8
ABSTRAK Lidya Apriani Lubis*
H. Hasim Purba ** Rabiatul Syahriah **
Perkawinan sebagai perbuatan hukum antara suami dan istri, akibat dari perkawinan akan menimbulkan tanggung jawab dalam sebuah keluarga. Dalam hubungan tersebut, mereka biasanya saling mengikatkan diri dengan janji-janji. Dalam perjanjian tersebut, yang mengucapkan atau membuat suatu perjanjian biasanya adalah seorang lelaki. Dalam janji yang dibuat biasanya hanya dilakukan secara lisan saja dan tanpa adanya bukti tertulis. Jika salah satu pihak mengingkarinya sulit untuk meminta pertanggungjawabannya, akan tetapi kabanyakan kasus ingkar janji kawin ini tidak mendapatkan penyelesaian melalui jalur hukum. Penyelesaian dengan cara tersebut dianggap dapat membuat hubungan seseorang dengan orang lain menjadi tidak lebih baik, ataupun proses yang melalui jalur hukum dianggap berjalan sangat lama.Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana status harta pemberian laki-laki yang batal menikah, bagaimana keberadaan harta pemberian oleh pihak laki-laki sebelum pernikahan di langsungkan, bagaimana status atas harta pemberian yang di kuasai perempuan karena batal menikah.
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma dan asas-asas hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan khususnya yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder serta bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang.
Hasil penelitian dan pembahasan pengaturan hukum atas uang pemberian seorang laki-laki kepada seorang wanita dengan tujuan untuk menikah padahal pernikahan tersebut tidak terlaksana maka laki-laki tersebut berhak mendapatkan kembali harta pemberiannya tersebut kepada pihak yang menerima (wanita) sepanjang dapat dibuktikannya proses pemberian tersebut oleh pihak laki-laki di depan pengadilan, keberadaan harta pemberian salah satu pasangan sebelum pernikahan dilangsungkan dikategorikan sebagai harta bawaan, namun apabila salah satu pasangan yang telah memberikan harta tersebut kepada pasangannya maka harta yang diberikan tersebut adalah harta bersama serta status hukum pihak laki-laki atas harta pemberian yang dikuasai pihak perempuan yang tidak jadi menikah dilakukan berdasarkan perjanjian pinjam meminjam dengan menyertakan alat bukti dalam tuntutannya yang dalam putusan Pengadilan Negeri Medan No. 01/Pdt.G/2013/Pn.Mdn berupa rekening koran. Hak atau peristiwa yang harus dibuktikan di persidangan harus dimuat di dalam fundamentum petendi sebagai dasar tuntutan, yang memberikan gambaran tentang kejadian materil yang merupakan dasar tuntutan.
Kata Kunci: Perkawinan, Pemberian Harta, Ingkar Janji
* Mahasiswa Departemen Hukum Keperdataan
** Dosen Pembimbing I Departemen Hukum Keperdataan *** Dosen Pembimbing II Departemen Hukum Keperdataan
vi