• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan perbanyakan secara tidak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang umumnya terjadi pada leukosit, pertumbuhan sel-sel abnormal ini mengganggu fungi normal dari organ-organ vital dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.1

(2)

keberbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait.1,2

Menurut dataUnion for International Cancer Control(UICC),setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis leukemia, yang mayoritas berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.3 Sementara itu, di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus leukemia anak setiap tahunnya, dan terdapat sekitar 650 kasus kanker anak di Jakarta.4

Acute Leukemiapada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada anak yang terdiri dari 2 tipe yaitu :Acute Lymphoblastic Leukemia(ALL) 82% danAcute Myeloblastic Leukemia (AML) 18%. ALL adalah kanker yang sering terjadi pada anak. Kasus baru ALL per tahun terjadi sebanyak kurang lebih 3.000 kasus di Amerika, 5.000 kasus di Eropa dan diperkirakan 2.000-3.000 kasus di Indonesia. Puncak kejadian ALL pada usia 2-5 tahun. Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, pada tahun 2009 terdapat 101 anak yang menderitaAcute leukemia (27,8%), tahun 2010 terdapat 89 anak (24,4%), tahun 2011 terdapat 84 anak (23,1%), dan tahun 2012 terdapat 90 anak (24,7%).4,5

(3)

Banyak efek samping dan toksisitas dari kemoterapi yang dapat dilihat pada kulit, adneksa, dan membran mukosa pasien yang menjalani kemoterapi. Penderita kanker pasca kemoterapi rentan terkena berbagai masalah kulit. Di antaranya, kulit kering, erupsi obat alergi, fotosensitivitas, hiperpigmentasi, kelainan kuku, dan kelainan rambut.1,2

Kulit merupakan lapisan terluar penutup tubuh yang mempunyai fungsi sebagai sawar terhadap segala bentuk/macam trauma dari luar baik fisik (trauma mekanik, cedera termal, radiasi), maupun kimiawi (agen destruktif, zat aktif, xenobiotik, alergen) dan biologis (bakeri, virus dll). Unsur utama dari fungsi pertahanan kulit adalah untuk mempertahankan homeostasis dengan mencegah kehilangan air yang tidak terkendali, ion dan protein serum dan melindungi kulit dari organisme lingkungan. Sawar epidermis, dibentuk oleh pembentukan lipid bilayer antara korneosit dari stratum korneum (Sk). Lipid disekresikan melalui badan lamelar yang berada pada keratinosit stratum granulosum (Sg). Lipid yang disekresi tidak membentuk permeabilitas sawar yang efektif sampai dibentuk menjadi lipid bilayer. Keasaman pH dari permukaan kulit sangat penting untuk fungsi pertahanan sawar epidermal dan untuk pembentukan dan pemeliharaan integritas/kohesi epidermis. pH netral adalah penyebab tertundanya pemulihan sawar epidermal yang rusak. Peran pH dikonfirmasi oleh normalisasi proses pemulihan sawar pada pH yang asam. Nilai pH yang tinggi juga mendukung perkembangan patogen pada permukaan kulit.5,6

(4)

kulit pada anak leukemia yang mendapat kemoterapi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran pH permukaan kulit pada anak leukemia yang mendapat kemoterapi, yang pada akhirnya menjadi dasar gangguan pada sawar kulit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pendahulu, untuk mengetahui efek kemoterapi terhadap pH kulit.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi berdasarkan tipe leukemianya.

2. Untuk mengetahui pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi berdasarkan lamanya (fase kemoterapi), dan jenis kemoterapi. 3. Untuk mengetahui penyakit kulit penyerta (perubahan pada kulit) pada anak

penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.

(5)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai efek samping kemoterapi terhadap kulit, sehingga dapat mengantisipasi efek tersebut pada umumnya dan pH pada khususnya.

1.4.2 Institusi kesehatan

Dapat meningkatkan strategi pelayanan kesehatan kulit pada pasien anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.

1.4.3 Masyarakat

Dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai efek samping kemoterapi terhadap kulit dan pentingnya perawatan kulit pada pasien anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.

1.4.4 Pengembangan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melindungi Jabatan Notaris dan mayarakat yang menggunakan jasa Notaris terkait kepastian hukum dari akta yang dibuat oleh Notaris, Dewan Kehormatan Pusat Ikatan

Aplikasi portal e-commerce kain troso di Kabupaten Jepara ini mampu mengakomodasi pengusaha kain troso di kabupaten Jepara dalam hal mempromosikan produk mereka

0,20 (PADA RANGKA BAJA RINGAN). HARGA SATUAN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa saat pembelajaran akidah akhlak. Hal tersebut dapat dilihat dari gelaja: ada sebagian siswa ketika

dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu.. pelajaran Integrative Natural Science, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Pendidikan sains berorientasi aplikatif,

Angkasa Pura II (Persero) Kota Pangkalpinang telah melakukan aktivitas nyata tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility ) sesuai dengan yang diungkapkan

Setelah hampir 25 tahun (1973 s/d 1997) Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, sayangnya pada tahun 1998 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia minus

Beberapa hal dalam tata laksana kejang masih kontroversi, beberapa peneliti mengatakan bahwa kejang neonatus diobati jika kejang terdeteksi secara klinis dan berkepanjangan,