• Tidak ada hasil yang ditemukan

reformasi birokrasi Quick Win Laporan Akhir Program Quick Wins Tahun 2016 1507775593

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "reformasi birokrasi Quick Win Laporan Akhir Program Quick Wins Tahun 2016 1507775593"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

AKHIR

PROGRAM

QUICK

WINS

Pusat Perancangan Undang-Undang

(2)

Program Quick Wins pada Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan sebuah momentum awal bagi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI untuk melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Sekretariat Jenderal DPR RI menetapkan Quick Wins tahun 2016 adalah penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang.

Program Quick Wins telah dilaksanakan melalui evaluasi dan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), penyusunan Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang, peningkatan kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-Undang, penguatan sarana dan prasarana pendukung, serta penerapan pedoman dan SOP.

Berdasarkan evaluasi terhadap SOP tahun 2010 telah dihasilkan 13 (tiga belas) SOP. Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang disusun untuk menyamakan pemahaman mengenai sistematika dan susbstansi Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang dan menjamin penyempurnaan atau peningkatan kualitas Naskah Akademik.

Kegiatan selanjutnya yaitu peningkatan kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-Undang dilakukan dalam penguatan Sumber Daya Manusia antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi perancang undang-undang dan kegiatan penguatan sarana dan prasarana pendukung melalui penyusunan website PUU yang menjadi satu kesatuan dengan website Badan Keahlian DPR RI.

Akhir kata, demikian Laporan Akhir Program Quick Wins Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia semoga bermanfaat dan selanjutnya dapat dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap kegiatan dalam program Quick Wins.

Jakarta, Maret 2017

Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang

TTD.

(3)

KATA PENGANTAR……….... i

DAFTAR ISI………... ii

A. Pendahuluan ...………....…………... 1

B. Kegiatan Program Quick Wins Pusat PUU………...………. 3

C. Capaian Pelaksanaan Program Quick Wins……...……….. 4

(4)

A. Pendahuluan

Program Quick Wins pada Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan sebuah momentum awal bagi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI untuk melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Keluaran dari pelaksanaan Quick Wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau produk utama Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI yang sesuai dengan peran, tupoksi, dan karakteristiknya.

Penentuan Quick Wins dilakukan dengan memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins. Setelah melalui keseluruhan langkah dalam penentuan Quick Wins, maka Sekretariat Jenderal DPR RI menetapkan bahwa Quick Wins tahun 2016 adalah Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang.

Penyusunan Naskah Akademik (NA) dan Rancangan Undang (RUU) yang dilaksanakan di Pusat Perancangan Undang-Undang (Pusat PUU) merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Badan Keahlian DPR RI, sebagai struktur baru dalam Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Penyusunan NA merupakan bagian penting dalam proses penyusunan RUU. Dalam Pasal 43 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan) disebutkan bahwa setiap “Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus

(5)

terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan Undang-Undang.

Saat ini penyusunan NA belum dapat mendukung pelaksanaan fungsi legislasi DPR RI secara maksimal karena belum memiliki batasan waktu dan standar pelaksanaan yang tepat. Substansi NA yang telah diselesaikan belum mencapai hasil yang optimal karena belum memuat berbagai aspek penting seperti perspektif perbandingan rules (peraturan), opportunity (kesempatan), capacity

(kemampuan), communication (komunikasi), interest (kepentingan),

process, and ideology (ROCCIPI), Regulatory Impact Assesment (RIA)

dan cost and benefit Regulatory analysis); waktu yang belum terstandar; dan belum ada keseragaman format antara bidang di lingkungan Pusat PUU.

Terkait penyusunan RUU, kebutuhan akan RUU yang sesuai standar menjadi penting karena dapat menunjang salah satu tugas dan kewenangan DPR RI dalam fungsi legislasi. Penyusunan RUU harus sesuai dengan ketentuan UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, baik dalam tahapan maupun teknik perancangannya. Sebuah RUU idealnya mencerminkan konsep dalam NA (adanya kesesuaian antara NA dan RUU).

(6)

Secara umum kriteria keberhasilan Quick Wins pada Pusat PUU diharapkan dapat menjawab kebutuhan pelayanan keahlian di bidang legislasi, yaitu:

1. Prolegnas yang menggambarkan prioritas kebutuhan pembangunan dan telah memiliki kajian awal.

2. NA yang sesuai dengan standar yang diatur dalam UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sesuai dengan Lampiran I UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. 3. RUU yang sesuai atau memenuhi standar penyusunan RUU

dalam lampiran II UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

4. Kesesuaian RUU dan Naskah Akademik. 5. Ketepatan waktu penyelesaian NA dan RUU.

6. Kualitas kajian dan rumusan dalam pendampingan pembahasan RUU.

7. Mengurangi jumlah kesalahan drafting RUU yang telah mendapat persetujuan bersama sebelum dikirim ke Presiden.

B. Kegiatan Program Quick Wins Pusat PUU

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Quick Wins ini dibagi ke dalam 3 (tiga) kegiatan besar, yaitu:

1. Pembenahan sistem kerja dalam rangka efektivitas dan

efisiensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan:

a. Evaluasi dan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) kedua Program Quick Wins.

b.Penyusunan pedoman penyusunan NA RUU.

c. Sosialisasi hasil revisi SOP dan standar format dan isi NA RUU.

d.Pelaksanaan aktivitas sesuai dengan rencana dan jadwal kerja.

(7)

f. Pelaksanaan uji coba penyusunan NA RUU sesuai dengan pedoman dan SOP.

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Quick Wins.

2. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kegiatan yang dilakukan dalam penguatan SDM antara lain pemberian beberapa pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan Quick Wins. 3. Penguatan Pendukung

Kegiatan yang dilakukan berupa pengadaan Personal Computer (PC), Laptop, tape recorder, Alat Rumah Tangga Kantor (ARTK) pengadaan jaringan atau Local Area Network (LAN), pembuatan website Pusat PUU .

C. Capaian Pelaksanaan Program Quick Wins a.Standar Operasional Prosedur (SOP)

Evaluasi dan penyusunan SOP dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016. Evaluasi dilakukan terhadap SOP tentang Penyusunan NA dan RUU Usul DPR RI tahun 2010 oleh Deputi Perundang-undangan yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 911/SEKJEN/2010. SOP ini masih mengacu kepada struktur organisasi yang lama di bawah Deputi Perundang-undangan dengan 2 (dua) biro PUU, yaitu SOP tentang penyusunan NA RUU bidang Polhukhamkesra dan Ekkuindag.

Berdasarkan evaluasi terhadap SOP tahun 2010 tersebut telah disempurnakan SOP dan disusun SOP yang belum ada sehingga menjadi 13 (tiga belas) SOP yaitu:

1 .SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU 2.SOP Penyusunan NA dan RUU

3.SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU

(8)

5.SOP Uji Konsep NA dan RUU

6.SOP dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi RUU usul inisiatif DPR RI di Badan Legislasi

7.SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di Alat Kelengkapan DPR

8.SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam Pembahasan RUU dengan Pemerintah

9.SOP Pendokumentasian Hasil Kerja

Kesembilan SOP tersebut telah diserahkan kepada Bagian Organisasi dan Tata Kelola (Ortala) pada tanggal 9 Juni 2016 untuk dilakukan penyempurnaan. Review SOP yang dilakukan Ortala meliputi:

a.penyederhanaan alur mekanisme kerja; b.perbaikan mekanisme kerja;

c. keterkaitan antar SOP; dan d.penyempurnaan bahasa.

9 (sembilan) SOP tersebut telah direview dan dibahas oleh Bagian Ortala bersama tim kerja Pusat PUU dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2016. Berdasarkan hasil review dan pembahasan SOP antara bagian Ortala bersama tim kerja Pusat PUU, terhadap 4 (empat) SOP ditetapkan pada bulan Juni 2016 yaitu:

1 .SOP Pembentukan Tim atas Permintaan NA dan RUU 2.SOP Penyusunan NA dan RU

3.SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU

4.SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan NA dan RUU Setelah ditetapkan 4 SOP, dilanjutkan dengan penyusunan dan penetapan 4 (empat) SOP pada bulan Agustus 2016 yaitu:

1.SOP Uji Konsep NA dan RUU

(9)

3.SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di Alat Kelengkapan DPR

4.SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam Pembahasan RUU dengan Pemerintah

Pada bulan Agustus 2016, Bagian Ortala merekomendasikan untuk membuat SOP terpisah antara output kerja Perancang Undang-Undang serta pegajuan dan pertanggungjawaban tata usaha (administrasi) yaitu:

1. SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Pengumpulan Data atau Uji Konsep

2. SOP Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran Pengumpulan Data atau Uji Konsep

3. SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Honorarium Pakar/Narasumber

4. SOP Pertanggungjawaban Permohonan Penggunaan Anggaran Honorarium Pakar/Narasumber

5. SOP Pendokumentasian Hasil Kerja

Kelima SOP ini ditetapkan pada Bulan Oktober 2016.

Dengan demikian, Pusat Perancangan Undang-Undang telah menyusun 13 (tiga belas) SOP dan telah ditetapkan dengan 3 (tiga) tahap penetapan, ketiga belas SOP tersebut yaitu:

1 . SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU (Nomor PU/5-71/SETJEN DPR RI/9/2016)

2 . SOP Penyusunan NA dan RUU (Nomor PU/4-56/SETJEN DPR RI/8/2016)

3 . SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU (Nomor PU/6-72/SETJEN DPR RI/9/2016)

4 . SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan NA dan RUU (Nomor PU/8-74/SETJEN DPR RI/9/2016)

(10)

6 . SOP Pendampingan dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi RUU usul inisiatif DPR RI di Badan Legislasi (Nomor PU/2-54/SETJEN DPR RI/8/2016)

7 . SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di Alat Kelengkapan DPR (Nomor PU/3-55/SETJEN DPR RI/8/2016)

8 . SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam Pembahasan RUU dengan Pemerintah (Nomor PU/7-73/SETJEN DPR RI/9/2016)

9 . SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Pengumpulan Data atau Uji Konsep (Nomor PU/9-94/SETJEN DPR RI/10/2016) 1 0 . SOP Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran Pengumpulan

Data atau Uji Konsep (Nomor PU/10-95/SETJEN DPR RI/10/2016)

1 1 . SOP Permohonan Penggunaan Anggaran Honorarium Pakar/Narasumber (Nomor PU/11-96/SETJEN DPR RI/10/2016)

1 2 . SOP Pertanggungjawaban Permohonan Penggunaan Anggaran Honorarium Pakar/Narasumber (Nomor PU/12-947SETJEN DPR RI/10/2016)

1 3 . SOP Pendokumentasian Hasil Kerja (Nomor PU/13-98/SETJEN DPR RI/10/2016)

(11)

Selain SOP yang menghasilkan output kerja Pusat PUU, terdapat pula SOP yang mengatur lebih rinci mengenai permohonan pengajuan anggaran dan pertanggungjawabannya serta mengenai pendokumentasian hasil kerja.

Ringkasan terhadap beberapa SOP, antara lain: 1)SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU

Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU atas permintaan AKD merupakan bagian paling awal dalam suatu proses penyusunan draft NA dan RUU. Dalam SOP Pembentukan Tim Penyusunan NA dan RUU ini, pelaksana harus memahami stuktur organisasi baik di Sekretariat Jenderal maupun Badan Keahlian DPR RI dan memahami proses penyusunan NA dan RUU. SOP ini menjelaskan bahwa pembentukan tim penyusunan NA dan RUU dimulai dengan adanya surat permintaan dari AKD atau Anggota DPR kepada Kepala Badan Keahlian DPR RI untuk melakukan penyusunan NA dan RUU.

(12)

2)SOP Penyusunan NA dan RUU

Penyusunan NA dan RUU merupakan core business dari Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI. Dengan demikian sangat diperlukan suatu standar operasional yang mengatur waktu dan tahapan pekerjaan sehingga tercapai target pekerjaan yang diminta AKD atau anggota DPR sebagai suatu

supporting system di DPR RI.

SOP penyusunan NA dan RUU merupakan suatu proses panjang yang dikerjakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan oleh Pusat PUU. Proses ini dimulai dengan arahan Kepala BKD yang telah menerima permintaan penyusunan NA dan RUU dari AKD atau anggota yang mengusulkan pembentukan RUU, kemudian dilanjutkan Kepala Pusat PUU untuk menyerahkan tugas tersebut kepada Ketua Tim yang dipilih. Selanjutnya Ketua Tim mengerjakan tugas dari Kepala Pusat PUU sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan. Pengerjaan penyusunan NA dan RUU dilakukan dengan melibatkan berbagai Pakar dan Stakeholders terkait guna mendapatkan masukan dan saran yang ideal bagi tim. Setelah menyelesaikan tugas, Tim melaporkan hasil penyusunan NA dan RUU kepada Kepala Pusat PUU sebelum dilakukan uji konsep. Setelah proses uji konsep dan penyempurnaan akhir selesai, Tim mempresentasikan hasil pekerjaan tersebut kepada Kepala Pusat PUU dan Kepala BKD. Pada akhirnya setelah hasil pekerjaan Tim disetujui, NA dan RUU tersebut disampaikan kepada AKD yang meminta penyusunan.

(13)

yang terkadang sangat singkat, dengan demikian hasil NA dan draf RUU akan memenuhi standar dan berkualitas.

3)SOP Pendampingan Perumusan/Penyusunan NA dan RUU di AKD

SOP ini dimaksudkan agar pelaksana memahami prosedur dan perannya dalam kegiatan yang dilakukan. SOP ini memberikan pedoman secara teknis administratif maupun dukungan keahlian. Secara teknis administratif setiap pelaksana mengetahui perannya dalam kegiatan administratif dimulai dari adanya surat permintaan dari AKD, disposisi surat, penentuan nama Perancang UU, pembuatan dan penandatangan nota dinas dan surat tugas sampai dengan pengiriman nota dinas ke AKD melalui Biro Persidangan/AKD bersangkutan. Sedangkan secara dukungan keahlian perancang UU mengetahui tugasnya dalam melakukan pendampingan perumusan NA dan RUU di AKD sampai dengan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan.

4)SOP Pendampingan Dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi RUU Usul Inisiatif DPR RI di Badan Legislasi

(14)

membuat nota dinas dan surat tugas untuk ditandatangani oleh Kepala Pusat PUU dan disampaikan ke Perancang UU. Perancang UU yang telah memperoleh nota dinas dan surat tugas mengikuti rapat-rapat, memberikan masukan kepada Pimpinan terkait substansi dan teknis, menyiapkan draf NA dan RUU hasil pendampingan dalam harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan undang-undang usul inisiatif DPR RI di Badan Legislasi. Perancang UU melaporkan perkembangan, kegiatan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi NA dan RUU kepada Kepala Pusat PUU secara berkala tiap Minggu.

5) SOP Uji Konsep NA dan RUU

Uji Konsep NA dan RUU merupakan salah satu tahapan di akhir suatu proses penyusunan draft NA dan RUU. Tujuan kegiatan Uji Konsep NA dan RUU adalah guna mendapatkan masukan dari para stakeholders terutama para akademisi terhadap draft NA dan RUU sebelum Draft NA dan RUU diserahkan kepada AKD/Anggota yang memerintahkan penyusunananya. Dalam SOP Uji Konsep NA dan RUU, Kepala Pusat PUU memerintahkan Ketua Tim untuk melakukan Uji Konsep dengah menyusun TOR. TOR yang disetujui dikirimkan kepada para Narasumber berikut dengan lampiran draft NA dan RUU yang hendak mendapatkan masukan. Uji Konsep dapat dilaksanakan melalui wawancara, seminar, workshop/lokakarya, atau Focus Group Discussion (FGD).

(15)

6) SOP Diskusi Pakar

SOP ini dimaksudkan agar pelaksana dapat memahami penyelenggaraan diskusi pakar/narasumber dalam penyusunan Naskah Akademik (NA) dan Rancangan Undang-Undang (RUU). SOP ini mengatur bahwa dalam mengajukan rencana kegiatan diskusi pakar, ketua tim harus menyampaikan Term of Refference (TOR) dan nama pakar/narasumber sesuai dengan substansi NA dan RUU yang akan disusun kepada Kasubbag TU Pusat PUU untuk pengurusan administrasi dan keuangan. Selanjutnya, Kasubbag TU Pusat PUU melakukan pengurusan administrasi dan keuangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu 4 (empat) hari. Setelah pelaksanaan kegiatan diskusi pakar/narasumber selesai, ketua tim menyerahkan laporan singkat hasil diskusi kepada Kasubbag TU Pusat PUU dilengkapi dengan makalah/bahan pakar untuk disampaikan kepada Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang.

7) SOP Pendokumentasian Hasil Kerja

(16)

dan RUU hasil penyempurnaan, dokumen penilaian perancang peraturan undang-undang, serta dokumen penugasan lain kepada Kepala Subbagian Tata Usaha PUU (Kasubbag TU PUU) untuk dilakukan pendokumentasian. Selanjutnya Kasubbbag melakukan kegiatan pendokumantasian dimulai dari membuat dan menyerahkan tanda terima hasil kerja Tim, melakukan pendokumentasian secara fisik (hardcopy) maupun softcopy, hingga

mencatat hasil pendokumentasian yang wajib diserahkan pada akhir tahun kepada Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang.

b.Pedoman Penyusunan NA RUU

Pedoman Penyusunan NA RUU yang disusun merupakan penjabaran lebih operasional dan mudah dipahami terhadap Lampiran I UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Penyusunan pedoman ini diperlukan untuk menyamakan pemahaman mengenai sistematika dan susbstansi NA RUU dan menjamin penyempurnaan atau peningkatan kualitas NA. Pedoman penyusunan NA RUU ini dirumuskan dalam bahasa yang mudah dimengerti mengenai isi dari suatu NA RUU.

Beberapa substansi penting dalam Pedoman Penyusunan NA RUU ini adalah:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini latar belakang diuraikan dengan lebih jelas mengenai permasalahan yang terjadi dan urgensi pembentukan atau perubahan UU sebagai solusi hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Jika pembentukan atau perubahan UU dimaksudkan untuk menindaklanjuti Putusan Mahkamah Konstitusi yang mengakibatkan adanya kekosongan hukum maka dalam latar belakang diuraikan intisari Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut.

(17)

diuraikan dalam Bab II – Bab V NA. Dalam metode penyusunan NA ditekankan pada studi kepustakaan (desk review) atau studi literatur antara lain terhadap hasil penelitian, jurnal, dan peraturan perundang-undangan terkait. Metode penyusunan NA yang lain yaitu wawancara, Focus Group Discussion (FGD), seminar, workshop, dan diskusi panel.

Bab II Kajian Teoretis Dan Praktik Empiris. Dalam bab ini lebih dijelaskan mengenai kajian teori yang harus diuraikan dengan teori-teori/kerangka konsepsional yang sedang berkembang dan berkaitan dengan materi muatan dari UU yang akan disusun untuk dijadikan sebagai patokan (benchmark). Praktik empiris memuat uraian mengenai kemajuan dan permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ditinjau terutama dari aspek sosiologis, sedangkan perbandingan dengan negara lain memuat uraian mengenai praktik empiris di negara lain yang didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut. Untuk mengkaji implikasi penerapan sistem baru dalam UU yang akan dibentuk terhadap aspek beban keuangan negara digunakan Regulatory Impact Assessment (RIA) dengan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan (Cost) dan manfaat (benefit) yang akan diperoleh dari penerapan sistem baru tersebut.

(18)

Bab IV Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis. Dalam bab ini diuraikan mengenai argumentasi filosofis, sosiologis, dan yuridis. Bab ini merupakan abstraksi dari Bab I sampai dengan Bab III. Penulisan bab ini harus diuraikan mengenai inti dari persoalan filosofis, sosiologis, dan yuridis. Pada setiap argumentasi landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis harus ada 1 (satu) paragraf kesimpulan untuk dijadikan sebagai konsiderans menimbang.

Bab V Jangkauan, Arah Pengaturan, dan Ruang Lingkup Materi Muatan Undang-Undang. Dalam bab ini lebih dijelaskan mengenai perbedaan antara sasaran, jangkauan, dan arah pengaturan. Sasaran merupakan tujuan yang hendak dicapai dengan pengaturan permasalahan tersebut dalam undang-undang. Jangkauan berkaitan dengan siapa saja yang diatur dan apa saja perannya dalam undang-undang. Arah pengaturan merupakan strategi untuk mencapai sasaran/tujuan. Dalam ruang lingkup dirumuskan norma rancangan undang-undang dalam bentuk narasi yang menjelaskan dasar pemikiran RUU.

Bab VI Penutup. Dalam bab ini lebih dijelaskan mengenai simpulan yang merupakan rangkuman jawaban atas identifikasi masalah dalam Bab I NA dan simpulan dituangkan dalam bentuk tabulasi. Sedangkan dalam saran perlu memuat antara lain pemilahan substansi NA dalam suatu peraturan perundang-undangan atau peraturan perundang-undangan di bawahnya, rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan rancangan UU dalam Program Legislasi Nasional, dan kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan penyusunan NA lebih lanjut.

(19)

Opportunity, Capacity Communication,Interest, Process, Ideology),

metode penelitian hukum, instrumen Regulatory Impact Assesment, Cost and Benefit Regulatory Analysis, dan pengharmoniasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi materi muatan RUU.

c. Peningkatan Kapasitas Pejabat Fungsional Perancang Undang-Undang

Kegiatan yang dilakukan dalam penguatan SDM antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi perancang undang-undang. Diklat ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pegawai di Pusat PUU dengan telah diikutkan dalam berbagai diklat. Diklat tersebut dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2016 yaitu:

4. Workshop Penelitian Hukum dan Roccipi

(20)

BSD Pusat PUU BKD Tahun 1945 Pasal 27

Aula Serba

Komisi IX DPR RI Achmadudin Rajab

7. Seminar Sosialisai Layanan

(21)

Dunia

13. Diklat Presentasi yang Efektif

DPR RI Achmadudin

Rajab Haji-Kasus Haji Ilegal Via Philipina

(22)

PUU” W, Apri

BKD-Pusat Panlak Keseluruhan LD

23. Workshop Menyoal Penyelenggaaraan TJSP/CSR

13 Oktober 2016

BKD-Pusat PUU Keseluruhan LD

(23)

d.Penguatan Sarana dan Prasarana Pendukung

Sesuai hasil rapat website tertanggal 8 Maret 2017, saat ini sedang dalam penyusunan website PUU yang menjadi satu kesatuan dengan Website Badan Keahlian DPR RI yaitu sedang dalam persiapan pengisian konten dan persetujuan menu dalam website Pusat PUU yang menjadi satu kesatuan dengan website Badan Keahlian DPR RI. Perkembangannya saat ini sudah dibentuk tim kreatif website untuk mengoordinasikan persiapan pengisian konten seperti pemotretan untuk foto profil, pengisian data diri, dan materi muatan website.

Sedangkan sarana prasarana pendukung seperti komputer belum dilaksanakan selama kegiatan Quick Wins ini.

e.Penerapan Pedoman dan SOP

Penerapan Pedoman dan SOP yang sudah disusun telah diterapkan dalam penyusunan NA dan RUU yaitu:

1. RUU tentang Kehutanan

Dalam melaksanakan tugas penyusunan draf Naskah Akademik dan RUU tentang Kehutanan, tim yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 8 orang Perancang UU, 2 orang peneliti, dan 2 orang tenaga ahli komisi IV DPR RI telah melakukan serangkaian kegiatan guna menyelesaikan draf naskah Akademik dan RUU tentang Kehutanan.

(24)

Tim sudah melakukan pengumpulan data ke daerah Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat. Tim telah menyelesaikan konsep Naskah Akademik dan Draf RUU Kehutanan untuk selanjutnya menjadi bahan untuk melakukan Uji Konsep. Uji konsep dilakukan di daerah antara lain Lampung, Kalimantan Barat, Nusa tenggara timur, dan Yogyakarta. Stakeholder yang dikunjungi antara lain Universitas Lampung, Universitas Tanjungpura, BKSDA, Dinas kehutanan, dan LSM.

Isu yang menjadi fokus di bahas berdasarkan masukan uji konsep dan pengumpulan data di daerah, antara lain: a. Status dan fungsi hutan

b. Masyarakat hukum adat c. Perencanaan kehutanan d. Peran serta masyarakat

Rencana Tim RUU Kehutanan ke depan yaitu menyelesaikan masukan uji konsep dari daerah untuk nanti akan dipresentasikan kepada Komisi IV dan menyelenggarakan Seminar di Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendapatkan masukan dari para Akademisi. Penyelenggaraan Seminar akan bekerja sama antara BKD, Komisi IV, dan UGM.

(25)

2. RUU tentang Perikanan

Dalam melaksanakan tugas penyusunan draf NA dan RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Perikanan, tim yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 8 orang legal drafter, 2 orang peneliti, dan 2 orang tenaga ahli komisi IV DPR RI telah melakukan serangkaian kegiatan guna menyelesaikan draf naskah Akademik dan RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Perikanan.

Penyusunan RUU Kehutanan telah dimulai sejak 3 Agustus 2016. Kegiatan yang dilakukan telah menggunakan SOP dan Konsep Pedoman Penyusunan NA RUU. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain melakukan kajian terhadap urgensi pembentukan RUU Perikanan, memanggil pakar, diskusi dengan stakeholder terkait maupun dengan mitra kerja yaitu Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, melakukan diskusi dengan pakar Perikanan dari IPB, pakar hukum perikanan dari UI, dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).

Tim sudah melakukan pengumpulan data baik dalam kota maupun daerah sebagai berikut:

a. Kementerian Kelautan dan Perikanan b. Pengadilan Perikanan

c. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman d. Provinsi Maluku

e. Provinsi Kalimantan Selatan f. Provinsi Sulawesi Tenggara g. Provinsi Kepulauan Riau

(26)

berikut Provinsi Nusa Tengggara Barat, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta.

Stakeholder yang dikunjungi antara lain Universitas Mataram, Universitas 45 Mataram, Universitas Khairun, Universitas Gajah Mada, Dinas Perikanan Provinsi, dan LSM.

Isu yang menjadi fokus di bahas berdasarkan masukan uji konsep dan pengumpulan data di daerah antara lain definisi dan ruang lingkup perikanan, kewenangan Pemerintah Daerah, perizinan kapal, dan penerapan sanksi terkait dengan illegal fishing. Rencana Tim RUU Perikanan ke depan yaitu menyelesaikan masukan uji konsep dari daerah; dan melakukan penyempurnaan Naskah Akademik dan draf RUU untuk nantinya dipresentasikan kepada Komisi IV. Tim dalam melakukan penyusunan NA dan RUU tidak menghadapi kendala dan permasalahan.

3. RUU tentang Persandian

Penyusunan RUU Persandian telah dimulai sejak Agustus 2016. Tim Penyusun terdiri dari unsur Perancang UU, Peneliti, dan Tenaga ahli Komisi I. Kegiatan yang dilakukan telah menggunakan SOP dan Konsep Pedoman Penyusunan. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain melakukan diskusi dengan Edmon Makarim (Akademisi), Nunil Pantjawati (praktisi), BPOM, dan Lemsaneg pada Agustus dan Oktober 2016.

(27)

Konsep Naskah Akademik dan Draf RUU Persandian yang telah selesai disusun tersebut untuk selanjutnya menjadi bahan untuk melakukan Uji Konsep. Uji konsep dilakukan di daerah antara lain Bali, Kalimantan Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir November dan awal Desember 2016. Draf NA dan RUU Persandian telah disusun oleh Tim Asistensi dengan mengadopsi masukan dari uji konsep dari 3 daerah tersebut.

Permasalahan yang dihadapi Tim dalam melakukan penyusunan NA dan RUU Persandian antara lain masih sedikitnya buku dan karya tulis yang dimuat baik di media cetak maupun media online yang mengulas mengenai persandian, serta masih kurangnya pemahaman tim dan khalayak umum atas materi persandian sehingga mengakibatkan terbatasnya pakar yang menguasai permasalahan persandian.

f. Kegiatan yang masih dilanjutkan

1. Pembuatan Website PUU 2. Evaluasi dan Monitoring

3. Penyempurnaan kegiatan berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring

g.Penutup

Demikianlan laporan akhir pelaksanaan program Quick Wins

(28)

Jakarta, Maret 2017

KEPALA PUSAT

PERANCANGAN UNDANG-UNDANG TTD

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan ester tertinggi, sedangkan minyak

Penyusun berusaha memberikan alternatif dengan cara merancang ulang tata letak fasilitas produksi yang telah ada sebelumnya dengan metode CRAFT yaitu mempertukarkan lokasi

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Peningkatan Jalan Desa Intin Bulan Bulan Patal (BKP), dimana perusahaan saudara

Garam kromium (VI) merupakan turunan dari CrO3 yang dapat dijumpai dalam bentuk 2 macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat kuning dengan struktur tetrohedron dan dikromat

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan D.I Alur Langsat (150 Ha) pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Aceh Tenggara Sumber

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan akademik terhadap kepuasan mahasiswa, kedua untuk

[r]

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT.. DJARUM DI KECAMATAN GETASAN,