• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah sejarah indonesia 1 docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah sejarah indonesia 1 docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

BUKTI SEJARAH AKULTURASI KEBUDAYAAN INDONESIA

DENGAN HINDU-BUDDHA

GURU PEMBIMBING:

Sugeng Widada, S.Pd

DISUSUN OLEH:

Eliska Yulianti

SMA UNGGUL NEGERI 4 LAHAT

TAHUN PELAJARAN

(2)

Kata pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanallahu Wata’ala atas segala karunia nikmatnya sehingga makalah pendidikan berjudul “Bukti sejarah akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu-Buddha” ini diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah Indonesia yang diampu oleh Bapak Sugeng Widada, S.Pd. Makalh ini berisi tentang adanya bukti dari peninggalan sejarah atas akulturasi kebudayaan Indonesia dengan hindu-buddha. Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya disertai dari dukungan oleh keluarga. Tanpa mendapatkan dukungan nya mungkin tidak akan bisa sampai menyelesaikan makalah ini, tentunya dengan ilmu yang telah disalurkn oleh Bapak/ibu guru dan teman-teman sekalian.

Dengan pembuatan makalah ini dutujukan agar memenuhi tugas yang telah diperintahkan, dan tentunya agar lebih mengerti adanya bukti dari sejarah akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu-Buddha.

Saya menyadari akan kekurangan dari makalah yang saya buat, saya menerima saran dari semua orang. Semoga bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan tentunya untuk diri saya sendiri.

Sekian yang bisa saya sampaikan, semoga bisa memberi manfaat untuk masyarakat sekitar.

LAHAT, 18 November 2017

(3)

Daftar isi

Halaman judul...i

Kata pengantar...ii

Daftar isi...iii

BAB I PENDAHULUAN...4

I. Latar belakang...4

II. Rumusan masalah...4

III. Tujuan pembahasan...4

BAB II PEMBAHASAN...5

I. Pengertian sejarah akulturasi kebudayaan indonesia...5

II. Contoh bukti sejarah secara akulturasi...6

a. Seni arsitektur/bangunan...6

b. Kalender/Penanggalan...7

c. Seni ukir...8

d. Kegiatan kepercayaan...10

e. Seni rupa/seni lukis...12

f. Seni sastra...13

BAB III PENUTUP...14

I. Kesimpulan...14

II. Saran...14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Budha dan Islam di Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal/memiliki budaya cukup maju. Unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat yang disebut dengan “local genius” (kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur kebudayaan asing dan mengolahnya sesuai dengan kepribadian bangsa).

Masuknya budaha Hindu-Budha dan Islam di Indonesia tidak diterima begitu saja tapi pengaruh budaya Hindu-Budha dan Islam ke Indonesia telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

II. RUMUSAN MASALAH

Untuk mengetahui tujuan pembahasan tentang akulturasi di Indonesia, maka sebagai perumusan dan penyusunan adalah:

a. Bidang apa saja yang mendapat pengaruh dari budaya Hindu-Budha dan Islam?

b. Bagaimana proses percampuran antara budaya lokal, Hindu-Budha dan Islam?

c. Bagaimana cara mengidentifikasi perpaduan tradisi lokal, Hindu-Budha dan Islam?

III. TUJUAN PEMBAHASAN

Suatu kegiatan akan lebih bermanfaat jika dalam pembahasan ini mempunyai tujuan antara lain:

1. Untuk menambah pengetahuan tentang bentuk kebudayaan yang mendapat pengaruh dari Hindu-Budha dan Islam.

2. Untuk memperluas pengetahuan tentang bentuk-bentuk akulturasi budaya di Indonesia.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN SEJARAH AKULTURASI KEBUDAYAAN INDONESIA

Akulturasi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu acculturate yang mempunyai arti tumbuh dan berkembang bersama-sama. Secara umum, akulturasi adalah suatu proses sosial yang muncul saat terjadi penyatuan dua budaya yang berbeda menjadi budaya yang baru tanpa menghilangkan unsur budaya lama.

Hal ini bisa terjadi jika terdapat suatu budaya asing yang masuk dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat tanpa menghilangkan budaya aslinya. Misalnya saja kebudayaan masyarakat Bali yang menyatu dengan kebudayaan hindu tanpa menghilangkan unsur kebudayaan Bali itu sendiri dan saat ini disebut kebudayaan Hindu Bali.

Pengertian Akulturasi menurut Koentjaraningrat adalah suatu proses sosial yang terjadi jika terdapat kelompok sosial dengan kebudayaan terdentu dihadapkan dengan kebudayaan asing.

(6)

II.CONTOH BUKTI SEJARAH SECARA AKULTURASI

a. seni arsitektur/bangunan

Banyak bangunan bersejarah yang dibangun dari hasil asimilasi, seperti punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini merupakan bangunan dari zaman Megalitikum yang mendapat pengaruh dari Hindu-Budha, sehingga memiliki wujud candi, seperti Candi Borobudur.

Secara umum masuknya suatu kebudayaan luar (asing) ke dalam suatu kebudayaan tertentu akan memunculkan tiga hal; pertama, kedua kebudayaan itu akan berakulturasi; kedua, masing-masing kebudayaan akan berjauhan; dan ketiga, salah satu kebudayaan akan hilang atau hancur.

(7)

perbedaan fungsi. Bangunan candi bercorak Hindu biasanya digunakan sebagai tempat makam (pripih). Sementara candi bercorak Budha digunakan sebagai tempat pemujaan atau peribadatan. Umumnya bangunan candi memiliki tiga bagian; Kaki candi berbentuk persegi.tubuh candi terdiri atas bilik-bilik yang berisi arca, tiap sisi memiliki arca yang berbeda bentuk.Bagian ketiga yaitu atap candi, pada puncaknya terdapat lingga atau stupa (tempat pemujaan).Berikut contoh-contoh candi yang bercorak kebudayaan Hindu dan Budha:Bercorak Hindu; seperti candi Prambanan, candi Ratu Boko, candi Dieng, candi Jago, dan lainnya.Bercorak Budha; seperti candi Borobudur, candi Mendut, candi Kalasan, candi Sewu, candi Muara Takus, dan lainnya.Selain bangunan candi contoh bangunan lainnya yang mendapat pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha seperti patitiran atau pemandian seperti pemandian di Jalatunda dan Belahan, dan bangunan Gapura, bentuk bangunannya umumnya menyerupai candi namun memiliki pintu keluar masuk.

b. kalender/penanggalan

(8)

sukubangsa di Nusantara bagian barat yang terkena pengaruh agama Hindu, menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa suku bangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai sekarang, begitu pula di beberapa daerah di Jawa, seperti di Tengger yang banyak penganut agama Hindu.

c. seni ukir

(9)

Pada 1817 hingga 1825 diadakan lagi pembersihan. Baru pada 1835 Borobudur kelihatan sebagai bangunan yang berdiri megah. Hartmann, yang waktu itu menjabat Residen Kedu, berhasil mengubah pemandangan di Desa Borobudur. Desa yang tadinya sepi, sejak adanya Borobudur menjadi ramai. Bahkan, masyarakat sekitar banyak mendapatkan bahan bangunan ideal dari lokasi ini. Maka, untuk menyelamatkan candi ini, pemerintah melakukan usaha pemotretan dan penggambaran tangan. Bahan-bahan inilah yang kemudian diterbitkan oleh Leemans menjadi buku monografi (1873). Namun Candi Borobudur masih tetap terlantar. Batu-batunya tetap berantakan di halaman. Maka pada 1882 ada sebuah usulan untuk membongkar seluruh bangunan dan memindahkan semua reliefnya ke dalam museum khusus. Tapi usulan itu tidak diterima karena dianggap terlalu berisiko untuk kelestarian bangunan. Sebagai tindak lanjutnya, pada 1900 terbentuk Panitia Penyelamatan Candi Borobudur diketuai Th. Van Erp. Berkat van Erp lah, Borobudur menjadi tersohor, meskipun masih ada kekurangan di sana sini. Pemugaran Candi Borobudur pra-kemerdekaan selesai pada 1911. Banyak pakar menilai pemugaran van Erp memiliki sejumlah kesalahan prosedur. Lagi pula ketika itu teknik dan peralatan konstruksi, masih belum semaju tahun-tahun pasca-kemerdekaan. Maka pasca-kemerdekaan dilakukan lagi pemugaran terhadap Candi Borobudur. Kegiatan ini berawal tahun 1971. Ketika itu banyak negara yang tergabung dalam UNESCO, bahu-membahu memberikan sumbangan. Lebih dari 20 negara terlibat dalam pemugaran ini. Akhirnya purnapugar Candi Borobudur diresmikan pada bulan Februari 1983.

Karmawibhangga

(10)

dan mitthyadrsti (perbuatan palsu). Kemungkinan, inskripsi-inskripsi pendek itu tidak dipahat oleh satu orang. Berdasarkan pengamatan terhadap bentuk inskripsi, menurut N.J. Krom, paling tidak ada tiga jenis tulisan yang dibuat oleh tiga orang berlainan. Bahkan dari keseluruhan panel, tercermin adanya puluhan gaya pemahatan yang berbeda. Inskripsi pendek itu kemudian dimanfaatkan untuk meneliti garis besar cara pembuatan candi. Para pakar meyakini pengerjaan dekorasi, seperti hiasan dan relief, dimulai dari bagian puncak bangunan terus ke bawah. Itu sebabnya ukiran dan pahatan relief pada bagian atas Borobudur tampak dikerjakan dengan sempurna. Sementara pada relief Karmawibhangga masih agak ’amburadul’.Mungkin itu pula sebabnya pada relief-relief di bagian atas bangunan tidak ditemukan inskripsi tentang pedoman pemahatan. Inskripsi pendek itu ternyata dianggap bermanfaat untuk memperkirakan saat pembangunan Borobudur. Berdasarkan perbandingan dengan huruf-huruf Jawa Kuna yang digunakan dalam prasasti-prasasti berangka tahun, maka para pakar menduga bahwa inskripsi itu mirip sekali dengan prasasti-prasasti dari masa akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 Masehi. Pada saat-saat itulah rupanya Borobudur dibangun. Sampai kini masih misteri mengapa panel-panel itu ditutup oleh ’kaki tambahan’. Ada dugaan, panel-panel itu terlalu tabu untuk diperlihatkan kepada khalayak. Betapa tidak, pada salah satu panel tergambar adegan aborsi dan pada panel lain tampak beberapa figur sedang direbus hidup-hidup. Dugaan lain, pada saat proses pemahatan mencapai sisi timur laut, muncul persoalan serius dalam teknis bangunan. Ini memaksa para perencana bangunan untuk mengorbankan kaki candi yang sedang dipahat itu, lantas menutupnya. Setelah dikalkulasi, banyaknya batu tambahan tidak kurang dari 13.000 meter kubik. Mungkin sekali lantai batu tambahan diperlukan untuk menguatkan konstruksi bangunan yang sudah memperlihatkan tanda-tanda keruntuhan.

d. kegiatan kepercayaan

Sejak masa pra aksara, masyarakat di Kepulauan Indonesia sudah mengenali adanya simbol-simbol yang bermakna filosofis. misalnya jika terddapat orang yang meninggal, di dalam kuburnya disertai dengan beberapa benda. Diantara benda tersebut biasanya terdapat lukisan orang yang sedang naik perahu, yang bermakna bahwa orang yang telah wafat, rohnya akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yakni alam baka.

Masyarakat pada kala itu sudah percaya bahwa adanya kehidupan setelah mati yakni sebagai roh-roh halus. Maka, roh nenek moyang mereka dipuja oleh orang yang masih hidup.

(11)

sebagai tempat pemujaan. Sedang Di Indonesia, di samping sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah raja yang sudah meninggal. Hal Ini jelas sebagai perpaduan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman serta pemujaan roh nenek moyang yang sudah ada di Indonesia.

(12)

disebut bekal kubur sehingga candi Borobudur juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa.

e. seni rupa/seni lukis

(13)

f.seni sastra

(14)

BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Dari makalah diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Dapat mengetahui budaya lokal yang mendapat pengaruh dari Hindu-Budha dan Islam.

b. Dapat membandingkan konsep kekuasaan di Kerajaan Hindu-Budha dan bercorak Islam.

c. Dapat mendeskripsikan proses percampuran kebudayaan lokal, Hindu-Budha dan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia

II. SARAN

Mungkin dari kesimpulan diatas dapat dipetik salah satu yang paling penting adalah bahwa perlunya kita menjaga warisan budaya kita agar tidak diakui oleh negara lain karena budaya merupakan identitas dan kekayaan suatu bangsa.

Karena penulisan makalah ini jauh dari sempurna, kami mengharap kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan bahasa, penyusunan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Dwi L, Amurwani.2014.Sejarah Indonesia:Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang,Kemdikbud

Hapsari , Ratna dan M.Adil.2013.Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:Erlangga

Wahyudi , Anton.2013:Kreasi Belajar Siswa Aktif Kurikulum 2013 Kelas :JawaTengah:Viva Pakarindo

PUSAT INTERNET:

 http://omelto.com/proses-masuk-dan-berkembangnya-agama-serta-kebudayaan-hindu-buddha-di-indonesia/

 https://mataram351.wordpress.com/agama-dan-kebudayaan-hindu-budha/ 

http://5-besar.blogspot.co.id/2012/11/5-besar-jenis-kalender-di-indonesia.html

 http://peradabanhindubudha.blogspot.co.id/2015/09/kerajaan-taruma-negara.html

 https://sambelpedas.wordpress.com/2014/10/15/misteri-relief-karmawibhangga-dan-stupa-induk-borobudur/

Referensi

Dokumen terkait