• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Yang Belajar Pagi Hari Dan Siang Hari Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Yang Belajar Pagi Hari Dan Siang Hari Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI

(Pada Siswa Kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan Siswa Kelas VII-A SMPN 15 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

ELFRIDA NOVITA 1102841

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI

(Pada Siswa Kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan Siswa Kelas VII-A SMPN 15 Bandung)

Oleh Elfrida Novita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Elfrida Novita 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ELFRIDA NOVITA

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI

(Pada Siswa Kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan Siswa Kelas VII-A SMPN 15 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes., AIFO NIP. 196207181988031004

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd. NIP. 197409072001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRAK

Elfrida Novita NIM. 1102841. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Yang Belajar Pagi Hari Dan Siang Hari Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Pada Siswa Kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan Siswa Kelas VII-A SMPN 15 Bandung). Pembimbing I Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes., AIFO. Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang belajar pagi hari dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif komparatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampelnya dibagi kedalam dua kelompok yaitu siswa kelas VII-1 SMPN 1 Bandung yang belajar pendidikan jasmani pada pagi hari dengan jumlah 30 orang dan siswa kelas VII-A SMPN 15 Bandung yang belajar pendidikan jasmani pada siang hari dengan jumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dengan menggunakan Skala Likert. Berdasarkan uji validitas angket yang valid sebanyak 36 butir pernyataan dari 50 butir pernyataan. Hasil uji reliabilitas diperoleh hasil 0,884 dan masuk dalam kriteria reliabel. Hasil dari pengolahan dan analisis data diperoleh skor siswa yang belajar pagi hari sebesar 3339 dari skor maksimal 4320 setelah dipersentase hasilnya adalah 77,29%. Dan skor siswa yang belajar siang hari sebesar 3494 dari skor maksimal 4752 setelah dipersentasekan hasilnya adalah 73,53%. Hasil tersebut diperkuat oleh uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dua pihak atau t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances pada Microsoft Excel 2010 dimana nilai thitung (2,43) > ttabel (2,00) maka H0 ditolak.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan anatar motivasi belajar siswa yang belajar pagi hari dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan jasmani (Pada siswa kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan siswa kelas VII-A SMPN 15 Bandung).

(5)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii ABSTRACT

Elfrida Novita NIM. 1102841. Studies Health Physical Education and Recreation. Title: Differences in Learning Motivation of Students Learning Morning And Afternoon In Physical Education Learning (Students of class VII-1 SMPN 1 Bandung and class VII-A SMPN 15 Bandung). Supervisor I Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes., AIFO. Supervisor II Didin Budiman, M.Pd.

The purpose of this study was to determine whether there are differences between students' learning motivation who studying in the morning and afternoon on physical education teaching. The method used in this research is a comparative descriptive research method. The sampling technique in this study is purposive sampling. The samples were divided into two groups: students of class VII-1 SMPN 1 Bandung who studied physical education on the morning there are 30 students and class VII-A SMPN 15 Bandung who studied physical education in afternoon there are 33 students. The instrument used in this study a questionnaire using Likert Scale. Based on a validity test, the questionnaire consists of 36 valid statements from 50 statements. Reliability test results obtained by 0.884 and enter the result in reliable criteria. Results of the processing and analysis of data obtained scores of students who learned in the morning is 3339 of a maximum score of 4320. After being percentage the result is 77.29%. And scores of students who study in the afternoon is 3494 from a maximum score of 4752 after being percentage the result is 73.53%. These result are reinforced by testing the hipothesis by using t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances on Microsoft Excel 2010 where the value of tcount (2,43) > ttable (2,00) so H0 is

rejected. So the conclusion from this study is there is a significant difference of students learning motivation between students who studying in the morning and afternoon on physical education (Students of class VII-1 SMPN 1 Bandung and class VII-A SMPN 15 Bandung).

(6)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang dilakukan melalui

aktivitas fisik yang di dalamnya terdapat semua perilaku gerak, yang dimana

merupakan wujud dari gerak tubuh manusia. Mahendra (2012, hlm. 3)

menjelaskan bahwa “pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses

pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan

holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional.”

Dari definisi ahli di atas bahwa dengan pendidikan jasmani siswa dapat

mengembangkan kualitas gerak melalui aktivitas fisik dan mengatur emosi yang

terdapat di dalam dirinya. Pendidikan jasmani berbeda dengan pendidikan yang

lainya seperti pendidikan matematika, yang penekanannya pada kemampuan

matematis dan berfikir secara logika atau menalar, tetapi aspek fisik tidak turut

dikembangkan dalam proses pembelajarannya. Jadi pendidikan jasmani

merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak kalah penting dibandingkan

dengan mata pelajaran yang lainnya yang ada di sekolah, karena melalui aktivitas

jasmani diharapkan mampu mendidik siswa untuk memiliki kesiapan fisik dan

psikis dalam menempuh pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah.

Pendidikan jasmani juga merupakan salah satu bagian dari Kurikulum 2006

atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang mempelajari berbagai

keterampilan dasar permainan dan olahraga dalam bentuk sederhana, yang di

dalamnya mempelajari tentang olahraga permainan seperti olahraga permainan

bola besar dan bola kecil, mempelajari aktivitas atletik, olahraga bela diri,

aktivitas senam lantai, senam irama, kebugaran jasmani, aktivitas aquatik,

pendidikan luar kelas (P3K), dan gaya hidup sehat dengan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya. Kurikulum 2006 atau KTSP hanya mendeskripsikan

(7)

2

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan materi pembelajaran ditentukan oleh guru dengan mempertimbangkan tempat

belajar dan minat peserta didik tetapi tetap mengacu pada silabus pembelajaran.

Pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah bagi siswa sangat

menyenangkan, dimana siswa dapat belajar sambil bergerak. Dilihat dari suasana

dan lingkungan pembelajarannya pendidikan jasmani berbeda dari matapelajaran

lainnya, dimana pendidikan jasmani lebih sering dilakukan diluar kelas seperti

lapangan terbuka dan siswapun memakai pakaian olahraga yang bisa membuat

siswa merasa lebih bebas dalam mengekspresikan dirinya melalui bergerak. Siswa

dapat mempelajari berbagai keterampilan gerak baik yang sudah mereka ketahui

ataupun yang belum mereka ketahui sebelumnya. Pembelajaran pendidikan

jasmani di sekolah sudah mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai tetapi

dengan cara yang berbeda sesuai dengan pola pikir dari masing-masing guru,

namun dilihat dari proses pembelajarannya dimana guru masih mengarah pada

pendidikan olahraga (kemampuan teknik) tidak mengarah pada olahraga

pendidikan (belajar siswa). Penulis melihatnya saat mengikuti Program Latihan

Profesi (PLP) dimana pendidikan jasmani di sekolah menuntut siswanya untuk

mendapatkan nilai yang bagus dari hasil tes-tes keterampilan saat proses

pembelajaran yang nantinya akan dimasukkan ke dalam buku raport siswa diakhir

semester.

Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

sarana prasarana yang memadai sangat mendukung keberlangsungan proses

pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan sehingga siswa merasa sangat antusias untuk mengikuti seluruh

rangkaian pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan

materi yang diajarkan, suasana serta lingkungan belajar yang nyaman dan rindang

juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran, dan tidak kalah penting lagi

sumber daya manusianya sendiri. Sumber daya manusia (SDM) di sini ialah guru

dengan siswa, dimana guru berperan sebagai subyek dan siswa berperan sebagai

(8)

3

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional, sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

pada pasal 10 ayat (1) (dalam Nasution, 2013, hlm. 5) “kompetensi guru

sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”.

(http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.pdf). Guru

juga diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang menyenangkan, kreatif

dan inovatif. SDM yang lainnya adalah siswa dimana sebagai objek dari proses

pembelajaran, dalam tujuan pembelajaran yang mengarah kepada perubahan

afektif, kognitif, dan psikomotor siswa dibutuhkan suatu kesiapan fisik dan psikis

dari siswa tersebut. Kesiapan fisik dan psikis disini dapat dilihat dari kesehatan

jasmani dan rohani siswa, dengan fisik yang sehat (tidak cacat suatu apapun) dan

psikis/mental yang sehat (kejiwaannya tidak terganggu) siswa tersebut akan dapat

mengikuti proses pembelajaran di sekolah sampai dengan selesai. Kondisi

psikologis siswapun harus baik sehingga siswa memiliki minat dan bakat sebagai

motivasi tersendiri dari dalam dirinya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Suatu proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana

pembelajaran dibutuhkan motivasi yang tinggi dari seluruh siswa, sehingga siswa

dapat mengikuti semua tugas gerak yang diberikan oleh gurunya. Djamarah

(2008, hlm. 148) mengemukakan bahwa “motivasi adalah sebagian suatu

dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas

nyata untuk mencapai tujuan tertentu.” Dijelaskan lebih lanjut oleh Hidayat (2010,

hlm. 85) bahwa “motivasi adalah proses aktualisasi dari energi psikologis untuk

menimbulkan dan menjamin kelangsungan aktivitas dan berperan dalam

menentukan arah aktivitas yang dilakukan terhadap pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki

peranan yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan dari pembelajaran.

Dorongan motivasi terbagi kedalam dua bagian yaitu motivasi yang berasal dari

(9)

4

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(ekstrinsik). Faktor intrinsik meliputi kondisi fisik seseorang ataupun menyangkut

kondisi psikologis seperti minat, bakat, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal

seperti kondisi dan suasana tempat belajar, sarana dan prasarana, materi

pembelajaran, dan lain-lain.

Berdasarkan pengalaman penulis saat mengikuti Program Latihan Profesi

(PLP) di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung banyak sekali

permasalahan di sekolah saat proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan

yang sering terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah pengalokasian

waktu. Pengalokasian waktu pembelajaran yang kurang tepat dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani dapat membuat tujuan dari pembelajaran itu

tidak tersampaikan dengan baik. Salah satunya dapat terjadi pada siswa yang

mengikuti pembelajaran pada siang hari dapat membuat siswa tersebut merasa

malas karena faktor-faktor tertentu, seperti faktor yang terdapat di dalam diri

misalnya minat dan bakat siswa yang sudah berkurang karena mereka sudah

pusing dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya, maupun faktor yang terdapat di

luar lapangan seperti sarana prasarana, kondisi dan suasana tempat belajar

(lapangan). Cuaca yang panas juga sangat tidak mendukung sehingga membuat

motivasi belajar siswa berkurang dan membuat siswa mengabaikan tugas gerak

yang diberikan oleh guru. Suasana kelaspun akan menjadi tidak kondusif jika

siswa sudah tidak termotivasi untuk belajar, karena siswa akan bersikap sesuai

keinginannya sendiri dan susah untuk diberitahu. Berbeda halnya dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani pada pagi hari dengan cuaca

yang tidak terlalu panas, antusias dan minat siswa untuk belajarpun masih sangat

tinggi dimana seluruh siswa akan mengikuti semua proses pembelajaran dengan

baik dan tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmanipun akan tercapai sesuai

perencanaan pembelajaran.

Persoalan-persoalan seperti yang diuraikan di atas akan berdampak buruk

terhadap prospek pendidikan jasmani kedepannya. Dimana siswa akan kurang

berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,

(10)

5

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan kegiatan yang sepele atau tidak terlalu penting. Motivasi yang tinggi

akan sangat membantu dan mempengaruhi pembelajaran pendidikan jasmani

dalam menyampaikan tugas geraknya. Pengalokasian waktu yang tepat dapat

membuat siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan

jasmani, sehingga tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri dapat

tersampaikan dengan baik kepada seluruh siswa. Berdasarkan dengan uraian di

atas dan kondisi di lapangan permasalahan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani salah satunya adalah motivasi belajar siswa.

Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran sampai dengan selesai, serta tidak

lagi mempermasalahkan faktor-faktor yang ada baik dari dalam maupun dari luar

yang dapat menghambat suatu proses belajar mengajar sehingga membuat

motivasi belajar siswa berkurang. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk

membuat penelitian pendidikan dengan judul “Perbedaan Motivasi Belajar Siswa

Yang Belajar Pagi Hari Dan Siang Hari Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

(Pada Siswa Kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan Siswa Kelas VII-A SMPN 15

Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis melihat bahwa motivasi memiliki

peranan yang sangat penting untuk diteliti, karena dengan motivasi yang dimiliki

oleh siswa diharapkan dapat membantu siswa menjalankan tugasnya sebagai

peserta didik. Setiap siswa harus memiliki motivasi dalam proses belajar terutama

pada pembelajaran pendidikan jasmani serta tidak mempermasalahkan

faktor-faktor yang ada baik dari dalam diri maupun dari luar diri siswa yang dapat

menghambat proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran

pendidikan jasmani secara menyeluruh.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian pendidikan

mengenai “Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Yang Belajar Pagi Hari Dan Siang

Hari Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Pada Siswa Kelas VII-1 SMPN 1

(11)

6

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memfokuskan penelitian ini sehingga tidak menimbulkan

penafsiran-penafsiran yang lebih luas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan di

teliti, maka penulis membuat batasan masalah penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Masalah pokok berkenaan dengan perbedaan motivasi belajar siswa yang

belajar pagi hari dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1

Bandung dan SMPN 15 Bandung.

3. Sampel yang digunakan dalan penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMPN

1 Bandung yang belajar pendidikan jasmani pagi hari dan siswa kelas VII-A

SMPN 15 Bandung yang belajar pendidikan jasmani siang hari.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan yang terdapat pada latar belakang. Maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan motivasi

belajar siswa yang belajar pagi hari dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan

jasmani pada siswa kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan siswa kelas VII-A SMPN

15 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah diatas penulis menjabarkan tujuan yang akan

dicapai, agar penelitian ini dapat terarah dan tidak menyimpang dari yang akan

diteliti. Tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian pendidikan ini

adalah: Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa yang belajar pagi hari

dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas VII-1

SMPN 1 Bandung dan siswa kelas VII-A SMPN 15 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Proses dan hasil penelitian pendidikan ini diharapkan memberikan beberapa

(12)

7

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis memberikan masukan dan sumbangan informasi dalam

memperbaiki proses pembelajaran dalam matapelajaran pendidikan

jasmani.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis hasil dari penelitian pendidikan ini bisa dijadikan

pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui

matapelajaran pendidikan jasmani.

b. Untuk melatih dan mengembangkan keterampilan peneliti untuk

(13)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Motivasi belajar merupakan suatu energi psikologis yang dimiliki oleh siswa

atau peserta didik yang digunakan sebagai pendorong, penggerak, dan pengarah

perbuatan dalam suatu aktivitas pembelajaran yang menimbulkan perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar

siswa yang belajar pagi hari dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan

jasmani pada siswa kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan siswa kelas VII-A SMPN

15 Bandung. Dalam hal ini siswa yang belajar pendidikan jasmani pada pagi hari

memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

belajar pendidikan jasmani pada siang hari, adapun hasil persentase perolehan

skor dari siswa yang belajar pagi hari sebesar 77,29% dan siswa yang belajar

siang hari hasilnya adalah 73,53%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan motivasi belajar siswa yang

belajar pagi hari dan siang hari dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada

siswa kelas VII-1 SMPN 1 Bandung dan siswa kelas VII-A SMPN 15 Bandung,

penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Bagi para guru pendidikan jasmani seyogyanya guru memberikan

pembekalan terhadap aspek psikologis terhadap seluruh siswa diantaranya

(14)

79

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Siswa

Bagi seluruh siswa diharapkan dapat lebih mampu lagi dalam meningkatkan

motivasi dalam kegiatan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik.

3. Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan dapat mengalokasikan waktu pembelajaran

dengan lebih tepat dalam penetapan jadwal pelajaran pendidikan jasmani agar

siswa lebih termotivasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini hanya terbatas dengan dua sekolah dan kelompok

sampel hanya melibatkan siswa kelas VII saja, diharapkan peneliti

(15)

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

80 DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. & Darajat, J. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung:

FPOK UPI Bandung.

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Bandung:

FPOK UPI Bandung.

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam

Pendidikan Jamsani. Bandung: RIZQI Press.

Anggraini, I., S. (2012). Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh:

Sebuah Kajian Pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa. [Online]. Tersedia

di

http://ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/file/3_Irma_Motivasi%20

Belajar.pdf. Diakses 21 September 2014.

Anonim. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: PT.

Garamedia Pustaka Utama.

Anonim. (2009). BAB 9 Manusia dan Tanggung Jawab. [Online]. Tersedia di:

http://elearning.gunadarma.ac.id/.../bab9-manusia_dan_tanggung_jawab.pdf. Diakses 25 Maret 2015.

Anonim. (2009). jtptunimus-gdl-eskasusiri-5185-3-bab2. [Online]. Tersedia di

http://digilib.unisum.ac.id/download.php?id=776 . Diakses 21 September

2014.

Anonim. (2011). BAB III Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di:

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_psi_0705114_chapter3x.pdf. Diakses 18

April 2015.

Anonim. (2013). Faktor Yang Mendukung Pembelajaran. [Online]. Tersedia di

(16)

81

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Areev, A. (2010). Kemandirian. [Online]. Tersedia di:

http://tugasavan.blogspot.com/2010/10/kemandirian.html?m=1. Diakses 29

Maret 2015.

Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi

VI. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Arikunto, S. (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

RINEKA CIPTA.

Astrida. (2011). Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan

Implementasinya. [Online]. Tersedia di:

http://sumsel.kemang.go.id/file/dokumen/ktsp.pdf. Diakses 06 Februari

2015.

Badarudin, (2012). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:

http://ayahalby.files.wordpress.com/2012/10/konsep-belajar-dan-pembelajaran-modul.pdf. Diakses 22 September 2014.

Dimyati. & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA

CIPTA.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Friendman, H. S. & Schustack, M. W. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset

Modern. Edisi ketiga. Jakarta: penerbit ERLANGGA.

Galeon, (2012). BAB I Pendahuluan. [Online]. Tersedia di:

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24686-BAB%201.pdf. Diakses 27 Februari 2015.

Hakama, Aldi. (2013). BAB I Pendahuluan. [Online]. Tersedia di:

http://repository.upi.edu/3423/4/S_IKOR_0901305_Chapter1.pdf. Diakses

14 Juni 2015.

HAM, M. (2012). Strategi Pembelajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI

Bandung.

Hamidin, A. S. (2011). Pengertian Yakin. [Online]. Tersedia di:

(17)

82

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, Y. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bandung WarliArtika.

Husdarta, S. J. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: ALFABETA.

Juliantine, T., Subroto, T. & Yudiana, Y. (2013). Modul Model-Model

Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: RedPoint.

Krida, P. Abi. (2012). BAB II KAJIAN TEORI. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB%25202-06208241034.pdf&sa=U&ei=kloTVebmM8LHuATNo4G4BQ&ved=0CAs

QFjAA&usg=AFQCNHF5lSdXE52qUfz2kS7g7pWCX_Pjw. Diakses 26

Maret 2015.

Lailiyah, U., (2010). BAB III Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di

http://digilid.uinsby.ac.id/8599/4/Bab%203.pdf. Diakses 26 April 2015.

Mahendra, A. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK

UPI Bandung.

Marzuki. (2012). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1 SMP. [Online].

Tersedia di:

http://staff.uny.ac.id/..../Dr.%20Marzuki,%20M.Ag_.%20Buku%20PAI%20

S.. . Diakses 25 Maret 2015.

Maulana, E. (2014) Prinsip-Prinsip Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:

http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/prinsip-prinsip-pembelajaran.html?m=1. Diakses 20 Maret 2015.

Nasution, I., (2013). Peranan Guru Profesional Dalam Mendukung Peningkatan

Mutu. [Online]. Tersedia di:

http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.pdf.

Diakses 14 Februari 2015.

Nuraliah. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Mahasiswa Diploma Kebidanan Stikes U’budiyah Sigli. [Online]. Tersedia di http://Simtakp.Uui.Ac.Id/Docjurnal/Nuraliah-Jurnal.Pdf. Diakses 03

Februari 2015.

Riduwan, & Sunarto. (2013). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,

(18)

83

ELFRIDA NOVITA, 2015

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG BELAJAR PAGI HARI DAN SIANG HARI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

ALFABETA.

Rochmadi, D. I. (2013). BAB III Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di:

http://repository.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/3560/4/T1_13200805

8_BAB%III.pdf. Diakses 29 Maret 2015.

Rosyaningsih, D. (2013). Konsep Gender. [Online]. Tersedia di:

http://admpublik.fisip.undip.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/KONDEP-GENDER.pdf. Diakses 09 Februari 2015.

Sadirman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: ALFABETA.

Setyaningsih, R. (2013). Sikap Berani (Syaja’ah) (Islamisasi Ilmu). [Online].

Tersedia di:

http://blog.umy.ac.id/rhilla/2013/10/12/sikap-berani-syajaah-islamisasi-ilmu/. Diakses 29 Maret 2015.

Shaleh, A. R. (2009). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta:

KENCANA.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sudikdo, S. (2011). BAB II KAJIAN TEORI. [Online] Tersedia di:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27467/4/Chapter%20II.pdf.

Diakses 25 Maret 2015.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Wahyudi, E. (2013). Pengertian Kreatif dan Inovatif. [Online]. Tersedia di:

http://m.kompasiana.com/post/read/604069/3/pengertian-kreatif-dan-inovatif.html. Diakses 29 Maret 2015.

Yahya, H. (2003). Semangat dan Gairah Orang Beriman. [Online]. Tersedia di:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diaturnya ketentuan mengenai subsidi dan iuran program jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan penerima pensiun yang dibayar pemerintah dalam

The results of this study it can be concluded that lecithin has a protective effect against the occurrence of elevated levels of AST and ALT enzymes in the

Panitia Pengadaan Pokja II Jasa Konsultansi ULP Kabupaten Muara Enim telah melakukan proses kualifikasi dan hasilnya adalah sebagai berikut :.. -

The diversity of trees species from Moraceae was the highest among other families, both at the first and the second area, whereas, trees species having a

(5) Keputusan Penetapan tanah terlantar yang telah diberikan dasar penguasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), diberlakukan hanya terhadap tanah

Pelatihan Tari Bagi Anak Anak Sekolah Dasar Di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. BAB IV HASIL PENELITIAN

Petani adalah orang-orang yang menentukan bagaimana usaha taninya harus dimanfaatkan. Untuk membuat usaha taninya lebih produktif maka petani memerlukan pengetahuan dan wawasan

Dari masalah yang telah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bagaimana sikap penumpang angkutan udara di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta mengenai