• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Product Differentiation Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Product Differentiation Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PRODUCT DIFFERENTIATION TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA MAHASISWA TEKNOLOGI INFORMASI S1 UNIVERSITAS PRIMA MEDAN

OLEH

RUDI WIJAYA 080502082

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh product differentiation

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi

Informasi S1 Universitas Prima Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan

yang ada di dalam variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011

reguler yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha. Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Data

diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Metode analisis data dengan

menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Linear

Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh product differentiation terhadap

keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi

Universitas Prima Medan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak product differentiation

dalam bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1

Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Pada hasil penelitian secara parsial bahwa

bentuk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas

Prima Medan.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

rahmat-Nya khususnya bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam

penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh product differentiation

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi

Informasi S1 Universitas Prima Medan”. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua saya yakni, Tjong A Khong (Almarhum Ayahanda), dan Ng Jock Kim (Ibunda)

yang telah membesarkan penulis yang tidak dapat terbalas jasanya oleh peneliti.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada

kedua orang tua penulis yang telah dengan sabar dan kasih menjaga dan membesarkan

peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan masukan bagi perbaikan mendasar atas skripsi ini. Beliau yang telah

meluangkan waktu untuk mengkoreksi penelitian skripsi peneliti secara

(4)

6. Bapak Ami Dilham, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan masukan dan dorongan yang sangat dibutuhkan. Beliau telah

membantu peneliti untuk dapat lebih maju dan berkembang.

7. Para Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain :

Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.Sc, Dr Isfenti Sadalia ME, dra Lisa Marlina

M.Si, dra Friska Sipayung M.Si dan seluruh dosen lainnya yang penulis tidak

dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan

bagi penulis selama masa perkuliahan,

8. Ibu dan Bapak Jajaran Pimpinan pada PT. Indofood. Tbk yang telah mengadakan

pelatihan BISMA dan dukungan materil berupa beasiswa KSE yang sangat

membantu proses penulisan skripsi peneliti.

9. Kedua Saudara peneliti yaitu Candra Wijaya dan Hendra Wijaya yang telah

sangat membantu baik secara moril maupun secara materil untuk peneliti

sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

10. Teman – teman dan sahabat peneliti yaitu Tommy King, Christian Hans

Nainggolan, Musa, Eka Maulana, Vivian, dan yang lain tidak dapat peneliti

sebutkan satu persatu dan peneliti sangat menghargai bantuan maupun dukungan

moril yang telah diberikan selama penulisan skripsi.

11. Responden penelitian peneliti yaitu Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Atas kesediaan

dan kesempatan dalam mengisi kuesioner penelitian penulis. Peran mereka sangat

(5)

Akhir kata, penulis kembali mengucapkan terima kasih secara khusus kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kehidupan dan senantiasa memberi

kesempatan bagi penulis untuk memiliki hidup yang lebih baik dan bersyukur.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel ... 28

3.7 Jenis Data ... 30

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.10 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

(7)

4.2 Logo Yamaha ... 45

4.3 Jenis – jenis Produk Sepeda Motor Yamaha di Indonesia ... 45

4.3.1 Tipe Skuter Matic ... 45

4.3.2 Tipe Bebek ... 46

4.3.3 Tipe Sport ... 46

4.4 Strategi Diferensiasi Produk Yamaha ... 47

4.4.1 Bentuk ... 47

4.4.2 Keistimewaan ... 48

4.4.3 Mutu Kinerja ... 49

4.4.4 Gaya ... 49

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia tahun 2005-2011 ... 5

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27

3.2 Instrumen Skala Likert ... 28

4.1 Item Total Statistics ... 51

4.2 Uji Validitas ... 53

4.3 Uji Reliabilitas ... 54

4.4 Reliability Statistics ... 55

4.5 Jenis Kelamin Responden ... 56

4.6 Responden Berdasarkan Tahun Ajaran Masuk Kuliah ... 57

4.7 Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Produk ... 58

4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Bentuk ... 59

4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keistimewaan ... 60

4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Mutu Kinerja ... 61

4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Gaya ... 62

4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 63

4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 67

4.14 Uji Glejser ... 70

4.15 Uji Multikolinearitas ... 72

4.16 Variables Entered/Removedb ... 73

4.17 Regresi Linear Berganda ... 74

4.18 Hasil Uji F ... 77

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Pengertian Produk ... 11

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 23

4.1 Logo Yamaha ... 45

4.2 Analisis Grafik Histogram ... 65

4.3 Normal P-Plot of Regression Standarized Residual ... 66

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh product differentiation

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi

Informasi S1 Universitas Prima Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan

yang ada di dalam variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011

reguler yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha. Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Data

diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Metode analisis data dengan

menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Linear

Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh product differentiation terhadap

keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi

Universitas Prima Medan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak product differentiation

dalam bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1

Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Pada hasil penelitian secara parsial bahwa

bentuk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas

Prima Medan.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan dunia saat ini khususnya dalam perekonomian semakin maju dan

semakin cepat. Hal ini membuat setiap perusahaan baik lokal maupun global

selalu ingin tampil beda dengan perusahaan lain yang memproduksi produk

sejenis. Hal ini tidak lain karena dipicu oleh tingginya tingkat persaingan dalam

menjual produknya kepada konsumen. Perusahaan-perusahaan selalu menetapkan

strategi tersendiri di dalam menjual produknya sehingga produk mempunyai

keunggulan bersaing dan bernilai di mata konsumen.

Produk yang dihasilkan dengan kualitas baik selalu diharapkan dapat menarik

konsumen yang loyal. Dewasa ini, seseorang sangat memerlukan suatu alat

transportasi untuk dapat menunjang aktivitasnya baik itu berupa mobil, sepeda

motor, atau sepeda. Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia saat ini

sangat beragam dimana terdapat berbagai merek dengan bentuk, keistimewaan,

mutu kinerja dan gaya yang berbeda satu sama lain. Semuanya tentu memiliki

keunggulan dan kelemahan tersendiri, dan secara umum hal itu menjadi motif dari

konsumen untuk melakukan keputusan membeli suatu produk tidak terlepas dari

faktor lain seperti kebudayaan, sosial, maupun psikologis.

Adanya persaingan yang ketat di antara pasar sepeda motor Indonesia

membuat perusahaan sepeda motor di Indonesia untuk terus berusaha

(12)

mempunyai bentuk, keistimewaan, mutu kinerja dan gaya yang terkesan modern,

efisien dan efektif.

Saat ini terlihat begitu banyak merek sepeda motor dengan berbagai bentuk,

keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya yang berbeda satu sama lain, Pasar sepeda

motor di Indonesia telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun

terakhir dan dapat dikatakan ada dua produsen sepeda motor di Indonesia yang

memegang monopoli yaitu PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Yamaha Motor

Kencana Indonesia (YMKI).

Kedua produsen tersebut telah hampir menguasai 90% pasar sepeda motor di

Indonesia. Bisa dikatakan bahwa saat ini Yamaha masih berusaha mengejar posisi

Honda yang berada di puncak pasar. Saat ini Honda berada di garis depan

penjualan sepeda motor Indonesia. Perusahaan yang sudah bercokol di Indonesia

sejak 1971 ini menawarkan merek yang sulit tertandingi oleh produsen sepeda

motor lainnya. Bahkan, di sebagian daerah, nama Honda diidentikkan dengan

nama sepeda motor. Tahun 2011 lalu Honda memimpin posisi dengan pangsa

pasar 53%, dengan penjualan 4,27 juta unit. Sementara itu, Yamaha mencatat

penguasaan pasar sebesar 39% tahun 2011. Tahun 2011 lalu, Yamaha sukses

menjual 3,13 juta unit. Jumlah penjualan ini turun 5% dari tahun sebelumnya.

Hal ini terjadi karena Yamaha tidak merilis banyak model di tahun 2011.

Untuk mempersempit kesenjangan penjualannya dengan Honda, Yamaha merilis

skuter matik terbaru bernama Mio J dengan harga Rp 12,8 juta bulan Februari.

Mio terbaru ini, diklaim 30% lebih hemat dari model sebelumnya. Yamaha

(13)

remaja. Menurut salah satu pejabat Yamaha, di Indonesia saat ini terdapat satu

sepeda motor di setiap 5,8 penduduk. Dengan jumlah populasi penduduk 240 juta

jiwa, Indonesia merupakan pangsa besar sepeda motor setelah India dan China

(http://industri.kontan.co.id).

Inovasi-inovasi yang ditawarkan harus dapat merupakan perbedaan antara

produknya dengan produk pesaing. Product differentiation (diferensiasi produk)

diharapkan dapat mendatangkan excellent value ke konsumen, diferensiasi

perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan pesaing dan

mencerminkan keunggulan dari produk yang dikeluarkan, dan yang terakhir

supaya diferensiasi kokoh dan sustainable, maka perusahaan harus memiliki

uniqueness sehingga tidak dapat ditiru (dicopy) pesaing (Hermawan Kertajaya

2005:148).

Dengan menggunakan motto Yamaha “Semakin Didepan” maka dapat

dikatakan bahwa Yamaha sebagai salah satu perusahaan besar yang memproduksi

sepeda motor di Indonesia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa produk

Yamaha lebih inovatif dan maju dibandingkan dengan produk sepeda motor lain

sehingga konsumen dapat mengenal dan kemudian berkeinginan membeli serta

memakai produk Yamaha. Sampai saat ini Yamaha telah memproduksi beberapa

model, antara lain Yamaha Jupiter Z, Yamaha Vega R, Yamaha Vega ZR,

Yamaha Jupiter MX yang berbentuk model bebek dan model sport Yamaha antara

lain Yamaha Scorpio, Yamaha Vixion, RX King dan Byson. Dapat disimpulkan

Yamaha sedang berusaha mencari peluang untuk dapat memenangkan persaingan

(14)

baru-baru ini yaitu Yamaha Mio J yang diklaim lebih hemat dari yang Yamaha

Mio sebelumnya, mempunyai teknologi mutakhir Fuel Injection, YM Jet-Fi dan

memiliki 10 variasi warna yang membuatnya terlihat menarik dari segi desainnya.

Dengan adanya variasi produk yang lebih banyak membuat konsumen dapat

memilih, mencari informasi, mempertimbangkan, dan memutuskan untuk

membeli produk yang sesuai dengan keinginan mereka. Cara untuk dapat menarik

minat konsumen dalam membeli suatu produk bukanlah hal yang mudah, maka

perusahaan harus dapat mengetahui bagaimana perilaku konsumen yang menjadi

sasaran dalam pemasarannya. Jadi diperlukan suatu usaha yang

berkesinambungan dan giat dengan inovasi-inovasi terencana dari setiap

perusahaan untuk dapat menarik minat beli dari konsumen dan melakukan

pembelian.

Seperti yang telah diketahui sebelum konsumen membeli suatu produk

terdapat tahap-tahap tertentu yang dapat diuraikan sebagai berikut: pengenalan

masalah kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Armstrong, 2001:222). Jadi

strategi yang digunakan perusahaan harus dapat digunakan untuk memahami

kebutuhan dan keinginan konsumen dan tidak serta-merta hanya menginginkan

konsumen membeli suatu produk saja, tetapi diharapkan konsumen merasa

terpenuhi kebutuhan dan keinginannya sehingga dapat melakukan pembelian

(15)

Berbagai diferensiasi yang telah dilakukan Yamaha terhadap produk baru

mereka merupakan pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan konsumen

untuk melakukan pembelian.

Menurut data penjualan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda

Motor Indonesia (AISI) pada tahun 2011 penjualan akan sepeda motor Honda

menempati urutan pertama dengan total 3.450.236 unit dan disusul Yamaha

dengan 3.320.010 unit, dan diikuti oleh Suzuki dengan jumlah penjualan 780.350

unit, diikuti oleh Kawasaki dengan jumlah penjualan 65.980 unit, dan penjualan

merek lain sebesar 1.207 unit. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemimpin pasar saat ini adalah sepeda motor Honda diikuti dengan ketat oleh

pesaing utamanya yaitu Yamaha dan Suzuki.

Menurut Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa penjualan sepeda motor

Honda mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, dan dari

tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Sebaliknya penjualan sepeda motor merek

Yamaha mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2007-2011

Tabel 1.1

Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006-2011

Merek 2006 2007 2008 2009 2010 2011

HONDA 2.340.160 2.140.120 2.765.110 2.950.300 3.145.185 3.450.236 YAMAHA 1.458.560 1.833.506 2.587.239 2.760.345 2.989.010 3.320.010

SUZUKI 568.041 637.031 793.758 438.130 469.085 780.350

KAWASAKI 33.686 38.134 44.690 58.150 70.450 65.980

LAINNYA 26.379 38.577 37.295 3.413 2.790 1.207

Sumber: Laporan Asosiasi Industri Sepeda Motor, 2011

Dengan meningkatnya penjualan Yamaha pada tahun 2007-2011

(16)

memuaskan keinginan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah product differentiation mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor

Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 di Universitas Prima Medan.

Dapat dilihat penjualan sepeda motor Honda dari tahun ke tahun masih tetap

memenangkan persaingan dari Yamaha dengan sangat ketat, dimana

permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana keputusan pembelian yang

dilakukan mahasiswa yang memiliki wawasan luas dan pertimbangan logis dalam

memilih suatu produk khususnya sepeda motor Yamaha.

Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Product Differentiation Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas

Prima Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apakah

product differentiation yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh product differentiation terhadap keputusan pembelian sepeda motor

Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori

dan pengetahuan yang didapat selama proses perkuliahan supaya dapat

menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen

Pemasaran khususnya tentang product differentiation yang dilaksanakan

pada suatu perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

1. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam mengembangkan

strategi diferensiasi khususnya dalam strategi product differentiation

sehingga dapat memberikan kontribusi dalam proses pengambilan

keputusan di dalam perusahaan.

2. Memberi saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan

keunggulan bersaing melalui differentiation yang mempengaruhi

keputusan pembelian masyarakat.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan pertimbangan dan referensi peneliti lain yang berminat

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Produk

Definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dimana kepuasan

konsumen tidak hanya mengacu kepada bentuk fisik produk, melainkan satu

paket kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi atau memakai produk

tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266), produk (product) sebagai

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian,

akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan

atau kebutuhan. Sifat terpenting dari produk adalah kemampuannya untuk

memenuhi dan memuaskan suatu kebutuhan, yaitu masalah memenuhi

kebutuhan.

Produk merupakan hasil nyata dari kegiatan perusahaan untuk dapat

diperkenalkan dan dijual kepada konsumen sehingga konsumen dapat menilai

dan mempertimbangkan apakah produk yang ditawarkan tersebut akan dibeli

atau tidak. Perusahaan tidak dapat memutuskan apakah produk yang

dihasilkan pasti akan dibeli oleh konsumen atau tidak, dalam hal ini

perusahaan hanya dapat berusaha meningkatkan kualitas produknya dengan

(19)

Setiap organisasi (baik profit maupun nonprofit) didirikan dengan

tujuan tertentu. Di antaranya meraih laba, mendapatkan pangsa pasar spesifik,

mempertahankan eksistensi, meraih tingkat penjualan tertentu, mencapai

tingkat pertumbuhan tertentu, memberikan pelayanan social, dan sebagainya.

Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, organisasi atau produsen

berupaya menghasilkan suatu produk (baik yang bersifat konkret maupun

abstrak) yang kemudian ditawarkan kepada pasar individual maupun

organisasional. Jenis, kuantitas, maupun kualitas produk tersebut sangat

tergantung kepada kompetensi inti dan kapasitas produktif organisasi.

Di lain pihak, konsumen memiliki beraneka ragam kebutuhan dan

keinginan yang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi produk tertentu. Tetapi,

keterbatasan daya beli dan kesediaan untuk membeli membuat tidak semua

kebutuhan dan keinginan bisa direalisasikan. Oleh sebab itu, konsumen

biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari dan membeli produk

yang dinilai paling sesuai dan memuaskan.

Transaksi akan terjadi, apabila kedua belah pihak (produsen dan

konsumen) terlibat dalam kegiatan pertukaran nilai, di mana masing-masing

pihak memberikan sesuatu yang bernilai (barang, jasa, uang, dan sebagainya).

Kunci keberhasilan terjadinya transaksi ini (dan juga transaksi ulang) terletak

pada keselarasan antara kepentingan dan tujuan kedua belah pihak (Tjiptono

2005:88). Gambar 2.1 menunjukkan skema pengertian produk dalam konteks

(20)

Sumber: (Tjiptono 2005:88)

Gambar 2.1 Pengertian Produk

2.1.2 Level Produk

Dalam merencanakan suatu produk atau penawaran, seorang pemasar

perlu memperhatikan level produk, menurut Kotler (2002:449) ada lima level

dari suatu produk, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat inti (core benefit)

Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat atas jasa yang

sebenarnya dibeli oleh pelanggan. Misalnya seorang tamu hotel

(21)

2. Produk dasar (basic product)

Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang diperoleh

dari produk yang dikonsumsi. Misalnya sebuah kamar hotel mencakup

kamar mandi, tempat tidur, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari

pakaian.

3. Produk yang diharapkan (expected product)

Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan

oleh pembeli ketika membeli suatu produk. Misalnya tamu hotel dapat

mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca,

dan ketenangan.

4. Produk yang ditingkatkan (augmented product)

Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih

daripada expected product atau yang melampaui harapan dari

pelanggan. Misalnya suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan

menyertakan pesawat televisi dengan alat pengendali jarak jauh, bunga

segar, check in yang cepat, check out segera, dan lain lain.

5. Produk potensial (potential product)

Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin

dialami sebuah produk dikemudian hari. Produk potensial menekankan

pada evolusi dimana perusahaan mencari cara-cara baru yang agresif

untuk dapat memuaskan dan membedakan tawaran pesaing. Misalnya

suatu hotel menyediakan kamar president suite dengan berbagai

(22)

2.1.3 Diferensiasi Produk (product differentiation)

2.1.3.1Pengertian Diferensiasi Produk(product differentiation)

Adapun pengertian diferensiasi produk menurut Griffin (2003:357)

sebagai berikut “Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau

citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah

beredar dengan maksud untuk menarik konsumen”.

Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mendiferensiasikan

produknya dari pesaing untuk dapat menarik perhatian dan minat

konsumen sehingga konsumen akan melihat dan mempertimbangkan

apakah produk yang telah didiferensiasikan tersebut mempunyai nilai lebih

daripada pesaingnya dalam bidang produk sejenis. Tentu saja perbedaan

yang diciptakan diharapkan dapat mempunyai nilai lebih di mata

masyarakat sebagai konsumen sehingga perusahaan yang memiliki

diferensiasi yang kuat akan mendapatkan kinerja yang baik diantara para

pesaingnya.

Kunci keunggulan bersaing adalah diferensiasi produk, dimana

perusahaan harus dapat menetapkan perbedaan-perbedaan yang berarti

pada setiap produk yang dihasilkan agar produk tersebut dapat bersaing

dengan produk pesaing lainnya.

2.1.3.2Variabel Utama Diferensiasi Produk (product differentiation) Strategi diferensiasi produk dilakukan agar perusahaan dapat

(23)

semakin ketat. Adapun variabel utama dari diferensiasi produk menurut

Kotler (2007:10) adalah sebagai berikut:

a. Bentuk (Form)

Banyak produk diferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau

struktur fisik sebuah produk.

b. Keistimewaan (Feature)

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai

keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar

produk. Upaya untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan

keistimewaan baru yang berharga merupakan salah satu dari cara yang

paling efektif untuk bersaing.

c. Mutu Kinerja (Performance Quality)

Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari keempat level

kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu

pada level di mana karakteristik dasar produk itu beroperasi dan

adanya tingkat harga yang sesuai dengan mutu.

d. Mutu Kesesuaian (Conformance quality)

Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian

(conformance quality) yang tinggi. Mutu kesesuaian adalah tingkat

dimana semua unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi

(24)

e. Daya Tahan (Durability)

Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan

dalam kondisi normal atau berat, merupakan atribut yang berharga

untuk produk-produk tertentu. Pembeli biasanya akan membayar lebih

untuk kendaraan dan peralatan yang terkenal karena tahan lama.

f. Keandalan (Realibility)

Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk produk yang lebih

dapat diandalkan. Keandalan (reliability) adalah ukuran kemungkinan

suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu

tertentu.

g. Mudah Diperbaiki (Repairability)

Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki

suatu produk yang rusak atau gagal.

h. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh

produk itu bagi pembeli.

i. Rancangan (Design)

Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan (design) akan

menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan

dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Rancangan adalah

totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi

(25)

Diferensiasi produk (product differentiation) yang dilakukan harus

mengacu kepada kebutuhan dan keinginan serta kemampuan produksi,

sehingga diferensiasi produk yang dilakukan diharapkan

menguntungkan kedua belah pihak. Yang berarti konsumen produk

tersebut harus terpenuhi kebutuhan dan keinginannya, sedangkan bagi

perusahaan dilihat dari biaya yang harus dikeluarkan dapat

menghasilkan keuntungan yang maksimal.

2.1.3.3Syarat Diferensiasi

Ada tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi menurut

Hermawan Kartajaya et al (2005:148) yaitu:

a. Sebuah diferensiasi haruslah mampu mendatangkan excellent value ke

konsumen. Produk yang diciptakan boleh berbeda, tapi tentu tidak

boleh asal beda. Perbedaan tersebut harus punya makna di mata

konsumen. Semakin perbedaan tersebut mendatangkan value yang

tinggi, semakin kokoh pula diferensiasi yang dilakukan perusahaan

tersebut.

b. Diferensiasi perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan

pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika dapat menciptakan

perbedaan dengan pesaing, dan perbedaan tersebut mencerminkan

(26)

c. Agar diferensiasi menjadi kokoh dan sustainable, maka perusahaan

harus memiliki uniqueness sehingga tidak dapat ditiru (dicopy)

pesaing.

2.1.4 Perilaku Konsumen

Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3),

perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku

dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran

dalam hidup mereka. Berdasarkan definisi tersebut ada tiga ide penting dalam

perilaku konsumen, yaitu:

a. Perilaku konsumen adalah dinamis.

b. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku

dan kejadian di sekitar.

c. Hal tersebut melibatkan pertukaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam Setiadi (2003:4)

adalah:

a. Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya

bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya

dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan

seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu

proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial

(27)

b. Faktor sosial yang terdiri atas kelompok referensi yaitu seluruh

kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, keluarga ataupun

peran dan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok. Faktor

sosial ini turut memberikan pengaruh dalam membentuk perilaku

seseorang.

c. Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep

diri.

d. Faktor psikologis yaitu faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku

konsumen yang lahir dari dalam diri manusia itu sendiri seperti

motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:222), proses pembelian yang

spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah

kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian,

dan perilaku pasca pembelian.

Gambar proses pengambilan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:

Sumber: Kotler dan Armstrong (2001:222)

(28)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah

Pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan dan perbedaan antara

kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya yang dapat

disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal hingga suatu tingkat

tertentu dapat berubah menjadi dorongan.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau

mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak. Jika dorongan konsumen

adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, maka

konsumen mungkin akan mencari informasi lebih banyak tentang suatu

produk. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam

ingatannya.

c. Penilaian alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang

banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang

beberapa alternatif yang ada dan menentukan langkah selanjutnya. Penilaian

ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh

konsumen (waktu, uang, dan informasi) maupun risiko keliru dalam penilaian.

d. Keputusan membeli

Setelah tahap-tahap awal tadi telah dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi

(29)

membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut jenis produk, bentuk

produk, merek, kualitas, dan sebagainya.

e. Perilaku pasca pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan

mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia

mungkin akan membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan

mengalami satu atau dua tindakan, sampai pada tahap meninggalkan atau

mengembalikan produk tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Rimayati (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Diferensiasi

Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Supra X125 Pada

PT Astra Motor Slawi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh diferensiasi produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen baik secara parsial maupun secara simultan pada PT Astra Motor

Slawi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian Honda

Supra X125 pada PT Astra Motor Slawi dimana thitung sebesar 4,666 > ttabel sebesar

1,989.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap

keputusan pembelian Honda Supra X125 pada Astra Motor Slawi dimana thitung

sebesar 5,147 > ttabel sebesar 1,989. Dari hasil regresi berganda diperoleh hasil

(30)

signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan F-hitung

sebesar 16,417 > F-tabel sebesar 3,98. Dari nilai koefisien determinasi terlihat

bahwa diferensiasi produk dan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian

sebesar 26,9%. Sedangkan sisanya 100% - 26,9% = 73,1% dipengaruhi oleh

variabel yang lain.

Penelitian Jahizatus (2008) yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sariayu Martha Tilaar (Studi Pada

Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang)”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian produk Sariayu Martha

Tilaar Pada Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

80 responden dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara diferensiasi produk (bentuk, kualitas, kemasan, jenis,

ukuran, warna) terhadap keputusan pembelian produk Sariayu Martha Tilaar Pada

Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,588. Hal ini

dapat diartikan bahwa semakin besar diferensiasi produk yang ditawarkan oleh

Sariayu Martha Tilaar, maka akan semakin besar pula keputusan pembelian yang

(31)

2.3 Kerangka Konseptual

Produk merupakan salah satu alat perusahaan dan kebijakan pemasaran

untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu laba yang maksimal. Untuk

mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu melakukan strategi-strategi tertentu

untuk dapat meningkatkan penjualannya dan memberi nilai lebih akan produk dari

perusahaan tersebut. Dalam hal ini strategi diferensiasi produk merupakan salah

satu strategi yang berusaha memberikan dan menjual produk yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga membedakannya dari para pesaing.

Penerapan strategi diferensiasi ini diharapkan dapat memuaskan pelanggan,

sehingga pelanggan percaya bahwa produk yang terdiferensiasi tersebut dalam hal

ini sepeda motor Yamaha mempunyai nilai lebih dibanding para pesaing yang

memproduksi produk sejenis. Seperti yang dikemukakan oleh Griffin (2003:357)

“Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang

cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk

menarik konsumen”.

Sebelum membeli suatu produk, konsumen akan terlebih dahulu

mempertimbangkan berbagai aspek tertentu, dimana faktor-faktor tertentu dari

konsumen baik secara psikologis, budaya, maupun sosial. Diharapkan dengan

pelaksanaan diferensiasi produk maka konsumen akan dapat melihat produk mana

yang paling dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, sehingga kemudian

akan sampai pada tahap dimana seorang konsumen memilih untuk mengkonsumsi

suatu produk bukan hanya berdasarkan fungsi dasar produk tersebut, tetapi

(32)

dengan bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, dan gaya tertentu yang sesuai

dengan minat konsumen, atau bisa dikatakan produk yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen.

Sehingga muncul pertanyaan apa yang menjadi dasar pemikiran konsumen

dalam membuat keputusan pembelian ketika konsumen tersebut dihadapkan pada

berbagai alternatif produk dengan kualitas, bentuk, gaya berbeda dan saling

bersaing satu sama lain. Dari uraian kerangka konseptual tersebut, maka dapat

dibuat suatu paradigma hubungan variabel, yang ditunjukkan dengan gambar

sebagai berikut:

Sumber: Kotler (2003:318), Griffin (2003:357), (diolah)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya

melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya

merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan

masalah,sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui

analisis data (Sugiyono, 2003:306).

Bentuk (X1)

Keistimewaan (X2)

Mutu Kinerja (X3)

Gaya (X4)

(33)

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis yang

diberikan peneliti adalah: Product differentiation yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan yang ada di dalam variabel yang

diteliti (Kuncoro, 2009:12).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan

yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data dan kesimpulan

data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,

rumus, dan kepastian data numerik (Ginting dan Situmorang, 2008:172).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 yang

berlokasi di Jl.Sekip Simp Sikambing Kampus Universitas Prima Medan. Waktu

penelitian akan dilakukan mulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat terfokus dan mendalam.

Agar penelitian dapat terfokus maka tidak semua masalah akan diteliti, dimana

dilakukan pembatasan – pembatasan dalam variabel yang diteliti dan bagaimana

(35)

a. Variabel Independen (X), yaitu Diferensiasi produk (Product Differentiation)

yang terdiri dari Bentuk (Form) (X1), Keistimewaan (Feature) (X2), Mutu

kinerja (Performance Quality) (X3), Gaya (Style) (X4).

b. Variabel Dependen (Y), yaitu Keputusan Pembelian.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti

merupakan suatu cara untuk mempermudah dan memberi gambaran yang jelas

dalam pengukuran variabel penelitian.

Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X) : Product Differentiation yaitu penciptaan suatu

produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk telah beredar

dengan maksud untuk menarik konsumen. Variabel product differentiation terdiri

dari :

a. Bentuk (Form) (X1), yaitu produk yang dirancang sehingga dibedakan

dari pesaing melalui bentuk, ukuran, dan struktur fisik.

b. Keistimewaan (Feature) (X2), yaitu karakterisitik yang melengkapi fungsi

dasar suatu produk dibandingkan dengan para pesaing.

c. Mutu kinerja (Performance Quality) (X3), yaitu tingkat di mana

karakteristik dasar produk tersebut beroperasi.

d. Gaya (Style) (X4), yaitu menggambarkan penampilan dan perasaan produk

(36)

2. Variabel Dependen (Y) : Keputusan Pembelian adalah kegiatan yang muncul

setelah mengetahui kebutuhan, mencari informasi, dan memilih satu dari beberapa

alternatif produk yang ada.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Ukur

Bentuk (Form)

(37)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert

sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap

variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor

(Sugiyono, 2005:86). Dalam skala Likert responden menyatakan tingkat setuju

atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan (Kuncoro, 2009:178).

Skala Likert memiliki kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2005:86)

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118).

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

(38)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Teknologi

Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011 reguler yang

menggunakan sepeda motor Yamaha yang jumlahnya tidak diketahui.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro, 2009:118). Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dengan teknik accidental sampling dimana dalam

purposive sampling, peneliti memilih sampel berdasarkan

pertimbangan/tujuan tertentu yang disesuaikan dengan maksud penelitian.

Sedangkan teknik accidental sampling merupakan teknik pengambilan

sampel dimana responden yang dipilih kebetulan ditemui oleh peneliti. Pada

penelitian ini kriteria sampel yang ditentukan peneliti adalah mahasiswa pria

dan wanita yang menggunakan sepeda motor Yamaha.

Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang

digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui

(unidentified) adalah sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

Bila α = 0,05 Z = 1,96

(Zα)2

(39)

Bila α = 0,01 Z = 1,67

P = (1-q) = estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel

q = proporsi sampel yang tidak sesuai kriteria sampel

d = penyimpangan yang ditolerir = 5%

Hasil riset awal yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang responden

diketahui bahwa 28 orang memenuhi kriteria sampel. Maka penetapan jumlah

sampel dengan tingkat signifikan 5% dan kesalahan yang ditolerir 5%

sampel dalam penelitian ini adalah 101 orang.

3.7 Jenis Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara

melakukan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan

(40)

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yakni

melalui studi dokumentasi baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan

internet yang menjadi referensi pendukung dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview), yaitu dengan melakukan wawancara langsung

dengan responden.

b. Daftar pertanyaan (questionnaire), yaitu memberikan daftar yang berisi

sejumlah pertanyaan-pertanyaan kepada responden untuk dijawab yang

kemudian jawaban tersebut diberi skor dengan menggunakan skala Likert.

c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari

data-data yang diperoleh melalui jurnal, buku, majalah, surat kabar, dan

internet untuk mendapatkan data yang berhubungan dalam penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuesioner

layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Situmorang, et al.

2010:68). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur

data itu valid (Sugiyono, 2005:1090). Pengujian validitas menggunakan

pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor

(41)

≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid atau memiliki konstruk

yang baik.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program SPSS

versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan valid

2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama

akan menghasilkan data yang sama, dan bila koefisien korelasi (r) positif dan

signifikan, maka instrument tersebut sudah dapat dinyatakan reliabel. Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program SPSS

versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha > r tabel maka pertanyaan reliabel

2. Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel

Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan terlebih dahulu

di Fakultas Ekonomi USU dengan memberikan kuesioner kepada 30 mahasiswa

yang menggunakan sepeda motor Yamaha. Uji validitas dan reliabilitas dalam

(42)

3.10Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk merumuskan,

mengelompokkan, menginterpretasikan, dan menganalisis hasil penelitian

berupa identitas responden dan deskriptif variabel sehingga diperoleh

gambaran mengenai suatu keadaan.

b. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar

didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi (Situmorang, et al. 2010:151).

Adapun beberapa kriteria asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)

di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang, et al. 2010:151).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas artinya varians variabel independen adalah

konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen

(homokedastisitas). Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap

(43)

membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengolahan data dengan

menggunakan alat bantu SPSS versi 15.0 for windows dimana formulasi yang

digunakan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 =Koefisien regresi

X1 =Bentuk (Form)

X2 = Keistimewaan (Feature)

X3 = Mutu Kinerja (Performance Quality)

X4 = Gaya (Style)

d. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel

bebas secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel terikat.

(44)

a. H0: b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%

H1 diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1, X2, X3, X4)

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat

(Y) secara serentak. Dimana kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. H0: b1, b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap

variabel terikat.

b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H1 diterima jika Fhitung >Ftabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya kontribusi variabel

(45)

determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat, dimana 0<R2<1. Hal ini berarti, model

yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel

bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika determinasi

(R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini

berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Yamaha

Yamaha Corporation yang terletak di Shizuoka Jepang didirikan pada

tanggal 1 Juli 1995 dimana terdapat beberapa produk dari Yamaha antara lain,

personal watercrafts, marine engines, recreational vehicles boats, life science,

parts and electrohybrid vehicles. Produk Yamaha yang terdiri dari beberapa jenis

tidak hanya beroperasi di Jepang, melainkan banyak cabang yang telah didirikan

di dunia selama ini antara lain, Jepang, Australia, Eropa, Asia, Amerika Utara dan

Latin.

Selama ini Yamaha selalu berusaha menawarkan produknya dengan kualitas

yang terjamin sehingga konsumen Yamaha lebih puas dan tidak beralih ke produk

sejenis dengan merk yang berbeda. Selain itu, Yamaha telah lama menerapkan

prinsip-prinsip manajemen untuk dapat meciptakan nilai yang melebihi harapan

pelanggan dengan menetapkan sebuah environment (lingkungan) perusahaan yang

dapat membantu perkembangan kepada diri sendiri. Pada sisi lain, Yamaha juga

tidak pernah lupa untuk memenuhi tanggung jawab social pada masyarakat

global.

Pada tahun 1971, Yamaha Motor Corporation yang terletak di Jepang

bekerja sama dengan pengusaha lokal Indonesia untuk mendirikan distributor

resmi serta mulai mengekspor rakitan utuh dan mesin 100cc dari Jepang dan

(47)

Yamaha Motor Corporation mendirikan PT. YIMM ( Yamaha Indonesia

Motor Manufacturing) tepatnya pada tanggal 6 Juli 1974 dimana Yamaha Motor

Company dan Mitsui Company Limited sebagai pemegang saham. Produk

Yamaha di Indonesia ada beberapa tipe antara lain : scooter, sports, dan mooped.

Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang dinaungi dan berafiliasi

dengan Yamaha Corporation antara lain :

1. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

2. PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ)

3. PT. Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia (YPMI)

4. PT. Yamaha Motor Nuansa Indonesia (YMNI)

5. PT. Yamaha Motor Electronics Indonesia (YEID)

6. PT. Toyo BesQ Precision Parts Indonesia (TBI)

7. PT. Kyowa Indonesia

8. PT. Sakura Java Indonesia

9. PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI)

Pada tanggal 25 April 1990, didirikan PT. Yamaha Motor Kencana

Indonesia (YMKI) yang berlokasi masih satu area dengan PT. Yamaha Indonesia

Motor Manufacturing dan memiliki 417 org karyawan. Tugas YMKI disini adalah

sebagai sarana promosi dan penjualan sepeda motor Yamaha. Pada tanggal 23

November 2004 berdiri PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ)

yang terletak di Karawang, Jawa Barat dan memiliki luas area 382.030 ha, luas

(48)

Adapun PT. YMMWJ ini merupakan anak perusahaan PT. YIMM yang

memproduksi khusus motor tipe bebek (mooped) dengan kapasitas produksi

300.000 unit/ tahun dan dimulai pada Januari 2006. Pasar di Indonesia telah lama

diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar yang ada di dunia. Kemungkinan

Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan sangat terbentang luas,

mengingat Yamaha yang selalu mengutamakan segi kesempurnaan produk,

kualitas, aspek pelayanan prima ke konsumen dan yang selalu dinaungan di iklan

produk sepeda motor Yamaha yaitu inovasi tiada henti.

Saat ini, Yamaha memiliki fasilitas produksi seluas lebih dari 300.000 m2,

lebih dari 6.000 teknisi dan staff yang telah terlatih, kapasitas produksi yang bisa

mencapai lebih dari 3.500 unit per hari. Inventaris suku cadang lengkap,

dukungan fasilitas penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus serta fasilitas

penunjang modern lainnya. Penghargaan yang pernah diperoleh Yamaha

Indonesia selama ini adalah sertifikat ISO 9001 pada tahun 2001, ISO 9902 dan

ISO 14001 pada tahun 2004.

Berikut ini adalah penghargaan yang telah diterima oleh Yamaha sepanjang

tahun 2009 adalah :

1. Top Brand Award 2009 (Frontier & Majalah Marketing )

a. Yamaha Jupiter Category Mooped Motorcycle

b. Yamaha Rx King Category Sport Motorcycle

c. Yamaha Mio Category Automatic Motorcycle

d. Yamaha Vega Category Mooped Motorcycle

(49)

a. Yamaha Jupiter 2 sebagai “Best Performance, Best Fuel Consumption, and

Best Handling” (Kategori Bebek 110-115 cc)

b. Yamaha Jupiter Mx 135 sebagai “Best Value” (Kategori Bebek 120-125cc)

c. Yamaha Vega R sebagai “Best Value” (Kategori Bebek 110-115cc)

d. Yamaha V-ixion sebagai “Best Handling, Best Fitur & Technology “

(Kategori Bebek 150-180cc)

e. Yamaha Scorpio sebagai “Best Handling” (Kategori Bebek 200-250cc)

f. Yamaha Mio Soul sebagai “Best Design” (Kategori Skutik 110-115cc)

g. Yamaha Mio Sporty sebagai “Best Value” (Kategori Skutik 110-115cc)

3. IMOTY Award (Majalah Motorer)

a. Yamaha Scorpio 2 (Kategori Motor Sport 191-294cc)

b. Yamaha Jupiter MX (Kategori Motor Bebek Cub 126-150cc)

c. Yamaha Mio Sporty (Kategori Skuter Matic A 0-115cc)

d. Yamaha Jupiter MX (Kategori Best of the Best Motorcycle)

4. IBBA Award Yamaha Mio as The Most Valueable Brand in Indonesia

5. IMAC Award 2009 Category: Automotive (2 wheels) The Best in Building

and Managing Corporate Image

6. SQ Award (Service Quality Award) 2009 Category: Automotive 2W After

Sales Services

7. SCTV Award 2009 Category “Iklan Paling Ngetop” Yamaha Jupiter MX

Valentino Rossi

Yamaha mampu mengukir prestasi sebagai “Triple Times Triple Crown”.

(50)

tim dan konstruktor. Produk yang Yamaha hasilkan juga mendapat pengakuan

publik lewat penghargaan yang selalu diraih oleh Yamaha. Kesuksesan Yamaha

ini adalah bukti dari kepercayaan konsumen terhadap produk Yamaha. Beberapa

penghargaan yang telah diraih selama tahun 2010 diantaranya adalah:

1. Motorplus Award:

a. Best Performance: Yamaha Jupiter Z

b. Best Technology, Best Value, Best Fuel Consumption: Yamaha Jupiter MX

CW

c. Best Low Emition: Yamaha New Mio Sporty

d. Best Value: Yamaha Xeon

e. Best Technology, Best Value, Best Performance: Yamaha New V-ixion

f. Best Low Emition, Best Value: Yamaha New Scorpio Z

g. Respected Bike of the Year: Yamaha Scorpio Z

h. Sport Best Design: Yamaha Byson

2. ICSA Award:

The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, Category Sport

Motorcycle & Automatic Motorcycle.

3. Rekor Bisnis Award:

Oli matik dengan perkembangan yang pesat, Oli Yamalube

4. IMOTY Award:

a. Best Kategori Bebek (0-115cc): Yamaha New Jupiter Z

b. Best Kategori Bebek (111-150cc): Yamaha Jupiter MX

(51)

d. Best Kategori Sport (201-250cc): Yamaha New Scorpio Z

5. Otomotif Award:

a. The Best Feature & Technology Motorsport: Yamaha V-ixion

b. The Best Performance & Handling Bebek: Yamaha New Jupiter Z

c. The Best Value Skutik: Yamaha Mio Sporty

d. The Best Value Bebek: Yamaha Vega ZR

e. The Best Value Bebek Super: Yamaha Jupiter MX

f. The Best Fuel Consumption Motorsport: Yamaha V-ixion

g. Bike of the Year: New Yamaha V-ixion

Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk

memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi

muda, Yamaha terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan

teknologi. Bagian penelitian dan pengembangan Yamaha bertanggung jawab

dalam mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk merealisasikan visi ini

menjadi kenyataan. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim

professional kami memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan

telah didesain sesuai dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas

modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.

Perakitan rangka yang handal menjadi jantung setiap sepeda motor Yamaha.

Kualitas dan performa setiap mesin ditentukan oleh ketepatan fabrikasi

bagian-bagian mesin tersebut dan pelaksanaan perakitan oleh teknisi yang

berpengalaman, dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern, disertai

(52)

teratur jalur perakitan Yamaha menghasilkan 3.000 sepeda motor per hari.

Dengan standar operasional yang tepat, ketat, dan efisien, lebih dari 280 suku

cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi.

Dalam pengembangan usaha manufaktur yang sangat kompetitif pada saat

ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan

langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya

teknologi robot yang mutakhir dan control kualitas dengan sistem computer pada

setiap hasil produksi. Sesuai dengan upaya Yamaha untuk menjamin kepuasan

konsumen secara maksimal, maka disamping memperketat sistem pengontrolan

kualitas, setiap sepeda motor yang telah selesai dirakit harus melalui tes akhir

untuk memenuhi standar mutu Internasional.

Dengan fasilitas pengujian yang canggih, seluruh fungsinya baik mekanik

maupun kelistrikan, diperiksa satu per satu. Komitmen Yamaha terhadap kualitas

dan jaminan kepuasan konsumen dibuktikan dengan keberhasilan perusahaan

dalam meraih sertifikat ISO 9001. Untuk memenuhi persyaratan ISO 9001, maka

setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan.

Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja

yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi

tetap terpelihara.

Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang terpenting

adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba di tempat tujuan tepat pada

pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat

(53)

dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha. Sejak

1974 Yamaha telah memproduksi lebih dari 10.000.000 sepeda motor. Hal ini

memberikan banyak pengalaman bagi Yamaha dalam melaksanakan proses

pengemasan dan pengiriman yang sesuai, yang sangat penting bagi konsumen.

Untuk memastikan bahwa konsumen Yamaha di seluruh pelosok Nusantara dapat

menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka

Yamaha telah menunjuk pihak-pihak yang professional dan dapat diandalkan

sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer, Yamaha menyediakan

dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku

cadang. Yamaha Indonesia menyediakan:

a. Lebih dari 800 dealer di seluruh Indonesia

b. Layanan jasa perawatan dan suku cadang yang lengkap

c. Lebih dari 140.000 jenis suku cadang

Bukti nyata dari kualitas produk Yamaha Indonesia adalah kesuksesan di

pasar Internasional dan partisipasi secara penuh dalam jaringan penjualan Yamaha

secara global. Di samping itu, pengalaman selama bertahun-tahun dalam

mengekspor sepeda motor dan suku cadang ke negara-negara di Eropa, Amerika

Latin, Afrika dan negara Asia lainnya, semakin memantapkan reputasi Yamaha di

dunia sebagai produsen sepeda motor dengan performa dan kualitas yang tinggi.

Yamaha Indonesia memiliki komitmen untuk menyumbangkan sesuatu yang

bermanfaat bagi masyarakat. Selain mendukung berbagai program sosial, Yamaha

juga menyediakan kursus / pelatihan kepada mahasiswa mengenai teknik sepeda

(54)

individu perorangan di luar perusahaan Yamaha, berupa bimbingan bagi mereka

yang berminat untuk menjalankan usaha kecil pelayanan dan perawatan sepeda

motor (bengkel). Suatu program yang sangata popular dan telah berlangsung lama

di Indonesia adalah penyelenggaraan program tahunan balap sepeda motor

Yamaha, yang membuka peluang bagi para pemenang yang berbakat untuk

mendapatkan sponsor pernuh dalam Yamaha Racing Team dan berkesempatan

untuk turut serta dalam ajang balap sepeda motor Internasional.

4.2 Logo Yamaha

Yamaha memakai lambang 3 garpu tala karena pada awalnya mereka

adalah produsen alat musik. Garpu tala berguna untuk menyetel nada pada

alat musik.

Gambar 4.1

Logo Yamaha

4.3 Jenis-jenis produk sepeda motor Yamaha di Indonesia

4.3.1Tipe Skuter Matic

a. Mio Soul

b. Mio Standard

(55)

d. Xeon

4.3.2Tipe Bebek

a. Vega R

b. Vega ZR

c. Jupiter Z

d. New Jupiter Z

4.3.3Tipe Sport

a. Scorpio Z

b. Scorpio Z CW

c. New Scorpio Z

d. Byson

e. V-ixion

f. Rx-King

Yamaha telah mengeluarkan banyak tipe sepeda motor yang semakin lama

semakin memiliki banyak varian dan pilihan produknya, hal ini merupakan upaya

yang dilakukan produsen Yamaha untuk dapat memenuhi kebutuhan

konsumennya sehingga dapat bersaing dengan produsen sepeda motor yang

terkenal lainnya seperti kompetitor utamanya yaitu sepeda motor pabrikan Honda

Gambar

Tabel 1.1 Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006-2011
Gambar 2.1 Pengertian Produk
Gambar proses pengambilan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

aspek kehidupan, baik individu, keluarga maupun masyarakat. Negara menurut Natsir harus dibangun atas dasar keadilan.. Menurut Natsir , keadilan yang dibawa oleh Islam,

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta

maintained irrigation canals could provide irrigation throughout the year. Nevertheless, only 20% respondents from lower area chose to make wells. They were farmers who did not

Abstrak: Berdasarkan observasi atau pengamatan secara langsung pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMAN 1 Kampar, peneliti jumpai terlihat banyak pemain pada tim

4 Jampel Wacana Buku pegangan Majalah Surat kabar Kaset Mampu mengungkap-kan pikiran, perasaan dan keinginan secara lisan dalam bercerita tentang pengalaman, menyampai-kan

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN SANITASI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KASEPUHAN CIPTARASA KECAMATAN CIKAKAK KABUPATEN SUKABUMI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Faktor genetis dari tanaman jagung manis varietas Bonanza, Sweet Boy dan Sagita memberikan respon yang lebih dominan dari pada faktor lingkungan, sehingga