• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 8 USE OF AN ELECTRO DY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 8 USE OF AN ELECTRO DY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM 8

USE OF AN ELECTRO-DYNAMOMETER

AS A SEPARATELY EXCITED DC GENERATOR

Kelompok 2 3C – D4

Grandi Vio (06) Mochammad Machrus Aviv (10) Mohamad Mas’ud Yanayir (11) Pandu Resty Permana (13)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM 8

USE OF AN ELECTRO-DYNAMOMETER

AS A SEPARATELY EXCITED DC GENERATOR

8.1 Dasar Teori

Ketika Spring Scale dipisahkan dari dinamometer, sebuah dinamometer bisa berfungsi sebagai Generator DC Shunt pembangkitan terpisah. Sebelum memulai percobaan, beberapa karakter kunci dari Generator pembangkitan terpisah adalah :

 Arus medan, tidak diberikan dari tegangan keluaran, maka dari itu, arus eksitasi dapat menyesuaikan tanpa mempengaruhi hubungan antara kecepatan motor dengan tegangan keluarannya.

 Karena arus medan diberikan dari sumber luar, tegangan regulasi dari generator pembangkitan terpisah ini lebih superior daripada generator pebangkitan sendiri.

 Ini tidak tergantung pada flux sisa.

8.2 Alat dan Bahan

1. Generator penguat terpisah 1800 rpm.

2. Motor induksi 1 phasa/ unit pengerak mula yang dilengkapi dengan torsimeter ,speed meter dan hambatan.

3. Tachometer

4. Ampere meter arus searah

5. Voltmeter arus searah atau multimeter 6. Unit catu daya yang terdiri dari:

- Catu daya tetap

- Catu daya yang dapat diatur. 7. Saklar motor

(3)

8.3 Langkah Percobaan

1. Atur skala dynamometer pada posisi 0 (nol).

2. Hidupkan motor dan tekan tombol start. Atur tegangan sumber AC sebesar 100V.

3. Matikan output sehingga dynamometer menjadi on, dan atur tegangan sumber DC 0~120V sehingga output generator menjadi 100/120V.

4. Amati yang terjadi pada M-1, M-2, Wattmeter, dan RPM pada motor, dan catat hasilnya pada table bagian “MOTOR / NO LOAD". Dan amati yang terjadi pada M-1 sampai M-4 pada generator. Amati juga torsi pada torsi meter dari dynamometer. Catat hasilnya pada table bagian “DYNAMOMETER / NO LOAD”.

5. Ubah saklar S1 dan S2 pada dynamometer menjadi on, dan ulangi langkah 4. Catat hasilnya pada table “1/4 LOAD’ bagian motor dan dynamometer.

6. Ulangi langkah 4 untuk ½ load, da full load. Untuk ½ load, nyalahkan saklar S-3. Untuk full load nyalakan saklar S1, S2, dan SS-3. Dan catat hasilnya pada table. 7. Tekan tombol stop, dan matikan motor. Hilangkan coupling antara motor dan

dynamometer.

8. Tekan tombol start. Ukur output voltage, load current, exciting voltage, exciting current, dan speed. Dan catat hasilnya pada tabel.

9. Tekan tombol stop lalu putar coupling yang terdapat di samping modul MG- 5219 sampai posisi minimum.

10. Matikan semua saklar.

(4)

8.5 Data Hasil

No Load ¼ Load S1 – S2

½ Load S3

Full Load S1 – S2 – S3

Output Voltage (VO) 76 74 70 70

Load Current (IL) 0 0.35 0.6 0.85

Exciting Voltage (VE) 115 115 115 115 Exciting Current (IE) 0.22 0.22 0.22 0.23

Speed (RPM) 1489 1484 1480 1477

8.6 Analisa

Pada percobaan kali ini merupakan percobaan penggunaan

elektrodinamometer sebagai suatu Generator DC Shunt pembangkitan terpisah. Dimana pada tabel hasil percobaan di atas dapat dilihat bahwa pengukuran tegangan keluaran terhadap perubahan nilai beban. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa semakin besar pembebanan yang dilakukan maka tegangan keluaran yang dihasilkan dari generator dc tersebut semakin menurun, hal tersebut disebabkan karena pada setiap generator memiliki voltage regulation. Voltage regulation merupakan kestabilan sebuah generator mengeluarkan tegangan keluaran dengan nilai pembebanan yang berubah-ubah.

VR=NO LOAD OUTPUT VOLTAGEFULL LOADOUTPUT VOLTAGE

FULL LOAD OUTPUT VOLTAGE x100

VR=76V−70V 70V x100

(5)

= 8,57%

Setelah dihitung menggunakan persamaan di atas maka diperoleh bahwa ketahanan generator tersebut (voltage regulation) bernilai 8,57% dimana semakin kecil prosentasenya maka ketahanan dari generator tersebut semakin baik dalam mengeluarkan tegangan output dengan berubahnya nilai beban. Sementara nilai arus dari tanpa beban ke beban penuh akan semakin meningkat nilainya, hal tersebut dikarenakan sesuai dengan prinsip hukum ohm dimana semakin tinggi beban akan semakin tinggi pula arusnya dengan persyaratan tegangan akan semakin turun.

Perubahan nilai beban juga berpengaruh pada kecepatan motor, dimana semakin tinggi nilai pembebanan maka semakin turun pula kecepatan putar motornya sesuai dengan persamaan:

n=VtIa. Ra

C .ɸ

dimana ɸ ≈If

Ia=Arus Jangkar dan Ra=Beban Jangkar, dan pada hasil percobaan di atas didapati bahwa arusnya (Ia) meningkat seiring bertambahnya nilai pembebanannya (Ra). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan motor akan semakin turun seiring dengan bertambahnya beban.

8.7 Kesimpulan

1. Voltage regulation merupakan kestabilan sebuah generator mengeluarkan tegangan keluaran dengan nilai pembebanan yang berubah-ubah. semakin kecil prosentasenya maka ketahanan dari generator tersebut semakin baik dalam mengeluarkan tegangan output dengan berubahnya nilai beban.

2. Semakin besar pembebanan yang dilakukan maka tegangan keluaran yang dihasilkan dari generator dc tersebut semakin menurun.

3. Semakin besar pembebanan yang dilakukan maka arus yang dihasilkan dari generator dc tersebut semakin meningkat.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Arti penting Mahkamah Kehormatan Dewan adalah untuk menegakkan kode etik Dewan Perwakilan Rakyat, kode etik Dewan Perwakilan Rakyat adalah norma-norma atau

Landasan teori pada penulisan skripsi ini akan menerangkan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) Penjualan di Auto 2000

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (2) hubungan

Hasil penelitian menyimpulkan jawaban terkait pertimbangan, dasar hokum dan tinjauan hukum islam dalam legislasi wali anak hasil kawin hamil adalah (1)

Ia memperingatkan Sousuke bahwa yang dilakukannya kepada teman-temannya tidak akan membuat Michiru kembali padanya, tetapi akan membuat Michiru semakin

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Pelanggaran dan penerapan hukum yang dapat diterapkan kepada para pelaku terkait hal tersebut diatur pada Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang

Hal tersebut yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengembangkan sistem registrasi KRS yang memanfaatkan teknologi wireless yaitu teknologi J2ME, untuk memudahkan mahasiswa