Center for Indonesia
Taxation Analysis
Yustinus Prastowo
Executive Director, Center for Indonesia Taxation Analysis
Jakarta, 8 Februari 2017
Seminar Tax Amnesty – Manajemen Keuangan IPDN“
Tax Amnesty: Fakta dan Harapan
”
Center for Indonesia
Taxation Analysis
“There were only two things certain in life:
death and taxes” –
Benjamin Franklin
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Sejarah Perpajakan dari Babilonia - Romawi
Babilonia
Mesir
Yunani
Romawi
Urukagina
–
6000
SM
Mesir Memiliki Petugas Pajak yang sangat Banyak
Romawi Pemungutan Cukai untuk
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Sejarah Perpajakan EROPA
Inggris
Perancis
Pemberontakan
Revolusi
Perancis
Pemungutan Pajak demi Perang juga dilakukan oleh Perancis dan Berakibat pada kesewenangan yang luar sehingga memicu perlawanan rakyat
Inggris Melakukan Pemungutan Pajak atas nama Perang untuk melawan Perancis
Terlihat kantor pajak perancis yang dibakar massa pada saat Revolusi Perancis.
Revolusi - Amerika
1775
–
1783
Center for Indonesia
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Pajak akan semakin penting di masa mendatang
Center for Indonesia
Center for Indonesia
Center for Indonesia
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Philosophy of Taxation
“
Bee should collect honey without any pain of the flower
”
- Mahabarata
“
The art of taxation consists in so plucking the goose as to obtain
the largest amount of feathers with the least possible amount of
hissing
.
”
- Jean-Baptiste Colbert
“
Taxation without representation is tyranny
.
”
- James Ortis.
“
Collecting the
tax
not only without corruption and injustice, but
to the satisfaction and convenience of all
.
”
- Aristides, The Father of Tax Justice
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Outline
1. Problem Empirik
–
Kondisi sebelum
Tax Amnesty
2. Sekilas
Tax Amnesty & Update
Pencapaiannya
3. Dampak TA terhadap Penerimaan Pajak
(Short-term & Long-term)
4. Tindak Lanjut DJP atas TA
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Problem Empirik
Kondisi Ekonomi dan Perpajakan Indonesia
12
Tren Pertumbuhan
Ekonomi Melambat
Rendahnya Tax Ratio
Penurunan Tax Bouyancy
Kepatuhan Penyampaian Pajak Rendah
Tax Inequality
(Ketimpangan Pajak)
Target Penerimaan Pajak yang Tidak
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Indonesia mengalami tren pertumbuhan ekonomi yang
melambat
…
13 Sumber: BPS
Industri Pengolahan 21,64
Jasa Keuangan 4,06
Transportasi 3,95 Adm. Pemerintahan
3,45
Real Estate 3,07
Akomodasi 3,06 Jasa Pendidikan
3,04 Jasa Perusahaan1,72
Jasa Lainnya1,68 Jasa Kesehatan1,10
Listrik & Gas1,08
Air 0,08
• Pertumbuhan ekonomi pada QI-2016 sebesar 4,92% perlu didorong untuk mencapai target APBN sebesar 5,3%
• Sektor yang mendorong petumbuhan ekonomi adalah industri pengolahan
• Pada QI-2016 Konsumsi Rumah Tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Diperlkanu kebijakan yang mendorongkeep buying strategy dari sisi pemerintah maupun masyarakat
4,7
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Konsumsi Rumah Tangga
56.9%
Konsumsi LNPRT 1.2%
Konsumsi Pemerintah 6.8% PMTB
33.2% Ekspor Barang dan Jasa
18.8%
Impor Brg & Jasa 18.8%
Q1-2016 = 4,92%
APBN 2016
Pertumbuhan PDB, YoY
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Tax Ratio dan Siklus Ekonomi
14
Sektorcyclical:sektor yang sensitif terhadap siklus ekonomi seperti Pertambangan. Sektorcounter-cyclical: tidak terpengaruh krisis ekonomi seperti makanan pokok
Kita dapat melihat sektor yang berkontribusi, kepatuhan, dan/atau sektor non-formalnya besar/kecil. Dari tax ratio dan siklus ekonomi terlihat, sektor cyclical memiliki kontribusi dan kepatuhan yang besar dan/atau jumlah sektor non-formalnya kecil. Dan sebaliknya untuk sektornon-cyclical .
Tax rasio anjlok di saat krisis ekonomi.
Penurunan penerimaan pajak > penurunan PDB
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Tax Buoyancy
Indonesia 2006 - 2015
Sumber: NK APBN 2006-2015, data diolah
Center for Indonesia
Taxation Analysis
372
433
535
577
662
764
885
358
425
571
545
628
743
836
921
985
1
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Target
Realisasi
%
Target pajak tidak pernah tercapai, kecuali tahun 2008.
Meskipun untuk pertama kalinya menembus Rp1.000 T, realisasi 2015 hanya 82%
Target dalam APBN-P 2016 kembali meningkat menjadiRp 1365 triliun atau naik 4.7% dari target APBN-P 2015.
Center for Indonesia
Taxation Analysis
17
(sumber: Dashboard Kepatuhan DJP per 31 Desember 2014
Pada 2014 hanya 10.8 juta wajib pajak melaporkan SPT dari seharusnya 18,4 juta WP,
dan tak lebih dari 900 ribu wajib pajak dengan status SPT kurang bayar.
19,1
22,6
24,9
30,6
17,7
17,7
17,7
18,4
8,2
9,5
10,8
10,8
46,21%
53,69%
60,80%
58,87%
0%
2011
2012
2013
2014
(J
ut
aa
n)
WP terdaftar
WP terdaftar wajib SPT
Realisasi SPT
Rasio Kepatuhan
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Kinerja Penerimaan Pajak Jangka Panjang
18
46,15%
31,13%
19,94%
31,29%33,42% 39,42%
Pertumbuhan PPN dan PPH (%) Penerimaan PPN dan PPh (dalam miliar rupiah) (LHS)
Secara Nominal terus meningkat
Tren pertumbuhan terus menurun
Kinerja Penerimaan Pajak dalam 30 tahun Terakhir
Center for Indonesia
Taxation Analysis 19
Kinerja dan Histografis Pajak Selama 35 tahun terakhir
20,80%
Self Assessment
Pembentukan KPP
Tax Adm Reform
Pembentukan LTO RTO
Pembentukan Kanwil Jkt Khusus & KPP PND
Revisi UU KUP
Revisi UU PPh
Revisi UU PPN
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Banyaknya Aset WNI yang disimpan di LN &
Tingginya tingkat penghindaran pajak
Aset keuangan di Tax Haven 2010
Rank Negara Total (Miliar USD)
1 China, 1,252
2 Russia 974
3 Mexico 514
4 India 440
5 Malaysia 395
6 Brazil 217
7 Indonesia 188
8 Thailand 172
9 Nigeria 157
10 South Africa 122
Total Aliran Dana Ilegal 2004-2013
Sumber:Tax Justice Network
Sumber:Global Financial Integrity
Sumber:Christian Aid
Kerugian akibat Trade Mispricing (jutaan GBP)
Bank Indonesia:
“
Posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) pada QI 2016
sebesar USD 214,6 miliar atau Rp 2.800 triliun, belum
termasuk aset-aset luar negeri WNI yang dimiliki melalui
21
22
Benefit (Fasilitas Pengampunan Pajak):
Menciptakan Kebijakan Tax Amnesty untuk
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Berkelanjutan dan Inklusif
Why Tax Amnesty?
Background Tax Amnesty
•
Momen rekonsiliasi antara Pemerintah
dan Wajib Pajak sebelum era Keterbukaan
Informasi (AEOI) dan dilakukannya
Penegakan Hukum Bidang Perpajakan.
•
Kebutuhan Likuiditas yang tinggi
•
Tax Amnesty akan memberikan makna
baru keadilan
•
Program TA mampu membawa pulang
dana di luar negeri
What is Tax Amnesty?
Penghapusan pajak yang seharusnya terutang
hingga tahun 2015 dan tidak mengenakan sanksi
administrasi maupun pidana, dengan syarat wajib
pajak mengungkapkan harta yang belum
Center for Indonesia
Taxation Analysis
ASAS DAN TUJUAN PENGAMPUNAN PAJAK
Pengampunan Pajak dilaksanakan berdasarkan asas:
kepastian hukum;
keadilan;
kemanfaatan; dan
kepentingan nasional.
Pengampunan Pajak bertujuan untuk:
Mempercepat
pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi
melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak
terhadap
peningkatan likuiditas domestik
,
perbaikan nilai
tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan
investasi
;
Mendorong
reformasi perpajakan
menuju sistem perpajakan
yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan
yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi; dan
24
REALISASI PENERIMAAN AMNESTI PAJAK (SESUAI SSP)
UANG TEBUSAN (SSP)
PEMBAYARAN BUKPER
PEMBAYARAN TUNGGAKAN
103,0T
0,79T
3,06T
107 T
PER 31 DES. 2016
Sumber: DJP
359
21.722
376.646
39.164 42.570
157.562
0
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
JUMLAH SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH)
KOMPOSISI HARTA (SPH)
2609,68T
927,99T
130,01T
3.667,69
TRILIUN
Deklarasi DN Deklarasi LN Repatriasi
PERIODE I
PERIODE II
533,02T
84,63T
10,50T
628,14
TRILIUN
TOTAL DEKLARASI HARTA = 4.043,69 TRILIUN
Sumber: DJP
Sejauh ini repatriasi masih terbilang rendah yakni hanya Rp 141 T, sementara uang tebusan Rp 103 T.
Dapat dikatakan antara Repatriasi dan Uang tebusan Impas.
Artinya, tidak ada penambahan likuiditas berarti di sektor keuangan.
JUMLAH PESERTA DAN SPH (SESUAI SPH)
256.393 55.786
66.361
14.818
OP Non UMKM
OP UMKM
Badan Non UMKM
Badan UMKM
PERIODE I
PERIODE II
393.358
WP
260.568 56.375
KARAKTERISTIK WP
Kriteria WP
Sampai 31
Desember
Periode I
Periode II
WP TERDAFTAR 2016 PASCA TA
26.911
16.472
10.439
WP DAFTAR 2015/2016 SEBELUM TA
19.226
11.600
7.626
WP TIDAK LAPOR SPT
128.820
70.671
58.149
WP LAPOR SPT
487.544
322.693
164.851
WP TIDAK BAYAR
2.110
65
2.045
Sumber: DJP
Center for Indonesia
Taxation Analysis
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Kas dan Setara Kas Investasi dan Surat Berharga Tanah, Bangunan, dan Harta Tak Gerak Lainnya Piutang dan Persediaan Logam Mulia, Barang Berharga, Harta Gerak Lainnya
Deklarasi DN Deklarasi LN Repatriasi
Jenis Harta yang paling banyak diungkap
Sejak 1 Januari 2016, terdapat 15.789
WP BARU
(12.892
WP BARU
sejak berlakunya UU TA)
Membayar
UANG TEBUSAN
Rp 1.522,17 M Melakukan
DEKLARASI HARTA
Rp 75.688,57 M
Center for Indonesia
Taxation Analysis
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Kas dan Setara Kas Investasi dan Surat Berharga Tanah, Bangunan, dan Harta Tak Gerak Lainnya Piutang dan Persediaan Logam Mulia, Barang Berharga, Harta Gerak Lainnya
Deklarasi DN Deklarasi LN Repatriasi
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Peserta Amnesti Pajak berdasarkan Komposisi Tebusan
Klasifikasi
WP
Tebusan
(Triliun)
% wajib pajak
% tebusan
Rata-rata Harta
di atas 100 juta
57,201
93
15.34%
95.88%
3,000,000,000
di atas 1 M
9,276
59
2.49%
60.82%
30,000,000,000
di atas 10 M
839
35
0.22%
36.08%
300,000,000,000
di atas 50 M
103
20
0.03%
20.62%
1,500,000,000,000
Center for Indonesia
Taxation Analysis 32
144
Uang Tebusan
Perbandingan Komitemen dan Realisasi Amnesti
pajak dengan Uang Tebusan
Masuk ke Perbankan
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Center for Indonesia
Taxation Analysis 34
Dampak
Tax Amnesty
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Meningkatkan Penerimaan Jangka Pendek,
TA berkontribusi menopang realisasi 2016
35
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Target Realisasi %
96% 98%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Target Realisasi %
Center for Indonesia
Taxation Analysis 36
Tax Amnesty: Positive Long Run on Trend
•
Long run revenues may increase if the amnesty induces individuals or corporation
previously not on the tax rolls to come forward, and if the amnesty is accompanied by more
extensive taxpayer service, better education on taxpayer responsibilities, and greater
post-amnesty enforcement
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Becker (1968),
Allingham dan Sandmo (1972)
Utilitas
pilihan (melanggar/tidak) menentukan kepatuhan
Model belum mencakup perilaku
self-reporting
.
Braithwaite (1985)
principle-agent
problem
Mendapatkan informasi WP
Buktikan kebenaran dengan audit atau melalui pihak ketiga
Sulitnya
resiko deteksi x besarnya hukuman vs
keuntungan melanggar
1) Asimetri informasi WP dan otoritas pajak.
2) Seringkali WP menyesali pelanggaranny
Permudah pembetulan
laporan.
Voluntary Disclosure
Sanksi ex-ante (apabila membetulkan laporan secara sukarela)
Kaplow dan Shavell (1994)
WPtidak bayar sanksi,
Pemerintahdapat menghemat effort.
Sanksiex-post(apabila tertangkap melakukan pelanggaran).
Syarat:
Teori Kepatuhan dan Self-reporting
Lebih kecil dibanding
Economics of Crime
Kepatuhan dan perilaku Self Reporting
Center for Indonesia
Taxation Analysis
9,50
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Germany
Tax Amnesty 04-05
Tax Amnesty 2005
Tax Amnesty 2010
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
South Africa
Tax Amnesty
Dampak Tax Amnesty Terhadap Penerimaan Pajak
diukur dengan tax ratio
Secara umum, tax ratio
meningkat
pasca Tax Amnesty
18,00
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Italia
Tax Ratio
Tax Amnesty 01-03
Center for Indonesia
Taxation Analysis
22,00
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Belgium
Tax Amnesty
-2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Spain
Tax Amnesty
-1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
India
Tax Amnesty
Namun beberapa negara justru mengalami
penurunan
tax ratio pasca Tax Amnesty
Dampak Tax Amnesty Terhadap Penerimaan Pajak
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Tax Amnesty:
What’s Next?
40
Pra
Tax Amnesty
Tax
Amnesty
Pasca
Tax Amnesty
• Tax Ratio Meningkat?
• Tax Buoyancy Meningkat?
• Target penerimaan tercapai?
• Rasio kepatuhan meningkat?
• Repatriasi tinggi?
Berhasil
Belum
Berhasil
Mapping
Profiling
Audit
Center for Indonesia
Taxation Analysis
1. Memetakan data kekayaan
yang dilaporkan Wajib Pajak (WP) pada Surat
Pernyataan Harta (SPH) dengan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak
(DJP).
2. Memetakan sumber-sumber
tax base
baru dari data kekayaan
yang sudah
dilaporkan
WP pada SPH maupun data lainnya yang dimiliki DJP.
3. Memetakan data kekayaan dengan penghasilan yang dilaporkan WP setelah
masa amnesti pajak.
4. Mengawasi pelaksanaan
kewajiban perpajakan terhadap WP baru dan atau
WP yang selama ini tidak lapor atau tidak bayar
, yang memanfaatkan
fasilitas amnesti pajak.
5. Secara konsisten melaksanakan amanat Pasal 18 Undang-undang
Pengampunan Pajak.
https://m.tempo.co/read/news/2016/10/14/087812328/ini-5-strategi-sri-mulyani-genjot-basis-tax-amnesty
5 Strategi peningkatan basis pajak:
Pernyataan Sri Mulyani pada 14 Oktober 2016
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Law enforcement!
42
Amnesti adalah
“one shoot program”,
hanya
sekali untuk satu generasi. Amnesti bukanlah
program yang menjebak, sepanjang WP
mengikutinya dengan jujur.
Sasaran Pemeriksaan Pajak ke depan adalah
WP yang tidak ikut amnesti.
Mapping. DJP nantinya
akan melakukan pemetaan
(mapping) harta berikut
klasifikasinya
Profiling. Dalam tahap ini DJP membandingkan data penghasilan,
harta dan pembayaran pajak agar mendapatkan gambaran kemampuan ekonomi wajib pajak
yang sebenarnya (kewajaran)
Tax Audit. Transformasi DJP dengan peningkatan kuantitas dan kualitas
SDM dilakukan untuk mendukung peningkatan Tax Audit Coverage
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Sistem Perpajakan Ideal yang Ingin Dicapai
Sistem Perpajakan yang Adil, Transparan dan Akuntabel melalui Kepatuhan Pajak
Sukarela dan Otoritas yang Kredibel
43
Tax
Administration Reform & Tax
Reform
Perluasan Akses Data Perbankan
Optimalisasi Penerimaan
Pajak
Perluasan Basis Data Perpajakan
Tax Ratio dan Kepatuhan Pajak yang
Tinggi
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Amnesti pajak menjadi sarana menuju sistem perpajakan
baru yang didasarkan pada prinsip transparansi,
akuntabilitas, keadilan.
44
Center for Indonesia
Taxation Analysis
TAX AMNESTY SEBAGAI INSTRUMEN
“COMPREHENSIVE TAX REFORM”
Tujuan
Memperluas basis pemajakan
Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Mendorong repatriasi modal atau aset
Menambah Jumlah Wajib Pajak
Revisi UU Perpajakan
Implementasi
Single Identifitacion Number (SIN) Akses Data Perbankan
Koordinasi Penegakan Hukum Perpajakan
Dengan data yang didapat dari tax amnesty
TA mendorong WP yang sudah diampuni atau baru masuk ke sistem perpajakan untuk tidak mengulanginya lagi.
Dana repatriasi dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat
TA mendorong Wajib Pajak yang sebelumnya tidak terdaftar untuk masuk ke system perpajakan
Sebagai wadah filosofi, prinsip, dan tujuan sistem perpajakan, UU KUP harus dirancang untuk
meyakinkan wajib pajak, membangun kepercayaan, dan meningkatkan kepatuhan pajak.
Lalu UU PPh dan UU PPN
Tax Amnesty merupakan bagian dari strategi reformasi perpajakan yang berkelanjutan
danstruktural: melibatkan perbaikan iklim investasi, perbaikan regulasi, dan tata kelola.
Untuk tingkatkan kepatuhan, fiskus perlu diberikan akses data keuangan. Indonesia kini
terlibat dalam kerja sama pertukaran data nasabah secara internasional seperti CRS dan
FATCA. Revisi UU Perbankan perlu dilakukan.
Untuk membangun basis data perpajakan yang komprehensif, impleentasi SIN sangat diperlukan
OJK, PPATK
POLRI Kejaksaan
Mengawasi data nasabah dan transaksi keuangan
Kerja sama penegakan hukum
Kerja sama penegakan hukum
Transformasi Kelembagaan (BPP)
Kesiapan
Administrasi
Sistem IT Terintegrasi Manajemen Data dan
Informasi
Center for Indonesia
Taxation Analysis
BPN Kepolisian PAJAK BI Bank KSEI
Transaksi/kepemilikan asset
Kontrak Pemerintah Transaksi/kepemilikan pinjaman/asset keuangan Pemotongan pajak atas bunga
Laporan pajak
Notaris LKPP
Kepolisian
WAJIB PAJAK
Penyedia Bahan/ Material
Bank / Jasa Keuangan
Perush. Utilitas, Penyedia Jasa (Auditor, Akuntan, Notaris, Pengacara, dll.)
Konsumen
Akhir
PENJUAL MASUKAN PEMBELI KELUARAN
Ekspor
Administrasi
Pajak
Administrasi
Jaminan Sos.
Ijin / LisensiSumber: Sugana (2012)
Pajak Langsung Pajak Tidak Langsung Pajak Tdk Langsung
atas Input Pajak Withholding
Final/Non-Final
Pajak Tdk Langsung atas Output Pajak Withholding
Final/Non-Final
Faktor Sukses :
Identifikasi Tunggal (Single ID): NIK (WP OP), NPWP(??) (WP Badan)
Sistem IT yang handal
Kewajiban pertukaran data antar instansi
Rasionalisasi struktur tarif dan peraturan berkaitantax
planning/transfer pricing
Information-based Tax Administration System
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Membangun Kepatuhan Pajak
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Penerimaan Pajak
yang Optimal
Kepatuhan Pajak
(Tax Compliance)
Birokrasi yang baik
Aparat yang profesional
dan berintegritas
Kesadaran
Pembayar Pajak
(Taxpayer
Awareness)
Modal Sosial
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Model Kepatuhan dan Strategi Peningkatan Kepatuhan
49
Sumber: OECD, “Compliance Risk Management: Managing and Improving Tax Compliance,” (Paris: OECD, 2004). Dikutip dari Darussalam, 2016
Faktor yang
mempengaruhi
perilaku kepatuhan
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Ekstensifikasi >> meningkatkan jumlah WP terdaftar yang potensial.
Sistem Identitas Tunggal/Integrasi identitas >> mempermudah ekstensifikasi dan inventarisir
data yang akurat.
50
Langkah Strategis yang Harus Segera Dilakukan oleh Pemerintah
Tindak Lanjut
Compliance Risk Management (CRM)
Akses ke data keuangan/perbankan yang lebih luas
Pemeriksaan WP prominent di tiap2 KPP
CRM: sistem pengawasan internal yang dapat memilah WP risiko tinggi dan rendah untuk mengupayakan efektifitas audit. CRM perlu dibuat dengan melakukanbenchmarking
ke negara lain agar risiko dapat diidentifikasi
Pemeriksaan dan permintaan data transaksi keuangan didasarkan pada hasil analisis risiko (CRM)
untuk mendorong keteladanan WP dan memberikan
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Tantangan 2017
•
Hasil tax amnesty menjadi determinan pencapaian target pajak
2017
•
Pertumbuhan target 2017 terlalu tinggi, dibandingkan realisasi
2016
revisi target di APBN-P
•
Tidak ada
“low hanging fruit”
dalam jangka pendek, karena target
potensi sebagian besar sudah ikut TA
•
Kendala administrasi yang belum sepenuhnya mendukung
integrasi data dan analisis.
•
Persiapan teknis-administrasi dan strategi pasca-TA harus segera
dijalankan
mapping, profiling, benchmarking
•
Pemulihan ekonomi belum kondusif untuk melakukan
pemungutan pajak secara agresif
•
Kelanjutan Tax Reform.
Center for Indonesia
Taxation Analysis
Peluang 2017
•
Deklarasi Harta TA menjadi potensi pajak baru.
•
Deklarasi kas/setara kas akan mendorong konsumsi
tambahan PPN
•
Deklarasi Harta TA secara alamiah akan menaikkan
setoran rutin PPh.
•
Pasal 18 UU TA
audit bagi yang tidak ikut TA
•
Revisi UU KUP dan UU Perbankan
•
Selesainya BEPS Action Plan
anti-tax avoidance
•
Reformasi Perpajakan
trust
Center for Indonesia
Taxation Analysis 53
T E R I M A
K A S I H
C
enter for
I
ndonesia
T
axation
A
nalysis
Wisma Korindo 5thFloor