• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SEMESTER II SMP NEGERI 3 BREBES TAHUN PELAJARAN 20162017 | Munir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SEMESTER II SMP NEGERI 3 BREBES TAHUN PELAJARAN 20162017 | Munir"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATERI INTERAKSI MAKHLUK

HIDUP DENGAN LINGKUNGAN MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN

PROJECT BASED

LEARNING (PjBL)

PADA PESERTA DIDIK

KELAS VII D SEMESTER II SMP NEGERI 3

BREBES TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Siti Munirohatin

SMP N 3 Brebes Alifmuti@yahoo.co.id

Abstrak

Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimanakah aktivitas dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIID SMP Negeri 3 Brebes. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,72 dari nilai rata-rata sebesar 78,26 pada siklus I menjadi 85,53 pada siklus II sedangkan ketuntasan belajar sebesar 11,77 % dari 79,41 % pada siklus I menjadi sebesar 91,18 % pada siklus II.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Project based learning (PjBL), Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan.

Abstract

(2)
(3)

Vol.1 No.1 2017 79

class VIID SMP Negeri 3 Brebes. The design of this study is a classroom action research consisting of 2 cycles. Student learning outcomes have an average increase of 5.72 from the average value of 78.26 in the first cycle to 85.53 in cycle II while the learning completeness of 11.77% of 79.41% in cycle I to be equal to 91,18% in cycle II.

Keywords: Learning Outcomes, Project based learning (PjBL), Interaction of Living Beings with the Environment.

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA Terpadu SMP Kelas VII semester 2, salah satu Kompetensi Dasar pengetahuannya 3.7 Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut. Materi tersebut juga menekankan pada ranah ketrampilan yakni 4.7 Menyajikan hasil pengamatan terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya, sehingga guru harus mencoba memberikan kegiatan ranah psikomotor yang dapat mendekatkan peserta didik secara langsung melalui aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian guru perlu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan matang agar dapat menciptakan suasana belajar peserta didik menjadi lebih aktif dan dapat menumbuhkan keterlibatan peserta didik secara langsung.

Dari tahun ke tahun proses pembelajaran materi tersebut masih mengandalkan kegiatan konvensional yaitu ceramah. Selain ceramah, kegiatan belajar mengajar yang terlihat adalah mencatat materi dari guru. Di sisi lain peserta didik belum terbiasa berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan guru, praktikum, dan membuat proyek. Hanya sekitar 25% guru yang mencoba melakukan metode lain seperti praktikum, sehingga masih rendah dalam aktivitas peserta didiknya.

(4)

Proses pembelajaran seperti ini mengakibatkan ruh konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan kurang tercerna secara utuh bagi peserta didik, peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, akibatnya banyak peserta didik belum mencapai KKM. Berdasarkan tes awal terhadap kelas VIID diperoleh data bahwa dari 34 peserta didik yang nilai pengetahuannya tuntas hanya 21 peserta didik atau sekitar 61,7%, dengan KKM mapel 76.

Kondisi seperti ini tentu saja harus segera dicari solusinya. Guru harus mampu mengemas kegiatan pembelajaran menjadi kegiatan yang lebih menarik. Kurikulum 2013 memberikan mandat guru untuk mengemas proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik menggunakan beberapa model pembelajaran kontekstual antara lain model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)).

Berdasarkan model tersebut, maka pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik didapatkan dengan proses penemuan. Sehingga guru hendaknya mendesain pembelajaran yang merangsang peserta didik melakukan kegiatan penemuan seperti eksperimen, proyek, dan observasi.

Selanjutnya Yunus (2014) mendefenisikan model project based learning sebagai model pembelajaran yang secara langsung melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu.

Berdasarkan karakteristik model project based learning di atas, maka diharapkan efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kognitif peserta didik sehingga peneliti mengambil judul peningkatan aktivitas dan hasil belajar materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran project based learning (PjBL) pada peserta didik kelas VIID semester 2 SMP Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2016/2017

(5)

Vol.1 No.1 2017 81 makhluk hidup dengan lingkungan (3)seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran project based learning pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan proses pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran project based learning.

(2) mendiskripsikan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran menggunakan model project based learning pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan (3) mendiskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran project based learning pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan.

Manfaat Penelitian (1) bagi peserta didik diharapkan tumbuhnya motivasi untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar juga dapat meningkat. (2) bagi guru, digunakan sebagai salah satu bahan pembelajaran dan digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan aktivitas, keterampilan proses, sikap ilmiah, dan hasil belajar kognitif.(3) bagi sekolah, untuk memberi masukan dalam mengambil kebijakan terkait dengan model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Brebes yang berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 38 kecamatan Brebes kabupaten Brebes, dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017 selama 3 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII D SMP Negeri 3 Brebes Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 peserta meliputi 15 laki-laki dan 19 perempuan.

(6)

berupa hasil diskusi dengan kolaborator yang dituangkan dalam tiap-tiap siklus.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik penilaian tes tertulis dan non tes berupa penilaian unjuk kerja. Teknik penilaian tertulis dilakukan pada akhir pelajaran, siswa diminta mengerjakan soal tes. Teknik penilaian non tes berupa penilaian unjuk kerja dilakukan dengan teknik pengamatan atau observasi terhadap motivasi belajar peserta didik. dan penilaian terhadap laporan hasil Tugas.

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptip komparatif, yakni mendeksripsikan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana (persentase).

Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) Terlaksananya proses pembelajaran pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan melalui pembelajaran model PjBL sesuai yang direncanakan. (b) Banyaknya peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran yang ditandai besarnya prosentasi aktivitas belajar > 50% . (c) Banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai hasil peserta didik di atas KKM (nilai ≥ 75) pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan adalah ≥ 75 %.

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut (a) Menyusun instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, menetukan lokasi observasi, alat evaluasi hasil belajar. (b) Membagi kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan peserta didik.(c) Menyiapkan bahan- bahan pelaksanaan penelitian.

(7)

Vol.1 No.1 2017 83 kejadian yang muncul dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan interaksi guru dengan peserta didik, interaksi antar peserta didik serta respon peserta didik terhadap model pembelajaran yang digunakan. Data observasi diperoleh melalui lembar observasi, catatan harian guru. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada materi ekosistem. Refleksi digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama pelaksanaan dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7, 8 dan 11 Februari 2017 Pertemuan pertama berupa eksplor materi interaksi antar makhluk hidup. Pertemuan kedua digunakan pembuatan produk berupa charta rantai dan jaring-jaring makanan. Pertemuan ketiga untuk kegiatan pos tes siklus II. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang sama seperti siklus I sekaligus untuk mengetahui peningkatan perbaikan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I. Refleksi dilakukan dengan menganalisis tes hasil belajar dan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I.

C. PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

(8)

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Peserta Didik Sebelum Penelitian

No Hasil Tes Data Awal

1. Nilai Tertinggi 85

2. Nilai Terendah 57

3. Rata-rata nilai tes 72,41

4. Ketuntasan klasikal 61,76 %

Prosedur Tindakan Siklus 1

Perencanaan (Planning)

Perencanaan penelitian ini dilakukan persiapan pada awal bulan Januari 2017. Perencanaan ini merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti setelah memahami masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dan melihat kondisi pembelajaran di kelas. Pada tahap ini dilakukan perencanaan antara lain : Menyusun instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, menentukan lokasi observasi, alat evaluasi hasil belajar, membagi kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa, menyiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan praktik dan proyek.

Pelaksanaan (Akting)

Siklus I dilaksanakan tanggal 24, 25, dan 31 Januari 2017. Pertemuan pertama berupa eksplor materi komponen-komponen ekosistem. Pertemuan kedua digunakan pembuatan produk akuarium mini. Pertemuan ketiga untuk kegiatan pos tes siklus I.

(9)

Vol.1 No.1 2017 85 Setelah pengamatan eksplorasi materi pada pertemuam selanjutnya guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen untuk melaksanakan praktikum dan pembuatan produk akuarium mini. Guru memfasilitasi kegiatan akuarium mini dan memberi apresiasi /penghargaan yang bekerja dengan baik dan tepat waktu. Di akhir pertemuan guru menarik kesimpulan bersama peserta didik tentang materi tersebut. Selanjutnya diadakan kegiatan pos tes siklus I.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, diketahui interaksi belajar peserta didik sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Data Observasi Pembelajaran Siklus I

Indikator Sub Indikator Frek %

1 Kegiatan Pendahulua n

Membuka pelajaran 27 79 %

(10)

Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Siklus I diperoleh hasil observasi sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 3. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

No Indikator observasi Jumlah siswa

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I dalam kegiatan pembuatan produk berupa akuarium mini menunjukkan presentase 73% dengan kriteria aktif.

Hasil Belajar Peserta Didik

(11)

Vol.1 No.1 2017 87

No. Uraian Pra

siklus Siklus I

1 Nilai Terendah 57 65

2 Nilai Tertinggi 85 88

3 Nilai rata-rata 72,41 78,26 4 Ketuntasan Belajar 61,76 % 79,41 %

Tabel 4. Distribusi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I

No. Distribusi nilai

Frekuensi Persentase (%)

1 91 – 100 0 0

2 81 – 90 12 35,3

4 76 – 80 15 44,1

5 < 76 7 20,6

Prestasi hasil belajar pada siklus I tergolong belum memuaskan, dari 34 peserta didik yang mengikuti pembelajaran ada 27 (79,40%) peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM dan terdapat 7 (20,6%) peserta didik masih dibawah KKM. Dapat dikatakan tingkat ketuntasan klasikal baru mencapai 79,40 %. Ini berarti pembelajaran siklus I cukup berhasil hanya perlu upaya – upaya perbaikan.

Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I telah sesuai RPP. Alokasi waktu sesuai rencana. Kegiatan kerjasama dalam kelompok dan kegiatan dalam kelompok aktivitasnya perlu ditingkatkan sehingga membutuhkan motivasi dan fasilitasi bimbingan guru, kelompok masih terlalu besar, sehingga perlu peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran prasiklus. Perbandingan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

(12)

Untuk lebih jelasnya hasil belajar dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 1 : Perbandingan Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran

100 80 60 40 20 0

57 65

85 88

72.4718.26 79.41

61.76

Prasiklus

Siklus I

Prasiklus dan Siklus I

Pelaksanaan siklus I tampak pada dokumentasi berikut.

Guru memfasilitasi kegiatan pembuatan produk

Observasi oleh proses diskusi

Produk berupa akuarium mini

(13)

Vol.1 No.1 2017 89

Perencanaan (Planning)

Perencanaan pada siklus II diawali dengan menyusun RPP materi interaksi antar makhluk hidup dengan tindakan disesuaikan hasil refleksi dari siklus I dan menyiapkan instrumen pengamatan dan soal pos tes siklus II.

Pelaksanaan (Akting)

Melaksanakan rencana pembelajaran dengan materi intraksi antar makhluk hidup. Tahapan yang dilakukan oleh guru hampir sama dengan tahapan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan pada siklus I. Kelemahan pada siklus I antara lain masih ada beberapa peserta didik yang belum aktif dalam diskusi kelompok dan kurangnya pemahaman peserta didik tentang pembuatan produk. Guru melakukan pendekatan personal kepada peserta yang masih pasif, diam, dan belum terlihat mau bekerja sama. Guru memotivasi peserta didik agar lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pengamatan (Observing)

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, diketahui interaksi belajar peserta didik sebagimana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 6. Data Observasi Pembelajaran Siklus II

Indikator Sub Indikator Frek Perse ntase 1 Kegiatan

Pendahuluan

Membuka pelajaran 32 94 %

2 Kegiatan Inti a. Diskusi dan kerjasama

30 88 %

b. Presentasi, umpan balik

33 97 %

c. Pemecahan masalah, penyampaian ide gagasan, berfikir logis

(14)

3 Kegiatan Penutup

Kesimpulan 33 97 %

Data tabel di atas tampak pada kegiatan pendahuluan keterlibatan peserta didik sudah mencapai 94 %, pada kegiatan inti yang berupa diskusi, presentasi dan pemecahan masalah masih menunjukkan persentase rata-rata ketiganya sudah mencapai 91 %, sedangkan tahap kegiatan penutup keterlibatan peserta didik 97 % atau 33 dari 34 peserta didik sudah terlibat aktif. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan model PjBL menunjukkan adanya peningkatan keterlibatan peserta didik yang signifikan.

Pelaksanaan aktivitas peserta didik

Tabel 7. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II

No Indikator

5 Keterlibatan siswa dalam pembuatan produk

34 100 Sangat aktif

(15)

Vol.1 No.1 2017 91 Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus II dalam kegiatan diskusi menunjukkan presentase 94,1% dengan kriteria sangat aktif.

Data tabel di atas tampak pada kegiatan bekerjasama dengan teman lain dalam satu kelompok tampak aktvitas belajar peserta didik mencapai 88 %, pada kegiatan mendiskusikan masalah yang dihadapi masih menunjukkan persentasenya sudah mencapai 91 %, sedangkan tahap kegiatan embuatan produk sesuai prosedur aktivitas belajar dan keterlibatan peserta didik 97%. Pada kegiatan menjawab pertanyaan dalam LKPD aktivitas peserta didik sebanyak 97%. Pada puncak aktivitas peserta didik pada kegiatan keterlibatan siswa dalam pembuatan produk mencapai 1005. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik yang signifikan.

Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik pada materi interaksi antar makhluk hidup pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata 83,53 dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95. Adapun sebaran nilai hasil belajar peserta didik siklus II disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 8. Distribusi nilai hasil belajar peserta didik pada siklus II

No. Distribusi nilai Frekuensi Persentase (%)

1 91 – 100 1 2,94

2 81 – 90 25 73,52

4 76 - 80 5 14,70

5 < 76 3 8,82

(16)

Indikator Sub Indikator

Membuka pelajaran 27 79 32 94

2 Kegiatan tingkat ketuntasan klasikal belajar peserta didik mencapai 91,18 %. Ini berarti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PjBL sangat cocok diterapkan khususnya pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan.

Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah sesuai RPP. Alokasi waktu sesuai rencana. Selain mampu menguasai pelajaran dengan baik, guru juga mampu mengorganisasikan dan mengarahkan peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk melaksanakan pembuatan proyek pada kelompoknya. Guru juga mampu meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Guru sudah memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Keaktifan belajar peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Perbandingan keaktifan belajar peserta didik dan keterlibatannya dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel.

(17)

Vol.1 No.1 2017 93

Kesimpulan 28 82 33 97

Untuk lebih jelasnya keterlibatan dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran

20 0 Siklus II

Aktivitas belajar Peserta didik

Tabel 10. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I da II

(18)

00

88

91

Rata-rata 24,80 73 aktif 32 94,1 Sangat

aktif

Berdasarkan data aktivitas belajar peserta didik di atas jelas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 21,1 %. Hal ini menujukkan pembelajaran model PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Untuk mengetahui tingkat peningkatan aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 3 : Perbandingan Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik

Siklus I dan Siklus II

Hasil Belajar Peserta didik

(19)

Vol.1 No.1 2017 95

Tabel 11. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

No. Uraian Siklus I Siklus II

1 Nilai Terendah 65 75

2 Nilai Tertinggi 88 95

3 Nilai rata-rata 78,26 83,53

4 Ketuntasan Belajar 79,41 91,18

Untuk melihat kecenderungan kenaikan hasil belajar peserta didik, berikut disajikan grafik perbandingan hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II.

100

80 75

65

60

40

20

95 88 83.53

78.26 79.41

91.18

Siklus I

Siklus II

0

Nilai Nilai Nilai Ra ta - Ketuntasan

Terenda h Terting gi rata Belaj ar

Grafik 4 : Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Pada siklus II keaktifan belajar (kualitas proses pembelajaran) dan hasil belajar peserta didik mengalami kenaikan .

(20)

Siswa tampak aktif dalam pembuatan Guru memfasilitasi kegiatan presentasi produk

Kegiatan presentasi kelompok

Pembahasan Tiap dan antarsiklus

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah dilaksanakan dapat dinyatakan berhasil. Model pembelajaran PjBL dapat meningkatkan proses /partisipasi, aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas VII D SMP Negeri 3 Brebes, karena masing–masing siklus ada peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari ulangan harian yang telah dilaksanakan. Hal tersebut akan dianalisis dalam pembahasan berikut :

Pembahasan Siklus I

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 1 berupa hasil tes (post test siklus I) dan hasil observasi dijelaskan sebagai berikut :

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

(21)

Vol.1 No.1 2017 97 yang dilaksanakan guru direspon positif oleh semua peserta didik yang ditandai dengan keterlibatan peserta didik mulai tahap pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Rata-rata keterlibatan peserta dalam ketiga langkah pembelajaran sebesar 72,6 %.

Aktivitas belajar

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I dalam kegiatan pembuatan produk berupa akuarium mini menunjukkan rata-rata aktivitas belajar peserta didik dengan persentase sebesar 73% dengan kriteria aktif.

Pada aktivitas/kegiatan bekerjasama dengan teman dalam kelompok tampak sebanyak 23 peserta didik yang terlibat atau sebanyak 67%, kegiatan mendiskusikan masalah aktivitas belajarnya sebesar 70%, aktivitas kegiatan pembuatan produk 79%, menjawab pertanyaan sebesar 65%, dan aktivitas keterlibatan peserta sebesar 82%. Jelaslah bahwa melalui penggunaan model PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran.

Hasil Belajar

Hasil belajar pada siklus I cukup bagus dari 34 peserta didik yang mengikuti pembelajaran ada 27 peserta didik (79,40%) peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM dan terdapat 7 (20,6%) peserta didik masih dibawah KKM. Tingkat ketuntasan klasikal baru mencapai 79,40 %. Ini berarti pembelajaran siklus I cukup berhasil hanya perlu upaya – upaya perbaikan.

Guru diharapkan untuk lebih mengoptimalkan peran dan

(22)

Pembahasan Siklus II

Hasil tindakan pada siklus II berupa test (post test siklus) dan hasil observasi yang akan diterangkan di bawah ini:

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang ditandai partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan, karena pada siklus II nampak guru dan peserta didik mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan mantap dan sangat hidup dan menyenangkan. Hal ini terbukti pada siklus II keterlibatan aktif peserta didik dalam pembelajaran telah mencapai 97%.

Aktivitas belajar

Pada aktivitas/kegiatan bekerjasama dengan teman dalam kelompok tampak sebanyak 30 peserta didik yang terlibat atau sebanyak 88%, kegiatan pembuatan produk sebesar 94%, kegiatan mendiskusikan masalah aktivitas belajarnya sebesar 91%, mejawab pertanyaan 97% dan aktivitas keterlibatan peserta sebesar 100%. Jadi rata-rata keterlibatan peserta didik dalam belajar pada siklus II adalah 94%. Jelaslah bahwa melalui penggunaan model PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran

Hasil Belajar Peserta Didik.

(23)

Vol.1 No.1 2017 99

Hasil Penelitian

Model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah dilaksanakan dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang ditandai dengan banyaknya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat kita lihat dalam tabel .

Tabel 12. Data Perbandingan Keterlibatan Peserta Didik dalam

Indikator Sub Indikator

Siklus I Siklus II Peningkata

n

2 Kegiatan Inti a. Diskusi dan

kerjasama 25 73 30 88 5 15

Pembelajaran pada Siklus I dan II

(24)

Model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

Tabel 13. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I da II

No Indikator

observasi

Siklus I Siklus II peningkat

an

Rata-rata 25 73 aktif 32 94,1 Sangat

aktif 7 21

(25)

Vol.1 No.1 2017 101

menunjukkan ada peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari siklus 1 ke siklus 2 yakni sebesar 21 %.

Peningkatan besarnya aktivitas ini menujukkan bahwa penggunaan model pembelajaran project based learning mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini senada yang desebutkan bahwa Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran perlu ditekankan adanya aktivitas siswa baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa berpartisipasi dengan aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan yang baik (Listyarini, 2008).

Model pembelajaran project based learning dapat

meningkatkan hasil belajar materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah dilaksanakan dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat kita lihat dalam tabel 14.

Tabel 14. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Uraian Pra

Siklus

Siklus I Siklus II

1 Nilai Terendah 57 65 75

2 Nilai Tertinggi 85 88 95

3 Nilai rata-rata 72,41 78,26 83,53 4 Jumlah Peserta

didik tuntas 21 27 31

5 Tingkat

ketuntasan 61,76 % 79,41 91,18

(26)

perbaikan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan menggunakan model pembelajaran

project based learning yang signifikan baik dari pencapaian nilai rata-rata maupun tingkat ketuntasan hasil belajar baik secara individu maupun hasil belajar secara klasikal.

Kenaikan ketuntasan belajar peserta didik sebelum dilakukan tindakan sampai ke siklus I rata-rata 17,65 % dan kenaikan tingkat ketuntasan belajar ke siklus II sebesar 11,77 %. Disimpulkan bahwa model pembelajaran PjBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan kelas VII D semester 2 SMPN 3 Brebes tahan pelajaran 2016/2017.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sutardhi (1995: 8) yaitu : agar peserta didik dapat menerima materi dengan baik hendaknya pembelajaran dilengkapi dengan peragaan, permainan, memperlihat kan foto, gambar/kartu yang menarik, demonstrasi atau praktikum sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya. Yulianti (2008) menambahkan: pembelajaran dengan media/permainan akan lebih menarik perhatian peserta didik dan sangat membantu menumbuhkan motivasi sehingga akan meningkatkan proses dan hasil belajarnya.

D. KESIMPULAN

Pelaksanaan proses pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan menggunakan model pembelajaran project based learning di kelas VII D SMP Negeri 3 Brebes berlangsung efektif dengan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran di atas 90 %.

(27)

Vol.1 No.1 2017 103

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Anni CT, A Rifa’i RC, E Purwanto & D Purnomo. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Aqib, Z. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.

Diedrich, PB. 1967. Educational Psycology (dalam Sardiman, 2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2005. Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2013. Buku Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Kurikulum.

Listyarini, Ika Yuli. 2008. Skripsi; Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi System Pernafasan Manusia Di SMPN 1 Blora. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Murtado, 2015. Efektivitas LKS Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Pbp) Pada Materi Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan Di SMPN 3 Brebes. Tesis. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nana, Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Permendikbud. 2014. Lampiran Permendikbud Nomor 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

(29)

Vol.1 No.1 2017 105

Sardiman. 2007. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Semiawan, C.R. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Peserta didik dalam Belajar. Jakarta: Grasindo.

Sutardhi, 1995. Pemilihan strategi Belajar Mengajar yang Tepat dalam Rangka Mengoptimalkan Peran Pendidikan Biologi di Sekolah Menengah.. Makalah dalam seminar HMJ Pend. Biologi. FPMIPA IKIP Semarang, Semarang.

Usman, M.U & Setiawati, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Yunus, A. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Gambar

Tabel 2. Data Observasi Pembelajaran Siklus I
Tabel 3. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
Tabel 4. Distribusi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I
Grafik 1 : Perbandingan Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan murtu melalui Manajemen Berbasis Sekolah, melakukan analisis lingkungan strategis dengan mengacu pada visi,

Konsekuensi lebih lanjut dari metode laku di atas tampak jelas, bahwa metode berfilsafat Damardjati Supadjar dimulai dari laku terhadap diri sendiri dan selalu

Trend pertumbuhan target PNBP pada Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Parigi Moutong selama periode tahun 2011– 2015 mengalami fluktuasi, namun cenderung

Blok Kandawaru (Desa Waruduwur), Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Astanamukti, dan Desa Pengarengan 3 (tiga) bulan sebelum kegiatan pengadaan lahan Tahap Pra Konstruksi

285 yang mengandung unsur hara dalam pori-porinya sehingga frekuensi pemupukan dapat dikurangi, daya serap air tinggi, mengandung unsur hara dari alam yang diperlukan

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Hubungan Besarnya Uang Saku Anak Dengan Pilihan Makanan Jajanan

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan (dua jam pelajaran) atau disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai

telah dilakukan oleh siswa dengan kemampuan matematika tinggi sudah mampu memberikan jawaban yang benar dan alasan yang diberikan juga sudah tepat. Berdasarkan