• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

328

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT

BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2014.

Muhamad Irpan Nurhab1, Badaruddin Nurhab2, and M. Dedy Irawan1

1

Department of Economics, STIE MURA, Indonesia

2

Department of Economics, IAIN Bengkulu, Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK

Indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Bursa Efek Indonesia memiliki indeks LQ45 yaitu 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indeks saham LQ45 dengan variabel independen inflasi dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari bulanan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda melalui uji F untuk mengetahui pengaruh variabel secara simultan dan uji t untuk

menetapkan pengaruh variabel secara parsial dengan taraf signifikansi α = 0,05 .Data dalam

penelitian ini merupakan data times series dari inflasi, suku bunga SBI dan indeks saham LQ45 yang berjumlah 72 selama periode 2009 sampai dengan 2014.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji F variabel inflasi dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap indeks saham LQ45. Selanjutnya uji t variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap variabel indeks saham LQ45, dan variabel suku bunga SBI juga berpengaruh signifikan terhadap variabel indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kata Kunci : Indeks Saham LQ45, Inflasi dan Suku Bunga SBI.

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan sektor ekonomi yang penting dalam sebuah negara. Pasar modal

merupakan peranan stategis bagi penguatan ketahanan ekonomi dan juga memiliki peran dalam

menggerakkan perekonomian suatu negara. Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu pertama,

sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan

dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, sebagai sarana menciptakan kesempatan kepada

(5)

Seminar Nasional FEKON 2015

329

Secara umum, menurut Mohamad Samsul (2006, h. 43), pasar modal adalah tempat atau

sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang,

umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Di tempat inilah para investor melakukan investasi dalam

surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.

Pasar modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat

bisnis. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif bagi investor untuk

berinvestasi dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Melalui kegiatan pasar modal,

perusahaan dapat memperoleh dana dari investor untuk membiayai kegiatan operasional,

perluasan perusahaan dan membantu mengatasi permasalahan likuiditas perusahaan.

Berkembangan pasar modal di Indonesia memiliki daya tarik bagi investor untuk

berinvestasi dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di masa yang

akan datang. Untuk memperoleh keuntungan yang optimal, para investor pastinya membutuhkan

informasi mengenai harga saham agar dalam pengambilan keputusannya dalam berinvestasi di

pasar modal tidak salah. Menurut Didit Herlianto (2013, h. 1), investasi pada dasarnya

merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah

keuntungan di masa yang akan datang.

Setiap investor yang akan membutuhkan informasi mengenai harga-harga saham di pasar

modal dapat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX). Bursa

Efek Indonesia yang disingkat BEI merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Untuk mengukur pergerakan harga saham di BEI,

indikator yang digunakan adalah indeks. Di BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham yang

secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu

pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Salah satu indeks tersebut adalah

indeks LQ45 yang merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi

pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian dilakukan

setiap 6 bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal, dalam

(6)

330

profitabilitas, tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), inflasi dan nilai tukar.Inflasi

merupakan faktor yang harus dipertimbangan dalam proses investasi. Inflasi adalah suatu gejala

yang menunjukkan harga-harga mengalami kenaikan secara umum. Jika tingkat inflasi yang

tinggi akan menyebabkan biaya produksi meningkat. Biaya produksi yang meningkat akan

mendorong harga bahan dan barang menjadi mahal yang menyebabkan daya beli masyarakat

mengalami penurunan. Menurunnya daya beli masyarakat secara langsung akan mempengaruhi

keuntungan suatu perusahaan yang mengakibatkan pergerakan harga saham menjadi kurang

kompetitif.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah suku bunga SBI.

Jika suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia meningkat, maka investor akan lebih

memilih mengalihkan dananya untuk mengikuti pelelangan dari penjualan SBI yang ditentukan

oleh mekanisme pasar. Jika suku bunga yang ditetapkan tinggi, maka investor akan mendapatkan

hasil yang lebih besar dari suku bunga tersebut. Dan sebaliknya, jika suku bunga yang ditetapkan

mengalami penurunan, maka investor akan kembali berinvestasi di pasar modal.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Saham LQ45 Di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 – 2014”.

TINJAUAN PUSTAKA Indeks LQ45

Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks

LQ45 adalah indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan

pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan. Kriteria suatu emiten untuk dapat

masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

b. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.

c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.

(7)

Seminar Nasional FEKON 2015

331

e. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan

dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

Inflasi

Menurut Didit Herlianto (2013, h. 154 - 155), inflasi merupakan suatu gejala yang

menunjukkan harga-harga mengalami kenaikan secara umum. Atau secara sederhana inflasi

diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga

dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika kenaikkan inflasi tersebut

meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Suku Bunga SBI

Menurut Didit Herlianto (2013, Hal.96) Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan

sistem diskonto/bunga.

Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme

pasar berdasarkan sistem lelang. Bank Indonesia menggunakan mekanisme “BI Rate” (suku

bunga SBI) yaitu Bank Indonesia mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan Bank

Indonesia untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI Rate ini kemudian yang digunakan

sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.

METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series

berupa data bulanan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia dan

Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga pengamatan yang dilakukan berjumlah 72 selama periode

2009 sampai dengan 2014.

Teknik Analisis Data

(8)

332

Menurut Priyatno (2013, h. 116), Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen.Adapun persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Y = α + b1 X1 + b2 X2

(Riduwan dan Akdon, 2006 h.142)

Dimana :

Y = indeks saham LQ45

X1 = inflasi

X2 = suku bunga SBI

α = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian determinasi dapat dilihat pada

penilaian R Square pada tabel Moddel Summary.

Uji F (Simultan)

Menurut Priyatno (2013, h.122), uji F (uji koefisien regresi secara simultan) digunakan

untuk menguji apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Uji t (Parsial)

Menurut Priyatno (2013, h. 120), uji t (uji koefisien regresi secara parsial) digunakan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel

(9)

Seminar Nasional FEKON 2015

333 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Berganda

Menurut Priyatno (2013, h. 116), analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Persamaan Regresi Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 980.709 81.650 12.011 .000

Inflasi 54.161 26.661 .209 2.031 .046

Suku Bunga

SBI -54.268 12.211 -.458 -4.444 .000

Sumber : Output SPSS 21

Y = 980,709 + 54,161 X1– 54,268 X2

Dari persamaan regresi diatas, maka dapat dianalisa sebagai berikut :

1. Konstanta (α) sebesar 980,709 menunjukkan bahwa jika inflasi dan suku bunga SBI

nilainya adalah 0, maka indeks saham LQ45 akan naik sebesar 980,709.

2. Koefisien regresi variabel inflasi sebesar 54,161 menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan

satu persen variabel inflasi, maka akan diikuti kenaikan indeks saham LQ45 sebesar

54,161 dengan syarat variabel independen lainnya bernilai tetap.

3. Koefisien regresi variabel suku bunga SBI sebesar -54,268 menunjukkan bahwa setiap

ada kenaikan satu persen suku bunga SBI, maka akan diikuti penurunan indeks saham

LQ45 sebesar 54,268 dengan syarat variabel independen lainnya bernilai tetap.

Koefisien Determinasi ( R2 )

Uji ini dilakukan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut

(10)

334

a. Predictors: (Constant), Suku Bunga SBI, Inflasi

b. Dependent Variable: Indeks Saham LQ45

Sumber : Output SPSS 21

Hasil output diatas diperoleh angka R sebesar 0,525 atau (52,5%). Hal ini menunjukkan

bahwa hubungan linier antara variabel inflasi dan suku bunga SBI dengan indeks saham LQ45

sebesar 52,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel

inflasi dan suku bunga SBI dengan variabel indeks saham LQ45.

Hasil output diatas diperoleh angka R Square sebesar 0,276 atau (27,6%). Hal ini

menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel inflasi dan suku bunga SBI

terhadap variabel indeks saham LQ45 sebesar 27,6%, sedangkan sebesar 72,4% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar variabel independen yang ada.

Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Regression 464492.132 2 232246.066 13.125 .000b Residual 1220989.128 69 17695.495

Total 1685481.259 71 a. Dependent Variable: Indeks Saham LQ45 b. Predictors: (Constant), Suku Bunga SBI, Inflasi

(11)

Seminar Nasional FEKON 2015

335

Hasil uji F hitung diperoleh angka 13,125 dengan nilai sig. yaitu 0,000, karena nilai F

hitung > F tabel (13,125 > 3,130) maka H0 ditolak, artinya bahwa Inflasi dan Suku Bunga SBI

berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh

terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Nilai T hitung

No Variabel T hitung Sig.

1 Inflasi 2.031 .046

2 Suku Bunga SBI -4.444 .000

Sumber : Output SPSS 21

Hasil uji t, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Hasil uji t test variabel inflasi diperoleh angka 2,031 dengan nilai sig. yaitu 0,046, karena

nilai t hitung > t tabel (2,031 > 1,995) maka H0 ditolak, artinya bahwa inflasi berpengaruh

signifikan terhadap indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2) Hasil uji t test variabel suku bunga SBI diperoleh angka -4,444 dengan nilai sig. yaitu

0,000, karena nilai t hitung > t tabel (-4,444 > -2,002) maka H0 ditolak, artinya bahwa

suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap indeks saham LQ45 di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Pembahasan

Dalam penelitian ini, inflasi berpengaruhi secara positif yaitu bila inflasi naik, maka dapat

meningkatkan pendapatan investor sesuai dari hasil pembagian deviden. Dampak inflasi

menyebabkan peredaran dan perputaran barang lebih capat di masyarakat karena tingginya

permintaan sehingga produksi barang-barang bertambah, konsumsi barang-barang meningkat dan

keuntungan pengusahapun bertambah. Kenaikan inflasi ini juga berdampak baik bagi para

pemegang saham karena meningkatkan keuntungan mereka.

Dalam penelitian ini juga menunjukkan fakta bahwa suku bunga yang ditetapkan oleh

(12)

336

di pasar modal. Karena pada dasarnya investor akan melakukan investasi di pasar modal jika

keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut besar dan dengan resiko yang kecil. Dalam

kasus ini, investor akan melakukan pemilihan investasi, jika keuntungan dari penjualan SBI yang

ditentukan oleh mekanisme pasar lebih besar dari pada saham, maka para investor akan

mengalihkan danaya untuk membeli SBI sehingga permintaan terhadap saham akan menurun dan

diikuti oleh penurunan pergerakan harga saham. Sebaliknya jika keuntungan saham lebih besar

dari pada SBI, maka para investor akan mengalihkan dananya untuk membeli saham sehingga

pergerakan harga saham akan mengalami kenaikan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai pengaruh inflasi dan suku bunga

SBI terhadap indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Dari analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap

indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2) Dari analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa suku bunga SBI berpengaruh signifikan

terhadap indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3) Dari analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa inflasi dan suku bunga SBI berpengaruh

signifikan terhadap indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

DAFTAR PUSTAKA

Anton dan Hermawan Triono. Pengaruh Nilai Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar US,

Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan. Jurnal.

Bank Sentral Republik Indonesia. Data Suku Bunga SBI ( online ),

(http://www.bi.go.id/id/moneter/operasi/suku-bunga-sbi/Default.aspx diakses 15

Desember 2014)

Bayu Setiawan Nugroho. 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga

SBI Terhadap Return Saham LQ45 Periode 2007-2011. Jurnal Manajemen Bisnis

(13)

Seminar Nasional FEKON 2015

337

Badan Pusat Statistik. Data Inflasi ( online ),

(www.bps.go.id diakses 18 Desember 2014)

Bursa Efek Indonesia. Data Indeks LQ45 ( online ),

(http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock diakses 18 Desember 2014)

Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung : Alfabeta.

Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi plusJurus Mendeteksi Investasi Bodong. Yogyakarta :

Pustaka Baru.

Hismendi. Abubakar Hamzah dan Said Musnadi. 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, SBI,

Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di

Bursa `Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Volume 1, No.2.

Joven Sugianto Liauw dan Trisnadi Wijaya. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku

Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE MDP.

Kasmir. 2008 ( online ),

(

http://pratamabygalih.blogspot.com/2013/04/pengertian-suku-bunga-menurut-kasmir.html diakses 11 Desember 2014)

Lira Sihaloho. 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Book Value (BV) terhadap harga saham

perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

2008-2011. Skripsi Jurusan Manajemen. Universitas Negeri Semarang.

Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta : Mediakom.

Riduwan & Akdon. 2006. RUMUS dan DATA dalam APLIKASI STATISTIKA. Bandung :

Alfabeta.

Sabar. 2007 ( online ),

(

http://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-sampel-dalam-penelitian/ diakses 12 Desember 2014)

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga.

Suci Kewal. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks

(14)

338

Sugeng Raharjo. 2011. Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah, dan Suku Bunga Terhadap Harga

Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE ”AUB” Surakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2004 ( online ),

(http://xondis.blogspot.com/2014/04/pengertian-inflasi-menurut-para-ahli.html diakses 11

Desember 2014)

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keenam STIM. Yogyakarta.

Supranto. 2009. STATISTIK : TEORI DAN APLIKASI Edisi Ketujuh. Erlangga.

Tim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Lubuklinggau : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi

Rawas.

Tona Aurora dan Agus Riyadi. (2013). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs Terhadap Indeks

LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011. Jurnal Dinamika Manajemen

Fakultas Ekonomi UNJA, Vol.1 No.3.

Website Indonesia Stock Exchange yaitu www.idx.co.id

(http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.aspx diakses 11

Gambar

Tabel 4.1 Persamaan Regresi Berganda
Tabel 4.3 Nilai F hitung

Referensi

Dokumen terkait

Yulia Lamasi Simanulang: Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga..., 2006... Yulia Lamasi Simanulang: Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Data yang digunakan berupa bulanan yang dilakukan untuk mengukur perubahan variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga SBI, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat inflasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kuala Lumpur Stock

Pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap foreign direct investment diuji dengan uji t yang bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh satu variabel independen

Maka penulis ,dalam penulisan mengambil judul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Idr/Usd, Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Indonesia (SBI) Terhadap Indeks Harga Saham

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Tingkat Suku Bunga SBI tidak signifikan dan berpengaruh positif terhadap Indeks Saham LQ45 pada Bursa Efek Indonesia

PENGARUH TINGKAT INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA TERHADAP.. INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA

Hasil pengujian dengan Uji F Uji Simultan menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara kurs USD, inflasi dan suku bunga SBI terhadap pergerakan indeks harga saham sektor