• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Blower Elektrik Sebagai Supercharger Terhadap Performansi Mesin Otto Berkapasitas 100 Cc Dengan Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Etanol 10%”"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Supercharger

Supercharger (juga dikenal dengan blower), adalah sebuah kompresor gas digunakan untuk memompa udara ke silinder mesin pembakaran dalam. Massa

oksigen tambahan yang dipaksa masuk ke silinder membuat mesin membakar

lebih banyak bahan bakar, dan meningkatkan efisiensi volumetrik mesin dan

membuatnya lebih bertenaga

Supercharger mesin pertama dunia yang bisa digunakan dan diuji diciptakan oleh Dugald Clerk, dimana dia menggunakannya pertama kali pada mesin 2-tak

pada tahun 1878. Sebuah supercharger memampatkan asupan udara untuk tekanan atmosfer yang meningkatkan densitas saluran udara masuk ke ruang

bakar. Daya dihasilkan ketika campuran udara dan bahan bakar dibakar di dalam

sebuah silinder mesin. Jika udara dipaksa lebih banyak ke dalam silinder, maka

bahan bakar akan lebih banyak yang akan terbakar.

Supercharger fungsional pertama digunakan oleh insinyur Jerman Gottlieb Daimler, yang menerima paten untuk memasang supercharger pada pembakaran internal mesin pada 1885. Louis Renault mematenkan sentrifugal supercharger di

Perancis pada tahun 1902. Sebuah mobil balap “supercharged” pertama oleh Lee

Chadwick dari Pennsylvania pada tahun 1908, yang dilaporkan, mencapai

kecepatan 100 mil per jam (160 km / jam).

Supercharger adalah alat yang memaksa udara kedalam silinder dan

menciptakan tekanan atmosfir yaitu 1 bar untuk meningkatkan output

mesin.Ketika katup buang terbuka, piston mendorong gas buang keluar ke dalam

sistem knalpot, pada tekanan atmosfer normal. Semua sistem ini berada pada

tekanan udara yang sama. Pada mesin tersebut, timing katup, timing camshaft &

ukuran knalpot sangat penting untuk mendapatkan output daya yang

maksimum.Umumnya output mesin ditentukan oleh jumlah campuran bahan

bakar,dibakar selama waktu yang ditentukan dan bertambar besar seiring

(2)

volume langkah mesin harus ditingkatkan.Masalahnya dengan menambah volume

langkah mesin,berat juga bertambah sedangkan factor-fakator seperti hilangnya

friksi,vibrasi dan suara bagian yang membatasi peningkatan taran mesin.

Supercharger memnuhi persyaratan yang merupakan merupakan kebalikan

dari output mesin,sementara menjaga agar bentuknya sederhana dan ringan

dengan menyuplai volume udara da bahan bakar lebih banyak tanpa mengubah

ukuran mesin.Turbocharger dikendalikan gas buangan dan supercharger

dikendalikan mesin.

Supercharger membutuhkan sumber putaran untuk menggerakan

komponennya, sumber putarannya biasanya diambil dari tenaga mesin dan ada

juga dari baterai (supercharger elecktric), sehingga hal ini akan mengurangi performansi mesin. Namun semua itu akan tertutupi oleh daya yang dihasilkan

setelah penggunaan alat ini. Keunggulan dari supercharger ini, efek peningkatan performansi mesin terasa lebih spontan dibanding penggunaan turbocharger, dimana mulai dari putaran rendah sudah terjadi kenaikkan tenaga. Tidak seperti

halnya pada penggunaan turbocharger, dimana efek penambahan performansi mesin akan dirasakan pada saat rpm 2500 ke atas, sehingga akan terasa kurang

pada hal akselerasi pada rpm rendah, ditambah dengan tenaga yang digunakan

untuk memutar turbin berasal dari gas buang pembakaran, sehingga akan

menghambat pelepasan kalor dari ruang bakar.

(3)

2.1.1 Blower Elektrik

Mengantisipasi regulasi yang harus dijalankan negara-negara dunia pada

tahun 2012, yaitu tentang emisi gas buang yang makin ketat. Di samping itu, juga

memenuhi keinginan konsumen secara umum di seluruh dunia, yaitu kendaraan

yang irit konsumsi bahan bakar, sekaligus ramah lingkungan. Di ndonesia sendiri

penggunaan electric supercharger sudah ada penggunaanya sejak tahun 1990.

Tujuan utama penggunaan supercharger ini adalah untuk mesin berkapasitas kecil

agar tidak terlalu mempengaruhi performa mesin, Supercharger ini biayanya lebih murah dibandingkan dengan versi mekanis atau yang diputar oleh mesin (drive

belt). Pemasangannya pun dinilai lebih gampang karena tak banyak lagi

modifikasi.

Turbocharger yang digerakan oleh gas buang ernergi ynag diperoleh secara

gratis tetapi penggunaan turbocharger tersebut hanya lancer pada putaran

sedang-tingga (diatas 2.500 rpm) pada puran rendah tekanan gas buang masih rendah

akibatnya, mesin kurang kurang responsive paada putaran rendah. Sedangkan

Electric supercharger ini menggunakan daya yang berasal dari energi listrik yang bisa diperoleh dari baterai pada kendaraan, sehingga penggunaan daya dapat

langsung dipakai pada mesin saat putaran rendah,Hasilnya konsumsi bahan bakar

menjadi irit dan juga nayaman untuk dikendarai nuntuk kegiatan sehari-hari

2.2 Mesin Otto

Nikolaus August Otto (14 Juni 1832 – 28 Januari 1891) ialah penemu mesin pembakaran dalam asal Jerman. Sebagai lelaki muda ia mulai percobaan

dengan mesin gas dan pada 1864 ikut serta dengan 2 kawan untuk membentuk

perusahaannya sendiri. Perusahaan itu dinamai N. A. Otto & Cie., yang

merupakan perusahaan pertama yang menghasilkan mesin pembakaran dalam.

Perusahaan ini masih ada sampai kini dengan nama Deutz AG.

Mesin atmosfer pertamanya selesai pada Mei 1867. 5 tahun kemudian ia disusul

oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dan bersama mereka ciptakan

(4)

Pertama kali dibuat pada 1876, tak itu merupakan gerakan naik atau turun

pada piston silinder. Paten Otto dibuat tak berlaku pada 1886 saat ditemukan

bahwa penemu lain, Alphonse Beau de Rochas, telah membuat asas putaran 4 tak

dalam selebaran yang diterbitkan sendirian. Menurut studi sejarah terkini, penemu

Italia Eugenio Barsanti dan Felice Matteucci mempatenkan versi efisien karya

pertama dari mesin pembakaran dalam pada 1854 di London (nomor paten 1072).

Mesin Otto dalam banyak hal paling tidak diilhami dari penemuan itu.

2.3 Prinsip Kerja Mesin Otto 4 tak

Disebut mesin empat langkah atau empat tak karena Motor bakar empat

langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran

akan mengalami empat langkah piston. Sekarang ini, mesin pembakaran dalam

pada mobil, sepeda motor, truk, pesawat terbang, kapal, alat berat dan sebagainya,

umumnya menggunakan siklus empat langkah. Empat langkah tersebut meliputi

langkah hisap (pemasukan), kompresi, tenaga dan langkah buang. Yang secara

keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada mesin bensin atau mesin diesel.Gambar dibawah merupakan prinsip cara

kemesin otto 4tak

Gambar 2. 2Prinsip kerja mesin otto 4 langkah

(5)

1. Langkah pertama

Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup

keluar tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar

mesin bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara atau gas

sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada sistem pemasukan.

2. Langkah kedua

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar

tertutup, mengakibatkan udara atau bakar terkompresi. gas dalam ruang

Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan

(timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan pada mesin diesel berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).

3. Langkah ketiga

Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam

ruang bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini

adalah proses yang akan menghasilkan tenaga.

4. Langkah keempat

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup

keluar terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang

sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.

Pada ujung langkah ini, piston berada pada posisi TMB untuk

menyelesaikan siklus yang pertama (mesin satu siklus), sehingga isi silindernya

berupa sisa pembakaran. Piston bergerak kembali ke atas membersihkan gas

buang melalui katup buang (langkah pembuangan), kemudian piston turun

kembali ke bawah mengambil campuran udara-bahan bakar yang baru melalui

katup hisap (langkah hisap). Sebagai catatan bahwa tekanan dalam silinder di atas

tekanan lingkungan saat langkah buang dan berada di bawah tekanan lingkungan

saat langkah hisap. Analisis termodinamika untuk kondisi aktual tersebut dapat

disederhanakan bila digunakan asumsi udara-standar yang berlaku sebagai

gas-ideal. Karenaitu, siklus untuk kondisi aktual dimodifikasi menjadi sistem tertutup

(6)

Siklus otto merupakan siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian

nyala bunga api. Pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian nyala api,

campuran bahan bakar dan udara dibakar dengan menggunakan percikan bunga

api dari busi. Piston bergerak dalam empat langkah ( disebut juga mesin dua

siklus) dalam silinder. Skema berikut memperlihatkan setiap langkah piston dan

pernyataan prosesnya pada diagram P-v dan T-s untuk kondisi aktual mesin

pengapian empat langkah.

Gambar 2. 3Diagram P-v dan T-s Mesin otto 4 langkah

Siklus Otto ideal terdiri dari empat proses reversibel internal, yaitu proses 1-2

kompresi isentropik, proses 2-3 penambahan kalor pada volume tetap, proses 3-4

ekspansi isentropik, dan proses 4-1 pelepasan kalor pada volume tetap. Karena

siklus Otto ideal ini merupakan sistem tertutup, maka ada beberapa asumsi yang

digunakan yaitu (1) mengabaikan perubahan energi kinetik dan potensial, dan (2)

tidak ada kerja yang timbul selama proses perpindahan kalor.

Efisiensi termal siklus Otto ideal ini tergantung dari besarnya rasio

kompresi mesin dan rasio kalor spesifik dari fluida kerjanya. Efisiensi siklus

akan naik bila rasio kompresi semakin besar. Berikut siklus motor otto empat

(7)

a) Langkah Hisap

• Piston bergerak dari TMA ke TMB

• Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup

• Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder

b) Langkah Kompresi

• Piston bergerak dari TMB ke TMA

• Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup

• Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api

c) Langkah Usaha

• Piston bergerak dari TMA ke TMB

• Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup • Hasil pembakaran menekan piston

d) Langkah buang

• Piston bergerak dari TMB ke TMA • Katup hisap tertutup

• Katup buang terbuka

• Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar

2.4 Performansi Motor Bakar

Bagian ini membahas tentang performansi mesin pembakaran dalam.

Parameter mekanik yang termasuk dalam subbab ini adalah torsi, daya,

perbandingan udara bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik dan effisiensi

dari pembakaran di dalam mesin.

Perfonmansi motor bakar dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya

perbandingan kompresi, homogenitas campuran bahan bakar dengan udara, angka

oktan bahan bakar serta tekanan udara masuk kedalam ruang bakar. Apabila

(8)

tersebut akan semakin tinggi akan tetapi dapat menimbulkan knocking pada motor yang menimbulkan berkurangnya daya pada motor tersebut. Untuk mengatasi

masalah ini bisa diimbangi dengan meningkatkan angka oktan bahan bakar yang

dingunakan, akan tetapi perlu diketahui, apabila angka oktannya terlalu tinggi,

maka performansi motor tersebut juga tidak maksimal.

2.4.1 Nilai Kalor Bahan Bakar

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkan

panas. Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan bakar dibakar

sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (Calorific Value, CV). Bedasarkan asumsi ikut tidaknya panas laten pengembunan uap air dihitung sebagai bagian

dari nilai kalor suatu bahan bakar, maka nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan

menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah.

Nilai kalor atas (High Heating Value,HHV), merupakan nilai kalor yang diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan kalorimeter dimana hasil

pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar

uap air yang terbentuk dari pembakaran hidrogen mengembun dan melepaskan

panas latennya. Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung

dengan perhitungan sebagi berikut:

V = ( 2– 1 – kp) v ... (2.1)

Dimana:

HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

T1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan (0C)

T2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan (0C)

Tkp = Kenaikan temperatur akibat kawat penyala (0,05 0C)

(9)

Nilai kalor bawah (low Heating Value, LHV), merupakan nilai kalor bahan bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya kandungan

hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap satu satuan

bahan bakar, 0,15 bagian merupakan hidrogen. Pada proses pembakaran

sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah dari

jumlah hidrogennya.

Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada proses

pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada

didalam bahan bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada tekanan parsial 20 kN/m2 (tekanan yang umum timbul pada gas buang) adalah

sebesar 2400 kJ/kg, sehingga besarnya nilai kalor bawah (LHV) yang di dapat

darihasil pengujian bom kalormeter :

�HV = HV– 2400 (15% + 9H2)………... (2.2)

Dimana:

LHV = Nilai Kalor Bawah (KJ/Kg)

Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat menggunakan nilai

kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkan

mesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat juga menggunakan nilai

kalor atas (HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih cepat tersedia. Peraturan

pengujian berdasarkan ASME (American of Mechanical Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor atas (HHV), sedangkan peraturan SAE (Society of Automotive Engineers) menentukan penggunaan nilai kalor bawah (LHV).

2.4.2 Torsi

Torsi adalah perkalian antara gaya dengan jarak. Selama proses usaha maka

tekanan-tekanan yang terjadi di dalam silinder motor menimbulkan suatu gaya

yang luar biasa kuatnya pada torak. Untuk mengetahui besarnya torsi digunakan

(10)

dengan cara menghubungkan poros motor pembakaran dengan poros

dynamometer dengan menggunakan kopling elastik.

Pada percobaan ini, alat yang digunakan untuk mengukur torsi motor adalah

dengan timbangan pegas. Dimana timbangan pegas ini diikat pada roda belakang

sepeda motor yang akan diuji nantinya. Maka didapat torsi pada roda dari hasil

pembacaan pada timbangan pegas dengan menggunakan persamaan :

= N ... (2.3)

Troda = F x r ... (2.4)

Dimana :

F = Gaya (N)

G =Percepatangravitasi (9,86m/s2)

m = Massa (Kg)

Troda= Torsi pada roda (Nm)

r = Jari – jari roda (m)

Dengan rumus diatas akan didapat torsi pada roda, sedangkan torsi pada motor

dapat dihitung dengan membagikan torsi pada roda terhadap perbandingan rasio

(final rasio), adapun perbandingan rasio dapat diketahui dengan rumus berikut :

final rasio = Perbandingan rasio antara transmisi dengan poros engkol x perbandingan putaran roda dan putarn mesin

(45/12) X 2500/1000) = 9,375 ... (2.5)

Jadi torsi mesin dapat diketahui dengan rumus berikut :

(2.6)

Dimana :

(11)

Sedangkan untuk percobaan dengan menggunakan blower, maka torsi pada mesin

yang telah didapat akan dikurangkan lagi dengan torsi yang digunakan oleh

blower, sehingga rumus menjadi :

Tmesin = � �

� � ... (2.7)

Dimana :

Tblower = Torsi pada blower (Nm)

Adapun rumus untuk mencari Tblower adalah sebagai berikut :

Tblower = � � −� � ... (2.8)

Dimana :

PB = Daya blower (W)

n = Putaran blower (rpm)

2.4.3 Daya Poros

Daya mesin adalah besarnya kerja mesin selama waktu tertentu. Pada motor

bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut

menggerakan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator , yang

merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak selanjutnya

menggerakan semua mekanisme,Prestasi motor bakar pertama-tama tergantung

dari daya yang dapat ditimbulkannya. Semakin tinggi frekuensi putar motor makin

tinggi daya yang diberikan hal ini disebabkan oleh semakin besarnya frekuensi

semakin banyak langkah kerja yang dialami pada waktu yang sama. Dengan

demikian besar daya poros itu adalah :

PB = �.

6 T ... (2.9)

Dimana :

PB = Daya mesin ( W )

(12)

2.4.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)

Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan salah satu parameter prestasi

mesin yang penting di dalam suatu motor bakar. Parameter ini biasa dipakai

sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang terpakai per-jam untuk

setiap daya yang dihasilkan. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut :

SFC = ṁ . 3

�� ... (2.10)

ṁf = . 3

. x 3600... (2.11)

Dimana :

SFC = Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Kg/kW.h)

PB = Daya (W)

̇f = Laju aliran bahan bakar (gr/jam)

t = Waktu (jam)

2.4.5 Efisiensi Thermal

Efisiensi thermal merupakan perbandingan antara daya keluaran aktual

terhadap laju panas rata-rata yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar.

Kinerja yang dihasilkan motor selalu lebih kecil dari pada energi yang

dibangkitkan piston karena sejumlah enegi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis

(mechanical losses). Dengan alasan ekonomis,perlu dicari kerja maksimium yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut juga

sebagai efisiensi thermal brake (thermal efficiency, ηb). Jika daya keluaran (PB)

dalam satuan W, laju aliran bahan bakar (mf) dalam satuan kg/jam, maka:

ηb = � � . −3

.��� x 3600... (2.12)

Dimana :

ηb : Efisiensi Thermal Brake

(13)

2.4.6 Rasio Udara - Bahan Bakar (AFR)

Energi yang masuk kedalam sebuah mesin berasal dari pembakaran bahan

bakar hidrokarbon. Udara digunakan untuk menyuplai oksigen yang dibutuhkan

untuk mendapatkan reaksi kimia didalam ruang bakar. Agar terjadi reaksi

pembakaran, jumlah oksigen dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar harus

tepat.

Adapun perbandingan udara dan bahan bakar tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut:

AFR = � = ṁ�

ṁ ... (2.13)

Dimana:

ma = massa udara di dalam silinder per siklus (Kg/cyl-cycle)

mf = massa bahan bakar di dalam silinder per siklus (Kg/cyl-cycle)

̇a = laju aliran udara didalam ruang bakar (Kg/jam)

̇f = laju aliran bahan bakar didalam ruang bakar (Kg/jam)

Untuk menghitung laju aliran udara didalam ruang bakar, digunakan persamaan

berikut :

�= � 66

� )... (2.14)

�=�� � + ��.�

� ... (2.15)

Vd = . . ... (2.16)

Vc = � − 1 ... (2.17)

Dimana :

(14)

Vd = Volume langkah (m3)

Vc = Volume sisa (m3)

R = Konstanta udara

Ti = Temperatur udara masuk ruang bakar (K)

B = Bore (m)

S = Stroke (m)

rc = Rasio Kompresi

2.4.7 Efisiensi Volumetris

Efisiensi volumetris ηV merupakan volume campuran udara-bahan bakar

yang masuk ke dalam silinder. Campuran udara-bahan bakar yang memasuki

silinder ketika langkah isap inilah yang akan menghasilkan daya. Efisiensi

volumetris ηV mengindikasikan jumlah campuran udara-bahan bakar relatif

terhadap tekanan udara atmosfer.

ɳv = �

� . ... (18)

ρ = ��

� .��... (19)

Dimana :

ɳv =Efisiensi Volumetris

ρ = Density udara (Kg/m3)

2.5 Emisi Gas Buang

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin

pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui

sistem pembuangan mesin.Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau

disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon

dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC

berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses

(15)

sekunder. Polutan primer seperti nitrogen oksida (NOX) dan hidrokarbon (HC)

langsung dibuangkan ke udara bebas dan mempertahankan bentuknya seperti pada

saat pembuangan. Polutan sekunder seperti ozon (O3) dan peroksiasetil nitrat

(PAN) adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi fotokimia,

hidrolisis atau oksidasi.

2.5.1 Komposisi Kimia

Polutan dibedakan menjadi organik dan inorganik. Polutan organik

mengandung karbon dan hidrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen,

nitrogen, sulfur atau fosfor. contohnya ; hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan

lain-lain. Polutan inorganik seperti ; karbon monoksida, karbonat, nitrogen oksida,

ozon dan lainnya.

2.5.2 Bahan Penyusun

Polutan dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat dibagi menjadi

padatan dan cairan seperti ; debu, asap, abu, kabut dan spray, partikulat dapat

bertahan di atmosfer. Sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer

dan bercampur dengan udara bebas. Bahan pencemar (polutan) yang berasal dari

mesin otto diklasifikasikan menjadi beberapa yaitu partikulat,unburned

hydrocarbon (UHC),karbon monoksida (C0),oksigen (O2 ) dan hidrokarbon (HC).

2.6 Sistem Bahan Bakar Ijeksi (EFI)

2.6.1 Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi

Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang

dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya

sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun

1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi

sistem injeksi elektronis.

Injeksi bahan bakar adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin

(16)

Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila

dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan

bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat

mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam

proporsi dan keseragaman.

Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari

keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai

banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan

banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik

menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan

bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga

memberikan tenaga keluaran yang lebih.

2.6.2 Prinsip Kerja Sistem EFI

Sistem bahan bakar injeksi atau yang kita kenal dengan EFI, yaitu suatu

sistem yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pompa pada tekanan

tertentu. Pada mesin EFI umumnya proses penginjeksian bahan bakar ada di

bagian ujung intake manifold atau saluran masuk sebelum katup masuk. Sehingga

ketika katup masuk membuka pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang

bakar sudah bercampur dengan bensin.

2.6.3 Dasar Sistem EFI

Secara umum, sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama,

yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system). Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah

komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap

jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu

kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin

(17)

2.7 Sejarah Penggunaan Alkohol Sebagai Bahan Bakar Alternatif

(Bio) Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan

pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan

keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa

minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.

Campuran dari (Bio) etanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali

ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada

masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn

Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes). Catatan yang disusun

oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang

mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang

proses distilasi wine. Sedangkan (Bio) etanol absolut didapatkan pada tahun 1796

oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.

Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio) etanol adalah senyawa

yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas

Théodore de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun

kemudian (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol.

Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali

ditemukan rumus bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu

1829 di Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday

membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun

1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.

Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat,

pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun

1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (bio) etanol sebagai bahan

bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang harganya

lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan

perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, (bio) etanol

kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang terus

(18)

2.8 (Bio) etanol dari Tanaman tebu

(Bio) etanol merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan dan makin

banyak diproduksi dibanding energialternatif lain. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumbuh baik dan

berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah

hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Adapun klasisfikasi

tanaman tebu secara biologi yaitu:

Kerajaan : plantae

Divisi : magnoliophyta

Kelas : liliopsida

Ordo : poales

Famili : poaceae

Genus : saccharum

Species : saccharum afficinarum

Gambar 2.4Tanaman Tebu

Penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol pada kendaraan berbahan bakar

bensin biasa hanya diperbolehkan dalam kadar yang rendah saja. Hal ini karena

etanol bersifat korosif dan dapat merusak beberapa material di dalam mesin dan

(19)

memiliki rasio kompresi yang tinggi, agar dapat memanfaatkan kelebihan yang

dimiliki oleh etanol, yang nantinya bisa berpengaruh pada efisiensi bahan bakar

dan emisi gas buang yang lebih baik.

2.9 Pertalite

Pertalite adalah bahan bakar yang memiliki RON 90 membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan

Premium yang memiliki RON 88. Sehingga sesuai digunakan untuk kendaraan

roda dua, hingga kendaraan multi purpose vehicle ukuran menengah. Hasil uji

yang dilakukan Pertamina, untuk kendaraan seperti Toyota Avanza/Daihatsu

Xenia, satu liter Pertalite mampu menempuh jarak 14,78 Km. Sementara, satu liter

Premium mampu menempuh jarak 13,93 Km.

Pertalite memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Premium. Pertalite

direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi 9,1-10,1 dan mobil

keluaran tahun 2000 ke atas, terutama yang telah menggunakan teknologi setara

dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah

katalitik).

Komposisi pertalit :

Untuk membuat Pertalite komposisi bahannya adalah nafta yang memiliki RON

65-70, agar RON-nya menjadi RON 90 maka dicampurkan HOMC (High Octane

Mogas Component), HOMC bisa juga disebut Pertamax, percampuran HOMC

yang memiliki RON 92-95, selain itu juga ditambahkan zat aditif EcoSAVE. Zat

aditif EcoSAVE ini bukan untuk meningkatkan RON tetapi agar mesin menjadi

bertambah halus, bersih dan irit.

Keterangan :

1. Nafta Nafta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerosin yang digunakan untuk :

1. Pelarut dry cleaning (pencuci)

2. Pelarut karet

3. Bahan awal etilen

(20)

2. HOMC yaitu merupakan produk naphtha (komponen minyak bumi) yang memiliki struktur kimia bercabang dan ring (lingkar) berangka

oktan tinggi (daya bakar lebih sempurna dan instant cepat), Oktan diatas

92, bahkan ada yang 95, sampai 98 lebih. Kebanyakan merupakan hasil

olah lanjut Naphtha jadi ber-angka oktane tinggi atau hasil perengkahan

minyak berat menjadi HOMC. Terbentuknya oktane number tinggi adalah

hasil perengkahan katalitik ataupun sintesa catalityc di reaktor kimia Unit

kilang RCC/FCC/RFCC atau Plat Forming atau proses polimerisasi

Gambar

Gambar 2.1 Supercharger
Gambar 2.4 Tanaman Tebu

Referensi

Dokumen terkait

Plasma nutfah kacang tanah yang mempunyai daya hasil produksi tinggi dan kadar minyak tinggi yaitu AH 1294 Si dan Lokal Gombong C, sedangkan berdaya hasil produksi

yang lebih menarik perhatian audience , gambar atau headline , terdapat

Dari semuanya itu mulai dari Pemanfaatan sumber belajar yang dilakukan oleh guru termasuk kegiatan keagamaan PAI intinya hanya untuk membentuk akhlak yang

An unlicensed person may obtain a permit to import sporting type ammunition (excluding tracer or incendiary) and firearm parts (other than frames, receivers or actions)

Kebebasan dalam mengekspresikan keindahan dengan referensi kode-kode sosial ini memang disalah satu sisi menunjukkan betapa perempuan diposisikan sebagai sosok gender yang

Any person desiring to permanently export a firearm without payment of the transfer tax must submit ATF Form 9 (5320.9), in to the Director, Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms

Ketiga model pembelajaran tersebut dipandang sesuai untuk di telaah guna pengembangan model pembelajaran etika dengan pertimbangan bahwa sintaks pembelajaran yang

Dat a yang dikumpulkan mencakup dat a nama anggot a keluarga, j enis kelamin; umur; f isiologi; nama-nama makanan yang dit abukan; nama-nama makanan yang dit abukan bagi: