• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP)

DI KABUPATEN NUNUKAN

Disusun Oleh :

S U H A R N I

Nomor Pokok Mahasiswa : 2008 232 00 0128

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

(2)

SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP)

DI KABUPATEN NUNUKAN

Disusun dan Diajukan Oleh :

S U H A R N I

Nomor Pokok Mahasiswa : 2008 232 00 0128

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi

Pada Tanggal 26 Januari 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui Komisi Pembimbing

Drs. Muh. Firdaus, MBA, Ph.D Pembimbing

Mengetahui,

Ketua STIA LAN Makassar

(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa sesungguhnya :

1.

Karya tulis saya berupa SKRIPSI, saya ajukan untuk mendapatkan

gelar akademik SARJANA (S1) di STIA LAN Makassar,

merupakan karya asli saya dan belum pernah diajukan oleh

siapapun juga maupun pada perguruan tinggi lainnya.

2.

Adapun pada karya tulis saya, terdapat tulisan yang saya kutip dan

jelas disebutkan nama pengarang serta tercantum dalam daftar

pustaka.

3.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan ataupun ketidakbenaran

maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan

sanksi lainnya sesuai ketentuan yang berlaku

Makassar, 26 Januari 2012

Yang menyatakan,

(4)

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hanya milik Tuhan semesta alam lautan ilmu dan dengan kemurahan-Nya sehingga kita mendapatkan ilmu milik-Nya. Puji syukur kehadirat Allah SWT, sang Maha Rahman dan Rahim, yang telah menitipkan sedikit kecerdasan dan petunjuknya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Penerapan

Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) Di Kabupaten Nunukan” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Peneliti bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah SWT semata, yang tiada sekutu bagi-Nya sebagai suatu kesaksian yang penulis simpan untuk menghadap kembali kepada-Nya, penulis juga bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan rasul-Nya.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penghargaan tertinggi dipersembahkan buat kedua orangtua, Ibunda Sitti Sapiah dan Ayahanda Abdul Wahid (Alm) yang nun jauh disana peneliti meyakini, doa dan ridhonya tak pernah putus. Kakak saya yang senantiasa memberikan dukungan moral dan materi, Sumarty, S.Ag, Asdar, S.Sos, Dra.Sudharty, Biolla, S.Pd.M.Pd, Amrin Wahid, Warnida, SE, Drs. Sudarman. Ponakanku yang selalu memberikan pertimbangan, dr.Rezky Amalia, Abdul Muis, S.T, M.T, dan yang selalu memberikan keceriaan Shiddieq, Syawal, Chica, Fahmy, Lady, Atok, Maula, dan A’da.

Dengan segenap kejujuran, penulis menyadari bahwa skripsi ini tercipta atas pertolongan Allah SWT melalui hamba-hamba-Nya untuk membantu, oleh sebab itu dengan penuh kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak H. Abdul Hafid Achmad (mantan Bupati Nunukan) dan Bapak Bupati Nunukan (Drs. Basri) yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan melalui tugas belajar di STIA-LAN Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. Makmur, M.Si selaku Ketua STIA-LAN Makassar

3. Bapak Drs. Muh. Firdaus, M.BA, Ph.D selaku pembimbing. Sebuah kebanggaan dapat dibimbing oleh salah satu dosen yang diidolakan. Tersentuh dengan perhatian yang luar biasa, bimbingan yang maksimal, bijaksana dan cerdas menjadi kesan selama pembimbingan.

(5)

penelitian dan pengumpulan data dalam rangka penelitian skripsi ini. 5. Bapak Drs. Lukman Samboteng, M.Si selaku Kepala Bagian Akademik

STIA-LAN Makassar.

6. Ibu Mariati, S.Kom, selaku pembimbing akademik.

7. Bapak Ahsan, SE, MM selaku moderator dalam seminar proposal 8. Bapak dan Ibu Dosen STIA-LAN Makassar.

9. Para Staf Akademik, office boy dan para security yang selalu setia mengamankan kunci motor yang sering tertinggal, ingat selalu KT 4777 S. 10.Sahabat terbaikku “Umi Umamah, SAB, Hertati, Donny, P’Arif,

P’Muhammad, P’Sugiarto, Fiska dan seluruh rekan-rekan Mahasiswa STIA-LAN Makassar yang banyak memberikan dukungan, saran, kritik dan sedikit pujian sehingga menjadi kontribusi dalam penulisan skripsi ini. 11.Untuk rekan-rekan di Kelurahan Nunukan Selatan, Kak Dwi yang rajin

mengirimkan gaji, P’Yudi yang selalu mengingatkan DP3, K’Kur yang

selalu mengharuskan cepat pulang kerja serta P’Lurah M.Nur, S.Sos yang memberikan rekomendasinya.

12.Anak-anakku di Panti Asuhan Aisyiyah RUHAMA, bundaku Darwisa, bunda Wasamu, bunda Suma, bunda Nuri yang senantiasa mengingatkan nandanya.

Terakhir, kepada siapa saja yang membaca skripsi ini, terima kasih telah membuka mata dan meluangkan waktunya untuk membaca karya ini. Semoga memberi ilmu dan keilmuan, dan bermanfaat bagi segenap civitas akademik.

Akhir kata, hanya kepada Allah SWT jualah peneliti serahkan, semoga keterbatasan yang ada didalamnya menjadi kesempurnaan bagi peneliti berikutnya. Tiada kata berhenti, ketika menyadari bahwa sesungguhnya hidup adalah belajar, membaca dan bekerja dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang cerdas memaknai hidup.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 26 Januari 2012

(6)

Suharni. 2008. 232. 00. 0128

IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN NUNUKAN

Skripsi, xi hlm, 111

Pembimbing : Drs. Muh. Firdaus, M.BA, Ph.D

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Nunukan, dan upaya apa saja yang dilakukan dalam dalam penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Nunukan.

Penelitian ini melihat implementasi strategi penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Nunukan melalui program, anggaran dan prosedur, dimana menggunakan metode kualitatif dan jenis pengumpulan datanya menggunakan telaah dokumen, wawancara dan observasi, sedangkan prosedur pengolahan data dan analisis datanya menggunakan deskriptif kualitatif.

(7)

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Permasalahan ... 10

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 12

1. Program Pembangunan ... 12

2. e-Government ... 17

(8)

5. Implementasi Strategi... 29

B. Defenisi Konsep ... 52

C. Kerangka Pikir ... 53

D. Pertanyaan Penelitian ... 53

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 55

B. Unit Analisis ... 55

C. Prosedur Pengumpulan Data ... 56

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 58

E. Prosedur Pengolahan Dan Analisis Data ... 59

BAB. IV HASIL PENELITIAN A. Profil Kabupaten Nunukan ... 61

B. DKPS Sebagai Instansi Penerapan KTP Elektronik ... 65

C. Kartu Tanda Penduduk Elektronik ... 66

D. Pembahasan Dan Analisis ... 71

1. Implementasi Strategi dari Segi “Program” ... 71

1) Pengaturan Dan Pembentukan Struktur Dalam Bentuk Pokja ... 71

2) Sosialisasi ... 75

3) Pembentukan Pelaksana Program (Sumber Daya Manusia) ... 78

4) Penyediaan Sarana Dan Prasarana ... 85

(9)

“ ”

3. Implementasi Strategi Dari Segi “Prosedur”... 98

BAB. V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 109

(10)

NO. Judul Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk, Realisasi Dan Prosentase Pencapaian e-KTP ... 9

2. Jadwal Sosialisasi Per Kecamatan Dalam Rangka Penerapan e-KTP ... 76

3. Keadaan Petugas Pelaksana e-KTP Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 83

4. Daftar Perangkat Distribusi Pusat Ke Setiap Kecamatan ... 86

5. Daftar Perangkat yang Disediakan Pemerintah Kabupaten ... 87

6. Anggaran Pembentukan Struktur Organisasi dalam Kelompok Kerja ... 92

7. Anggaran Sosialisasi ... 92

8. Anggaran Pelaksana Program ... 94

9. Anggaran Penyediaan Sarana Dan Prasarana ... 95

10.Anggaran Mobilisasi Penduduk ... 96

(11)

NO. Judul Gambar Halaman

1. Basic Model Of The Strategic Management Process ... 33

2. Kerangka Kerja Analisis Organisasi Implementasi Strategi ... 35

3. Model Sederhana Proses Implementasi Strategi ... 36

4. 7-S Model McKinsey ... 40

5. Model Manajemen Strategi Hunger dan Wheelen ... 41

6. Kerangka Fikir ... 54

7. Peta Kabupaten Nunukan ... 61

8. Illustrasi Akses Antar Daerah Di Kab. Nunukan ... 62

9. Hubungan Kerja Pokja Kabupaten Dan Pokja Kecamatan ... 74

10.Kegiatan Sosialisasi e-KTP Kabupaten Dan Kecamatan ... 77

11.Sosialisasi e-KTP bentuk Baliho dan Stiker ... 78

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari

sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan

dan pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan. Hak asasi setiap

orang di bidang pelayanan administrasi kependudukan, peningkatan kesadaran

penduduk dan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan administrasi

kependudukan, pemenuhan data statistik kependudukan dan statistik peristiwa

kependudukan, dukungan terhadap perencanaan pembangunan sistem administrasi

kependudukan guna meningkatkan pemberian pelayanan publik tanpa diskriminasi

(Mulyo, 2011). Sejalan dengan arah penyelenggaraan administrasi kependudukan,

maka pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar dari

administrasi kependudukan perlu ditata dengan sebaik-baiknya agar dapat

memberikan manfaat dalam perbaikan pemerintahan dan pembangunan.

Kemajuan teknologi yang sangat cepat mengharuskan instansi mengikuti

perkembangan teknologi. Perkembangan Teknologi Informasi yang kian pesat

menimbulkan suatu revolusi baru berupa peralihan sistem kerja yang konvensional ke

era digital. Perubahan ini juga telah merubah cara pandang setiap orang dalam

melakukan berbagai kegiatan salah satunya adalah pada kegiatan instansi pemerintah.

(13)

kebutuhan instansi pemerintah dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja

maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (Mulyo, 2011)

Salah satu pelayanan terhadap masyarakat adalah pengelolaan pendaftaran

penduduk yang merupakan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten, dimana

dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan selaku ujung tombak pendaftaran

penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai warga negara

Indonesia dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

administrasi kependudukan. Dalam pelayanan tersebut perlu dilakukan dengan benar

dan cepat agar penduduk sebagai pelanggan merasa dapat pelayanan yang

memuaskan.

Sebagai salah satu langkah untuk membantu berbagai pekerjaan mengenai

pendaftaran kependudukan yang sesuai dengan berbagai standar yang diperlukan

maka pemerintah mulai membuat sebuah kebijakan dengan mengadakan program

yang dahulu dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan

(SIMDUK) yang dibuat sekitar tahun 1996. SIMDUK adalah sebuah kebijakan yang

diterapkan di daerah kabupaten/kota, dan ditujukan untuk menangani status

kependudukan dengan segala perubahannya. SIMDUK itu sendiri merupakan suatu

aplikasi untuk mengelola data kependudukan daerah yang meliputi Kartu Keluarga

(KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Sensus Penduduk, dan

Demografi Penduduk. Aplikasinya dapat digunakan untuk mengelola data

(14)

karena didasarkan pada basis internet maka dapat dikumpulkan di satu titik yaitu

Internet Data Center.(PT. Telematika, 2011)

Namun pada pelaksanaannya di lapangan ternyata didapati berbagai

kelemahan SIMDUK sebagai sebuah sistem untuk mengelola data kependudukan.

Dimana masih banyak terdapat pemalsuan identitas karena disebabkan kurang

detailnya data-data mengenai penduduk. Seperti yang terdapat di Kabupaten

Nunukan, ditemukannya berbagai identitas ganda dengan nomor identitas yang

berbeda pula di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan berbagai evaluasi terhadap

kebijakan SIMDUK ini pemerintah merasa perlu menggantinya dengan sebuah

kebijakan yang baru. Kebijakan baru itu tentunya juga lebih menjawab segala

kebutuhan yang diperlukan untuk melengkapi data kependudukan. Untuk membantu

berbagai pekerjaan mengenai pendaftaran kependudukan yang sesuai dengan

berbagai standar yang diperlukan maka pemerintah merumuskan sebuah kebijakan

baru. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003

tentang elektronik government (CV.Artha Mitra Pratama, 2011)

Salah satu pendorong penerapan e-Government adalah untuk meningkatkan

efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan

pemerintahan. Dalam penyusunan rencana strategis pengembangan e-Government,

pemerintah memiliki peranan sebagai pemberi kebijakan tentang strategi

pengembangan e-Government, dalam hal ini Inpres tersebut memberikan arahan

(15)

pemerintahan sesuai dengan konteks masing-masing dari lingkungan instansi

tersebut.

Menurut Inpres Nomor 3 Tahun 2003, dikatakan bahwa pengembangan

e-Government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan

kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui

pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja

di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi

informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang

berkaitanyaitu :

1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja

secara elektronis;

2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat.

Banyaknya data yang dikelola dan perlunya penyampaian informasi yang

cepat dalam kegiatan pelayanan administrasi kependudukan menjadikan teknologi

informasi sebagai media yang dianggap mampu dan handal untuk membantu dalam

pengelolaan data dan penyajian informasi yang cepat, mudah dan akurat. Kemudian

sebuah penerapan teknologi hendaknya memenuhi prinsip-prinsip tepat guna

(appropriate) mendukung sistem pelayanan administrasi kependudukan, bertahan

(16)

investment), aman (secure) mudah dioperasionalkan (user friendly) dan murah

pemeliharaannya, serta dapat diakses di seluruh wilayah tanah air dengan support

yang selalu tersedia dan relatif cepat. Dalam mendukung pelayanan administrasi

kependudukan, penerapan teknologi sangat penting untuk menjawab keamanan

(security) dan kecepatan dalam proses perekaman, pengiriman/komunikasi data,

penyimpanan serta pendayagunaan data individu penduduk. (PT.Unisystem Utama,

2011)

Penerapan teknologi informasi dalam e-Government ini diantaranya adalah

penggunaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sistem

Informasi Kependudukan adalah salah satu jenis perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk membantu proses pengelolaan data pencatatan biodata penduduk

pada salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan

administrasi kependudukan. SIAK merupakan suatu sistem informasi berbasis web

yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang

bertujuan menata sistem administrasi dibidang kependudukan sehingga tercapai tertib

administrasi dan juga membantu bagi petugas dijajaran pemerintah daerah khususnya

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil didalam menyelenggarakan layanan

kependudukan. SIAK bisa menjadi solusi dari masalah kependudukan yang ada.

Dengan adanya pengelolaan data secara online maka kelemahan-kelemahan

pengolahan data secara konvensional dapat ditekan. SIAK sendiri memberikan

banyak manfaat antara lain, hasil perhitungan dan pengelolaan data statistik tersebut

(17)

dan program bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan di bidang kualitas,

kuantitas, dan mobilitas penduduk, serta kepentingan pembangunan lainnya. (Agung

Made, 2011)

Disamping itu SIAK dirancang, dibangun dan dikembangkan sesuai dengan

prinsip-prinsip diatas, untuk mampu menyelenggarakan penerbitan NIK Nasional

sebagai nomor identitas tunggal (unique) yang ditampilkan pada setiap dokumen

kependudukan, dan sebagai kunci akses untuk verifikasi data diri maupun identifikasi

jati diri seseorang yang sangat berguna di dalam mewujudkan efisiensi dan efektifitas

pelayanan publik. Sejalan dengan itu, aspek material untuk penerbitan dokumen

kependudukan, misalnya penerbitan KTP juga harus terjamin kualitas keamanannya

dalam mendukung nilai serta keaslian dokumen, yaitu dengan menerapkan security

feature teknologi yang tepat guna. Issue keamanan (security) dalam hal ini bermakna

ganda, yaitu bagi penduduk/pemegang dokumen dapat memberikan rasa aman,

nyaman, kepastian hukum (perlindungan dan pengakuan negara/pemerintah) atas

data-informasi status kependudukan atau peristiwa vital yang tertera dalam dokumen.

Sedangkan bagi pemerintah, dokumen kependudukan yang terjamin keasliannya dan

valid data informasi di dalamnya dapat berfungsi mengendalikan penduduk untuk

kepentingan nasional, serta bagi penyelenggara pelayanan publik dapat membantu

mendukung terwujudnya pelayanan yang efisien dan efektif. (PT.Unisystem Utama,

(18)

Hal-hal seperti tersebut diatas, telah diintegrasikan dalam bentuk kartu tanda

penduduk elektronik (e-KTP) sebagai salah satu strategi yang diharapkan mampu

menjadi pilar elektronik Government dalam memberikan peningkatan pembangunan

dan perencanaan pembangunan dimasa yang akan datang. Satu perubahan besar yang

dimunculkan melalui e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan

yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun

teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional.

Penduduk hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum Nomor Induk

Kependudukan (NIK) yang merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku

seumur hidup. NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam

penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas

lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan).

KTP Elektronik ini, pada dasarnya pada dasarnya akan diberlakukan secara

nasional di seluruh Indonesia, namun pemerintah pusat memberlakukan

penerapannya secara bertahap, yaitu di Tahun 2011 diterapkan di 197 kabupaten/kota,

dan ditahun 2012 berada di 300 di kabupaten/kota. Khusus untuk Kalimantan Timur,

dari 14 Kabupaten/kota, 7 Kabupaten/Kota pada Tahun 2011 menerapkan e-KTP dan

termasuk diantaranya Kabupaten Nunukan.

Sejak penetapan tersebut, banyak hal menarik yang terjadi dalam penerapan

e-KTP ini di Kabupaten Nunukan,, diantaranya adalah terungkap saat adanya hearing

(19)

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nunukan tidak terjamin,

sehingga mengganggu proses penerapan program pusat tersebut. Kemudian akhirnya

disepakati DKPS meminjam Kantor Kelurahan Nunukan Tengah dan Dinas

Perhubungan untuk menjadikan sebagian ruangannya sebagai kantor DKPS.

(www://Tribun Kaltim.co.id).

Dalam pelaksanaan bimbingan teknis mengenai materi umum dan tata cara

penerbitan e-KTP mulai dari perekaman data seperti perekaman sidik jari,

tandatangan dan iris mata, yang digelar dilantai V Kantor Bupati Nunukan pada

Selasa, 2 Agustus 2011, dan dihadiri sekitar 40 orang dari staf Kecamatan dan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan, seyogyanya pelatihan tersebut

ditunjang perangkat/alat, namun pertemuan itu hanya materi yang sifatnya

penyampaian dan penggambaran spesifikasi, sehingga tidak maksimal.

(www://Tribunkaltim.co.id)

Disamping itu, menurut Faridah Aryani, SE (Sekretaris Camat Kecamatan

Nunukan Selatan), kendala yang saat ini kecamatan hadapi adalah bahwa alat yang

didistribusikan oleh pemerintah pusat baru satu yang berfungsi, sehingga jumlah

masyarakat yang dimobilisasi ketempat pelayanan masih kurang, dan kendala lainnya

karena cuaca di Kecamatan Nunukan Selatan masih sering mengganggu signal,

sehingga antrian yang mestinya dapat diselesaikan 30 KK perharinya kurang dari

target tersebut.

Begitupun juga di Kecamatan Nunukan (induk), terjadi hal yang sama

(20)

diyakini belum mampu memenuhi target sekitar 46.000 jiwa sampai 31 Desember

2011. Bahkan dibeberapa Kecamatan telah diberlakukan pelayanan seminggu penuh,

namun diperkirakan pencapaian target 100% untuk akhir Desember 2011 masih

terkendala. Hal ini dibuktikan dengan data sebagaimana dalam tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Jumlah Penduduk, Jumlah Wajib KTP dan Realisasi serta Prosentase KTP Elektronik Kabupaten Nunukan

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk

Sumber : DKPS Kabupaten Nunukan (15 Desember 2011)

Sangat disadari bahwa penerapan KTP Elektronik sesungguhnya akan

mengalami banyak kendala, disamping karena merupakan inovasi baru dan sifatnya

top down, sehingga strategi yang telah ditetapkan oleh pusat melalui Kementrian

(21)

dan berhasil 100% oleh setiap daerah. Dinamika organisasi dan kondisi geografis

setiap Kabupaten/Kota sangat mempengaruhi efektifitas dan efiensi penyelenggaraan

penerapan KTP Elektronik ini. Dan ketika Kabupaten Nunukan mampu mencapai

angka sebagaimana tabel tersebut diatas, menurut peneliti sebuah apresiasi patut

diberikan kepada stakeholder yang bekerjasama dengan baik, karena peneliti

menganggap capaian tersebut cukup baik dengan jangka waktu kurang lebih tiga

bulan.

Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas, penulis akhirnya

tertarik untuk meneliti implementasi strategi yang dilakukan pemerintah Kabupaten

Nunukan dalam menerapkan e-KTP sebagai rangkaian dari petunjuk teknis dan

petunjuk pelaksanaan dari pusat untuk melaksanakan formulasi strategi yang

ditetapkan sebelumnya. Hal ini meliputi langkah-langkah konkrit yang dilakukan

dalam rangkaian penerapannya, dan sejauh mana upaya tersebut mencapai tujuan

yang diinginkan (efektif).

B. Fokus Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, peneliti memandang, perubahan besar dalam

penerapan e-KTP membutuhkan konsistensi dan keterpaduan semua stakeholder,

sehingga upaya kearah pencapaian tujuan mengharuskan adanya implementasi

strategi dalam mensukseskan penerapan KTP Elektronik tersebut. Berangkat dari hal

(22)

”Bagaimana implementasi strategi penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (

e-KTP) di Kabupaten Nunukan ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi strategi

penerapan KTP elektronik (e-KTP) di Kabupaten Nunukan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

implementasi strategi dalam administrasi pembangunan melalui sistem teknologi

informasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk dalam mencapai tujuan

yang diinginkan (efektif).

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran terhadap

pemerintah Kabupaten Nunukan dalam mengimplementasika strategi dalam rangka

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Program Pembangunan

Pembangunan adalah : “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan

perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu bangsa dan negara

menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-building)” Siagian

(1999:4). Sedangkan Ginanjar Kartasasmita dalam Soetomo (2006:8) memberikan

pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai „suatu proses perubahan ke arah

yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana’.

Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya

pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan

dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek

perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta

industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu,

keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena

masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip

kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya merupakan bentuk yang

merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005:4 )

Dimensi kependudukan dalam pembangunan nasional dapat dilihat dalam dua

(24)

pembangunan nasional dan (2) pembangunan kependudukan itu sendiri. Sisi pertama

merupakan penjabaran dari pembangunan berwawasan kependudukan merujuk pada

konsep agar perencanaan pembangunan harus memperhatikan dinamika

kependudukan yang ada. Sisi kedua merujuk pada bagaimana membangun penduduk

itu sendiri agar dapat menjadi pelaku-pelaku pembangunan yang andal. Dalam hal ini

bagaimana mengendalikan pertumbuhan penduduk, mengarahkan mobilitas

penduduk, meningkatkan kualitas penduduk dan didukung dengan sistem informasi

kependudukan yang andal (Tjiptoherijanto, 2005 : 1)

Pembangunan di Indonesia dewasa ini diarahkan pada pembangunan

berwawasan kependudukan (people oriented development) yang merupakan

penjabaran dari pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)

yang berarti bahwa pembangunan dijalankan untuk memenuhi keperluan masyarakat,

dengan mempersiapkan kepentingan penduduk dimasa yang akan datang. Sehingga

dalam pelaksanaan kearah ini pemerintah harus memperhatikan aspek keberadaan

elektronik Kartu Tanda Penduduk sebagai bagian dari perencanaan pembangunan.

Pembangunan daerah adalah usaha untuk meningkatkan kualitas dan

perikehidupan manusia dan masyarakat daerah yang dilakukan secara terus-menerus,

berlandaskan kemampuan daerah, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan daerah, nasional dan

global. Pengertian daerah disini mencakup daerah kabupaten/kota dan daerah

propinsi masing-masing sebagai daerah otonom. Terdapat hubungan timbal balik dan

(25)

antar daerah. Sifat hubungan tersebut yang demikian kuat dapat menghambat bahkan

menggagalkan pembangunan pada sektor yang lain (Wrihatnolo dan Nugroho, 2006

:65). Dari definisi pembangunan sebelumnya, maka jelas dapat kita lihat

pokok-pokok ide yang tersurat, yaitu adanya suatu proses yang terus menerus, usaha yang

dilakukan dengan perencanaan, orientasi pada perubahan yang signifikan dari

keadaan sebelumnya, memiliki arah yang lebih modern dalam artian luas yang

mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, memiliki tujuan utama

untuk membina bangsa. Dalam hal ini jika dikaitkan dengan elektronik KTP jelas

bahwa dengan diterapkannya sistem ini tidak terjadi lagi tumpang tindih

kependudukan sehingga satu orang tidak memiliki KTP ganda sehingga dalam

melakukan Perumusan Kebijakan, Perencanaan Pembangunan, Kebutuhan Sektor

Pembangunan lain didaerah bersinergi dengan daerah lain sampai tingkat nasional

(SIAK Dalam Kerangka Adminduk).

Pembangunan administrasi kependudukan di Kabupaten Nunukan berada

pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai penanggungjawab pelaksanaan

pembangunan administrasi kependudukan di daerah. Sejalan dengan itu maka sangat

relevan dinas ini mengusung visi : “Terwujudnya Pelayanan Prima dalam

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil”

Menurut Nawawi (2003 : 122),

(26)

Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik

yang ingin di capai oleh suatu organisasi pada jauh dimasa yang akan datang.

Banyak intepretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin

dicapai organisasi tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas

menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan

dan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang

tersebut. Pernyataan Visi tersebut harus selalu berlaku pada semua

kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknya

mempunyai sifat / fleksibel.

Untuk itu menurut Lewis dan Smith dalam Hasibuan (2005 : 35) ada beberapa

persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi:

a. Berorientasi pada masa depan;

b. Tidak dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini;

c. Mengekspresikan kreativitas;

d. Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat;

e. Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada

perubahan terduga;

f. Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota organisasi;

g. Memberikan klarifikasi bagi manfaat organisasi serta tujuan-tujuannya;

h. Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi pada organisasi;

i. Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya;

(27)

Visi sebagai cara pandang kedepan tentu menuntut kemampuan dari

pengambil kebijakan untuk merangkai berbagai kegiatan efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan organisasi, karena itu peranan manajemen strategis dalam mengelola

perubahan-perubahan dimasa mendatang menjadi hal yang sangat penting.

Dalam rangka menuju pencapaian visi, ditetapkanlah misi, yang merupakan

suatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil

dengan baik sesuai Visi yang telah ditetapkan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Nunukan menetapkan Misi dalam Lakip Kabupaten Nunukan Tahun

2010 sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas layanan administrasi kependudukan 2. Meningkatkan Tertib Administrasi

3. Meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan kependudukan dan kesadaran hukum masyarakat.

4. Membangun sistem dan jaringan informasi kependudukan terpadu Dari pernyataan misi biasanya diharapkan seluruh jajaran organisasi dan pihak

lain yang berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui keberadaan dan peran dari

organisasi tersebut, dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Nunukan. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang akan

dilakukan, kapan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perumusan misi

organisasi harus memperhatikan dan menampung masukan dari pihak-pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dan memberi peluang untuk perubahan sesuai dengan

tuntutan perubahan lingkungan.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh pemerintah

(28)

pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan

sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar

cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang

apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang

bagaimana cara organisasi bekerja. Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi

maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan dari anggota

organisasi serta sumber-sumber lain yang dianggap penting.

Dari arah pembangunan yang ingin dicapai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil melalui visi dan misinya diatas, dalam pandangan kebijakan publik

dianggap sebagai bagian dari manajemen strategik, sehingga adalah penting jika

dalam menjalankan penerapan e-KTP, strategi menjadi penting. Dalam rangka

pencapaian itu, pemerintah megeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya

komperensif dan berlaku secara nasional. Dalam hal ini dikeluarkannya Inpres No. 3

Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Governmet,

UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Pemerintah

(PP) Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, yang pada

prinsipnya menjamin administrasi kependudukan dan pelayanannya dalam rangka

mencapai efektifitas dan efisiensi.

2. e-Government

E-government dapat dipahami sebagai upaya pemerintah untuk menyediakan

(29)

dan komunikasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan kondisi

atau keadaan tertentu yang mendukung. Kondisi ini dapat diartikan sebagai kesiapan

atau readiness. Terkait dengan e-government maka readiness merupakan kondisi

atau keadaan kesiapan dari pemerintah dan masyarakat pengguna terkait dengan

pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Tingkat kesiapan yang

dicapai memiliki korelasi positif dengan keberhasilan dalam mencapai tahap

pengembangan e-government suatu kabupaten atau kotamadya. (Seminar Nasional

Aplikasi Teknologi Informasi 2006).

Perubahan-perubahan yang terjadi saat ini menuntut terbentuknya

pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan

secara efektif dimana masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi

kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan

terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif. Pemerintah pusat dan daerah

harus mampu membentuk dimensi baru ke dalam organisasi, sistem manajemen, dan

proses kerja yang lebih dinamis. Dengan demikian perlu dikembangkan sistem dan

proses kerja yang lebih lentur untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang

kompleks dengan lembaga-lembaga negara lain, masyarakat, dunia usaha, dan

masyarakat internasional.

Pengembangan sistem manajemen organisasi jaringan sebagai suatu upaya

untuk dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang

(30)

dengan dunia usaha (public-private partnership), memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan, dan

mendistribusikan informasi dan pelayanan publik. Oleh karena itu ketika masyarakat

mendambakan terwujudnya reformasi sektor publik, pemerintah harus segera

melaksanakan proses transformasi menuju e-Government (kepmekominfo Nomor 57

Tahun 2003).

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan e-KTP ini

merupakan salah satu aplikasi e-Government dan bagian implementasi sistem

informasi bagi pemerintahan. Aplikasi e- Government berperan strategis untuk

pelaksanaan penyediaan layanan publik yang lebih efektif dan memenuhi tata

pamong (governance) bagi pemerintahan. Implementasi aplikasi e-Government

dirasa belum mencukupi upaya pelaksanaan layanan publik yang efektif bila

diimplementasikan terpisah-pisah untuk masing-masing departemen ataupun bagian

dalam pemerintahan. Namun, aplikasi e-Government yang ada dibangun berdasarkan

prioritas kebutuhan. Aplikasi e-Government juga di bangun pada era teknologi

berbeda. Demikian untuk menghancurkan tembok pemisah terpencarnya aplikasi

e-Government dapat berupa solusi keterpaduan data dan proses, dan hal tersebut

terdapat dalam SIAK. Sehingga Efendy sofyan dalam Azhari dan Idham (2002 :25)

mengatakan bahwa „hubungan interaktif antara pemerintah dan masyarakat hanya

dapat dibangun dengan menerapkan teknologi informasi dan manajemen berbasis

(31)

Kemudian Cahyana Ahmadjayadi (2004 : 4), Deputi Bidang Jaringan

Kominfo, Kementerian Kominfo mengatakan bahwa sesungguhnya yang ditawarkan

e-Government itu setidaknya ada tiga secara sederhana, yaitu :

1. Proses Otomatisasi, yakni mengubah peran manusia dalam menjalankan proses yang meliputi menerima, menyimpan, processing, output dan mengirimkan informasi.

2. Proses Informasi, yakni; Mendukung peran manusia dalam menjalankan proses informasi, misalnya mendukung arus proses pengambilan keputusan, komunikasi dan implementasi.

3. Proses Transformasi: yakni: membuat ICT baru, untuk menjalankan proses informasi atau mendukung proses informasi, misalnya membuat metode baru dalam pelayanan publik.

Kemudian jika ditinjau dari pelaksanaan adanya penerapan e-KTP ini

sebagaimana persfektif ketiga perubahan fundamental diatas, tentu diharapkan e

-KTP akan membawa beberapa keunggulan bagi pemerintah dalam menyelenggarakan

pembangunan administrasi kependudukan dan pelayanan publik sebagaimana

dituliskan Falih Suaedi (2010 : 57) yaitu :

a) Efisiensi, yang artinya pemerintah mampu menyelenggarakan pelayanan

dengan lebih murah, mampu menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat

dan mampu bekerja lebih cepat. Pemerintah mampu menghasilkan output

yang sama dengan biaya yang lebih murah dan sejumlah output yang lebih

besar dengan total biaya yang sama. Pemerintah mampu menghasilkan

output yang sama dengan biaya sama namun waktu yang lebih cepat.

b) Efektivitas, yang artinya pemerintah mampu bekerja lebih baik dan lebih

inovatif. Menghasilkan sejumlah output yang sama dengan biaya dan

(32)

mampu menangkap aspirasi masyarakat yang dilayani dengan pilihan

yang sesuai dan kemampuan masyarakat

3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran

Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain

(Undang-Undang No.23 Tahun 2006).

Sistem informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat

SIAK adalah sistem informasi Nasional yang memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di

setiap tingkatan wilayah administrasi pemerintahan (PP Nomor 37 Tahun 2007),

kemudian ditambahkan pula dalam PP tersebut bahwa pengelolaan informasi

administrasi kependudukan adalah pengumpulan, perekaman, pengolahan dan

pemuktakiran data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk penerbitan

dokumen penduduk, pertukaran data penduduk, dalam rangka menunjang pelayanan

publik, serta penyajian informasi kependudukan guna perumusan kebijakan dan

pembangunan.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, yaitu suatu sistem informasi

yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang

(33)

administrasi di bidang kependudukan. Administrasi kependudukan meliputi

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil (Sisfonas).

a. Tujuan SIAK

Tujuan adanya SIAK, yaitu :

1. Database Kependudukan terpusat

2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain

(Statistik, Pajak, Imigrasi, dll)

3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran

Penduduk, Catatan Sipil, dll)

4. Standarisasi Nasional

a) No. Pengenal Tunggal (NIK)

b) Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku, Register, Akta Capil)

c) Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya),

Implementasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) online,

yang telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 88/2004 tentang

Pengelolaan Administrasi Kependudukan dan Permendagri No 18/2005 tentang

Administrasi Kependudukan, pada hakekatnya bahwa upaya Tertib Dokumen

Kependudukan atau Tertib Administrasi Kependudukan, tidak sekedar pengawasan

terhadap pengadaan blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan

dokumen, tapi hendaknya harus tersistem, konkrit dan pragmatis. Artinya mudah

difahami oleh penduduk dan diyakini bermakna secara hukum berfungsi melindungi,

(34)

dialami penduduk, sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan

atau melancarkan urusannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain

dokumen kependudukan memiliki insentif/benefit bagi si pemegang dokumen atau

penduduk.

Tujuan dari adanya sistem informasi administrasi kependudukan ini untuk

mewujudkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil yang

berorientasi kepada kepuasan dan kemitraan masyarakat menuju terciptanya data dan

informasi kependudukan yang akurat, sistem ini juga diharapkan dapat mewujudkan

terciptanya tata pemerintahan yang baik. Juga dapat memberikan kemudahan

pelayanan dari suatu instansi untuk melakukan proses yang berhubungan dengan

masalah kependudukan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

melakukan proses pendaftaran penduduk.

Kemudian lebih formal dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37

tahun 2007 bahwa Pengelolaan SIAK bertujuan:

1. Peningkatkan kualitas pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan

Sipil;

2. Menyediakan data dan informasi skala nasional dan daerah mengenai hasil

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang akurat, lengkap, mutakhir

dan mudah diakses;

3. Mewujudkan pertukaran data secara sistemik melalui sistem pengenal

(35)

b. Manfaat SIAK

Manfaat yang diambil dari rancangan sistem ini adalah untuk memberikan

suatu kemudahan dalam segala proses yang berhubungan dengan kependudukan. Juga

sebagai alat bagi instansi untuk membuat proses pendataan menjadi lebih efektif dan

efisien dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat.

SIAK dalam hal ini diharapkan sebagai bentuk pelayanan yang berkualitas

tinggi, karena merupakan sistem yang menggunakan teknologi yang memudahkan

masyarakat dalam mengakses layanan tersebut. Menurut Boediono dalam Nugroho

(2003 : 63) „pelayanan yang berkualitas tinggi adalah :

1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi

instansi pemerintah dibidang pelayanan umum.

2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan,

sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya

guna dan berhasil guna.

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Dalam rangka mencapai visi pembangunan dibidang administrasi

kependudukan tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Nunukan, tentu menindaklanjuti kebijakan-kebijakan dari pusat melalui juklas dan

juknis yang telah ditetapkan melalui strategi-strategi yang disesuaikan dengan kondisi

(36)

komitmen dari stakeholder dalam memanajemeni dan mengawal pengimplementasian

kebijakan melalui manajemen strategi.

4. Manajemen Strategik

Manajemen Strategik terdiri atas dua suku kata yang dipilah, yaitu kata

Manajemen dan Strategik. Pengertian Manajemen menurut Hasibuan (2005 :2)

adalah “ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu”. Selanjutnya Terry dalam Hasibuan (2005 : 3) menyatakan bahwa „suatu

proses yang khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating) dan pengendalian

(controlling) yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya’.

Sehingga dari pengertian tersebut manajemen mengandung tiga pengertian

yaitu:

1) Manajemen sebagai suatu proses

2) Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen

3) Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan

(37)

Pengertian selanjutnya adalah Strategi. Istilah ini berasal dari kata Yunani

strategos, atau strategus” yang berarti “perwira negara” dengan fungsi yang luas.

Namun secara umum merupakan alat untuk mencapai tujuan. Chandler dalam

Rangkuti (2001 :3) berpendapat bahwa „strategi adalah alat untuk mencapai tujuan

organisasi dalam kaitannya dengan jangka panjang, program tindak lanjut serta

prioritas alokasi sumber daya’. Sedangkan menurut WF Glueck dan LR Jauch

dalam Rangkuti (2001 : 3) mendefinisikan „strategi sebagai rencana yang disatukan,

luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis organisasi dengan

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat

dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi’.

Menurut Wikipedia :

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Lain halnya dengan George Steiner dalam Silih Agung (2005 : 27) lebih

menekankan strategi jika dimasukkan dalam literature manajemen menganggapnya

sebagai „suatu cara apa yang akan dilakukan seseorang untuk menghadapi daya saing

dengan memprediksi gerakan-gerakannya, sehingga beliau memberi beberapa definisi

yaitu :

1) Strategi adalah sesuatu yang dilakukan top manajemen yang sangat penting

(38)

2) Strategi mengacu pada dasar arahan pengambilan keputusan, yaitu tujuan dan

misi

3) Strategi mengandung langkah-langkah penting yang diperlukan untuk

merealisasikan keputusan

4) Strategi menjawab pertanyaan apa yang seharusnya dilakukan organisasi

5) Strategi menjawab apa tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana kita harus

mencapainya.

Hax dan Majluf dalam Salusu (2004 : 100) menawarkan rumusan yang lebih

komperehensif tentang strategi yaitu :

1) Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral

2) Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka

panjang, program bertindak dan prioritas alokasi sumber daya

3) Menyeleksi bidang-bidang yang akan digeluti atau digeluti organisasi

4) Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan

memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dai lingkungan

eksternal dan kekuatan serta kelemahannya

5) Melibatkan semua tingkatan hirarki dari organisasi.

Dengan demikian tepatlah kiranya Salusu ( 2004 : 101) mengatakan bahwa

“strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya organisasi

untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan yang

(39)

Dari kedua pengertian tersebut maka relevan dengan pendapat Wahyudi

dalam Winardi dan Karhi (1997 : 85) bahwa „manajemen strategi merupakan suatu

seni dan ilmu dari perbuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi

(evaluating) keputusan-keputusan strategik antar fungsi-fungsi yang memungkinkan

sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang’. Sedangkan menurut

Lawrence R. Jauch dan W.F Glueck dalam Iwan Purwanto (2008 : 75) „manajemen

strategi (strategic management) adalah seperangkat keputusan dan tindakan yang

digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang

berdaya saing tinggi dan sesuai bagi organisasi dan lingkungannya untuk mencapai

sasaran organisasi’.

Menurut Bryson dalam Wahab (1991 : 12) pada organisasi sektor publik

menekankan pada pentingnya proses Manajemen strategi, dimana manfaat yang

diperoleh dengan penerapan manajemen strategis pada organisasi sektor publik

diantaranya adalah:

1) Membantu organisasi publik berpikir secara strategis

2) Mengklarifikasi arah mendatang

3) Memecahkan masalah organisasi

4) Meningkatkan kinerja

5) Berhubungan secara efektif dengan lingkungan yang berubah

6) Membangun tim kerja dan keahlian, dan

7) Memudahkan interface administrasi politik melalui membangun hubungan

(40)

Sedangkan menurut Toft dalam Wahab (1991 : 13) beberapa kendala yang

perlu dipertimbangkan dalam penggunaan manajemen strategis pada sektor publik

adalah:

1) Pemerintah berorientasi tindakan dan biasanya jangka pendek.

2) Strategi publik pada tingkat agensi dirancang oleh legislatif.

3) Perencanaan publik dilakukan dalam lingkup intern.

4) Analisis keandalan cukup rumit dan sulit.

5) Agensi publik kurang familier dengan proses kelompok informal untuk

pemecahan masalah, membangun tim, dan lain-lain.

6) karena kendala anggaran dan orientasi jangka pendek, pekerjaan untuk

perencana sektor publik sulit dijustifikasi.

7) strategi publik akan dicapai melalui desain organisasi, penganggaran dan

pengendalian keuangan, dan sistem dan kebijakan personil.

5. Implementasi Strategi

a. Elemen Manajemen Strategi

Wheelen and Hunger dalam Iwan Purwanto (2008:75) berpendapat ‘strategic management is that set of managerial decisions and actions that determines the

long-run performace of a corporation. It includes environmental scanning (both external

and internal), strategy formulation (strategic or long-range planning), strategy

implementation, and evaluation and control. The study of strategic management,

therefore, emphasizes the monitoring and evaluating of external opportunities and

(41)

Maksudnya manajemen strategis berupa serangkaian keputusan manajerial

dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang pada sebuah organisasi. Hal

ini termasuk memotret lingkungan (eksternal dan internal), formulasi strategi (strategi

atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi dan

pengendalian. Oleh karena itu, studi mengenai manajemen strategis, menekankan

pada monitoring dan evaluasi dari peluang eksternal dan ancaman yang dipandang

dari sudut kekuatan dan kelemahan suatu organisasi.

Sedangkan menurut Tunggal Amin Widjaja (2010 : 12 ), manajemen strategis terdiri dari sembilan tugas kritikal berikut ini :

1) Memformulasi misi (mission) perusahaan termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud (purpose), falsafah (philosophy) dan sasaran (goal). 2) Mengembangkan suatu profil perusahaan yang merefleksi pada kondisi

internal dan kemampuannya.

3) Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk baik faktor kompetitif maupun faktor yang berhubungan dengan konteks umum.

4) Menganalisis opsi perusahaan dengan menandingi sumber daya perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.

5) Mengidentifikasi opsi yang paling diiinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari sudut misi perusahaan.

6) Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi total (grand strategies) yang akan mencapai opsi yang paling diinginkan.

7) Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan tujuan jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan (grand strategies).

8) Mengimplementasikan pilihan strategi dengan alat alokasi sumber daya yang dianggarkan yaitu memadani tugas–tugas, manusia, struktur, teknologi dan menekankan sistem ganjaran.

9) Menilai keberhasilan proses strategik sebagai masukan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Senada pula dengan Gregory G. Dees dan Alex Miller dalam Winarno dkk

(2007 : 5) „Strategic management is a process that combines three major interrelated

(42)

(Manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu

analisis strategi, perumusan strategi dan implementasi strategi). Dari pengertian di

atas dapat disimpulkan bahwa manajemen srategis dapat dilihat sebagai suatu proses

yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Dimana

berbagai elemen saling berhubungan dan mempengaruhi. Oleh sebab itu manajemen

strategis ditujukan untuk semua tujuan dan sasaran organisasi. Semua usaha harus

ditujukan pada apa yang berbaik bagi keseluruhan organisasi, tidak hanya pada satu

bidang fungsi saja. Sehingga dapat dirumuskan bahwa defenisi manajemen strategis

sesungguhnya memuat 3 elemen yaitu :

1) Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajeman efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari

kekuatan dan kelemahan organisasi. Perumusan strategi meliputi menentukan

misi organisasi, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan

strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.

a) Misi

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup.

Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan

mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan

perusahaan lain.

b)Tujuan

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa

(43)

jika memungkinkan. Pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil dari

penyelesaian misi.

c) Strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif

tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan

keterbatasan bersaing.

d)Kebijakan

Aliran dan strategi, kebijakan menyediakan pedoman luas untuk

pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga

merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi dan

implementasi.

2) Implementasi strategiadalah proses dimana menajemen mewujudkan strategi dan

kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan

prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara

menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara

keseluruhan.

3) Evaluasi dan Pengendalian yang tepat harus mampu melengkapi kesimpulan yang

ditunjukan dalam model manajemen strategi. Sistem tersebut harus memberikan

informasi umpan balik yang penting, tidak hanya bagi implementasi strategi,

(44)

Pada model manajemen strategis menunjukan bagaimana umpan balik dalam

bentuk data kinerja dan laporan aktivitas dijalankan melalui seluruh proses

manajemen dengan menggunakan pengamatan lingkungan baik secara eksternal

maupun internal. Sehingga para pengambil kebijakan dapat membandingkan apa

yang sesungguhnya terjadi dengan apa yang sesungguhnya direncanakan. Sehingga

dari berbagai penjelasan tersebut, maka sebagaimana Wheelen dan Hunger

menggambarkan elemen dasar proses manajemen strategik sebagaimana gambar 1

berikut :

Gambar 1

Basic Model Of The Strategic Management Process

b) Implementasi Strategi

Grindle dalam Wibawa (1994 : 10) menyatakan, „implementasi merupakan

proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program

tertentu’. Sedangkan Van Meter dan Horn dalam Wibawa (1994: 15) menyatakan

bahwa „implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah

dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk

mencapai tujuan’. Grindle dalam Wibawa (1994 : 3) menambahkan bahwa „proses

implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program

(45)

Implementasi kebijakan dapat dicirikan dan dibedakan dengan tahap pembuatan kebijakan. Pembuatan kebijakan di satu sisi merupakan proses yang memiliki logika bottom-up, dalam arti proses kebijakan diawali dengan penyampaian aspirasi, permintaan atau dukungan dari masyarakat. Sedangkan implementasi kebijakan di sisi lain di dalamnya memiliki logika top-down, dalam arti penurunan alternatif kebijakan yang abstrak atau makro menjadi tindakan konkrit atau mikro (Wibawa, 1994: 2).

Menurut Lane dalam Wibawa (1994 :4), „implementasi sebagai konsep dapat

dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, implementation = F (Intention, Output,

Outcome). Sesuai definisi tersebut, implementasi merupakan fungsi yang terdiri dari

maksud dan tujuan, hasil sebagai produk dan hasil dari akibat. Kedua, implementasi

merupakan persamaan fungsi dari implementation = F (Policy, Formator,

Implementor, Initiator, Time). Penekanan utama kedua fungsi ini adalah kepada

kebijakan itu sendiri, kemudian hasil yang dicapai dan dilaksanakan oleh

implementor dalam kurun waktu tertentu’.

Implementasi menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya

dengan hasil kegiatan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pandangan Van Meter dan

Horn dalam Wibawa (1994 : 11) bahwa „tugas implementasi adalah membangun

jaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan publik direalisasikan melalui aktivitas

instansi pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (policy

stakeholders).

(46)

Misi & Tujuan

Kerangka Kerja Analisis Organisasi Untuk Implementasi Strategi

Struktur

a) Bagaimana struktur organisasinya ?

b) Bagaimana garis kekuasaan dan komunikasinya ?

c) Apa peran dari satuan tugas, komite atau apa kesamaan mekanismenya ?

Sistem

a) Bagaimana perangkat anggarannya ?

b) Bagaimana kebiasaan sistem perencanaannya ?

c) Apa yang menjadi kunci pengukuran yangdigunakan untuk evaluasi kinerja ? d) Bagaimana sistem akuntansinya ?

e) Bagaimana jalannya aliran produk dan informasinya ?

Manusia

a) Apa yang menjadi keahlian (skill), pengetahuan, dan pengalaman dari pekerja ?

b) Bagaimana kondisinya menurut departemen dan kualitas-nya ? c) Apa yang menjadi harapan pekerja ?

(47)

Budaya organisasi

a) Apakah nilai-nilai yang ada visible dan diterima ?

b) Nilai-nilai apa yang ada dan bagaimana hal itu dikomu-nikasikan ? c) Apa yang menjadi norma tingkah laku ?

d) Apa saja yang dijadikan simbol dan aktivitas simbolik-nya ? e) Gaya manajemen apa yang dominan ?

f) Bagaimana cara penyelesaian konflik ?

Strategi

a) Dimanakah strategi yang baru akan tepat dimasukkan dalam organisasi ? b) Akankah strategi yang baru tepat dengan rencana strategis dan sesuai

dengan kondisi dananya ?

c) Akankah sistem dan budaya yang ada mendukung strategi baru ?

d) Perubahan organisasional apa yang harus dilakukan untuk mensukseskan strategi baru ?

e) Apa dampak yang akan terjadi akibat perubahan ? apakah hal itu akan feasible?

Lain halnya dengan pandangan Certo dan Peter dalam Setiawan dan

Zulkieflimansyah (2007:103) bahwa untuk „melakukan implementasi strategi yang

baik, tugas-tugas utama yang seharusnya dilakukan dalam proses tersebut adalah

(48)

a) Tahap menganalisa perubahan yang mungkin akan dialami oleh organisasi

akibat dari formulasi kebijakan, yang bertujuan untuk memberi gagasan

yang jelas dan terperinci mengenai seberapa banyak organisasi harus

berubah agar berhasil dalam implementasi. Tingkatan perubahan yang

dilakukan organisasi menentukan pendekatan strategi perubahan yang

ditetapkan dalam setiap kondisi.

b) Struktur organisasi dirancang untuk mewakili hubungan antar sumber

daya yang akan melaksanakan tugas dan biasanya dalam bentuk bagan.

Certo dan Peter dalam Iwan (2008:215) mengemukan bahwa „pentingnya

struktur organisasi ini karena ada dua alasan utama, yaitu struktur

organisasi akan menjelaskan bagaimana kebijakan akan disusun, dan yang

kedua adalah menjelaskan bagaimana sumber daya akan dialokasikan’.

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:304) bahwa “penetapan struktur

organisasi hal utama dalam mengorganisasikan berbagai aktivitas dan

sumber daya manusia yang tersedia dalam sebuah organisasi agar semua

pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik”.

Sedangkan menurut Sukanto (2003:69)

implementasi strategi bertalian dengan pembicaraan tentang struktur organisasi serta sumber daya manusia (staf). Didalam organisasi ada fungsi, yaitu fungsi garis, garis dan staf, yang hubungannya ada wewenang, tanggungjawab dan pelaporan.

Sedangkan Chandler dalam Hunger dan Wheelen (2003:306)

(49)

perubahan organisasi, dan karena itu biasanya struktur organisasi juga

berubah karena timbulnya inefesiensi oleh struktur lama’.

c) Analisa budaya organisasi, merupakan suatu komponen yang

mempertanyakan mengapa suatu organisasi dapat diimplementasikan,

dimana didalamnya memuat nilai-nilai, gaya manajemen dan kebiasaan

orang-orang didalam organisasi. Secara formal budaya organisasi dapat

diartikan suatu presepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota

organisasi itu suatu system dengan makna yang sama, artinya bahwa

budaya organisasi terwujud dalam filosofi, ideology, nilai-nila, asumsi,

keyakinan serta sikap dan norma bersama anggota organisasi dalam

memandang berbagai realitas. Hal ini lebih senada dengan ungkapan

Jauch dan Gueck dalam Iwan (2008:229) bahwa „budaya organisasi adalah

ideology yang menguasai pola perilaku dan norma mapan yang

mempengaruhi tindakan dan keputusan’. Sedangkan menurut Clyde

Kluchohn dalam Setiawan dkk (2005:113) bahwa „budaya adalah

seperangkat kebiasaan, pola pikir, perasaan dan reaksi yang

mempengaruhi keputusan yang diambil dalam mengahadapi suatu

masalah tertentu’. Hal ini tentu membuat jelas bahwa budaya organisasi

sangat mempengaruhi efektifitas dari implementasi strategi.

Sukanto (2003:78) lebih menekankan

(50)

budaya organisasi dapat menentukan tingkat produktivitas dan kinerja organisasi. Dengan didasarkan pada budaya, sebuah organisasi akan menjadi solid karena ada pengikatnya yaitu nilai yang dimiliki bersama (shared values). Makin kental budaya, makin tinggi kinerjanya karena menjalin dan menginternalisasikan perilaku anggota organisasi, dimana dengan adanya budaya, para anggota berkomitmen pada tugasnya.

Lebih komperehensif McKinsey dalam Fitri Lukiastuti dkk (2008 :

89)menggambarkannya melalui 7-S Model yang menggambarkan adanya

hubungan antara pemimpin, budaya organisasi, dan strategi. McKinsey

menjelaskan bahwa „strategi (Strategy) yang telah disepakati oleh para

pemimpin harus didukung oleh struktur organisasi (Structure) dan sistem

(System) yang diterapkan dalam organisasi tersebut. Struktur dan sistem

tersebut ditentukan oleh pemimpin (Style). Pemimpin menentukan siapa

orang yang membantunya (Staff), dan Skill yang dimiliki oleh staff.

Structure, system, style, staff, dan skill memiliki kontribusi terhadap

keberhasilan strategy. Kontribusi dari dari 5s tersebut (structure, system,

style, staff, dan skill) menyatu dalam satu variabel yang disebut Shared

value atau yang dikenal dengan Culture (budaya organisasi)’.

Disempurnakan oleh Sukanto (2003:3) :

bahwa dengan dimilikinya Rencana Strategi, manajemen agar berhasil perlu mengimplementasikannya dengan proses :

1) Pembentukan struktur organisasi untuk mewadahi segala kegiatan organisasi

2) Pengisian organisasi dengan staf

3) Staf tersebut harus cakap, kompeten, professional dan terampil, sehingga perlu dikembangkan dengan motivasi dan insentif yang memadai

(51)

5) Pimpinan dapat menjalankan gaya kepemimpinan tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi

6) Para anggota organisasi perlu menghayati nilai-nilai, budaya serta unsur pengikat lainnya yang ada dalam organisasi agar bersatu padu dalam bertindak untuk mencapai tujuan bersama.

Strategi, struktur organisasi, SDM, keterampilam, sistem dan

prosedur serta gaya kepemimpinan dan budaya sebagai pengikat adalah

unsur keberhasilan organisasi, sebagaimana diusulkan McKinsey. Secara

gamblang keterkaitan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4 7-S Model McKinsey

d) Analisa Kepemimpinan mempengaruhi sampai berapa jauh implementasi

strategi mau didelegasikan dan dikembangkan dengan tingkat

pengendalian yang tepat. Dalam hal ini gaya kepemimpinan menjadi

aspek yang sangat penting, karena nantinya akan berpengaruh terhadap

cara-cara berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan didalam

subuah organisasi yang pada akhirnya bermuara pula pada budaya

Gambar

Tabel 1
Gambar 1 Basic Model Of The Strategic Management Process
Gambar 2 Kerangka Kerja Analisis Organisasi Untuk Implementasi Strategi
Gambar 3 Model Sederhana Proses Implementasi Strategi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Barang Paket Pekerjaan Pengadaan Bibit Mangga, Bibit Jambu dan Bibit Lengkeng, maka dengan ini

10 tahun 1947, dirasa perlu memungkinkan kepada Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Pengadilan Tinggi untuk menyumpah hakim, yang didalam perjalanannya

Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan elektron yang bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan stasioner/ tertentu (n). Secara elektrostatika, elektron

Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh mikrometer sekrup di bawah adalah …. Raksa termasuk zat cair karena memiliki ciri-ciri. Bentuk tetap, volume berubah.. B. Bentuk dan

PENGARUH SERAT BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT (Mus musculus L.) SWISS WEBSTER JANTAN HIPERLIPIDEMIA. Universitas

Studi in vitro dan i n silico Citrulline Sebagai Agen Kokemoterapi Doxorubicin Pada Sel Kanker Payudara T47D.. Di Bawah Bimbingan Nunuk Aries Nurulita Dan

[r]

Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang