• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Definisi Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

A. Bursa Utama

(2)

B. Over the Counter Market (OTC)

OTC memiliki peran yang sangat penting dalam transaksi surat-surat berharga sebab sebagian besar transaksi terjadi di sini, baik transaksi besar, dalam arti nilai transaksi, maupun mengenai frekuensi transaksinya. Transaksi yang terjadi tidak menempati tempat tertentu. Pike (dalam Widoatmodjo, 2009 : 15) mengungkapkan “apabila suatu saham tidak tercatat di bursa manapun (yang dimaksud bursa utama), ini berarti tidak ada counter tertentu, di mana penjual dan pembeli secara bersama-sama dapat melakukan jual-beli. Untuk dapat melakukan transaksi, dapat menggunaka OTC, yaitu dengan cara melakukan hubungan telepon guna menginformasikan posisinya, jual atau beli.”

2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal

Pasar modal memberikan banyak manfaat, diantaranya:

• Bagi dunia usaha sebagai sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang)

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

• Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya

diversifikasi.

• Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara. • Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan

masyarakat menengah.

(3)

• Alternativ investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang

bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. • Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol

sosial.

• Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan

manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.

2.1.1.3 Struktur Pasar Modal Indonesia dan Pelaku Pasar Modal A. Struktur Pasar Modal Indonesia

(4)

Badan Usaha

Struktur Pasar Modal Indonesia dapat terlihat pada gambar di bawah ini :

Menteri Keuangan

Bapepam

Pasar Perdana Pasar Sekunder

Gambar 2.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

B. Pelaku Pasar Modal

Pelaku pasar modal adalah seluruh unsur, individu atau organisasi, yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal sehingga pasar modal dapat melakukan kegiatannya. Menurut bidang tugasnya, pelaku pasar modal dikelompokkan menjadi:

(5)

a. Pengawas

Tugas pengawasan dilakukan secara resmi oleh Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan). Bapepam-LK adalah lembaga pemerintah di bawah Departemen Keuangan yang bertugas membuat peraturan-peraturan sebagai pedoman bagi seluruh pelaku pasar modal.

b. Penyelenggara Bursa

Yang mempunyai tugas menyelenggarakan bursa (perdagangan surat berharga) adalah bursa efek. Di Indonesia, sekarang ini hanya ada satu bursa, yaitu Bursa Efek Indonesia. Tugas utama bursa adalah menyediakan fasilitas perdagangan agar proses transaksi dapat berjalan dengan efisien.

c. Pelaku Utama

Di pasar modal, pelaku inti tidak dapat melakukan transaksi secara langsung, mereka harus dibantu oleh tenaga profesional yang dinyatakan telah lulus ujian profesi dan dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat.

Secara lengkap, para pelaku utama terdiri atas: 1. Emiten

Emiten adalah perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan efek (saham, obligasi, right issue, dan waran).

2. Investor

(6)

3. Penjamin Emisi (Underwriter)

Penjamin emisi adalah perusahaan swasta atau BUMN yang menjadi penaggung jawab atas terjualnya efek emiten kepada investor.

4. Pialang

Pialang atau broker adalah perusahaan swasta atau BUMN yang aktivitas utamanya adalah melakukan penjualan atau pembelian efek di pasar sekunder (setelah efek dicatatkan di bursa). Peranannya juga diperlukan pada pasar perdana, yaitu membantu penjamin emisi dalam memasarkan efek; sebagai agen penjual.

5. Manajer Investasi

Manajer investasi (MI) adalah perusahaan yang kegiatannya menyelenggarakan pengelolaan portofolio efek. Perusahaan inilah yang menerbitkan sertifikat reksa dana.

6. Penasihat Investasi

Penasihat investasi (PI) adalah perusahaan atau perorangan yang kegiatan usahanya memberi nasihat, membuat analisis, dan membuat laporan mengenai efek kepada pihak lain.

d. Lembaga dan Profesional Penunjang Pasar Modal

(7)

1. Biro Administrasi Efek (BAE)

Biro Administrasi Efek (BAE) adalah perusahaan yang berdasarkan kontrak tertentu dengan emiten, menyediakan jasa-jasa berupa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, dan emisi sertifikat atau laporan tahunan untuk emiten.

2. Tempat Penitipan Harta

Tempat Penitipan Harta (TPH) atau custodian adalah perusahaan yang memberikan jasa menyelenggarakan penyimpangan harta yang dititipkan oleh pihak lain.

3. Wali Amanat

Wali amanat (trust agent) adalah perusahaan yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh investor obligasi atau sekuritas kredit.

4. Penanggung

Penanggung adalah perusahaan yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.

5. Lembaga Kliring dan Penjaminan

(8)
(9)

6. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan

Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP) adalah perusahaan yang mempunyai tanggung jawab menyelesaikan semua transaksi yang sudah dicatat oleh LKP.

7. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah pihak yang memiliki kewenangan melakukan pemerikasaan atas keuangan emiten guna memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh emiten.

8. Konsultan Hukum

Konsultan hukum adalah pihak yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi efek yang dilakukan emiten.

9. Notaris

Notaris adalah pihak yang berwenang membuat akta otentik mengenai perjanjian dan pernyataan yang dibuat oleh pelaku pasar modal, terutama emiten dalam rangka go public.

10. Penilai

Penilai adalah pihak yang menerbitkan dan menandatngai laporan penilaian atas nilai aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dari penilai. 2.1.2 Surat Utang Negara (SUN)

2.1.2.1 Pengertian Surat Utang Negara (SUN)

(10)

yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Surat Utang Negara merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia yang dimaksudkan untuk membiayai kebutuhan pembangunan nasional.

(11)

Setiap penerbitan SUN ysng dilakukan pemerintah pada dasarnya telah memenuhi unsur-unsur:

a. Authorized, karena penerbitannya telah mendapatkan persertujuan dari parlemen lebih dahulu, sebagaimana yang berlaku umum di sebagian besar negara-negara maju.

b. Responsible, karena penatausahaannya dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang mempunyai pengalaman yang luas, fasilitas jaringan dan infrastruktur, dan personalia yang baik serta terampil untuk melaksanakan kegiatan penatausahaan dan lelang surat utang negara.

c. Accountable, karena penggunaan hasil penerbitan surat utang negara setiap tahunnya dipertanggungjawabkan oleh pemerintah ke DPR.

d. Fairness, karena metode penerbitannya dilakukan secara lelang, dan penyimpanannya dilakukan secara ganda (dual ownership), dan penitipan utama (central registry) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia mengikuti ketentuan yang berlaku umum di kebanyakan negara. (Sihombing, 2008 : 243).

Central Registry, 2003 (dalam Lubis, 2008 : 68) menyatakan SUN yang telah diterbitkan dapat dikelompokkan menjadi:

1. SUN yang diterbitkan untuk Bank Indonesia yang terdiri dari:

a. untuk menutupi dana talangan yang disebut dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), diterbitkan dari September 1998 sampai September 1999.

(12)

c. dalam rangka membiayai kredit program, diterbitkan 29 Desember 1999.

2. SUN yang diterbitkan untuk kepentingan Bank.

SUN yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder antara lain:

1. Fixed Rate Bond (FR), diterbitkan untuk meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) bank dari 0% menjadi 4% yang terdiri :

a. FR0001 - FR0005 dengan jangka waktu 5-10 tahun. Pada Desember 2000 ditukar seri FR0001 – FR0003 dengan tingkat bunga 12%.

b. FR0006 – FR0009 dengan tingkat bunga 10%-16,5% dikenal dengan bonds exchange offer atau staple bond.

c. FR0010 – FR0020 dengan jangka waktu 8-11 tahun untuk mengganti seri-seri dengan sisa jangka waktu 2-7 tahun.

d. FR0021 – FR0024 disebut juga dengan T Bonds, diterbitkan melalui lelang.

(13)

3. Hedge Bond (HB), diterbitkan untuk menjaga Net Open Position (NOP) bank. Nilai nominal obligasi dikaitkan dengan nilai tukar rupiah. Seri HB tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

2.1.2.2 Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara

Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 memberi kepastian bahwa:

• Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu

• Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang jatuh tempo

• Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran harus memperoleh persetujuan DPR dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bank Indonesia • Perdagangan SUN diatur dan diawasi oleh instansi berwenang

• Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap penerbitan oleh pihak yang tidak berwenang dan atau pemalsuan SUN.

Selain Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002, berbagai peraturan pelaksanaan telah diterbitkan untuk mendukung pengelolaan SUN, antara lain:

• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/KMK.01/2003 tentang Penunjukan Bank Indonesia sebagai Agen untuk melaksanakan Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana.

(14)

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.08/2008 tentang Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana.

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.08/2008 tentang Penjualan SUN dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional, sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.08/2009

.• Peraturan-peraturan lain yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang meliputi Peraturan Bank Indonesia atau PBI dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI), terkait dengan peran Bank Indonesia sebagai agen lelang, registrasi, kliring, setelmen SUN dan central register.

2.1.2.3 Tujuan dan Manfaat Penerbitan Surat Utang Negara

Pasal 4 UU No. 24 Tahun 2002 menyebutkan tujuan dari penerbitan SUN ialah untuk:

1. Membiayai defisit APBN

2. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat pengeluaran dari rekening Kas Negara dalam satu tahun anggaran

3. Mengelola portofolio utang negara.

(15)
(16)

Manfaat penerbitan SUN adalah: • Sebagai Instrumen Fiskal

Penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi sumber pembiayaan APBN yang lebih besar dari investor pasar modal.

• Sebagai Instrumen Investasi

Menyediakan alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar dan memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan diverifikasi portofolio guna memperkecil risiko investasi. Selain itu, investor SUN memiliki potential capital gain dalam transaksi perdagangan di pasar sekunder SUN tersebut. Potential capital gain ialah potensi keuntungan akibat lebih besarnya harga jual obligasi dibandingkan harga belinya.

• Sebagai Instrumen Pasar Keuangan

Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan dan dapat dijadikan acuan (benchmark) bagi penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.

2.1.2.4 Jenis dan Bentuk Surat Utang Negara

Secara umum jenis SUN dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Surat Perbendaharaan Negara (SPN); jangka waktu sampai dengan 12 bulan, pembayaran bunga secara diskonto (discounted paper). Di beberapa negara SPN lebih dikenal dengan sebutan T-Bills atau Treasury Bills.

(17)

Obligasi Negara dengan kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang periodik (tiga bulan sekali atau enam bulan sekali). Sementara ON tanpa kupon tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga diskon dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Berdasarkan tingkat kuponnya ON dapat dibedakan menjadi (1) Obligasi Berbunga Tetap, yaitu obligasi dengan tingkat bunga tetap setiap periodenya (atau Fixed Rate Bonds) dan (2) Obligasi Berbunga Mengambang, yaitu obligasi dengan tingkat bunga mengambang (atau Variable Rate Bonds) yang ditentukan berdasarkan suatu acuan tertentu seperti tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia).

Bentuk dari SUN antara lain:

1. Warkat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder.

2. Tanpa warkat (scripless), diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder.

2.1.2.5 Pengelolaan Surat Utang Negara

Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2002, pengelolaan SUN diselenggarakan oleh Menteri Keuangan. Pengelolaan SUN sendiri telah dilakukan sejak tahun 2000 dengan dibentuknya tim Debt Management Unit (DMU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) nomor 101/KMK.017/2000.

(18)

Menteri Keuangan nomor 302/KMK.01/2004. Seiring dengan proses reorganisasi ditubuh Kementerian Keuangan, pada tahun 2006 organisasi ini berkembang menjadi setingkat eselon I berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006 dengan nama Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dan terakhir telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 143.1/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

Tugas DJPU yang terkait dengan pengelolaan SUN ialah menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan SUN yang meliputi: perencanaan struktur portofolio yang optimal; pelaksanaan penerbitan, penjualan, pembelian kembali dan penukaran; pengelolaan risiko portofolio SUN; pengembangan infrastruktur dan institusi pasar SUN; dan publikasi informasi tentang pengelolaan SUN berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal.

(19)

2.1.2.6 Penatausahaan Surat Utang Negara

Sampai saat ini SUN diterbitkan tanpa warkat (scripless securities). Pencatatan kepemilikan dilakukan secara elektronik. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, kegiatan penatausahaan yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar bunga dan pokok SUN dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai central registry tersebut, BI telah membuat sistem setelmen surat berharga yang disingkat dengan BI-SSSS yaitu Bank Indonesia–Scripless Securities Settlement System. Sistem ini merupakan sistem yang menatausahakan pencatatan dan penyelesaian transaksi SUN secara menyeluruh. Bank Indonesia sebagai central registry bertanggung jawab untuk menyimpan catatan kepemilikan SUN, pembayaran kupon dan pokok yang jatuh tempo, serta menatausahakan perpindahan hak kepemilikan obligasi.

(20)

pembagian menjadi central registry dan sub-registry ini dikenal dengan istilah two-tier system.

2.1.3 Tingkat Suku Bunga 2.1.3.1 Pengertian Suku Bunga

Tingkat bunga terdiri atas ukuran tingkat bunga, ukuran lain dari tingkat bunga, perbedaan tingkat bunga nominal dengan tingkat bunga riil, dan perbedaan tingkat bunga dengan tingkat imbal hasil. Pengertian tingkat bunga ini merupakan prinsip pasar keuangan sedangkan perilaku tingkat bunga merupakan alat analisis permintaan aset, permintaan dan penawaran obligasi, perubahan keseimbangan tingkat bunga dan preferensi likuiditas atau permintaan dan penawaran uang.

2.1.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga

A. Teori Klasik tentang Tingkat Bunga

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan.

(21)

bunga, maka investor akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya penggunaan dana juga semakin kecil.

Tingkat suku bunga

S

��

��

Dana investasi

0

Gambar 2.2

Teori Klasik Tentang Suku Bunga

B. Teori Keynesian

(22)

Bentuk kekayaan dalam uang kas tidak dapat memberikan penghasilan, sebaliknya kekayaan dalam bentuk surat berharga di mana harganya dapat naik turun tergantung dari tingkat bunga (apabila tingkat bunga naik harga surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss. Surat berharga juga mendatangkan pendapatan yang berupa bunga. Dengan anggapan bahwa investor tidak suka risiko (risk averters) maka mereka akan mau memegang bentuk kekayaan yang risikonya tinggi apabila didorong dengan tingkat bunga yang tinggi pula. Semakin banyak surat berharga dalam susunan kekayaan, risikonya juga semakin tinggi.

2.1.3.3 Deposito

A. Pengertian Deposito

Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan Indonesia mengemukakan bahwa “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.”

Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dikalakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank”.

B. Jenis Deposito 1. Deposito Berjangka

(23)

12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga, artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama perorangan atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan oleh Bank devisa.

2. Sertifikat Deposito

Sama seperti halnya deposito berjangka, sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat serta dapat diperjual-belikan atau dipindah-tangankan kepada pihak lain. Perbedaan lain adalah pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka baik tunai disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian penerbitan nilai sertifikat deposito sudah dicetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah yang bulat. Sehingga, nasabah dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah yang diinginkan. 3. Deposito on Call

(24)
(25)

2.1.4 Nilai Tukar (Kurs)

2.1.4.1 Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar (foreign exchange rate) menurut Cornelius Luca di dalam bukunya yang berjudul “Trading in the Global Currency Markets” dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani dalam buku “Capital Markets” memberikan defenisi mengenai nilai tukar yang dapat diartikan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain (Ming, 2001 : 7).

2.1.4.2 Teori Nilai Tukar A. Traditional Theories

Traditional Theories terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori Elastisitas.

1. Teori Purchasing Power Parity

Teori ini menyatakan bahwa harga barang di suatu negara harus sama dengan harga barang serupa di negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku antar kedua negara tersebut.

2. Teori Elastisitas

(26)

perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil. Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit penyesuaian dalam nilai tukar.

B. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volayility Teori ini memperlihatkan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.

C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views

(27)

Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia, yaitu:

1. Freely Flexible (Freely Floating) Exchange Rate System

Pada sistem ini, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan pemerintah (Bank Sentral) untuk mempengaruhi nilai tukarnya.

2. Fixed (Pegged) Exchange Rate System

Pada sistem fixed exchange rate, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu. 3. Managed/Controlled (Semi Pegged) Exchange Rate System

(28)

2.1.5 Investasi

2.1.5.1 Pengertian Investasi

Kamaruddin Ahmad mengartikan investasi adalah: “menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut” (dalam Salim, 2008 : 32). Dalam definisi ini, investasi difokuskan pada penempatan uang atau dana. Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan. Ini erat kaitannya dengan penanaman investasi di bidang pasar modal.

Definisi investasi disempurnakan oleh Salim, yang mengartikan investasi adalah: “penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.”

Investasi dibagi dua macam, yaitu investasi asing dan domestik. Investasi asing merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri. Sementara itu, investasi domestik merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri. Investasi itu digunakan untuk pengembangan usaha yang terbuka untuk investasi dan tujuannya untuk memperoleh keuntungan.

2.1.5.2 Investasi Asing

(29)

Manfaat investasi asing antara lain: 1. Perluasan kesempatan kerja 2. Alih teknologi

3. Manfaat perolehan devisa

Investasi asing dapat dilakukan baik secara langsung (foreign direct investment) maupun secara tidak langsung (foreign indirect investment).

A. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment)

Foreign Direct Investment dilakukan dengan membentuk perusahaan sendiri, menyediakan modal, serta menjalankan perusahaan tersebut. Investasi asing secara langsung dapat dilakukan oleh pemiliknya sendiri. Pemodal asing yang hendak mananamkan modalnya secara langsung, maka secara fisik ia hadir dalam manjalankan usahanya.

B. Investasi Asing Tidak Langsung (Foreign Indirect Investment)

Foreign Indirect Investment dilakukan oleh pihak asing dengan cara membeli saham, obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN) yang dikeluarkan oleh perusahaan atau unit pemerintah Indonesia.

2.1.5.3 Imbalan Investasi

(30)

(ex ante) oleh pihak investor atas dana yang ditanamkan sehingga sangat dipengaruhi oleh tingkat probabilitas atau tingkat ketidakpastiannya.

a) Komponen-komponen imbalan

Komponen imbalan dalam investasi meliputi:

• Hasil (yield), untuk investasi dalam bentuk saham berupa dividen dan

untuk investasi surat berharga bersifat hutang hasilnya berupa bunga. • Keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss), yaitu selisih nilai

investasi yang disebabkan karena kenaikan/penurunan harga pasar investasi tersebut dari nilai belinya sehingga sering juga disebut perubahan harga.

Dari kedua komponen ini dapat diperoleh persamaan, yaitu jumlah imbalan sama dengan hasil ditambah perubahan harga. Hasil dapat berupa angka positif atau nihil, sedangkan perubahan harga dapat positif atau negatif. Persamaan tersebut maerupakan konsep yang mendasar dalam investasi.

b) Mengukur imbalan investasi global

(31)

Untuk menghitung total imbalan investasi di negara lain, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Total imbalan = [ RR x Nilaiakhirmatauangasing Nilaiawalmatauangasing− 1 ]

2.2 Kerangka Konseptual

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing.

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. a) Jika suku bunga deposito naik, maka investor akan berpindah ke deposito sehingga akan menurunkan permintaan SUN oleh investor asing, demikian sebaliknya. Jika suku bunga deposito turun akan meningkatkan permintaan SUN oleh investor asing.

b) Depresiasi rupiah menurunkan daya tarik investor karena menurunkan total imbalan bagi investor asing, demikian sebaliknya. Apresiasi rupiah Suku Bunga Deposito

Nilai Tukar Rupiah

(32)

meningkatkan daya tarik investasi bagi investor karena menambah total imbalan bagi investor asing.

2. a) Terdapat pengaruh negatif antara suku bunga deposito terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
Gambar 2.2 Teori Klasik Tentang Suku Bunga
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing

Referensi

Dokumen terkait

(2) Menteri atau gubernur yang diberikan delegasi oleh Menteri untuk memberikan izin pembuangan air limbah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual akan menyelenggarakan Pelatihan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat yang berpotensi Paten dengan

Permasalahan yang dapat terjadi pada penerapan image stitching saat ini adalah pada saat pengambilan gambar masukan terdapat objek yang bergerak, akan menimbulkan efek

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 68 Tahun 2017 tentang Pembentukan Kelompok

Gubernur selaku kepala daerah merupakan pejabat negara yang memiliki kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah dengan kewenangannya yang diperoleh secara

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru belum memahami media pembelajaran anak usia dini, meliputi empat aspek yang dinilai yaitu ciri-ciri

Jl. Rasuna Said Kav. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana implementasi mekanisme pemberian hukuman disiplin pegawai dan bentuk pemulihan bagi seorang pegawai