• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalimat Interogatif Bahasa Melayu dialek Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kalimat Interogatif Bahasa Melayu dialek Langkat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa

persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaanya setelah

proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersama dengan

mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah

bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan

sejak abad-abad awal penanggalan modern (Mansurudin 2010:3-4).

Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau,

salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau

inilah yang diangkat oleh pemuda pada ” kongres pemoeda”, 28 Oktober 1928, di

Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau

menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih” bersifat politis”

daripada ”bersifat linguistis”. Tujuannya ialah ingin mempersatukan para pemuda

Indonesia , alih-alih disebut bangsa Indonesia (Muslich 2010:26) .

Untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bagi negara

Indonesia bukanlah suatu pekaerjaan yang mudah, banyak pengorbanan dan kerja

keras yang sudah dilakukan demi menjadikan negara Indonesia yang makmur.

Dengan adanya bahasa Indonesia sebagai alat untuk mempersatukan juga

(2)

2

Tentunya melalui penggunaan bahasa Indonesia mempermudah masyarakat

menjalankan kewajibannya sebagai warganegara ini. Muslich ( 2010:27) mengatakan

bahwa bahasa Indonesia telah membuktikan diri sebagai bahasa yang tahan uji.

Bahasa Indonesia telah menunjukan identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia

sangat berperan dalam mempersatukan pelbagai suku bangsa yang beraneka adat dan

budayanya.

Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial tidak akan terlepas oleh

bahasa yang menyebabkan terjadinya hubungan interaksi sesama makhluk hidup

lainnya. Sebagai makhluk sosial satu-satunya sarana yang digunakan dalam

berinteraksi adalah bahasa. Bahasa yang digunakan manusia merupakan alat

komunikasi untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada oarang lain, dengan

demikian semua kegiatan yang ada dalam kehidupan menjadi mudah dipahami dan

diselesaikan.

Dalam hal ini perlu juga diketahui masyarakat mempunyai ciri khas tersendiri

untuk menyampaikan gagasan, konsep, atau segala bentuk tujuan yang ingin

disampaikan oleh orang lain. Sumarsono dan Paina (2004:19) mengatakan

masyarakat itu terdiri dari individu-individu, secara keseluruhan individu saling

mempengaruhi dan saling bergantung, maka bahasa yang sebagai milik masyarakat

juga tersimpan dalam diri masing-masing individu. Setiap individu dapat bertingkah

laku dalam wujud bahasa, dan tingkah laku bahasa individual dapat berpengaruh luas

pada anggota masyarakat bahasa lain, oleh karena itu, individu tetap terikat pada

aturan permainan yang berlaku bagi semua anggota masyarakat. Bahasa berfungsi di

tengah masyarakat dan berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan

(3)

3

Dengan penggunaan bahasa seseorang maka dapat melihat budaya yang

terdapat dalam daerahnya, setiap daerah pasti mempunyai ciri khas terhadap

bahasanya sebagai lambang agar dapat dibedakan dengan daerah lain atau pada

masyarakat satu dengan masyarakat yang bukan pada daerah itu.

Oleh sebab itu dalam hubungannya dengan pemilik, bahasa itu bukan saja

dipakai sebagai simbol ataupun alat penunjuk bangsa melainkan juga sebaliknya

bahasa itu membentuk pola kejiwaan dan tingkahlaku masyarakat pemiliknya

(Masnur 2010:104).

Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa bahasa merupakan hasil dari

karya manusia itu sendiri. Manusia yang menciptakannya dan manusia juga yang

menggunakannya. Bahasa jelas tidak dapat terlepas dari kebudayaan karena bahasa

merupakan bagian dari unsur kebudayaan. Maka pantaslah bahasa menjadi sebuah

cerminan atau gambaran keadaan di masa itu, bagaimana keadaan masyarakat dapat

diukur atau dilihat dari bahasa yang digunakan. Salah satu cara dalam menelaah

bahasa adalah dengan memandangnya sebagai sebuah cara sistematis untuk

menggabungkan unit-unit kecil menjadi unit-unit yang lebih besar dengan tujuan

untuk komunikasi ( Linda & Wareing, 2007:8).

Unit-unit terkecil itu dimulai dari kata demi kata sehingga menjadi unit-unit

yang lebih besar seperti kalimat hingga wacana dengan tujuan menciptakan interaksi

yang baik. Untuk menciptakan dan menjaga interaksi yang demikian maka perlulah

setiap individu menjaga bahasa yang dimilikinya baik itu di dalam kelompok

daerahnya maupun dalam negaranya agar bahasa yang menjadi ciri khas suatu daerah

(4)

4

Bahasa yang digunakan dalam satu kelompok masyarakat yang berada di satu

wialayah disebut bahasa daerah. Bahasa-bahasa daerah berkembang dengan

sendirinya melalui kebiasaan yang diturunkan secara turun menurun. Dalam

perkembangannya bahasa derah bukan hanya digunakan dalam masyarakat yang

berada di kalangan tempat masyarakat itu tinggal melainkan bahasa daerah sudah

menjadi kebuadayaan yang unik yang menandakan identitas masyarakatnya.

Bahasa daerah ialah bahasa yang di sampaing bahasa Nasional dipakai sebagai bahasa perhubungan antar daerah di wilayah Republik Indonesia. Bahasa-bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, yang berhubungan dengan bab XV, pasal 36 (Muslich 2010:383).

Dengan adanya bahasa daerah, Indonesia memiliki ragam dan juga kebudayaan unik yang banyak sehingga dapat menarik perhatian Negara lainya untuk meneliti atau melakukan kunjungan wisata. Hal inilah yang menjadi salah satu keistimewahan adanya bahasa daerah. Dalam hubungannya dengn fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai (1) Pendukung bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah tertentu pada tingkat pemula untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain, (3) alat pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah (Muslisch 2010:385).

Uraian di atas jelaslah bahasa daerah bukan sesuatu yang dapat dipandang

sebelah mata namun perlu mendapat perhatian. Salah satunya bahasa Melayu yang

mempunyai banyak dialek, seperti bahasa Melayu dialek Langkat yang berada di

kecamatan Secanggang, bahasa yang terdapat di kecamatan Secanggang Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara, sebagai bahasa yang digunakan masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari. Bahasa Melayu dialek Langkat ini merupakan bahasa daerah

yang mayoritas hanya masyarakat penuturnya saja yang mengetahui, dialek yang

digunakan berbeda dengan dialek bahasa Melayu yang berada di daerah-daerah

(5)

5

kecamatan Secanggang, secara sintaksis (tata kalimat) mempunyai kalimat tanya

yang spesifik dan perlu dikaji akan keberadaanya.

Maka dalam kajian bahasa ini penulis mengkaji tentang bahagian dari

sintaksis. Sintaksis yaitu bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan

seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan 2010: 17). Penulis sangat

tertarik untuk mengetahui lebih dalam bagaimana bentuk bahasa Melayu dialek

Secanggang ini terutama terhadap penggunaan kalimat tanya. Melalui kalimat tanya

ini akan menunjukan adanya kesantunan dalam berbahasa, khususnya bahasa Melayu

dialek Langkat desa Secanggang. Dengan menggunakan dialek yang berakhiran

fonem “e”. Berikut beberapa contoh :

‘maye ulah wak?

Maye buat wak?

Bagaimane kabar wak hari ne?

Dalam kesantunan bahasa Brown dan Levinson (1987) terdapat tiga skala

penentu tinggi rendahnya pringkat kesantunan sebuah tuturan. Ketiga skala

termaksud ditentukan secara kontekstual, sosial dan cultural yang selengkapnya

mencakup skala-skala berikut:

(1) Social distance between speaker and hearer adalah skala peringkat

jarak sosial antara penutur dan mitra tutur banyak ditentukan oleh

parameter perbedaan umur.

(2) The speaker and hearer relative power adalah pringkat status sosial

antara penutur dan mitra tutur atau sering kali disebut dengan mitra

kekuasaan (power rating) didasarkan pada kedudukan asimetrik

(6)

6

(3) The degree speaker and associated with the required expenditure of

goods or services adalah skala peringkat tindak tutur atau sering pula

disebut dengan rank rating didasarkan atas kedudukan relatif tindak

tutur yang satu dengan tindak tutur lainya (Rahardi, 2005: 68 dan 69).

Berdasarkan teori di atas setiap penggunaan bahasa memiliki aturan tata

bahasanya agar mudah dipelajari, dipahami, dan diikuti. Dengan demikian hubungan

komunikasi dapat terjalin dengan baik sesuai dengan maksud dan tujaun yang akan

di sampaikan terhadap penutur. Terutaman terhadap masyarakat penutur selanjutnya

agar tetap menjaga kelestarian bahasanya.

1.2Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan agar pembahasan dapat

lebih terarah dan fokus terhadap masalah yang dikaji. Adapun batasan masalah

tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana ciri-ciri sintaksis kalimat tanya bahasa Melayu dialek Langkat ?

2. Bagaimana struktur kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek langakat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ciri – ciri kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek

Langkat.

2. Untuk mengetahui struktur kalimat tanya dalam bahasa Melayu dialek

(7)

7 1.4Manfaat Penelitian

1. Untuk menanbah khanzanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang

sintaksis.

2. Agar bahasa Melayu dialek Secanggang dapat terus dipertahankan.

3. Menunjang pelaksanaan program pemerintah dalam upaya pelestarian

bahasa daerah sebagai salah satu sumber pengembangan kosa kata bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Halim ( 1984 : 22 ) bahwa kedudukan bahasa daerah di I ndonesia telah dijamin oleh UUD 1945 yang menyatakan fungsi dan kedudukan bahasa daerah perlu dipertimbangkan (1)

Struktur kalimat tanya dalam bahasa Melayu Deli Serdang terdiri atas (a) 25 struktur yang berbeda pada kalimat tanya dengan kata tanya, (b) 10 struktur

(2) Fungsi afiks dalam BMDN berfungsi membentuk verba intransitif, verba pasif, nomina, adverbia, numeralia, verba aktif,nomina, verba transitif dan nomina (3) Makna

Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa - bahasa daerah di Indonesia: Propinsi Sulawesi Utara.. Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Depaartemen

(2) Fungsi afiks dalam BMDN berfungsi membentuk verba intransitif, verba pasif, nomina, adverbia, numeralia, verba aktif,nomina, verba transitif dan nomina (3) Makna

Pendekatan tersebut sesuai dengan objek penelitian, yaitu Struktur Kalimat Bahasa Paser dialek Telake di Kecamatan Longkali yang dikaji dari segi fungsi dan kategori Pendekatan struktur

Kridalaksana 2007:111 mengemukakan ciri dari kategori fatis dalam bahasa Indonesia yaitu: a perihal tugas atau fungsi kategori fatis berfungsi memulai, mempertahankan, dan mengukuhkan

Selain itu, dalam dialek Gyeongsang, kalimat interogatif tertutup memiliki karakteristiknya sendiri yang tidak ada di dalam bahasa Korea standar, yaitu menggunakan akhiran penutup