• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SISTEM REKRUTMEN PENGERJA GEREJA KRISTEN SUMBA: Suatu tinjauan kritis terhadap dampaknya bagi para Vikaris GKS T1 712010035 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SISTEM REKRUTMEN PENGERJA GEREJA KRISTEN SUMBA: Suatu tinjauan kritis terhadap dampaknya bagi para Vikaris GKS T1 712010035 BAB V"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

23

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan seluruh uraian dan tinjauan terhadap sistem rekrutmen pengerja gereja GKS dan

dampaknya bagi para vikaris maka dapat disimpulkan beberapa hal penting yaitu: GKS masih belum

memiliki perencanaan pengerja gereja yang jelas terkait pengerja gereja, karena adanya beberapa

kendala yaitu: kendala dana, kurangnya dan lamanya waktu pemekaran, dan tidak adanya perekrutan

tambahan oleh jemaat yang masih kekurangan pendeta, adanya sistem pemilihan langsung yang di

dominasi oleh faktor kekeluargaan, serta masih kondisi ekonomi jemaat yang berbeda serta masih

kurangnya pemberdayaan ekonomi jemaat. Hal-hal tersebut menimbulkan beberapa dampak,

diantaranya adalah para vikaris mengalami kejenuhan sehingga cenderung ingin berpindah alih

profesi, beban pelayanan 1 orang pendeta berat sehingga menimbulkan ketidakefektifan pelayanan

mengingat wilayah pelayanan GKS yang sangat luas. Pada sisi yang lain, sistem rekrutmen pengerja

gereja (vikaris) GKS bukanlah suatu hal yang sama sekali hanya membawa dampak negatif tetapi

juga memiliki beberapa dampak positif yaitu: terjadinya hubungan kerja yang seimbang antara

sinode dan jemaat, sehingga memudahkan berbagai pelaksanaan dan pengelolaan pengerja gereja

mulai dari pendaftaran hingga penempatan ke jemaat-jemaat, pentahbisan dan

pengaturan-pengaturan yang lainnya hingga masa pensiun. Pemilihan langsung oleh jemaat terhadap vikaris

untuk menjadi pendeta membawa dampak kedekatan dan kenyamanan yang lebih mendalam sebab

jemaat sendirilah yang menentukan pendeta yang diingini.

Terhadap semua uraian diatas, penting sekali untuk kembali mengingat bahwa memang tidak

ada sistem yang sempurna. Semua sistem yang ada di dalam organisasi memiliki sisi positif dan

negatifnya sendiri. Gereja yang nampak dalam bentuk lembaga/institusi/organisasi juga mengalami

hal yang sama. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam upayanya mewujudkan panggilannya di dunia

ini, gereja tentu mengalami pasang surut seiring dengan kendala dan hambatan yang muncul

sepanjang perjalanan pelayanan. Kendatipun demikian, gereja tetap ada hingga kini. Berbagai cara

dan pengaturan serta pengelolaan pelayanan dan pengerja gereja diusahakan demi tercapainya

pelayanan yang efektif. Sistem dibangun, dan dilaksanakan sebaik-baiknya. Tentu ini adalah sesuatu

yang sangat baik, yang bermanfaat untuk membangun gereja dan jemaat. Yang menjadi masalah

adalah ketika sistem, pengelolaan, pengaturan atau apapun yang dilakukan untuk membangun

tersebut, pada sisi yang lain menjadi penghalang bukan saja bagi pengerja gereja, tetapi terutama

bagi jemaat yang dititipkan Tuhan Sang Kepala gereja untuk dilayani. Tujuan utama yang harus

dilihat sesungguhnya adalah, bagaimana melayani jemaat-jemaat secara efektif dan efisien sehingga

tugas dan panggilan gereja serta visi misi gereja dapat tercapai, dan nama Tuhan semakin di

(2)

24 Tentu saja, untuk mencapai semua hal diatas, gereja perlu melakukan pengelolaan/manajemen

yang baik. Salah satunya adalah terhadap pengerja gereja. Pengerja gereja adalah orang-orang yang

kepadanya Tuhan mempercayakan jemaat-Nya untuk dilayani sesuai kehendak-Nya. Ketika keadaan

atau kondisi pengerja gereja mengalami persoalan, menjumpai kendala dan hambatan, dampak yang

sesungguhnya sebenarnya bukan hanya terjadi kepada pengerja gereja, ataupun gereja sebagai

institusi/organisasi (meskipun pada satu sisi benar) melainkan terhadap jemaat. Apalah artinya

pelayanan ke luar (ke jemaat) jikalau dari dalam gereja sendiri, para pengerja gereja masih meratap

dalam penantian dan ketidakpastian dalam hidupnya, harapan dan mimpi-mimpi mereka kian kabur,

bahkan lambat laun baik menanti ataupun sekedar berharap, suara hati mulai meragu, dan berpikir

untuk beranjak pergi pada sesuatu yang mampu memberi jawab, mulai dianggap sebagai kewajaran.

Oleh sebab itu, kini sudah saatnya gereja bekerja secara lebih maksimal, untuk mendukung

tercapainya tujuan gereja secara menyeluruh dan juga tidak melupakan tujuan-tujuan individu demi

pelayanan yang baik kepada jemaat yang sudah dipercayakan-Nya. Tuhan Yesus Kristus Sang kepala

gereja yang Agung pasti memberi kekuatan untuk mewujudkan-Nya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, ada beberapa saran yang ingin disampaikan penulis yaitu:

1. Kepada sinode GKS agar persoalan para vikaris yang sudah lewat dari 5 tahun dan

diangkat dalam sidang sinode berikutnya untuk dicarikan solusi, atau dibuatkan suatu

kebijakan khusus agar tidak menunggu dalam waktu yang sangat lama. Sekiranya dapat,

agar dibuat suatu kebijakan supaya sesudah para vikaris menjalani masa vikariat 2 tahun di

jemaat, mereka langsung saja ditahbiskan oleh sinode untuk menjadi pendeta. Dengan

demikian, mereka hanya tinggal menunggu proses perekrutan selanjutnya oleh jemaat dan

menetap di jemaat tersebut nantinya. Sembari itu, roda pelayanan tetap dilakukan seperti

biasanya berdasarkan aturan-aturan yang berlaku di dalam GKS.

2. Bagi para vikaris GKS dalam ragam tahapan vikariat yang ada, tetap melayani jemaat dan

membangun relasi yang harmonis ditengah-tengah jemaat, serta mengembangkan diri

dengan ketrampilan-ketrampilan yang dapat menopang jemaat maupun dirinya sendiri.

3. Bagi “anak-anak” GKS yang bercita-cita dan ingin melayani di GKS sebagai Pendeta agar

dapat membekali diri secara matang baik dari segi intelektual maupun

ketrampilan-ketrampilan tambahan, sehingga ketika kembali ke GKS dapat mengembangkan sistem,

mengembangkan ketrampilan-ketrampilan yang berguna bagi GKS dan warga jemaat untuk

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini mengenai analisis pendampingan pastoral terhadap faktor-faktor penyebab jemaat pindah gereja (kajian kasus jemaat GKS Nggongi di Sumba Timur). Tujuan penulisan skripsi

Apa yang menjadi alasan jemaat untuk tetap berjemaat di GKS Nggongi, sementara ditengah-tengah masalah yang dialami jemaat maupun gereja1. Bagaimana tanggapan jemaat

Ø Pelayan Katekisasi Pranikah harus menyadari bahwa baik jemaat asli maupun. jemaat asing sama-sama jemaat Tuhan yang dititipkan kepada

dilakukan jemaat gereja kharismatik juga menjadi masalah bagi jemaat gereja lainnya.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Kami mengajak seluruh lapisan Anggota Jemaat dan Simpatisan dapat ikut ambil bagian dan menjadi penyambung Anugerah dan Kasih Tuhan untuk menjadi Saluran Berkat-Nya. Marilah kita

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Semarang Timur sebagai wadah yang ideal bagi. jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Semarang Timur untuk

katekisasi bagi warga jemaat asal Marapu yang akan dipakai oleh gereja-gereja di

Menjadi gereja yang bergerak di dalam dengan saling mendukung dan meneruskan karya kebaikan Allah sehingga jemaat dan simpatisan menjadi alat Allah untuk menyatakan karya