• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INFLASI DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INFLASI DAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR

TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi modeling

Disusun oleh :

AISYAH FITRIYANI 5553120662

Kelas : 6 B

Konsentrasi Moneter

JURUSAN ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan faktor penting sebagai pemicu pembangunan suatu negara. Namun dikarenakan adanya keterbatasan dana yang dimiliki oleh suatu negara maka investasi asing juga dianggap memiliki peran untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Investasi asing Langsung atau yang biasa disebut dengan Foreign Direct Investment (FDI) adalah salah satu bentuk investasi yang memiliki dampak yang lebih signifikan untuk pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan investasi asing dalam bentuk portofolio. Dengan adanya FDI pada suatu negara dapat memberikan manfaat untuk kemajuan negara tersebut, diantaranya yaitu adanya transfer modal dan manajemen, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendirian pabrik dan penyerapan tenaga kerja serta dapat berpotensi meningkatkan pendapatan negara dibidang pajak.

(3)

Dalam kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2011 menunjukkan adanya kenaikan dalam nilai PDB. Pada tahun 2005 nilai PDB Indonesia mencapai US$ 1.750.815 juta, sedangkan pada tahun 2011 mneingkat menjadi sebesar US$ 2.463.242 juta. Namun, kenaikan dalam nilai PDB ini menunjukkan adanya perlambatan dalam pencapaian outputnya dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,0 % dan pada tahun 2009 turun menjadi sebesar 4,6 %. Pencapaian output dalam bentuk PDB di Indonesia juga tidak terlepas dari dinamika yang terjadi pada pergerakan modal ke Indonesia.

Berdasarkan pada pemaparan tentang nilai PDB dan aliran FDI di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2011 menunjukkan kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu walaupun hanya mengalami kenaikan yang sedikit. Sedangkan aliran FDI di Indonesia mengalami fluktuasi, khususnya mengalami perkembangan terendahnya pada tahun 2006 dan tahun 2009. Dijelaskan bahwa aliran FDI dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Meskipun pola perkembangannya memiliki perbedaan antara PDB dan FDI tetapi aliran FDI di Indonesia masih diharapkan eksistensinya dalam rangka menciptakan multiplier dan spillover effect yang lebih luas lagi dalam perekonomian nasional.

(4)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh suku bunga terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?

2. Apakah ada pengaruh inflasi terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?

3. Apakah ada pengaruh nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?

4. Apakah ada pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Pengaruh suku bunga terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.

2. Pengaruh inflasi terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.

3. Pengaruh nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.

4. Pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap Foreign Direct Investment pada periode tahun 2006 : Trw I – 2013 : Trw IV di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat akademis maupun praktis, yaitu:

1. Bagi penulis penelitian ini digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan.

2. Pengembangan ilmu ekonomi konsentrasi moneter dan ekonomi makro terutama tentang teori suku bunga, inflasi, nilai tukar dan foreign direct investment.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

(5)

2.1.1 Landasan Teori

A. Foreign Direct Investment

Menurut Krugman dalam Sarwedi (2002) foreign direct investment

adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Menurut Kamus besar ekonomi, investasi langsung (direct investment) adalah penanaman modal asing dengan cara mengambil alih saham atau menambah modal dalam perusahaan yang sudah ada atau perusahaan baru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Penanaman modal asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.

B. Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk meminjam modal utang (Brigham dan Houston (2006:164)). Suku bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk meminjam uang selama periode tertentu dan dinyatakan dalam persentase uang yang dipinjamkan (Lipsey,1995). Suku bunga adalah jumlah uang yang dibayarkan perunit sebagai balas jasa atas meminjam uang. (Samuelson,2004:197).

C. Inflasi

Menurut Boediono (2001:161), inflasi adalah kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Friedman dalam Murni (2006:202) mengatakan inflasi ada dimana saja dan selalu merupakan fenomena moneter yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak stabil. Menurut Lipsey (2004:245), inflasi adalah kenaikan tingkat harga yang berlangsung secara berkepanjangan dan terjadi secara sekaligus.

D. Nilai Tukar

(6)

(Murni, 2006:224). Sementara kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai nilai satu unit valuta (mata uang asing) apabila ditukarkan dengan mata uang dalam negeri. (Sukirno, 2000:197).

2.1.2 Hubungan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen A. Hubungan Suku Bunga Terhadap Foreign Direct Investment

Kebijakan tingkat suku bunga dalam negeri merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan akumulasi modal dalam berbagai sektor pembangunan. Chow (2008) juga mengungkapkan bahwa peningkatan modal ke negara berkembang belakangan ini adalah sebagai akibat dari rendahnya tingkat suku bunga di Negara maju. Dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga internasional dan tingkat suku bunga domestik memiliki pengaruh terhadap peningkatan Foreign Direct Investment di Indonesia .

B. Hubungan Inflasi Terhadap Foreign Direct Investment

Pengaruh antara inflasi terhadap kegiatan investasi memiliki hubungan yang negatif, dimana tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan tingkat investasi akibat tingginya biaya investasi itu sendiri. Sebaliknya, tingkat inflasi yang rendah akan menyebabkan biaya investasi menjadi murah sehingga akan merangsang Foreign Direct Investment di negara domestik. Oleh karena itu, investor akan merasa lebih terjamin untuk berinvestasi pada saat tingkat inflasi di suatu negara cenderung stabil atau rendah Dengan kata lain kenaikan inflasi akan menurunkan minat investor untuk melaksanakan investasi, sebaliknya jika inflasi turun maka investasi akan meningkat (Nopirin, 2000).

C. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Foreign Direct Investment

(7)

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, dimana penelitian ini mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.

No. Judul dan Penulis Metodologi Hasil Penelitian

1. Analisi Faktor-faktor yang

a. Suku bunga dalam negeri memberikan pengaruh negatif variabel bebas yang meliputi Produk Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat suku bunga SBI, dan Nilai tukar rupiah terhadap dollar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Foreign Direct Investment di Indonesia.

3. The impact of interest rates on foreign direct investment:

(8)

4. Analisis Penanaman Modal

a. Dalam model jangka panjang, variabel GDP dan variabel Kurs Dollar berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel PMA di Indonesia.

b. Dalam model jangka pendek, pertumbuhan tingkat suku bunga

Alat Analisis : Data Panel Variabel Dependen : signifikan terhadap FDI. Sementara variabel suku bunga merupakan faktor resiko ekonomi yang signifikan pengaruhnya dalam mengurangi arus masuk FDI. Adapun variabel

corruption perception index dan

pendapatan per kapita tidak signifikan perngaruhnya terhadap FDI.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka Berpikir Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia Tahun 2006 : Trw I - 2013 : Trw IV

(9)

Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh negatif antara variabel suku bunga secara parsial terhadap foreign direct investment di Indonesia.

2. Terdapat pengaruh positif antara variabel inflasi secara parsial terhadap foreign direct investment di indonesia.

3. Terdapat pengaruh negatif antara variabel nilai tukar (kurs Rp/US$) secara parsial terhadap foreign direct investment di Indonesia.

4. Terdapat pengaruh antara variabel suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan terhadap foreign direct investment di Indonesia.

(10)

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan mempunyai sifat berkala (time series). Data sekunder adalah data yang sudah diterbitkan atau sudah digunakan pihak lain (Suharyadi dan Purwanto, 2003). Data sekunder merupakan data-data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain Bank Indonesia (www.bi.go.id), Asian Development Bank, World Bank.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Negara Indonesia. Data yang dipilih adalah data suku bunga bank Indonesia, inflasi, nilai tukar dan FDI pada kurun waktu tahun 2006 : Trw I sampai dengan tahun 2013 : Trw IV. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id).

3.3 Operasional Variabel

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).

3.1.1 Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel dependen adalah Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Data Investasi Asing Langsung yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai modal asing yang masuk ke Indonesia menurut sektor ekonomi dalam Juta USD Periode tahun 2006 – 2013. Satuan yang digunakan oleh variabel investasi asing langsung atau foreign direct investment pada peneiltian ini adalah persen dan skala ukur menggunakan rasio.

3.1.2 Variabel independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga bank Indonesia, inflasi IHK dan nilai tukar rupiah terhadap dollar.

a. Suku Bunga

(11)

yang beredar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai persentase tingkat suku bunga berdasarkan Sertifikat Bank Indonesia periode tahun 2006 – 2013 dan skala ukur yang digunakan yaitu rasio. b. Inflasi

Inflasi indeks harga konstan diartikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Data tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai persentase tingkat suku bunga berdasarkan Sertiikat Bank Indonesia periode tahun 2006 – 2013 dan skala ukur yang digunakan yaitu rasio.

c. Nilai Tukar

Nilai tukar (kurs) merupakan nilai tukar mata uang Rupiah (IDR) untuk memperoleh satuan unit nilai mata uang Dollar (USD). Data nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar (kurs) tengah mata uang Indonesia (Rupiah) terhadap mata uang Amerika Serikat (Dollar) periode tahun 2006-2013 dan skala ukur yang digunakan yaitu rasio.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Kuadran Terkecil (OLS)

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. (Gujarati:2004) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung:

(12)

β3 : Koefisien regersi faktor Nilai Tukar e : Variabel pengganggu

3.4.4 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term terdistribusi secara normal. Hipotesis yang diuji adalah (i) H0 : error term terdistribusi secara normal, (ii) H1 : error term tidak terdistribusi secara normal. Wilayah kritik penolakan H0 adalah Probability Obs*R-squared < α.

Uji Heteroskedastisitas

Asumsi yang dipakai dalam penerapan model regresi linier adalah bahwa varians dari setiap gangguan adalah konstan. Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana asumsi tersebut tidak tercapai. Pelanggaran pada asumsi ini akan menyebabkan parameter yang diduga menjadi tidak efisien.

Untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada software E-views dapat dilakukan dengan uji White Heteroscedasticity atau Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) test. Wilayah kritik penolakan H0

adalah Probability Obs*R-squared < α.

Uji

Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi (Damodar Gujarati, 1997). Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan matrik korelasi. Berdasarkan penggunaan uji multikolinearitas dengan matrik korelasi, apabila nilai matrik korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,80 artinya bahwa semua variabel bebas terkena multikolinearitas sehingga tidak membahayakan interpretasi hasil analisis regresi (Gujarati, 2007).

Uji Autokorelasi

(13)

dua pengamatan sama dengan nol. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka dikatakan terjadi autokorelasi atau korelasi serial. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan Breusch-godfrey Serial Correlation LM test. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah (i) H0 : tidak

terdapat autokorelasi, (ii) H1 : terdapat autokorelasi. Wilayah kritik penolakan H0 adalah Probability Obs*R-squared < α.

3.4.3 Uji Statistik

A. Uji Parsial (Uji t)

Uji – t digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Apabila t hitung > t tabel maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independent secara individual mempengaruhi variable dependen (Ghozali, 2008 : 44).

Nilai t hitung dapat ditentukan dengan rumus : t = r

nk−1

1−r2

Keterangan:

r = koefisien korelasi parsial n = banyaknya sampel

k = banyaknya variabel bebas

keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan t hitung dan t tabel (nilai kritis).

Apabila : t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.

B. Uji Silmultan (uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2007:82). Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

nilai F hitung dapat ditentukan dengan rumus :

F=ESS/df

RSS/df=

ESS/(k−1)

(14)

Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan f hitung dan f tabel (nilai kritis) dan Menentukan taraf nyata (signifikansi level), yaitu α = 5 % = 0,05.

Ho: β1 = 0 : semua varibel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ 0 : semua varibel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

C. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tetrikat. Formula menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

R² = (TSS-SSE)/TSS = SSR/TSS

Persamaan diatas menunjukan proporsi total jumlah kuadrat (TSS) yang diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanya dijelaskan oleh varibel lain yang tidak dimasukan dalam model, formulasi model yang keliru, dan kesalahan eksperimental (Mendenhall et al. dalam Koncoro, 2007:84).

Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen rendah. Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel dependen terhadap variabel independen. Perhitungan data dalam penelitian ini menggunakan program Eviews 8.0 yang membantu dalam pengujian model yang telah ditentukan, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap variabel, derta pengujian hipotesis secara parsial maupun bersama-sama.

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

(15)

independen terhadap variasi dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati

satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapaun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Hasil Uji R Square

Adjusted R-Squared 0,392113

Sumber : Data sekunder yang diolah

Tabel diatas tersebut menunjukkan nilai R square sebesar 0,39. Hal ini berarti 39% prediksi foreign direct investment yang masuk ke Indonesia dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu suku bunga Bank Indonesia, Inflasi dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, sedangkan sisanya sebesar 0,61 dipengaruhi oleh sebab lain diluar model.

Tabel Hasil Uji Statistik F

F-Statistic Prob (F-Statitik)

7,665432 0,000684

Sumber : Data sekunder yang diolah

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level of significance 5%. Kriteria pengujiiannya apabila Prob. F hitung < berarti seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan taraf signifikan tertentu. Dan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Prob. F hitung (0,000684) < (0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Sumber : Data sekunder yang diolah

(16)

Dalam regresi pengaruh suku bunga Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap foreign direct investment dengan menggunakan model persamaan regresi linear berganda, diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap variabel dalam penelitian dengan persamaan sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + µ

Y = β0 + β1BI Rate+ β2INF+ β3KURS+ µ

Y = 11764,22 – 963,4056 BI Rate + 323,6053 INF – 0,366129 KURS + 5%

4.1.2 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Foreign Direct Investment

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa suku bunga Bank Indonesia menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,260137. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0002 yang apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%, variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel suku bunga Bank Indonesia lebih kecil dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H0 ditolak dan H1 dapat

diterima. Dari hasil regresi ditemukan bahwa besarnya suku bunga Bank Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap foreign direct investment di Indonesia. Hasil yang ditemukan sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 triwulan dari suku bunga Bank Indonesia akan menurunkan foreign direct investment Indonesia sebesar 963,4056% tiap tahunnya.

Dari hasil uji t disimpulkan bahwa variabel suku bunga Bank Indonesia dapat mempengaruhi besarnya foreign direct Investment di Indonesia. Penurunan suku bunga Bank Indonesia menggambarkan menurunnya posisi foreign direct investment Indonesia sehingga akan berdampak pada sedikitnya lapangan pekerjaan yang tercipta di Indonesia. Kondisi ini seperti dengan hasil penelitian Pardamean Lubis (2008), Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Foreign Direct Invesment di Indonesia hasilnya adalah suku bunga dalam negeri memberikan pengaruh negatif terhadap permintaan investasi di Indonesia.

(17)

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa inflasi menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,628464. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0138 yang apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%, variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel inflasi lebih kecil dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H0 ditolak dan H2 dapat diterima. Dari hasil uji t

disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap foreign direct investment. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1% dari angka inflasi akan menaikkan foreign direct investment sebesar 323,6053% tiap tahunnya. Hasil yang didapatkan menunjukkan pengaruh yang signifikan yang berarti variabel inflasi mempengaruhi besarnya foreign direct investment.

4.1.4 Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Foreign Direct Investment

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai tukar menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,703805. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,2224 yang apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%, variabel ini termasuk tidak signifikan. Nilai signifikansi variabel angka melek huruf lebih besar dari derajat kesalahan yang artinya bahwa H3 ditolak dan H0 dapat diterima. Dari

hasil uji t disimpulkan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap foreign direct investment. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1% nilai tukar akan menurunkan sebesar 0,366129% foreign direct investment tiap tahunnya. Hasil yang didapatkan adalah berpengaruh tidak signifikan yang berarti variabel nilai tukar tidak mempengaruhi besarnya foreign direct investment di Indonesia.

4.2 Uji Asumsi Klasik

(18)

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Pada hasil output diatas menunjukkan bahwa variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak terdapat masalah dengan uji normalitas. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Jarque Bera yang menunjukkan 0,392076, nilai Jarque Bera tersebut lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

4.2.2 Heterokedasticity test

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Pada hasil output diatas menunjukkan bahwa variabel yang diteliti tidak terdapat penyakit heterokedastisitas. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Prob. Chi-Square sebesar 0,0816 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak ada penyakit atau tidak terjadi heterokedastisitas.

4.2.3 Multikolinearitas

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

(19)

0,8. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan hal tersebut menunjukkan adanya hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi.

4.2.4 Autokorelasi

Sumber: Hasil Estimasi Eviews 8.0

Berdsarkan pada hasil output diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hal tersebut dikarenakan nilai Prob Chi-Square lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil estimasi maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel suku bunga memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap foreign direct investment di Indonesia.

2. Variabel inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap foreign direct investment di Indonesia.

3. Variabel nilai tukar tidak memiliki pengaruh siignifikan dan memiliki pengaruh yang negatif terhadap foreign direct investment di Indonesia.

4. Variabel suku bunga, inflasi memiliki pengaruh signifikan pada variabel foreign direct investment sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh terhadap variabel foreign direct investment.

5.2 Saran

Kesimpulan hasil penelitian diatas memberi implikasi sebagai berikut:

(20)

berkembang yang masih banyak kekurangan modal. Akan tetapi Indonesia tidak boleh terlena dengan keberadaan Foreign Direct Investment dari masa ke masa karena di masa yang akan datang jika terus bergantung pada Foreign Direct Investment maka akan mematikan investor dalam negeri, serta hilangnya asset-asset kekayaan Indonesia.

Daftar Pustaka

Abdune, Jonny. 2013. Pengaruh Gross Domestic Product, Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia Periode 2003.Q1 – 2012.Q2. Jurnal Ekonomi Pembangunan.

August Adam. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta. Jurnal.

Andi Adiyudawansyah, Dwi Budi Santoso. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Foreign Direct Investment Di Lima Negara ASEAN. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.

Anna, Chingarande. 2012. The impact of interest rates on foreign direct investment: A case study of the Zimbabwean economy (February 2009-June 2011). Dalam International Journal of Management Sciences and Business Research Vol. 1, No. 5. (ISSN: 2226-8235). Zimbabwe : Bindura University of Science Education.

Febriananda, Fajar. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri Di Indonesia Periode Tahun 1988-2009. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi.

Monica Letarisky, Darminto dan R. Rustam Hidayat. 2014. Pengaruh Indikator Fundamental Makroekonomi Terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia (Periode Tahun 2004-2013). Dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 2 Oktober 2014.

Sigit Winarno, SE dan Sujana Ismaya, SE. Juni 2010. Kamus Besar Ekonomi. CV Pustaka Setia.

(21)

Publikasi UNCTAD, FDI/TNC database http://www.unctad.org/fdistatistics.

TAHUN FDI BI RATE INF KURS

2006 : Trw I 1305 12,75 16,90 9299,03

2006 : Trw II 1337 12,58 15,51 9094,84

2006 : Trw III 1710 11,75 14,87 9121,02

2006 : Trw IV 3162 10,25 6,05 9136,19

2007 : Trw I 1678 9,25 6,36 9099,90

2007 : Trw II 1857 8,75 6,02 8975,18

2007 : Trw III 2538 8,25 6,51 9247,91

2007 : Trw IV 2783 8,17 6,73 9234,98

2008 : Trw I 2360 8,00 7,64 9257,48

2008 : Trw II 1633 8,25 10,12 9265,05

2008 : Trw III 3388 9,00 11,96 9217,78

2008 : Trw IV 1937 9,42 11,50 11028,11

2009 : Trw I 1904 8,25 8,56 11594,27

2009 : Trw II 1447 7,25 5,67 10541,46

2009 : Trw III 987 6,58 2,76 9996,55

2009 : Trw IV 540 6,50 2,59 9470,14

2010 : Trw I 2911 6,50 3,65 9265,80

2010 : Trw II 3280 6,50 4,37 9119,63

2010 : Trw III 2875 6,50 6,15 9013,24

2010 : Trw IV 4305 6,50 6,32 8962,97

2011 : Trw I 4990 6,67 6,84 8903,81

2011 : Trw II 6061 6,75 5,89 8590,39

2011 : Trw III 3741 6,75 4,67 8610,25

2011 : Trw IV 4383 6,17 4,12 8999,63

2012 : Trw I 4482 5,83 3,73 9100,08

2012 : Trw II 3201 5,75 4,49 9305,63

2012 : Trw III 5843 5,75 4,48 9507,59

2012 : Trw IV 5612 5,75 4,41 9623,66

2013 : Trw I 3840 5,75 5,26 9694,47

2013 : Trw II 4558 5,83 5,65 9788,83

2013 : Trw III 5957 6,83 8,60 10664,04

(22)

Lampiran 2

(23)

Lampiran 3

(24)

Lampiran 4

(25)

Gambar

Tabel Hasil Uji Statistik t

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji F secara bersama-sama variabel tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII) periode Januari 2008 –

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variabel inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah/US$ terhadap perubahan harga

Pengujian hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh faktor-faktor nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga

(PDB) sebagai variabel dependen sedangkan ekspor, inflasi, nilai tukar, dan tingkat.. suku bunga sebagai variabel

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar rupiah (kurs), dan jumlah uang yang beredar secara simultan berpengaruh

(2018), dengan judul “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode

Pengaruh Suku Bunga Internasional LIBOR, Nilai Tukar Rupiah/US Dollar dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.. Economics Development Analysis Journal,