• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALIMAT INTEROGATIF DALAM BAHASA MELAYU KABUPATEN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KALIMAT INTEROGATIF DALAM BAHASA MELAYU KABUPATEN DELI SERDANG"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

KALIMAT INTEROGATIF DALAM BAHASA MELAYU KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH :

WAHYU SAHARA RITONGA

160702015

PROGRAM STUDI SASTRA MELAYU FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Wahyu Sahara Ritonga, 160702015, Kalimat Interogatif Dalam Bahasa Melayu Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Pembimbing: Drs.

Baharuddin, M. Hum.

Penelitian ini ditulis untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur kalimat interogatif dalam bahasa Melayu Kabupaten Deli Serdang dengan menerapkan pendekatan Sintaksis. Data yang digunakan adalah data lisan dan data tulisan.

Data dikumpulkan dengan metode cakap, metode simak dengan teknik sadap dan teknik libat cakap, dan metode cakap dengan teknik catat dan teknik rekam.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ciri kalimat interogatif yang digunakan masyarakat Melayu Deli Serdang ketika berkomunikasi dan menemukan struktur kalimat tanya yang digunakan dengan melihat fungsi sintaksis dari unsur-unsur yang membentuk kalimat tanya. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis memperoleh enam (6) ciri kalimat tanya yaitu kalimat tanya dengan kata tanya, kalimat tanya berdasarkan fokus kalimat dan kata tanya, kalimat tanya tanpa kata tanya, kalimat tanya alternatif, kalimat tanya negatif, dan kalimat tanya embelan. Sedangkan struktur kalimat tanya terdiri atas satu unsur atau lebih. Urutan struktur kalimat tanya ditentukan oleh unsur pembentuk kalimat tanya itu sendiri.

Kata kunci:Kalimat tanya,ciri,struktur.

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata‟ala yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul Kalimat Interogatif Dalam Bahasa Melayu Kabupaten Deli Serdang.

Skripsi ini terdiri atas lima bab yaitu : Bab I pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II tinjauan pustaka yang membahas tentang kepustakaan yang relevan dan landasan teori. Bab III metode penelitian yang mebahas tentang metode dasar, lokasi penelitian, instrumen penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV pembahasan yang berisi tentang penelitian yang telah penulis lakukan. Bab V adalah simpulan dan saran dari penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Medan, April 2021 Penulis

WAHYU SAHARA RITONGA NIM 160702015

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata‟ala yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini yang tidak terlepas dari bimbingan, saran, bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Rozanna Mulyani, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mardiah Mawar Kembaren M.A Ph.D, selaku Sekertaris Program Studi Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Baharuddin, M. Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang telah senantiasa memberikan arahan, bimbingan serta masukan yang positif kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rozanna Mulyani, M.A dan bapak Dedy Rahmad Sitinjak, S.S., M.Si, selaku dosen penguji Program Studi Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya Unversitas Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen atau Staf PengajarProgram Studi Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Terima kasih kepada kak Tri dan bang Yogo selaku tata usaha Program Studi Sastra Melayu yang senantiasa membantu penulis dalam

(10)

8. Ayahanda Syawal Ritonga dan Ibunda Fitri Yati Harahap yang tercinta telah banyak berkorban baik dalam bentuk materi, pikiran dan tenaga serta telah banyak melimpahkan kasih sayang, dukungan, didikan dan doa yang menjadi kekuatan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak penulis yang tersayang Zubaidah Ritonga dan abang penulis tersayang Muhammad Rifai Ritonga S.T, yang telah memberikan semangat, doa, motivasi, dan perhatian untuk penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat – sahabat “DM (Doyan Makan)” yang penulis sayangi Boy Desmana, Nurul Ulfa, Amalia Syahputri, Siti Mayani, dan Insanul Husni Nasution.

11. Teman seperdopingan Boy Desmana, Afifatul Husna, Syarah, Adinda Syafirah, Purnama Sari, Sadrak Hutasoit, Tri Ulandari, Delvira Hafni, dan Futra Surya.

12. Sahabat pejuang tanda tangan Afifatul Husna yang selalu saling suport untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Rekan – rekan seperjuangan stambuk 016 Sastra Melayu Fiza, Lusi, Ayong, Fitri, Desi, Zura, Hamidah, Tengku, Lely, Ela, Opi, Riski, Hafis, Zee, Job, dan Rawi. Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi, dan kerja samanya selama masa perkuliahan mulai dari awal masuk hingga kita bisa dapat mengejar mimpi kita bersama-sama.

14. Seluruh keluarga besar IMSAM yang telah memberikan masukan, pengalaman dan dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(11)

15. Sahabat SMA Negeri 1 Batang Kuis Elviani Ritonga dan Aida Sari S.T, yang telah membantu penulis untuk melaksanakan penelitian di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

16. Bapak Kepala Desa dan Informan di Desa Bagan Serdang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan memberikan informan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skipsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2021 Penulis

Wahyu Sahara Ritonga 160702015

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Kepustakaan Yang Relevan ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

BAB III ... 17

METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Metode Dasar... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 17

3.3 Instrumen Penelitian ... 18

3.4 Data dan Sumber Data ... 19

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.6 Metode Analisis Data ... 21

BAB IV ... 22

(13)

4.1 Ciri – Ciri Kalimat Tanya ... 22

4.1.1 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 22

4. 1. 2 Kalimat Tanya Berdasarkan Fokus Kalimat dan Kata Tanya... 39

4.1.3 Kalimat Tanya Tanpa Kata Tanya ... 44

4.1.4 Kalimat Tanya Alternatif ... 47

4.1.5 Kalimat Tanya Negatif... 48

4.1.6 Kalimat Tanya Embelan ... 49

4.2 Struktur Kalimat Tanya ... 50

4.2.1 Struktur Kalimat Tanya dengan Kata Tanya ... 51

4.2.2 Kalimat Tanya Berdasarkan Fokus Kalimat dan Kata Tanya... 58

4.2.3 Kalimat Tanya Tanpa Kata Tanya ... 62

4.2.4 Kalimat Tanya Alternatif ... 65

4.2.5 Kalimat Tanya Negatif... 67

4.2.6 Kalimat Tanya Embelan ... 68

BAB V ... 70

SIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

Lampiran I Data Informan ... 74

Lampiran II Surat Penelitian ... 75

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lokasi Penelitian...18 Gambar 2 Informan Kunci...20

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Informan...74 Lampiran II Surat Penelitian...75

(16)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Kalimat interogatif dengan KT apo „apa‟ di awal kalimat... ...22

2. Kalimat interogatif dengan KT apo „apa‟ di tengah kalimat... ...23

3. Kalimat interogatif dengan KT apo „apa‟ di akhir kalimat... ...24

4. Kalimatinterogatif dengan KT Siapo „Siapa‟ di awal kalimat... ...24

5. Kalimat interogatif dengan KT Siapo „Siapa‟ di tengah kalimat... ...25

6. Kalimat interogatif dengan KT Siapo „Siapa‟ di akhir kalimat... ....26

7. Kalimat interogatif dengan KT Kenapo „kenapa‟ di awal kalimat.... ....26

8. Kalimat interogatif dengan KT Kenapo „Kenapa‟ di tengah kalimat ...27

9. Kalimat interogatif dengan KT Kenapo „Kenapa‟ di akhir kalimat...28

10. Kalimat interogatif dengan KT Dimano „Dimana‟ di awal kalimat...28

11. Kalimatinterogatif dengan KT Dimano „Dimana‟ di tengah kalimat..29

12. Kalimat interogatif dengan KT Dimano „Dimana‟ di akhir kalimat...29 13. Kalimat interogatif dengan KT Cemano „Bagaimana‟ di awal kalimat30 14. Kalimat interogatif dengan KT Cemano„Bagaimana‟di tengah kalimat31 15. Kalimat interogatif dengan KT Cemano „Bagaimana‟di akhir kalimat31 16. Kalimat interogatif dengan KT Mengapo „Mengapa‟di awal kalimat.32 17. Kalimat interogatif dengan KT Mengapo „Mengapa‟ di tengah kalimat33 18. Kalimat interogatif dengan KT Mengapo „Mengapa‟ di akhir kalimat34

(17)

19. Kalimat interogatif dengan KT Bilo „Kapan‟ di awal kalimat... ..34

20. Kalimat interogatif dengan KT Bilo „Kapan‟ di tengah kalimat...35

21. Kalimat interogatif dengan KT Bilo „Kapan‟ di akhir kalimat... ..36

22. Kalimat interogatif dengan KT Mano „Mana‟ di awal kalimat...36

23. Kalimat interogatif dengan KT Mano „Mana‟ di tengah kalimat...37

24. Kalimat interogatif dengan KT Mano „Mana‟ di akhir kalimat... ..37

25. Kalimat interogatif dengan KTBeRapo „Berapa‟ di awal...38

26. Kalimat interogatif dengan KTBeRapo „Berapa‟ di tengah ...38

27. Kalimat interogatif dengan KTBeRapo „Berapa‟ di akhir...39

28. Fokus Predikat Nomina dan Kata Tanya Apo „Apa‟...40

29. Fokus Predikat Nomina dan Kata Tanya Siapo „Siapa‟...41

30. Fokus Predikat Nomina dan KT Berapo „Berapa‟...41

31. Fokus Predikat Nomina dan KT Mano „Mana‟...42

32. Fokus Predikat Verba dan Kata Tanya...42

33. Fokus Predikat Adverba dan Kata Tanya...43

34. Fokus Nomina ...45

35. Fokus Verba...45

36. Fokus Adjektiva... ...46

37. Fokus Adverba... ...46

38. Fokus Numeral... ...47

39. Kalimat Tanya Alternatif...48

40. Kalimat Tanya Negatif...49

41. Kalimat Tanya Embelan ...50

(18)

DAFTAR SINGKATAN

Ket : kata / frase keterangan

KT : kata tanya

Neg : negatif

NV : nomina vokatif

O : objek

P : pelengkap

PP : partikel penanya

Prop : pronomina penunjuk

PRP : Partikel Penegas

S : subjek

(19)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia dalam menyampaikan pikiran, perasaan, dan memiliki tujuan yaitu memberikan informasi maupun menerima informasi. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,1984:16). Bahasa biasanya digunakan dalam berbicara dengan dua orang atau lebih yaitu ada pemberi informasi dan penerima informasi.

Bahasa adalah bahagian dari kebudayaan yang erat hubungannya dengan berpikir. Masyarakat dengan budayanya memiliki cara berpikir tertentu yang diekspresikan dalam bahasanya. Bahasa adalah alat intelektual yang paling fleksibel, paling berkekuatan dan dikembangkan oleh manusia. Salah satu fungsinya adalah kemampuan merefleksikan dunia dan dirinya sendiri. Bahasa dapat kita gunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri (Sibarani,2004:46).

Bahasa seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan. Melalui bahasa masyarakat dapat mengetahui budayanya. Setiap daerah pasti mempunyai ciri khas terhadap bahasanya sebagai lambang agar dapat dibedakan dengan daerah lain atau pada masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Melayu.

Bahasa Melayu adalah salah satu bagian dari bahasa daerah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan, karena bahasa Melayu sangat berpengaruh besar

(20)

terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Kita mengetahui bahwa bahasa daerah yang paling dominan terhadap kosa kata bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, di Sumatera Utara bahasa Melayu memiliki beberapa ciri dialek yaitu antara lain bahasa Melayu Deli, Melayu Langkat, Melayu Serdang Bedagai, Melayu Batubara, Melayu Asahan, dan Melayu Labuhan Batu.

Bahasa Melayu Deli Serdang merupakan bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat Kabupaten Deli Serdang, salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Bahasa ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada saat beraktivitas maupun dalam upacara adat. Pengucapan bahasa Melayu Deli Serdang memiliki perbedaan tergantung lokasinya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan letak geografis dan persetujuan masyarakat tiap-tiap daerah tersebut.

Ada pengucapan dalam bahasa Indonesia di akhiran “a” menjadi “o” pada bahasa Melayu Deli Serdang misalnya, „apa‟ menjadi ‟apo‟, „berapa‟ menjadi „beRapo‟

dan sebagainya.

Berbicara mengenai bahasa sebagai alat komunikasi maka akan berhubungan erat dengan sintaksis. Sintaksis yaitu bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana (Ramlan, 2005: 21). Sedangkan fungsi dari sintaksis ialah berupa subjek, predikat, dan objek. Fungsi induk dari kalimat terdapat pada predikat. Predikat biasanya berupa kata verba yang langsung mengungkapkan suatu keadaan, kejadian atau kegiatan. Maka berdasarkan uraian diatas penulis perlu mengadakan penelitian tentang kalimat tanya dalam bahasa Melayu dari sudut pandang sintaksis,khususnya sintaksis bahasa daerah yaitu bahasa Melayu yang berada di

(21)

desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Wujud lisan,yaitu kalimat yang diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Wujud tulisan yaitu berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.),tanda tanya(?), atau tanda seru (!), sementara itu didalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(:), tanda pisah(-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan (Alwi,2003:311).

Kalimat dilihat dari segi bentuknya dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara kata dengan kata, atau kelompok kata dan kelompok kata yang lain, berbeda-beda.

Sementara itu, kedudukan tiap kata atau kelompok kata dalam kalimat itu berbeda-beda pula (Alwi,2003:312).

Berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya, kalimat lazim dibagi atas (1) kalimat deklaratif atau kalimat berita, (2) kalimat imperatif atau kalimat perintah, (3) kalimat introgatif atau kalimat tanya, dan(4) kalimat eksklamatif atau kalimat seruan (Alwi,2003:337).

Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk menanyakan sesuatu.

Secara formal kalimat tanya ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti

(22)

apa,siapa,berapa,kapan,dan bagaimana dengan atau tanpa partikel –kah sebagai penegas. Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika tidak ada kata tanya atau suara turun. Bentuk kalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta (1) jawaban

“ya” atau “tidak”, atau (2) informasi mengenai sesuatu atau seseorang dari lawan bicara atau pembaca (Alwi, 2003:357).

Menurut Suhardi (2016 : 78) mengatakan bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang meminta orang lain untuk menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Biasanya di akhir kalimat menggunakan tanda baca tanya (?).

Berdasarkan penjelasan di atas yang sudah memaparkan tentang kalimat tanya, maka dalam hal ini penulis mengkaji tentang kalimat interogatif dalam bahasa Melayu Kabupaten Deli Serdang. Penulis sangat tertarik untuk mengetahui lebih dalam bagaimana bahasa Melayu Deli Serdang ini terutama terhadap penggunaan kalimat interogatif. Melalui kalimatinterogatif ini akan menunjukan adanya kesantunan dalam berbahasa, khususnya bahasa Melayu yang ada di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas agar lebih terarah dan fokus pada masalah yang akan dikaji. Adapun batasan tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana ciri-ciri kalimat interogatif dalam bahasa Melayu yang ada di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang?

(23)

2. Bagaimana struktur kalimat interogatifdalam bahasa Melayu yang ada di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dibahas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan ciri – ciri kalimat interogatif dalam bahasa Melayu yang ada di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang .

2. Mendeskripsikan struktur kalimat interogatif dalam bahasa Melayu yang ada di desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu,Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis antara lain:

a. Manfaat secara teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kalimat interogatifdalam bahasa Melayu Deli Serdang.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya khususnya dalam bidang sintaksis.

3. Memperkaya hasil penelitian sintaksis dalam kalimat interogatif pada bahasa Melayu Deli Serdang.

(24)

b. Manfaat secara praktis

1. Hasil penelitian ini berguna bagi penutur yang menggunakan kalimat tanya dalam berkomunikasi.

2. Hasil penelitian ini dapat melestarikan bahasa daerah khususnya tentang kalimat tanya.

3. Sebagai sumber data bagi mahasiswa/i sastra Melayu dalam mata kuliah sintaksis.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan

Kepustakaan yang relevan merupakan acuan bagi seorang peneliti untuk menyamakan topik penelitian atau yang berkaitan dengan teori dan objek dari penelitian. Jadi penulis mengambil beberapa skripsi dan tesis yang berkaitan dengan Kalimat interogatifdalam Bahasa Melayu Kabupaten Deli Serdang, antara lain:

Lubis (2002) dalam tesis yang berjudul “Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandailing: Analisis Sintaksis”. Penelitian tersebut menjelaskan tentang ciri-ciri kalimat tanya dan struktur kalimat tanya dalam bahasa Mandailing. Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis, dimana penelitian ini mengenai kalimat tanya dalam bahasa Mandailing dan penulis meneliti mengenai bahasa Melayu khususnya Melayu Deli Serdang. Namun penelitian ini dapat menjadi acuan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Astuty(2016) dalam skripsi yang berjudul “Kalimat Interogatif Bahasa Melayu Dialek Langkat”. Penelitian ini menjelaskan tentang ciri – ciri dan struktur kalimat tanya, yang mana dalam penelitian tersebut ditandai dengan ciri dialek “e”. Metode penelitian ini sama dengan metode penelitian penulis yaitu metode kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu daerah yang diteliti, penulis mengkaji pada masyarakat Melayu Deli Serdang yang mana ditandai dengan penggunaan dialek “o” sedangkan penelitian ini pada masyarakat Melayu Langkat. Selain itu teori yang digunakan dalam penelitian Astuty yaitu

(26)

teori Alwi dkk, sedangkan penelitian penulis menggunakan teori Ramlan. Namun penelitian ini sangat membantu penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Rambe(2017) dalam skripsi yang berjudul “Struktur Kalimat Tanya dalam Bahasa Indonesia : Analisis Teori X-Bar”. Skripsi ini berisi tentang fungsional kata tanya dan merumuskan struktur kalimat tanya dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan teori X-bar. Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada teorinya. Metode yang digunakan penelitian ini sama dengan metode yang digunakan dalam penelitian penulis yaitu metode kualitatif. Sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian penulis.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Sintaksis

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti „dengan‟ dan tattien yang berarti „menempatkan‟. Secara etimologis, sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata atau kelompok kata menjadi kalimat (Ahmad, 1996/1997 dalam Putrayasa, 2008:1).

Verhaar (2010:161) menjelaskan bahwa sintaksis adalah tata bahasa yang membahas antar kata dalam tuturan.

Menurut Ramlan (2005:21) Istilah sintaksis secara langsung diambil dari bahasa Belanda syntaxis. Sedangkan dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.

(27)

Untuk menganalisis kalimatinterogatif dalam bahasa Melayu Deli Serdang penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Ramlan (2005) dalam bukunya yang berjudul Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis.

2.2.2 Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.),tanda tanya(?), atau tanda seru (!), sementara itu didalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(:), tanda pisah(-), dan spasi.

Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan (Alwi,2003:311).

2.2.3 Kalimat Tanya

Ciri-ciri kalimat tanya yaitu terdiri atas kalimat tanya dengan kata tanya, kalimat tanya berdasarkan fokus kalimat dan kata tanya, kalimat tanya tanpa kata tanya, kalimat tanya alternatif, kalimat tanya negatif, dan kalimat tanya embelan.

Kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat berita. Perbedaannya terutama terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik, di samping nada suku terakhir yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan nada suku terakhir

(28)

pola intonasi kalimat berita. Pola intonasinya yaitu: [2] 3 // [2] 3 2 #di sini pola intonasi kalimat tanya itu digambarkan dengan tanda tanya, Misalnya:

(1) Ahmad pergi?

(2) Anak – anak sudah bangun?

(3) Murid itu masih belajar?

Kata-kata kah, apa, apakah, bukan, dan bukankah dapat ditambahkan pada kalimat-kalimat tanya di atas. Kah dapat ditambahkan pada bagian kalimat yang ditanyakan kecuali pada subjek,di samping itu ada kecenderungan meletakkan bagian kalimat yang ditanyakan itu di awal kalimat. Misalnya:

(4) Harus pergikah Ahmad ke Jakarta hari ini ? (4a) Haruskah Ahmad pergi ke Jakarta hari in ? (4b) Ke Jakartakah Ahmad harus pergi hari ini ? (4c) Hari inikah Ahmad harus pergi ke Jakarta?

Kata apa dan apakah sebagai pembentuk kalimat tanya selalu terletak di awal kalimat. Misalnya:

(5) Apa Ahmad pergi?

(5a) Apakah Ahmad pergi?

(6) Apa anak-anak sudah bangun?

(6a) Apakah anak-anak sudah bangun?

(7) Apa murid itu masih belajar?

(7a) Apakah murid itu masih belajar?

Kata bukan selalu terletak di akhir kalimat, sebaliknya bukankah selalu terletak di awal kalimat. Misalnya:

(8) Ahmad pergi, bukan?

(29)

(8a) Bukankah Ahmad Pergi?

(9) Anak-anak sudah bangun, bukan?

(9a) Bukankah anak-anak sudah bangun?

(10) Murid itu masih belajar, bukan?

(10a) Bukankah murid itu masih belajar?

Kalimat-kalimat tanya di atas hanya memerlukan jawaban yang mengiakan atau menidakkan. Untuk mengiakan digunakan kata ya atau sudah, untuk menidakkan digunakan kata tidak, bukan, atau belum. Oleh karena itu, kalimat-kalimat tanya itu disebut kalimat tanya ya – tidak. Di samping itu, terdapat kalimat tanya yang memerlukan jawaban yang memberi penjelasan. Kalimat tanya golongan ini ditandai oleh adanya kata tanya yang bersifat menggantikan kata atau kata-kata yang ditanyakan. Kata-kata tanya itu ialah apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, mana, bilamana, kapan, bila, dan berapa.

1. Apa

Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan benda, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Misalnya:

(11) Petani itu membawa apa?

(12) Arsitek itu sedang merencakan apa?

(13) Dokter hewan itu memeriksa apa?

(14) Anak itu melihat apa?

Kata apa dalam kalimat-kalimat di atas dapat dipindahkan ke awal kalimat. Jika demikian, kata kerja kalimat-kalimat itu harus diubah menjadi kata kerja pasif dan didahului kata yang hingga kalimat-kalimat itu menjadi:

(15) Apa yang dibawa petani itu?

(30)

(16) Apa yang sedang direncanakan arsitek itu?

(17) Apa yang diperiksa dokter hewan itu?

(18) Apa yang dilihat anak itu?

Selain penggunaan di atas, kata tanya apa digunakan juga untuk menanyakan identitas. Misalnya:

(19) Anak itu membaca buku apa?

(20) Ia menyaksikan pertandingan apa?

(21) Itu anjing apa?

(22) Gedung yang tinggi itu gedung apa?

2. Siapa

Kata tanya siapa digunakan untuk menanyakan Tuhan, Malaekat dan manusia Misalnya:

(23) Siapa nama anak itu?

(24) Siapa yang patut disembah?

(25) Siapa yang menulis surat itu?

(26) Siapa yang kau cari?

3. Mengapa

Kata tanya mengapa digunakan untuk menanyakan perbuatan. Misalnya:

(27) Anak-anak itu sedang mengapa?

(28) Pegawai itu mengapa?

(29) Orang itu akan mengapa?

Sedang mengapa dan akan mengapa dapat dipendekkan menjadi sedang apa dan akan apa sehingga seperti kalimat di bawah ini:

(30) Anak-anak itu sedang apa?

(31)

(31) Orang itu akan apa?

Selain menanyakan perbuatan, kata tanya mengapa dipakai juga untuk menanyakan sebab,Misalnya:

(32) Mengapa kepala kantor itu marah?

(33) Mengapa banyak mahasiswa tidak mengikuti kuliah hari ini?

4. Kenapa

Kata tanya kenapa digunakan untuk menanyakan sebab seperti halnya kata tanya mengapa. Misalnya:

(34) Kenapa musuh tidak berani menyerang pertahanan tentara Indonesia?

(35) Kenapa Ahmad tidak pergi ke sekolah?

(36) Kenapa ayahmu tidak mengizinkan?

5. Bagaimana

Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keadaan.Misalnya:

(37) Bagaimana nasib anak itu?

(38) Studi anak saya bagaimana?

(39) Ujiannya bagaimana?

Selain untuk menanyakan keadaan, kata tanya bagimana digunakan juga untuk menanyakan cara suatu tindakan yang dilakukan dan suatu caraperistiwa terjadi.

Misalnya:

(40) Bagaimana pencuri dapat memanjat dinding setinggi itu?

(41) Bagaimana orang itu dapat menjadi kaya?

(42) Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?

(32)

6. Mana

Kata tanya mana dipakai untuk menanyakan tempat. Di mana menanyakan tempat berada, dari mana menanyakan tempat asal atau tempat yang ditinggalkan, dan ke mana menanyakan tempat yang dituju. Misalnya:

(43) Pengusaha itu bertempat tinggal di mana?

(44) Dari mana pelajar itu mendapatkan buku baru?

(45) Nenek pergi ke mana?

Kata tanya mana sering juga digunakan tanpa didahului kata depan di, dari, atau ke, untuk menanyakan tempat. Misalnya:

(46) Dia orang mana?

(47) Buatan mana sepeda itu?

(48) Mana adikmu?

Kata tanya mana juga dipakai untuk menanyakan sesuatu atau seseorang dari suatu kelompok. Dalam hal ini, kata tanya mana itu didahului oleh kata yang, menjadi yang mana. Misalnya:

(49) Sepedamu yang mana?

(50) Buku yang mana yang kauinginkan?

(51) Rumah pedagang itu yang mana?

7. Bilamana, Bila dan Kapan

Ketiga kata tanya ini digunakan untuk menanyakan waktu. Misalnya:

(52) Bilamana karyawan itu akan meneyelesaikan pekerjaannya?

(53) Bila bapak guru akan pulang?

(54) Sejak kapan kapal terbang itu mengalami kerusakan?

(33)

8. Berapa

Kata tanya berapa digunakan untuk menanyakan jumlah dan bilangan.

Yang menanyakan jumlah, Misalnya:

(55) Ayam peternak itu berapa?

(56) Berapa harga buku ini?

Yang menanyakan bilangan. Misalnya;

(57) Nomor teleponmu berapa?

(58) Sekarang jam berapa?

2.2.4 Fungsi Sintaksis

Setiap kata atau frasa (Alwi dkk, 2003 : 36) dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaksis karena berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Adapun fungsi tersebut yaitu fungsi predikat, fungsi subjek, fungsi objek, fungsi pelengkap dan fungsi keterangan.

1. Fungsi Predikat

Predikat merupakan konstituen pokok yang terdapat setelah konstituen subjek dan diikuti oleh objek, pelengkap, atau keterangan. Predikat dalam kalimat biasanya berupa frasa verba atau frasa adjektiva. Pada kalimat yang berpola SP, Predikat dapat berupa frasa nominal, frasa numeral atau frasa preposisional di samping frasa verba dan frasa adjektiva.

2. Fungsi Subjek

Subjek merupakan fungsi sintaksi yang terpenting setelah predikat. Umumnya subjek berupa nomina, frasa nomina atau klausa seperti : yang tidak ikut upacara akan ditindak. Subjek sering juga berupa frasa verba. Subjek biasanya

(34)

terletak sebelum predikat. Bila subjeknya panjang, subjek diletakkan di akhir kalimat.

3. Fungsi Objek

Objek adalah konstituen kalimat yang dituntut kehadirannya oleh verba transitif pada kalimat aktif dan letaknya selalu setelah predikat. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nomina tidak bernyawa atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronomina –nya dan jika berupa pronomina kau dan kamu tunggal bentuk –ku dan –mu dapat digunakan.

4. Fungsi Pelengkap

Objek dan pelengkap sulit untuk dibedakan karena keduanya sering berwujud nomina dan menduduki tempat yang sama di belakang verba.

5. Fungsi Keterangan

Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berda di akhir, di awal dan bahkan di tengah kalimat. Kehadiran keterangan bersifat manasuka. Konstituen keterangan biasanya berupa frase nomina, frase preposisional atau frase adverbia.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah upaya atau cara untuk mengumpulkan data yang diperlukandalam penelitian, dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan penelitian.

Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dsb.); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian dalam mengumpulkan data(Djajasudarma, 2006: 1- 4).

3.1 Metode Dasar

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penulis menggunakan metode kualitatif karena sangat tepat untuk menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan sebenarnya di lapangan.

Menurut Mahsun, (2007:257) “Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena kebahasaan yang tengah diteliti. Oleh sebab itu, analisis kualitatif berfokus pada penunjukan makna, deskripsi, penafsiran, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari pada angka-angka”.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan disalah satu kabupaten yang terletak di provinsi

(36)

Serdang yaitu suku Melayu, namun selebihnya suku pendatang. Kabupaten Deli Serdang sangat luas terdiri atas 22 kecamatan, 14 kelurahan dan 380 desa. Adapun penelitian ini dilakukan disalah satu kecamatan yang ada di kabupaten Deli Serdang yaitu kecamatan Pantai Labu tepatnya yang terletak di Desa Bagan Serdang. Lokasi ini merupakan daerah yang masih menggunakan bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari dan jauh dari pengaruh bahasa yang lain.

Gambar 1 Lokasi Penelitian Peta Desa Bagan Serdang (Sumber : Kantor Desa Bagan Serdang)

3.3 Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Alat tulis

Alat tulis terdiri dari buku dan pulpen yang berfungsi untuk mencatat hasil wawancara dari informan.

(37)

b. Alat rekam

Alat rekam ini berfungsi untuk merekam suara informan agar menjadi bukti yang bisa dipertanggung jawabkan.

c. Kamera

Kamera ini berfungsi sebagai bukti dokumentasi dalam melaksanakan penelitian.

3.4 Data dan Sumber Data

Data yang di hasilkan berasal dari tuturan informan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepustakaan dan penutur asli bahasa Melayu Deli Serdang.

Adapun syarat-syarat sebagai informan menurut Mahsun (1995:106) adalah berjenis kelamin pria atau wanita, berusia 25-65 tahun (tidak pikun), orang tua, istri atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang meninggalkan desa itu, berpendidikan (minimal SD atau sederajat), bersetatus sosial menengah, pekerjaaan petani atau buruh, dapat berbahasa Indonesia, dan sehat jasmani maupun rohani.

Berdasarkan syarat informan di atas peneliti mendapatkan 4 informan dan sudah termasuk informan kunci, yang terdiri atas dua orang laki-laki dan dua orang perempuan yang berdomisili di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

(38)

Gambar 2 Informan Kunci Informan kunci Desa Bagan Serdang

(Sumber Kamera)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitumetode simak dan metode cakap.

1. Metode simak adalah metode yang digunakan peneliti untuk menyimak pembicaraan yang dituturkan oleh informan atau penutur bahasa.

Berdasarkan jenis datanya, maka teknik dasar yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu teknik sadap. Teknik sadap bertujuan untuk menyadap pembicaraan penutur dengan teliti dan jelas. Teknik lain sebagai lanjutan yang digunakan adalah teknik simak libat cakap, dimana si peneliti ikut serta dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan (Mahsun: 2017:91).

2. Metode cakap adalah pemerolehan data yang dilakukan dengan percakapan antara peneliti dengan informan. Berdasarkan jenis datanya,

(39)

percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya mungkin muncul jika peneliti memberi pancingan kepada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan peneliti (Mahsun:

2017:94).

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data langkah-langkah menelaah data untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan rumusan masalah penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti dalam proses analisis data yaitu sebagai berikut:

1. Menuliskan data yang diperoleh dari lapangan.

2. Data yang diperoleh diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesa.

3. Melakukan pengelompokan data sesuai dengan subjek penelitian.

4. Menganalisis data-data menggunakan teori yang telah ditentukan dalam landasan teori.

5. Mengambil simpulan.

(40)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Ciri – Ciri Kalimat Tanya

Ciri – ciri kalimat tanya dalam bahasa Melayu Deli Serdang terdiri atas kalimat tanya dengan kata tanya, kalimat tanya berdasarkan fokus kalimat dan kata tanya, kalimat tanya tanpa kata tanya, kalimat tanya alternatif, kalimat tanya negatif, dan kalimat tanya embelan. Masing – masing dari ciri – ciri kalimat tanya tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

4.1.1 Kalimat Tanya dengan Kata Tanya

Bahasa Melayu Deli Serdang mempunyai sembilan kata tanya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat Melayu yang menetap di desa Bagan Serdang. Sembilan kata tanya itu adalah yang ditandai dengan kata apo „apa‟, siapo „siapa‟, kenapo „kenapa‟, dimano „dimana‟, bilo „kapan‟, cemano

„bagaimana‟, mengapo „ mengapa‟, mano „mana‟, dan beRapo „berapa‟. Masing – masing dari kata tanya di atas bisa digunakan di awal, di tengah dan di akhir kalimat. Seperti contoh pada bagan di bawah ini :

1. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Apo ‘apa’

Tabel. Kalimat tanya dengan kata tanya apo „apa‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Apo

„Apa‟

- Apo kaba pak?

„ Apa kabar pak?‟

- Apo yang bapak makan tu?

„ Apa yang bapak makan itu?‟

- Apo yang ditengok anak tu?

„Apa yang dilihat anak itu?‟

- Apo nak kito kojokan?

„Apa yang akan kita kerjakan?

Baek

„ Baik‟

Ikan baka

„Ikan bakar‟

Ikan

„Ikan‟

Masak koRang

„Masak kerang‟

(41)

Kata tanya apo „apa‟ yang berada di awal kalimat sering digunakan untuk menanyakan sesuatu hal baik berupa keadaan, benda, tumbuh-tumbuhan maupun proses. Pertanyaan ini diajukan oleh penutur dalam bentuk pertanyaan singkat dan jawaban yang singkat pula.

Selain itu kata tanya apo „apa‟ juga bisa digunakan dalam percakapan Melayu yang memberikan jawaban atau penjelasan yang panjang. Jadi kata tanya ini bisa digunakan sesuai dengan situasi pada percakapannya.

Tabel.Kalimat tanya dengan kata tanya apo „apa‟ berada di tengah kalimat.

Kalimat tanya dengan kata tanya apo „apa‟ yang digunakan di tengah kalimat dapat diikuti dengan jenis kata yaitu verba, adverba, noun, dan adjektiva.

Jenis kata tersebut merupakan sebagai pelengkap dalam pembentukan sebuah kalimat tanya yang dituturkan oleh penuturnya.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Apo

„Apa‟

- Untuk apo ko datang kesini?

„Mau apa kau datang kesini?‟

- Masak apo ibu haRi ni?

„Masak apa ibu hari ini?‟

- Boli apo ajo ko diwaRung tu?

„Beli apa saja kamu diwarung itu?‟

- Baju mode apo tu?

„Baju model apa itu?‟

- Belaja apo tadi di sekolah?

„Belajar apa tadi di sekolah?‟

Rindu samo kau

„Rindu aku samamu‟

Masak ikan gule

„masak ikan gulai‟

Beli es kelapo mudo

„Beli es kelapa muda‟

Baju model sekaRang’

„Baju model sekarang‟

Belaja beRpuisi

„Belajar berpuisi‟

(42)

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Apo „apa‟ berada di akhir kalimat

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Apo

„Apa‟

- Bumbu ni untuk masak apo?

„Bumbu ini untu masak apa?‟

- Ko lagi main apo?

„Kamu lagi main apa?‟

- Petani itu membawak apo?

„Petani itu membawa apa?‟

- Ko datang kesini naik apo?

„Kamu datang kesini naik apa?‟

- Atok lagi baco buku apo?

„Atok lagi membaca buku apa?‟

MasakRendang

„Masak rendang‟

Maen kuaci

„Main kuwaci‟

Bawa cabe

„Bawa cabai‟

Naek keta angin

„Naik sepeda‟

Buku kisah paRa nabi

„Buku kisah para nabi‟

Berdasarkan contoh di atas kata tanya apo „apa‟ selalu diikuti oleh kata benda atau verba. Pada kalimat tanya ini sering digunakan untuk menanyakan sesuatu hal kepunyaan atau milik.

2. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Siapo ‘Siapo’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Siapo „Siapa‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Siapo

„Siapa‟

- Siapo yang jualan tu?

„Siapa yang jualan itu?‟

- Siapo yang ondak ikut ke pasa?

„Siapa yang mau ikut ke pasar?‟

- Siapo yang ndak datang nanti?

„Saiapa yang akan datang nanti?‟

- Siapo yang pakek sepatu ni?

„Siapa yang pakai sepatu ini?‟

Wak ijah

„ wak ijah‟

Adek samo akak

„adik sama kakak‟

Andong samo atok

„Nenek sama atok‟

Si Rina

„Si rina‟

(43)

Berdasarkan contoh di atas kalimat tanya yang menggunakan kata tanya siapo „siapa‟ berada di awal kalimat sering digunakan penutur untuk menanyakan yang berkaitan tentang pelaku (orang yang melakukan suatu kegiatan). Maka dapat dilihat dari bentuk kalimat tanya siapo „siapa‟ yang menunjukkan keingintahuan terhadap orang/pelaku dalam suatu peristiwa yang terjadi pada penutur.

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Siapo „Siapa‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Siapo

„Siapa‟

- Rumah siapo tu?

„Rumah siapa itu?‟

- Payong siapo yang ko pake?

„Payung siapa yang kamu pakai?‟

- Baju siapo yang waRna meRah ni?

„Baju siapa yang warna merah ini?‟

- Keta siapo ni?

„Kereta siapa ini?‟

- Tugas siapo yang bolum selesai?

„Tugas siapa yang belum selesai?‟

Anak uwak Biba

„ anak uwak biba‟

Payong andong

„ payung nenek‟

Baju si Rika

„baju si Rika‟

Uwak Andi

„uwak Andi‟

Si MiRa, si Nia

„si Mira, si Nia‟

Berdasarkan contoh di atas kalimat tanya dengan kata tanya siapo „siapa‟

berada di tengah kalimat sama halnya dengan kalimat tanya dengan kata tanya siapo „siapa‟ yang berada di awal kalimat. Kalimat tanya ini digunakan untuk menanyankan kepemilikan dan pelaku/ orang yang sedang melakukan sesuatu yang bersangkutan. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan jawaban pada kalimat tanya tersebut, yaitu seluruh jawaban mengarah kepada subjek yang ditanyakan penutur .

(44)

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Siapo „Siapa‟ berada di akhir kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Siapo

„Siapa‟

- Namo ko siapo?

„Nama kamu siapa?‟

- Buku ni punya siapo?

„Buku ini punya siapa?‟

- Daging ni untuk siapo?

„Daging ini untuk siapa?‟

- Tas ni untok siapo?

„Tas ini untuk siapo?‟

- Yang menulis suRat ni siapo?

„Yang menulis surat ini siapa?‟

Irfan, ndong

„Irfan, nek‟

Si Nadia

„Si Nadia‟

Untok ayah

„Untuk ayah‟

Untok andong

„Untuk nenek‟

Ibu guRu

„ibu guRu‟

Kalimat tanya dengan kata tanya siapo „siapa‟yang berada di akhir kalimat, dapat dilihat berdasarkan contoh di atas bahwa kata tanya siapo „siapa‟

yang menunjukkan jawaban pelaku (subjek) maka kata siapo„siapa‟ dapat diletakkan di awal kalimat tanpa mengubah bentuk kalimat tersebut. Sedangkan kalimat tanya yang menunjukan jawaban kepunyaan maka kata tanya siapo‟siapa‟

tidak bisa diletakkan di depan kalimat, karena jika hal itu dilakukan akan merubah bentuk kalimat.

3. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Kenapo ‘kenapa’

Tabel.Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Kenapo „kenapa‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Kenapo

„Kenapa‟

- Kenapo dio menangis?

„Kenapa dia menangis?‟

- Kenapo dio pulang?

„Kenapa dia pulang?‟

Ditinggalkan akaknyo

„Ditinggalkankakaknya‟

PeRotnyo saket

„Perutnya sakit‟

(45)

- Kenapo ayah tak melaut?

„Kenapa ayah tidak melaut?‟

- Kenapo ko telat?

„Kenapa kamu telat?‟

- Kenapo ko tak sekolah?

„Kenapa kau tidak sekolah?‟

Angin udah koncang

„Anginsudah kencang‟

Ban sepedanyo boco

„ban sepedanya bocor‟

Saket

„sakit‟

Kalimat tanya dengan kata tanya kenapo „kenapa‟ digunakan untuk menanyakan tentang sebab. Hal itu dapat dilihat pada contoh di atas reaksi jawaban penutur dengan memberikan jawaban penjelas atau keterangan kepada si penanya.

Tabel.Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Kenapo „Kenapa‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya

Pertanyaan Jawaban

Kenapo

„Kenapa‟

- Ikan ni kenapo tak ditangkap?

„Ikan ini kenapa tidak ditangkap?‟

- Kelapo tu kenapo tak diambil?

„Kelapa itu kenapa tidak diambil?‟

- Ibu kenapo tak ikut pulang kampung?

„Ibu kenapa tidak ikut pulang kampung?

- Kotam ni kenapo tak dimasak?

„Kepiting ini kenapa tidak dimasak?‟

- Baju ni kenapo tak ko cuci?

„Baju ini kenapa tidak kamu cuci?‟

Bolom waktunyo

„Belum waktunya‟

Tak ado yang ondak manjat

„tidak ada yang mau manjat‟

Tak ado duet

„ Tidak ada uang‟

Punya andong tu

„Punya nenek itu‟

Luntu tu

„Luntur itu‟

(46)

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Kenapo „Kenapa‟ berada di akhir kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Kenapo

„Kenapa‟

- SayuRnya tak jadi diambil kenapo?

„Sayurnya tidak jadi diambil kenapa?‟

- Atok tak jadi datang kenapo?

„Atok tidak jadi datang kenapa?‟

- Kapal ni tak begoRak kenapo?

„Kapal ini tidak bergerak kenapa?‟

- Bubu podas ni tak masak-masak kenapo?

„Bubur pedas ini tidak masak – masak kenapa?‟

- Rapat pagi ni tak jadi kenapo?

„Rapat pagi ini tidak jadi kenapa?‟

Uda tuo

„Sudah tua‟

Tak dapat bus

„Tidak dapat bus‟

Abes minyaknyo

„Habis minyaknya‟

Bolom waktunyo masak

„Belum waktunya masak‟

Bu Sinta saket

„ Bu Sinta sakit‟

4. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Dimano ‘Dimana’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Dimano „Dimana‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Dimano

„Dimana‟

- Dimano teRjadi kebakaRan tu?

„Dimana terjadi kebakaran itu?‟

- Dimano ko boli ikan tu?

„Dimana kamu beli ikan itu?‟

- Dimano baju ni dijaetkan?

„Dimana baju ini dijahitkan?‟

- Dimano ko kuliah?

„Diamna kamu kuliah?

Di dusun duo

„Di dusun duo‟

Di Rumah wak Zek

„Di rumah wak Zek‟

Di gang sebelah tulah

„Di gang sebelah itulah‟

Di UNIMED

„Di UNIMED‟

(47)

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Dimano „Dimana‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya

Pertanyaan Jawaban

Dimano

„Dimana‟

- Buku ni dimano disimpan?

„Buku ini dimana disimpan?‟

- Arisan dimano haRi ni?

„Arisan dimana hari ini?‟

- Uwak jualan dimano haRi ni?

„Uwak jualan dimana hari ini?‟

- BeRenang dimano kelen?

„Berenang dimana kalian?‟

- Rani dimano sekaRang sekolah?

„Rani dimana sekarang sekolah?‟

Di lemaRi depan

„Di lemari depan‟

Di Rumah si Piah

„Di rumah si Piah.

Di pasa Rabu

„Di pasar rabu‟

Di kolam bahagia

„Di kolam bahagia‟

Di SMA negeRi tu

„Di SMA negeri itu‟

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Dimano „Dimana‟ berada di akhir kalimat

Kata Tanya

Pertanyaan Jawaban

Dimano

„Dimana‟

- WaRung depan tu pindah dimano?

„Warung depan itu pindah dimana?‟

- KemaRin baju tu boli dimano?

„Kemarinbaju itu beli dimana?‟

- Selop ni boli dimano?

„Sendal ini beli dimana?‟

Di depan pasa senen

„Di depan pasar senin‟

Di pajak pagi

„Di pajak pagi‟

Di waRung wak Uden

(48)

dimano?

„Nenek malam ini tidur dimana?‟

- PiRing ni disusun dimano?

„Piring ini disusun dimana?‟

„Di warung wak Uden‟

Di Rumah wak IRma

„Di rumah wak Irma‟

Di lemaRi kaca tu

„Di lemari kaca itu‟

5. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Cemano ‘Bagaimana’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Cemano „Bagaimana‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Cemano

„Bagaimana‟

- Cemano keadaan Dina sekaRang uda sombuh?

„Bagaimana keadaan Dina sekarang sudah sembuh?‟

- Cemano caRa buat kue ni?

„Bagaimana carakue buat kue ini?‟

- Cemano keadaan andong sekaRang?

„Bagaimana keadaan nenek sekarang?‟

- Cemano keadaan kampung sekaRang?

„Bagaimana keadaan kampung sekarang?‟

- Cemano acaRa ualng tahunnya?

„Bagaimana acara ulang tahunnya?‟

Uda bu

„Sudah bu‟

Nanti awak tuliskan Resepnyo

„Nanti saya tuliskan resepnya‟

Baek

„Baik‟

Udabanyak pendatang baRu

„Sudahbanyak pendatang baru‟

SeRu betol

„Seru kali

Kalimat tanya dengan kata tanya cemano „bagaimana‟ di awal kalimat dalam bahasa Melayu ini adalah untuk menanyakan suatu proses atau keadaan.

(49)

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Cemano „Bagaimana‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Cemano

„Bagaimana‟

- Ondak pogi kelaut cemano hujan tak beRhenti?

„Mau pergi kelaut bagaimana hujan tidak berhenti?‟

- Gelas cemano yang ondak disusun di depan tu?

„Gelas bagaimana yang mau disusun di depan itu?‟

- Ko tak ondak minum obat cemano ondak sehat?

„Kamu tidak mau minum obat bagaimana mau sehat?‟

- Sekolah malas cemano tak tinggal kelas?

„Sekolah malas bagaimana tidak tinggal kelas?‟

- Celano model cemano yang ko pakai tu?

„Celana model bagaimana yang kamu pakai itu?‟

LibuRlah wak

„Liburlah wak‟

Gelas meRah tu

„Gelas merah itu‟

Suntik ajo

„Suntik saja‟

Naeklah

„Naiklah‟

Model sekaRang wak

„Model sekarang wak‟

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Cemano „Bagaimana‟ berada di akhir kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Cemano

„Bagaimana‟

- Tingkap kama tu tak ondak ditutup cemano ni?

„Jendela kamar itu tidak mau ditutup bagaimana ini?‟

- Kalo ko tak lulus ujian cemano?

„Kalau kamu tidak lulus ujian bagaimana?‟

- CaRa membuat es ni cemano?

„Cara membuat es ini bagaimana?‟

ARus ditolak daRi lua

„Harus ditolak dari luar‟

ARus banyak belaja lagi

„Harus banyak belajar lagi‟

Nanti awak kasi Resepnyo

(50)

„Saya mau pergi ke Medan menurut kamu bagaimana?‟

- Hidupkan ae ni caRanya cemano?

„Hidupkan air ini caranya bagaimana?‟

resepnya‟

Yaudah pogilah

„yaudah pergilah‟

Puta kuat ajo

„Putar kuat aja‟

6. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mengapo ‘Mengapa’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mengapo „Mengapa‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Mengapo

„Mengapa‟

- Mengapo dio sodih?

„Mengapa dia sedih?‟

- Mengapo kepala kanto tu maRah?

„Mengapa kepala kantor itu marah?‟

- Mengapo ko teRjatuh?

„Mengapa kamu terjatuh?‟

- Mengapo anak tu beRjalan kaki aja?

„Mengapa anak itu berjalan kaki saja?‟

- Mengapo ko tak kuliah?

„Mengapa kamu tidak kuliah?‟

Giginyo saket

„Giginya sakit‟

KaRna skeRtaRisnyo salah

„Karena

sekertarisnya salah‟

TeRsandong

„Tersandung‟

KaRna sepedanyo Rusak

„Karena sepedanya rusak‟

HaRi meRah bu

„ Hari merah bu‟

Kalimat tanya dengan kata tanya mengapo „mengapa‟ berada di awal kalimat digunakan untuk menanyakan tentang perbuatan. Selain itu kata tanya mengapo „mengapa‟ dipakai juga untuk menanyakan sebab. Maka dapat dilihat

(51)

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mengapo „Mengapa‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Mengapo

„Mengapa‟

- Rambut panjang dio mengapo dipotong?

„Rambut panjang dia mengapa dipotong?‟

- Ko saket mengapo ikut pogi?

„Kamu sakit mengapa ikut pergi?‟

- Pohon tu mengapo ko panjat?

„Pohon itu mengapa kamu panjat?‟

- Bungo tu mengapo diputek?

„Bunga itu mengapa dipetik?‟

- keta tu mengapo tak peRnah dipake?

„kereta itu mengapa tidak pernah dipakai?‟

Sudah somak kali

„Sudah semak kali‟

Bia hilang saketnyo

„Biar hilang sakitnya‟

Ambe mangga awak wak

„Ambil mangga aku wak‟

GoRam awak melihatnyo

„Geram aku melihatnya‟

Lopas Rantenyo

„Lepas rantainya‟

Kalimat tanya dengan kata tanya mengapo „mengapa‟ berada di tengah kalimat juga digunakan untuk menanyakan tentang sebab atau alasan, sama seperti yang digunakan di awal kalimat.

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mengapo „Mengapa‟ berada di akhir kalimat.

Kata Tanya

Pertanyaan Jawaban

Mengapo

„Mengapa‟

- Rumah tu Roboh, mengapo?

„Rumah itu roboh, mengapa?‟

- Moto tu teRbaka, mengapo?

TeRtimpa pokok

„Tertimpa pohon‟

(52)

„Motor itu terbakar, mengapa?‟

- Jalan dekat pasa tu macet, mengapo?

„Jalan dekat pasar itu macet, mengapa?‟

- Ibu-ibu Rame disanan mengapo?

„Ibu – ibu ramai disana mengapa?‟

- AcaRa semalam kok copat buba, mengapo?

„Acara semlaam kok cepat bubar, mengapa?‟

Ngisi bensin sambel meRokok

„Ngisi bensin sambil merokok‟

Ado oRang tabRakan

„Ada orang tabrakan‟

Ado teRapi gRatis

„Ada terapi geratis‟

Mati lampu

„Mati lampu‟

Kalimat tanya dnegan kata tanya mengapo „mengapa‟ berada di akhir kalimat adalah digunakan untuk menanyakan sebab yang diikuti dengan jawaban singkat namun jelas.

7. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Bilo ‘Kapan’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Bilo „Kapan‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Bilo

„Kapan‟

- Bilo Rumah tu dibangun?

„Kapan rumah itu dibangun?‟

- Bilo ko pogi kelaut?

„Kapan kamu pergi kelaut?‟

- Bilo acaRa perRnikahannyo?

„Kapan acara pernikahannya?‟

- Bilo tugasnyo dikumpul?

Kapan tugasnya dikumpul?‟

Limo bulan yang lalu

‟Lima bulan yang lalu‟

SoRe haRi

„Sore hari‟

Bulan dopan

„Bulan depan‟

HaRi Rabu

„Hari rabu‟

(53)

„Kapan kita liburan bersama?‟ Taon baRu yo

„Tahun baru ya‟

Kalimat tanya dengan kata tanya bilo „kapan‟ berada di awal kalimat digunakan untuk menanyakan waktu .

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Bilo „Kapan‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Bilo

„Kapan‟

- TeRakhe bilo ni haRus dibaya?

„Terakhir kapan ini harus dibayar?‟

- Kue bilo ni kok uda tak sodap?

„Kue kapan ini kok uda tidak enak?‟

- Baju bilo ni kok sudah koyak?

„Baju kapan ini kok sudah koyak?‟

- PendaptaRannyo bilo mulai dibuka?

„Pendaftarannya kapan mulai dibuka?‟

- Sekolah ni bilo dibangun?

„Sekolah ini kapan dibangun?‟

Tanggal sepoloh

„Tanggal sepuluh‟

Semalam soRe

„Semalam sore‟

Taon lalu

„Tahun lalu‟

Tanggal duo puloh

„Tanggal dua puluh‟

Dua taon yang lalu

„Dua tahun yang lalu‟

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Bilo „Kapan‟ berada di akhir kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Bilo

„Kapan‟

- PeneRimaan mahasiswa baRu bilo?

„Penerimaan mahasiswa baru

Bulan sembilan

„Bulan sembilan‟

Esok

(54)

- Ibu ndak datang bilo?

„Ibu akan datang kapan?‟

- Kue ni ndak dibagi bilo?

„Kue ini akan dibagi kapan?‟

- Nelayan ndak tibo bilo?

„Nelayan akan tiba kapan?‟

- Anak sekolah masuk bilo?

„ Anak sekolah masuk kapan?‟

„Besok‟

Siap mendoa

„Siap mendoa‟

Esok pagi

„Besok pagi‟

Tanggal 23

„Tanggal 23‟

8. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mano ‘Mana’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mano „Mana‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya

Pertanyaan Jawaban

Mano

„Mana‟

- Mano kawan-kawan ko yang disini tadi?

„Mana kawan-kawan mu yang disini tadi? „

- Mano kucing pute tadi?

„Mana kucing putih tadi?‟

- Mano es yang kito boli tadi?

„Mana es yang kita beli tadi?‟

- Mano mangga yang dipotik tadi?

„Mana mangga yang dipetik tadi?‟

- Mano baju baRu yang diboli tadi?

„Mana baju baru yang dibeli tadi?‟

Uda pulang meReka wak

„Sudahpulang mereka wak‟

Masok kama tadi dio

„Masuk kamar tadi dia‟

Di dalam kulkas

„Di dalam kulkas‟

Didapu

„Didapur‟

DilemaRi

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mano „Mana‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Mano

„Mana‟

- KemRin ko teRjatuh mano yang luko?

„Kemarin kamu terjatuh mana yang luka?‟

Kaki awak ni wak

„Kaki saya ini wak‟

Baju meRah tu

(55)

- Baju mano yang ondak digosok?

„Baju mana yang mau digosok?‟

- Bus ni aRah mano jalannyo?

„Bus ini arah mana jalannya?‟

- Tas mano yang mo dipake haRi ni?

Tas mana yang mau dipakai hari ini?

- Buku mano yang ondak disampul?

„Buku mana yang mau disampul?

„Baju merah itu‟

Batang kues

„Batang Kuis‟

Tas itam

„Tas hitam‟

Buku paket

„Buku paket‟

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya Mano „Mana‟ berada di akhir kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

Mano

„Mana‟

- KeRupok yang ondak digoReng mano?

„Kerupuk yang mau digoreng mana?‟

- Topi tu ondak ko bawa mano?

„Topi itu mau kamu bawa mana?‟

- Selop yang baRu ko boli mano?

„Sendal yang baru kamu beli mana?‟

- Kain ni jemu mano?

„Kain ini jemur mana?‟

- Akak tak pulang tido mano?

„Kakak tidak pulang tidur mana?‟

KeRupok meRah

„Kerupuk merah‟

Ke pante

„Ke pantai‟

Di dapu

„Di dapur‟

Di belakang

„Di belakang‟

Di Rumah andong

„Di rumah nenek‟

9. Kalimat Tanya dengan Kata Tanya BeRapo ‘Berapa’

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata TanyaBeRapo „Berapa‟ berada di awal kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

BeRapo - BeRapo sekilo haRga beRas ni? Sepuloh Ribu

(56)

„Berapa‟ - BeRapa haRi ko ondak pogi?

„Berapa hari kamu mau pergi?‟

- BeRapo penghasilan ayah ngelaut haRi ni?

„Berapa penghasilan ayah ngelaut hari ini?‟

- BeRapa haRga kotam ni?

„Berapa harga kepiting ini?‟

- BeRapo uda anak ko?

„Berapa sudah anak kamu?‟

„Sepuluh ribu‟

Satu minggu

„Satu minggu‟

Alhamdulillah banyak Rezeki haRi ni

„Alhamdulillah

banyak rezeki hari ini‟

Tigo puloh Ribu

„Tiga puluh ribu‟

Empat

„empat‟

Kalimat tanya dengan kata tanya beRapo „berapa‟ adalah kata tanya yang digunakan untuk menanyakan jumlah, maka dalam kalimat tanya ini biasanya diikuti dengan kata bilangan numerial.

Tabel. Kalimat Tanya dengan Kata TanyaBeRapo „Berapa‟ berada di tengah kalimat.

Kata Tanya Pertanyaan Jawaban

BeRapo

„Berapa‟

- Uda beRapo banyak ko makan kue ni?

„Sudah berapa banyak kamu makan kue ini?‟

- Ko libu kuliah beRapo lamo?

„Kamu libur kuliah berapa lama?‟

- Sepeda ni beRapa ondak dijual?

„Sepeda ini berapa mau dijual?‟

- Rumah ni beRapa ondak disewakan?

„Rumah ini berapa mau disewakan?‟

- Kelaponyo beRapo yang ondak dipaRut?

„Kelapanya berapa yang mau

BaRu satu

„Baru satu‟

Duo bulan

„Dua bulan‟

Limo Ratus Ribu

„Lima ratus ribu‟

Empat Ratus Ribu peRbulan

„Empat ratus ribu per bulan‟

Satu

Referensi

Dokumen terkait

Terima kasih atas bimbingan, arahan, saran, nasihat juga yang tidak kalah penting, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis.. Adik-adikku yang

Pengaruh Motivasi Belajar Mahasiswa Berdasarkan Latarbelakang Sekolah pada Matakuliah Praktik Dasar Listrik dan Matematika Teknik 1 Terhadap Prestasi Belajar

[r]

Penelitian ini bertujuan utama adalah untuk mendapatkan Biogas dengan Nilai Kalor yang tinggi,dengan cara memanfaatkan tanaman enceng gondok dan menggunakan kotoran sapi

Pendapat tersebut sejalan dengan Dembo (2004) menyatakan academic self management adalah strategi yang digunakanpelajar untuk menggontrol faktor-faktor yang

Dengan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh ralat volume air kurang dari.. 2 persen dari gelas

Komposit montmorillonite-NCC ini dapat digunakan sebagai pengganti karbon aktif dalam proses adsorpsi merkuri pada industri. gas

Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi iodium tidak mencukupi kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan mengalami gangguan perkembangan otak (berat