• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Antara Indonesia Dengan International Monetary Fund (Imf) Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Global Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerjasama Antara Indonesia Dengan International Monetary Fund (Imf) Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Global Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dimana perkembangannya tersebut bisa dilihat dalam sektor ekonomi. Pada awal tahun 1997 dapat dikatakan bahwa hampir semua orang, di Indonesia maupun dari badan-badan dunia seperti Bank Dunia, IMF, ADB tidak menduga bahwa beberapa negara Asia akan mengalami suatu krisis moneter atau ekonomi yang sangat besar sepanjang sejarah dunia sejak akhir perang dunia kedua. Walaupun sejak tahun 1995 ada sejumlah lembaga keuangan dunia (IMF dan Bank Dunia) sudah beberapa kali memperingati Thailand dan Indonesia bahwa kedua negara tersebut yang sudah mulai memanas, kalau dibiarkan terus akan berakibat buruk. Namun perekonomian di Indonesia mengalami masa krisis pada pertengahan tahun 1997 hingga pertengahan tahun 1998.2

Menanggapi perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mulai merosot sejak bulan Mei 1997. Nilai rupiah dalam dolar AS terus tertekan, pada tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai nilai terendah hingga saat itu, yakni dari Rp2.655,00 menjadi Rp2.682,00 per dollar dan akhirnya menjadi Rp2.755,00 per dollar AS. Tetapi terkadang nilai rupiah juga mengalami penguatan beberapa poin. Misalnya, pada bulan Maret 1988 nilai rupiah mencapai Rp10.550,00 untuk satu dollar AS, walaupun sebelumnya, antara bulan Januari dan Februari sempat menembus Rp11.000,00 rupiah per dollar AS. Selama periode Agustus 1997-1998,

2

(2)

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terendah terjadi pada bulan Juli 1998, yakni mencapai nilai antara Rp14.000,00 dan Rp15.000,00 per dollar AS. Sedangkan dari bulan September 1998 hingga Mei 1999, perkembangan kurs rupiah terhadap dolar AS berada pada nilai antara Rp8.000,00 dan Rp11.000,00 per dollar AS. Selama periode 1 Januari 1998 hingga 5 Agustus 1998, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan mata uang-mata uang Negara-negara Asia lainnya yang juga mengalami depresiasi terhadap dolar AS selama periode tersebut.3

Nilai tukar rupiah ini, yang berarti terjadi peningkatan valuta asing, khususnya dollar AS. Adanya tekanan permintaan valuta asing besar-besaran, baik oleh pihak-pihak yang membutuhkan untuk membayar utang luar Negerinya, atau oleh masyarakat yang khawatir akan terus merosotnya nilai tukar rupiah, yang telah menyebabkan rupiah semakin terpuruk. Hal ini berkembang hingga menimbulkan krisis ekonomi secara keseluruhan dan berkepanjangan. Dalam situasi krisis tersebut, berbagai perubahan sangat cepat terjadi dalam perekonomian nasional. Ketidakpastian ekonomi tersebut disebabkan oleh ketidakstabilan di bidang politik dan menyebabkan keamanan menjadi sangat tinggi, sehingga membuat para pelaku ekonomi, baik domestik maupun asing menjadi ragu-ragu untuk melakukan aktivitasnya di Indonesia. Hal ini semakin memperburuk dan menyulitkan usaha-usaha pemulihan ekonomi nasional.4

Pemerintahan Indonesia melakukan segala cara dan upaya untuk memikirkan dan membuat pemulihan perekonomian Indonesia kembali keadaan semula dimana perekonomian itu tidak mengalami krisis dan tidak terjadinya

diakes pada tanggal 16 januari 2016 pukul 15.41 WIB

(3)

merosotnya nilai tukar rupiah. Tanda-tanda pemulihan ekonomi Indonesia pada bulan-bulan awal tahun 1999 ini menampakkan diri, atau paling tidak sudah ada stabilitas jangka pendek dalam variabel-variabel makro ekonomi nasioanal dan gejolak nilai tukar tidak lagi setinggi pada awal krisis ekonomi. Tingkat Inflasi pun sudah realtif terkendali, selama tiga bulan pertama di Tahun 1999 ini inflasi bisa ditekan hingga 4,05 %, bahkan untuk Maret 1999 terjadi deflasi sebesar 0,18% .5

Namun demikian, tanda-tanda pemulihan ekonomi tersebut masih ditanggapi secara skeptis dan banyak pihak ragu-ragu dalam melihat prospek ekonomi jangka pendek Indonesia. Berbagai indikasi membaiknya variabel makro ekonomi di atas masih belum mampu menghilangkan kekhawatiran publik dan pelaku ekonomi, baik domestik maupun internasional. Peranan Indonesia dan negara-negara sekelas dengan Indonesia, juga cukup besar dilihat dari sudut lain. Proses globalisasi pada hakekatnya adalah proses makin menyatunya bagian-bagian dari perekonomian dunia menjadi jaringan besar. Dengan makin terintegrasinya suatu sistem, maka apa yang terjadi pada satu bagiannya akan mudah merembet ke bagian-bagian lainnya dan akhirnya akan terasa oleh seluruh sistem. Dengan globalisasi, proses perembetan ini menjadi makin cepat dan kuat. Sekarang ini, suatu krisis keuangan darimanapun asalnya, dapat menjadi krisis dunia dalam sekejap. Peristiwa-peristiwa lalu membuktikan adanya contagion effect, yang artinya krisis di suatu Negara dapat dengan cepat berkembang

menjadi krisis kawasan yang akhirnya akan mempunyai dampak terhadap perekonomian dunia. Dalam ekonomi global yang makin menyatu, kepentingan

(4)

masing-masing Negara makin sejalan dengan kepentingan dunia. Masyarakat internasional berkepentingan agar masing-masing dan setiap Negara anggotanya tidak menjadi pemicu dari timbulkan krisis atau menjadi katalis dari proses berantai eksplosit. Masyarakat internasional berkepentingan untuk mengembangkan sistem pemantauan dini yang efektif terhadap potensi timbulnya krisis di masing-masing Negara dan suatu sistem untuk merespon dengan cepat apabila ada gejala seperti itu6

Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, pemerintah Indonesia meminta bantuan terhadap organisasi atau badan yang bernama IMF ( International Monetary Fund ). Dana Moneter International (IMF) didirkan pada

Tahun 1944 di Bretton Woods (New Hampshire), badan ini dibentuk untuk membantu negara mengalami kesulitan yang terkait neraca pembayaran dan nilai tukarnya. IMF didesain sebagai suatu bank sentral internasional. Dari anggotanya yang saat ini berjumlah (lebih dari seratus Negara), IMF menerima iuran atau kontribusi dalam bentuk emas, dollar atau kekayaan lainnya, yang disesuaikan dengan jumlah penduduk, tinglat kemajuan ekonomi, serta posisi negara tersebut dalam perdagangan dunia. Kontribusi anggota negara ini menentukan hak suara anggota dalam pengambilan keputusan di IMF. IMF juga mencetak “uang” yang dikenal dengan sebutan Special Drawing Rights (SDR), yang dapat digunakan untuk transaksi antar pemerintah ataupun bank sentral antar Negara.

.

7

Oleh karena itu, Indonesia meminta bantuan kepada IMF untuk mengatasi krisis nilai tukar yang meluas pada krisis ekonomi secara keselurahan yang terjadi pada Tahun 1997 adalah merupakan sesuatu yang wajar dan menjadi hak

6 Boediono, Indonesia Menghadapi Ekonomi Global, (Jakarta: BPFE-YOGYAKARTA,

2001) hal 9-10

(5)

Indonesia untuk memintanya. Namun ini sekaligus mencerminkan bahwa Indonesia saat ini benar-benar mengalami kesulitan dalam perekonomiannya. Walaupun Indonesia sering disebut “Fundamental Ekonomi” sangat kuat, tetapi adanya permintaan bantuan ke IMF mencerminkan bahwa “tingkat kekuatan” fundamental ekonomi tersebut masih kalah kuat dengan faktor-faktor lain, seperti gerakan spekulasi ataupun permintaan dollar dalm waktu singkat untuk kebutuhan riel ekonomi yang ada. Permintaan bantuan kepada IMF bukanlah sesuatu yang cuma-cuma ataupun tanpa syarat, sebagai suatu lembaga yang prosfesional, mereka selalu mengajukan persyaratan yang ketat atas bantuan yang diberikan kepada anggota yang membutuhkannya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya pandangan pro dan kontra di tanah air ketika pemerintah mengajukan permohonan bantuan ke IMF tersebut. Hal ini akan dianggap membuka jalan intervensi lembaga internasional tersebut atas kebijakan ekonomi domestik, bahkan pandangan pakar politik ada yang mengganggap sebagai munculnya wujud kolonialisme baru. Argumentasi dibalik keputusan IMF adalah negara-negara maju yang mengendalikannnya dan ini dapat dilakukan karena kontribusi dananya sangat besar pada lembaga keungan tersebut.8

Bantuan IMF yang diberikan untuk Indonesia menyebabkan timbulnya beberapa pandangan yang mempertanyakan tentang permintaan bantuan Indonesia ke IMF, melalui proses perundingan yang cukup panjang, Indonesia akhirnya mendapatkan komitmen bantuan multilateral dari IMF. Menyusul bantuan tersebut diperkirakan ada tambahan bantuan lain dari Singapura, Australia, Brunei dan negara lainnya dalam kerangka bilateral. Dalam kaitan

(6)

dengan penerimaan bantuan ini, tentu saja ada catatan yang diberikan kepada pihak penerima. Bagi lembaga seperti IMF akan sangat ringan untuk merekomendasikan penghapusan subsidi ataupun saran untuk menaikkan harga barang-barang kebutuhan publik. Dalam kondisi seperti sekarang, untuk kasus Indonesia, ini bisa berakibat pada semakin memburuknya kondisi ekonomi masyarakat kebanyakan. Ketika meminta bantuan kepada IMF, Indonesia masih memiliki cadangan devisa lebih dari US$ 20 Milyar, sehingga permintaan bantuan IMF bukan “senjata terakhir” yang bisa digunakan. Tanpa bantuan IMF, masih mungkin bagi Indonesia melawan kemerosotan rupiah ini dengan melepas cadangan devisa tersebut. Tetapi tindakan ini sangat spekulatif. Artinya, Indonesia melawan spekulasi dengan tindakan spekulasi pula. Jadi, bisa berhasil, tetapi bisa juga gagal. Persoalannya, jika gagal risikonya tidak ditanggung perorangan, melainkan oleh masyarakat luas seperti, produsen, konsumen, pemerintah dan sebagainya. Padahal melihat pengalaman Thailand, dengan cara ini mereka Collapse , dan setelah bangkrut tersebut mereka baru minta bantuan ke IMF.

Indonesia memilih cara yang tidak spekulatif dengan mengundang IMF sebelum cadangan devisanya terkuras.9

Pada Tahun 2001, selama dua Tahun terakhir perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Tanda-tanda kepulihan ekonomi ini sudah terlihat pada akhir Tahun 2003, inflasi diperkirakan berada di bawah 6% kurs stabil di sekitar Rp. 8.500 per 1 USD, suku bunga SBI 3 bulan mencapai 9% per tahun atau lebih rendah cadangan devisa melampau USD 34 Milyar dan stok

(7)

utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun menjadi sekitar 67%.10

Pemerintah mengeluarkan instruksi Presiden Republik Indonesia dilandasi dengan laju pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik, terutama didukung oleh pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia yang menjadi tanda-tanda awal kebangkitan ekspor dan investasi Indonesia. Namun peningkatan pertumbuhan ekonomi sampai saat ini belum memadai dibandikan dengan kebutuhan untuk membuka lapangan kerja baru, meningkatkan penghasilan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Sasaran utama kebijakan ekonomi dalam Tahun 2004 dan sesudah itu adalah memacu pertumbuhan ekonomi yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas dalam kerangka kestabilan ekonomi yang tetap terjaga.

Oleh karena adanya tanda-tanda kepulihan ekonomi di Indonesia, maka Pemerintah Indonesia pada saat itu telah mengambil ancang-ancang untuk mengeluarkan kebijakan yang kemudian dituangkan di dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi, dimana kebijakan tersebut bertujuan untuk membuat Indonesia semakin mandiri dan tidak bergantung pada IMF, serta membuat Indonesia bukan lagi sebagai negara penerima dana bantuan dari IMF melainkan sebagai negara anggota IMF yang menyalurkan dana kepada negara yang membutuhkan bantuan di bidang ekonomi.

11

10

Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003, diskominfo, sebagaimana dimuat dalam

(8)

Dengan latar belakang situasi ekonomi seperti itu, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 Tentang Paket Kebijakan Ekonomi menjelang dan sesudah berakhirnya prgoram kerjasama dengan International Monetary Fund (IMF)12

B. Perumusan Masalah

.

Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus diselesaikan dalam penelitian. Dengan adanya rumusan masalah maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada hal-hal diluar permasalahan.

Adapaun permasalahan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanaterjadinya Krisis Ekonomi Global dan Apa upaya penanggulangannya?

2. Bagaimana proses penanggulangan Krisis Ekonomi Global yang dilakukan oleh IMF dengan Indonesia?

3. Bagaimana kerjasama antara Indonesia dan International Monetery Fund (IMF) dalam mengatasi krisis ekonomi global menurut INPRES Nomor 5 Tahun 2003?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian skripsi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui caranya menangani krisis ekonomi global dan upaya

penanggulangannya.

(9)

2. Untuk mengetahui peran Indonesia dan IMF dalam mengatasi krisis ekonomi global.

3. Untuk mengetahui kesepakatan antara Indonesia dengan IMF menurut INPRES RI Nomor 5 Tahun 2003.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan dilakukan adalah :

1. Secara teoritis

Secara teoritis pembahasan terhadap masalah-masalah yang dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran dan melahirkan pemahaman kepada penulis akan arti penting dan tanggung jawab sosial di dalam melakukan suatu perbuatan hukum dimasa yang akan datang.

2. Secara praktis

Secara praktis pembahasan terhadap masalah ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya di bidang ekonomi yang mempunyai peranan besar bagi suatu negara. Dan sebagai bahan bagi para akedemisi dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

E. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalah Kerjasama antara Indonesia dengan International Monetary Fund (IMF) Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi

(10)

sehingga tulisan ini asli, atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama dengan judul skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum lainnya, baik di USU maupun diluar USU ataupun dari website.

Sebagai contoh IMF memberikan pinjaman kepada negara anggota yang menghadapi masalah neraca pembayaran, tidak hanya untuk menyediakan pembiayaan sementara tetapi juga untuk mendukung proses penyesuaian dan kebijakan reformasi yang bertujuan untuk mengoreksi permasalahan mendasar perekonomian.13

Tidak jauh berbeda dengan skripsi ini, ditahun yang sama atau pada tahun 1997-1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang membuat Indonesia meminta pinjaman kepada IMF untuk memperkuat cadangan devisanya. Dan di tahun 2003, menjelang kerjasama IMF dengan Indonesia berakhir, Presiden memberikan Instruksinya dalam bentuk Insruksi Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2003 tentang program sebelum atau sesudah Misalnya : Selama krisis keuangan Asia tahun 1997-1998, IMF bertindak

cepat utnuk menolong korea dengan memperkuat cadangan devisanya. IMF menyediakan $21 miliar untuk membantu korea mereformasi perekonomiannya, merestrukturisasi sektor-sektor korporat dan keuangannya, dan memulihkan perekonomiannya dari resesi. Dalam waktu empat tahun, korea telah cukup pulih kembali untuk melunasi pinja,an tersebut dan sekaligus juga membangun kembali cadangan devisanya.

13

(11)

berakhirnya kerjasama antara Indonesia dengan IMF. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.\

F. Metode Penelitian

Pengertian metode dapat dikatakan adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia, maka metode penelitian dapat di artikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk mencegah masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian14

Menurut Sutrisno Hadi, metode penelitian merupakan penelitian yang menyajikan bagaimana caranya atau langkah-langkah yang harus di ambil dalam suatu penelitian secara sistematis dan logis sehingga dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.15

(12)

1. Tipe Penelitian

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis melakukan beberapa metode penelitian, yaiut :

a. Penelitian Normatif

Penelitian normatif adalah penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Penelitian hukum normati dipergunakan untuk merujuk pada sumber bahan hukum yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam berbagai perangkat hukum.

b. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan tentang situasi atau keadaan yang terjadi terhadap suatu permasalahan yang telah dikemukakan dengan membatasi kerangka studi kepada suatu analisis terhadap pengaturan tentang International Monetary Fund (IMF) di wilayah Indonesia ataupun pengaturan tentang kerjasama antara Indonesia dengan IMF dalam mengatasi krisis ekonomi global.

2. Data atau bahan tertulis

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca, mempelajari, meneliti, mengidentifikasi bahan-bahan studi kepustakaan yang meliputi:

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif yang artinya mempunyai otoritas16

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group),

hal.142

(13)

dokumen-dokumen lain yang berhubungan langsung dengan permasalahan yang dibahas.

b. Bahan-bahan sekunder merupakan bahan yang melengkapi sumber-sumber utama dan masih memiliki hubungan/keterkaitan dengan masalah yang dibahas. Bahan-bahan tersebut meliputi buku-buku/makalah hasil seminar.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka di gunakan metode pengumpulan data dengan cara :Studi Kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisis secara digunakan sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, jurnal Internasional, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang di bahas dalam skripsi ini.

4. Analisis Data

(14)

yang bersifat deskriptif analistis, yaitu data-data yang akan diteliti dan dipelajari sesuatu yang utuh.17

G.Sistematika Penulisan

Adapaun dalam penulisan suatu penelitian ini diperlukan adanya sistematika penulisan sehingga dapat diketahui secara jelas kerangka garis besar dari isi penulisan yang akan dilakukan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan membahas secara sitematis mengaenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan dan keaslian penulisan.

BAB II : Krisis Ekonomi Global dan Upaya Penanggulangannya

Pada bab ini penulis akan menguraikan lebih lanjut tentang pemahaman pengertian, penyebab, penanggulangan krisis ekonomi global serta peran negara-negara yang bersangkutan.

BAB III : Proses Penanggulangan Krisis Ekonomi Global

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai Tinjauan umum tentang IMF (pendirian, kedudukan, tujuan, fungsi serta wewenang IMF) dan Peran Indonesia dan IMF dalam Penanggulangan Krisis Ekonomi Global/

17 Soemitro, Ronny Hanitijo, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung : PT. Citra Adi

(15)

BAB IV: Kerjasama Antara Indonesia dan International Monetary Fund

(IMF) dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Global Menurut Instruksi

Presiden Nomor 5 Tahun 2003

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesepakatan antara Indonesia dengan IMF, serta sasaran, Hasil dan dasar Hukum terjadinya kerjasama Indonesia dan IMF dalam mengatasi krisis ekonomi global.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

(1) Perkawinan bagi yang bukan beragama Islam yang telah dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaannya, wajib diberitahukan oleh yang bersangkutan atau keluarga yang

Menurut dasar uraian diatas maka dalam penulisan skripsi ini diberikan judul “ Pembuatan Alat Ukur Tingkat Keasaman Ph Limbah Produksi Dengan Mikrokontroler Studi Kasus

Tahap pertama dari penelitian adalah memperoleh data voice of customer berupa atribut kebutuhan pelanggan akan kemasan Ayam Geprek Beringas, yang didapatkan melalui wawancara

Demikian surat permohonan ini saya ajukan, jika persyaratan yang saya ajukan ini tidak benar maka saya siap dan bersedia dituntut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku..

Transaksi penambahan berupa penambahan saldo awal merupakan reklasifikasi dari aset lain-lain (belanja modal tahun 2007-2010 yang tedefinisi sebagai aset lain-lain) yang

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

GURU TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan kelayakan media permainan Gaprek Kempung ditinjau dari aspek kevalidan berdasarkan hasil validasi; 2)