1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya alam melimpah dan
wilayahnya yang luas berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi bagi
penduduknya. Kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang besar
menjadi potensi dalam pengembangan sektor pertanian di Indonesia. Sebagai
negara agraris, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Keadaan lingkungan di Indonesia sangat baik untuk bercocok tanam sehingga
mendukung kegiatan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu petani dapat
menghasilkan produk-produk pertanian yang dibutuhkan untuk mencukupi
kebutuhan masyarakat sehari-hari dan ketahanan pangan dapat terwujud.
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomme Batatas) memiliki nama lain Sele bun, ubi
manis atau sweet potatoes adalah jenis umbi-umbian yang memiliki banyak
keunggulan dibanding umbi-umbi yang lain, diantaranya mengandung karbohidrat
dan energi yang tinggi yang mampu mengembalikan tenaga dengan cepat, serta
beberapa zat yang sangat penting bagi tubuh, seperti vitamin, mineral, serat dan
antosianin terutama pada jenis ubi berwarna merah dan ungu yang berfungsi
sebagai antioksidan serta dapat menjadi anti kanker karena mengandung zat aktif
yang dinamakan selenium dan lodin yang 20 kali lebih tinggi dari jenis ubi
lainnya (Sarwono, 2005).
Selama ini masyarakat mengenal umbi-umbian sebagai makanan pangan
pengganti/tambahan dalam keadaan darurat atau untuk konsumsi masyarakat
digunakan sebagai sebagai bahan baku industri pakan maupun industri lainnya.
Diantara berbagai jenis umbi-umbian hanya sedikit yang dikenal masyarakat dan
dapat dimanfaatkan dengan baik. Salah satu jenis umbi-umbian yang paling
terkenal adalah jenis ubi, baik ubi kayu maupun ubi jalar (Setyawan, 2015).
Tabel 1.1 : Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi Jalar di
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa rata-rata produksi ubi jalar di Sumatera Utara
dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Rata-rata produksi ubi jalar di
Sumatera Utara pada tahun 2013 sebesar 128,19 kw/ha dan mengalami
saat ini industri keripik di Indonesia berkembang cukup pesat baik dari segi jenis
produk, bentuk, citarasa, maupun kemasannya (irnudiansyah, 2009).
Kendala pemasaran produk ini dimungkinkan karena masyarakat masih awam
dengan berbagai bentuk promosi produk yang harus dan layak untuk dilakukan.
Padahal promosi merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memasarkan
produk.
Produsen dan pemasar, perlu mengetahui selera konsumen dalam menentukan
pilihan suka atau tidak suka seorang konsumen terhadap suatu produk. Hal ini
dikarenakan, sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk,
terlebih dahulu mereka memperhatikan dan mempertimbangkan ciri-ciri fisik
(atribut) yang melekat pada produk tersebut sesuai dengan kesukaan mereka untuk
memperoleh kepuasan.
Kota medan merupakan merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah
penduduk terbesar di Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota yang
mengkonsumsi keripik ubi jalar. Berdasarkan hasil pra-survey, produsen keripik
ubi jalar memproduksi kripik ubi jalar ke Kota Medan sebanyak 500 kg setiap
bulannya. Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik mengadakan penelitian
mengenai preferensi konsumen terhadap keripik ubi jalar di Kota Medan. Dengan
mengetahui kombinasi atribut ubi jalar yang dipilih kosumen dapat membantu
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kombinasi level atribut keripik ubi jalar yang paling sesuai dengan
preferensi konsumen di daerah penelitian ?
2. Bagaimana urutan atribut keripik ubi jalar berdasarkan tingkat kepentingan
menurut preferensi konsumen keripik ubi jalar ?
3. Bagaimana tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kombinasi level atribut keripik ubi jalar yang paling sesuai
dengan preferensi konsumen keripik ubi jalar di daerah penelitian.
2. Mengetahui urutan atribut keripik ubi jalar berdasarkan tingkat kepentingan
menurut preferensi konsumen keripik ubi jalar .
3. Mengetahui tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
3. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan
pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dalam
pengembangan pelaku usaha.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan pustaka dalam menambah wacana
pengetahuan dan diharapkan dapat menjadi inspirator untuk bisa melakukan