10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kata serapan yang pernah dilakukan oleh Aufa (2005),
yakni meneliti kata serapan yang berkategori nomina dari bahasa Arab ke dalam
bahasa Indonesia yang mengalami perubahan makna dan bentuk-bentuk
perubahan makna kata serapan yang berkategori nomina dari bahasa Arab ke
dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori Samsuri (1987) yang
mengatakan perubahan makna terjadi dalam bentuk penambahan, pengurangan
penggantian. Contohnya : Dalam bahasa Indonesia ada kata gapura artinya „Pintu
gerbang‟. Kata ini berasal dari bentuk adjektiva و غ/gafūr/amat mengampuni.
Asal usulnya, konon, pada zaman walisanga di Jawa berlaku kepercayaan bahwa
siapa saja yang mau melewati gerbang ke mesjid Demak dengan sendirinya
memperoleh pengampunan dosa-dosa atas agama yang dipeluk sebelumnya.
Selanjutnya, Ritonga (2014) dalam penelitiannya membahas mengenai
kosakata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan juga
menjelaskan perubahan makna suatu kata tersebut dengan objek penelitiannya
adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Republik Indonesia yang
disusun oleh Soesilo (1993). Teori yang digunakan adalah Chaer (1996) dan
Tarigan (1985). Teori tersebut menggunakan Perubahan makna adalah
penambahan makna, pengurangan makna, penggantian makna dan makna
11
qaṣṣadahu wa’azzama ‘alaihi/„tempat menyimpan harta‟, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia kata niat mempunyai makna maksud atau tujuan suatu perbuatan, berkaul dan bernazar. Jadi, kata niat terjadi penambahan
makna dilihat dari makna leksikal.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Semantik
Semantik adalah bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna
atau arti dalam bahasa. Oleh karena itu kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu
tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa :
fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer,2006:2). Semantik adalah studi tentang
makna, semantik merupakan bagian dari linguistik dan makna sebagai objek
kajian yang merupakan bagian dari bahasa (Aminuddin, 2001:15), sedangkan
Pateda (2001:7) menyatakan bahwa semantik adalah subdisiplin linguistik yang
mengkaji sistem makna.
Semantik dalam bahasa arab disebut ا ا /‘ilmu ad dilālah/. Menurut Husaini (2007:10) menyatakan bahwa :
وه ىاثلا و لادلا وه لوأا ئشلا و رخأ ئشب ملعلا هب ملعلا نم مزلي ةلاح ئشلا نوك يه ةلادلا ملع
لولدما
12
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan, semantik adalah
struktur bahasa yang berhubungan dengan makna, selain itu semantik juga
membahas atau meneliti tentang makna.
Berdasarkan sifat hubungan antara kata dan maknanya, makna kata dapat
dibagi menjadi dua macam yakni makna leksikal dan makna gramatikal. Makna
leksikal adalah makna yang sesuai dengan referensinya dan sesuai dengan hasil
observasi alat indra. Dengan kata lain ia adalah makna yang melekat pada suatu
kata atau juga sering disebut makna kamus. (Hidayatullah, 2012 : 110)
Semantik leksikal menekankan kajian makna pada tingkat kata. Kata
merupakan momen kebahasaan yang bersama-sama dalam kalimat menyampaikan
pesan dalam suatu komunikasi. Kata berwujud dalam berbagai-bagai bentuk
(Pateda, 2001 : 133)
2.2.2 Pengertian Kata Serapan
Kata Serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa
daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata.
(http://bahasa.kompasiana.com/2013/04/05/kata-serapan--548488.html)
Kata Serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
(1stfauzi.blogspot.com/2012/11/kata-serapan.html)
Menurut Kridalaksana (1991 : 8) memahami kata serapan adalah
“pinjaman” yaitu bunyi, fonem, unsur gramatikal atau unsur leksikal yang diambil
13
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kata serapan adalah
kata yang berasal dari bahasa lain dan kemudian dimasukkan ke dalam bahasa
penerima yang disesuaikan dengan penutur bahasa penerima untuk memperkaya
kosakata.
Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan
rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa
penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan
yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa
penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar
bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran sistematis.
Pengambilan kata dari suatu bahasa oleh bahasa yang lain merupakan perkara atau
hal yang lumrah, baik pada masa yang lalu maupun pada masa kini bagi dua
bahasa yang bertemu. (Fauziah, 2008 : 5)
2.3 Konsep-konsep
2.3.1 Jenis-Jenis Perubahan Makna
Menurut Chaer dan Agustina (2004 : 141), perubahan semantik yang
paling sering terjadi adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal
yang mungkin meluas, menyempit, atau berubah total, sedangkan menurut
Fauziah (2008 : 44-50) perubahan makna terjadi adalah makna yang kekal, makna
yang berubah, makna yang meluas, makna yang menyempit dan makna yang
14
2.3.1.1Perubahan Makna Meluas
Menurut Chaer (2006 : 140) perubahan makna meluas adalah gejala yang
terjadi pada sebuah leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna,
tetapi kemudian karena beberapa faktor menjadi memiliki makna-makna baru.
Menurut Tarigan (1985 : 86) perluasan makna adalah suatu proses
perubahan makna kata dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, atau dari yang
lebih sempit ke yang lebih luas. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa cakupan
makna pada masa kini lebih luas daripada makna pada masa lalu.
Makna meluas dalam istilah bahasa Arab yaitu “عساوم ىنعم/ma’na mawāsi’un”.
Contoh :
Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 terdapat pada
pasal 23E ayat 1 yang berbunyi : “Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggungjawab tentang keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri”. Dalam kalimat tersebut terdapat kata badan
yang berasal dari bahasa Arab yaitu
ندب
/
badanun.Kata dalam BI
Arti dalam BI Kata dalam BA
15 orang yang
merupakan kesatuan untuk mengerjakan sesuatu (Depdiknas, 2007 : 87-88)
Tabel 1 Contoh perubahan makna meluas
Dilihat dari tabel di atas bahwa kata /badanun dalam bahasa Arab
mempunyai makna س اا سج/ jasadu al-insani/ ‘jasad manusia‟. Kata badan dalam bahasa Indonesiamempunyai makna tubuh, batang tubuh manusia dan
sekumpulan orang yang merupakan kesatuan untuk mengerjakan sesuatu. Jadi,
kata badan mengalami perubahan makna meluas.
2.3.1.2Perubahan Makna Menyempit
Penyempitan makna sebuah kata adalah sebuah proses yang dialami
sebuah kata dimana makna lama lebih luas cakupannya dari makna yang baru.
Menurut Chaer (2006:142) perubahan makna menyempit adalah gejala
yang terjadi pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian
berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
Makna menyempit dalam istilah bahasa Arab yaitu “رسحنم ىنعم/ma’na
munhasarun”. Contoh :
Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 terdapat pada
pasal 16 yang berbunyi : “Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang
16
selanjutnya diatur dalam undang-undang”. Dalam kalimat tersebut terdapat kata
nasihat yang berasal dari bahasa Arab yaitu
ةحيصن
/
naṣȋhatun/.Kata dalam BI
Arti dalam BI Kata dalam BA
Arti dalam BA Kategori semantik
Tabel 2 Contoh perubahan makna menyempit
Dilihat dari tabel di atas bahwa kata ح /naṣȋhatun/ dalam bahasa Arab mempunyai makna ا اخاا/ al ikhlāşu wa at-taşfiyat/‘ikhlas dan petuah‟. Kata nasihat dalam bahasa Indonesia mempunyai makna nasehat. Jadi, kata nasihat mengalami perubahan makna menyempit.
2.3.1.3Perubahan Makna Berubah Total
Menurut Chaer (2006:142) yang dimaksud perubahan total adalah
berubahnya sama sekali makna sebuah kata dan makna asalnya.
Makna berubah total dalam istilah bahasa Arab yaitu “ و ا/tatawwarun dalāliyyun/”.
Contoh :
Dalam UUD RI 1945 terdapat pada pasal 19 ayat 1 yang berbunyi :
17
Tabel 3 Contoh perubahan makna berubah total
Dilihat dari tabel di atas kata او /dīwānun/ dalam bahasa Arab
mengatakan perubahan makna ada tiga yaitu meluas, menyempit dan berubah