• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inovasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Café Beverly Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Inovasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Café Beverly Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Inovasi

2.1.1.1. Pengertian Inovasi

Menurut Suryana (2008:32) dan Carol Kinsey Goman yang dikutip dari

Alma (2009:68), inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu

yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya

yang dimiliki. Inovasi sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan atau

pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk

menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa) yang memberikan nilai yang

berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan,

bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia.

Inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com berinovasi

adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :

1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang

lebih baik.

2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan apa

yang ada (complacent).

3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.

Inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang

saham, maupun masyarakat luas. Definisi dari inovasi meliputi pengembangan

(2)

Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan

implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau

skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja.

Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level,

yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog,

dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh

Jessica Magdalena 2012).

Menurut De jong & Den Hartog (ilearning.com inovasi, kreativitas dan

perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012) menguraikan bahwa

inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini :

1. Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan

ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service,

teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan

mereka untuk memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan

mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur.

2. Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan

pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua, yaitu

inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses produksi dan

inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural, dan inovasi

sosial.

2.1.1.2 Proses Inovasi

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan

(3)

yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami

dan dilihat dari innovator harus melihat, bertanya dan mendengar orang lain

dalam mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya,

mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang

lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk

memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.

2.1.1.3. Strategi Inovasi

Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah

dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi

masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi

nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata

dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan

dan masyarakat. Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau

perusahaan, artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok

yang sangat briliant dan inovatif. Dan ideal adalah perusahaan menjadi tempat

terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide baru

(Myers dan Marquis, dalam Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap

Kinerja Perusahaan, Tesis UNDIP 2008:17).

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang

inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:

1. Mengembangkan atribut produk baru

a. Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)

(4)

c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas).

d. Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil).

e. Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).

f.Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen).

g. Membalik (luar menjadi dalam).

h. Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan,

kegunaan, daya pikat, dan gagasan).

2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.

3. Mengembangkan model dan ukuran produk.

2.1.2. Pelayanan

2.1.2.1. Pengertian pelayanan

Saat ini persaingan antara perusahaan yang menawarkan produk atau jasa

semakin ketat dan kompetitif sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk

melakukan terobosan baru sehingga dapat menjadikan ciri khas perusahaan

dibandingkan pesaingnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh manajemen

perusahaan untuk membedakan antara perusahaan dengan pesaing yaitu

memberikan pelayanan yang optimal bagi kepuasan pelanggan dalam

mengkonsumsi produk perusahaan untuk pemenuhan kebutuhan. Oleh sebab itu,

karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan harus dapat memahami

dan mengetahui betapa pentingnya pelayanan tersebut dalam memasarskan

(5)

Menurut Laksana (2008:85): “Pelayanan adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:162): “Kualitas jasa atau kualitas

pelayanan merupakan kontribusi signifikan bagi penciptaan diferensiasi,

positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi pemasaran baik perusahaan

manufaktur maupun penyedia jasa”.

Menurut Daryanto (2011:237), “Jasa (service) adalah setiap tindakan atau

kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip

tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan”.

Berdasarkan pengertian pelayanan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

pelayanan merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakukan perusahaan pada

pelanggan atau calon pelanggan atas produk atau jasa yang tidak berwujud, tidak

mempunyai fisik ataupun tidak dapat diraba yang ditujukan untuk memberikan

kenyamanan dan kepuasan kepada pelanggan atau calon pelanggan untuk

mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan untuk pemenuhan

kebutuhan. Kebutuhan pelayanan menjadi salah satu hal yang penting bagi

manajemen dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat dan

kompetitif. Hal ini disebabkan karena, pelayanan yang diberikan perusahaan

menyangkut kepribadian atau perasaan dari karyawan dengan pelanggan atau

(6)

2.1.2.2. Karakteristik Jasa (pelayanan)

Hal penting yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dari perusahaan

untuk kepentingan pelanggan perlu diketahui dengan baik dan benar oleh

manajemen perusahaan yaitu karyawan dan pimpinan. Hal ini dimaksudkan agar

pimpinan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan dan

mempertahankan kualitas pelayanan yang optimal bagi kepuasan pelanggan dalam

mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan baik untuk jangka pendek maupun

jangka panjang. Selain itu, disisi lain manajemen juga perlu membuat langkah

antisipasi yang harus dilakukan bila terjadi penurunan pelayanan yang diberikan

oleh karyawan bagi pelanggan.

Menurut Laksana (2008:86), ada 12 (dua belas) karakteristik jasa yaitu :

1. Pelayanan merupakan output tidak berbentuk.

2. Pelayanan merupakan output variabel, tidak standar.

3. Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tidak dapat dikonsumsi

dalam produksi.

4. Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses

pelayanan.

5. Pelanggan berpartisipasi dalam prose memberikan pelayanan.

6. Keterampilan personil diserahkan atau diberikan secara langsung kepada

pelanggan.

7. Pelayanan tidak dapat diproduksi secara massal.

8. Membutuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang

(7)

9. Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya.

10. Fasilitas pelayanan berada dekat lokasi pelanggan.

11. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjektif.

12. Option penetapan harga lebih rumit.

2.1.2.3. Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2012:173), berikut ini ada beberapa dimensi kualitas

pelayanan yang diambil menurut beberapa ahli yaitu :

1. Kualitas teknik, kualitas fungsional, citra.

2. Bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, kompetensi, kesopanan, kredibilitas,

keamanan, akses, komunikasi, kemampuan, memahami pelanggan.

3. Daya tanggap, kompetensi, akses, keramahan, komunikasi, kredibilitas,

keamanan, dan understanding.

4. Reliabitas, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik.

5. Kualitas teknis, kualitas integratif, kualitas fungsional, kualtias hasil.

6. Kesediaan dan kemampuan untk melayani, akses fisik, dan psikologis.

7. Profesionalisme dan keterampilan, sikap dan perilaku, aksesbilitas dan

fleksibilitas, reliabilitas dan trusworthiness, recovery, reputasi dan

kredibilitas.

8. Kualitas desain, kualitas produksi jasa.

9. Kualitas proses, kualitas hasil.

10. Kualitas pelanggan, kualitas professional, kualitas manajemen.

11. Kualitas fungsional, kualitas teknik, kualitas lingkungan.

(8)

13. Reliabilitas, perhatian pribadi, kenyamanan, fitur.

14. Kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, kualitas hasil.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas

pelayanan sangat berperan penting untuk dipahami dan dilakukan oleh manajemen

perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai salah satu indikator

keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya dan memperoleh laba

usaha. Pelanggan yang memperoleh kepuasan dari pelayanan perusahaan, maka

hal ini tentunya berpengaruh positif terhadap perkembangan kegiatan usaha di

masa mendatang.

Kepuasan yang diperoleh pelanggan cenderung diwujudkan dengan

mengkonsumsi ulang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan secara

berkesinambungan dan tidak akan mudah berpindah pada pesaing yang

menawarkan manfaat produk atau jasa yang sama. Namun demikian, adapun

kendala yang sering di hadapi oleh sebagian besar perusahaan pada saat sudah

dapat memberikan pelayanan optimal bagi pelanggan yakni tidak mengetahui cara

yang tepat untuk bagaimana mempertahankan kualitas pelayanan tersebut di masa

mendatang sehingga kepuasan pelanggan tetap dapat terjaga dengan baik dan

kedua pihak bisa menjadi partner bisnis yang saling membutuhkan dan

menguntungkan baik jangka pendek maupun jangka panjang

2.1.2.4. Faktor Kualitas Pelayanan

Dalam persfektif dunia usaha kualitas pelayanan ditujukan untuk

memuaskan konsumen. Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda dan

(9)

karakteristik suatu produk seperti : kinerja (performance), keandalan (rebiality),

mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.

Menurut Tjiptono (2007:61), menyimpulkan bahwa “citra kualitas layanan

yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan

berdasarkan sudut pandang/persepsi konsumen”. Hal ini disebabkan karena

konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga

merekalah yang menentukan kualitas jasa.

Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian yang sangat

penting dalam menentikan kepuasan pelanggan. Dalam penelitian ini aspek

pelayanan ditentukan dengan 5 dimensi, sebagaimana menurut Parasuraman et al.

dalam Zeithamil dan Bitner (2003:118), yakni :

1. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik

a. Lokasi tempat penjualan dan parkir kenderaan

b. Tampilan tempat berjualan

c. Kebersihan peralatan

d. Penampilan fisik karyawan

2. Emphaty :

a. Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik

b. Memiliki perhatian pribadi kepada pelanggan

c. Memenuhi kebutuhan para pelanggan

3. Responsiveness, yaitu

a. Menyapa pelanggan ketika sampai

(10)

4. Reliability, yaitu

a. Pesanan tepat waktu

b. Mendahulukan pemesan pertama

c. Sesuai pesanan dengan yang disajikan

5. Assurance, yaitu

a. Memahami produk ditawarkan

b. Sopan-santun kepada pelanggan

Parasuraman et al. (2002:43), menyatakan ada 2 faktor utama yang

mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan),

dan perceived service (pelayanan yang diterima). Kualitas pelayanan berpusat

pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian

untuk mengimbangi harapan pelanggan.

2.1.3. Kepuasan Pelanggan

2.1.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Dunia bisnis saat ini cenderung mengutamakan kepuasan yang ditujukan

bagi pelanggan dibandingkan faktor lainnya, seperti harga, komunikasi, promosi

maupun lainnya. Agar mendapatkan kepuasan pelanggan tentu tidaklah mudah

seperti yang dibayangkan, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi

setiap perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Berbagai upaya

dilakukan oleh manajemen perusahaan mulai dari hal kecil seperti membina

hubungan komunikasi yang baik dilakukan secara rutin sampai dengan hal besar

seperti memberikan pelayanan yang optimal semuanya ditujukan untuk

(11)

mengalami perubahan baik sifatnya naik atau penurunan yang sulit ditentukan

batas lama waktunya, sehingga untuk dapat mempertahankan kepuasan

pelanggan bukanlah hal yang dapat dilakukan dan diselesaikan dalam waktu

relatif singkat.

Menurut Assauri (2012:11), “Kepuasan pelanggan merupakan suatu

indikator ke depan akan keberhasilan bisnis perusahaan, yang mengukur

bagaimana baiknya tanggapan pelanggan terhadap masa depan bisnis

perusahaan”.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:292), kepuasan pelanggan ada tiga

komponen utama yaitu :

1. Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif).

2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman

konsumsi dan seterusnya).

3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan

produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain)”.

Berdasarkan pengertian kepuasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan respon penting terhadap suatu produk atau jasa

yang telah dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menggunakan

respon berupa emosional. Produk berupa barang atau jasa yang lebih diminati

dapat mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran, bila perusahaan mampu

memberikan kepuasan pada pelanggan melalui berbagai aktivitas pemasaran yang

efektif dan efisien serta menjadi penentu bagi keberhasilan bisnis perusahaan di

(12)

2.1.3.2. Strategi dan Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pada persaingan saat ini sebagian besar perusahaan baik skala besar dan

menengah berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi pemenuhan

kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga

perusahaan dapat bertahan dan merebut pangsa pasar. Salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh manajemen perusahaan yaitu membuat strategi yang tujuan untuk

menumbuhkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi

produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya strategi kepuasan pelanggan

yang tepat sasaran ini, maka diharapkan diperoleh kepuasan pelanggan meskipun

masih ada beberapa bagian kecil yang terlewatkan yang menyangkut kepuasan

pelanggan yang perlu diperbaiki kedepannya. Hal-hal yang mempengaruhi

perubahan kepuasan pelanggan yang sifatnya menurun dan merugikan bagi

perusahaan haruslah diantisipasi seoptimal mungkin masa mendatang.

Strategi kepuasan pelanggan yang sebaiknya terus dilakukan secara

berkesinambungan sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan lebih dan

sifatnya jangka panjang bagi kemajuan kegiatan usaha. Strategi kepuasan

pelanggan dapat diwujudkan dengan terus menerus melakukan perbaikan maupun

peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagain besar perusahaan dapat menerapkan

bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Pada umumnya, pada

strategi ofensif ditujukan untuk meraih atau mendapatkan pelanggan baru. Dengan

menggunakan strategi ini perusahaan berharap dapat meningkatkan pangsa pasar

(13)

strategi defensif mencakup usaha untuk mengurangi kemungkinan pelanggan

yang berpindah atau beralih kepada pemasar lain.

Menurut Assauri (2011:327), ada lima strategi utama dalam relationship

marketing & management (RM) yaitu :

1. Core service strategy, yaitu merancang dan memasarkan jasa inti yang bisa

mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. Jasa ini lebih ditujukan pada

kebutuhan pokok untuk pasar sasaran, dan bukan kebutuhan sampingan.

2. Relationship customization, yaitu mengadaptasi jasa atau layanan yang

ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan

secara individual.

3. Service augmentation, yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada jasa

utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para

pesaing.

4. Relationship pricing, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk

menjalin relasi jangka panjang.

5. Internal marketing, yaitu menciptakan iklim organisasi yang bisa memastikan

bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan jasa secara tepat.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:314-319), ada empat metode untuk

mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran (advice and complain system)

Pada kondisi seperti ini, kegiatan perusahaan cenderung berorientasi pada

pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah serta

(14)

kritik, pendapat, dan keluhan dan media yang biasa digunakan dapat berupa

kotak saran yang ditempatkan dilokasi strategis.

2. Ghost shopping (mystery shopping)

Pada kondisi ini, cara yang tepat memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan yaitu dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers

untuk berpura-pura menjadi pelanggan potensial dalam membeli produk

perusahaan pesaing.

3. Lost customer analysis

Pada kondisi ini, perusahaan haruslah berupaya secara optimal untuk

menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli produk atau jasa

dengan telah pindah kepada pesaingnya. Hal ini perlu dilakukan agar dapat

memahami mengapa hal tersebut dapat terjadi dan perusahaan agar dapat

mengambil kebijakan untuk perbaikan atau penyempurnaan yang lebih baik

di masa mendatang.

4. Survei kepuasan pelanggan

Pada kondisi ini, perusahaan melakukan riset kepuasan pelanggan dengan

menggunakan metode survei baik melalui pos, telepon, e-mail, websites,

maupun wawancara secara langsung dengan pelanggan. Pengukuran

kepuasan pelanggan melalui metode ini dilakukan melalui beberapa cara

yaitu:

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan dengan meggunakan item spesifik yang

(15)

b. Derived satisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal yaitu (1) tingkat harapan

atau ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk atau perusahaan pada

atribut relevan, (2) persepsi pelanggan terhadap kinerja actual produk

atau perusahaan bersangkutan.

c. Problem analysis

Pada teknik ini, responden diminta untuk mengungkapkan masalah yang

dihadapinya berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran

perbaikan. Kemudian akan dilakukan analisis konten terhadap semua

permasalahan yang ada dan saran perbaikan guna dapat mengidentifikasi

bidang utama yang membutuhkan perhatian dan tindak lanjut segera.

d. Importance performance analysis

Pada teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan

pada berbagai atribut yang relevan dan tingkat kinerja perusahaan pada

masing-masing atribut tersebut. Kemudian nilai rata-rata tingkat

kepentingaan atribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis di

importance-performance matrix.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini disajikan beberapa beberapa penelitian terdaahulu yang

mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan dapat disajikan dalam

(16)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul peneltian Hasil penelitian Aryani dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwas kelima dimensi pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan. Dimensi terkuat dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut adalah reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan

tangibility. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 72,9% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar 27,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel kualitas layanan.

hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga, variable keragaman produk, dan variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel dominan yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah variabel kualitas pelayanan dengan nilai standardized coeficient

Hasil penelitian yang dilakukan, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan, kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Tegal Sari Accommodation

(17)

Nama

Peneliti Judul peneltian Hasil penelitian Nadia

Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa harga mempunyai pengaruh terhadap variabel kepuasan pelanggan, dimana nilai t hitung (3,456) > t tabel (1,29025 ). Artinya, Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Nilai koefisien determinasinya sebesar 0,109 atau 10,9%. Hal ini berarti 10,9% variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel harga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi rank spearman didapat rs = 0,766 artinya variabel kualitas pelayanan dan kepuasan mempunyai keeratan hubungan yang kuat dengan loyalitas pasian rawat

menjual produk makanan dan minuman, juga menawarkan jasa dan pelayanan

kepada pelanggan, sebagai salah satu keunggulan kompetitif dibanding pesaing.

Kualitas pelayanan menurut Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam

hubungannya denganpemasaran jasa, maka „orang‟ yang berfungsi sebagai

penyedia jasa sangatmemengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam

„orang‟ ini berartiberhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan

manajemen sumber dayamanusia. Kualitas pelayanan ini berarti bagaimana suatu

pelayanan jasa itu diberikan kepada pelanggan.

Inovasi menurut Rogers dalam Hafni (2011) adalah suatu gagasan, praktek,

(18)

sehingga dengan begitu karyawan dapat menciptakan gagasan yang baru untuk

pengembangan usaha dan keberhasilan usaha yang sedang berjalan. Inovasi juga

merupakan salah satu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang

sudah dikenal sebelumnya.

Menurut Tjiptono (2007:61), menyimpulkan bahwa “citra kualitas layanan

yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan

berdasarkan sudut pandang/persepsi konsumen”.Hal ini disebabkan karena

konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga

merekalah yang menentukan kualitas jasa.

Sebagai bisnis atau usaha yang menjual makanan dan minuman, tentu saja

kepuasan pelanggan adalah salah satu hal utama yang harus diperhatikan.

Kepuasan pelanggan menurut Kotler dan Keller (2003) adalah perasaan

konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbuldari

membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan

harapankonsumen atas produk tersebut. Apabila penampilan produk yang

diharapkan olehkonsumen tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat

dipastikankonsumen akan merasa tidak puas dan apabila penampilan produk

sesuai ataulebih baik dari yang diharapkan konsumen, maka kepuasan atau

kesenangan akandirasakan konsumen.

Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka

(19)

Sumber: Rogers dalam Hafni (2011), Tjiptono dan Chandra (2011:162) Kotler dan Keller (2003).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap penelitian yang dilakukan,

sehingga untuk membuktikan kebenarannya dari hipotesis tersebut dibutukan

pengujian lebih lanjut secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka

konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh parsial secara positif dan signifikan inovasi produk

yangdilakukan oleh pihak cafe dalam meningkatkan kepuasan pelanggan

pada cafe Beverly Medan.

2. Terdapat pengaruh parsial secara positif dan signifikan kualitas pelayanan

yang diberikan oleh karyawan atau manajemen cafe dalam meningkatkan

kepuasan pelanggan pada cafe Beverly Medan.

3. Terdapat pengaruh simultan secara positif dan signifikan inovasi produk yang

dilakukan oleh pihak cafe dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh

manajemen cafe dalam meningkatkan kepuasan pelanggan pada cafe Beverly

Medan.

INOVASI PRODUK (X1)

KUALITAS PELAYANAN

(X2)

KEPUASAN PELANGGAN

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
tabel (1,29025 ). Artinya, Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pengadaan barang/jasa sumber dana APBN Tahun Anggaran 2013 melalui Metode Seleksi Umum yang akan dilaksanakan oleh Satuan

A study of the international marketing strategies of education institutions in key supplier countries has highlighted the importance of information technology as a potential source

A study by Kinner & Coombs (1995) of courses taught through Rochester Institute of Technology also found that the text-only feature of present computer conferencing equalizes

Berdosorksn Surut Usulon Pemenong oleh Kelompok Kerio Dinus2. Keloulun dun Perikgilgn Knbuputen Simeulue tonggul 08 April

Pekerjaan : Rehab Gedung Perpustakaan Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura Tahun Anggaran 2012.. Nilai HPS

berkas, sehingga persentase berkas yang diajukan kasasi dan disampaikan secara lengkap pada perkara Perdata adalah 75%. 5) Jumlah perkara Perdata yang diajukan

Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan

Berkas Masuk Target Berkas Lengkap Realisasi Berkas Lengkap.. 29 Berdasarkan grafik dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja prosentase berkas