai Pencantuman kode dan simbol pada kemasan makanan dan minuman yang terbuat dari plastik

Dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa penting kode dan simbol dicantumkan pada kemasan makanan dan minuman yang terbuat dari plastik yaitu sebesar 46 responden (51,1%), kemudian tidak penting yaitu sebesar 23 responden (25,6%), sedangkan kurang penting dipilih sebesar 19 responden (21,1%).

Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam, berlemak), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan (Rahma, W, 2009).

Umumnya setiap wadah plastik dicantumkan tanda atau kode angka yang menandakan pembuatan kemasan plastik. Kode-kode itu dikeluarkan oleh SPI

(Society of Plastic Industry)di Amerika Serikat mengeluarkan simbol atau kode yang mengidentifikasi plastik, dan kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization) di ikuti oleh lembaga berwenang, seperti FDA (Food & Drugs Administration), EFSA (European Food Safety Authority), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk Indonesia (Utiya, 2009).

5.3.4. Pengetahuan Responden Mengenai Cara mengenali kode pada kemasan botol minuman plastik didaur ulang

sebagian besar responden menyatakan bahwa cara mengenali kode pada kemasan botol minuman plastik didaur ulang adalah kemasannya tercantum tulisan botol daur ulang yaitu sebesar 73 responden (81,1%), kemudian berbentuk segitiga terdapat angka 5 (lima) di dalamnya dibawah segitiga tercantum nama jenis plastik

yaitu sebesar 10 responden (11,1%), sedangkan berbentuk segitiga terdapat angka 1 (satu) di dalamnya di bawah segitiga tercantum nama jenis plastik yaitu sebesar 5 responden (5,6%).

5.3.5. Pengetahuan Responden Mengenai Gunanya memilih Wadah Plastik untuk meyimpan makanan dan minuman

Sebagian besar responden menyatakan bahwa gunanya memilih wadah plastik untuk meyimpan makanan dan minuman adalah efektif dan efesien yaitu sebesar 60 responden (66,7%), sedangkan menjaga Kesehatan yaitu sebesar 20 responden (22,2%), kemudian mengikuti trend yaitu sebesar 8 responden (8,9%).

Penggunaan kemasan plastik selain menguntungkan juga menimbulkan masalah bagi masyarakat. Salah satu permasalahan kesehatan yang di akibatkan oleh bahan plastik seperti penelitian – penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan plastik yang sembarangan ternyata mampu melepaskan senyawa karsinogenik (penyebab dan pemicu kanker), yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker. Risiko gangguan kesehatan yang dibawa bahan plastik sangat berdampak bagi kesehatan anak-anak, karena organ tubuh mereka masih sangat lemah yang dapat berdampak selama periode emas pertumbuhan anak, meskipun akibatnya tidak langsung tampak. Apalagi, sistem kekebalan tubuhnya juga masih belum sempurna dan bisa mengakibatkan kanker (Mimi, 2002).

5.3.6. Pengetahuan Responden Mengenai Pemerintah Melarang Penggunaan Kantong Plastik Sebagai Pembungkus Makanan

Dari hasil penelitian sebagian besar responden menyatakan bahwa pernah mendengar pemerintah melarang penggunaan kantong plastik Sebagai pembungkus

makanan yaitu sebesar belum pernah mendengar pemerintah melarang penggunaan kantong plastik Sebagai pembungkus makanan yaitu sebesar 48 responden (54,5%), sedangkan 26 responden (29,5%), tidak pernah mendengar pemerintah melarang penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus makanan kertas polos putih yaitu sebesar 14 responden (15,9%).

Menurut surat edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia (Depdagri) diterangkan bahwa ada beberapa produk peralatan makan yang tidak memenuhi syarat setelah melalui hasil pengujian laboratorium oleh Badan POM RI. Beberapa peralatan makan yang telah diuji sesuai ketentuan International Agency for Research on Cancer (IARC) ini sangat membahayakan sehingga harus segera ditarik dari peredaran. (Utiya, 2009).

5.3.7. Pengetahuan Responden Mengenai Bahaya Yang Ditimbulkan Jika Salah Menggunakan Wadah Plastik Dalam Mengemas Makanan dan Minuman

Dari hasil penelitian sebagian besar responden menyatakan bahwa bahaya yang ditimbulkan jika salah menggunakan wadah plastik dalam mengemas makanan dan minuman adalah, merusak cita rasa makanan/minuman yaitu sebesar 57 (64,8%), tidak ada yaitu sebesar 18 responden (20,5%), sedangkan dapat membahayakan kesehatan yaitu sebesar 13 responden (14,8%).

Penelitian di Jepang mengindikasikan, polysterene dapat menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poly Vinyl Chlorida dan

Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena sifatnya yang sangat beracun.

Selain itu jenis zat yang dapat bermigrasi dari plastik ke bahan makanan yang dikemas yaitu yang disebut plasticizer (pemlastis). Beberapa contoh pemlastis yaitu PCB (Polychlorine biphenyl) menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik) dengan tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. DEHA (Bis(2-ethylhexyl) adipate) dilakukan hasil uji pada hewan dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Kemudian ESBO (epoxidized soybean oil) pada tikus percobaan menyebabkan sedikit perubahan pada rahim, hati dan berat ginjalnya (Utiya, 2009).

5.3.8. Kategori Pengetahuan Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden dikategorikan baik sebesar 23 (26,1%), sedang yaitu sebesar 65 responden (73,9%). Pengetahuan responden dipengaruhi oleh sumber informasi, berarti secara kualitas informasi yang diterima responden tentang penggunaan dan pemilihan wadah plastik yang baik dan benar dari teman, perkumpulan, media cetak, media elektronik, petugas kesehatan, dsb sudah cukup.

Pada kerangka konsep penelitian digambarkan bahwa pengetahuan responden dipengaruhi oleh karakteristik dan sumber informasi yang diterima oleh responden. Pengetahuan responden akan mempengaruhi bagaimana sikap responden terhadap penggunaan wadah plastik.

Menurut Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat bergantung pada informasi yang diterimanya. Bila informasi yang diterimanya adalah informasi yang salah maka akan menyebabkan kekeliruan dalam pengetahuan yang bisa menimbulkan terjadinya salah persepsi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik, maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang diterima responden mengenai penggunaan wadah plastik sudah benar.

Dokumen terkait