BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang dimiliki
oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan utamanya. Tanpa adanya dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk
berkembang dan mencapai tujuan utama lebih kecil. Oleh sebab itu, organisasi atau perusahaan pada dasarnya membutuhkan individu yang mampu serta mempunyai kompetensi yang tinggi dalam menciptakan keberhasilan suatu
organisasi. Keberhasilan mencapai tujuan tergantung pada pemilihan tujuan yang akan dicapai dengan cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor internal yang memegang peranan penting di perusahaan agar dapat mengetahui berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan
sehingga perlu di arahkan melalui sumber daya manusia yang efektif dan efisien. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya
adalah gaya kepemimpinan yang tepat dan efektif serta tingkat kedisiplinan dari pegawai itu sendiri. Menurut Rivai dan Ella (2012:158), menyebutkan bahwa kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin turut mempengaruhi perubahan
kinerja pegawai selama melaksanakan tugasnya.
Menurut Wibowo (2013:264), kepemimpinan adalah tentang
kontribusi kearah efektivitas dan keberhasilan organisasi dimana mereka menjadi anggotanya.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai di perusahaan yaitu tingkat kedisiplinan. Menurut Al Fajar dan Heru (2013:125), pegawai yang
mempunyai disiplin tinggi akan mampu melakukan tugasnya dengan baik bila dibandingkan dengan pegawai yang kurang atau tidak disiplin.
Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDA SUMUT) terdiri dari 18
bagian dan memiliki 80 orang pegawai. Dalam melakukan kegiatan operasional perusahan membutuhkan seorang pemimpin yang disiplin, kepribadian yang baik,
mempunyai pengetahuan dan memiliki keterampilan akan memberikan contoh yang baik bagi pegawainya. Pemimpin harus memberikan perhatian yang lebih terhadap pegawai, agar kinerja pegawai dapat meningkat.
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan oleh peneliti tentang penerapan gaya kepemimpinan di Polda Sumut November 2015, diketahui bahwa
gaya kepemimpinan yang digunakan pada Polda sumut di bagian SDM adalah gaya kepemimpinan Otoriter, hal ini terlihat dari Tabel 1.1
Tabel 1.1 Polda Sumut
Analisis Gaya Kepemimpinan 2015
No
Gaya Jumlah seluruh Jumlah resopnden % Kepemimpinan Responden Menjawab Persentase
1 Otoriter 80 30 37,5%
2 Demokratis 80 15 18,75%
3 Partisipatif 80 20 25%
4 Orientasi 80 5 6,25%
Berdasarkan hasil analisis melalui jawaban kuesioner sebanyak 37,5% pegawai menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Polda
Sumut adalah gaya kepemimpinan otoriter. Gaya kepemimpinan otoriter tersebut adalah pemimpin yang selalu memberikan perintah-perintah kepada pegawainya
dan perintah tersebut harus diikuti. Pemimpin juga menentukan kebijaksanaan sendiri, tidak memberikan penjelasan secara terperinci tentang rencana yang akan dijalankan, dan selalu memberikan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti
kehendaknya.
Hal ini dapat dilihat dari cara dan tindakan dalam mengarahkan dan
menggerakan pegawai dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Bagi pegawai yang mengikuti dan menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan otoriter biasanya bersifat pekerja keras dan memiliki disiplin tinggi dan penentuan
keputusan lebih cepat karena tidak menggunakan musyawarah atau diskusi. Bagi pegawai yang tidak dapat mengikuti penerapan gaya otoriter dapat
berpengaruh buruk atas kinerjanya dalam bekerja, seperti sering absen, tingakat disiplin kerja menjadi menurun dan tidak stabil, hasil kerja menurun, kurang konsentasi dalam melakukan tugas sehingga terjadi kesalahan dalam
pelaksanaannya dan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan tugasnya dengan baik dan menjaga tingkat kehadiran agar tidak terjadi pelanggaran atas
disiplin waktu yang ditetapkan.
Pemimpin yang selalu disiplin mematuhi peraturan yang ditetapkan akan memberikan kesan positif dan memberikan contoh yang baik kepada pegawai
Penerapan disiplin bukan hal yang mudah akan tetapi suatu tanggung jawab karena disiplin berkaitan dengan nilai-nilai tingkah laku seseorang yang
menyangkut pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Kebijakan pimpinan di Polda Sumut atas disiplin pegawai adalah dengan
memberikan sanksi kepada pegawai yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, sebagai berikut:
1. Untuk absensi antara 1 sampai 2 hari diberikan Surat Peringatan I.
2. Untuk absensi 3-4 hari akan dikenakan pemotongan gaji sesuai dengan
kebijakan pimpinan.
3. Untuk absensi 1 minggu tanpa pemberitahuan dan tidak didukung bukti
yang memadai akan di sidang disiplin untuk pemberhentian kerja.
4. Untuk absensi selama 3 minggu akan diberikan pemberhentian dengan
tidak hormat sesuai dengan kebijakan pemimpin yang telah di tetapkan. 5. Untuk pegawai yang terlambat sebanyak 3 kali dalam satu bulan akan
dikurangi tunjangan uang makan.
6. Untuk pegawai yang terlambat di atas 3 sampai 5 kali akan dikenakan
pemotongan gaji sesuai dengan kebijakan pimpinan.
7. Untuk pegawai terlambat lebih dari 5 kali akan diberikan sanksi
pemberhentian kerja selama 2 minggu dan dikenakan pemotongan gaji
pada akhir bulan.
Kepada pegawai ditetapkan peraturan bahwa semua pegawai harus patuh terhadap segala peraturan yang berlaku baik dari jam masuk kerja, keluar kerja
tersebut, maka seluruh pegawai di Polda Sumut harus mentaati peraturan jam masuk kerja mulai dari pukul 07.00 wib dan jam pulang kerja pukul 15.30 wib.
Jika terdapat pegawai yang terlambat masuk kerja maka akan diberikan sanksi yaitu dengan memberikan teguran dan pemotongan tunjangan kinerjanya, dan
apabila terdapat pegawai pulang sebelum waktu yang telah di tetapkan maka akan diberikan teguran dan akan diberikan penundaan gaji.
Bila ada pegawai yang melanggar peraturan disiplin waktu tersebut,
maka akan diberikan sanksi yang tegas mulai dari teguran secara lisan sampai kepada pemecatan atau pemberhentian kerja serta pemotongan kompensasi
pegawai bila telah melewati batas kewajaran. Hal ini dilakukan karena disiplin pegawai di Polda Sumut mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kinerja dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Pemimpin menetapkan bahwa setiap pegawai harus hadir pada jam dinas dan batas toleransi yang diberikan kepada pegawai untuk absensi dengan
didukung dengan alasan yang memadai sebanyak 1 hari dalam sebulan maupun terlambat masuk kerja paling sedikit 2 kali dalam sebulan dengan batas waktu keterlambatan selama 60 menit.
Berdasarkan informasi dan pengamatan diperoleh oleh peneliti di Polda Sumut mengenai disiplin pegawai dalam melaksanakan tugasnya, berikut ini
Tabel 1.2
Data Absensi Pegawai Polda Sumut Bagian Sumber Daya Manusia Periode Januari – Desember 2014
No Bulan
Jumlah Tingkat Kehadiran
Pegawai Absensi % Terlambat % Hadir %
1 Januari 80 - - 3 3.75 77 96.25
2 Februari 80 1 1.25 - - 79 98.75
3 Maret 80 - - - - 80 100.00
4 April 80 - - 2 2.5 78 97.50
5 Mei 80 2 2.5 - - 78 97.50
6 Juni 80 - - 1 1.25 79 98.75
7 Juli 80 - - - - 80 100.00
8 Agustus 80 1 1.25 3 3.75 76 95.00
9 September 80 - - 2 2.5 78 97.50
10 Oktober 80 - - - - 80 100.00
11 November 80 2 2.5 - - 78 97.50
12 Desember 80 - - 1 1.25 79 98.75
Sumber: Polda Sumut (2015)
Berdasarkan Tabel 1.2, diketahui bahwa masih ada beberapa pegawai yang
absen selama bekerja di Polda Sumut. Pada bulan tertentu yaitu Februari, Mei, Agustus dan November ada beberapa pegawai yang absensi antara 1 (satu) sampai 2 (dua) pegawai (1,25-2,5%), sedangkan pegawai yang terlambat masuk kerja
selama tahun 2014 terjadi pada bulan Januari, April, Juni, Agustus, September dan Desember antara 1 (satu) sampai 3 (tiga) orang (1,25 – 3,75%).
Adapun target dan realisasi kinerja pada polda sumut per tahunnya selalu berubah-ubah karena pemimpin pertahunnya juga berganti-ganti. Berdasarkan Tabel 1.3 kinerja pada tahun 2013 cukup baik hal ini dikarenakan sikap
pegawai cukup baik sehingga kinerja pegawai pada tahun 2013 dapat meningkat target dan realisasi kerjanya adalah (87,28).
Sedangkan pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 1.4 tingkat kinerja pegawai menjadi menurun hal ini dikerenakan sikap pemimpin terhadap
pegawainya kurang peduli dan kurang memperhatikan pegawainya dan tingkat kedisiplinan pegawai dipengaruhi dengan sikap pemimpin yang tegas dan kurang memberikan penjelasan rencana yang akan dilakukan dengan pegawai sehingga
kinerja pegawai pada tahun 2014 menjadi menurun menjadi (59,11).
TABEL 1.3
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2013
N o
Kegiatan Tugas
Target Realisasi
Penghitun
1 Menyelesaikan nota
persetujuan kenaikan pangkat provinsi lampung
500 NP 100 4500 NP
100 266 88,67
2 Memeriksa peninjauan masa
kerja 20 NP 100 18 NP 100 266 88,67
3 Memeriksa konsep usulan surat keputusan pindahan instansi
15 NP 100 11 NP 100 249.33 83,11
4 Membuat surat jawaban tentang mutasi kepegawaian provinsi lampung
20 Surat 100 18 Surat
100 266 88,67
Nilai Capaian SKP 87,28
(Baik)
TABEL 1.4
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2014
No Kegiatan Tugas
Target Realisasi
Penghitungan dalam kartu induk dan daftar isi serta menyimpan dan memelihara arsip kepegawaian
kedalam tata naskah
1000
Nilai Capaian SKP 59,11
(Kurang)
Sumber: Polda Sumut 2015
Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari bagian Administrasi SDM, ada beberapa pegawai yang tidak disiplin seperti absen, terlambat masuk
kerja dan menurunnya tingkat kinerja pegawai. Hal ini dikarenakan sifat pemimpin yang selalu memberikan perintah-perintah kepada pegawainya dan perintah tersebut harus diikuti dan tidak memberikan penjelasan secara terperinci
mengikuti tata tertib yang ada di kantor itu. Seperti tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan sebagian pegawai masi ada yang berani tidak hadir
tanpa surat keterangan dari pegawai tersebut. Jadi, masih perlunya peraturan dan sanksi yang lebih tegas untuk pegawai agar bersikap disiplin dalam bekerja dan
dapat secara maksimal meningkatkan kinerja pegawai di Polda Sumut. hal ini disebabkan karena lemahnya pengawasan dan pengendalian serta kurangnya pengarahan dari pimpinan terhadap pegawai dibagian SDM.
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Disiplin terhadap Kinerja Pegawai pada Polda Sumut”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja pegawai secara
positif dan signifikan di Polda Sumut?
2. Apakah disiplin kerja diperusahaan berpengaruh pada kinerja pegawai
secara positif dan signifikan di Polda Sumut?
3. Apakah gaya kepemimpinan dan disiplin kerja diperusahaan berpengaruh
pada kinerja pegawai secara positif dan signifikan di Polda Sumut ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh penerapan gaya
2. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh disiplin kerja
pegawai terhadap kinerja pegawai di Polda Sumut.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh disiplin kerja
pegawai terhadap kinerja pegawai di Polda Sumut secara positif dan
signifikan.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Polda Sumut, sebagai masukan agar dapat menerapkan gaya
kepemimpinan yang cocok dan diterima oleh semua anggota Polda
serta menerapkan disiplin kerja secara merata tanpa membeda-bedakan sehingga diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat.
2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengaruh yang diberikan oleh gaya kepemimpinan dan disiplin terhadap peningkatan kinerja pegawai yang terdapat pada Polda
Sumut
3. Bagi peneliti lain, dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi