• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh perkembangan suku bunga PUAB In

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh perkembangan suku bunga PUAB In"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERKEMBANGAN SUKU BUNGA PASAR UANG ANTAR BANK

(PUAB), SUKU BUNGA INTERVENSI RUPIAH TERHADAP SUKU BUNGA

SERTIFIKAT BANK INDONESIA PERIODE 2011-2014

BAGUS SURYO NUGROHO BRIANTO

Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Email:

bagus_suryonb@yahoo.co.id

Pembimbing

Tony S. Chendrawan, S.T., S.E., M.Si

Abstract

The interest rate is one of the monetary instrument that provides a positive signal for the economy as a whole. The problems associated with interest rate will always be an interesting topic to bediscussed by the economy, because the interest rate is a very important indicator for the economy of a country like Indonesia. In Indonesia, the interest rate issue become a major issue lately. Where the interest rate is a benchmark for the real sector in Indonesia.interest rate is the annual interest payments on a loan, as a percentage of loans obtained from the amount of interest earned each year divided by the number of loans. rupiah intervention activities conducted by Bank Indonesia to adjust the money market conditions, both liquidity and interest rates.in this paper I will explain the effect of interbank interest rate, and the interest rate of the rupiahagainst the intervention of Bank Indonesia Certificates where the data that I use quantitative data. and where the independent variable is the interest rate and the interbank rate rupiah intervention, and where his dependent vartiabel Indonesian bank certificate

Keyword : interest rates on the interbank money market,rupiah intervention rate

I . PENDAHULUAN

Tingkat suku bunga adalah salah satu instrument moneter yang memberikan sinyal positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkat suku

(2)

masalah tingkat suku bunga menjadi masalah yang utama akhir-akhir ini. Dimana tingkat suku bunga merupakan tolak ukur bagi sektor rill di Indonesia. Pasar Uang Antar Bank (PUAB) merupakan media pertama bagi transmisi kebijakan moneter. Melalui transaksi pinjaman antar bank yang sebagian besar berjangka waktu pendek (harian/overnight) sinyal kebijakan moneter ditransmisikan kepada suku bunga instrument lainnya di pasar keuangan. Melalui intervensi ke pasar uang secara periodic, bank sentral mempengaruhi level reserve bank-bank dan sekaligus mengendalikan volatilitas suku bunga agar mencapai target yang dikehendaki. Bagi perbankan, PUAB menjadi salah satu alternative

pemenuhan kebutuhan likuiditas harian. Suku bunga PUAB dan tingkat suku Bunga intervensi rupiah merupakan tolak ukur bagi tingkat investasi di sector riil. Tingkat suku Bunga pasar uang antar bank ( PUAB) dipengaruhi oleh tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia, semakin tinggi tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia, maka semakin tinggi juga tingkat suku bunga pasar uang antar bank. Berbeda dengan tingkat suku Bunga intervensi rupiah, tidak bergantung kepada tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia(SBI).

II. KERANGKA TEORITIS dan TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SUKU BUNGA PUAB

Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari julah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.Kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi pasar uang, baik likuiditas maupun tingkat suku bunga.

Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan.Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Jika dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu pendek, tetapi dalam pasar modal diperdagangkan surat berharga berjangka waktu panjang. Pasar Uang antar Bank, merupakan suatu bentuk transaksi untuk

(3)

mengalami kalah kliring. Kalah kliring berarti suatu Bank mengalami

kekurangan dana untuk membayar nasabahnya.

Suku Bunga PUAB Overnight (O/N) adalah suku bunga yang memiliki tenor 1 hari pada periode akhir bulan yang mana dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang pada periode yang bersangkutan.Suku bunga PUAB Keseluruhan merupakan suku bunga yg seluruh tenor pada akhir bulan dihitung menggunakan metode rata-rata

tertimbang pada periode yang bersangkutan.

2.2. SUKU BUNGA INTERVENSI RUPIAH

Menurut Boediono, teori paritas tingkat bunga adalah salah satu teori penting untuk menentukan tingkat bunga dalam system devisa bebas (jika penduduk suatu Negara bebas memperjualbelikan devisa). Teori ini pada intinya

mengatakan bahwa dalam system devisa bebas tingkat bunga dinegara satu cenderung akan sama dengan tingkat bunga Negara lain, setelah adanya perhitungan pikiran mengenai laju depresiasi mata uang Negara yang satu terhadap nega lainnya (Boediono, 2001; 101). Bank Indonesia selaku otoritas moneter terus melakukan intervensi yakni campur tangan dalam

mengatur perekonomian yang bertujuan meningkatkan efisiensi suaktu sektor tertentu melalui pengeluaran kebijakan moneter dan fiscal. Bank Indonesia telah melakukan berbagai langkah, antara lain menetapkan suku bunga SBI dengan harapan melebarkan intervensi dan pengetatan likuidasi.

2.3. SERTIFIKAT BANK INDONESIA

Sertifikat adalah suatu keterangan atau berupa pernyataan tertulis dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai buktu suatu kejadian. Sertifikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dikenal dengan nama Sertifikat Bank Indonesia, atau SBI. Pendapat tersebut diperkuat dengan S.K Direksi BI No.21/67/Kep/DIR tertanggal 23Juli 1998 tentang penerbitan dan

(4)

berharga yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan system diskonto.

Bank Indonesia menjual SBI dengan tujuan untuk memperkecil JUB dan sekaligus menjaga deflasi serta membuat inflasi tidak terjadi secara terus menerus. Sesuai dengan konsep tersebut maka SBI mempunyai jangka waktu maksimum dan saat ini yang diperdangankan adalah SBI berjangka waktu satu bulan dan tiga

bulan.Berdasarkan jangka waktu SBI ini, maka sering sekali para investor ataupun pelaku dalam pasar uang mengklarifikasikan SBI sebagai salah satu instrument-instrumen pasar uang yang dianggap berisiko rendah.Tujuan penerbitan SBI sebagai otoritas

moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihata kestabilan Nilai

Rupiah.Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal dan giral di Bank Indonesia) yang

berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah.SBI diterbitkan dan dijual oleh Bank Indonesia untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.

Sebaliknya, jika menambah uang beredar, maka Bank Indonesia membeli surat-surat berharga di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR). Stop Out Rate adalah tingkat suku bunga yang diterima Bank

Indonesia atas penawaran tingkat bunga dari peserta pada lelang harian maupun mingguan. Selanjutnya, SOR tersebut digunakan sebagai indicator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya.

Menurut teori Abdulkadir Muhammad, surat berharga adalah surat yang dari penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang, tetapi dengan alat bayar lainnya. Alat lain itu berupa surat yang

didalamnya terdapat perintah kepada pihak ketiga, atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang uang tersebut.

Menurut teori Hery Supraptomo, suatu surat berharga dapat digolongkan sebagai surat berharga jika surat itu merupakan alat untuk diperdagangkan dan merupakan alat bukti terhadap hutang yang ada.

2.4. Kerangka pemikiran

(5)

pada prinsipnya adalah balas jasa dari penerima uang kepada pemberi pinjaman uang. Seperti yang

dikemukakan Sri Edi Swasono, seorang pakar muslim dalam disipilin ilmu ekonomi, berpendapat,bahwa bunga adalah harga uang dalam transaksi jual beli di Bank. (Sri Edi Swasono,Bank dan Suku Bunga, (Jakarta:

HikmahSyahid Indah, 1988 ), h. 20

2.5. Hipotesis

Model fungsi :

Suku bunga SBI = ƒ (suku bunga pasar uang antar bank (PUAB), suku bunga intervensi rupiah). Sedangkan rumus statistiknya adalah sebagai berikut:

Y = βo + β1suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) + β2suku bunga intervensirupiah+ error; 5 %.

Dari kerangka pemikiran seperti diatasdapat diambil beberapa hipotesis sebagai berikut:

H0: tidak terdapat hubungan antara Suku Bunga PUAB, dan Suku Bunga

Intervensi Rupiah terhadap Suku Bunga Bank Indonesia.

H1: terdapat hubungan antara Suku Bunga PUAB, dan Suku Bunga

Intervensi Rupiah terhadap Suku Bunga Bank Indonesia.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Sumber data dalam penelitian ini penulis mengambil data dari Bank Indonesia.Yang mana variable Y atau variable yang terikat (dependent) merupakan Suku Bunga Bank Indonesia. Dan variable X, atau yang merupakan variable bebas.Yang mana X1 adalah Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan X2 merupakan Suku Bunga Intervensi Rupiah.

Metode yang digunakan adalah multiple regresi, data yang dianalisis bedasarkan data bulanan dari tahun 2011 sampai dengan 2014 dan di korelasikan menggunakan software SPSS.

Dalam penelitian kali ini, peneliti mencoba menggunakan model fungsi: Y = a0 + b1X1 + b2X2+ E dengan data sekunder yang diperoleh dari BI.

TABEL OPERASIONAL VARIABEL No Variabel Indikator Skala 1. Suku

Bunga Pasar Uang Antar

Suku bunga pada pasar uang sebagai hasil dari kegiatan

pendanaan dan

RASIO

Suku Bunga

PUAB

Suku Bunga Interven

si Rupiah

suku

bunga

(6)

Bank (PUAB)

penanaman modal jangka pendek perbankan dalam bentuk persentase 2. Suku

Bunga Intervensi Rupiah

Suku bunga yang diperoleh dari hasil selisih antara tingkat suku bunga SBI dikurangi tingkat kurs rupiah dalam bentuk

Suatu nilai (dalam bentuk persentase) yang digunakan untuk menandakan sertifikat bank Indonesia yang diterbitkan oleh bank sentral sebagai salah satu surat berharga, dimana nilai tersebut

merupakan balas jasa atas investasi dalam SBI tersebut

RASIO

3.1. Model fungsi

Suku bunga SBI = ƒ (suku bunga pasar uang antar bank (PUAB), suku bunga intervensi rupiah);

Y = βo + β1suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) + β2suku bunga intervensirupiah+ error; 5 %.

3.2. Asumsi Klasik

Untuk mengetahui pengaruh variable independen terhadap dependen, maka digunakan regresi linear berganda (multiple regression), dan alpha yang

digunakan sebesar 5%. Sebelum dilakukan pengujian dengan regresi linear berganda, maka data harus diujikan terlebih dahulu, dan dengan menggunakan asumsi klasik yaitu data terdistribusi normal (uji normalitas), tidak terjadinya heteroskedostisitas, tidak terjadinya autokolerasi dan tidak terjadinya multikolinearitas (Suyatmin danSujadi,2006:22).

a) Uji Normalitas

Dalam uji normalitas, peneliti menggunakan grafik histogram untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka data berbentuk lonceng, jika tidak, maka data akan berbentuk agak landai.

b) Uji Multikolinearitas

(7)

dengan menggunakan matriks kolerasi, yang mana jika nilai koefisien kolerasi +1, maka mengidentifikasi adanya hubungan positif yang sempurna, dan juga jika nilai koefisien kolerasi -1

mengidentifikasikan bahwa adanya hubungan negatif yang sempurna.

c) Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu korelasi antara residual data time series dalam titik-titik waktu yang berbeda. Dalam kasus khusus, dimana residual berdekatan pada waktu terpisah (misalnya t dan t+1)

mempunyai hubungan yang bisa disebut dengan first-order autocorrelation (Mendenhall dan Sincich,2003). Pengujian autokorelasi biasanya

dilakukan dengan

menggunakan rumus Durbin-Watson. Keputusan untuk mengetahui tidak adanya sebuah autokolerasi dilakukan dengan cara berikut; jika DW semakin mendekati angka 2, maka dapat dipastikan tidak ada autokolerasi. Akan tetapi, jika DW menjauhi angka 2, maka kemungkinan akan ada autokolerasi, dan jika DW berada dalam angka 0, maka

terjadi autokolerasi positif dan jika DW mendekati angka 4, maka bisa terjadi autokorelasi negative.

d) Uji Heteroskedastisitas Pengujian Heteroskedastisitas biasanya dilakukan dengan menggunakan uji

white-heteroscedastic. Kelebihannya adalah, alat uji ini tidaklah sensitif terhadap asumsi normalitas dan sangat mudah diaplikasikan

(Gujarati,2003).

Gejala heteroskedastisitas dapat dengan mudah dideteksi dengan cara apabila nilai chi-square (Χ2) menunjukan angka yang lebih besar dari nilai kritis chi-square pada tingkat signifikasi 5%, maka sudah pasti akan terdapat gejala heteroskedastisitas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasrakan model regresi yang telah dilakukan menggunakan software SPSS, dengan langkah multiple regression, maka dapat disaksikan bahwa hubungan antara suku bunga PUAB dan suku bunga Intervensi Rupiah terhadap suku bunga SBI, dapat disimpulkan dari penarikan garis regressi dari tabel coefficienta adalah

sebagai berikut.

(8)

Descriptive Statistics

5 1.19233 48

PUAB 5.298

Berdasarkan tabel 1, maka dapat dilihat jika variable SBI (Y) dapat dijelaskan mean sebesar 5.942, dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 1.1923 dan kasus yang terjadi (N) sebanyak 48.

Dapat dijelaskan juga jika hasil deskriptif variable PUAB (X1) memiliki rata-rata sebesar 5.2985 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0.98083 dan jumlah kasus (N) sebanyak 48.

Lalu, hasil deskriptif dari variable Intervensi Rupiah (X2) dapat diketahui jika memiliki rata-rata sebesar 4.9427 , dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0.85091, dan jumlah kasus (N) sebanyak 48.

Berdasarkan hasil regresi yang telah dijelaskan diatas yang menggunakan software SPSS 16, maka dapat

diketahui hubungan antara Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), Suku Bunga Intervensi Rupiah, dan Suku

Bunga Bank Indonesia (SBI) dapat disimpulkan dengan hasil persamaan regresi dengan tabel coefficienta

sebagai berikut:

.516 .156 .424 3.311 .002 .042 23.53 0

Intervensi

_Rupiah .792 .180 .565 4.413 .000 .042 23.53

0

a. Dependent Variable: SBI

ApabilaThitung lebih besar atau sama

dengan Ttabel, maka H0 ditolak. Artinya

adalah, jika signifikan Thitung lebih kecil

atau sama dengan Ttabel, maka H0

diterima.

Berdasarkan dari data yang terlihat pada Tabel 2, maka hasil hipotesis penelitian pengaruh Pasar Uang Antar Bank, Intervensi Rupiah, terhadap SBI secara parsial adalah sebagai berikut:

(9)

probabilitas yakni sebesar 0.05. sementara itu, nilai Thitung sebesar 3.311 lebih besar daripada Ttabel sebesar 2.010635. jadi menolak H0 menerima H1 a. Nilai probabilitas signifikansi Suku

Bunga Intervensi Rupiah adalah 0.000 lebih kecil dari 0.05. sedangkan nilai Thitungnya adalah

4.413 lebih besar dari Ttabel yang sebesar 2.010635. sehingga menolak H0 menerima H1

Tabel 3

Model Summaryb

Mo

a. Predictors: (Constant), Intervensi_Rupiah, PUAB

b. Dependent Variable: SBI

Hasil dari tabel 3 (Model Summary) diatas menunjukkan jika R=0.984 dan Rsquare sebesar 0.969. ini

menunjukkan jika suku bunga SBI (Y) dipengaruhi sekitar 96,9% oleh variable tingkat suku bunga PUAB (X1) dan tingkat suku bunga Intervensi Rupiah (X2). Sedangkan sisanya (100%-96,9% = 3.1%) ditimbulkan oleh faktor lainnya. Rsquare berkisar pada angka 0

sampai dengan 1.Jika menjauhi angka 1, maka memiliki hubungan yang lemah. Oleh karena itu, korelasi tingkat suku bunga PUAB dan Intervensi Rupiah terhadap suku bunga SBI memilki hubungan yang kuat.

Tabel 4

Square F Sig.

1 Regre

ssion 64.720 2 32.360 694.

408.000

a

Resid

ual 2.097 45 .047

Total 66.817 47

a. Predictors: (Constant), Intervensi_Rupiah, PUAB

b. Dependent Variable: SBI

Berdasarkan tabel 4 diatas, yakni tabel anova, dapat diketahui jika nilai F=694.408 dengan nilai probabilitas 0.000. Jika Fhitung lebih besar, atau

sama dengan Ftabel, maka H0 ditolak

yang berarti signifikan. Tapi, jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan

Ftabel, maka H0 diterima yang berarti

(10)

H0, menerima H1.

4.1. Uji Asumsi Klasik

4.1.1 Uji Normalitas

Berdasarkan grafik histogram diatas, dapat disimpulkan jika grafik tersebut berbentuk lonceng, sehingga data berdistribusi normal.\

4.1.2 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandard ized Coefficients

Stand ardize

d Coeffi cients

t Sig.

Collineari ty Statistics

B Std. Error Beta

Tole ranc

e VIF

1 (Const

ant) -.704 .190

-3.6 98

. 001

PUAB

.516 .156 .424 3.3 11

. 002 .042

23. 530

Interve nsi_Ru piah

.792 .180 .565 4.4 13

. 000 .042

23. 530

a. Dependent Variable: SBI

Berdasarkan hasil dari tabel uji

coefficient diatas, dapat terlihat jika nilai VIF atau Variance Inflacation Factor tidak melebihi dari 48 untuk setiap variable. Hal ini ditunjukkan nilai VIF dari variablePUAB dan Intervensi Rupiah sebesar 23.530

(11)

Model Summaryb

Mo del R

R Squar

e

Adjuste d R Square

Std. Error of

the Estimat

e

Durbin-Watson

1 .984a .969 .967 .21587 1.370

a. Predictors: (Constant), Intervensi_Rupiah, PUAB

b. Dependent Variable: SBI

Dari tabel model summary diatas, dapat ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.370 dengan derajat

kepercayaan sebesar 5%

4.1.4 Uji Heteroskedastisitas Gambar dibawah ini adalah untuk melihat apakah ada tidaknya pola tertentu dalam grafik scatterplot antara ZDRESID dan SPRESID. Berikut adalah gambarnya:

Berdasarkan gambar diatas, pola titik-titik yang terdapat dalam grafik scatterplot tersebut menyebar, baik menjauhi ataupun mendekati angka 0 pada sumbu Y. Hal ini membuktikan

bahwa data diatas tidak memiliki heterokedastisitas pada model regresi. Sehingga model diatas pantas dan layak untuk digunakan untuk memprediksi Suku Bunga SBI dengan menggunakan variable yang mempengaruhinya, yaitu Suku Bunga PUAB dan Suku Bunga Intervensi Rupiah.

V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas,maka dapat ditemukan hasil kesimpulan sebagai berikut :

 besar pengaruh variable X1 dan X2 terhadap Variabel Y sebesar 0.969 atau sebesar 96.9%. Sehingga antara variable X1 dan X2 memiliki kontribusi yang besar bagi variable Y.

 Dari hasil penelitian, maka diperoleh persamaan: Y = -0.704 + 0.516X1 + 0.792X2

(12)

VI. DAFTAR PUSTAKA

 JURNAL ANNISA, UIN JAKARTA

 JURNAL AZHAR RAMADHAN, UIN JAKARTA

 Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E., M.M., Analisis Data Ekonomi dengan Menggunakan SPSS

 Sri Edi Swasono, Bank dan SukuBunga, (Jakarta: Hikmah SyahidIndah, 1988 ).

www.bi.go.id

Gambar

Gambar dibawah ini adalah untuk

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang fondasi berdasarkan daya dukung tanah yang mampu menahan beban dan penurunan yang tidak berlebihan dari hasil uji sondir

Dari 147 kasus motil Aeromonas sepsis di lele ada 70 kasus yang dan 77 kasus yang terkena Cotton Woll Penyakit di sewarna air, maka dapat 12 aturan yang dihasilkan dari

Hasil pengembangan pada penelitian memiliki jumlah maksimal client yang dapat terhubung dengan server sebanyak 1015 client serta rata-rata delay yang didapat

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Bappeda Kabupaten Buleleng Tahun 2020 ini disusun berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Buleleng Nomor 01 Tahun 2018

Pada penelitian ini metode Algoritma Genetika dipadu- kan dengan metode Constraint Satisfaction Problem, di- mana kromosom yang dihasilkan pada metode Algoritma Genetika dapat

SUJAK IE Akidah Akhlak MI Swasta Hidayaturrahman Sumenep 26 27 13052823520390 RACHMAN Akidah Akhlak MI Swasta Nahdlatun Nasyiin Sumenep 27. KELAS

Perancangan Sistem Informasi Geografis Arkeologi Islam berbasis WebGIS merupakan penelitian untuk mengembangkan dan menfaatkan data arkeologi untuk dipublikasi kemasyarakat

Untuk mengetahui hasil dari penerapan metode Word Square pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 5 Margorejo Dawe Kudus...