BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan jasmani (Penjas) pada dasarnya merupakan pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang dijadikan media untuk mencapai perkembangan individu
secara menyeluruh. Pendidikan jasmani dapat mensosialisasikan kepada siswa
mengenai aktivitas gerak yang termasuk kedalam keterampilan berolahraga. Oleh
karena itu pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari pendidikan
menyeluruh yang memiliki potensi strategis untuk mendidik.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, karena pembelajaran penjas di sekolah memiliki dampak terhadap
perkembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan sosial, stabilitas sosial, dan
perkembangan mental. Dalam perkembangan yang diperoleh siswa dari dampak
pembelajaran penjas di sekolah, dapat dipengaruhi oleh aktivitas siswa ketika
mengikuti pembelajaran secara aktif (Bucher, 1972:31).
Proses belajar pendidikan jasmani tidak lain adalah pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh seluruh siswa dan siswi di sekolah. Padapelaksanaannya
diperlukan suatu dorongan dan minat yang timbul dari dalam diri siswa-siswi
untuk belajar dan melakukan aktivitas pembelajaran penjas. Adanya minat dan
dorongan akan menimbulkan suatu ketertarikan pada siswa-siswi untuk
melakukan aktivitas penjas, maka dari itu pada saat pelaksanaan kegiatan
pembelajaran penjas siswa-siswi akan merasa senang tanpa adanya rasa
keterpaksaan yang ditimbulkan dari pihak luar, sehingga siswa-siswi dapat
berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran dan memperhatikan segala sesuatu
yang disampaikan guru dalam memberikan pelajaran. Menurut Bahri (2008:166)
Minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
memaksa dan minat merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang atas suatu aktivitas dan bersifat sadar.
Peranan minat dalam proses belajar sangat penting, karena dengan adanya
minat dari siswa-siswi maka akan mengurangi kendala dan hambatan dalam
padasaatproses belajar pendidikan jasmani terdapat beberapa siswa-siswi yang
mencoba menghindari pelajaran pendidikan jasmani dengan cara berteduh di
bawah pohon, tidak memperhatikan guru yang memberikan materi, siswa-siswi
mengikuti pelajaran bukan atas kesadaran yang ditimbulkan dari dalam diri,
sehingga ketika melakukan suatu gerakan atau permainan dalam pendidikan
jasmani siswa-siswi tidak antusias. Apabila disertai dengan minat yang dimiliki
siswa-siswi untuk mengikuti pendidikan jasmani dan melakuan segala aktivitas
yang harus dilakukan, maka siswa-siswi akan serius dalam melakukan aktivitas
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta tidak menghindari pelajaran
pendidikan jasmani. Sehingga siswa-siswa mengikuti pembelajaran sesuai dengan
apa yang diharapkan dan mencapai tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani.
Perilaku siswa-siswi tersebut mencerminkan adanya minat atau ketertarikan dari
siswa-siswi tersebut terhadap pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Kesadaran
yang dimiliki oleh siswa-siswi untuk melakukan aktivitas pendidikan jasmani
dapat menimbulkan ketertarikan untuk melakukan suatu aktivitas gerak, sehingga
apapun yang menjadi tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani yang diberikan
pada siswa akan tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Zuhairini dan Sardjone (1984:35) bahwa: “Minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, bahkan minat tidak hanya diekpresikan
melalui pertanyaan tetapi dapat diimplementasikan melalui partisipasi dalam suatu kegiatan”.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah terkadang dihadapkan
pada beberapa kendala, seperti terbatasnya sarana dan prasarana yang diperlukan
untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani, serta faktor yang
ditimbulkan dari objek pembelajaran pendidikan jasmani yaitu siswa-siswi yang
mengemukakan keluhan dan berbagai alasan untuk menghindari keharusan dalam
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Berbagai keluhan yang sering
disampaikan oleh siswa-siswi ketika proses pembelajaran pendidikan jasmani
sedang berlangsung seperti pendidikan jasmani bukan suatu aktivitas yang dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, melainkan hal-hal fisik seperti badan
menjadi terasa sakit, warna kulit menjadi hitam akibat paparan sinar matahari,
sehinggamenyebabkan ketidaknyamanan dalam mengikuti pelajaran di kelas yang
harus diikuti pada jam sekolah berikutnya.
Berdasarkan paparan sebelumnya minat merupakan suatu dorongan yang
timbul dari dalam diri yang berupa ketertarikan terhadap suatu aktivitas atau
objek, sehingga individu tersebut akan memusatkan perhatiannya dan merasa
senang dengan apa yang dilakukannya.
Partisipasi siswa diartikan sebagai suatu keterlibatan langsung secara aktif
dalam melakukan suatu kegiatan atau turut melibatkan diri yang dapat
meperlancar suatu aktivitas. Partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan sangat erat
kaitannya dengan keberhasilan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut. Dalam
proses pembelajaran sangat diperlukan adanya keterlibatan peserta didik yaitu
siswa-siswi yang menjadi objek dalam proses belajar mengajar untuk melakukan
suatu kegiatan. Partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat
menentukan keberlangsungan proses belajar mengajar yang dapat
menggambarkan kegiatan pembelajaran yang terjadi, apakah telah terjadi interaksi
yang baik antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran atau
tidak?
Pada hakekatnya belajar merupakan suatu wujud partisipasi siswa terhadap
proses pembelajaran di dalam kelas, pada proses pembelajaran ini menuntut dan
menekan kepada seorang guru untuk melibatkan siswa secara langsung dalam
proses belajar mengajar. Siswa-siswi yang terlibat dalam kegiatan proses belajar
mengajar ini memiliki keseriusan dan mampu memberikan perhatian yang tinggi
pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Pada hakekatnya, belajar merupakan wujud keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, sedangkan aktif berarti dapat berwujud seperti : mendengar,
menulis dan berbuat sesuatu. Untuk mengfungsikan keaktifan ini sangat
bergantung pada intelektual emosional. Jadi yang dimaksud dengan belajar aktif
adalah dapat melibatkan diri dalam proses pembelajaran baik mental (intelektual
emosional) maupun fisiknya. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani
adalah partisipasi siswa secara penuh dan merata, oleh karena itu, guru pendidikan
mendapatkan pengalaman belajar berupa pengantar yang menuju pada komponen
antisipasi. Pada saat pembelajaran berlangsung guru mempersiapkan siswa dengan
mengembangkan minat mereka pada pelajaran tersebut. Dalam
mempersiapkan siswa guru menyampaikan apa yang akan dipelajari dan
hubungannya dengan pelajaran sebelumnya dan aktivitas saat ini atau yang akan
datang.
Penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai minat dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran penjas mengungkapkan bahwa minat dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran penjas sebesar 64 % dan termasuk kedalam kategori cukup
(Ahmad, 2003). Penelitian lainnya yang dilakukan di Amerika mengenai
partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas di sekolah mengalami
kemunduran sebesar 23 % (U.S. Secretary of Healty and Human Services and U.S
Secretary of Education, 2000).
Hasil penelitian mengenai minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani masih relatif rendah Maka dari itu penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Minat Belajar Siswa
dan Proses Belajar Mengajar dengan Partisipasi Siswa dalam Mengikuti
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
terjadi dilapangan adalah mengenai minat dan partisipasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. maka dari itu, masalah yang
dapat dikaji adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hubungan antara minat belajar dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah?
2. Bagaimanakah hubungan antara proses belajar mengajar dan partisipasi
siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah?
3. Bagaimanakah hubungan antara minat belajar siswa dan proses belajar
mengajar dengan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pegangan/pedoman yang menjadi target dalam
melakukan penelitian. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Minat belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pendidikan
jasmani di sekolah.
2. Minat belajar siswa dan proses belajar mengajar terhadap partisipasi
dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
3. Faktor-faktor yangdapatmempengaruhi proses belajar mengajar siswa
untukmeningkatkanpartisipasipembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan di SMAN 1 Rancaekek .
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi kepada guru penjas di sekolah khususnya, bahwa untuk melakukan
suatu aktivitas diperlukan adanya dorongan yaitu berupa minat dari
siswi dalam pembelajaran penjas. Serta perlu adanya kesiapan dari
siswa-siswi untuk melakukan aktivitas penjas yang ditunjukan kedalam perilaku
siswa-siswi. Dengan adanya minat dari siswa-siswi yang disertai dengan
sebuah kesiapan dan penilaian siswa-siswi, maka siswa-siswi tersebut akan
melakukan suatu perilaku berdasarkan ketertarikan, kesenangan, dan
kesadaran. Sehingga dalam melakukan aktivitas penjas di sekolah, para
siswa-siswi cenderung akan melakukannya tanpa merasa terpaksa dan akan
memusatkan perhatiannya pada proses belajar penjas. Bahkan dalam proses
belajar penjas tidak lagi ditemukan siswa-siswi yang menghindar dan
mengeluh terhadap pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi para
yangdimiliki para siswa-siswi yang timbul dari dalam dirinya akan membantu
para siswa-siswi untuk menentukan dan melakukan suatu tindakan dalam
proses belajar pendidikan jasmani di sekolah. bahkan dengan adanya
dorongan dan kesiapan siswa-siswi akan membantu para pengajar dalam
kelangsungan proses belajar dan mengajar penjas di sekolah, sehingga apa
yang menjadi tujuan dari pendidikan jasmani di sekolah akan tercapai apabila
disertai dengan adanya minat dan partisipasi siswa-siswi. Siswa-siswi yang
memiliki dorongan dan kesiapan pada akhirnya akan menentukan suatu
tindakan yang akan dilakukan siswa-siswi dalam pembelajaran penjas. Maka
dari itu, aspek minat dan partisipasi perlu mendapatkan perhatian yang besar
dari kalangan pelaksana pendidikan dilapangan.
1.5 Batasan Penelitian
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian ini perlu ada
pembatasan masalah seperti yang diungkapkan oleh Nasution (1982:27) bahwa:
Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah, disamping itu perlu
dinyatakan secara khusus batasan masalah supaya peneliti lebih terarah, lagi pula
dengan demikian kita memperoleh gambaran yang lebih jelas, apabila penelitian
ini di anggap selesai dan berakhir.
Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk melihat adakah hubungan antara minat
belajar siswa dan proses belajar mengajar dengan partisipasi siswa dalam
mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
SMAN 1 Rancaekek.
2. Lokasi penelitian ditunjukan di SMAN 1 Rancaekek.
3. Sumber data atau populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1
Rancaekek kelas X yang berjumlah 400 orang.
4. Populasipenelitianiniadalahsebagiansiswa SMAN 1
Rancaekekdengansampelpenelitianberjumlah 40 orang diambil 10 %