Eight Eleven Show Di Metro TV)
SKRIPSI
Oleh:
FAJAR MAHARDIAN
NPM 0743010303
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Disusun Oleh :
FAJAR MAHARDIAN NPM. 0743010303
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING UTAMA
DR.Catur Suratnoaji,M.Si NPT. 3 6804 94 00281
Mengetahui
DEKAN
MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV “ Studi Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak DR.Catur Suratnoaji,M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak , baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil . untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu DRA.HJ.Suparwati,MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito,S.Sos,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak dan Ibu atas doa yang tak henti mengalir untuk anakmu doaku agar aku bisa membahagiakan dan membuatmu bangga di kemudian hari.
7. Teman teman seperjuangan lainnya semangatttt.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.
Surabaya, 2011
HALAMAN JUDUL... i
2.3. Kerangka Berfikir……… 32
3.2. Populasi ,Sampel , dan Tekhnik Pearikan Sampel... 47
4.2.3 Kepuasan Gratifications Sought... 67
4.2.3.1 GS Motif Informasi……… 67
4.2.4.1 GO Motif Informasi………. 77
4.2.4.2 GO Motif Identitas Pribadi……….. 80
4.2.4.3 GO Motif Integrasi Dan Interaksi Sosial…. 82
4.2.4.4 GO Motif Hiburan………. 84
4.3 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis……….. 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 94
5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian……… 94
5.2 Saran……… 96
DAFTAR PUSTAKA... 97
Halaman
Halaman
Tabel 1 : Usia Responden……… 56
Tabel 2 : TingkatPendidikan Responden………. 59
Tabel 3 : Pekerjaan Responden……… 61
Tabel 4 : Terpaan Acara Eight Eleven Show……….. 63
Tabel 5 : Frekuensi Menonton………...………. 64
Tabel 6 : Durasi Menonton……….……… 66
Tabel 7 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Informasi……… 69
Tabel 8 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Identitas Pribadi…………. 71
Tabel 9 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Integrasi dan Interaksi Sosial... 73
Tabel 10 : Kepuasan yang diinginkan (GS) Motif Hiburan... 75
Tabel 11 : Kepuasan yang dperoleh (GO) Motif Informasi……… 78
Tabel 12 : Kepuasan yang diperoleh (GO) Motif Identitas Pribadi…………... 80
Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV )
Televisi merupakan salah satu media pemuas kebutuhan khalayaknya. Televisi sebagai sarana komunikasi sangat dipengaruhi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Metro TV sebagai satu – satunya stasiun televisi swasta yang memfokuskan diri pada program berita mengemas suatu tayangan berita dengan berbeda yaitu acara Eight Eleven Show. Acara ini dikemas dengan perpaduan konsep news talk show
entertainment dengan life music dan healthy live. Walaupun dipadukan dengan
konsep entertainment namun tidak lepas dari karakter Metro TV yaitu berita. Acara ini dianggap memberi wawasan kepada masyarakat karena isinya yang sarat informasi yang disajikan secara ringan dan komunikatif. Unsur berita, informasi dan
entertainment dikemas menarik dan mudah dicerna.Sehingga penonton selain
memperoleh informasi, mereka juga terhibur. Maka dari uraian diatas apakah masyarakat Surabaya mendapatkan kepuasan dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.
Secara akademis hasil diharapkan nantinya akan turut serta dapat memberikan andil dalam upaya memperkaya sumber ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu komunikasi pada khususnya untuk penyiaran program talk show televisi. Sedangkan manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Metro TV mengenai kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show, Sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut agar lebih sesuai dengan harapan masyarakat sebagai penonton.
Penelitian ini didasari oleh teori Uses and Gratifications, dimana kepuasan masyarakat diukur berdasarkan pada 2 konsep yaitu kepuasan yang diinginkan (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO), dengan indikatornya adalah motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, dan motif hiburan.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan mengambil populasi sasaran 20 tahun keatas dan menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan metode
probability sampling dengan menggunakan teknik random sampling. Dan
menggunakan metode pengumpulan data melalui 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder, sedangkan metode analisis data yaitu menggunakan uji t (t - test).
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perkembangan teknologi komunikasi, informasi dan teknologi media massa ( media cetak, media elektronik, dan multimedia ) turut mengalami kemajuan yang juga berkembang dengan cukup pesat .Hal ini terbukti dengan dampak siaran teknologi media massa televisi seolah – olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakanya satelit untuk memancarkan signal televisi.
Televisi membawa berbagai kandungan informasi pesan – pesan yang dalam waktu yang sangat cepat dapat tersebar keseluruh pelosok dunia. Orang dapat menyaksikan secara langsung suatu peristiwa yang terjadi di bagian dunia lain berkat jasa televisi. Televisi juga sebagai alat bagi berbagai kelompok untuk menyampaikan pesan terhadap masyarakat luas.
Menurut Effendi (2000:54) media massa terdiri dari dua macam yaitu media massa cetak (printed mass media ) dan media massa elektronik
(electronic mass media ) media massa cetak antara lain : koran, majalah.
Televisi adalah salah satu media massa elektronik merupakan yang paling kuat dalam mempengaruhi penonton secara psikologi. Karena televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata-kata, gambar bergerak, musik dan sound effect mampu memberikan kesan mendalam pada penonton (Effendi,2000:176).
Televisi mempunyai keunggulan dibandingkan media elektronik lain. Televisi mampu menghadirkan symbol- symbol berupa audio visual dan memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepraktisan, dan kualitas dalam mencari , mengumpulkan, menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi.
Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan system lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogy televisi, yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi (Morissan,2003:2).
pemirsa yang ingin mengaksesnya. Tetapi itu hanya berlangsung satu tahun. Selanjutnya pemirsa dibebaskan dari decoder saat SCTV lahir di Surabaya tahun 1990. Kemudian diikuti berdirinya stasiun – stasiun TV swasta nasional yang melakukan siaran - siaran yaitu TPI yang dalam perkembanganya sekarang menjadi MNC TV,AN-tv, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Global TV, TV-7 yang saat ini berubah menjadi Trans7, Lativi yang berubah menjadi TV ONE, J-TV, dan tidak ketinggalan stasiun televisi komunitas (lokal) lainnya memberikan kesempatan pada khalayak aktif dalam menggunakan media sebagai pemenuhan kebutuhan. Dipenghujung dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an suasana pertelevisian di Indonesia menjadi meriah. Munculnya stasiun televisi swasta ini menguntungkan bagi berbagai pihak, yakni dengan bertambahnya lapangan kerja dan bervariasinya progam acara yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi.
tergantung pada tema dan jenis acara yang dapat mengundang perhatian publik.
Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow, dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan sesuatu stasiun televisi kepada pemirsa. Program berita akan menjadi identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi. Program berita juga menjadi kewajiban pengelola televisi kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik ( Morissan,2002:2).Siaran berita memang lebih cenderung pada pemenuhan kebutuhan informasi tapi tidak menutup kemungkinan pada kebutuhan lainnya. Siaran berita dapat memenuhi kebutuhan karena setiap individu mempunyai kebutuhan lainnya.
life dimana setiap harinya selalu ada pembahasan isu – isu terhangat yang dikupas dengan dihadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya ditambah dengan penampilan band untuk melengkapi kesan hiburan, sehingga selain penonton mendapat informasi berita terkini, penonton juga dapat menikmati live music. Tidak hanya itu saja, dalam program Eight Eleven Show ini juga diisi dengan segmen healthly life. Healthly life merupakan segmen memasak beberapa menu bersama salah satu chef yang ternama, menu yang ditampilkan adalah menu restoran yang variatif, sederhana namun menarik. Biasanya chef memberikan judul menu dengan nama yang unik. Sehingga selain penonton mendapatkan berita terkini dan penampilan band juga disuguhi menu sehat masakan yang bisa menjadi inspirasi masakan dirumah.
Program Eight Eleven Show juga menyisipkan segmen laporan khas lalu lintas National Traffic Management Center (NTMC) yang secara langsung melaporkan situasi lalu lintas di kota – kota besar di Indonesia
seperti situasi kemacetan di Bali, Sidoarjo, Yogyakarta, Kosambi, sampai
jalan dalam kota Jakarta dan Tangerang. Yang membuat berbeda yang
memandu dalam segmen kali ini adalah polisi lalu lintas sendiri yang
sehari-hari bertugas di bagian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor Pusat
Lintas Kepolisian Republik Indonesia di Gedung Pusat Data Lalu
Lintas.(www.kompas.com)
Masalah – masalah yang diangkat pada Eight Eleven Show merupakan analisa berita dari acara Headline News dan Metro Pagi yang merupakan salah satu tayangan berita yang paling disoroti dalam satu hari. Dengan konsep interaktif, acara ini memiliki konsep interaktif. Setiap diskusi, komentar atau opini dari masyarakat melalui forum, blog, twitter ditampilkan di layar kaca selama porsi diskusi.
Tiga presenter secara dinamis dan atraktif memandu acara ini diantaranya Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, dan Marrisa Anita. Presenter yang memandu ini acara Eight Eleven Show diberi kesempatan dalam mengutarakan tanggapan dan pendapat tentang berita – berita yang menjadi pembahasan. Disetiap episodenya juga menghadirkan tokoh – tokoh ataupun orang – orang yang terlibat dalam tema yang diambil. Seperti : pengurus PSSI dan narasumber terkait lainnya.
yang dikupas sedemikian rupa. Sehingga tidak menjadi acara talk show yang hanya diskusi saja, tetapi juga diisi dengan berbagai acara hiburan didalamnya.
Di Indonesia sendiri program acara berformat talk show dimulai pada tahun 1990-an. Pada waktu itu Wimar Witoelar menggebrak publik Indonesia sebagai pembawa acara melalui tayangan acara talk show yang kritis, berani, menggelitik dan menyentuh : Perspektif ( ditayangkan di SCTV Mei 1994 – September 1995 ), namun acara tersebut hanya mampu berjalan selama satu tahun saja. Wimar Witoelar juga menjadi pembawa acara Selendang Pandang ( ditayangkan di Indosiar tahun 1996 – 2000).
Acara news talk show yang dibumbui dengan entertainment semacam
life music dan healthy life, menjadi sesuatu yang baru dan berbeda untuk
menyampaikan informasi terhangat mengenai berita politik, ekonomi dan isu – isu hangat lainnya disertai dengan konsep acara yang mengikuti lifestyle. Fenomena acara berita talk show, dan hiburan di televisi memang masih merupakan sesuatu hal yang baru di dunia pertelevisian Indonesia.
Walaupun dalam penayanganya acara Eight Eleven Show ini tidak secara utuh 3 jam di Surabaya, diakibatkan adanya siaran lokal Metro TV Jawa Timur pada pukul 09.00WIB hingga 10.00 WIB baru kembali dilanjutkan pada siaran nasional program Eight Eleven Show namun rating terakhir cara ini mencapai 2,0 sedangkan audience sharw 10 dan masuk 9 besar rating untutk seluruh stasiun televisi (www.kompas.com). Akan tetapi perolehan rating dan share ini belum dapat menjawab ukuran kepuasan khalayak terhadap tayangan program Eight Eleven Show. Oleh sebab itu, peneliti ingin memahami bagaimana kepuasan khalayak terhadap acara Eight Eleven Show.
budaya, kriminal atau kesehatan lainya. Penyusunan kalimat – kalimat dan gaya bahasa yang digunakan harus sederhana, singkat, jelas dan tegas mengingat penontonya adalah heterogen. Selain itu, kalimat – kalimat juga harus disesuaikan dengan gambar karena materi berita yang disampaikan juga didukung oleh gambar hasil rekaman dari berita yang diliput. Dengan menonton acara berita, penonton pun terpuaskan kebutuhanya akan informasi. Maka dengan penyajian berita yang berbeda melalui Eight Eleven Show tersebut apakah dapat memberikan kepuasan kepada penonton dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan informasi dan eksplorasi sosial, memberikan kepuasan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, memberikan kepuasan melangsungkan hubungannya dengan orang lain yaitu membantu menjalankan peran sosial di masyarakat dan memberikan kepuasan untuk melepaskan diri dari perasaan dan kebutuhan akan hiburan
rujukan lain untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya.
Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaan orang itu baik pelajar, mahasiswa, dosen, pakar, dan sebagainya, tentu program acara semenarik mungkin dengan tujuan untuk memberikan kepuasan kepada khalayak penonton. Metro TV sebagai satu – satunya stasiun televisi swasta yang memfokuskan diri pada program berita. Program Eight Eleven Show dikemas menjadi suatu tayangan berita dengan berbeda yaitu menyuguhkan acara berita yang dipadukan dengan talk show,
entertainment; life music dan healthy life;cooking with chef, sehingga
penonton selain memperoleh informasi terkini, menikmati lagu – lagu yang dimainkan oleh band bintang tamu, dan mnu masakan yang dapat menjadi inspirasi. Maka dari uraian diatas apakah masyarakat Surabaya mendapatkan kepuasan dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.
televisi swasta yang mengemas berita teraktual dengan tiga bahasa sekaligus yaitu : Mandarin, Inggris dan Indonesia. Metro TV juga bekerja sama dengan surat kabar terbesar nomor tiga di Indonesia yaitu MEDIA INDONESIA dan mengudara 24 jam nonstop setiap hari. Metro TV merupakan satu – satunya stasiun televisi yang mempunyai program acara keuangan yaitu Market Review yang disiarkan langsung dari studio di gedung pertukaran saham di Jakarta ( Jakarta Stock Exchange Building ) yang disiarkan tiga kali sehari. Metro TV menjalin kerjasama sengan beberapa stasiun televisi luar negeri antara lain :CNN, VOA, WORLD NET, Deutaco Welle, selain itu juga bekerjasama dengan CCTV dan CNA dalam hal tukar menukar berita. Beberapa program berita Metro TV disiarkan kembali oleh stasiun radio diberbagai daerah.
Penduduk kota Surabaya termasuk memiliki antusiasme yang tinggi dalam kegiatan kebutuhan informasi. Hal ini terbukti dalam sebuah penelitian tahun 2008, 71% menyukai berita.(kompas.com). Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat Surabaya memiliki rerata yang tinggi dari rerata nasional dalam antusiasnya terhadap acara berita di televisi.
TV (www.metrotvnews.com) . Selain itu secara psikologis, usia 20 tahun merupakan permulaan awal masa dewasa, perubahan kognitif yang mengarah pada peningkatan potensi diri, pola pikir lebih konkrit dan pragmatis (Desmita.2005:234&239).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut :
1. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtaned lebih besar dari mean skor Gratifications Shought?
2. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought ?
3. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi sosial pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications
4. Bagaimana kepuasan yang diperoleh dari motif hiburan pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought
2. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Elevn Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought
3. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi social pada masyarakat dalam menonton acra Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications
Obtained lebih besar dari Gratificications Sought
Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought
1.4. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan ini diharapkan nantinya akan turut serta dapat memberikan andil dalam upaya memperkaya sumber ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu komunikasi pada khususnya untuk penyiaran program talk show televisi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Metro TV mengenai kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan program acara tersebut agar lebih sesuai dengan harapan masyarakat sebagai penonton.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Televisi Sebagai Media Pemuas Kebutuhan Khalayak
Televisi adalah paduan dari radio (broadcast) dan film ( moving
picture). Televisi berasal dari dua kata, yaitu tele ( Bahasa Yunani ) yang
artinya jauh, dan visi ( vedire, Bahasa Latin ) yang berarti penglihatan ( Effendi, 1993 : 174). Jadi secara harfiah televisi dapat diartikan dapat melihat jauh. Maksud dari melihat jauh disini adalah gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat ( studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perangkat penerima ( televise set ).
Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan televisi siaran (television
broadcast ) yang merupakan media jaringan komunikasi dengan ciri – ciri
berpaling ke stasiun televisi lain, mengingat semakin ketatnya persaingan antar stasiun televisi dalam merebut perhatian khalayaknya.Dan sekarang perkembangan teknologi pertelevisian semakin meningkat sehingga dampak siarannya seolah – olah tidak ada batasan antara satu negara dengan negara lain apalagi setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi (Muda,2003:4).
Definisi komunikasi massa menurut Wright ( Ardiant, Erdinaya, 2004:3), adalah : “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous
audiences; messages are transmitted publicity, often – times to reach communicator
tends to be, or to operate within, a complex organization that may involve great
expense”.
(Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar ).
Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan televisi siaran (television
broadcast ) yang merupakan media dari jarigan komunikasi dengan ciri – ciri
bersifat umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen ( Effendi, 1993:21).
Televisi yang muncul pada awal dekade 1960-an semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Kelebihan televisi dari media massa lainya, ialah bersifat audio visual, dapat didengar dan dilihat, “hidup” menggambarkan kenyataaan dan menyajikan peristiwa yang tengah terjadi ke setiap rumah pemirsa (Effendi, 1993:314).
Pengaruh televisi terhadap system komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Dr Mar’at dari UNPAD acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal- hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah bukanlah suatu hal yang istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan – akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah – olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihadirkan televisi (Effendi, 2001:122).
Televisi merupakan salah satu media yang paling kuat dalam mempengaruhi penonton secara psikologi. Karena televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata – kata, gambar bergerak, musik
dan sound effect mampu memberikan kesan mendalam pada penonton (
Effendi,2000:176).
Kehadiran televisi bukan lagi dipersoalkan dari dampak negatif ataupun positifnya terhadap masyarakat karena televisi adalah jendela dunia, khalayak dapat menyaksikan pentas dunia lewat televisi (www.klik.galamedia.com). Pernyataan bahwa televisi sebagai media yang mampu menjangkau pemirsa dan memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak berawal dari asumsi teori Uses and Gratification yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan – kebutuhan seperti inilah yang memunculkan motif menggunakan media massa khususnya televisi. Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa dan pengkonsumsian media hannya untuk memuaskan kebutuhan yang terjadi dalam kebutuhan sehari-hari.
2.1.1 Siaran Berita Televisi
J.B Wahyudi adalah “Uraian tentang peristiwa / pendapat / realita yang mengandung nilai berita, dan sudah disajikan melalui media massa periodik”(Wahyudi,1994:32).
Pada media elektronik dengan kemampuan teknologi khususnya media televisi, fenomena berita kini diubah dari laporan peristiwa yang telah menjadi atau baru terjadi menjadi sedang terjadi artinya laporan yang disampaikan dapat diterima khalayak seketika atau pada saat itu juga, yaitu berupa siaran langsung. Berita yang ditayangkan sifatnya sekilas, cepat dan tidak bisa diulang, tidak mungkin diralat, oleh karena itu berita televisi harus mutlak benar. Kebenaran berita dilihat sejauhmana isi berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi. Sehingga berita memiliki suatu nilai berita, dimana nilai berita ditentukan oleh sejauh mana ia dibutuhkan dan dicari khalayak. Hal – hal yang dapat menentukan nilai sebuah berita antara lain meliputi :
1. Significance ( penting ), bersifat dapat mempengaruhi dan menyangkut
hajat masyarakat luas.
2. Magnitude ( besar), sejumlah angka yang besar mempunyai daya tarik dan
menimbulkan dampak tertentu.
3. Timeliness (waktu), kejadian yang menyangkut hal – hal baru terjadi atau
4. Proximity (dekat), unsur – unsur yang menimbulkan daya tarik karena “dekat” dengan khalayak, antara lain tempat kejadian, wawasan lokal dan hubungan emosional.
5. Prominience (tenar), yang menyangkut hal –hal yang terkenal atau sangat
dikenal oleh pembaca.
6. Human Interest (manusiawi), kejadian yang memberikan sentuhan
perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa (Abdullah,1992:19-20).
Laporan sebuah berita yang memiliki nilai sebuah berita diproses secara jurnalistik televisi yaitu seorang reporter menulis berita yang diliputnya ke dalam sebuah naskah berita dan karena sifat media televisi adalah “akrab”(intimate). Maka gaya berita televisi adalah “gaya obrolan” atau
conversation style, kalimat – kalimat yang disusun singkat dalam sebuah
dari berita adalah memberikan informasi akan tetapi untuk pemuasan dan sebagai daya tarik agar pemirsa memperhatikannya, maka berita televisi kadang – kadang mengandung segi hiburan.
2.1.2. Program Eight Eleven Show
Acara Eight Eleven Show adalah salah satu program berita yang ditayangkan di Metro TV. Program ini disajikan selama 3 jam, dimulai pukul 08.05 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Kilasan lengkap juga disajikan mengutamakan peristiwa terkini dari tanah air maupun mancanegara, serta peristiwa yang telah terjadi sepanjang malam dan dini hari sebelumnya. Beberapa berita dan paket laporan dari ruang redaksi juga disajikan di talkshow terkait dengan topik diskusi tersebut. Eight Eleven Show pengemasanya tidak lazim layaknya acara – acara berita pada umumnya di televisi. Acara berita ini berjenis news, talkshow, entertainment dan healthy
life dimana setiap harinya selalu ada pembahasan isu – isu terhangat yang
sederhana namun menarik. Biasanya chef memberikan judul menu dengan nama yang unik. Sehingga selain penonton mendapatkan berita terkini dan penampilan band juga disuguhi menu sehat masakan yang bisa menjadi inspirasi masakan dirumah.
Program Eight Eleven Show juga menyisipkan segmen laporan khas lalu lintas National Traffic Management Center (NTMC) yang secara langsung melaporkan situasi lalu lintas di kota – kota besar di Indonesia seperti situasi
kemacetan di Bali, Sidoarjo, Yogyakarta, Kosambi, sampai jalan dalam kota
Jakarta dan Tangerang. Yang membuat berbeda yang memandu dalam
segmen kali ini adalah polisi lalu lintas sendiri yang sehari-hari bertugas di
bagian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor Pusat Data Lalu Lintas.
Siaran ini pun dilaporkan langsung dari Korps Polisi Lalu Lintas Kepolisian
Republik Indonesia di Gedung Pusat Data Lalu Lintas.(www.kompas.com)
Tiga presenter secara dinamis dan atraktif memandu acara ini diantaranya Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, dan Marrisa Anita. Presenter yang memandu ini acara Eight Eleven Show diberi kesempatan dalam mengutarakan tanggapan dan pendapat tentang berita – berita yang menjadi pembahasan. Disetiap episodenya juga menghadirkan tokoh – tokoh ataupun orang – orang yang terlibat dalam tema yang diambil. Seperti : pengurus PSSI dan narasumber terkait lainnya.
Walaupun dalam penayanganya acara Eight Eleven Show ini tidak secara utuh 3 jam di Surabaya, diakibatkan adanya siaran lokal Metro TV Jawa Timur pada pukul 09.00WIB hingga 10.00 WIB baru kembali dilanjutkan pada siaran nasional program Eight Eleven Show namun rating terakhir cara ini mencapai 2,0 sedangkan audience sharw 10 dan masuk 9 besar rating untutk seluruh stasiun televisi (www.kompas.com).
2.1.3 Khalayak Aktif
Salah satu prinsip dari Teori Uses and Gratifications adalah anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat,2004:65). Berkaitan dengan sifat khalayak yang aktif dalam menggunakan media, Littlejohn (1996:345) menyatakan bahwa :
“it view members of the as actively utilizing media contens, rather than being
( Pendekatan ini melihat bahwa anggota – anggota khalayak secara aktif menggunakan isi – isi media, daripada bertindak pasif terhadap media).
Frank Biocca dalam Littlejohn (1996:35) lebih jelas mengungkapkan empat karakteristik khalayak yang aktif ;
1. Selectivity : khalayak yang aktif melakukan pertimbangan dan seleksi
untuk menentukan media yang akan mereka gunakan.
2. Utilirianism : khalayak yang aktif menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhan – kebutuhan dan mencapai tujuan mereka.
3. Intentionality : menunjukkan bahwa salah satu kegunaan media adalah
memberi kepuasan.
4. Involment or Effort : khalayak mengikuti dan berfikir dengan aktif
menggunakan media. Dengan kata lain mereka mudah dipengaruhi oleh media.
masyarakat. Selain itu televisi mempunyai karakteristik audio visual yang mampu memberikan kesan mendalam pada pemirsanya. Jadi khalayak aktif disini yaitu khalayak yang memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan dalam menggunakan media massa yaitu televisi. Ada tiga tipe aktifitas yang berkaitan dengan penggunaan media khususnya televisi, yaitu :
1. Preaktivity: perilaku individu yang senantiasa mencari media
tertentu untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan intelektualnya.
2. Duractivity : berkaitan dengan derajat psikologis individu yang
muncul selama menonton televisi. Tipe semacam ini akan lebih dipahami oleh orientasi kontruktivis. Fokus semacam ini adalah pada perkiraan bagaimana individu menginterpretasikan pesan – pesan media akan membawa kepuasan intelektual dan emosi bagi penontonnya.
3. Post activity : berkaitan dengan perilaku dan penggunaan pesan
oleh individu setelah diterpa pesan. Orang yang terlihat post
activity karena merasa informasi yang ada memiliki nilai personal
2.2 Teori Uses And Gratifications
Pada teori Uses and Gratificatons komunikasi massa terfokus pada perilaku komunikasi khalayak dalam upaya memenuhi kebutuhanya dari media massa dalam hal ini televisi. Para insan televisi menayangkan acara- acaranya berdasarkan kebutuhan dan selera masyarakat demi kepuasan hati mereka (Effendi,1993:197). Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, juga memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto&Erdinaya,2004:70).
Katz, Blumer dan Gurevitch (Ardianto&Erdinaya,2004:71) menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications, yaitu :
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasaan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak ;
3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi lebih besar. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media amat tergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan angggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.
Teori ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Katz, Gurevitch dan Haas ( Effendi,2000:294) mendefenisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan media massa adalah sebagai berikut:
1. Cognitive needs ( kebutuhan kognitif ) adalah kebutuhan yang berkaitan
menguasai lingkungan, memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.
2. Affective needs ( kebutuhan afektif ) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan pengalaman – pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Personal integrative needs ( kebutuhan pribadi secara integratif ) adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, keperyaan, stabilitas dan status individual.
4. Social integrative needs ( kebutuhan social secara integratif ) adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan anggota keluarga teman dan dunia.
5. Escapist needs ( kebutuhan pelepasan ) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan upaya menghindar tekanan dan hasrat akan keanekaragaman.
Menurut Mc Quail (1996:72) ada empat tipologi fungsi media massa bagi individu yaitu segi :
1. Informasi yaitu berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
3. Integrasi dan interaksi sosial yaitu memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.
4. Hiburan yaitu melepaskan diri dari permasalahan.
Oleh karena itu, teori Uses and Grafitication ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak ( Katz dalam Effedi.2000:289). Jadi nilainya pada khalayak aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan tertentu. Tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media massa dapat dibagi menjadi dua, yaitu Gratification
Sought (GS) adalah kepuasan yang diinginkan atau yang diharapkan
individu dalam menggunakan jenis media, sedangkan Gratifications
Obtained ( GO ) adalah kepuasanyan nyata yang diperoleh ( discrepancy )
antara GS dan GO maka dapat diketahui tingkat kepuasan yang diperoleh seseoang setelah mengkonsumsi media tertentu.
2.2.1 Kepuasan Khalayak
perihal/perasaan puas, kesenangan, kelegaan dsb karena sudah terpenuhi apa yang diinginkan.”
Penelitian Uses and Gratifications dilakukan untuk mengetahui motif seseorang dalam menggunakan media, disamping itu juga dapat mengungkapkan tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. Berdasarkan konsep yang dilakukan oleh Philip Palmgreen, kepuasan yang diteliti ada dua, yaitu : Gratification Sought dan Gratification Obtained. Kepuasan yang diterima individu dalam menggunakan media massa diukur melalui adanya kesenjangan ( discrepancy ) antara keduanya.
1. Gratifications Sought (GS)
Gratificcations Sought adalah kepuasan yang diinginkan atau diharapkan
individu dalam mengguanakan media tertentu. Gratifications Sought mempertanyakan
yang menyebabkan individu berbuat sesuatu. Pengkategoriannya mengacu pada 4 motif pengkonsumsian media menurut Mc Quail (1994), yaitu :
1. Motif informasi ( Surveiliance ), yaitu motif berkenaan dengan kebutuhan dengan kebutuhan akan informasi dan eksplorasi sosial.
2. Motif identitas pribadi ( Personal Identity ), yaitu motif yang ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.
3. Motif integrasi dan interaksi sosial ( Personal relationship ), yaitu motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain.
4. Motif hiburan ( Diversi ), yaitu motif kebutuhan akan pelepasan diri dari ketegangaan dan tekanan.
2. Gratifications Obtained (GO)
Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh setelah
individu menggunakan atau mengkonsumsi media massa. Gratifications
Obtained mempertanyakan hal – hal khusus mengenai apa saja yang
diperoleh melalui media tertentu dan lebih tertuju kepada kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Indikator yang digunakan untuk mengukur Gratifications Obtained (GO) sama halnya dengan GS. Kategori kepuasan yang diperoleh dapat diukur dengan kategori sebagai berikut :
1. Kepuasan informasi yaitu kepuasan yang berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.
2. Kepuasan identitas pribadi yaitu kepuasan yang berhubungan dengan dorongan individu menggunakan isi media untuk memeperluas atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.
3. Kepuasan integritas dan interaksi sosial yaitu kepuasan atas motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu dengan orang lain.
4. Kepuasan hiburan yaitu kepuasan yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.
diperoleh sama dengan kepuasan yang diinginkan maka masyarakat merasa puas dalam menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya. Namun apabila kepuasan yang diperoleh masyarakat lebih kecil dari kepuasan yang diinginkan maka masyarakat tidak merasa puas dalam menggunakan media massa sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya.
2.3 Kerangka Berpikir
Metro TV adalah satu – satunya stasiun televisi swasta yang mengkhususkan diri pada berita. Metro TV selalu menyajikan laporan berita baik dari dalam maupun luar negeri yaitu berita – berita umum yang terjadi dilapangan seperti : politik, ekonomi, bisnis dan saham, kriminal, seni dan budaya dan dokumen – dokumen sejarah, yang disajikan dengan cepat, dipercaya dan nyata. Metro TV yang mengedepankan kualitas menyajikan berita – berita aktual yang disiarkan nonstop selama 24 jam. Acara Eight Eleven Show ini lebih cenderung pada pemenuhan kebutuhan akan informasi
dan diversi, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat memenuhi kebutuhan
lainnya seperti Personal Identity, integrasi sosial, karena setiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda – beda. Acara Eight Eleven Show menyuguhkan berita yang dicampur dengan entertainment life music dan
healthy life, sehingga penonton selain memperoleh informasi, mereka juga
terhibur.
Setiap individu memiliki kebutuhan berbeda – beda yang didasari oleh motif – motif tertentu. Kebutuhan dalam pengguanan media massa, meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan. Dari kelima kebutuhan itu masyarakat Surabaya ingin memenuhi kebutuhannnya berdasarkan motif menggunakan media massa, diantaranya adalah
Motif Menggunakan Media Menonton Acara Eight Eleven
Pemirsa/
Kebutuhan – kebutuhan tersebutlah yang menyebabkan timbulnya motif – motif yang mendorong individu dalam menggunakan media massa.
Kepuasan Penonton
(Pendekatan Uses dan
Gratifications )
G0=GS = Puas
G0>GS = Puas
G0<GS = Tidak Puas
Kebutuhan Individu dalam
menggunakan Media
1. Kognitif
2. Afeksi
3. Integratif personal
4. Integratif Sosial
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Penelitian.
2.4 Hipotesis
1. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif informasi pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor
Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications Sought.
2. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif identitas pribadi pada mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor Gratifications
Sought.
3. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif integrasi dan interaksi sosial pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor
Gratificatons Sought.
4. Diduga adanya kepuasan yang diperoleh dari motif hiburan pada masyarakat dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV dengan mean skor
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey yang penelitiannya mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun.1995:3). Selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif, di mana penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV. Kepuasan dapat dilihat dari kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications
Sought ) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained).
3.1.1 Kepuasan Masyarakat
1. Kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought)
Kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought) adalah motif atau
alasan – alasan yang muncul dari sejumlah kebutuhan yang dicapai individu
dalam hal ini mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas menggunakan
suatu media yang berkaitan dengan keinginannya untuk mencapai kepuasan
pada kebutuhannya. Dengan kata lain, individu akan memilih suatu media
tertentu dipengaruhi oleh sebab – sebab tertentu, yaitu didasari motif
pemenuhan sejumlah kebutuhan yang dipenuhi. Dalam penelitian ini motif
yang diambil adalah motif individu dalam menonton acara Eight Eleven Show
di Metro TV. Sesuai dengan asumsi dasar Uses and Gratifications bahwa
setiap individu memiliki kesadaran atau motif dirinya pada hal – hal tertentu
apabil ditanyakan (Blumler&Kantz.1974:22).
2. Kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained)
Kebutuhan yang diperoleh (Gratifications Obtained) adalah sejumlah
kepuasan nyata yang diperoleh seseorang atas terpenuhinya kebutuhan –
kebutuhan tertentu setelah menggunakan media. Yang dimaksud dengan
kepuasan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sejumlah kebutuhan yang
kepuasan diukur dari terpenuhinya motif awal yang mendasari individu dalam
menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Pada dasarnya pengukuran indikator untuk mengukur Gratifications
Sought (GS) adalah sama dengan indikator untuk mengukur Gratifications
Obtained (GO), yaitu berupa kategori motif individu menonton acara Eight
Eleven Show di Metro TV. Adapun penggunaan kategori pengkonsumsian
media secara umum media menurut Mc Quail dan kawan – kawannya (1972)
(Mc Quail.1966:72). Adalah sebagai berikut :
1. Motif informasi (Surveillance)
Yaitu motif yang mendorong individu untuk menonton acara Eight Eight
Eleven Show di Metro TV sebagai kebutuhan untuk mendapatkan
informasi dan eksplorasi sosial. Cara mengukur Gratifications Obtained
dan Gratifications Sought dalam motif informasi adalah sebagai berikut :
1.1. Memperoleh tambahan informasi tentang peristiwa dan kondisi
dalam negeri dan mancanegara yang dibawakan dengan santai tidak
1.2. Memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan yang
berkaitan di dalam negeri dan mancanegara melalui bintang tamu yang
hadir dalam program talk show di Eight Eleven Show.
1.3. Memperoleh tambahan informasi, pengetahuan dan wawasan
dalam program Eight Eleven Show mengenai informasi ekonomi,
sosial, politik, budaya, lalu lintas, showbiz bahkan kuliner.
1.4. Memperoleh tambahan informasi kondisi dalam negeri dan
mancanegara melalui program Eight Eleven Show yang dikemas
berbeda dengan konsep news talk show entertainment dan healthy life.
2. Motif identitas pribadi ( Personal Identity)
Yaitu motif yang mendorong individu menggunakan program acara Eight
Eleven Show untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting
dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. Cara mengukur
Gratifications Obtained dan Gratifications Sought dalam motif identitas
pribadi adalah sebagai berikut :
2.1. Menemukan dan meniru karakter presenter saat membawakan
acara Eight Eleven Show dalam bersikap, berfikir, berkomunikasi dan
2.2. Menemukan figur seorang tokoh yang menjadi bintang tamu di
acara Eight Eleven Show dalam bagaimana harus bersikap, berpikir,
berkomunikasi dan berperilaku.
2.3. Menemukan figur dan meniru karakter yang menjadi chef
dalam acara Eight Eleven Show dalam menciptakan menu, memasak
dan menyajikan makanan.
2.4. Menambah rasa percaya diri karena mendapatkan informasi
dan hiburan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan menonton
acara Eight Eleven Show.
3. Motif Integrasi dan interaksi sosial (Personal relationship)
Adalah motif yang mendorong individu menggunakan media massa untuk
melangsungkan hubungannya dengan orang lain. Cara mengukur
Gratifications Obtained dan Gratifications Sought dalam motif integrasi
dan interaksi sosial adalah sebagai berikut:
3.1. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdiskusi / berbincang
– bincang dengan orang lain dan berinteraksi sosial mengenai
informasi yang disajikan dengan kemasan news talk show
3.2. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdiskusi / berbincang
– bincang dengan orang lain dan berinteraksi sosial mengenai live
band yang tampil dengan menonton acara Eight Eleven Show.
3.3. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdiskusi / berbincang
– bincang dengan orang lain dan interaksi sosial mengenai menu yang
disajikan oleh chef dengan menonton acara Eight Eleven Show.
3.4. Mengetahui tentang keadaan orang lain dan meningkatkan
empati sosial dengan berpartisipasi mengutarakan pendapat,
tanggapan, saran dan berdiskusi melali forum jejaring sosial yang ada
di acara Eight Eleven Show.
4. Motif Hiburan ( Diversi)
Yaitu mendorong individu untuk menonton acara Eight Eleven Show
sebagai kebutuhan untuk melepaskan diri dari perasaan dan kebutuhan
akan hiburan. Cara mengukur Gratifications Obtained dan Gratifications
Sought dalam motif hiburan adalah sebagai berikut :
4.1. Memperoleh hiburan penampilan live music di acara Eight
4.2. Mengatasi rasa jenuh dengan menonton acara Eight Eleven
Show yang dikemas berbeda yaitu acara berita dengan tambahan talk
show, entertainment ; live music, healthy life ; cooking with chef.
4.3. Memperoleh hiburan dengan menonton penampilan chef dalam
menyajikan menu masakan acara Eight Eleven Show.
4.4. Mengisi waktu luang dengan menonton acara Eight Eleven
Show.
Kategori – kategori tersebut diukur berdasarkan skala likert ( skala
sikap). Cara pengukurannya dengan memberikan daftar pertanyaan kepada
responden mengenai motif dan sikap pernyataan akan disediakan jawaban
yang nantinya harus dipilih oleh responden untuk menyatakan kesetujuan atau
ketidaksetujuannya. Pilihan jawaban masing – masing pernyataan
digolongkan dalam empat macam kategori, cara penentuan ini berlaku untuk
semua variable baik kepuasan yang diinginkan (GS) maupun kepuasan yang
diperloleh (GO), yaitu :”Sangat Setuju” (SS),”Setuju” (S),”Tidak Setuju”
(TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS) dengan meniadakan alternatif jawaban
“Ragu –Ragu” (undecided), alasannya menurut Hadi dalam Hapsari (2002.42)
adalah sebagai berikut :
1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memiliki arti ganda ( multi- interpretable) tidak diharapkan dalam
instrument.
2. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab
ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu – rgau
kecenderungan jawaban.
3. Disediakan ditengah akan menghilangkan banyaknya informasi yang
dapat dijaring oleh responden.
Adapun kategori jawaban yang terdapat pada kepuasan yang diharapkan
(GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO) diberi bobot skor sebagai berikut :
1. Sangat Setuju (SS) skor 4
2. Setuju (S) skor 3
3. Tidak Setuju (TS) skor 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1
Skor pada kategori tersebut di atas ditentukan karena untuk mengukur
pernyataan positif. Dari setiap skor pada kategori jawaban dijumlahkan baik
kategori motif maupun kepuasan yang diperoleh dari tiap – tiap kuisioner,
sehingga diperoleh skor total dari tiap kuisioner untuk masing – masing
1.SS ( Sangat Setuju ) : Bila pernyataan sangat sesuai dengan
alasan dan motif responden dalam
menonton acara Eight Eleven Show di
Metro TV
2.S ( Setuju ) : Bila pernyataan sesuai dengan alasan
responden dalam menonton acara Eight
Eleven Show di Metro TV
3. TS ( Tidak Setuju ) : Bila pernyataan tidak sesuai dengan
alasan responden dalam menonton acara
Eight Eleven Show di Metro TV
4. STS ( Sangat Tidak Setuju ) : Bila pernyataan sangat tidak sesuai
dengan alasan responden dalam
menonton acara Eight Eleven Show di
Metro TV
Selanjutnya, tiap – tiap kategori motif dan kepuasan diukur melalui
pertanyaan – pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Kemudian jawaban
yang telah dipilih diskor dan ditotal. Total skor dari tiap kategori baik
kepuasan yang diharapkan maupun yang diperoleh dikategorisasikan kedalam
3 interval, yaitu : tinggi, sedang, rendah. Penentuan interval dilakukan dengan
rumus. Kemudian skor yang diperoleh dijumlahkan berdasarkan masing –
masing motif yang telah dikategorisasikan baik kepuasan yang diinginkan
maupun kepuasan yang diperoleh mendapat perlakuan yang sama.
Range (R) = = = = 4
Rendah : 4 – 7
Sedang : 8 – 11
Tinggi : 12 – 16
Sedangkan untuk kesenjangan kepuasan ini akan diuji secara statistik
dengan uji-t dengan melihat jawaban – jawaban yang diberikan responden
mengenai apa yang diharapkan (GS) dengan apa yang diperoleh (GO).
Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan dapat dilihat dari penjelasan
sebagai berikut :
1. Jika mean skor Gratifications Obtained lebih besar dari mean skor
Gratifications Sought (GO>GS), maka terjadi perbedaan kepuasan
kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain individu
mendapatkan kepuasan.
2. Jika mean skor Gratifications Obtained sama dengan mean skor
Gratifications Sought (GO=GS), maka tidak ada perbedaan
kepuasan karena semua kebutuhan yang diinginkan terpenuhi,
sehingga mendapatkan kepuasan.
3. Jika mean skor Gratifications Obtained lebih kecil dari mean skor
Gratifications Sought (GO<GS), maka terjadi perbedaan kepuasan
karena ada beberapa kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi,
sehingga tidak terdapat kepuasan. Semakin besar perbedaan
kepuasan yang diinginkan dari kepuasan yang diperoleh maka
semakin tidak memuaskan program acara tersebut bagi khalayak,
sebaliknya jika semakin kecil perbedaan kebutuhan yang
diinginkan dari kepuasan yang diperoleh maka semakin
memuaskan program acara tersebut bagi khalayak.
Kemudian apabila skor dan tingkat interval dari tiap – tiap kategori (
kepuasan yang diinginkan dan kepuasan yang diperoleh) diketahui, maka hasil
3.2 Populasi,Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi dan Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya
yang berusia 20 tahun ke atas dan menonton acara Eight Eleven Show
di Metro TV. Karena usia 20 tahun ke atas merupakan permulaan
dewasa, emosi mulai stabil dan pemikiran mulai matang. Dan semua
populasinya adalah pemirsa televisi yang berjumlah 104.289 (BPS
2010). Seperti yang diketahui bahwa salah satu karakteristik media
massa televisi adalah dapat dilihat dan dapat didengar (audio visual)
yang mampu menjangkau masyarakat luas dan isi pesan hadir secara
cepat dan begitu dekat seolah – olah berwujud nyata.
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan
masyarakat yang bertempat tinggal di Surabaya, yaitu pemirsa televisi
yang berusia 20 tahun keatas. Untuk menentukan ukuran sampel
Ket: n = Sampel
N = Populasi
d = Standart kesalahan 0,1 (Rakhmat,2001:82)
Dari rumus tersebut, maka dapat diketahui sampel dari
keseluruhan populasi pada penelitian ini, yaitu :
Maka sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 orang,
dengan demikian responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti pada
penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan teknik
teori probability yaitu memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
untuk menjadi sample. Adapun kriteria yang dipakai peneliti untuk
dijadikan sampel antara lain :
1. Warga masyarakat Surabaya.
2. Berusia 20 hingga 50 tahun.
3. Penonton aktif Eight Eleven Show di Metro TV.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode penarikan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari responden. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh dari data yang dikumpulkan langsung dari
responden berdasarkan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan –
pertanyaan terbuka dan tertutup.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari
lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber – sumber informasi
kedua, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan
lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang digunakan untuk
melihat perbedaan antara dua variabel atau lebih dengan menguji hipotesa
yang menyatakan perbedaan. Metode analisis data yang digunakan adalah
uji-t (uji-t-test), dengan pertimbangan peneliti menggunakan rumus statistik adalah
karena uji-t berfungsi untuk membandingkan beda mean sebenarnya atau
yang diinginkan dengan mean yang diperoleh. Dengan kata lain, uji – t
digunakan untuk menguji beda antara dua mean atau dua variabel yang
berbeda.
Data yang diperoleh dianalisis melalui tahap- tahap sebagai berikut :
1. Masing – masing variabel yaitu Gratifications Sought dan Gratifications
Obtained dijumlahkan berdasarkan skor – skor yang telah ditetapkan
sebelumnya . sehingga diperoleh masing – masing skor Gratifications
Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).
2. Kemudian kedua skor variabel tersebut dibandingkan dengan
Ket : M1 = rata- rata Gratification Sought ( kelompok 1 )
M2 = rata – rata Gratification Obtained ( kelompok 2 )
Keterangan :
SS1 = jumlah kuadrat kelompok 1
S2 = jumlah kuadrat kemlompok 2
N1 = jumlah sampel kelompok 1
N2 = jumlah sampel kelommpok 2
X1 = jumlah skor kelompok 1
3. Setelah besar nilai t diketahui, maka untuk menetukan apakah nilai t
memiliki signifikasi perbedaan atau tidak secara statistik diantara skor
variabel – variabelnya, nilai t disesuaikan dengan table t- distribusi dengan
level signifikasi (α) sebesar 0,05.Jika t hitung ≥ t table maka Ho ditolak (
Hi diterima ). Dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan antar
proporsi yang diperoleh dan yang diinginkan atau dengan kata lain bahwa
ada perbedaan mean skor yang signifikan antara GS dan GO . Dan
sebaliknya , jika maka Ho diterima ( Hi ditolak ), berarti
ada perbedaan mean skor yang signifikan antara GS dan GO
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dan Penyajian Data
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Acara Eight Eleven Show adalah salah satu program berita yang ditayangkan di Metro TV. Program ini disajikan selama 3 jam, dimulai pukul 08.05 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Kilasan lengkap juga disajikan mengutamakan peristiwa terkini dari tanah air maupun mancanegara, serta peristiwa yang telah terjadi sepanjang malam dan dini hari sebelumnya. Beberapa berita dan paket laporan dari ruang redaksi juga disajikan di talkshow terkait dengan topik diskusi tersebut. Eight Eleven Show pengemasanya tidak lazim layaknya acara – acara berita pada umumnya di televisi. Acara berita ini berjenis news, talkshow, entertainment dan healthy
life dimana setiap harinya selalu ada pembahasan isu – isu terhangat yang
ternama, menu yang ditampilkan adalah menu restoran yang variatif,
sederhana namun menarik. Biasanya chef memberikan judul menu dengan
nama yang unik. Sehingga selain penonton mendapatkan berita terkini dan
penampilan band juga disuguhi menu sehat masakan yang bisa menjadi
inspirasi masakan dirumah.
Program Eight Eleven Show juga menyisipkan segmen laporan khas lalu
lintas National Traffic Management Center (NTMC) yang secara langsung
melaporkan situasi lalu lintas di kota – kota besar di Indonesia seperti situasi
kemacetan di Bali, Sidoarjo, Yogyakarta, Kosambi, sampai jalan dalam kota
Jakarta dan Tangerang. Yang membuat berbeda yang memandu dalam
segmen kali ini adalah polisi lalu lintas sendiri yang sehari-hari bertugas di
bagian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor Pusat Data Lalu Lintas.
Siaran ini pun dilaporkan langsung dari Korps Polisi Lalu Lintas Kepolisian
Republik Indonesia di Gedung Pusat Data Lalu Lintas.(www.kompas.com)
Masalah – masalah yang diangkat pada Eight Eleven Show merupakan
analisa berita dari acara Headline News dan Metro Pagi yang merupakan salah
satu tayangan berita yang paling disoroti dalam satu hari. Dengan konsep
interaktif, acara ini memiliki konsep interaktif. Setiap diskusi, komentar atau
opini dari masyarakat melalui forum, blog, twitter ditampilkan di layar kaca
Tiga presenter secara dinamis dan atraktif memandu acara ini
diantaranya Prabu Revolusi, Tommy Tjokro, dan Marrisa Anita. Presenter
yang memandu ini acara Eight Eleven Show diberi kesempatan dalam
mengutarakan tanggapan dan pendapat tentang berita – berita yang menjadi
pembahasan. Disetiap episodenya juga menghadirkan tokoh – tokoh ataupun
orang – orang yang terlibat dalam tema yang diambil. Seperti : pengurus PSSI
dan narasumber terkait lainnya.
Walaupun dalam penayanganya acara Eight Eleven Show ini tidak
secara utuh 3 jam di Surabaya, diakibatkan adanya siaran lokal Metro TV
Jawa Timur pada pukul 09.00WIB hingga 10.00 WIB baru kembali
dilanjutkan pada siaran nasional program Eight Eleven Show namun rating
terakhir cara ini mencapai 2,0 sedangkan audience sharw 10 dan masuk 9
besar rating untutk seluruh stasiun televisi (www.kompas.com).
4.2 Penyajian Data Dan Analisis
Di bawah ini merupakan data responden melalui pengisian lembar
kuisioner yang disebarkan pada seluruh sampel. Setelah diisi kemudian
ditabulasi, sehingga data yang diperoleh akan ditampilkan dan nantinya akan
diinterpretasikan dalam table frekuensi beserta keterangan data dan analisis
4.2.1 Identitas Responden
Identitas responden pada penelitian ini ditujukan berdasarkan usia,
tingkat pendidikan , jenis pekerjaan , frekuensi menonton dan durasi
menonton responden. Pada identitas responden ini berguna untuk memberikan
gambaran bahwa program Eight Eleven Show , memiliki khalayak seperti
yang akan dijelaskan di bawah ini.
4.2.1.1 Usia Responden
Tabel 1
Usia Responden ( n = 100 )
No. Usia Responden Frekuensi (F) Persentase
1. 20 – 25 tahun 37 37
Sumber : Kuisioner Identitas Responden no 3
Dari tabel tersebut dapat terlihat rentang usia yang dibagi menjadi 6
kategori yang disesuaikan dengan segmentasi acara Eight Eleven Show di
Metro TV yaitu berusia 20 tahun ke atas. Masyarakat yang berusia 20 – 25
tahun sebanyak 37 orang ( 37 %) usia terbanyak yang menonton program
32 – 37 tahun sebanyak 16 orang (16%), berusia 38 – 43 tahun sebanyak 8
orang (8%), berusia 44 – 49 tahun sebanyak 11 orang ( 11%),dan berusia 50
tahun sebanyak 5 orang (5%).
Dominasi khalayak acara Eight Eleven Show adalah khalayak yang
berusia 20 – 25 tahun. Ini dimungkinkan karena pada usia tersebut tergolong
pada masa awal dewasa, mencari sesuatu baru dengan segala bentuk
kreatifitas dan yang menyangkut masalah umum. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa faktor usia sangat mempengaruhi tingkat kreatifitas
seseorang. Mereka mencari, belajar dan mengamati segala sesuatu yang
bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi diri mereka. Pada
acara ini, usia 20 – 35 tahun , cenderung lebih tertarik pada pencarian
informasi yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat peristiwa dan kondisi
dalam negeri dan mancanegara. Dengan menonton acara tersebut mereka juga
dapat menambah rasa percaya diri karena mendapatkan informasi dan hiburan
untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan mereka juga dapat meningkatkan
rasa empati sosial.
Responden yang berusia 26 – 31 tahun adalah usia terbanyak nomor
dua. Pada usia ini responden cenderung menonton acara Eight Eleven Show di
informasi tentang peristiwa dalam negeri dan mancanegara, mereka juga
terhibur dengan penyajian informasi ringan yang dipadukan dengan live music
dan healthy life.
Responden yang berusia antara 32 – 37 tahun mempunyai alasan yang
hampir sama dengan responden yang berusia antara 38 – 43 tahun dalam
menonton acara Eight Eleven Show di Metro TV yaitu ingin mengidentifikasi
diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa saling memiliki terhadap
bangsa Indonesia. Juga ingin memperoleh hiburan yang terdapat pada acara
tersebut.
Sedangkan responden yang berusia 44 – 49 tahun menonton acara
Eight Eleven Show di Metro TV dengan alasan menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Indonesia maupun mancanegara, mengetahui keadaan
orang lain , dan meningkatkan rasa saling memiliki terhadap bangsa Indonesia
. Menemukan bahan pembicaraan untuk berdikusi atau berbincang – bincang
dengan orang lain dan interaksi sosial.
Untuk responden yang berusia 50 tahun menonton Eight Eleven Show
di Metro TV dengan alasan untuk memuaskan rasa ingin tahu yang berkaitan
dengan tokoh – tokoh terkemuka yang menjadi bintang tamu, memuaskan
rasa ingin tahu tentang masalah yang terjadi di dalam negeri maupun
dalam mengatasi rasa jenuh dan bersantai menikmati hiburan dalam acara
tersebut.
4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan merupakan hal penting dalam memahami karakteristik
khalayak program Eight Eleven Show. Jika dilihat dari variabel pendidikan,
sangat terlihat jelas bahwa program Eight Eleven Show lebih disukai oleh
responden yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2
Tingkat Pendidikan Responden ( n = 100 )
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (F) Persentase
1. SLTP 10 10
2. SLTA 29 29
3. Diploma I/II/III 16 16
4. Perguruan Tinggi 45 45
Jumlah 100 100
Sumber : Kuisioner Identitas Pribadi no 4
Pada tabel dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat yang
menjadi responden penelitian ini adalah berbeda – beda. Latar belakang
pendidikan yang paling mendominasi adalah masyarakat yang latar belakang
pendidikan perguruan tinggi sebanyak 45 orang (45%), pada urutan kedua
tingkat pendidikan Diploma / Akademi sebanyak 16 orang (16%), dan SLTP
sebanyak 10 orang (10%).
Ini menunjukkan bahwa responden yang berlatar belakang pendidikan
perguruan tinggi merupakan responden yang mendominasi dalam menonton
acara Eight Eleven Show di Metro TV. Dengan tingginya tingkat pendidikan
mempengaruhi cara berfikir dan menerima atau merespons suatu pesan
sehingga diterima isi pesan dengan baik mengingat karakteristik televisi yang
sekilas sehingga diperlukan cara berfikir yang baik agar pesan dapat diterima
dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin baik dan semakin mudah dalam memahami isi
pesan. Dengan menonton acara Eight Eleven Show mereka juga mendapatkan
hiburan yang dapat menyegarkan pikiran dan melupakan sejenak dari beban
permasalahan atau ketegangan dengan suguhan live music dan healthy life
memasak bersama chef dengan konsep yang ringan.
Pada tingkat pendidikan berikutnya yaitu responden yang berlatar
belakang Diploma / Akademi dan SLTA, tingkat penerimaan terhadap isi
pesan yang dikemas dalam konsep news entertainment tersebut baik. Mereka
terhibur dengan sajian siaran berita talk show yang ringan dan mereka juga
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Selain itu, dengan menonton
acara Eight Eleven Show di Metro TV mereka juga mendapatkan inspirasi