SKRIPSI
PENGARUH PRODUCT DIFFERENTIATION TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA MAHASISWA TEKNOLOGI INFORMASI S1 UNIVERSITAS PRIMA MEDAN
OLEH
RUDI WIJAYA 080502082
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh product differentiation
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi
Informasi S1 Universitas Prima Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan
yang ada di dalam variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011
reguler yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Data
diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Metode analisis data dengan
menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Linear
Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh product differentiation terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi
Universitas Prima Medan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak product differentiation
dalam bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1
Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Pada hasil penelitian secara parsial bahwa
bentuk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas
Prima Medan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya khususnya bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam
penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh product differentiation
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi
Informasi S1 Universitas Prima Medan”. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua saya yakni, Tjong A Khong (Almarhum Ayahanda), dan Ng Jock Kim (Ibunda)
yang telah membesarkan penulis yang tidak dapat terbalas jasanya oleh peneliti.
Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada
kedua orang tua penulis yang telah dengan sabar dan kasih menjaga dan membesarkan
peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan masukan bagi perbaikan mendasar atas skripsi ini. Beliau yang telah
meluangkan waktu untuk mengkoreksi penelitian skripsi peneliti secara
6. Bapak Ami Dilham, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan masukan dan dorongan yang sangat dibutuhkan. Beliau telah
membantu peneliti untuk dapat lebih maju dan berkembang.
7. Para Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain :
Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.Sc, Dr Isfenti Sadalia ME, dra Lisa Marlina
M.Si, dra Friska Sipayung M.Si dan seluruh dosen lainnya yang penulis tidak
dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
bagi penulis selama masa perkuliahan,
8. Ibu dan Bapak Jajaran Pimpinan pada PT. Indofood. Tbk yang telah mengadakan
pelatihan BISMA dan dukungan materil berupa beasiswa KSE yang sangat
membantu proses penulisan skripsi peneliti.
9. Kedua Saudara peneliti yaitu Candra Wijaya dan Hendra Wijaya yang telah
sangat membantu baik secara moril maupun secara materil untuk peneliti
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.
10. Teman – teman dan sahabat peneliti yaitu Tommy King, Christian Hans
Nainggolan, Musa, Eka Maulana, Vivian, dan yang lain tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu dan peneliti sangat menghargai bantuan maupun dukungan
moril yang telah diberikan selama penulisan skripsi.
11. Responden penelitian peneliti yaitu Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Atas kesediaan
dan kesempatan dalam mengisi kuesioner penelitian penulis. Peran mereka sangat
Akhir kata, penulis kembali mengucapkan terima kasih secara khusus kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kehidupan dan senantiasa memberi
kesempatan bagi penulis untuk memiliki hidup yang lebih baik dan bersyukur.
Medan, Januari 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28
3.6 Populasi dan Sampel ... 28
3.7 Jenis Data ... 30
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31
3.10 Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.2 Logo Yamaha ... 45
4.3 Jenis – jenis Produk Sepeda Motor Yamaha di Indonesia ... 45
4.3.1 Tipe Skuter Matic ... 45
4.3.2 Tipe Bebek ... 46
4.3.3 Tipe Sport ... 46
4.4 Strategi Diferensiasi Produk Yamaha ... 47
4.4.1 Bentuk ... 47
4.4.2 Keistimewaan ... 48
4.4.3 Mutu Kinerja ... 49
4.4.4 Gaya ... 49
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia tahun 2005-2011 ... 5
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27
3.2 Instrumen Skala Likert ... 28
4.1 Item Total Statistics ... 51
4.2 Uji Validitas ... 53
4.3 Uji Reliabilitas ... 54
4.4 Reliability Statistics ... 55
4.5 Jenis Kelamin Responden ... 56
4.6 Responden Berdasarkan Tahun Ajaran Masuk Kuliah ... 57
4.7 Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Produk ... 58
4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Bentuk ... 59
4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keistimewaan ... 60
4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Mutu Kinerja ... 61
4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Gaya ... 62
4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 63
4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 67
4.14 Uji Glejser ... 70
4.15 Uji Multikolinearitas ... 72
4.16 Variables Entered/Removedb ... 73
4.17 Regresi Linear Berganda ... 74
4.18 Hasil Uji F ... 77
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Pengertian Produk ... 11
2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 23
4.1 Logo Yamaha ... 45
4.2 Analisis Grafik Histogram ... 65
4.3 Normal P-Plot of Regression Standarized Residual ... 66
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh product differentiation
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi
Informasi S1 Universitas Prima Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan
yang ada di dalam variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011
reguler yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Data
diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Metode analisis data dengan
menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Linear
Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh product differentiation terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi
Universitas Prima Medan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak product differentiation
dalam bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1
Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Pada hasil penelitian secara parsial bahwa
bentuk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas
Prima Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan dunia saat ini khususnya dalam perekonomian semakin maju dan
semakin cepat. Hal ini membuat setiap perusahaan baik lokal maupun global
selalu ingin tampil beda dengan perusahaan lain yang memproduksi produk
sejenis. Hal ini tidak lain karena dipicu oleh tingginya tingkat persaingan dalam
menjual produknya kepada konsumen. Perusahaan-perusahaan selalu menetapkan
strategi tersendiri di dalam menjual produknya sehingga produk mempunyai
keunggulan bersaing dan bernilai di mata konsumen.
Produk yang dihasilkan dengan kualitas baik selalu diharapkan dapat menarik
konsumen yang loyal. Dewasa ini, seseorang sangat memerlukan suatu alat
transportasi untuk dapat menunjang aktivitasnya baik itu berupa mobil, sepeda
motor, atau sepeda. Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia saat ini
sangat beragam dimana terdapat berbagai merek dengan bentuk, keistimewaan,
mutu kinerja dan gaya yang berbeda satu sama lain. Semuanya tentu memiliki
keunggulan dan kelemahan tersendiri, dan secara umum hal itu menjadi motif dari
konsumen untuk melakukan keputusan membeli suatu produk tidak terlepas dari
faktor lain seperti kebudayaan, sosial, maupun psikologis.
Adanya persaingan yang ketat di antara pasar sepeda motor Indonesia
membuat perusahaan sepeda motor di Indonesia untuk terus berusaha
mempunyai bentuk, keistimewaan, mutu kinerja dan gaya yang terkesan modern,
efisien dan efektif.
Saat ini terlihat begitu banyak merek sepeda motor dengan berbagai bentuk,
keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya yang berbeda satu sama lain, Pasar sepeda
motor di Indonesia telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun
terakhir dan dapat dikatakan ada dua produsen sepeda motor di Indonesia yang
memegang monopoli yaitu PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Yamaha Motor
Kencana Indonesia (YMKI).
Kedua produsen tersebut telah hampir menguasai 90% pasar sepeda motor di
Indonesia. Bisa dikatakan bahwa saat ini Yamaha masih berusaha mengejar posisi
Honda yang berada di puncak pasar. Saat ini Honda berada di garis depan
penjualan sepeda motor Indonesia. Perusahaan yang sudah bercokol di Indonesia
sejak 1971 ini menawarkan merek yang sulit tertandingi oleh produsen sepeda
motor lainnya. Bahkan, di sebagian daerah, nama Honda diidentikkan dengan
nama sepeda motor. Tahun 2011 lalu Honda memimpin posisi dengan pangsa
pasar 53%, dengan penjualan 4,27 juta unit. Sementara itu, Yamaha mencatat
penguasaan pasar sebesar 39% tahun 2011. Tahun 2011 lalu, Yamaha sukses
menjual 3,13 juta unit. Jumlah penjualan ini turun 5% dari tahun sebelumnya.
Hal ini terjadi karena Yamaha tidak merilis banyak model di tahun 2011.
Untuk mempersempit kesenjangan penjualannya dengan Honda, Yamaha merilis
skuter matik terbaru bernama Mio J dengan harga Rp 12,8 juta bulan Februari.
Mio terbaru ini, diklaim 30% lebih hemat dari model sebelumnya. Yamaha
remaja. Menurut salah satu pejabat Yamaha, di Indonesia saat ini terdapat satu
sepeda motor di setiap 5,8 penduduk. Dengan jumlah populasi penduduk 240 juta
jiwa, Indonesia merupakan pangsa besar sepeda motor setelah India dan China
(http://industri.kontan.co.id).
Inovasi-inovasi yang ditawarkan harus dapat merupakan perbedaan antara
produknya dengan produk pesaing. Product differentiation (diferensiasi produk)
diharapkan dapat mendatangkan excellent value ke konsumen, diferensiasi
perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan pesaing dan
mencerminkan keunggulan dari produk yang dikeluarkan, dan yang terakhir
supaya diferensiasi kokoh dan sustainable, maka perusahaan harus memiliki
uniqueness sehingga tidak dapat ditiru (dicopy) pesaing (Hermawan Kertajaya
2005:148).
Dengan menggunakan motto Yamaha “Semakin Didepan” maka dapat
dikatakan bahwa Yamaha sebagai salah satu perusahaan besar yang memproduksi
sepeda motor di Indonesia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa produk
Yamaha lebih inovatif dan maju dibandingkan dengan produk sepeda motor lain
sehingga konsumen dapat mengenal dan kemudian berkeinginan membeli serta
memakai produk Yamaha. Sampai saat ini Yamaha telah memproduksi beberapa
model, antara lain Yamaha Jupiter Z, Yamaha Vega R, Yamaha Vega ZR,
Yamaha Jupiter MX yang berbentuk model bebek dan model sport Yamaha antara
lain Yamaha Scorpio, Yamaha Vixion, RX King dan Byson. Dapat disimpulkan
Yamaha sedang berusaha mencari peluang untuk dapat memenangkan persaingan
baru-baru ini yaitu Yamaha Mio J yang diklaim lebih hemat dari yang Yamaha
Mio sebelumnya, mempunyai teknologi mutakhir Fuel Injection, YM Jet-Fi dan
memiliki 10 variasi warna yang membuatnya terlihat menarik dari segi desainnya.
Dengan adanya variasi produk yang lebih banyak membuat konsumen dapat
memilih, mencari informasi, mempertimbangkan, dan memutuskan untuk
membeli produk yang sesuai dengan keinginan mereka. Cara untuk dapat menarik
minat konsumen dalam membeli suatu produk bukanlah hal yang mudah, maka
perusahaan harus dapat mengetahui bagaimana perilaku konsumen yang menjadi
sasaran dalam pemasarannya. Jadi diperlukan suatu usaha yang
berkesinambungan dan giat dengan inovasi-inovasi terencana dari setiap
perusahaan untuk dapat menarik minat beli dari konsumen dan melakukan
pembelian.
Seperti yang telah diketahui sebelum konsumen membeli suatu produk
terdapat tahap-tahap tertentu yang dapat diuraikan sebagai berikut: pengenalan
masalah kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Armstrong, 2001:222). Jadi
strategi yang digunakan perusahaan harus dapat digunakan untuk memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen dan tidak serta-merta hanya menginginkan
konsumen membeli suatu produk saja, tetapi diharapkan konsumen merasa
terpenuhi kebutuhan dan keinginannya sehingga dapat melakukan pembelian
Berbagai diferensiasi yang telah dilakukan Yamaha terhadap produk baru
mereka merupakan pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan konsumen
untuk melakukan pembelian.
Menurut data penjualan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda
Motor Indonesia (AISI) pada tahun 2011 penjualan akan sepeda motor Honda
menempati urutan pertama dengan total 3.450.236 unit dan disusul Yamaha
dengan 3.320.010 unit, dan diikuti oleh Suzuki dengan jumlah penjualan 780.350
unit, diikuti oleh Kawasaki dengan jumlah penjualan 65.980 unit, dan penjualan
merek lain sebesar 1.207 unit. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemimpin pasar saat ini adalah sepeda motor Honda diikuti dengan ketat oleh
pesaing utamanya yaitu Yamaha dan Suzuki.
Menurut Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa penjualan sepeda motor
Honda mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, dan dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Sebaliknya penjualan sepeda motor merek
Yamaha mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2007-2011
Tabel 1.1
Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006-2011
Merek 2006 2007 2008 2009 2010 2011
HONDA 2.340.160 2.140.120 2.765.110 2.950.300 3.145.185 3.450.236 YAMAHA 1.458.560 1.833.506 2.587.239 2.760.345 2.989.010 3.320.010
SUZUKI 568.041 637.031 793.758 438.130 469.085 780.350
KAWASAKI 33.686 38.134 44.690 58.150 70.450 65.980
LAINNYA 26.379 38.577 37.295 3.413 2.790 1.207
Sumber: Laporan Asosiasi Industri Sepeda Motor, 2011
Dengan meningkatnya penjualan Yamaha pada tahun 2007-2011
memuaskan keinginan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah product differentiation mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor
Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 di Universitas Prima Medan.
Dapat dilihat penjualan sepeda motor Honda dari tahun ke tahun masih tetap
memenangkan persaingan dari Yamaha dengan sangat ketat, dimana
permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana keputusan pembelian yang
dilakukan mahasiswa yang memiliki wawasan luas dan pertimbangan logis dalam
memilih suatu produk khususnya sepeda motor Yamaha.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Product Differentiation Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas
Prima Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apakah
product differentiation yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh product differentiation terhadap keputusan pembelian sepeda motor
Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori
dan pengetahuan yang didapat selama proses perkuliahan supaya dapat
menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen
Pemasaran khususnya tentang product differentiation yang dilaksanakan
pada suatu perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
1. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam mengembangkan
strategi diferensiasi khususnya dalam strategi product differentiation
sehingga dapat memberikan kontribusi dalam proses pengambilan
keputusan di dalam perusahaan.
2. Memberi saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan
keunggulan bersaing melalui differentiation yang mempengaruhi
keputusan pembelian masyarakat.
c. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pertimbangan dan referensi peneliti lain yang berminat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Produk
Definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dimana kepuasan
konsumen tidak hanya mengacu kepada bentuk fisik produk, melainkan satu
paket kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi atau memakai produk
tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266), produk (product) sebagai
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian,
akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan. Sifat terpenting dari produk adalah kemampuannya untuk
memenuhi dan memuaskan suatu kebutuhan, yaitu masalah memenuhi
kebutuhan.
Produk merupakan hasil nyata dari kegiatan perusahaan untuk dapat
diperkenalkan dan dijual kepada konsumen sehingga konsumen dapat menilai
dan mempertimbangkan apakah produk yang ditawarkan tersebut akan dibeli
atau tidak. Perusahaan tidak dapat memutuskan apakah produk yang
dihasilkan pasti akan dibeli oleh konsumen atau tidak, dalam hal ini
perusahaan hanya dapat berusaha meningkatkan kualitas produknya dengan
Setiap organisasi (baik profit maupun nonprofit) didirikan dengan
tujuan tertentu. Di antaranya meraih laba, mendapatkan pangsa pasar spesifik,
mempertahankan eksistensi, meraih tingkat penjualan tertentu, mencapai
tingkat pertumbuhan tertentu, memberikan pelayanan social, dan sebagainya.
Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, organisasi atau produsen
berupaya menghasilkan suatu produk (baik yang bersifat konkret maupun
abstrak) yang kemudian ditawarkan kepada pasar individual maupun
organisasional. Jenis, kuantitas, maupun kualitas produk tersebut sangat
tergantung kepada kompetensi inti dan kapasitas produktif organisasi.
Di lain pihak, konsumen memiliki beraneka ragam kebutuhan dan
keinginan yang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi produk tertentu. Tetapi,
keterbatasan daya beli dan kesediaan untuk membeli membuat tidak semua
kebutuhan dan keinginan bisa direalisasikan. Oleh sebab itu, konsumen
biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari dan membeli produk
yang dinilai paling sesuai dan memuaskan.
Transaksi akan terjadi, apabila kedua belah pihak (produsen dan
konsumen) terlibat dalam kegiatan pertukaran nilai, di mana masing-masing
pihak memberikan sesuatu yang bernilai (barang, jasa, uang, dan sebagainya).
Kunci keberhasilan terjadinya transaksi ini (dan juga transaksi ulang) terletak
pada keselarasan antara kepentingan dan tujuan kedua belah pihak (Tjiptono
2005:88). Gambar 2.1 menunjukkan skema pengertian produk dalam konteks
Sumber: (Tjiptono 2005:88)
Gambar 2.1 Pengertian Produk
2.1.2 Level Produk
Dalam merencanakan suatu produk atau penawaran, seorang pemasar
perlu memperhatikan level produk, menurut Kotler (2002:449) ada lima level
dari suatu produk, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat inti (core benefit)
Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat atas jasa yang
sebenarnya dibeli oleh pelanggan. Misalnya seorang tamu hotel
2. Produk dasar (basic product)
Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang diperoleh
dari produk yang dikonsumsi. Misalnya sebuah kamar hotel mencakup
kamar mandi, tempat tidur, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari
pakaian.
3. Produk yang diharapkan (expected product)
Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan
oleh pembeli ketika membeli suatu produk. Misalnya tamu hotel dapat
mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca,
dan ketenangan.
4. Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih
daripada expected product atau yang melampaui harapan dari
pelanggan. Misalnya suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan
menyertakan pesawat televisi dengan alat pengendali jarak jauh, bunga
segar, check in yang cepat, check out segera, dan lain lain.
5. Produk potensial (potential product)
Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin
dialami sebuah produk dikemudian hari. Produk potensial menekankan
pada evolusi dimana perusahaan mencari cara-cara baru yang agresif
untuk dapat memuaskan dan membedakan tawaran pesaing. Misalnya
suatu hotel menyediakan kamar president suite dengan berbagai
2.1.3 Diferensiasi Produk (product differentiation)
2.1.3.1Pengertian Diferensiasi Produk(product differentiation)
Adapun pengertian diferensiasi produk menurut Griffin (2003:357)
sebagai berikut “Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau
citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah
beredar dengan maksud untuk menarik konsumen”.
Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mendiferensiasikan
produknya dari pesaing untuk dapat menarik perhatian dan minat
konsumen sehingga konsumen akan melihat dan mempertimbangkan
apakah produk yang telah didiferensiasikan tersebut mempunyai nilai lebih
daripada pesaingnya dalam bidang produk sejenis. Tentu saja perbedaan
yang diciptakan diharapkan dapat mempunyai nilai lebih di mata
masyarakat sebagai konsumen sehingga perusahaan yang memiliki
diferensiasi yang kuat akan mendapatkan kinerja yang baik diantara para
pesaingnya.
Kunci keunggulan bersaing adalah diferensiasi produk, dimana
perusahaan harus dapat menetapkan perbedaan-perbedaan yang berarti
pada setiap produk yang dihasilkan agar produk tersebut dapat bersaing
dengan produk pesaing lainnya.
2.1.3.2Variabel Utama Diferensiasi Produk (product differentiation) Strategi diferensiasi produk dilakukan agar perusahaan dapat
semakin ketat. Adapun variabel utama dari diferensiasi produk menurut
Kotler (2007:10) adalah sebagai berikut:
a. Bentuk (Form)
Banyak produk diferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
struktur fisik sebuah produk.
b. Keistimewaan (Feature)
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai
keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar
produk. Upaya untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan
keistimewaan baru yang berharga merupakan salah satu dari cara yang
paling efektif untuk bersaing.
c. Mutu Kinerja (Performance Quality)
Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari keempat level
kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu
pada level di mana karakteristik dasar produk itu beroperasi dan
adanya tingkat harga yang sesuai dengan mutu.
d. Mutu Kesesuaian (Conformance quality)
Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian
(conformance quality) yang tinggi. Mutu kesesuaian adalah tingkat
dimana semua unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi
e. Daya Tahan (Durability)
Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan
dalam kondisi normal atau berat, merupakan atribut yang berharga
untuk produk-produk tertentu. Pembeli biasanya akan membayar lebih
untuk kendaraan dan peralatan yang terkenal karena tahan lama.
f. Keandalan (Realibility)
Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk produk yang lebih
dapat diandalkan. Keandalan (reliability) adalah ukuran kemungkinan
suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu
tertentu.
g. Mudah Diperbaiki (Repairability)
Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki
suatu produk yang rusak atau gagal.
h. Gaya (Style)
Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh
produk itu bagi pembeli.
i. Rancangan (Design)
Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan (design) akan
menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan
dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Rancangan adalah
totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi
Diferensiasi produk (product differentiation) yang dilakukan harus
mengacu kepada kebutuhan dan keinginan serta kemampuan produksi,
sehingga diferensiasi produk yang dilakukan diharapkan
menguntungkan kedua belah pihak. Yang berarti konsumen produk
tersebut harus terpenuhi kebutuhan dan keinginannya, sedangkan bagi
perusahaan dilihat dari biaya yang harus dikeluarkan dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2.1.3.3Syarat Diferensiasi
Ada tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi menurut
Hermawan Kartajaya et al (2005:148) yaitu:
a. Sebuah diferensiasi haruslah mampu mendatangkan excellent value ke
konsumen. Produk yang diciptakan boleh berbeda, tapi tentu tidak
boleh asal beda. Perbedaan tersebut harus punya makna di mata
konsumen. Semakin perbedaan tersebut mendatangkan value yang
tinggi, semakin kokoh pula diferensiasi yang dilakukan perusahaan
tersebut.
b. Diferensiasi perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan
pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika dapat menciptakan
perbedaan dengan pesaing, dan perbedaan tersebut mencerminkan
c. Agar diferensiasi menjadi kokoh dan sustainable, maka perusahaan
harus memiliki uniqueness sehingga tidak dapat ditiru (dicopy)
pesaing.
2.1.4 Perilaku Konsumen
Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3),
perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku
dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran
dalam hidup mereka. Berdasarkan definisi tersebut ada tiga ide penting dalam
perilaku konsumen, yaitu:
a. Perilaku konsumen adalah dinamis.
b. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku
dan kejadian di sekitar.
c. Hal tersebut melibatkan pertukaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam Setiadi (2003:4)
adalah:
a. Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu paling dasar dari
keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya
bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya
dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan
seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu
proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial
b. Faktor sosial yang terdiri atas kelompok referensi yaitu seluruh
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, keluarga ataupun
peran dan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok. Faktor
sosial ini turut memberikan pengaruh dalam membentuk perilaku
seseorang.
c. Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri.
d. Faktor psikologis yaitu faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku
konsumen yang lahir dari dalam diri manusia itu sendiri seperti
motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.
2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:222), proses pembelian yang
spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah
kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian,
dan perilaku pasca pembelian.
Gambar proses pengambilan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:
Sumber: Kotler dan Armstrong (2001:222)
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengenalan masalah
Pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan dan perbedaan antara
kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya yang dapat
disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal hingga suatu tingkat
tertentu dapat berubah menjadi dorongan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau
mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak. Jika dorongan konsumen
adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, maka
konsumen mungkin akan mencari informasi lebih banyak tentang suatu
produk. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam
ingatannya.
c. Penilaian alternatif
Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang
banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang
beberapa alternatif yang ada dan menentukan langkah selanjutnya. Penilaian
ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh
konsumen (waktu, uang, dan informasi) maupun risiko keliru dalam penilaian.
d. Keputusan membeli
Setelah tahap-tahap awal tadi telah dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi
membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut jenis produk, bentuk
produk, merek, kualitas, dan sebagainya.
e. Perilaku pasca pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia
mungkin akan membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan
mengalami satu atau dua tindakan, sampai pada tahap meninggalkan atau
mengembalikan produk tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian Rimayati (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Diferensiasi
Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Supra X125 Pada
PT Astra Motor Slawi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh diferensiasi produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian
konsumen baik secara parsial maupun secara simultan pada PT Astra Motor
Slawi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian Honda
Supra X125 pada PT Astra Motor Slawi dimana thitung sebesar 4,666 > ttabel sebesar
1,989.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap
keputusan pembelian Honda Supra X125 pada Astra Motor Slawi dimana thitung
sebesar 5,147 > ttabel sebesar 1,989. Dari hasil regresi berganda diperoleh hasil
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan F-hitung
sebesar 16,417 > F-tabel sebesar 3,98. Dari nilai koefisien determinasi terlihat
bahwa diferensiasi produk dan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian
sebesar 26,9%. Sedangkan sisanya 100% - 26,9% = 73,1% dipengaruhi oleh
variabel yang lain.
Penelitian Jahizatus (2008) yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sariayu Martha Tilaar (Studi Pada
Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang)”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian produk Sariayu Martha
Tilaar Pada Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
80 responden dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara diferensiasi produk (bentuk, kualitas, kemasan, jenis,
ukuran, warna) terhadap keputusan pembelian produk Sariayu Martha Tilaar Pada
Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,588. Hal ini
dapat diartikan bahwa semakin besar diferensiasi produk yang ditawarkan oleh
Sariayu Martha Tilaar, maka akan semakin besar pula keputusan pembelian yang
2.3 Kerangka Konseptual
Produk merupakan salah satu alat perusahaan dan kebijakan pemasaran
untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu laba yang maksimal. Untuk
mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu melakukan strategi-strategi tertentu
untuk dapat meningkatkan penjualannya dan memberi nilai lebih akan produk dari
perusahaan tersebut. Dalam hal ini strategi diferensiasi produk merupakan salah
satu strategi yang berusaha memberikan dan menjual produk yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga membedakannya dari para pesaing.
Penerapan strategi diferensiasi ini diharapkan dapat memuaskan pelanggan,
sehingga pelanggan percaya bahwa produk yang terdiferensiasi tersebut dalam hal
ini sepeda motor Yamaha mempunyai nilai lebih dibanding para pesaing yang
memproduksi produk sejenis. Seperti yang dikemukakan oleh Griffin (2003:357)
“Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang
cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk
menarik konsumen”.
Sebelum membeli suatu produk, konsumen akan terlebih dahulu
mempertimbangkan berbagai aspek tertentu, dimana faktor-faktor tertentu dari
konsumen baik secara psikologis, budaya, maupun sosial. Diharapkan dengan
pelaksanaan diferensiasi produk maka konsumen akan dapat melihat produk mana
yang paling dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, sehingga kemudian
akan sampai pada tahap dimana seorang konsumen memilih untuk mengkonsumsi
suatu produk bukan hanya berdasarkan fungsi dasar produk tersebut, tetapi
dengan bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, dan gaya tertentu yang sesuai
dengan minat konsumen, atau bisa dikatakan produk yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen.
Sehingga muncul pertanyaan apa yang menjadi dasar pemikiran konsumen
dalam membuat keputusan pembelian ketika konsumen tersebut dihadapkan pada
berbagai alternatif produk dengan kualitas, bentuk, gaya berbeda dan saling
bersaing satu sama lain. Dari uraian kerangka konseptual tersebut, maka dapat
dibuat suatu paradigma hubungan variabel, yang ditunjukkan dengan gambar
sebagai berikut:
Sumber: Kotler (2003:318), Griffin (2003:357), (diolah)
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya
melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya
merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan
masalah,sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui
analisis data (Sugiyono, 2003:306).
Bentuk (X1)
Keistimewaan (X2)
Mutu Kinerja (X3)
Gaya (X4)
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis yang
diberikan peneliti adalah: Product differentiation yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan yang ada di dalam variabel yang
diteliti (Kuncoro, 2009:12).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan
yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data dan kesimpulan
data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus, dan kepastian data numerik (Ginting dan Situmorang, 2008:172).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 yang
berlokasi di Jl.Sekip Simp Sikambing Kampus Universitas Prima Medan. Waktu
penelitian akan dilakukan mulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat terfokus dan mendalam.
Agar penelitian dapat terfokus maka tidak semua masalah akan diteliti, dimana
dilakukan pembatasan – pembatasan dalam variabel yang diteliti dan bagaimana
a. Variabel Independen (X), yaitu Diferensiasi produk (Product Differentiation)
yang terdiri dari Bentuk (Form) (X1), Keistimewaan (Feature) (X2), Mutu
kinerja (Performance Quality) (X3), Gaya (Style) (X4).
b. Variabel Dependen (Y), yaitu Keputusan Pembelian.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti
merupakan suatu cara untuk mempermudah dan memberi gambaran yang jelas
dalam pengukuran variabel penelitian.
Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Variabel Independen (X) : Product Differentiation yaitu penciptaan suatu
produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk telah beredar
dengan maksud untuk menarik konsumen. Variabel product differentiation terdiri
dari :
a. Bentuk (Form) (X1), yaitu produk yang dirancang sehingga dibedakan
dari pesaing melalui bentuk, ukuran, dan struktur fisik.
b. Keistimewaan (Feature) (X2), yaitu karakterisitik yang melengkapi fungsi
dasar suatu produk dibandingkan dengan para pesaing.
c. Mutu kinerja (Performance Quality) (X3), yaitu tingkat di mana
karakteristik dasar produk tersebut beroperasi.
d. Gaya (Style) (X4), yaitu menggambarkan penampilan dan perasaan produk
2. Variabel Dependen (Y) : Keputusan Pembelian adalah kegiatan yang muncul
setelah mengetahui kebutuhan, mencari informasi, dan memilih satu dari beberapa
alternatif produk yang ada.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala Ukur
Bentuk (Form)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert
sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor
(Sugiyono, 2005:86). Dalam skala Likert responden menyatakan tingkat setuju
atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan (Kuncoro, 2009:178).
Skala Likert memiliki kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Sumber: Sugiyono (2005:86)
3.6 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118).
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Teknologi
Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011 reguler yang
menggunakan sepeda motor Yamaha yang jumlahnya tidak diketahui.
b. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2009:118). Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dengan teknik accidental sampling dimana dalam
purposive sampling, peneliti memilih sampel berdasarkan
pertimbangan/tujuan tertentu yang disesuaikan dengan maksud penelitian.
Sedangkan teknik accidental sampling merupakan teknik pengambilan
sampel dimana responden yang dipilih kebetulan ditemui oleh peneliti. Pada
penelitian ini kriteria sampel yang ditentukan peneliti adalah mahasiswa pria
dan wanita yang menggunakan sepeda motor Yamaha.
Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang
digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui
(unidentified) adalah sebagai berikut:
n =
Keterangan:
n = jumlah sampel
Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α
Bila α = 0,05 Z = 1,96
(Zα)2
Bila α = 0,01 Z = 1,67
P = (1-q) = estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel
q = proporsi sampel yang tidak sesuai kriteria sampel
d = penyimpangan yang ditolerir = 5%
Hasil riset awal yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang responden
diketahui bahwa 28 orang memenuhi kriteria sampel. Maka penetapan jumlah
sampel dengan tingkat signifikan 5% dan kesalahan yang ditolerir 5%
sampel dalam penelitian ini adalah 101 orang.
3.7 Jenis Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara
melakukan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yakni
melalui studi dokumentasi baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan
internet yang menjadi referensi pendukung dalam penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara (interview), yaitu dengan melakukan wawancara langsung
dengan responden.
b. Daftar pertanyaan (questionnaire), yaitu memberikan daftar yang berisi
sejumlah pertanyaan-pertanyaan kepada responden untuk dijawab yang
kemudian jawaban tersebut diberi skor dengan menggunakan skala Likert.
c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari
data-data yang diperoleh melalui jurnal, buku, majalah, surat kabar, dan
internet untuk mendapatkan data yang berhubungan dalam penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuesioner
layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Situmorang, et al.
2010:68). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur
data itu valid (Sugiyono, 2005:1090). Pengujian validitas menggunakan
pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor
≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid atau memiliki konstruk
yang baik.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program SPSS
versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan valid
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama, dan bila koefisien korelasi (r) positif dan
signifikan, maka instrument tersebut sudah dapat dinyatakan reliabel. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program SPSS
versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika r alpha > r tabel maka pertanyaan reliabel
2. Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel
Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan terlebih dahulu
di Fakultas Ekonomi USU dengan memberikan kuesioner kepada 30 mahasiswa
yang menggunakan sepeda motor Yamaha. Uji validitas dan reliabilitas dalam
3.10Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk merumuskan,
mengelompokkan, menginterpretasikan, dan menganalisis hasil penelitian
berupa identitas responden dan deskriptif variabel sehingga diperoleh
gambaran mengenai suatu keadaan.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar
didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi (Situmorang, et al. 2010:151).
Adapun beberapa kriteria asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)
di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(Situmorang, et al. 2010:151).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas artinya varians variabel independen adalah
konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen
(homokedastisitas). Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengolahan data dengan
menggunakan alat bantu SPSS versi 15.0 for windows dimana formulasi yang
digunakan sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 =Koefisien regresi
X1 =Bentuk (Form)
X2 = Keistimewaan (Feature)
X3 = Mutu Kinerja (Performance Quality)
X4 = Gaya (Style)
d. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel
bebas secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel terikat.
a. H0: b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%
H1 diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1, X2, X3, X4)
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat
(Y) secara serentak. Dimana kriteria pengujiannya sebagai berikut:
a. H0: b1, b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H1 diterima jika Fhitung >Ftabel pada α = 5%
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya kontribusi variabel
determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat, dimana 0<R2<1. Hal ini berarti, model
yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel
bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika determinasi
(R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini
berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Yamaha
Yamaha Corporation yang terletak di Shizuoka Jepang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1995 dimana terdapat beberapa produk dari Yamaha antara lain,
personal watercrafts, marine engines, recreational vehicles boats, life science,
parts and electrohybrid vehicles. Produk Yamaha yang terdiri dari beberapa jenis
tidak hanya beroperasi di Jepang, melainkan banyak cabang yang telah didirikan
di dunia selama ini antara lain, Jepang, Australia, Eropa, Asia, Amerika Utara dan
Latin.
Selama ini Yamaha selalu berusaha menawarkan produknya dengan kualitas
yang terjamin sehingga konsumen Yamaha lebih puas dan tidak beralih ke produk
sejenis dengan merk yang berbeda. Selain itu, Yamaha telah lama menerapkan
prinsip-prinsip manajemen untuk dapat meciptakan nilai yang melebihi harapan
pelanggan dengan menetapkan sebuah environment (lingkungan) perusahaan yang
dapat membantu perkembangan kepada diri sendiri. Pada sisi lain, Yamaha juga
tidak pernah lupa untuk memenuhi tanggung jawab social pada masyarakat
global.
Pada tahun 1971, Yamaha Motor Corporation yang terletak di Jepang
bekerja sama dengan pengusaha lokal Indonesia untuk mendirikan distributor
resmi serta mulai mengekspor rakitan utuh dan mesin 100cc dari Jepang dan
Yamaha Motor Corporation mendirikan PT. YIMM ( Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing) tepatnya pada tanggal 6 Juli 1974 dimana Yamaha Motor
Company dan Mitsui Company Limited sebagai pemegang saham. Produk
Yamaha di Indonesia ada beberapa tipe antara lain : scooter, sports, dan mooped.
Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang dinaungi dan berafiliasi
dengan Yamaha Corporation antara lain :
1. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)
2. PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ)
3. PT. Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia (YPMI)
4. PT. Yamaha Motor Nuansa Indonesia (YMNI)
5. PT. Yamaha Motor Electronics Indonesia (YEID)
6. PT. Toyo BesQ Precision Parts Indonesia (TBI)
7. PT. Kyowa Indonesia
8. PT. Sakura Java Indonesia
9. PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI)
Pada tanggal 25 April 1990, didirikan PT. Yamaha Motor Kencana
Indonesia (YMKI) yang berlokasi masih satu area dengan PT. Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing dan memiliki 417 org karyawan. Tugas YMKI disini adalah
sebagai sarana promosi dan penjualan sepeda motor Yamaha. Pada tanggal 23
November 2004 berdiri PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ)
yang terletak di Karawang, Jawa Barat dan memiliki luas area 382.030 ha, luas
Adapun PT. YMMWJ ini merupakan anak perusahaan PT. YIMM yang
memproduksi khusus motor tipe bebek (mooped) dengan kapasitas produksi
300.000 unit/ tahun dan dimulai pada Januari 2006. Pasar di Indonesia telah lama
diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar yang ada di dunia. Kemungkinan
Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan sangat terbentang luas,
mengingat Yamaha yang selalu mengutamakan segi kesempurnaan produk,
kualitas, aspek pelayanan prima ke konsumen dan yang selalu dinaungan di iklan
produk sepeda motor Yamaha yaitu inovasi tiada henti.
Saat ini, Yamaha memiliki fasilitas produksi seluas lebih dari 300.000 m2,
lebih dari 6.000 teknisi dan staff yang telah terlatih, kapasitas produksi yang bisa
mencapai lebih dari 3.500 unit per hari. Inventaris suku cadang lengkap,
dukungan fasilitas penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus serta fasilitas
penunjang modern lainnya. Penghargaan yang pernah diperoleh Yamaha
Indonesia selama ini adalah sertifikat ISO 9001 pada tahun 2001, ISO 9902 dan
ISO 14001 pada tahun 2004.
Berikut ini adalah penghargaan yang telah diterima oleh Yamaha sepanjang
tahun 2009 adalah :
1. Top Brand Award 2009 (Frontier & Majalah Marketing )
a. Yamaha Jupiter Category Mooped Motorcycle
b. Yamaha Rx King Category Sport Motorcycle
c. Yamaha Mio Category Automatic Motorcycle
d. Yamaha Vega Category Mooped Motorcycle
a. Yamaha Jupiter 2 sebagai “Best Performance, Best Fuel Consumption, and
Best Handling” (Kategori Bebek 110-115 cc)
b. Yamaha Jupiter Mx 135 sebagai “Best Value” (Kategori Bebek 120-125cc)
c. Yamaha Vega R sebagai “Best Value” (Kategori Bebek 110-115cc)
d. Yamaha V-ixion sebagai “Best Handling, Best Fitur & Technology “
(Kategori Bebek 150-180cc)
e. Yamaha Scorpio sebagai “Best Handling” (Kategori Bebek 200-250cc)
f. Yamaha Mio Soul sebagai “Best Design” (Kategori Skutik 110-115cc)
g. Yamaha Mio Sporty sebagai “Best Value” (Kategori Skutik 110-115cc)
3. IMOTY Award (Majalah Motorer)
a. Yamaha Scorpio 2 (Kategori Motor Sport 191-294cc)
b. Yamaha Jupiter MX (Kategori Motor Bebek Cub 126-150cc)
c. Yamaha Mio Sporty (Kategori Skuter Matic A 0-115cc)
d. Yamaha Jupiter MX (Kategori Best of the Best Motorcycle)
4. IBBA Award Yamaha Mio as The Most Valueable Brand in Indonesia
5. IMAC Award 2009 Category: Automotive (2 wheels) The Best in Building
and Managing Corporate Image
6. SQ Award (Service Quality Award) 2009 Category: Automotive 2W After
Sales Services
7. SCTV Award 2009 Category “Iklan Paling Ngetop” Yamaha Jupiter MX
Valentino Rossi
Yamaha mampu mengukir prestasi sebagai “Triple Times Triple Crown”.
tim dan konstruktor. Produk yang Yamaha hasilkan juga mendapat pengakuan
publik lewat penghargaan yang selalu diraih oleh Yamaha. Kesuksesan Yamaha
ini adalah bukti dari kepercayaan konsumen terhadap produk Yamaha. Beberapa
penghargaan yang telah diraih selama tahun 2010 diantaranya adalah:
1. Motorplus Award:
a. Best Performance: Yamaha Jupiter Z
b. Best Technology, Best Value, Best Fuel Consumption: Yamaha Jupiter MX
CW
c. Best Low Emition: Yamaha New Mio Sporty
d. Best Value: Yamaha Xeon
e. Best Technology, Best Value, Best Performance: Yamaha New V-ixion
f. Best Low Emition, Best Value: Yamaha New Scorpio Z
g. Respected Bike of the Year: Yamaha Scorpio Z
h. Sport Best Design: Yamaha Byson
2. ICSA Award:
The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, Category Sport
Motorcycle & Automatic Motorcycle.
3. Rekor Bisnis Award:
Oli matik dengan perkembangan yang pesat, Oli Yamalube
4. IMOTY Award:
a. Best Kategori Bebek (0-115cc): Yamaha New Jupiter Z
b. Best Kategori Bebek (111-150cc): Yamaha Jupiter MX
d. Best Kategori Sport (201-250cc): Yamaha New Scorpio Z
5. Otomotif Award:
a. The Best Feature & Technology Motorsport: Yamaha V-ixion
b. The Best Performance & Handling Bebek: Yamaha New Jupiter Z
c. The Best Value Skutik: Yamaha Mio Sporty
d. The Best Value Bebek: Yamaha Vega ZR
e. The Best Value Bebek Super: Yamaha Jupiter MX
f. The Best Fuel Consumption Motorsport: Yamaha V-ixion
g. Bike of the Year: New Yamaha V-ixion
Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk
memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi
muda, Yamaha terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan
teknologi. Bagian penelitian dan pengembangan Yamaha bertanggung jawab
dalam mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk merealisasikan visi ini
menjadi kenyataan. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim
professional kami memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan
telah didesain sesuai dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas
modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.
Perakitan rangka yang handal menjadi jantung setiap sepeda motor Yamaha.
Kualitas dan performa setiap mesin ditentukan oleh ketepatan fabrikasi
bagian-bagian mesin tersebut dan pelaksanaan perakitan oleh teknisi yang
berpengalaman, dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern, disertai
teratur jalur perakitan Yamaha menghasilkan 3.000 sepeda motor per hari.
Dengan standar operasional yang tepat, ketat, dan efisien, lebih dari 280 suku
cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi.
Dalam pengembangan usaha manufaktur yang sangat kompetitif pada saat
ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan
langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya
teknologi robot yang mutakhir dan control kualitas dengan sistem computer pada
setiap hasil produksi. Sesuai dengan upaya Yamaha untuk menjamin kepuasan
konsumen secara maksimal, maka disamping memperketat sistem pengontrolan
kualitas, setiap sepeda motor yang telah selesai dirakit harus melalui tes akhir
untuk memenuhi standar mutu Internasional.
Dengan fasilitas pengujian yang canggih, seluruh fungsinya baik mekanik
maupun kelistrikan, diperiksa satu per satu. Komitmen Yamaha terhadap kualitas
dan jaminan kepuasan konsumen dibuktikan dengan keberhasilan perusahaan
dalam meraih sertifikat ISO 9001. Untuk memenuhi persyaratan ISO 9001, maka
setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan.
Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja
yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi
tetap terpelihara.
Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang terpenting
adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba di tempat tujuan tepat pada
pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat
dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha. Sejak
1974 Yamaha telah memproduksi lebih dari 10.000.000 sepeda motor. Hal ini
memberikan banyak pengalaman bagi Yamaha dalam melaksanakan proses
pengemasan dan pengiriman yang sesuai, yang sangat penting bagi konsumen.
Untuk memastikan bahwa konsumen Yamaha di seluruh pelosok Nusantara dapat
menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka
Yamaha telah menunjuk pihak-pihak yang professional dan dapat diandalkan
sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer, Yamaha menyediakan
dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku
cadang. Yamaha Indonesia menyediakan:
a. Lebih dari 800 dealer di seluruh Indonesia
b. Layanan jasa perawatan dan suku cadang yang lengkap
c. Lebih dari 140.000 jenis suku cadang
Bukti nyata dari kualitas produk Yamaha Indonesia adalah kesuksesan di
pasar Internasional dan partisipasi secara penuh dalam jaringan penjualan Yamaha
secara global. Di samping itu, pengalaman selama bertahun-tahun dalam
mengekspor sepeda motor dan suku cadang ke negara-negara di Eropa, Amerika
Latin, Afrika dan negara Asia lainnya, semakin memantapkan reputasi Yamaha di
dunia sebagai produsen sepeda motor dengan performa dan kualitas yang tinggi.
Yamaha Indonesia memiliki komitmen untuk menyumbangkan sesuatu yang
bermanfaat bagi masyarakat. Selain mendukung berbagai program sosial, Yamaha
juga menyediakan kursus / pelatihan kepada mahasiswa mengenai teknik sepeda
individu perorangan di luar perusahaan Yamaha, berupa bimbingan bagi mereka
yang berminat untuk menjalankan usaha kecil pelayanan dan perawatan sepeda
motor (bengkel). Suatu program yang sangata popular dan telah berlangsung lama
di Indonesia adalah penyelenggaraan program tahunan balap sepeda motor
Yamaha, yang membuka peluang bagi para pemenang yang berbakat untuk
mendapatkan sponsor pernuh dalam Yamaha Racing Team dan berkesempatan
untuk turut serta dalam ajang balap sepeda motor Internasional.
4.2 Logo Yamaha
Yamaha memakai lambang 3 garpu tala karena pada awalnya mereka
adalah produsen alat musik. Garpu tala berguna untuk menyetel nada pada
alat musik.
Gambar 4.1
Logo Yamaha
4.3 Jenis-jenis produk sepeda motor Yamaha di Indonesia
4.3.1Tipe Skuter Matic
a. Mio Soul
b. Mio Standard
d. Xeon
4.3.2Tipe Bebek
a. Vega R
b. Vega ZR
c. Jupiter Z
d. New Jupiter Z
4.3.3Tipe Sport
a. Scorpio Z
b. Scorpio Z CW
c. New Scorpio Z
d. Byson
e. V-ixion
f. Rx-King
Yamaha telah mengeluarkan banyak tipe sepeda motor yang semakin lama
semakin memiliki banyak varian dan pilihan produknya, hal ini merupakan upaya
yang dilakukan produsen Yamaha untuk dapat memenuhi kebutuhan
konsumennya sehingga dapat bersaing dengan produsen sepeda motor yang
terkenal lainnya seperti kompetitor utamanya yaitu sepeda motor pabrikan Honda