• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Kitosan Nanopartikel sebagai Adsorbent UntukMenurunkan Kadar Logam Fe, Zn dan Cu Pada Beras Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Kitosan Nanopartikel sebagai Adsorbent UntukMenurunkan Kadar Logam Fe, Zn dan Cu Pada Beras Sibolga"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Logam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu logam esensial dan logam

nonesensial. Logam esensial adalah logam yang sangat membantu dalam proses

fisiologis makhluk hidup dengan jalan membantu kerja enzim atau pembentukan

organ dari makhluk yang bersangkutan, yang termasuk logam esensial adalah seng

(Zn), tembaga (Cu) dan selenium (Se). Logam nonesensial adalah arsen (As),

merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Timbal (Pb), Kromium (Cr), dan Aluminium (Al),

tetapi beberapa jenis logam lain yang termasuk kelompok logam esensial dapat

pula bersifat racun bila keberadaannya telah melebihi dari kebutuhan pada proses

fsiologi dalam makhluk hidup (Mulyaningsih TR. 2009).

Kandungan besi pada setiap jenis butir padi berbeda – beda tergantung

dengan varietas padi tersebut. Persebaran mineral besi pada butir padi juga tidak

merata dimana semakin ke dalam bagian dari butir padi, maka semakin besat

kandungan mineral besi tersebut. Studi yang berkaitan dengan kandungan mineral

pada tanaman padi telah dilakukan sebelumnya. Pada tahun 2006, Supriyanto

melakukan penelitian untuk menentukan kadar Cu, Fe, dan Zn dalam tanah,

tanaman teh, dan minuman teh dengan cara mendigesti sampel dengan asam nitrat

pekat hingga didapat larutan jernih.

Kadar Cu, Fe, dan Zn menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom.

Hasil penelitian menunjukkan dua hal yaitu ketiga logam tersebut positif terdapat

dalam tanah, tanaman teh maupun minuman teh dan daun pada tanaman teh

mengandung logam Cu dan Zn namun tidak meleibih batas baku mutu yang

berlaku. Warga Kota Sibolga juga pernah menemukan beras yang diduga

mengandung bahan kimia. Dengan krakteristik bila dilihat hampir tidak ada

perbedaan dengan beras murni pada umumnya. Tetapi, ketika diremas, tangan

masih tetap bersih atau tidak meninggalkan noda putih seperti debu, “nasinya

(2)

2

genotip yang memiliki kemampuan menyerap kandungan Zn yang tinggi belum

tentu memiliki efisiensi kandungan Zn pada berasnya tinggi. Kandungan Zn/Fe

pada padi dipengaruhi juga oleh derajat penyosohan beras kandungan Zn/Fe pada

tanah serta jenis tanah (Yustisia et al. 2012),

Perbedaan cuaca dan iklim saat penanaman, pemupukan dan pengairan

(Yora et al. 2013), dan umur tanaman (Dianawati & Sugiarso 2015). Namun

demikian, proses penyosohan merupakan salah satu langkah proses pengubahan

gabah menjadi beras. Maka, galur yang memiliki kandungan Zn/Fe tinggi dan

penurunannya tidak drastis setelah penyosohan merupakan kandidat galur

potensial kandungan Zn/Fe stabil.

Tingkat penurunan kandungan kadar mineral beras dari beras giling

menjadi nasi juga terjadi karena adanya mineral yang larut pada waktu proses

pencucian beras dan hilang karena pemanasan. Maksimum asupan harian yang

diizinkan (Provosional maximum tolerable daily intake/PMDTI) adalah 0,05-0,5 mg / kg

berat badan. Antuni dkk (2008 ) melaukan Penelitian mengenai Penggunaan

Kitosan Dari Cangkang Udang Untuk Penjerap Berbagai Logam Berat dan

Diperoleh Hasil Efesiensi Penjerapan Kitosan yang Optimum Berturut– turut

Untuk Logam Cr, Fe, Cu, Ni, Zn adalah 98,44% untuk berat kitosan 0,375 gram),

99,21% (0,5 gram), 58,62% (0,375 gram), 99,65 % (0,375 gram ): 56% (0,5

gram). Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melakukan penelitian

menggunakan kitosan nanopartikel sebagai adsorben untuk menurunkan logam

Fe, Cu, Zn seperti pada beras berjenis Pulo Wangi yang berada didaerah Sibolga

Selatan dimana selanjutnya akan dapat ditentukan apakah beras sudah memenuhi

standar dan dapat digunakan oleh masyarakat sekitar berdasarkan yang yang telah

(3)

Mekanisme proses pengolahannya dianalisa dengan menggunakan

spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FT IR) dan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA). Untuk mengukur Nanopartikel Kitosan menggunakan

Particle Size Analyzer (PSA).

1.2. Permasalahan

1. Apakah kitosan nanopartikel mampu menurunkan Kadar Logam

Pada beras Pulo Wangi Sibolga?

2. Berapakah perbandingan daya serap terhadap Kadar Logam Fe, Zn, Cu

pada beras Pulo Wangi Sibolga sebelum dan sesudah dilewati kitosan?

1.3. Pembatasan Masalah

1. .Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beras Pulo Wangi

Sibolga

2. Adsorben yang digunakan yaitu kitosan cangkang belangkas yang

dipreparasi dalam bentuk ukuran nanopartikel.

3. Metode analisis yang dilakukan yaitu untuk penentuan kadar logam Fe,

Zn, Cu menggunakan SSA

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui kemampuan kitosan nanopartikel dalam menurunkan

Kadar Logam Fe, Zn, Cu pada beras pulo wangi sibolga?

2. Untuk Mengetahui perbandingan daya serap

Kadar Logam Fe, Zn, Cu pada beras Pulo Wangi Sibolga sebelum dan

(4)

4

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi tambahan bagi pengembangan penelitian kitosan

nanopartikel.

2. Memberi Informasi untuk masyarakat bagaimana cara menurunkan kadar

logam Fe, Zn, Cu pada beras Pulo Wangi dengan menggunakan kitosan

nanopartikel.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Analisis gugus fungsi

menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) di Pusat

Penelitian Kelapa Sawit Medan. Analisis kitosan Nanopartikel Particle Size

Analyzer (PSA) di Laboratorium Kimia Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan. Analisis Logam di

(5)

1.7. Metodologi Penelitian

Penelitian ini eksperimen laboratorium, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahapan pembuatan kitosan nanopartikel.

Kitosan didapat dari kitosan belangkas. Kitosan diubah menjadi kitosan

Nanopartikel dengan cara melarutkan kitosan sebanyak 3 g didalam 1000 mL

asam asetat 1% diaduk hingga homogen . Ditambahkan 40 mL larutan

tripolifosfat ke dalam 1000 mL larutan kitosan 0,3%. Kemudian diaduk hingga

homogen dengan menggunakan pengaduk magnetic stirer selama 30menit.

Ternemtuk larutan emulsi lalu dimasukan kedalam Erlenmeyer lalu ditempatkan

kedalam ultrasonic batch selama 1 jam terbentuk kitosan naopartikel lalu

dikarakterisasi dengan PSA dan FTIR.

2. Tahapan Preparasi dan Penentuan Kadar Logam Fe, Zn, Cu Pada Beras Pulo

Wangi

100 g beras dimasukkan kedalam beaker glass lalu diuapkan dalam oven dengan

suhu 105o-110o sampel mengering, diabukan dalam tanur pada suhu 450 C

sampai kering, 5 g beras kering dimasukkan kedalam beaker glass 220 mL,

Ditambahkan HNO3 Pekat, HCl pekat 1 : 3 sebanyak 12 mL. Dipanaskan

diatas Hotplate selama 30 menit sampai hilang gas lalu disaring, filtrat

diencerkan dengan akuades dalam labu takar 100 mL dan dibuat pH 2-4, diukur

menggunakan SSA.

3. Tahapan Penyerapan logam dengan kitosan nanopartikel

50 mL larutan kitosan Nanopartikel dimasukkan kedalam 100 mL larutan hasil

destruksi logam pada beras, di stirer selama 30 menit didiamkan laludisaring lalu

filtrate dikarakterisasi dengan SSA.

Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Tetap : Beras Pulo Wangi Sibolga Selatan, Asam asetat 1%

2. Variabel Bebas : Kitosan Nanopartikel 3 g.

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Silase dari Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang diberi Pupuk Organik pada Berbagai Umur Pemotongan.. Skripsi :

Intensitas Komsumsi Energi ( IKE ) pada Gedung Istana Wakil Presiden berdasarkan standarisasi intensitas komsumsi energi sebelum saving adalah sebesar 273,84 kWh/m

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini sebagai berikut pertama, iklan lowongan kerja cenderung memihak

Analisis Konsumsi Tuak pada Peminum Tuak Di Desa Lumban Siagian Jae Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara. Skripsi FKIK UIN

Dalam proses pengisian formulir yang menjadi syarat untuk mendapatkan Kartu Keluarga (KK), dan apabila ada yang di rubah di dalam Kartu Keluarga harus melengkapi

AND ITS RATINGS AFFILIATES ("MIS") ARE MOODY'S CURRENT OPINIONS OF THE RELATIVE FUTURE CREDIT RISK OF ENTITIES, CREDIT COMMITMENTS, OR DEBT OR DEBT-LIKE SECURITIES, AND

1) Laju emisi polutan dianggap konstan (relatif tetap). 2) Rata-rata kecepatan angin dan arahnya adalah konstan. 3) Sifat kimia dari senyawa yang dikeluarkan adalah stabil

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 14 April 2012 dan 16 April 2012 di SMP Negeri 7 Kota Cirebon, melalui wawancara dengan guru