• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Zona Hambat Ekstrak Kayu Siwak (Salvadora persica) dan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan Candida albicans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Zona Hambat Ekstrak Kayu Siwak (Salvadora persica) dan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan Candida albicans"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 

PERBEDAAN ZONA HAMBAT EKSTRAK KAYU

SIWAK (

Salvadora persica

) DAN TEMULAWAK

(

Curcuma xanthorrhiza Roxb.

) TERHADAP

PERTUMBUHAN

Candida albicans

SKRIPSI

Ditujukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

AGNES F R P MENDROFA NIM : 120600101

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

 

Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap pertumbuhan Candida

albicans

x + 51 halaman

Tanaman obat telah banyak digunakan di negara-negara berkembang dalam bentuk antifungal, diantaranya kayu siwak dan temulawak yang memiliki senyawa tanin, alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri. Salah satu jamur yang dapat dihambat oleh kedua ekstrak ini adalah Candida albicans. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui perbedaan zona hambat ekstrak kayu siwak dan ekstrak temulawak pada beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Jenis penelitian ini

adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah jamur Candida albicans (ATCC®

10231™). Pengujian zona hambat ekstrak kayu siwak dan ekstrak temulawak terhadap

Candida albicans dilakukan dengan metode difusi disk dengan meletakkan disk yang

telah direndam pada media agar yang berisi suspensi jamur dan dilakukan pengamatan. Hasil penelitian dengan empat kali pengulangan zona hambat ekstrak kayu siwak pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25% dan 50% terhadap Candida albicans adalah 8,37 mm, 10,37 mm, 12,50 mm dan 14,75 mm. Zona hambat ekstrak

temulawak pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25% dan 50% terhadap Candida albicans

(3)

 

bahwa ekstrak kayu siwak lebih efektif daripada ekstrak temulawak dilihat dari zona hambat yang terbentuk dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka zona hambat yang terbentuk akan semakin luas.Zona hambat ekstrak temulawak konsentrasi 25% hampir sama dengan zona hambat ekstrak kayu siwak pada konsentrasi 6,25%.

Kata kunci : ekstrak kayu siwak, ekstrak temulawak, zona hambat, Candida albicans

(4)

 

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 20 Oktober 2016

Pembimbing: Tanda Tangan

Lisna Unita, drg., M.Kes

NIP: 19510405 198201 2 001 ……….

 

   

(5)

 

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 20 Oktober 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Lisna Unita R, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Yendriwati, drg., M.Kes

(6)

iv   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat, anugerah dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Lisna Unita, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orangtua tercinta, Drs. Ya’aro Mendrofa dan Nur Iman Zendrato, AMK, dan adik penulis Novan Roman Putra Mendrofa yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan pendidikan ini.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp. RKG (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing akademis yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis selama menjalani pendidikan akademis.

2. Rehulina Ginting, drg., M.Si selaku Ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(7)

v   

4. Drs. H. Awaluddin Saragih, M.Si, Apt selaku Kepala Laboratorium Analisis Obat Tradisional FF USU yang telah memberikan izin, bantuan, dan bimbingan kepada penulis.

5. Dr. Lia Iswara, dr, Sp.MK (K) selaku Ketua Departemen Mikrobiologi FK USU yang telah memberikan izin penelitian, serta Bang Mirza, Bang Fikih, Bang Bambang selaku staf pegawai Departemen Mikrobiologi FK USU atas bantuan, saran, dan masukan selama penelitian berlangsung.

6. Sahabat-sahabat tersayang : Jesika, Mentari, Putri, Anggun, Santy, Nancy, Indira, Uli, Rebecca, Christine, Bonifatia, Kak Ika Hura, Kak Merry, Kak Ika Harefa, Inteners, Kompa JHS dan teman-teman angkatan 2012 FKG USU yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih karena selalu memberikan semangat, doa, dan bantuan kepada penulis.

7. Teman-teman yang melaksanakan penulisan skripsi di Departemen Biologi Oral : Ruth Grace Hasibuan, Lara Veronika, Kak Agnes Siagian, Kak Ayu, Kak Widya, Novia, Buahna, Nava, Fadilla, Yudha, Rizka, Joey, Jojor, Nevi, Fheby, Ade, Ricky, Kak Steffi, Kak Yulisha, Bang Wibowo, Bang Josua, Bang Dwi, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan, doa, dan dukungan kepada penulis.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik di kemudian hari. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu kedokteran gigi, dan masyarakat.

Medan, 20 Oktober 2016

Penulis

(8)

vi   

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... TIM PENGUJI SKRIPSI ...

2.1.2 Kandungan Kimia dan Aktifitas Antifungal Siwak ... 8

2.2 Temulawak ... 10

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Temulawak ... 10

2.2.2 Kandungan Kimia dan Aktifitas Antifungal Temulawak ... 13

2.3 Candida albicans ... 14

2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi Candida albicans ... .... 14

2.3.2 Patogenesis Candida albicans ... 17

2.4 Uji Antifungal dengan pengukuran zona hambat... 18

2.5 Landasan Teori ... 19

2.6 Kerangka Teori ... 21

(9)

vii 

3.8.1 Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Etanol Kayu Siwak ... 30

3.8.2 Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Etanol Temulawak... 32

3.8.3 Pembuatan Suspensi Candida albicans (ATCC® 10231™) ... 34

3.8.4 Pengujian Ekstrak Kayu Siwak dan Ekstrak Temulawak pada Candida albicans (ATCC® 10231™) ... 34

3.9 Analisis Data ... 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 38

4.1 Zona Hambat Ekstrak Kayu Siwak terhadap Pertumbuhan Candida albicans ... 39

4.2 Zona Hambat Ekstrak Temulawak terhadap Pertumbuhan Candida albicans ... 40

4.3 Perbedaan Zona Hambat Ekstrak Kayu Siwak dan Ekstrak Temulawak terhadap Pertumbuhan Candida albicans ... 42

BAB 5 PEMBAHASAN ... 43

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

(10)

viii   

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan rata-rata zona hambat ekstrak kayu siwak 6,25%, 12,5%,

25% dan 50% terhadap pertumbuhan Candida albicans ... 40

2. Perbedaan rata-rata zona hambat ekstrak temulawak 6,25%, 12,5%,

25% dan 50% terhadap pertumbuhan Candida albicans ... 41

3. Perbedaan zona hambat ekstrak kayu siwak dan ekstrak temulawak

(11)

ix 

3. Tanaman temulawak (A) Pohon Temulawak (B) Bunga Temulawak (C) Rimpang Temulawak ... 12

4. Candida albicans ... 16

5. Dinding sel Candida albicans ... 16

6. Simplisia kayu siwak ... 30

7. Proses perkolasi ... 31

8. (A) Proses Rotavaporasi (B) Ekstrak Kental ... 32

9. Simplisia temulawak ... 33

10. (A) Candida albicans ATCC 10231 (B) Suspensi Candida albicans dengan standar 0,5 Mc Farland ... 34

11. (A) Ekstrak kayu siwak yang telah diencerkan ke berbagai konsentrasi (B) Ekstrak temulawak yang telah diencerkan ke berbagai konsentrasi ... 35

12. (A) Uji ekstrak kayu siwak terhadap Candida albicans (B) Uji ekstrak temulawak terhadap Candida albicans ... 36

13. Pengukuran zona hambat dengan kaliper ... 39

14. Hasil percobaan ekstrak kayu siwak ... 39

(12)

x   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skema Alur Pikir 2. Skema Alur Penelitian 3. Surat Ethical Clearance

4. Surat Penelitian dari Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

5. Surat Penelitian dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU

6. Hasil Penelitian Zona Hambat Ekstrak Kayu Siwak dan Ekstrak Temulawak terhadap Pertumbuhan Candida albicans

Gambar

Gambar                                                                                                              Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu kebijakan yang sudah ada disosialisasikan kepada kelompok-kelompok strategis, seperti elit nasional, lokal, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

Simbol verbal yang dikelola oleh anak- anak dalam kegiatan mereka dilakukan pada saat berkomunikasi dengan teman sebaya atau anggota komunitas lain, ketika berkomunikasi

Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’)... Abdul Halik, M.Si. Muhammad Shuhufi, M.Ag. Islam mengajarkan berbagai hal dalam menjalani kehidupan

Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk yang memiliki persentase paling besar dibandingkan bahan-bahan lainnya dan yang akan mengalami perubahan fisik

Kedua, dengan menggunakan metode correspondence analysis dengan data berupa rata-rata, dapat diketahui bahwa pesaing utama IST AKPRIND adalah STTNAS dan UNRIYO yang terletak

Hasil menunjukkan bahwa untuk semua kasus pembebanan baik statik, roling maupun sliding tegangan von Mises yang terbesar terjadi pada tekstur permukaan yang memiliki

Jumlah Saham yang ditawarkan 412.981.464 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.

Rujukan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara