• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Ekstrak Etanol Teh Hitam dalam Sediaan Hair Tonic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Ekstrak Etanol Teh Hitam dalam Sediaan Hair Tonic"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman Teh

Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan berasal dari pegunungan Himalaya dan daerah – daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Birma. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis, dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun (Spillane, 1992).

2.1.1 Klasifikasi teh

Menurut Rukmana dan Yudiracman (2015), sistematika (toksonomi) tumbuhan, tumbuhan teh diklasifikasikan sebagai berikut:

Kindom : Plantea

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Sub Divisio : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka) Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah) Subkelas : Dialypetalae

Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales) Famili (suku) : Camelliaceae (Theaceae) Genus (marga) : Camellia

Spesies : Camellia sinensis L. Varietas : Sinensis

2.1.2 Morfologi tumbuhan teh

(2)

1. Helai–helai daun yang cukup tebal, kaku, berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai pendek. 2. Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda permukaan

bawahnya berambut jika telah tua menjadi licin.

3. Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang khas dan terbenam (Kartasapoetra, 1992).

3.1.3 Kandungan teh

1. Daun teh mengandung zat – zat yang berguna bagi tubuh. Di antaranya

polifenol, teofilin, teobromin, flavonoid, vitamin C, vitamin E, katekin,

kafein, serta beberapa mineral (Mangan, 2003).

2. Zat flavonoid berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang dapat

mengacaukan sistem keseimbangan tubuh dan memicu timbulnya kanker dan

tumor. Katekin pada daun teh dapat menurunkan kolesterol darah dan

mengurangi kemungkinan terserang kanker (Kartasapoetra, 1992).

4. Meskipun bermanfaat bagi kesehatan, meminum teh secara berlebihan tidak

baik. Hal ini disebabkan di dalam teh terkandung kafein meskipun tidak

setinggi yang terkandung dalam kopi. Terlalu tingginya jumlah kafein yang

dikonsumsi menyebabkan gangguan, seperti insomnia, dan ketidakteraturan

kerja jantung. Minum teh sebaiknya dilakukan 2 cangkir sehari (Mangan,

2003).

5. Kandungan kafein yang terdapat di dalam teh jumlahnya lebih sedikit

dibandingkan pada kopi. Meskipun demikian itu tidak mengurangi manfaat

dari kafein tersebut. Kafein bersifat sebagai mild stimulant pada sistem saraf

(3)

secara teratur akan meningkatkan daya ingat, memacu kecerdasan kognitif,

dan perasaan senang (Manitto, 1992).

2.2 Jenis Teh

Ada 4 (empat) jenis teh yang sudah akrab bagi orang indonesia: teh oolong, teh hitam, teh hijau, teh putih. Keempatnya dibedakan berdasarkan proses pengolahan. Kualitas teh tinggi apabila dipetik dari lembar pucuk pertama sampai ketiga. Sebab dalam ketiga lembar daun itu kandungan katekin penambah rasa segar dan kafein tinggi. Katekin sendiri merupakan senyawa polifenol yang kaya antioksidan (Mulja, 1995).

2.2.1 Teh oolong

Teh oolong adalah teh hasil semioksidasi enzimatis alias tidak bersentuhan lama dengan udara saat diolah. Teh oolong terletak diantara teh hijau dan teh hitam. Fermentasi terjadi namun hanya sebagian (30-70%). Hasilnya, warna teh menjadi cokelat kemerahan. Teh oolong biasa disajikan dalam upacara pernikahan dan sebagai teman menyantap hidangan laut.

2.2.2 Teh hijau

(4)

2.2.3 Teh hitam

Teh hitam didapat dari hasil penggilingan yang menyebabkan daun terluka dan mengeluarkan getah. Getah itu bersentuhan dengan udara sehingga menghasilkan senyawa tea flavin dan terubigin. Artinya, daun teh mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan katekin terfermentasi menjadi tea flavin dan tearubigin. Warna hijau bakal berubah menjadi kecoklatan dan selama proses pengeringan menjadi hitam. Teh hitam paling dikenal luas dan banyak dikonsumsi. Tea flavin menurunkan warna merah kekuning-kuningan dalam setiap seduhan. Tearubigin memberi kombinasi warna coklat kemerahan dan kuning. Soal rasa seperti katekin, tea flavin memberi kesegaran (Sujayanto, 2008).

2.2.4 Teh putih

Teh putih dipercaya memiliki lebih banyak manfaat daripada teh hijau, disebut teh putih karena saat diseduh warna air hanya sedikit berubah menjadi kekuningan. Dari teh ini diambil dari pucuk daun yang masih menggulung yang memiliki kandungan kafein paling tinggi (Sujayanto, 2008).

2.3 Ekstraksi

(5)

yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen, POM., 2000).

Metode ekstraksi

Menurut Ditjen POM (2000), ada beberapa metode ekstraksi: 1. Cara dingin

Ekstraksi dengan cara dingin terdiri dari: a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

2. Cara panas

(6)

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. b. Soxhletasi

Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40- 50°C.

d. Infundasi

Infundasiadalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98°C) selama waktu tertentu (15-20 menit).

e. Dekoktasi

Dekoktasi adalah infus dengan waktu yang lebih lama (30 menit) dan temperatur sampai titik didih air.

2.4 Rambut

2.4.1 Anatomi rambut

(7)

20%. Rambut mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugus disulfida, misalnya dengan pemanasan atau bahan kimia (Wasitaatmadja,1997).

2.4.1.1Bagian-bagian rambut

Bagian-bagian rambut yang terdiri dari tiga bagian sebagai berikut: a. Ujung rambut

Pada ujung rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum/tidak pernah dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing.

b. Batang rambut

Batang rambut adalah bagian rambut yang berada di atas permukaan kulit berupa benang-benang yang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin. Pada potongan melintang, batang rambut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yang tersusun teratur secara konsentris.

1. Selaput rambut (kutikula)

Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel-sel tanduk yang pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Kutikula ini berfungsi sebagai pelindung rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing ke dalam batang rambut (Barel, et al., 2009).

2. Kulit rambut (korteks)

(8)

3. Sumsum rambut (medulla)

Sumsum rambut terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang dibentuk oleh keratin yang tersusun sangat renggang dan membentuk semacam jala sehingga terdapat rongga - rongga yang berisi udara.

c. Akar rambut

Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam miring di dalam kulit dan terselubung oleh folikel rambut.

Bagian-bagian dari akar rambut sebagai berikut: 1. Folikel

Folikel merupakan saluran menyerupai tabung, berfungsi untuk melindungi akar rambut, mulai permukaan kulit sampai bagian terbawah umbi rambut.

2. Papil rambut

Papil rambut adalah bulatan kecil yang bentuknya melengkung, terletak di bagian terbawah dari folikel rambut dan menjorok masuk ke dalam umbi rambut. Papil rambut bertugas membuat atau memproduksi bermacam-macam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Misalnya sel-sel tunas rambut, zat protein yang membentuk keratin, zat makanan untuk rambut, zat melanosit yang membentuk melanin.

3. Umbi rambut (matriks)

(9)

2.4.1.2Struktur rambut

Rambut dapat berwujud tebal atau kasar, halus atau tipis, dan normal atau sedang.Struktur rambut memberi perbedaan pada penampang melintang rambut:

Rambut yang lurus, bentuk penampangnya bulat dan panjang. Bila dikeriting, bentuk penampangnya tidak berubah.

a. Rambut yang berombak, bentuk penampangnya oval dan panjang.

b. Rambut yang keriting, bentuk penampangnya pipih dan panjang. Bila diluruskan, bentuk penampangnya tidak berubah.

Struktur rambut berhubungan pula dengan bentuk folikel atau kantong rambutnya: a. Rambut lurus mempunyai folikel seperti silinder lurus

b. Rambut berombak mempunyai folikel seperti silinder yang melengkung

c. Rambut keriting mempunyai folikel seperti silinder yang melengkung menyerupai busur ((Diana dan Wahini, 2014).

2.4.1.3Tekstur rambut

Tekstur rambut adalah sifat-sifat rambut yang dapat ditentukan dengan penglihatan, perabaan, atau pegangan.

Sifat - sifat rambut sebagai berikut: a. Kelebatan rambut

(10)

b. Kasar licinnya permukaan rambut

Kasar licinnya rambut ditentukan melalui perabaan. Permukaan rambut dikatakan lebih kasar jika sisik-sisik selaput rambut tidak teratur satu dengan yang lain. Hal ini dapat juga disebabkan oleh kotoran yang menempel pada permukaan rambut.

c. Tebal halusnya rambut

Tebal halusnya rambut dapat ditentukan oleh banyaknya zat tanduk dalam kulit rambut. Pada umumnya, rambut yang berwarna hitam dan coklat lebih tebal daripada rambut merah atau pirang. Rambut di pelipis lebih halus daripada rambut di daerah lain (Bariqina dan Ideawati, 2001; Ditjen, POM., 1985).

d. Kekuatan rambut

Sifat ini tergantung pada banyaknya dan kualitas zat tanduk dalam rambut. Kekuatan rambut dapat diketahui dengan cara meregangkan rambut sampai putus.

e. Daya serap rambut

Daya serap rambut adalah kemampuan rambut untuk mengisap cairan. Daya serap tergantung dari keadaan lapisan kutikula, yaitu lapisan rambut paling luar mempunyai sel-sel seperti sisik. Selaput rambut yang sisik-sisiknya terbuka dan zat tanduk yang keadaanya kurang baik akan meningkatkan daya serap rambut. Rambut di puncak kepala memiliki daya serap terbaik.

f. Elastisitas rambut

(11)

Elastisitas pada rambut basah dapat mencapai 40-50% lebih panjang dari keadaan semula.

g. Plastisitas rambut

Plastisitas rambut adalah sifat mudah tidaknya rambut dapat dibentuk (Bariqina dan Ideawati,2001).

2.4.1.4Jenis rambut

a. Jenis rambut menurut morfologinya, yaitu: 1. Rambut lanugo/velus

Rambut lanugo/velus adalah rambut yang sangat halus dengan pigmen sedikit. Rambut terdapat diseluruh tubuh kecuali di bibir, telapak tangan, dan kaki. Rambut ini tumbuh pada pipi, dahi, tengkuk dan tangan (Djuanda, dkk., 2010).

2. Rambut terminal

Rambut terminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta berpigmen banyak. Terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna.

b. Jenis rambut menurut sifatnya, yaitu: 1. Rambut normal

Rambut dapat dikatakan normal, apabila tidak terlalu berminyak, tidak terlalu kering serta bersih dari ketombe. Rambut normal lebih mudah pemeliharaannya. Serta tidak terlalu kaku sehingga mudah dibentuk menjadi berbagai jenis model rambut.

(12)

Jenis rambut ini memiliki kelenjar minyak yang bekerja secara berlebihan sehingga rambut selalu berminyak. Rambut berminyak kelihatan mengkilap, tebal, dan lengket.

3. Rambut kering

Rambut ini biasanya berwarna kemerah-merahan dan agak kaku, dan biasanya jenis rambut ini ujungnya bercabang atau pecah sehingga rambut kurang bagus (Bariqina dan Indeawati, 2001; Ditjen, POM., 1985).

2.4.2 Fisiologi rambut

2.4.2.1 Pertumbuhan rambut

Pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata di seluruh permukaan kulit. Di akhir bulan ke- 6 atau awal bulan ke- 7 usia kandungan, rambut pertama sudah mulai tumbuh di permukaan kulit, yaitu berupa rambut Lanugo. Kemudian menjelang bayi lahir rambut bayi ini akan rontok, diganti dengan rambut terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Pada waktu tertentu pertumbuhan rambut terhenti dan setelah mengalami istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke matriks rambut. Sementara itu, papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai penggantinya (Tranggono dan Latifah, 2007; Rostamailis, et al., 2008).

Menurut siklus pertumbuhannya, rambut dibedakan dalam 3 fase yaitu: a. Fase anagen (fase pertumbuhan)

(13)

b. Fase katagen (fase peralihan)

Fase ini hanya berlangsung beberapa minggu. Selama fase peralihan, rambut berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari papil rambut, membentuk bonggol rambut, tetapi rambut belum rontok.

c. Fase telogen (fase istirahat)

Fase ini berlangsung selama 90 - 100 hari. Pada akhir fase ini, fase rambut beralih ke fase anagen secara spontan (Rostamailis,et al., 2008). Siklus pertumbuhan rambut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1Siklus pertumbuhan rambut (Djuanda, et al., 2010). 2.4.2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut:

1. Hormon

(14)

memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut.

2. Metabolisme 3. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan kusam. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Djuanda, et al., 2010).

2.5. Tonik Rambut (Hair Tonic)

Sediaan perangsang pertumbuhan rambut (hair tonic) adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk melebatkan pertumbuhan rambut atau merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan dan rambut rontok (Depkes, RI.,1985).

Bahan utama yang terdapat dalam sediaan tonik rambut ada dua, yaitu zat pelarut dan zat khasiat. Zat pelarut yang umum digunakan untuk sediaan bentuk larutan adalah air, alkohol dan gliserin (Depkes, RI., 1985).

Kadar alkohol yang digunakan hendaknya serendah mungkin karena kadar alkohol yang tinggi dapat melarutkan kompleks protein-asam lemak rambut, sehingga dapat menyebabkan terputusnya struktur protein (Depkes, RI., 1985).

(15)

sirkulasi darah kulit kepala, memperbaiki dan memulihkan sekresi kelenjar sebum dan merangsang pertumbuhan rambut (Depkes, RI., 1985).

2.5.1 Keuntungan sediaan hair tonic

Sediaan hair tonic dipilih karena bentuknya yang berupa larutan sehingga mudah diaplikasikan dan tidak lengket seperti sediaan semisolid sehingga tidak meninggalkan kerak yang dapat memicu terbentuknya ketombe(Tranggono, 2007).

2.5.2Bahan pembantu sediaan hair tonic

Kandungan sediaan hair tonic yang digunakan yaitu: 2.5.2.1 Etanol 96%

Pemerian etanol berupa cairan tidak berwarna, mudah menguap, jernih, dan berbau khas. Etanol mudah bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik. Dalam formula sediaan ini, etanol digunakan sebagai pelarut sekaligus antimikroba (Rowe, et al.,2009).

2.5.2.2 Propil paraben (nipasol)

Bahan ini secara luas digunakan sebagai bahan pengawet dalam kosmetik, makanan dan produk farmasi. Dalam sediaan topikal, konsentrasi yang umum digunakan adalah 0,01-0,6%. Bahan ini sangat larut dalam aseton, eter dan minyak; mudah larut dalam etanol (1:1), metanol dan propilen glikol (1:3,9); sangat sedikit larut dalam air (Rowe, et al., 2009).

2.5.2.3 Natrium metabisulfit

(16)

metabisulfit larut dalam air dan sukar larut dalam propilen glikol (Rowe, et al., 2009).

2.5.2.4 Metil paraben (nipagin)

Metil paraben berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau dan berasa sedikit terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air 80°C. Penggunaan dalam sediaan topikal sebanyak 0,02%-0,3% sebagai antimikroba, efektif pada pH 4-8 (Rowe, et al., 2009).

2.5.2.5 Propilen glikol

Pemerian propilen glikol adalah cairan kental,jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pda udara lembab. Dapat bercampurdengan air dengan aseton dan dengan kloroform, larut dalam eter, dan beberapa minyak essensial; tetapi tidak bercampur dengan minyak lemak. Konsentrasi 15%. Kegunaan sebagai humektan(Rowe, et al., 2009).

2.5.2.6Mentol

(17)

2.5.2.7Tween 80

Pemerian tween 80 adalah cairan kental, transparan, tidak berwarna dan tidak berasa. Tween 80 larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak mineral. Kegunaannya sebagai agen pensolubilisasi dan agen pembasah. Sebagai agen pensolubilisasi penggunaannya sekitar 1-15% sedangkan sebagai pembasah dapat digunakan dalam konsentrasi 0.1-3% (Rowe, et al., 2009).

2.5.2.8Akuades

Gambar

Gambar 2.1Siklus pertumbuhan rambut (Djuanda, et al.,  2010).

Referensi

Dokumen terkait

Hal terpenting dalam membuat website JINGG@_HOUSE adalah tampilan dasar sebagai daya tarik tersendiri dalam disain berwarna cerah serta layout mencirikan pribadi yang bebas

[r]

Syamsul Arifin,

Yang harus diwaspadai dalam sulam alis dan bibir adalah jarum yang digunakan harus baru dan steril (sekali buang)2. Tujuan sulam alis adalah membentuk garis-garis rambut

Penerapan media pembelajaran W3Schools.com melalui Problem Based Learning efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Komputer dan Informatika 4

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH I - 4 Rencana Program Investasi Jangka Menegah (RPIJM) Bidang Cipta Karya,. dipandang sangat diperlukan oleh Pemerintah

Masyarakat dan pengelola memiliki peresepsi yang kurang baik terhadap salah satu aspek hospitalitas ekowisata di destinasi wisata Kubu Perahu yaitu pada aspek

TA mendorong Wajib Pajak yang sebelumnya tidak terdaftar untuk masuk ke system perpajakan. Sebagai wadah filosofi, prinsip, dan tujuan sistem perpajakan, UU KUP harus