• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Emisi Gas Metana dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (Studi Kasus di TPA Namo Bintang, Medan, Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Emisi Gas Metana dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (Studi Kasus di TPA Namo Bintang, Medan, Sumatera Utara)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS POTENSI EMISI GAS METANA

DARI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH (STUDI KASUS DI TPA NAMO BINTANG,

MEDAN, SUMATERA UTARA)

TESIS

Oleh

SUSILAWATI NASUTION 107004004/PSL

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ANALISIS POTENSI EMISI GAS METANA

DARI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH (STUDI KASUS DI TPA NAMO BINTANG,

MEDAN, SUMATERA UTARA)

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUSILAWATI NASUTION 107004004/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)
(5)

Telah diuji pada :

Tanggal 15 Januari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Ir. Zulkifli Nasution. M. Sc., Ph.d Anggota : 1. Dr. Ir. Hidayati, M.Si.

2. Drs. Chairuddin, M.Sc.

(6)

ANALISIS POTENSI EMISI GAS METANA

DARI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH (STUDI KASUS DI TPA NAMO BINTANG, MEDAN, SUMATERA UTARA)

ABSTRAK

Pemanasan global yang telah lama menjadi isu yang berkembang di berbagai belahan dunia saat ini,dimana Gas Rumah Kaca (GRK) dinilai sebagai salah satu penyebab yang memiliki kontribusi cukup besar. Setiap negara kini dituntut untuk berkomitmen menjalankan kebijakan-kebijakan yang bertujuan mengurangi emisi GRK yang mereka hasilkan, serta melakukan inventori GRK dan sumber-sumber terbentukya GRK tersebut. Inventori emisi GRK merupakan salah satu upaya untuk menggambarkan berapa besar emisi yang dihasilkan dalam suatu wilayah dan dalam periode waktu tertentu. Inventori emisi diharapkan nantinya dapat menjadi acuan dalam upaya pengurangan emisi GRK. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam inventarisasi emisi GRK Nasional di Indonesia adalah inentarisasi emisi GRK dari tumpukan sampah padat di TPA.

Sampah yang ditumpuk di TPA merupakan salah satu sumber emisi GRK berupa gas CH4 (metana) yang dihasilkan pada proses dekomposisi anaerobik sampah. Inventarisasi emisi GRK dari tumpukan sampah di TPA tidak hanya memperhitungkan gas CH4 yang terbentuk namun juga pengurangan emisi GRK dengan dimanfaatkan sebagai sumber energi. Estimasi potensi emisi GRK di TPAditentukan berdasarkan IPCC 2006 GL. Parameter kunci dalam perhitungan IPCC tersebut adalah data aktifitas TPA,jumlah sampah dan komposisi sampah yang dibuang ke TPA. TPA Namo Bintang seluas 176.392 M2 merupakan tempat pemrosesan akhir sampah bagi masyarakat Kota Medan. Sesuai namanya, TPA Namo Bintang yang beroperasi sejak tahun 1987 dengan sistem open dumping ini berlokasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Kondisi TPA dengan sistem open dumping serta terbatasnya sarana seperti pengendalian gas, akan berdampak pada kurang optimalnya pengelolaan sampah. Padahal timbunan sampah di TPA berpotensi membentuk gas metana (CH4) yang berkontribusi terhadap Gas Rumahs Kaca (GRK). Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan pengelolaan sampah dengan pola 3R (Reduce, Recycle, Reuse),agar tidak menimbulkan gas CH4 dan perubahan iklim dapat diminimalkan.

Kata Kunci : GRK, Potensi Metana, Inventarisasi GRK, TPA Namo Bintang, Sampah dan IPCC GL 2006

(7)

POTENSIAL ANALYSIS OF METHANE GAS EMISSIONS FROM SOLID WASTE DISPOSAL SITE (TPA)

(CASE STUDY IN TPA NAMO BINTANG, NORTH SUMATERA)

ABSTRACT

Global warming is increasingly at some parts of the world and is a hot topic discussion currently. One of the causation of global warming is a greenhouse gas that has a significant contribution. Now each country, are required to have a commitment to reduce greenhouse gas (GHG) emissions they produce and conduct GHG inventory and of its GHG sources. By conducting inventory of emissions, is one effort to describe of how much GHG emissions generated within the region and within a specific time period. Emmision inventory is expected to be a reference the future in efforts to reduce GHG emissions. One of activity that are included in the National GHG emissions inventory program in Indonesia is an inventory of GHG emissions from solid waste deposited at TPA.

Solid waste deposited sites (TPA) is one source of GHG emissions such as methane. CH4 (methane) produced in the anaerobic decomposition of solid waste. Inventory of GHG emmision from solid waste deposited at TPA, not only just calculate CH4 contained in TPA, but also including the reduction of GHG Emissions as an energy source. Estimates of potential GHG emissions in TPA is by determinated base on the IPCC 2006 GL. The area of TPA Namo Bintang

176.392 M2 is the final solid waste disposal site of Medan City community.

Located TPA in the Namo Bintang village, Pancur Batu Sub-District of Deli Serdang District. Namo Bintang TPA in operatoin since 1987 with open dumping system. The TPA condition have the limited support facilities and such as gas control with open dumping system, will result in less optimal ways management. While the solid waste generated in the final solid waste disposal site has potential for the formation of methane(CH4) which contribute to the content of green house gases (GHG) in atmosfeer. One of efforts is to implement an integrated waste management system 3R( Reduce, Recycle, Reuse), to prevent the rise CH4 and climate change able minimized.

Keywords: GHG, Potential Methane, GHG inventories, Namo Bintang TPA, Solid waste and IPCC GL 2006

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Langsa pada tanggal 25 November 1962 dari Ayah

bernama Sulaiman Adam (alm) dan ibu bernama Lizhana Shamad sebagai anak

ketiga dari sembilan bersaudara.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah TK. Bungong Seulanga di

Langsa tahun 1967, SD Negeri No. 8 Langsa tahun 1969 s/d 1975, SMP Negeri

I Langsa Tahun 1975 s/d 1978 dan SMANegeri I Langsa tahun 1978 s/d 1981 dan

pada tahun 1981 penulis melanjutkan pendidikan sarjana pada jurusan Teknik

Kimia di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) , Medan tahun mulai

1981 s/d 1988.

Pada tahun 1988 sampai dengan tahun 2009 penulis mendarma baktikan diri

di Industri Pulp and Paper di Lhokseumawe. Kemudian pada tahun 2010 penulis

melanjutkan pendidikan dengan mengikuti program S2 di Program studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Sumatera Utara,

(USU) Medan.

Penulis Menikah dengan Ir. Iskandar Farouk pada tahun 1983 dan telah

dikaruniai 3 (tiga) orang putri bernama Suci Dian Hayati, Suci Humaira Sophia,

Suci Khairunnisa Nabbila dan seorang putra bernama Andar Atha Salim Abbud

serta 4 (empat) orang cucu yang sehat-sehat Rianandra, Rafhi, Razhan dan Rlang.

(9)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini

dengan judul “ANALISIS POTENSI EMISI GAS METANA DARI

TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI TPA NAMO BINTANG, MEDAN, SUMATERA UTARA”. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar S-2 Magister Sains pada Jurusan

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan di Sekolah Program Pasca

Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis yakin bahwa Tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan

dari pihak yang telah bersusah payah bersedia membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu tidak lupa penulis menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Bapak Prof. Ir. Zulkifli

Nasution, M.Sc, PhD selaku ketua komisi pembimbing, Ibu Dr. Ir. Hidayati, Msi

dan Bapak Drs. Chairuddin, Msc masing masing sebagai anggota pembimbing

yang dengan penuh ketulusan telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada

penulis hingga sampai terselesaikannya tesis ini. Rasa rormat dan ucapan

terimaksih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Phil

dan Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP masing-masing sebagai penguji yang telah

memberikan saran guna perbaikan tesis ini.

Terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. A.

Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Program Pascasarjana USU dan Ibu

Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS selaku Ketua Program Studi Pengelolaan

(10)

Sumberdaya Alam dan Lingkungan beserta staf dan para dosen yang telah banyak

memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis dalam rangka menambah

pengetahuan penulis dan menyelesaikan pendidikan program magister.

Ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Hidayati M Si

selaku ketua BLH Provinsi Sumatera Utara , Bapak Hiroyuki Ueda dari JICA dan

Bapak Ucok Siagian dari ITB yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan melakukan penelitian inventarisasi

GRK di beberapa lokasi TPA.

Ucapan terima kasih dan salam hormat yang mendalam kepada Ibunda

tercinta yang tiada henti mengiringi penulis dengan doa, teristimewa untuk suami

tercinta Ir,. Iskandar Farouk dan keempat buah hati penulis Suci Dian Hayati,

Suci Humaira Sophia, Suci Khairunnisa Nabbila dan Andar Atha Salim Abbud.

Tanpa dukungan, kepercayaan, dan motivasi yang tak henti-henti diberikan,

tidaklah mungkin penulis mampu menyelesaikan studi pascasarjana ini.

Salam hormat dan terima kasih sebesar – besarnya kepada semua pihak

yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu disini. Semoga amal kebaikan Bapak

dan Ibu serta rekan-rekan diberi balasan oleh Allah SWT Amiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini masih jauh dari

sempurna, saran dan masukan akan penulis terima dengan besar hati. Akhir kata,

harapan penulis semoga Tesis ini dapat membawa manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

Medan, Oktober 2014

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR ISTILAH ... xiii

BAB.I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Kerangka Pemikiran ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Hipotesis ... 6

1.7. Manfaat Penelitian ... 7

BAB.II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pemanasan Global ... 8

2.2.Perubahan Iklim ... 10

2.3.Gas Rumah Kaca (GRK) ... 12

2.4.Sumber-sumber Emisi GRK ... 13

2.5.Gas Metana (CH4) ... 14

2.6.Dampak Gas Metana Terhadap lingkungan ... 15

2.7.Inventarisasi Gas Rumah Kaca ... 20

2.8. Kandungan Kadar Kering (Dry Matter Content) ... 24

2.9.Sampah dan Sumber Sampah ... 25

(12)

2.9.1.Pengertian Sampah ... 25

2.9.2.Sumber Sampah ... 26

2.10. Jenis-jenis Sampah ... 28

2.11. Komposisi Sampah ... 28

2.12. Sistem Pengelolaan Sampah ... 30

2.13. Kondisi Pengelolaan Persampahan di Indonesia ... 32

2.14. Sistem Pengelolaan Sampah kota Medan ... 33

2.15. TPA Namo Bintang ... 39

BAB.III. METODE PENELITIAN  Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

 Bahan dan Alat Penelitian ... 40

 Rancangan Penelitian ... 42

3.2.1. Bentuk Penelitian ... 42

3.2.2. Tahapan Penelitian ... 43

 Pelaksanaan Penelitian ... 46

3.4.1. Pengumpulan Data ... 46

3.4.2. Penentuan Sample dan Pengujian Komposisi Sampah .. 46

3.4.3. Pegujian Kandungan Bahan Kering ... 49

 Metode Pengolahan Data ... 55

3.5.1. Metode Analisis data ... 55

3.5.2. Perhitungan Potensi Emisi GRK gas Metana di TPA . 55 3.5.3. Perhitungan Komposisi Sampah ... 62

3.5.4. Penentuan Kandungan Bahan Kering (Dry Matter Content) ... 62

3.5.5. Penentuan Karakteristik dan Komposisi Sampah ... 64

BAB.IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Pengelolaan Sampah Kota Medan ... 66

4.2. TPA Namo Bintang ... 67

4.3. Pengelolaan Sampah di TPA Namo Bintang ... 68

(13)

4.4. Sistem Pengangkutan Sampah ke TPA Namo Bintang... 70

4.5. Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Namo Bintang ... 72

4.5.1. Pengambilan Sample ... 72

4.5.2. Pemilahan / Penimbangan Sample dan Komposisi Sampah ... 74

4.5.3. Kandungan Berat Kering Sampah ... 77

4.6. Potensi emisi Metan di TPA Namo Bintang ( periode 2010-2020 ) ... 84

4.6.1. Kependudukan ... 84

4.6.2. Iklim dan Klimatologi... 85

4.6.3. Manajemen Pengelolaan Sampah ... 86

4.6.4. Data default dan Parameter kunci menurut IPCC GL 2006 ... 86

4.6.5. Potensi Emisi Gas Metan dari Sektor Sampah di TPA Namo Bintang (periode 2010-2020) ... 88

BAB.V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 102

5.2. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel.2.1. Nilai Potensi Pemanasan Global dan Enam Jenis Gas

Rumah Kaca berdasarkan Protokol Kyoto ... 13

Tabel.2.2. Estimasi Emisi metana secara global dari kegiatan manusia ... 15

Tabel.2.3. Persentase Komponen Gas yang Terbentuk di Lokasi TPA ... 18

Tabel.2.4. Rumus Umum Penghitungan Emisi CO2 dan CH4... 23

Tabel.2.5. Faktor Emisi dari Sampah ... 23

Tabel.2.6. Perkiraan Emisi CH4 (gigagram) dari Sampah di TPA menurut Provinsi, 2004 – 2008 ... 23

Tabel.2.7. Kondisi pengelolaan persampahan tahun 2008 (kondisi baseline business as usual) ... 32

Tabel.2.8. Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut (m3/tahun) di 170 Kota/Kabupaten menurut Provinsi, 2007 ... 33

Tabel.2.9. Wilayah Kebersihan Medan – I ... 34

Tabel.2.10. Wilayah Kebersihan Medan – II ... 34

Tabel.2.11. Wilayah Kebersihan Medan – III ... 35

Tabel.3.1. Peralatan sampling untuk penentuan komposisi sampah ... 40

Tabel.3.2. Perlengkapan Labortorium untuk uji kandungan kadar kering sampah ... 41

Tabel.3.3. Klasifikasi TPA dan Faktor Koreksi Metan (MCF) ... 60

Tabel.4.1. Pelayanan Armada Kebersihan Medan Wilayah – I ... 68

Tabel.4.2. Pelayanan Armada Kebersihan Medan Wilayah –II ... 68

(15)

Tabel.4.3. Jenis dan Jumlah Kendaraan/Armada Pengangkut

Sampah ke TPA Namo Bintang ... 71

Tabel.4.4. Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA Namo Bintang Medan (mewakili wilayah sumbernya) ... 72

Tabel.4.5. Komposisi sampah TPA Namo Bintang untuk sampel bulan Oktober dan Desember 2011 ... 75

Tabel.4.6. Perbandingan kandungan bahan kering sampah berdasarkan masing-masing metode pengeringan... 78

Tabel.4.7. Data Hasil Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah TPA Namo Bintang pada Tempratur 105 oC ... 79

Tabel.4.8. Hasil Analisa Laboratorium Kandungan Bahan Kering Sampel Sampah (Kondisi Tempratur Ruangan)... 85

Tabel.4.9. Komposisi sampah dan kandungan bahan kering sampah.yang masuk ke TPA (hasil penelitian di TPA Namo Bintang) ... 86

Tabel.4.10. Parameter kunci default IPCC GL 2006 ... 87

Tabel.4.11. Parameter kunci default IPCC GL 2006 (lanjutan) ... 89

Tabel.4.12. Sheet Parameter ... 89

Tabel.4.13. Sheet Methane Corection Factor ... 91

Tabel.4.14. Sheet Activity ... 93

Tabel.4.15. Sheet Kandungan bahan kering (Dry Matter Content) ... 94

Tabel.4.16. Sheet Amount deposited ... 95

Tabel.4.17. Sheet Methane Recovery & Oxidation Factor ... 96

Tabel.4.18. Sheet Hasil (Results) ... 97

Tabel.4.19. Estimasi kecendrungan pembentukan emisi gas metana berdasarkan tibunan sampah di TPA Namo Bintang ... 99

(16)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar.1.1. Bagan Alir Kerangka Berpikir dalam Penelitian ... 5

Gambar.1.2. Bagan Alir Skenario Penelitian ... 6

Gambar.2.1. Kecenderungan kosentrasi gas metana di atmosfer antara tahun 1984 - 2007 (IPCC, 2006) ... 18

Gambar.2.2. Phase Pembentukan Gas di area Land Fill/TPA (ATSDR, 2001) ... 19

Gambar.2.3. Ilustrasi Emisi GRK dari tumpukan sampah di TPA ... 20

Gambar.2.4. Proses Produksi Landfill Gas (LFG) ... 21

Gambar.2.5. Alur pengelolaan sampah kota Medan ... 42

Gambar.2.6. Kondisi TPA Namo Bintang dalam rekaman lensa ... 43

Gambar.3.1. Peralatan pengambilan dan penimbangan sampel sampah di TPA ... 46

Gambar.3.2. Peralatan laboratorium untuk pengujian kadar kering sampah ... 46

Gambar.3.3. Bagan Alir Langkah Pelaksanaan Penelitian ... 48

Gambar.3.4. Bagan Alir Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 49

Gambar.3.5. Prinsip perlakuan quatering untuk mendapatkan berat sampel 5 kg ... 55

Gambar.3.6. Tahapan pelaksanaan sampling, penentuan sample perkomponen ... 57

Gambar.3.7. Tahapan pelaksanaan persiapan sampel (Quatering) untuk pengujian kandungan bahan kering ... 58

Gambar.3.8. skema pelaksanaan penelitian... 65

Gambar.3.9. Mekanisme penentuan kandungan bahan kering ... 67

Gambar.4.1. TPA Namo Bintang dari udara ... 69

(17)

Gambar.4.2. Kondisi TPA Namo Bintang ... 69

Gambar.4.3. Kendaraan pengangkut sampah ke TPA Namo dan

pengambilan sample sampah pada armada

pengangkut yang baru tiba di TPA ... 74

Gambar.4.4. Masyarakat yang melakukan pengambilan sampah

makanan dan plastik di lokasi TPA Namo Bintang... 76

Gambar.4.5. Grafik komposisi sampah TPA Namo Bintang

bulan Oktober 2011 ... 76

Gambar.4.6. Grafik komposisi sampah TPA Namo Bintang

bulan Desember 2011 ... 77

Gambar.4.7. Hasil estimasi produksi sampah di Kota Medan ... 92

Gambar.4.8. Grafik kecendrungan pembentukan emisi gas

metana (CH4) di TPA Namo Bintang

periode 1987 -2020 ... 100

Gambar.4.9. Grafik kecendrungan potensi gas metana pada

TPA Namo Bintang ... 101

(18)

DAFTAR ISTILAH

Anthropogenic : Aktivitas manusia

MDGs : Millennium Development Goals

CH4 : Metana

Salah satu dari enam Gas Rumah Kaca yang diperhitungkan dalam pasal 3 Protokol Kyoto yang memiliki nilai GWP-nya sekitar 21 kali CO2

Metana dihasilkan dari proses dekomposisi bakterial komponen sampah yang biodegradable yang terjadi dalam kondisi anaerobik

Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan ketika mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa sehingga disebut juga gas rawa.

Metana mudah terbakar, dan menghasilkan karbon dioksida sebagai hasil sampingan.

CO2 : Karbon dioksida

Salah satu dari enam GRK yang diperhitungkan dalam pasal 3 Protokol Kyoto dan merupakan GRK Utama yang dijadikan sebagai referensi GRK yang lain sehingga GWP-nya diberikan nilai 1

DOC : Degradable Organic Carbon (Karbon Organik

yang Dapat Terurai)

Emisi GRK : Adalah jumlah (dalam satuan massa/berat) GRK yang terlepas ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Emisi GRK utama: CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, dan SF6.

fase acetogenesis : Pada fase ini kandungan oksigen habis dan bakteri aerobik terus mengkonversi senyawa organik dan menghasilkan lebih banyak CO2 dan hidrogen

Fase Hidrolisis : Fase 1 pada proses pembentukan gas di TPA, fase di mana substrat organik terurai oleh bakteri aerobik untuk menghasilkan karbon dioksida (CO2)

(19)

Fase Metanogenesis : Metanogenesis dimana bakteri anaerob tumbuh dan memproduksi banyak metana

FOD : First Order Decay yaitu methode yang

digunakan untuk menentukan tingkat emisi yang dihasilkan dari tumpukan sampah (SWDS) IPCC 2006 GL . Chapter 3A

GHG : Green House Gases

GPGUM : Good Practice Guidance And Uncertainty

Management In National GHG Inventories

GRK : Gas Rumah Kaca

Gas yang terkandung di dalam udara baik secara alami maupun secara anthropogenik yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi infra merah (gelombang panjang yang dipancarkan bumi sehingga menimbulkan peningkatan suhu bumi)

GWP : Global Warming Potential

adalah besaran efek radiaktif GRK dibandingkan terhadap CO2, dengan kata lain GWP ialah indikasi berapa ton emisi CO2 setara dengan satu ton dari setiap GRK lainnya

HFCs : Hidrofluorokarbon

Salah satu dari enam GRK yang diperhitungkan dalam pasal 3 Protokol Kyoto.

IAM : Integrated Assessment Model

IGES : Institute for global environment strategies (IGES)

IPCC : Intergovernmental Panel on Climate Change

Inventarisasi Emisi GRK : Kegiatan menghasilkan dokumen inventory yang melaporkan besarnya emisi GRK suatu Negara ataupun Wilayah pada kurun waktu tertentu.

Inventarisasi emisi GRK hanya mencakup emisi dari aktivitas manusia.

/Emisi GRK utama: CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, dan SF6.

KLH : Kementrian Lingkungan Hidup

Mitigasi : Mitigasi perubahan iklim adalah usaha

pengendalian untuk mengurangi resiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurukan emisi atau meningkatkan pnyerapan GRK dari berbagai sumber emisi yang beraneka ragam

MSW : Municipal Solid Waste (limbah padat

perkotaan)

(20)

N2O : Dinitro oksida

Salah satu dari enam GRK yang diperhitungkan dalam pasal 3 Protokol Kyoto yang memiliki nilai GWP-nya sekitar 310 kali CO2

Perubahan Iklim : Adalah fenomena berubahnya beberapa variabel iklim, khususnya temperatur dan curah hujan, yang terjadi secara berangsur dalam jangka waktu yang lama dan diduga kuat diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer yang keberadaannya (secara langsung atau tidak langsung) berasal dari aktivitas manusia atau alami.

PFCs : Perfluorokarbon

Salah satu dari enam GRK yang diperhitungkan dalam pasal 3 Protokol Kyoto

PPL & PI : Pengendalian Perusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim

Recycling. : Merupakan salah satu teknik pengolahan

sampah, dimana dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas, plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunaklan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula

Reduce : Adalah usaha untuk mengurangi potensi

timbulan sampah, misalnya tidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan

Reuse. : Merupakan teknik pengolahan sampah yang

hampir sama dengan recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu

Scope Inventory : Inventory umumnya berisi informasi

komprehensif, mengenai: − jenis/tipe emisi GRK,

− sumber-sumber utama dan kategori (direct, indirect, dan others), − boundary inventarisasi,

− metodologi estimasi/perhitungan tingkat emisi GRK,

− status dan tingkat emisi GRK

(historical, agregat dan dikelompokkan per aktivitas).

SF6 : Sulfur heksafluorida

Salah satu dari enam GRK yang diperhitungkan dalam pasal 3 Protokol Kyoto yang memiliki nilai GWP-nya sekitar 23.900 kali CO2 .

(21)

SWDS : Solid Waste Disposal Site

Status emisi GRK : Adalah kondisi tingkat emisi GRK dalam satu kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang diperbandingkan secara historis dengan kondisi emisi GRK dalam kurun waktu (tahun) yang lainnya dengan metoda penghitungan tingkat emisi dan serapan GRK dan faktor emisi/serapan GRK yang konsisten.

Tingkat emisi GRK : Adalah kondisi emisi GRK pada satu kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dihitung berdasarkan data aktifitas sumber emisi.

TPA : Sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, TPA di definisikan sebagaiTempat Pemrosesan Akhir yaitu tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan

UNFCCC : United Nations Framework Convention on

Climate Change Unmanaged Waste

Disposal Sites

: TPA yang tidak dikelola

WBCSD/WRI : World Business Council for Sustainable Development/World Resource Institute

Inventarisasi GRK : Kegiatan untuk memperoleh data dan informasi tentang tingkat, status dan kecendrungan perubahan emisi GRK secara berkala (PPRI No.71 tahun 2011)

PPRI : Peraturan Presiden Republik Indonesia

Emisi GRK : Pelepasan GRK ke udara di area tertentu pada periode waktu tertentu pula

Faktor emisi : Jumlah emisi GRK yang dilepas ke udara per unit kegiatan

Tingkat emisi GRK : Jumlah emisi GRK tahunan

Perubahan iklim : Perubahann dalam iklim yang disebabkan baik secar langsung maupun secara tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan global dalam komposisi udara dan dalam variabilitas iklim natural yang diteliti dalam periode tertentu yang dapat dibandingkan (PPRI No.71 tahun 2011).

Gambar

Gambar.4.2.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ekspor akan meningkatkan devisa negara, untuk melakukan kegiatan ekspor suatu barang ke negara tertentu, diperlukan prosedur ekspor yang harus dilakukan sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui syarat-syarat obat yang dapat didaftarkan pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar dan peran BBPOM

[r]

Dalam pembelajaran fisika, kemampuan berfikir kreatif merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukan

Gejala yang terkait dengan keluhan artritis adalah gejala umum berupa keluhan tidak nafsu makan, lemah/letih, sulit tidur dan penurunan berat badan. Dari seluruh responden, sebesar

Ini sejalan dengan pendapat Usman (2002:4), apabila dikelompokkan tugas guru terdiri dari 3 jenis, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemasyarakatan, dan

Laporan yang dihasilkan dari data warehouse akan disajikan secara visual menggunakan diagram batang, garis, maupun pie yang dapat dilihat secara multidimensi berdasarkan dimensi

Setiap kata dalam keterangan tabel menggunakan huruf kapital, kecuali untuk kata-kata pendek seperti yang tercantum pada bagian III-B.. Keterangan angka