• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Dan Model Matematis Kebutuhan Parkir Di Pasar Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Dan Model Matematis Kebutuhan Parkir Di Pasar Kota Medan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DAN MODEL MATEMATIS KEBUTUHAN PARKIR

DI PASAR KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

BAMBANG WINARNO 047 016 002/TS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

EVALUASI DAN MODEL MATEMATIS KEBUTUHAN PARKIR

DI PASAR KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

BAMBANG WINARNO 047 016 002/TS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : EVALUASI DAN MODEL MATEMATIS KEBUTUHAN PARKIR DI PASAR KOTA MEDAN

Nama Mahasiswa : Bambang Winarno Nomor Induk Mahasiswa : 047 016 002/TS

Program Studi : Magister Teknik Sipil

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE) Ketua

(Ir. Syahrizal, MT) (Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT) Anggota Anggota

Ketua Program Studi Dekan

Dr. Ir. Roesyanto, MSCE Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng

(4)

TELAH DIUJI PADA

TANGGAL 23 JANUARI 2010

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc

Ir. Zulkarnain Abdul Muis, M. Eng, Sc Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT Ir. Rudi Iskandar Pane, MT

(5)

ABSTRACT

In general, market center has its own characteristic such as crowded visitors and traffic jam due to the existence of the parking vehicles on the road. From preliminary survey on several markets it was found the parking space in the parking area of the market are not full yet, however, there have been a lot of vehicles park on half of the street park which resulting in the side resistance of the traffic stream. As a result, it will cause disturbance in the traffic flow fluency.

The objective of this research is to evaluate the parking condition by comparing the requirement and the availability of parking space, the available existing parking space and the one in accordance with the state regulation, the excessive of on street parking, and to generate the mathematical model of the relationship of the parking need and the physical infrastructure of the market and the parking demand due to the trading goods group and the number of households in the vicinity of the market.

The evaluation of the parking need is used to manage the parking system, and the mathematical model of parking need is used to predict the parking demand. The parking need generated from the difference between the cumulative amounts of the vehicles enter to and exit from the parking area at equal time interval. The cumulative amounts of the vehicles enter to and exit from the parking area are enumerated from every vehicle’s police number enter to and exit from the parking area within period of 15 minutes. The availability of parking area is determined by measuring effective area of parking space. The available area of parking space is determind based on the Keputusan Dirjen Hubda No.272/HK.105/DR/96. The excessive parking is calculated by the difference between the required parking and the readily available parking space. The number of on the street parking is determined by the survey result. The mathematical model of parking need was analyzed by using SPSS 15.0. Program. Based on the evaluation result it was concluded that: The state market of Bhakti and Sei Sikambing, parking space is bigger than the available parking area, with value of 122 % and 105 % accordingly. At the state market of Halat and Titi Kuning the ratio of parking requirement and available parking area are 48 % and 34 %. The state maket of Bhakti, Halat, Sei Sikambing, and Titi Kuning, the ratios are smaller than the one issued by the state regulation, with value of 10.8 %, 16.9 %, 13.2%, and 35.4 % (accordingly). The on street parking on the market of Bhakti, Halat and Sei Sikambing are larger than the excessive parking with value of 13.3 srp>4.3 srp; 5.3 srp>-16.3 srp; 20.0 srp > 1.5 srp, however, in the market of Titi Kuning there is no excessive and on the street parking.

The mathematical relationship with level of significance α = 0.05 between the parking need (y) and the width of the market infrastructure area (x1-x7), is the linear regression equation, y = 10.185 + 0.405 x4, where x4 is the ratio between the area of designated and the total area of the market building exist in the county, and the mathematical relationship of the varieties good market and the number of household as an independent variable. There is no significant regression equation.

(6)

ABSTRAK

Secara umum pasar memiliki ciri yang khas yaitu kerumunan pengunjung dan kemacetan arus lalu-lintas, kemacetan arus lalu lintas merupakan akibat dari parkir yang berada di badan jalan. Pengamatan pendahuluan diketahui bahwa pelataran parkir belum penuh, tetapi di badan jalan sudah terdapat parkir, parkir di badan jalan akan menambah hambatan samping arus lalu lintas, dengan tambahnya hambatan samping maka kelancaran arus lalu lintas akan terganggu dan dalam batas tertentu akan terjadi kemacetan arus lalulintas.

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kondisi parkir dengan cara membandingkan antara kebutuhan dengan ketersediaan pelataran parkir, ketersediaan pelataran parkir dengan ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan, luapan parkir dengan parkir di badan jalan, membuat hubungan matematis antara kebutuhan parkir dengan prasarana phisik pasar dan kebutuhan parkir dengan kelompok jenis barang dagangan serta jumlah rumah tangga yang berdomisili di sekitar pasar se Kecamatan.

Evaluasi kondisi parkir bermanfaat untuk menata sistem perparkiran dan model matematis kebutuhan parkir bermanfaat untuk memprediksi kebutuhan parkir. Kebutuhan parkir dihitung dengan menselisihkan antara kumulatif kendaraan masuk dengan keluar parkir pada interval waktu yang sama. Kumulatif parkir masuk dan keluar diperoleh dengan cara mencatat setiap nomer pelat kendaraan yang masuk dan keluar parkir per 15 menit. Ketersediaan pelataran parkir diperoleh dengan cara mengukur areal parkir efektif. Ketersediaan parkir sesuai Keputusan Dirjen Hubda No. 272/HK.105/DRJD/96. Luapan parkir dihitung dengan menselisihkan antara kebutuhan dengan ketersediaan parkir. Parkir di badan jalan didapat dari hasil survei. Model hubungan matematis kebutuhan parkir dianalisis dengan program SPSS 15.0.

Hasil evaluasi parkir dapat disimpulkan bahwa: Pasar Bhakti dan Sei Sikambing kebutuhan parkir lebih besar dari ketersediaan pelataran parkir yaitu: 122 % dan 105 % dari pelataran parkir tersedia. Pasar Halat dan Titi Kuning kebutuhan parkir lebih kecil dari ketersediaan pelataran parkir yaitu: 48 % dan 34 % dari pelataran parkir tersedia; Pasar Bhakti, Halat, Sei Sikambing, Titi Kuning ketersediaan pelataran parkir lebih kecil dari ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan yaitu: 10,8 %; 16,9 %; 13,2 %; 35,4 % dari ketersediaan parkir sesuai peraturan; Pasar Bhakti, Halat, Sei Sikambing parkir di badan jalan lebih besar dari luapan parkir yaitu: 13,3 srp > 4,3 srp; 5,3 srp > -16,3 srp; 20,0 srp > 1,5 srp, Pasar Titi Kuning tidak terdapat luapan parkir maupun parkir di badan jalan.

Hubungan matematis dengan tingkat akurasi 95% (level of significance α : 0,05) antara kebutuhan parkir (y) dengan luas prasarana pasar (x1-x7), adalah persamaan regresi Linear, y

= 10,185 + 0,405x4 , x4 adalah perbandingan antara luas bangunan pasar yang ditinjau

terhadap total luas bangunan pasar se Kecamatan dimana pasar berada. Hubungan matematis kebutuhan parkir dengan jumlah kelompok jenis barang dagangan dan jumlah rumah tangga sebagai variabel bebas, tidak terdapat persamaan regresi yang signifikan.

(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul ‘’EVALUASI DAN MODEL MATEMATIS KEBUTUHAN PARKIR DI PASAR KOTA MEDAN’’ adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.

Semua sumber data dan informasi yang dipergunakan dalam Tesis ini, telah dinyatakan secara jelas.

Medan, 23 Januari 2010 Yang membuat pernyataan

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis merupakan satu diantara persyaratan untuk menyelesaikan studi Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Tenik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Judul tesis adalah EVALUASI DAN MODEL MATEMATIS KEBUTUHAN PARKIR DI PASAR KOTA MEDAN.

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Pemerintah Republik Indonesia, Pemko dan Politeknik Negeri Medan, 2. Rektor USU, Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, SpA (K), 3. Dekan Fakultas Teknik USU, Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng, 4. Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil, Dr. Ir. Roesyanto, MSCE, 5. Sekretaris Program Studi Magister Teknik Sipil, Ir. Rudi Iskandar Pane, MT, 6. Ketua Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE,

7. Komisi Pembimbing, Ir. Syahrizal, MT dan Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT, 8. Penguji, Ir. Zulkarnain A M. Eng, Sc dan Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc, 9. Dosen, Pegawai Administrasi, Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil,

10.Istri tersayang, Dra. Sri Wahyuningsih Nurchasanah,

11.Anak tersayang, Elok Perwirawati, S.Sos, Syuhada Cokroningrat, Gilang Permata Caturatri,

12.Institusi atau pihak lain yang telah membantu penyelesaian tesis ini.

Kemungkinan tesis ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran untuk perbaikan selanjutnya, terima kasih.

Medan , 23 Januari 2010 Penulis

(9)

RIWAYAT HIDUP Nama : Bambang Winarno

Tempat/tgl lahir : Kuripan, Purwodadi/ 8 Mei 1957 Orang Tua

Ayah : Sutedjo Hadiprajitno Ibu : Suparmi Purwaningsih

Keluarga

Istri : Dra. Sri Wahyuningsih Nurchasanah Anak : Elok Perwirawati, S. Sos

: Syuhada Cokro Ningrat : Gilang Permata Caturatri

Pendidikan

Sekolah Dasar, Kuripan, Purwodadi, lulus tahun 1969 Sekolah Menengah Pertama, Purwodadi, lulus tahun 1972 S T M Pembangunan (4 th), Semarang, lulus tahun 1976

Diploma III - Institut Teknologi Bandung, Bandung, lulus tahun 1989 Sarjana Teknik – Univirsitas Al Washliyah, Medan, lulus tahun 1995

Pekerjaan

Tahun 1983 – sampai sekarang, pengajar di Politeknik Negeri Medan

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan , Januari 2010 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGUJIAN

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

PERNYATAAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang ………...………..1

1.2Permasalahan ...2

1.3Pembatasan Masalah ...3

1.4Rumusan Masalah ...3

1.5Tujuan Penelitian ...4

1.6Manfaat Penelitian ...4

(11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………....………...6

2.1Umum ………...……...…....………..6

2.2Pasar ………...………...……...…….7

2.3 Parkir ……...8

2.3.1 Pengertian Parkir ………...……….. 8

2.3.2 Fasilitas Parkir ...8

2.3.3 Jenis Fasilitas Parkir ...9

2.3.4 Konsep parkir ... 10

2.3.5 Satuan Ruang Parkir ...10

2.3.6 Akumulasi parkir ……...12

2.3.7 Kebutuhan parkir dan jam puncak parkir ...13

2.3.8 Luapan parkir dan parkir di badan jalan ...13

2.3.9 Penempatan parkir ...13

2.3.10 Status Parkir ...14

2.4 Aplikasi Program SPSS 15.0 for Windows ………..…………...15

2.4.1 Analisis Regresi Linier ...16

2.4.2 Analisis Regresi Non Linier...17

2.4.3 Analisis Regresi Berganda ...18

2.4.4 Analisis Kolerasi dan Determinasi ...18

2.4.5 Pengujian Signifikansi ...19

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1 Diagram Alir Metode Penelitian ...24

3.2 Survei Pendahuluan ...25

3.2.1 Lokasi Pasar ...25

3.2.2 Hari dan Jam ...26

3.2.3 Jumlah Tenaga Survei ...27

3.3 Pelaksanaan Survei ...27

3.3.1 Data yang Diperlukan ...28

3.3.2 Metoda Survei ...28

3.3.3 Peralatan Survei ...30

3.3.4 Tenaga Survei ...31

3.4 Pengolahan Data ...31

3.4.1 Persentase Pengunjung Pasar Membutuhkan Parkir ...32

3.4.2 Kebutuhan Parkir ...34

3.4.3 Ketersediaan Luas Pelataran Parkir ...36

3.4.4 Ketersediaan Luas Pelataran Parkir sesuai Peraturan ...36

3.4.5 Luapan Parkir ...37

3.4.6 Parkir Di Badan Jalan ...37

3.4.7 Jumlah Kelompok Jenis Barang Dagangan ...39

3.5 Analisis Data ………...39

3.5.1Persentase Pengunjung Pasar Membutuhkan Parkir ……….40

(13)

3.5.3 Ketersediaan Luas Pelataran Parkir ………..40

3.5.4 Ketersediaan Parkir Sesuai Peraturan ………...41

3.5.5 Luapan Parkir ………41

3.5.6 Parkir Di Badan Jalan ………...41

3.5.7 Jumlah Kelompok Jenis Barang Dagangan ………..41

3.5.8 Hubungan Matematis Kebututuhan Parkir ………...42

3.6 Pembahasan ………...………...46

3.6.1 Persentase Pengunjung Pasar Membutuhkan Parkir ………46

3.6.2 Kebutuhan Parkir dan Ketersediaan Pelataran Parkir ...46

3.6.3 Ketersediaan Pelataran Parkir dan Ketersediaan Parkir sesuai Peraturan ...47

3.6.4 Luapan Parkir dan Parkir Di Badan Jalan ...47

3.6.5 Hubungan Matematis Kebutuhan Parkir ...47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………...48

4.1 Survei Pendahuluan ...48

4.1.1 Lokasi Pasar ………..48

4.1.2 Hari dan Jam ……….49

4.1.3 Jumlah Tenaga Survei ………..50

4.2 Kebutuhan Parkir …...51

4.3 Ketersediaan Pelataran Parkir ...53

(14)

4.5 Parkir Di Badan Jalan ...55

4.6 Luapan Parkir ...55

4.7 Luas Pasar ...57

4.8 Luas Bangunan Pasar ...58

4.9 Jumlah Rumah Tangga ...59

4.10 Jumlah Petak dan Kelompok Jenis Barang Dagangan ………..60

4.11 Pengunjung Pasar Membutuhkan Parkir ………...61

4.12 Hubungan Data antara Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar ……….……...……..62

4.13 Uji Penyimpangan Data Kebutuhan Parkir dan Prasarana Pasar dengan Program SPSS 15.0 Metode Boxplot ………...………63

4.14 Uji Normalitas Data Kebutuhan Parkir dan Prasarana Pasar …………64

4.15 Uji Korelasi Hubungan Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar ……….……….65

4.16 Hubungan Matematis antara Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar ……….………….67

4.17 Uji Signifikansi Persamaan Regresi Hubungan antara Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar ………..……….…………. 69

4.18 Uji Validitas Persamaan Regresi Hubungan antara Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar ...70

(15)

4.20 Uji Penyimpangan Data Kelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah

Rumah Tangga dengan Metode Boxplot ...73

4.21 Uji Normalitas Data Kebutuhan Parkir dan Kelompok Jenis Barang Dagangan serta Jumlah Rumah Tangga ...74

4.22 Uji Korelasi Hubungan Kebutuhan Parkir dengan Kelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah Rumah Tangga ...75

4.23 Hubungan Matematis antara Kebutuhan Parkir dengan Kelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah Rumah Tangga ...77

4.24 Uji Signifikansi Persamaan Regresi Hubungan antara Kebutuhan Parkir dengan Kelompok Jenis Barang Dagangan (x9) ... 79

4.25 Uji Signifikansi Persamaan Regresi Hubungan antara Kebutuhan Parkir dengan Jumlah Rumah Tangga Per M² Pasar Se Kecamatan (x13) ...80

4.26 Evaluasi Kondisi Parkir ...80

4.27 Hubungan Matematis antara Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar ...85

4.28 Hubungan Matematis antara Kebutuhan Parkir dengan Kelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah Rumah Tangga ...86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 87

5.1 Simpulan ... 87

(16)

DAFTAR PUSTAKA ...90

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Besarnya Akumulasi Parkir Maksimum ...13

3.1 Diagram Alir Metode Penelitian ... 24

3.2 Diagram Alir Perhitungan Persentase Pengunjung Membutuhkan Parkir ...32

3.3 Diagram Alir Perhitungan Kebutuhan Parkir ...34

3.4 Diagram Alir Perhitungan Luapan Parkir ...37

3.5 Diagram Alir Perhitungan Parkir Di Badan Jalan ...38

3.6 Diagram Alir Hubungan Matematis ...43

4.1 Kumulatif dan Kebutuhan Parkir Masing-masing Pasar ...52

4.2 Kebutuhan Parkir ...52

4.3 Ketersediaan Pelataran Parkir ...53

4.4 Ketersediaan Pelataran Parkir sesuai Peraturan ...54

4.5 Parkir Di Badan Jalan ...55

4.6 Luapan Parkir ...56

4.7 Luas Pasar yang Ditinjau dan Pasar Lain Se Kecamatan ...57

4.8 Luas Bangunan Pasar yang Ditinjau dan Pasar Lain Se Kecamatan ………. 58

4.9 Jumlah Rumah Tangga Per M² Luas Pasar Se Kecamatan ... 59

4.10 Persentase Petak Kelompok Jenis Barang Dagangan ... 60

4.11 Persentase Pengunjung Membutuhkan Parkir ...61

(18)

4.13 Hasil Uji Penyimpangan Data Kelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah Rumah Tangga dengan Program SPSS 15.0 Metode

Boxplot ...73 4.14 Kebutuhan dengan Ketersediaan Pelataran Parkir ...80 4.15 Perbandingan antara Ketersedian Pelataran Parkir dengan Ketersediaan

(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Data Pengamatan Pendahuluan Parkir Di Pasar ...1

2.1 Pendapat Pakar tentang Besaran Satuan Ruang Parkir ...11

2.2 Keputusan Dirjen Hubda tentang Satuan Ruang Parkir ...12

4.1 Data Kebutuhan Parkir dan Prasarana Pasar Sebagai Variabel ...62

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kebutuhan Parkir dan Prasarana Pasar …………64

4.3 Uji Korelasi Hubungan Data Parkir dengan Prasarana Pasar ………66

4.4 Hasil Persamaan Regresi Hubungan antara Kebutuhan Parkir (y1) dengan Prasarana Pasar ……….68

4.5 Uji Validitas Persamaan Hasil Regresi Linear ………..……….70

4.6 Uji Validitas Persamaan Hasil Regresi Exponential ………..71

4.7 Data Kebutuhan Parkir dan Jumlah Kelompok Jenis Barang Dagangan serta Jumlah Rumah Tangga Per m² Pasar Sebagai Variabel ……….……...72

4.8 Hasil Uji Normalitas DataKelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah Rumah Tangga dengan Program SPSS 15.0 ...74

4.9 Uji Korelasi Hubungan Kebutuhan Parkir dengan Kelompok Jenis Barang Dagangan dan Jumlah Rumah Tangga ...76

4.10 Hasil Persamaan Regresi Hubungan antara Kebutuhan Parkir dengan Kelompok Jenis Barang Dagangan Sayur-Mayur (x9) ...78

(20)

Daftar Lampiran

Nomor Judul Halaman

1 Formulir Survei ..………...…………....92

2 Survei Pendahuluan Letak Pasar Inpres terhadap Jalan ……....…....…...95

3 Survei Pendahuluan Jumlah Pengunjung Pasar ..………...…... 96

4 Survei Pendahuluan Kebutuhan Parkir terhadap Waktu ...103

5 Survei Pendahuluan Posisi Petugas Survei ...107

6 Plat Nomer Kendaraan Masuk Parkir dan Jumlah Pengunjung Pasar Bhakti ………...…………....108

7 Plat Nomer Kendaraan Masuk Parkir dan Jumlah Pengunjung Pasar Halat …………..………...….……...112

8 Plat Nomer Kendaraan Masuk Parkir dan Jumlah Pengunjung Pasar Sei Sekambing ………..…...………115

9 Plat Nomer Kendaraan Masuk Parkir dan Jumlah Pengunjung Pasar Titi Kuning ………..…...……120

10 Plat Nomer Kendaraan Keluar Parkir di Pasar Bhakti …………....………..123

11 Plat Nomer Kendaraan Keluar Parkir di Pasar Halat ...…126

12 Plat Nomer Kendaraan Keluar Parkir di Pasar Sei Sekambing ……...128

13 Plat Nomer Kendaraan Keluar Parkir di Pasar Titi Kuning ……...131

14 Jumlah Kendaraan Masuk dan Keluar serta Kebutuhan Parkir Pasar Bhakti ………...………...…...133

15 Jumlah Kendaraan Masuk dan Keluar serta Kebutuhan Parkir Pasar Halat ………...……...……...136

(21)

17 Jumlah Kendaraan Masuk dan Keluar serta Kebutuhan Parkir

Pasar Titi Kuning ……...………...……….140

18 Luas Parkir sesuai dengan Peraturan Dirjen Hubda …………...….……..142

19 Jumlah Kendaraan Masuk dan Keluar serta Parkir di Badan Jalan ...143

20 Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan ………...… 145

21 Banyaknya pasar dirinci menurut luas dan jumlah pedagang ...……. 146

22 Banyaknya Pasar Dirinci Menurut Sarana Tempat Berjualan ……..………147

23 Luas Pasar dan Bangunan Pasar serta Jumlah Rumah Tangga ………….…148

24 Jumlah dan Persentase Petak Kelompok Dagangan se Kecamatan ……...149

25 Jumlah Pengunjung Membutuhkan dan Tidak Membutuhkan Parkir Pasar Bhakti ……...………...151

26 Jumlah Pengunjung Membutuhkan dan Tidak Membutuhkan Parkir Pasar Halat ...153

27 Jumlah Pengunjung Membutuhkan dan Tidak Membutuhkan Parkir Pasar Sei Sekambing ..…...………...154

28 Jumlah Pengunjung Membutuhkan dan Tidak Membutuhkan Parkir Pasar Titi Kuning ..…...………155

29 Presentase Pengunjung Membutuhkan dan Tidak Membutuhkan Parkir ….156 30 Uji Penyimpangan Data Kebutuhan Parkir dan Prasarana Pasar dengan Program SPSS 15.0 Metode Boxplot ………….……….….157

31 Nilai Skewness dan Kurtosis Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar Menggunakan Program SPSS 15.0 ………..……….…………159

32 Korelasi antara Kebutuhan Parkir dengan Prasarana Pasar Menggunakan Program SPSS 15.0 .……….…….160

(22)

34 Tabel Distribusi – t ………...………...…….…... 168

35 Tabel Distribusi – f ………...…. 169 36 Uji Penyimpangan Data Kebutuhan Parkir dengan Jumlah Kelompok

Jenis Barang dagangan dan Rumah Tangga dengan Program

SPSS 15.0 Metode Boxplot ... 170

37 Nilai Skewness dan Kurtosis Kebutuhan Parkir dengan Jumlah Kelompok Jenis Barang dagangan dan Rumah Tangga Menggunakan

Program SPSS 15.0 ... 172

38 Korelasi antara Kebutuhan Parkir dengan Jumlah Kelompok Jenis

Barang dagangan dan Rumah Tangga ... 173

39 Analisis Regresi Kebutuhan Parkir dengan Jumlah Kelompok Jenis Barang dagangan dan Rumah Tangga Menggunakan Program

(23)

ABSTRACT

In general, market center has its own characteristic such as crowded visitors and traffic jam due to the existence of the parking vehicles on the road. From preliminary survey on several markets it was found the parking space in the parking area of the market are not full yet, however, there have been a lot of vehicles park on half of the street park which resulting in the side resistance of the traffic stream. As a result, it will cause disturbance in the traffic flow fluency.

The objective of this research is to evaluate the parking condition by comparing the requirement and the availability of parking space, the available existing parking space and the one in accordance with the state regulation, the excessive of on street parking, and to generate the mathematical model of the relationship of the parking need and the physical infrastructure of the market and the parking demand due to the trading goods group and the number of households in the vicinity of the market.

The evaluation of the parking need is used to manage the parking system, and the mathematical model of parking need is used to predict the parking demand. The parking need generated from the difference between the cumulative amounts of the vehicles enter to and exit from the parking area at equal time interval. The cumulative amounts of the vehicles enter to and exit from the parking area are enumerated from every vehicle’s police number enter to and exit from the parking area within period of 15 minutes. The availability of parking area is determined by measuring effective area of parking space. The available area of parking space is determind based on the Keputusan Dirjen Hubda No.272/HK.105/DR/96. The excessive parking is calculated by the difference between the required parking and the readily available parking space. The number of on the street parking is determined by the survey result. The mathematical model of parking need was analyzed by using SPSS 15.0. Program. Based on the evaluation result it was concluded that: The state market of Bhakti and Sei Sikambing, parking space is bigger than the available parking area, with value of 122 % and 105 % accordingly. At the state market of Halat and Titi Kuning the ratio of parking requirement and available parking area are 48 % and 34 %. The state maket of Bhakti, Halat, Sei Sikambing, and Titi Kuning, the ratios are smaller than the one issued by the state regulation, with value of 10.8 %, 16.9 %, 13.2%, and 35.4 % (accordingly). The on street parking on the market of Bhakti, Halat and Sei Sikambing are larger than the excessive parking with value of 13.3 srp>4.3 srp; 5.3 srp>-16.3 srp; 20.0 srp > 1.5 srp, however, in the market of Titi Kuning there is no excessive and on the street parking.

The mathematical relationship with level of significance α = 0.05 between the parking need (y) and the width of the market infrastructure area (x1-x7), is the linear regression equation, y = 10.185 + 0.405 x4, where x4 is the ratio between the area of designated and the total area of the market building exist in the county, and the mathematical relationship of the varieties good market and the number of household as an independent variable. There is no significant regression equation.

(24)

ABSTRAK

Secara umum pasar memiliki ciri yang khas yaitu kerumunan pengunjung dan kemacetan arus lalu-lintas, kemacetan arus lalu lintas merupakan akibat dari parkir yang berada di badan jalan. Pengamatan pendahuluan diketahui bahwa pelataran parkir belum penuh, tetapi di badan jalan sudah terdapat parkir, parkir di badan jalan akan menambah hambatan samping arus lalu lintas, dengan tambahnya hambatan samping maka kelancaran arus lalu lintas akan terganggu dan dalam batas tertentu akan terjadi kemacetan arus lalulintas.

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kondisi parkir dengan cara membandingkan antara kebutuhan dengan ketersediaan pelataran parkir, ketersediaan pelataran parkir dengan ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan, luapan parkir dengan parkir di badan jalan, membuat hubungan matematis antara kebutuhan parkir dengan prasarana phisik pasar dan kebutuhan parkir dengan kelompok jenis barang dagangan serta jumlah rumah tangga yang berdomisili di sekitar pasar se Kecamatan.

Evaluasi kondisi parkir bermanfaat untuk menata sistem perparkiran dan model matematis kebutuhan parkir bermanfaat untuk memprediksi kebutuhan parkir. Kebutuhan parkir dihitung dengan menselisihkan antara kumulatif kendaraan masuk dengan keluar parkir pada interval waktu yang sama. Kumulatif parkir masuk dan keluar diperoleh dengan cara mencatat setiap nomer pelat kendaraan yang masuk dan keluar parkir per 15 menit. Ketersediaan pelataran parkir diperoleh dengan cara mengukur areal parkir efektif. Ketersediaan parkir sesuai Keputusan Dirjen Hubda No. 272/HK.105/DRJD/96. Luapan parkir dihitung dengan menselisihkan antara kebutuhan dengan ketersediaan parkir. Parkir di badan jalan didapat dari hasil survei. Model hubungan matematis kebutuhan parkir dianalisis dengan program SPSS 15.0.

Hasil evaluasi parkir dapat disimpulkan bahwa: Pasar Bhakti dan Sei Sikambing kebutuhan parkir lebih besar dari ketersediaan pelataran parkir yaitu: 122 % dan 105 % dari pelataran parkir tersedia. Pasar Halat dan Titi Kuning kebutuhan parkir lebih kecil dari ketersediaan pelataran parkir yaitu: 48 % dan 34 % dari pelataran parkir tersedia; Pasar Bhakti, Halat, Sei Sikambing, Titi Kuning ketersediaan pelataran parkir lebih kecil dari ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan yaitu: 10,8 %; 16,9 %; 13,2 %; 35,4 % dari ketersediaan parkir sesuai peraturan; Pasar Bhakti, Halat, Sei Sikambing parkir di badan jalan lebih besar dari luapan parkir yaitu: 13,3 srp > 4,3 srp; 5,3 srp > -16,3 srp; 20,0 srp > 1,5 srp, Pasar Titi Kuning tidak terdapat luapan parkir maupun parkir di badan jalan.

Hubungan matematis dengan tingkat akurasi 95% (level of significance α : 0,05) antara kebutuhan parkir (y) dengan luas prasarana pasar (x1-x7), adalah persamaan regresi Linear, y

= 10,185 + 0,405x4 , x4 adalah perbandingan antara luas bangunan pasar yang ditinjau

terhadap total luas bangunan pasar se Kecamatan dimana pasar berada. Hubungan matematis kebutuhan parkir dengan jumlah kelompok jenis barang dagangan dan jumlah rumah tangga sebagai variabel bebas, tidak terdapat persamaan regresi yang signifikan.

(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.8Latar Belakang

Keberhasilan suatu masyarakat kawasan/kota dapat dilihat dari sistem penataan

dan kondisi prasarana umum, sebagai contoh adalah kondisi terminal dan pasar. Prasarana umum yang akan diteliti adalah kawasan pasar terutama parkir yang

terdapat di pasar kota Medan.

Secara umum pasar memiliki ciri yang khas yaitu kerumunan pengunjung dan kemacetan arus lalu lintas akibat tidak terkendalinya arus lalu-lintas di sekitar pasar.

Kemacetan arus lalu-lintas satu diantaranya adalah akibat dari tidak terkendalinya parkir, hal ini ditandai dengan parkir yang berada di badan jalan.

Pengamatan pendahuluan terhadap parkir di Pasar Inpres Bhakti, Halat dan Sei Sikambing diperoleh data bahwa pelataran parkir belum terisi penuh tetapi sudah terdapat parkir di badan jalan, data selengkapnya di sajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Pengamatan Pendahuluan Parkir Di Pasar

No Nama Pasar Pelataran parkir masih kosong

Parkir di badan jalan

1 Pasar Inpres Bhakti 4 srp 7 srp

2 Pasar Inpres Halat 18 srp 5 srp

3 Ps. Inpres Sei Sikambing 3 srp 8 srp

srp: satuan ruang parkir

(26)

sekitar 4 srp dan terdapat parkir di badan jalan sejumlah 7 srp, Pasar Inpres Halat

pelataran parkir masih kosong sekitar 18 srp dan terdapat parkir di badan jalan sejumlah 5 srp, Pasar Inpres Sei Sikambing pelataran parkir masih kosong sekitar 3 srp dan terdapat parkir di badan jalan sejumlah 8 srp.

Keberadaan parkir di badan jalan di lokasi sekitar pasar merupakan pertanda bahwa ketersediaan pelataran parkir tidak memadai atau ketersediaan pelataran parkir

telah memadai tetapi penempatan parkir tidak diatur sebagaimana mestinya. Pelataran parkir dikatakan memadai, bila ketersediaan pelataran parkir lebih besar apabila dibandingkan dengan pelataran parkir yang dibutuhkan.

Secara teoritis, setiap pembangunan suatu pasar telah direncanakan pelataran parkir yang memadai, demikian juga untuk Pasar Inpres di kota Medan.

Untuk mengetahui apakah ketersediaan pelataran parkir mecukupi atau tidak, perlu dilakukan analisis terhadap ketersediaan dan kebutuhan pelataran parkir.

1.9Permasalahan

Pengamatan pendahuluan terhadap parkir di Pasar Inpres Bhakti, Pasar Inpres

Halat, Pasar Inpres Sei Sikambing diperoleh informasi bahwa ketiga pasar telah tersedia pelataran parkir dan kondisi pelataran parkir belum terisi penuh tetapi di

badan jalan sekitar lokasi pasar tersebut terdapat kendaraan parkir.

Secara teoritis, apabila pasar telah tersedia pelataran parkir dan kondisi pelataran parkir masih kosong, maka tidak terjadi luapan parkir atau parkir di badan jalan.

(27)

Dengan sempitnya jalur jalan, maka kelancaran arus lalu lintas akan terganggu dan

pada batas tertentu arus lalu lintas akan macet.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut:

1) Pasar sebagai obyek penelitian dibatasi sebagai berikut:

a. Pasar Inpres yang berada pada sisi jalan besar,

b. persentase pengunjung pasar membutuhkan parkir lebih besar dari

50% dari jumlah pengunjung pasar total. 2) Masalah yang dievaluasi dibatasi sebagai berikut:

a. kebutuhan parkir dengan ketersediaan pelataran parkir,

b. ketersediaan pelataran dengan ketersediaan parkir sesuai peraturan, c. luapan parkir dengan parkir di badan jalan.

3) Model matematis sebagai variabel dibatasi sebagai berikut: a. variabel terikat adalah kebutuhan parkir,

b. variabel bebas adalah prasarana phisik pasar dan kelompok jenis

barang dagangan serta jumlah rumah tangga pada Kecamatan dimana pasar diteliti.

1.4 Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana perbandingan antara:

(28)

b. ketersediaan dengan ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan,

c. luapan parkir dengan parkir di badan jalan. 2) Bagaimana model matematis hubungan antara:

a. kebutuhan parkir dengan prasarana phisik pasar,

b. kebutuhan parkir dengan kelompok jenis barang dagangan dan jumlah rumah tangga pada Kecamatan dimana pasar diteliti.

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengevaluasi kondisi parkir dengan cara membandingkan antara: a. kebutuhan parkir dengan ketersediaan pelataran parkir,

b. ketersediaan pelataran parkir dengan ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan,

c. luapan parkir dengan parkir di badan jalan. 2) Membuat model matematis hubungan antara:

a. kebutuhan parkir dengan prasarana phisik pasar,

b. kebutuhan parkir dengan kelompok jenis barang dagangan dan jumlah rumah tangga pada Kecamatan dimana pasar diteliti.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:

(29)

2) Hasil model matematis kebutuhan parkir dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk memprediksi kebutuhan parkir di pasar kota Medan.

1.7Sitematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan,

BAB II: Tinjauan pustaka, berisi teori dari beberapa sumber yang berhubungan dengan permasalahan dan tujuan pembahasan serta studi terdahulu, BAB III: Metodologi penelitian, berisi tahapan penelitian dan penjelasan

pengolahan data,

BAB IV: Hasil dan pembahasan, berisi analisis dan pembahasan hasil penelitian,

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.3Umum

Kesuksesan dan kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari sistem penataan

dan kondisi prasarana umum di mana masyarakat itu bertempat tinggal, selain itu dapat dilihat dari penyebaran sumber daya, pelayanan jasa, efisiensi, kualitas hidup, kesehatan, sosial, ekonomi dan aktivitas bisnisnya.

Kerajaan Romawi yang terkenal sebagai kerajaan kuat pada masa itu, ternyata satu diantara penyebabnya adalah telah membangun prasarana umum, yaitu telah

membangun jalan raya dan jembatan layang, sehingga mempermudah pergerakan orang dan barang di Eropa, Afrika Utara maupun Timur Tengah (Hudson, 1997).

Fasilitas parkir merupakan fasilitas pelayanan umum yang merupakan faktor

sangat penting dalam sistem transportasi di daerah perkotaan (Alamsyah, 2005). Pendapat ini menunjukan bahwa parkir merupakan fasilitas pelayanan umum dan

merupakan bagian sistem transportasi yang penting, sistem transportasi merupakan prasarana umum sedangkan kwalitas prasarana umum merupakan tolok ukur keberhasilan suatu masyarakat, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

keberhasilan pengelolaan parkir di pasar kota Medan merupakan cerminan dari keberhasilan masyarakat kota Medan demikian juga sebaliknya, apabila pengelolaan parkir di pasar kota Medan tidak berhasil, maka ini merupakan cerminan dari

(31)

2.4Pasar

Sejarah terbentuknya suatu pasar, pasar adalah suatu tempat pertemuan antara dua kepentingan yang saling pengertian dan saling menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari masing-masing pihak. Pihak pertama adalah masyarakat yang

mempunyai barang untuk dijual biasa disebut penjual atau pedagang dan pihak kedua adalah masyarakat yang memerlukan barang tersebut untuk dibeli biasa disebut

pembeli.

Pada pemukiman yang kecil, pasar mengambil tempat di sepanjang jalan utama di daerah itu pada kedua sisinya (Gallion, 1986). Keadaan seperti ini masih terjadi

hingga saat ini walaupun bentuknya terkadang tetap dan terkadang sudah berubah menjadi kawasan yang biasa disebut kawasan perdagangan. Ini menandakan bahwa

sisi jalan utama dari sebuah komunitas atau kota adalah tempat yang cocok untuk kegiatan dagang (Gallion, 1986).

Menurut Gibberd, (1970) kerumunan pengunjung yang sangat ramai merupakan

ciri khas pasar, oleh karena itu arus lalu lintas yang tidak terkendali, kebersihan jalan dan pasar yang tidak dihiraukan, usaha untuk memelihara keberadaannya yang

diabaikan adalah keadaan yang seharusnya tidak harus terjadi karena pasar adalah suatu faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan kepribadian suatu kota.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar merupakan tempat kegiatan

penjualan dan pembelian suatu kebutuhan sehari-hari dari pemenuhan kebutuhan hidup manusia, secara umum memiliki ciri yang khas yaitu kerumunan pengunjung

(32)

2.3 Parkir

Parkir yang akan diuraikan meliputi: pengertian parkir, fasilitas parkir, jenis fasilitas parkir, konsep parkir, satuan ruang parkir, akumulasi parkir, kebutuhan parkir, luapan parkir, parkir di badan jalan, penempatan parkir dan status parkir.

2.3.1. Pengertian Parkir

Banyak pendapat yang mendefinisikan parkir secara berlainan, tetapi secara umum mempunyai pengertian atau maksud yang sama, pendapat tentang pengertian

parkir antara lain adalah sebagai berikut:

a) parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat,

b) kendaraan tidak mungkin bergerak terus menerus, suatu saat kendaraan

pasti berhenti untuk sementara atau untuk waktu yang agak lama, kendaraan berhenti sementara atau agak lama, inilah yang memerlukan suatu lahan,

lahan ini disebut lahan parkir,

c) parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara (Keputusan Dirjen Hubda No. 272/HK.105/DRJD/96).

Dengan demikian, dapat disimpulan bahwa parkir merupakan tempat dimana kendaraan berhenti.

2.3.2. Fasilitas Parkir

(33)

a) penumpang umum, perorangan, sopir kendaraan pribadi menginginkan

parkir bebas dan mudah mencapai tempat tujuan,

b) pemilik toko menginginkan mudah bongkar dan muat barang serta menyenangkan pembeli,

c) kendaraan umum menginginkan dikhususkan agar aman untuk naik-turun penumpang dan mudah keluar-masuk sehingga dapat menepati perjalanan,

d) kendaraan barang menginginkan mudah bongkar dan muat barang,

e) pengusaha parkir atau petugas parkir menginginkan parkir bebas dan fasilitas parkir selalu penuh,

f) sedangkan prinsip pengelolaan prasarana umum menginginkan dapat melayani setiap pemakai prasarana umum dengan baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fasilitas parkir merupakan tempat penting dari sistem transportasi kota dan merupakan kebutuhan banyak pihak sehingga fasilitas parkir perlu memperhatikan keinginan yang beragam.

2.3.3. Jenis Fasilitas Parkir

Fasilitas parkir bertujuan untuk memberikan tempat istirahat kendaraan dan untuk menunjang kelancaran arus lalulintas. Jenis fasilitas parkir adalah parkir di

badan jalan (on street parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking). Penempatan fasilitas parkir di badan jalan, yaitu pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir dan pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir. Parkir di

(34)

berupa gedung parkir atau taman parkir untuk umum yang diusahakan sebagai

kegiatan tersendiri dan fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang, merupakan tempat yang berupa gedung parkir atau taman parkir yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama.

2.3.4. Konsep parkir

Dalam penanganan parkir perlu dilakukan pendekatan sistematis didasarkan pada dua aspek utama yaitu:

a) kajian terhadap permintaan parkir/kebutuhan parkir dan

b) kajian terhadap besar penyediaan fasilitas parkir/parkir tersedia.

Besarnya permintaan parkir pada suatu kawasan ruas jalan sangat dipengaruhi

oleh pola tata guna lahan di kawasan yang bersangkutan, sehingga di dalam penanganan parkir harus diikuti dengan pengaturan pola tata guna lahan yang

disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang di setiap kota (Alamsyah, 2005). Selain itu mengingat besarnya permintaan parkir sehingga memunculkan banyak bangkitan parkir di ruas badan jalan, oleh sebab itu persyaratan penyediaan fasilitas

parkir minimal pada pusat kegiatan yang ada atau pusat kegiatan baru yang dapat dituangkan sebagai persyaratan dalam pembuatan Izin Mendirikan Bangunan.

2.3.5. Satuan Ruang Parkir

(35)

diperlukan dan konfigurasi parkir.

Satuan ruang parkir (srp) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kebutuhan ruang untuk parkir suatu kendaraan dengan aman dan nyaman dengan pemakaian ruang seefisien mungkin (Alamsyah, 2005).

Dari pengumpulan pendapat beberapa pakar mengenai besaran ruang parkir untuk mobil penumpang, sangat bervariasi seperti disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Pendapat Pakar tentang Besaran Satuan Ruang Parkir

Nama buku Penulis Tahun SRP (m x m)

Design Notes for Park Lancashire County 1976 2,40 x 5,00 Endosed Shopping C. Darlow (ed) 1972 2,45 x 4,90 Parking Cheshire County Planning 1974 2,50 x 4,75 Parking of Motor vehides J. Brierley 1972 2,50 x 4,75 Trafhc Planning & F D. H obb s 1974 2,50 x 5,50

Sumber: 0' Flaherty, 1974

Tabel 2.1 menunjukan bahwa satuan ruang parkir bervariasi, yaitu lebar bekisar

antara 2,40 meter sampai dengan 2,50 meter dan panjang berkisar antara 4,75 meter sampai dengan 5,50 meter.

(36)

Tabel 2.2 Keputusan Dirjen Hubda tentang Satuan Ruang Parkir

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (srp) Mobil Penumpang Golongan I 2,30 m x 5,00 m Mobil Penumpang Golongan II 2,50 m x 5,00 m Mobil Penumpang Golongan III 3,00 m x 5,00 m

Mobil Bus/Truk 3,40 m x 12,5 m

Sepeda Motor 0,75 m x 2,00 m

Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96

2.3.6 Akumulasi parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir di suatu tempat pada periode

waktu tertentu. Jumlah kendaraan parkir tidak akan sama dari waktu ke waktu. Kebutuhan parkir dicari dengan cara mendapatkan akumulasi maksimum dari suatu interval pengamatan. Akumulasi dan studi bangkitan dibuat untuk menentukan

puncak parkir pada interval yang relatif sering dalam hari yang berbeda pada satu minggu di mana jam-jam, hari-hari, bulan-bulan tersibuk harus diketahui.

Analisa akumulasi dilakukan dengan perhitungan kendaraan yang bergerak

masuk dan keluar yang dilakukan terus-menerus, cara ini memerlukan pengetahuan jumlah kendaraan pada fasilitas di awal perhitungan dan pengecekan jumlah

kendaraan yang tersisa pada akhir perhitungan agar menjelaskan keakuratan perhitungan.

(37)

Gambar 2.1 Besarnya Akumulasi Parkir Maksimum 2.3.7 Kebutuhan parkir dan jam puncak parkir

Kebutuhan parkir merupakan selisih antara akumulasi kendaraan masuk parkir dengan akumulasi kendaraan keluar parkir. Jam puncak parkir menunjukan

akumulalasi parkir yang maksimum pada suatu periode waktu tertentu.

2.3.8 Luapan parkir dan parkir di badan jalan

Luapan parkir secara umum adalah jumlah kendaran parkir yang tidak

tertampung pada pelataran parkir yang tersedia.

Besarnya luapan parkir = jumlah kendaran parkir dikurangi daya tampung

pelataran parkir.

Parkir di badan jalan adalah kendaraan yang parkir di badan jalan.

2.3.9 Penempatan parkir

Penempatan parkir dapat dilakukan pada badan jalan (on street parking) dan di

(38)

badan jalan dengan cara mengambil tempat di sepanjang badan jalan dengan atau

tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir. Parkir ini baik bagi pengunjung yang ingin dekat dengan tujuannya tetapi untuk lokasi dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, cara ini dapat mengakibatkan berkurangnnya kapasitas jalan sehingga

mengakibatkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas.

Parkir di luar badan jalan dengan cara menempati suatu pelataran tertentu di luar

badan jalan, baik di halaman terbuka maupun di dalam bangunan khusus untuk parkir. Parkir model ini memberikan kenyaman dan keamanan kepada pengunjung parkir namun jarak antara tempat parkir dengan tujuannya lebih jauh dibandingkan

dengan parkir pada badan jalan.

2.3.10 Status Parkir

Menurut statusnya, parkir dibedakan menjadi; parkir umum, parkir khusus, parkir

darurat, taman parkir, dan gedung parkir. Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan lapangan atau jalan-jalan yang dimiliki/dikuasai serta pengelolaannya diselengarakan oleh pemerintah daerah.

Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tempat yang dikuasai dan dikelola oleh pihak tertentu, parkir darurat adalah perparkiran di tempat-tempat

umum baik yang menggunakan badan jalan, ataupun lapangan milik/penguasaan pemerintah daerah atau swasta, karena kegiatan yang sifatnya darurat.

Taman parkir adalah suatu areal atau bangunan yang dilengkapi dengan

(39)

adalah suatu bangunan gedung yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan

yang penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah daerah atau pihak swasta yang telah mendapat ijin dari pemerintah daerah.

Menurut jenis kendaraan parkir, terdapat beberapa golongan parkir yaitu:

1) parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermotor,

2) parkir untuk kendaraan bermotor roda dua,

3) parkir untuk kendaraan bermotor beroda tiga, empat atau lebih.

Pemisahan tempat parkir menurut jenisnya mempunyai tujuan agar pelayanan lebih mudah agar tidak terjadi keruwetan.

2.4 Aplikasi Program SPSS 15.0 for Windows

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) merupakan satu diantara olah data Statistik yang paling banyak diminati oleh para peneliti. SPSS relatif fleksibel

dan dapat digunakan untuk hampir semua bentuk dan tingkatan penelitian.

Hampir semua model aplikasi Statistik, dari yang sederhana yaitu: Statistik Descriptive (mean, median, modus, sum, prosentase, minimum, maksimum, kuartil,

desil, Persentil, Range, Distribusi, Varians, Standard Error, Nilai kemiringan, dll) hingga Statistik inferensial, model korelasi dan regresi serta uji statistik non

parametreik, dilengkapi berbagai grafik dengan resolusi tinggi (Alhusin, 2000). Hubungan matematis pada analisis ini digunakan pendekatan Persamaan Regresi,

(40)

y = f(x) ………..………(2.1) Dari data penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kebutuhan parkir, Variabel independen yaitu variabel yang berhubungan dengan prasarana pasar dan jumlah kelompok jenis barang dagangan serta jumlah rumah tangga total yang ada di satu kecamatan dimana pasar yang ditinjau berada.

Persamaan regresi dibedakan sebagai berikut:

• Analisis regresi linier (sederhana).

• Analisis regresi non linier.

• Analisis multi regresi (berganda).

2.4.1 Analisis Regresi Linier

Peramalan analisis regresi linier dimaksudkan untuk menentukan hubungan berbentuk garis lurus antara satu variabel yang diprediksi dengan satu variabel yang mempengaruhinya sekaligus mengukur intensitas hubungan keduanya. Pola hubungan yang ditunjukkan analisis regresi linier mengasumsikan hubungan di antara dua variabel dinyatakan dengan persamaan linier berikut: (Kennedy dan Neville, 1976)

y = a + bx ………..………(2.2)

di mana:

y = Variabel yang diramalkan. a = konstanta,

b = koefisien regresi x = Variabel bebas,

konstanta a dan koefisien regresi b dihitung dari persamaan:

Σy=n.a+b.Ex ………..…..…..……(2.3)

(41)

di mana: n = banyaknya sampel.

Selanjutnya disederhanakan sehingga

diperoleh nilai a dan b:

b =

Cara di atas di sebut metode kwadrat terkecil (least square method).

2.4.2 Analisis Regresi Non Linier Peramalan regresi non linier yaitu

a. Metode Logarithmic.

(42)

2.4.3 Analisis Regresi Berganda

Regresi Linier yang telah diuraikan merupakan kasus khusus dari regresi

berganda dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel yang diramalkan. Dalam analisis regresi berganda terdapat satu variabel yang diramalkan (dependen variabel) dengan lebih dari satu variabel bebas (independen variabel) yang

mempengaruhinya.

Bentuk umum persamaan regresi berganda adalah

Y = a + bjxj + b2X2+ b3X3+ b4X4...+ bixi ………. 2.11)

konstanta a dan koefisien regresi berganda bi diperoleh dengan menggunakan metode

kuadrat terkeeil dengan beberapa persamaan yang merupakan rumus umum dari metode least square berikut -.

Σy = a+b1Σx1 + b2Σx2 + b3Σx3...+ bi. Σxi

Σyx1 = a. Σxl+ bl. Σxl² + b2. Σxlx2+ b3. Σ xlx3 + bi. xlxi

Σyx2= a. ΣX2+ bl . Σx

lx2+ b2. ΣX2² + b3..Σ x2x3...+bi. Σ x2xi

Σyx3 = a. Σx3+ bl. Σ xlx3+ b2. Σx2 x3+ b3. Σx3 2

...+ bi. ΣX3Xi.

Σyxi= a. Σxi +bI. Σ xlxi + b2. Σx2xi + b3. ΣX3Xi...+bi. Σxi2 ……… (2.12)

Dengan sejumlah i+l persamaan dan sejumlah 1+1 bilangan yang tidak diketahui

maka konstanta a dan koefisien regresi bi dapat dihitung.

2.4.4 Analisis Kolerasi dan Determinasi

(43)

atau tidak perlu dilakukan analisis koefisien korelasi (r) dan analisis koefisien

determinasi (R² atau R square). Nilai koefisien korelasi (r) adalah antara -1 sampai dengan +1 dan nilai koefisien determinasi (R² atau R square) adalah antara 0 sampai dengan 1.

Koefisien kolerasi r adalah ukuran relatif dari asosiasi diantara variabel, dependen dengan variabel independen. nilai r = 0 menunjukkan kedua variabel tidak

ada kolerasi, nilai r > 0 kedua variabel mempunyai kolerasi positif sebaliknya bila r < 0 kedua variabel mempunyai kolerasi negative, nilai r = ± 1 menunjukkan kolerasi sempurna (perfect competition).

Nilai koefisien korelasi dihitung dengan rumus

∑ ∑

Nilai koefisien determinasi (R² atau R square) dihitung dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi dengan rumus:

∑ ∑

Apabila variabel independen lebih dari satu maka dihitung koefisien kolerasi dan determinasi masing-masing variabel secara terpisah (parsial).

2.4.5 Pengujian Signifikansi

(44)

Apabila hasil pengujian yang dilakukan tidak signifikan (insignificant) maka persamaan regresi kurang tepat untuk digunakan.

Pengujian signifikansi meliputi pengujian nilai t dan pengujian nilai f.

1) Pengujian nilai t (t test)

Tujuan pengujian t terhadap parameter variabel independen (koefisien regresi) adalah menentukan apakah ada dan juga bagaimana bentuk pengaruh antara

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Sebagai pembanding dalam pengujian t (t test) adalah harga statistik pengujian (to1)dan daerah kritis pengujian (tt).

Nilai statistik pengujian dapat dihitung dengan rumus:

2

di mana: t oi = statistik pengujian untuk koefisien regresi

bi = koefisien regresi

Sbi = kesalahan taksir standar (standar deviasi) koefisien regresi

r = koefisien kolerasi parsial pada analisa regresi berganda.

n-i-l= derajat kebebasan

n-2 = untuk analisa regresi sederhana.

(45)

pengujian kuat atau lemah. Untuk pengujian kuat (sangat nyata) dipergunakan taraf

signifikan (a) sebesar 0,01 di mana hubungan dan pengaruh variabel dependen dengan akurasi sebesar 99%, untuk pengujian lemah (biasa) maka digunakan taraf signifikan (a) sebesar 0,05 dengan akurasi sebesar 95%.

2) Pengujian nilai f (f test)

Tujuan pengujian f (f test) adalah memilih bentuk persamaan terbaik sehingga keputusan apakah persamaan tersebut layak digunakan secara signifikan atau tidak.

f adalah rasio dari dua variasi seperti persamaan berikut:

n = jumlah observasi

k = jumlah variabel (dalam regresi sederhana k = 2)

Setelah diperoleh nilai f hitung kemudian dibandingkan dengan nilai f tabel.

Apabila f hitung lebih besar dari f tabel maka secara statistik persamaan regresi adalah signifikan, sebaliknya nilai f hitumg lebih kecil atau sama dengan nilai f tabel maka secara statistik persamaan regresi tidak signifikan.

2.5 Studi Terdahulu

(46)

untuk kajian karakteristik parkir khususnya kebutuhan parkir hubungannya dengan tata guna lahan yang lain telah didapatkan, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Karakteristik Kebutuhan Parkir dan Perjalanan dengan dengan Banyak Tujuan

untuk Hotel Bintang Tiga pada Akhir Minggu Di Kota Madya Bandung, (Yusandy Aswad, 2000), data diperoleh dari 4 hotel berbintang, kebutuhan parkir dengan persamaan yang diperoleh adalah:

y1 : 0,00376x12,104,

y2 : –342,514 + 90,501Lnx1,

y2 : 28,168 + 0,741 x2, y2 : -155,303 + 51,318 Lnx3, y1 & y2 : kebutuhan parkir,

x1 : kamar tidur yang tersedia, x2 : kamar tidur terisi,

x3 : pegawai yang bertugas.

2) Karakteristik Kebutuhan Parkir Gedung Perkantoran Di Bandung (Pandey, 1998 melalui Yusandy Aswad,2000), data diperoleh dari 5 gedung

perkantoran, kebutuhan parkir diperoleh dengan pemodelan hubungan kebutuhan parkir dan pegawai total, perssamaan yang diperoleh adalah

persamaan untuk parkir mobil

y : 1,5162x0,6756, kendaraan roda 4 y : 8,1085x 0,3471, kendaraan roda 2

(47)

3) Pemodelan Kebutuhan Parkir Hotel Berbintang Tiga dan Empat Di

Kotamadya Bandung (Sofyan,1997 melalui Yusandy Aswad,2000), data diperoleh dari 2 hotel bintang 3 dan 3 hotel bintang 4, kebutuhan parkir diperoleh dengan pemodelan hubungan kebutuhan parkir dan hunia kamar

hotel dengan metode matematis dan statistik, perssamaan yang diperoleh adalah persamaan inverse yaitu, untuk parkir mobil

y : 205,630019 – 8.978,883504/x, untuk kendaraan roda 4 y : 121.435.541 – 66.972.713/x,

y : kebutuhan parkir dan x : tingkat hunian kamar hotel.

4) Trip Generation An Informational reporrt 5th Edition, Institute of Transportation Engineers: data diperoleh dari Shopping Center kota-kota di Amerika Serikat dan Kanada untuk Saturday: Ln T = 3,867 + 0,635 Ln x, Sunday: Ln T = 4,287 + 0,437 Ln x, Weekday: Ln T = 2,378 + 0,589 Ln x, dimana x : 1000 Sq. Feet Gross Leasable Area

5) Trip Generation An Informational reporrt 5th Edition, Institute of Transportation Engineers: data diperoleh dari Super Market kota-kota di Amerika Serikat dan Kanada untuk Saturday: Ln T = - 0,896 + 2,065 Ln x,

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode untuk mendekripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dibahas dan disimpulkan.

Metodologi penelitian secara rinci akan dijelaskan pada berikut ini.

3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

Tujuan Penelitian

Studi Literatur Survei Pendahuluan

Survei/Pendataan Perumusan Masalah

Pengolahan Data

Analisis dan Pembahasan

Simpulan

(49)

3.2 Survei Pendahuluan

Sebelum dilakukan survei pedahuluan terlebih dahulu dilakukan pengamatan pendahuluan. Pengamatan pendahuluan akan didapat informasi tentang kondisi pasar yang berkaitan dengan perparkiran, kemudian dilanjutkan dengan survei

pendahuluan.

Survei pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan data situasi semua Pasar

Inpres yang berada di Kota Medan, dari data situasi pasar kemudian dianalisis dan ditentukan sebagai berikut:

1) lokasi pasar,

2) hari dan jam,

3) jumlah tenaga survei.

3.2.1 Lokasi Pasar

Pasar yang akan dijadikan objek penelitian sesuai dengan pembatasan masalah adalah Pasar Inpres yang terletak di sisi jalan besar dan persentase pengunjung membutuhkan parkir lebih besar dari 50% dari jumlah pengunjung pasar total”.

Dengan demikian survei pendahuluan dilakukan pada lokasi pasar untuk memperoleh data tentang lokasi pasar terhadap jalan dan persentase pengunjung membutuhkan

parkir.

1) Lokasi pasar terhadap jalan perlu disurvei, karena dari pengamatan pendahuluan tidak semua pasar berada pada sisi jalan besar atau terhubung

(50)

2) Kebutuhan parkir dari pengunjung pasar perlu disurvei, karena dari

pengamatan pendahuluan persentase kebutuhan parkir untuk setiap pasar tidak sama, sebagian pasar terdapat luapan parkir dan sebagian pasar lainnya terdapat kekosongan pelataran parkir.

Pencatatan pengunjung membutuhkan parkir dilakukan ketika kendaraan masuk parkir, baik di pelataran parkir maupun parkir di badan jalan. Pengunjung tidak

membutuhkan parkir dicatat jumlahnya ketika pengunjung memasuki lokasi pasar. Pengunjung tidak membutuhkan parkir pada umumnya berasal dari pejalan kaki, pengguna angkutan umum dan pengunjung yang diantar oleh kendaraan tetapi

kendaraannya tidak parkir.

Hasil survei pendahuluan lokasi pasar terhadap jalan dan kebutuhan parkir dari

pengunjung pasar disajikan dalam bentuk gambar. Gambar hasil survei pendahuluan akan diketahui pasar yang lokasinya berada di sisi jalan raya dan persentase pengunjung membutuhkan parkir lebih besar 50%, sehingga dapat ditetapkan pasar

yang akan disurvei.

3.2.2 Hari dan Jam

Hari dan jam kegiatan parkir di pasar perlu disurvei karena dari pengamatan

pendahuluan kegiatan parkir di pasar indentik dengan kegiatan pasar. Kegiatan pasar pada dasarnya berlangsung setiap hari, tidak mengenal hari libur maupun hari kerja selama 24 jam penuh.

(51)

hanyalah data disekitar jam puncak parkir. Survei pendahuluan terhadap jam puncak

kegiatan parkir dilakukan pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB pada hari Rabu mewakili hari kerja dan hari Minggu mewakili hari libur.

Hasil dari survei pendahuluan terhadap hari dan jam puncak kegiatan parkir

disajikan dalam bentuk gambar dari gambar akan diketahui hari apa dan jam berapa yang menunjukan kebutuhan parkir maksimum, sehingga dapat ditetapkan hari dan

jam survei.

3.2.3 Jumlah Tenaga Survei

Jumlah dan posisi tenaga survei sangat tergantung dari letak pintu utama dan pintu pejalan kaki. Pengamatan pendahuluan menunjukan bahwa pintu utama dan

pintu pejalan kaki tidak sama, baik letak maupun jumlahnya, maka letak pintu utama dan pintu pejalan kaki perlu disurvei.

Hasil survei pendahuluan letak pintu utama dan pintu pejalan kaki, disajikan dalam bentuk gambar, dari gambar akan diketahui letak pintu utama dan letak pintu pejalan kaki untuk masing-masing pasar, sehingga dapat ditentukan jumlah dan posisi

tenaga survei.

3.3 Pelaksanaan Survei

Hasil survei pendahuluan telah ditentukan: lokasi pasar yang akan disurvei, letak

(52)

Sebelum dilaksanakan survei ditetapkan terlebih dahulu: data, metoda, peralatan

dan tenaga survei yang diperlukan.

3.3.1 Data yang Diperlukan Data yang diperlukan yaitu:

1) jumlah kendaraan masuk dan keluar parkir, data ini dikelompokan

berdasarkan kendaraan roda 2, 3, 4, dan parkir di pelataran parkir serta parkir di badan jalan dengan durasi waktu per 15 menit,

2) luas phisik pasar meliputi: lahan pasar, bangunan pasar, pelataran parkir,

3) jumlah pengunjung meliputi: pengunjung membutuhkan dan tidak

membutuhkan parkir,

4) jumlah kelompok jenis barang dagangan, meliputi: kelompok

sayur-mayur, lauk-pauk, buah-buahan, makanan pokok, barang hasil industri, 5) jumlahrumah tangga di kecamatan dimana pasar diteliti dan

6) ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan.

3.3.2 Metoda Survei

Metoda survei dilakukan dengan cara pencatatan langsung pada objek penelitian terhadap data yang diperlukan, selanjutnya pelaksanaan survei secara rinci adalah

sebagai berikut:

(53)

mencatat nomer plat kendaraan yang masuk dan keluar parkir sesuai dengan

kelompok jenis kendaraan dan waktu serta penempatan parkir (di pelataran parkir atau di badan jalan),

2) untuk mendapatkan data luas phisik pasar yang meliputi: lahan pasar,

bangunan pasar dan pelataran parkir, dilakukan survei langsung ke lokasi pasar masing-masing, dengan cara mengukur langsung panjang dan lebar dari

lahan pasar, bangunan pasar dan pelataran parkir,

3) untuk mendapatkan data jumlah pengunjung yang meliputi: pengunjung membutuhkan dan tidak membutuhkan parkir, dilakukan survei langsung ke

lokasi pasar masing-masing, dengan cara menghitung dan mencatat jumlah pengunjung sesuai kelompok waktu,

4) untuk mendapatkan data jumlah kelompok jenis barang dagangan, yang meliputi: kelompok sayur-mayur, lauk-pauk, buah-buahan, makanan pokok, barang hasil industri dilakukan survei langsung ke lokasi pasar

masing-masing, dengan cara menghitung dan mencatat jumlah kelompok jenis barang dagangan,

5) untuk mendapatkan data jumlah rumah tangga yang berada pada Kecamatan

dimana pasar diteliti dengan cara mencari dari referensi dan

6) untuk mendapatkan data ketersediaan pelataran parkir sesuai peraturan dengan

(54)

3.3.3 Peralatan Survei

Peralatan survei yang diperlukan adalah:

1) untuk mencatat data jumlah kendaraan masuk digunakan Formulir F1 dan jumlah kendaraan keluar digunakan Formulir F2,

2) untuk mengukur lahan pasar, bangunan pasar dan pelataran parkir, digunakan meteran dengan panjang 30 meter dan 5 meter,

3) untuk mencatat jumlah pengunjung membutuhkan parkir digunakan Formulir F1 dan pengunjung tidak membutuhkan parkir digunakan Formulir F3.

Formulir F1, terdapat ruang/kolom yang harus diisi yaitu hari, tanggal, nama

personil, posisi, nama pasar, nomer plat kendaraan yang masuk parkir dan sekaligus jumlah penumpang sebagai pengunjung pasar.

Formulir F2, terdapat ruang/kolom yang harus diisi yaitu hari, tanggal, nama personil, posisi, nama pasar dan nomer plat kendaraan yang keluar parkir.

Formulir F3, terdapat ruang/kolom yang harus diisi yaitu: hari, tanggal, nama

personil, posisi, nama pasar dan jumlah kedatangan pengunjung pasar yang tidak membutuhkan parkir.

Formulir F1 dan F2 dibedakan sesuai dengan jenis kendaraan yaitu kendaraan roda 2, 3, 4 dan letak parkir dijelaskan yaitu parkir di pelataran parkir atau parkir di badan jalan.

(55)

3.3.4 Tenaga Survei

Tenaga survei merupakan pembantu peneliti yang bertugas untuk mencatat data hasil survei yang diperlukan untuk penelitian. Jumlah dan tempat bertugas tenaga survei tidak sama untuk masing-masing pasar, hal ini sangat tergantung dari jumlah

dan letak pintu masing-masing pasar.

Tenaga survei sebelum melaksanakan survei dibekali pengetahuan tetang

bagaimana cara mendapatkan data dan mengisi Formulir survei. Personil survei setelah melaksanakan tugas survei dengan mengisi Formulir F1 atau F2 atau F3 setiap hari menyerahkan kepada peneliti dan kemudian dilakukan pengolahan data.

3.4 Pengolahan Data

Hasil pelaksanakan survei diperoleh data sebagai berikut:

1) dari Formulir F1 diperoleh data nomer plat kendaraan masuk parkir sesuai

dengan jenis kendaraan dan data jumlah penumpang/pengunjung pasar membutuhkan parkir sesuai dengan kelompok waktu,

2) dari Formulir F2 diperoleh data nomer plat kendaraan keluar parkir sesuai

dengan jenis kendaraan dan kelompok waktu,

3) dari Formulir F3 diperoleh data jumlah pengunjung pasar tidak

membutuhkan parkir sesuai dengan kelompok waktu,

4) ukuran phisik pasar dan jumlah kelompok jenis barang dagangan.

Pengolahan dari hasil data Formulir F1, F2, F3 dan hasil pengukuran phisik

(56)

diperoleh besaran besaran sebagai berikut:

1) persentase pengunjung pasar membutuhkan parkir, dihitung dari data Formulir F1 dan Formulir F3,

2) kebutuhan parkir, dihitung dari data Formulir F1 dan Formulir F2 total,

3) ketersediaan parkir, dihitung dari data hasil pengukuran phisik pasar

4) ketersediaan parkir sesuai dengan peraturan, dihitung dari data hasil

pengukuran luas pasar dan peraturan,

5) luapan parkir, dihitung dari hasil perhitungan kebutuhan parkir dan ketersediaan pelataran parkir,

6) parkir di badan jalan, dihitung dari data Formulir F1 dan Formular F2, Selanjutnya proses pengolahan data akan diuraikan secara terperinci.

3.4.1 Persentase Pengunjung Pasar Membutuhkan Parkir

Uraian dan diagram alir pengolahan data untuk perhitungan persentase pengunjung pasar membutuhkan parkir secara terperinci adalah sebagai berikut:

Pengunjung membutuhkan parkir (Formulir F1)

Pengunjung tidak membutuhkan parkir (Formulir F3)

Pengunjung membutuhkan parkir kumulatif (A)

Pengunjung tidak membutuhkan parkir kumulatif (B)

Persentase pengunjung membutuhkan parkir {(A)/(A+B)} x 100% = (C)

(57)

Data pada Formulir F1 adalah nomer plat kendaraan masuk parkir dan jumlah

penumpang/pengunjung pasar pada jam sesuai dengan pengelompokan waktu yang telah ditetapkan pada formulir. Data kendaraan masuk parkir, yaitu parkir di pelataran parkir dan di badan jalan jumlah penumpang/pengunjung pasar dijumlahkan untuk

masing-masing pasar sesuai dengan kelompok jenis kendaraan dan kelompok waktu masuk parkir, kemudian data jumlah penumpang/pengunjung pasar dijumlahkan

secara kumulatif. Selanjutnya data ini dinamakan data pengunjung membutuhkan parkir kumulatif (A).

Data pada Formulir F3 adalah jumlah pengunjung tidak membutuhkan parkir

pada jam sesuai dengan pengelompokan waktu yang telah ditetapkan pada formulir. Data jumlah pengunjung tidak membutuhkan parkir, kemudian dijumlahkan secara

kumulatif, selanjutnya data ini dinamakan data pengunjung tidak membutuhkan parkir kumulatif (B).

Hasil kumulatif pengunjung membutuhkan parkir (A) dibagi dengan hasil

penjumlahan kumulatif pengunjung membutuhkan parkir (A) dan kumulatif pengunjung tidak membutuhkan parkir (B) kemudian dikalikan dengan 100%, maka

akan didapat persentase pengunjung pasar membutuhkan parkir (C), untuk masing-masing pasar sesuai dengan kelompok waktu.

Hasil perhitungan persentase pengunjung pasar membutuhkan parkir disajikan

dalam bentuk gambar berupa gambar grafik, dari gambar grafik dapat diketahui besaran presentase pengunjung pasar yang membutuhkan parkir untuk

(58)

3.4.2 Kebutuhan Parkir

Uraian dan diagram alir pengolahan data untuk perhitungan kebutuhan parkir (F) secara terperinci adalah sebagai berikut:

Masuk parkir (Formulir F1)

Keluar parkir (Formulir F2)

Masuk parkir kumulatif total (D)

Keluar parkir kumulatif total (E)

Kebutuhan parkir (D) – (E) = (F)

Gambar 3.3 Diagram Alir Perhitungan Kebutuhan Parkir

Data pada Formulir F1 adalah nomer plat kendaraan masuk parkir pada jam

sesuai dengan pengelompokan waktu yang telah ditetapkan pada formulir. Data kendaraan masuk parkir dibedakan menjadi parkir di pelataran parkir dan parkir di

badan jalan, parkir di pelataran dan di badan jalan kemudian dijumlahkan untuk masing-masing pasar sesuai dengan kelompok jenis kendaraan dan kelompok waktu masuk parkir sehingga didapat jumlah kendaraan masuk parkir total.

Data jumlah kendaraan masuk parkir total selanjutnya dijumlahkan secara kumulatif, apabila saat survei dimulai ternyata telah ada kendaraan yang masuk

(59)

Data pada formulir F2 adalah nomer plat kendaraan keluar parkir pada jam

keluar sesuai dengan pengelompokan waktu yang telah ditetapkan pada formulir. Data kendaraan keluar parkir dibedakan menjadi parkir di pelataran parkir dan parkir di badan jalan, parkir di pelataran dan di badan jalan kemudian dijumlahkan untuk

masing-masing pasar sesuai dengan kelompok jenis kendaraan dan kelompok waktu keluar parkir sehingga didapat jumlah kendaraan keluar parkir total.

Data jumlah kendaraan keluar parkir total selanjutnya dijumlahkan secara kumulatif. Selanjutnya data ini dinamakan data keluar parkir kumulatif (E).

Hasil kumulatif kendaraan masuk parkir total (D) dikurangkan dengan hasil

kumulatif kendaraan keluar parkir total (E), maka akan didapat jumlah kendaraan parkir total atau kebutuhan parkir (F), atau (D) – (E) = (F) untuk masing-masing

pasar sesuai dengan kelompok jenis kendaraan dan kelompok waktu. Satuan pada proses ini adalah satuan unit kendaraan, agar kebutuhan parkir kendaraan roda 2, 3, 4 dapat dijumlahkan serta sesuai dengan Keputusan Dirjen Hubda No.

272/HK.105/DRJD/96 maka satuan unit kendaraan selanjutnya diubah menjadi satuan ruang parkir atau srp.

Satuan ruang parkir (srp) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Satuan ruang parkir untuk mobil penumpang golongan I adalah 2,3 x 5 = 11,5 m², satuan ruang parkir untuk sepeda

motor adalah: 0,75 x 2 = 1,5 m² dan satuan ruang parkir untuk kendaraan roda 3 ( becak bermotor) adalah: 0,75 x 2 x 2 = 3,0 m².

Gambar

Gambar 2.1 Besarnya Akumulasi Parkir Maksimum
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Gambar 3.2 Diagram Alir Perhitungan Persentase Pengunjung Membutuhkan Parkir
Gambar 3.3 Diagram Alir Perhitungan Kebutuhan Parkir
+7

Referensi

Dokumen terkait

KH. Abdullah Abbas adalah seorang kiai khos yang menjadi rujukan umat Islam di Indonesia. Ia juga mempunyai banyak jasa. Selain pernah menjadi Kepala Staf Batalyon

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat disekitar Desa Panding Jaya Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang, bagian

Tidak terdapat interaksi yang nyata dalam penerapan bagian kulit yang berbeda dengan pH terhadap rendemen, kadar air, kadar lemak, dan tingkat kesukaan kerupuk kulit.

Dari gambar 6 kekuatan puntir hasil sambungan las gesek Al-Mg-Si tertinggi terdapat pada spesimen dengan sudut chamfer 15° dan gaya tekan akhirnya 202 kgf, dengan

Lamanya cekaman air menurunkan pertumbuhan bibit kelapa sawit melalui penurunan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar primer, bobot basah tajuk, bobot basah

Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat, terdiri dari dua atau lebih orang yang dihubungkan oleh ikatan darah, pernikahan atau adopsi, dan tinggal bersama,

ratio decidendi tentang penolakan eksepsi dalam perkara cerai talak (studi putusan No.1810/Pdt.G/2012/PA.Tbn.), kemudian penulis menganalisis apakah dalam pelaksanaan telah

Penelitian ini berjudul “Pemanfaatan Grup Facebook Ikatan Pustakawan Seluruh Indonesia Sebagai Media Information Sharing Pustakawan.” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk