• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

AKADEMI BERBAGI NASIONAL

Azila Prabaningtyas Utami

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Malang 2014

Email : azilaprabaningtyas@gmail.com

Abstract

The study discusses about the social media usage in AkademiBerbagi organizational communication. The purpose of this study is to describe the usage of social media usage in organizational communication and the types of social media that have beenused by Akademi Berbagi for communicating. This study uses qualitative as a research method and descriptive as the data analysis. This study involves a few theories i.e organizational information theory and organizational culture theory. The researcher of this study chose an in-depth interview and an observation as data gathering techniques.

The result of this study shows that Akademi Berbagi uses a few social media applications for communicating, which are facebook, twitter,email, mailing list, website, and whatsapp. Each division has different needs of informations which shared through different social media applications, depending on each of the social media applications characteristic.

The data shows that social media becomes the media of organizational communication. The features offered by social media in order to share informations can be adapted very well for the needs of organization. Social media have created the new form of organization, which is called semi-virtual organization. Semi-virtual organization is an organization where people meet each other in the real world but communicate, move, and develop themselves through social media. Thus, that is what develops AkademiBerbagi so quickly.

Keywords: Social Media, Organization Communication, AkademiBerbagi. Pendahuluan

(2)

menyediakan akses sampai lebih dari 3 trilyun unggahan foto (Kaplan&Haenlain,2010,h.1). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Forrester pada pertengahan tahun 2008, 75 persen pengguna internet telah menggunakan “social media”, jumlah pengguna media sosial naik sebanyak 56 persen dari tahun 2007. Munculnya social media seperti facebook, twitter dan youtube menjadi popular dikarenakan situs ini tidak berbayar atau gratis dan dapat membangun interaktivitas antar penggunanya (Lovejoy&Saxton,2011,h.2).

Perkembangan internet tidak hanya didominasi oleh anak muda, tetapi diikuti juga oleh generasi dewasa akhir yaitu umur 35-44 tahun, dengan beragamnya populasi pengguna social media, ini menjadi satu alasan bahwa social media merepresentasikan suatu revolusi baru yang harusnya menjadi pertimbangan oleh suatu perusahaan untuk tertarik beroperasi didunia online (Kaplan&Haenlain, 2010,h.1). Era halaman web perusahaan dan e-commerce relatif baru yaitu sejak tahun 1995 ketika amazon dan ebay muncul dan kemudian lama-lama menjadi redup ketika dot com keluar di tahun 2001 (Kaplan&haenlain,2010,h.2).

Penyebaran media baru secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan organisasi nirlaba untuk berkomunikasi dengan klien sebagai regulator, relawan, media dan masyarakat umum (e.g.,Waters,dalam Lovejoy&Saxton,2011,h.3). Melalui konten, suatu lembaga dapat memobilisasi stakeholder, membangun hubungan satu sama lain sehingga mendorong peningkatan akuntabilitas dan kepercayaan publik (Saxton & Guo, 2011).

(3)

atas dasar ideology dan teknologi web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran content.

Saat ini tidak perlu dilakukan dengan berpindah tempat dan menghabiskan waktu tempuh berjam-jam. Informasi dari belahan dunia lain dapat dengan mudah diakses melalui perangkat elektronik yang terhubung dengan internet sepertihandphone, tablet dan dapat langsung terkoneksi dengan layanan social media. Seperti yang dinyatakan oleh McLuhan bahwa“the medium is the message”, social media dapat dianggap menjadi perpanjangan indra manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain (Mcluhan,1994,h.7) .

Menurut ainun (2013) Akademi berbagi merupakan suatu virtual organization yang saat ini sedang berkembang, Organisasi itu sendiri berdasarkan Suatu pendekatan subjektif memandang sebagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui hubungan yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lain (Pace&Faulels,2010,h.11). Sedangkan organisasi virtual adalah organisasi yang tidak memiliki gedung fisik sedangkan pekerjaan virtual dapat dilakukan di waktu dan tempat yang berbeda melalui penggunaan berbagai teknologi informasi dan perangkat Komputer.Dengan meningkatnya portabilitas dan konektivitas teknologi, dapat diprediksi bahwa suatu pekerjaan dapat dilakukan dimanapun.Internet sebagai medium komunikasi telah memasuki fase baru, dimana menjadikan berbagai hal interaktif dan menjadikan suatu area untuk semua orang, tidak hanya beberapa orang saja.Akademi berbagi menggunakan social media sebagai media dalam berkomunikasi antar anggota serta penyebarannya.

Social media mempunyai andil besar dalam komunikasi organisasi akademi berbagi,

(4)

orang-orang yang memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing (Chomsun, 2013).Dikarenakan kesibukan dari masing-masing anggota organisasi, mereka hanya mengadakan rapat rutin setiap 2 bulan sekali dan beberapa kali rapat insidental. Untuk mempermudah dalam berkomunikasi biasanya mereka menggunakan social media seperti twitter, milis, facebook dll (Chomsun,2013), dari sini mereka dapat mengulas dan membahas segala macam hal yang berhubungan dengan organisasi.

Fokus penelitian ini melihat komunikasi organisasi dengan menggunakan social media sebagai sarana untuk berinteraksi dan berbagi informasi serta untuk mendapatkan informasi.Informasi dapat diperoleh dari luar maupun dari dalam organisasi.Pengolahan informasi ini berfungsi untuk menyamakan pemahaman, menjawab pertanyaan dan ketidak pastian yang muncul serta menjawab tantangan dan upaya untuk pengembangan dari organisasi itu sendiri. Proses komunikasi organisasi dalam akademi berbagi membutuhkan media atau channel untuk menjembatani informasi dari komunikan ke komunikator. Media yang digunakan tidak hanya satu yaitu dapat berupa komunikasi langsung maupun komunikasi yang termediasi, penelitian ini mecoba melihat bagaimana informasi atau pesan-pesan yang termediasi melaluisocial media,Karena akademi berbagi merupakan suatu organisasi virtual (Ainun,2013).Komunikasi yang dilakukan oleh akademi berbagi lebih intens menggunakan social media, Media sosial memiliki karakteristiknya yang berbeda-beda dan tidak sama

sehingga akan ada social media tertentu yang dipakai untuk membagikan suatu informasi tertentu.

(5)

orang atau secara luas yang satu adalah media nirmassa yaitu media yang penyampainnya hanya untuk satu atau sejumlah orang, dari sini anggota organisasi dapat memilih media sosial yang digunakan berdasarkan dari informasi yang ingin disampaikan, seperti apabila terdapat informasi yang sifatnya privat mereka menggunakan media sosial yang sifatnya personal sedangkan untuk informasi yang bersifat umum dapat disampaikan menggunakan media sosial yang bersifat massa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Penggunaan Social Media Dalam Komunikasi Organisasi Akademi Berbagi Nasional.

Tinjauan Pustaka Komunikasi Organisasi

Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalu kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lain (Pace&Faulels,2010.h.11). Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya bekumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktifitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama.

Dalam setiap organisasi ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian lainnya sebagai anggota, semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian dari organisasi.Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar individu, antar bagian dalam organisasi, atau sebagian aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut.

Teori Informasi Organisasi

(6)

Teori informasi ini sebagian besar mengenai pesan serta saluran-saluran yang di terima oleh suatu organisasi.Sebuah oragnisasi tidak hanya menerima dan mengirimkan pesan atau mengartikan isi dari pesan tetapi juga menentukan siapa yang harus menerima informasi tersebut agar tercapainya tujuan dari organisasi itu sendiri. Karl Weick (dalam Morissan, 2009, h. 37) mengembangkan sebuah pendekatan untuk mengembangkan proses dimana organisasi mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi yang mereka dapatkan. Organisasi adalah suatu sistem yang diharapkan dapat mengambil dan menerjemahkan informasi ambigu yang berada diluar lingkungan menjadi informasi yang dapat dicerna.

New Media Sebagai Komunikasi Organisasi

Menurut Mcquail dalam (Jankowski,h.21), media baru adalah tempat dimana saluran pesan komunikasi terdesentralisasi; terdistrubisi pesan lewat satellite meningkat penggunaan jaringan kabel dan komputer; keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat; adanya komunikasi interaktif dan juga meningkatnya derajat fleksibilitas untuk menentukan bentuk dan konten melalui digitalisasi pesan.

Sosial Media dan Komunikasi Organisasi

Di ranah media baru, terdapat beberapa situs sosial media yang kontennya diciptakan dan didistribusikan melalui interaksi sosial.Sosial media bisa diterjemahkan menjadi komunikasi dari banyak orang ke banyak orang sejak penggunanya juga merupakan sumber konten informasi.

“Social media is only a new set of tools, new technology that allows us to more efficiently connect and build relationship with our customers and prospect. It’s doing what the telephone, direct mail, print advertising, raidio, television and billbiard did for us up until now. But social meia is esponentially more effective”(Safko, 2010).

.

(7)

sendiri kembali menjadi focus, termasuk sebuah minat baru dalam karakteristik penyebaran dan menyiaran media.

Tipe Teknologi Komunikasi Organisasi

Ada banyak teknologi yang digunakan di dalam organisasi, yaitu electronic mail dan world wide web. Electronic mail telah merubah kehidupan personal dan organisasi di dua puluh tahun terakhir (Miller, 2011, h. 238). Jones (dalam Miller, 2011, h. 238) melaporkan bahwa ada sekitar 400 juta pesan e-mail yang dikirim setiap hari di tahun 1995 dan hamper 16 milyar e-mail dikirim setiap hari di tahun 2001. E-mail adalah bentuk komunikasi organisasi yang bisa digunakan untuk mengirim pesan instant ke individu target, untuk menyebarkan informasi ke kelompok-kelompok atau organisasi besar, dan untuk bertukar dan merevisi dokumen yang panjang dan kompleks.

Metode Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyantono, 2006, h.56). Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2012, h. 56). Dari kajian-kajian definisi yang telah dijelaskan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah(Moleng, 2011, h.6).

(8)

sampel yang mengerti dan dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan atau mungkin sampel adalah orang yang paling berkuasa (pemimpin) sehingga peneliti dapat dengan mudah menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara secara mendalam dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Trustworthiness untuk menguji berupa e-mail, chatting dan world wide web (www). Beberapa karakterisktik new media yang dapat organisasi gunakan untuk terhubung satu sama lain yaitu digital, interactivity, hypertext, dispersal, virtual cyberspace (lister, h.13).

Beberapa peneliti menyatakan jika sebuah organisasi tidak berpartisipasi dalam facebook, youtube dan second life, anda tidak menjadi bagian dari dunia maya lagi (Kaplan&Haenlain,2010;67). Media sosial memungkinkan suatu organisasi untuk terlibat dapat berhubungan secara langsung dengan orang lain setiap waktu dan langsung dengan biaya yang rendah dan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Hal ini membuat sosial media tidak hanya digunakan oleh organisasi besar tetapi dapat digunakan oleh berbagai macam organisasi, terutama organisasi nirlaba yang letaknya tidak hanya disatu tempat saja.

Seperti yang dinyatakan oleh Ainun bahwa karena social media gerakan ini dapat diduplikasi dengan cepat dikota-kota lain.

“Kalo tidak ada sosial media saya tidak yakin akan secepat ini sosial media menjangkau banyak orang dengan mudah.Orang-orang dapat membaca, mendengar, melihat dengan cepat.Sehingga gerakan ini benar-benar dijalankan oleh media baru.” (wawancara dengan founder akademi berbagi ainun chomsun, 2013).

(9)

dilihat dari perkembangan jumlah kota akademi berbagi yaitu yang pada tahun pertamanya ada sekitar 17 kota yang bergabung hingga sampai saat ini di tahun ketiganya ada sekitar 35 kota di Indonesia. (akademiberbagi,2014).

. Penggunaan social media sebagai media untuk berkomunikasi, masing-masing individu tidaklah sama. Social media yang dipilih oleh masing-masing anggota organisasi berdasarkan dari pesan yang akan disampaikan. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan bahwa anggota organisasi akademi berbagi sangat tergantung dengan adanya social media, selain karena gratis dan cepat media sosial mampu memuat berbagai macam karakter pesan mulai dari teks, gambar, dan video yang memungkinkan pengguna dapat dengan bebas melakukan kegiatan berkomunikasi mereka dengan berbagai cara.

Munculnya media sosial telah membuka kemungkinan yang lebih besar untuk komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi.teknologi ini memberikan kesempatan orang-orang untuk terkoneksi satu sama lain. Organisasi berada dalam suatu lingkungan informasi, yang berarti bahwa organisasi bergantung pada informasi untuk dapat berfungsi secara efektif dan untuk dapat mencapai tujuannya.Suatu informasi dapat memiliki lebih dari satu makna sehingga dapat menimbulkan multitafsir. Organisasi selalu bergantung kepada informasi , tantangannya terletak dari bagaimana suatu organisasi dapat memahami pesan yang diterima. Tidak hanya memahami pesan tetapi organisasi juga harus dapat menentukan siapa yang paling dapat memahami dan menangani informasi tertentu yang diterima organisasi.

Begitupun dengan akademi berbagi memerlukan informasi untuk perkembangan organisasi, informasi yang dibutuhkan oleh akademi berbagi berbeda-beda sesuai dengan divisi dan tugas anggota organisasi, seperti yang dinyatakan oleh ainun berikut:

“di akber ada sekretaris yang tugasnya semua kontak akademi berbagi masuk ke dia dulu, dari sekretaris itu kemudian didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi.” (wawancara dengan ainun chomsun pada bulan januari 2014)

(10)

Data temuan menunjukkan bahwa sosial media mempunyai kelebihan lain yaitu jangkauannya yang luas. Contohnya Hal ini terjadi ketika baru-baru ini Riau , setelah berminggu-minggu langit riau diselimuti oleh asap, beberapa anak muda melakukan suatu gerakan yaitu untuk mengumpulkan petisi online melalui twitter dan beberapa social media lainnya seperti website dan facebook. Disini yang ikut berperan tak hanya orang-orang Riau tetapi orang dari daerah lainpun ikut menyebarkan isu ini melalui twitter dan menyebarkan petisi online. Gerakan ini berhasil mencuri perhatian presiden dan yang membuat presiden mengeluarkan pernyataan melalui twitter pribadinya bahwa akan segera menuntaskan kabut asap di Riau, secara tidak langsung social media telah menjangkau dan menggerakkan orang-orang untuk ikut serta bergabung dalam suatu gerakan dan mereka dapat menjangkau jutaan orang dalam hitungan menit

Hal ini juga terjadi di akademi berbagi dengan menggunakan media sosial, orang-orang dapat menemukan berbagai macam kegiatan sosial yang sesuai dengan keinginannya. Proses penyebaran akademi berbagi semua dilakukan melalui social media. Ainun Chomsun selaku founder melihat kesempatan bahwa dengan memaksimalkan penggunaan media sosial dia dapat menjangkau banyak orang secara massa atau secara individu. Dengan mengefektifkan jarak dan waktu melalui media sosial, akademi berbagi dapat berkembang sebesar ini.

Kehidupan seorang aktivis sebelum adanya teknologi internet, akan sulit sekali untuk menjangkau orang-orang yang ada diluar lingkungan kita. Pada saat jaman sebelum reformasi untuk menggerakkan orang secara sosial dalam rangka menolak kebijakan pemerintah atau mensuarakan hal-hal yang tidak sesuai keinginan rakyat dilakukan dengan cara menghimpun massa, menemui mereka secara personal dan kemudian langsung turun kejalan. Hal ini terjadi karena tidak adanya media yang dapat mengumpulkan orang banyak dalam satu forum.Sehingga segala sesuatunya dilakukan secara manual dan tradisional.Bahkan kita tidak dapat mengetahui kabar atau berita terbaru mengenai hal-hal yang sedang terjadi didunia.Akan sangat sulit sekali untuk mengumpulkan orang-orang yang mempunyai satu visi, dibutuhkan media yang untuk menghubungkan orang-orang.

(11)

Nurudin (2013;h.10), bahwa ada istilah komunitas virtual karena anggotanya berhadapan dengan ilusi. Anggota tidak berhadapan dengan anggota secara fisik sebagaimana masyarakat nyata.Mereka hanya berhadapan dengan layar komputer (misalnya), seolah berbicara, tertawa, tersenyum, sedih sendiri.Jika dilihat sekilas seperti orang gila. Tetapi mereka ini sedang berada dalam sebuah ruang imajinasi yang bisa berhubungan satu sama lain. Jangan heran pula jika komunitas virtual juga disebut komunitas semu ( pseudo community).

Gerakan ini berkembang makin besar lagi karena menggunakan media sosial untuk komunikasi organisasi dan penyebarannya. Orang-orang diluar sana yang tidak mengetahui tentang akademi berbagi dapat menemukan informasi mengenai keberadaan akademi berbagi melalui media sosial dan juga dapat bergabung dalam gerakan ini. Kita dapat menemukan komunitas, gerakan , atau kelompok yang kita ingin kan dan sesuai dengan minat. Inilah yang membuat akademi berbagi berkembang tambah besar.

Sehingga sebenarnya gerakan ini adalah suatu gerakan nyata, karena kita dapat menemukan orang-orang yang bergerak dibelakangnya didunia nyata.Tetapi kegiatanya yang kemudian semi virtual.Anggota organisasi menggunakan media sosial untuk memediasi apapun dan juga mengembangkan dirinya melalui media baru.Banyak orang-orang yang bergabung dalam gerakan ini dan menggerakkan secara nyata didunia nyata.Tetapi mengatahui informasi mengenai akademi berbagi didunia maya yaitu melalui media sosial.Kegiatan yang dilakukan pun dapat ditemukan didunia nyata dan dunia maya. Seperti Akademi berbagi mengkolaborasikan kegiatan online dan offline, kegiatan offline berupa kelas-kelas yang diajarkan oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Sedangkan kegiatan online berupa live twit yang diberikan di twitter akademi berbagi saat kelas berlangsung, sehingga tidak hanya teman-teman yang datang saat kelas belangsung yang dapat menikmati ilmu yang diberikan tetapi mereka-mereka yang tidak dapat datang dikelas dapat melihat langsung di twitter akademi berbagi

Simpulan

(12)

digunakan sebagai pengganti komunikasi yang terjadi antar anggota organisasi, yaitu penyampaian informasi secara umum maupun informasi yang sifatnya teknis; brief tugas dan kewajiban anggota organisasi, reminder anggota lainnya untuk datang rapat, koordinasi detail tugas antar anggota ataupun ketika ada informasi yang ditujukan untuk orang tertentu hal ini dimediasi oleh media sosial. Dengan adanya media sosialtidak hanya membantu komunikasi akademi berbagi tetapi juga dapat mengembangkan organisasi dengan cepat sehingga dapat diduplikasi di kota-kota lain di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan anggota organisasi akademi berbagi.

Media sosial yang digunakan akademi berbagi tidak hanya dalam satu kanal; ada facebook, twitter, mailing list, website, e-maildan application messanger whatsapp, berikut adalah penggunaan masing-masing media berdasarkan penyebaran pesannya dibagi 2 yaitu :

a. Media sosial yang dinamis:

Media sosial dinamis adalah media sosial yang responnya lebih cepat, feedback yang diterima juga lebih cepat.Penggunaannya seperti menggantikan diskusi tatap muka, bergantian menyampaikan informasi. Karena responnya lebih cepat media ini biasanya dapat digunakan untuk menggantikan rapat secara langsung, media sosial dinamis yang digunakan oleh akademi berbagi adalah :

1. Application messenger whatsapp digunakan untuk mendiskusikan dan menyebarkan informasi yang telah diterima di media yang sebelumnya. Whatsapp menyediakan fitur untuk membuat grup yang didalamnya kita dapat memilih orang-orang yang ingin kita bagi informasinya.

2. Twitter digunakan untuk koordinasi seperti memastikan kedatangan anggota dalam rapat yang akan diadakan, mengingatkan agenda atau tugas yang akan dikerjakan, sebagai media untuk saling sapa antar anggota organisasi

(13)

Media sosial yang kurang dinamis adalah media sosial yang responnya lebih lama, dan delay feedbacknya lebih terasa. Informasi yang dibagikan melalui media ini lebih lengkap, atau grand informasi mengenai organisasi dapat ditemukan dimedia ini, media sosial yang tidak dinamis yang digunakan oleh akademi berbagi adalah :

1. Facebook digunakan untuk informasi yang bersifat publik seperti update informasi mengenai kelas yang diadakan oleh akademi berbagi diseluruh Indonesia, sharing foto dan beberapa notes mengenai kelas yang pernah diadakan, di facebook anggota organisasi dapat memanfaat fitur yang telah disediakan untuk berkomunikasi satu sama lain yaitu seperti chat room dan comment di post yang ada di timeline facebook.

2. E-mail dan mailing list digunakan memberikan gambaran umum dan lengkap mengenai suatu informasi seperti, invitation meeting, update jadwal kelas tiap kota dan segala macam hal mengenai organisasi.

3. Website digunakan untuk memperkenalkan profil akademi berbagi, jadwal kelas akademi berbagi seluruh Indonesia dan beberapa tulisan mengenai akademi berbagi daerah,

Masing-masing divisi organisasi akademi berbagi memiliki kebutuhan informasi yang berbeda yang dibagikan atau disampaikan melalui media sosial yang berbeda pula, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing media sosial.Media sosial dalam akademi berbagi telah menggantikan posisi komunikasi langsung seperti rapat serta koordinasi antar anggota yang biasanya diadakan secara tatap muka, dengan adanya media sosial akademi berbagi tetap dapat berhubungan dengan anggota dimanapun dan kapanpun.

(14)

Saran

1. Bentuk organisasi virtual menjadi sebuah alternatif bentuk organisasi didalam pembuatan suatu organisasi sosial dimasyarakat. Muncul dan menggunakan media sosial sebagai alat penyebarannya, suatu organisasi virtual dapat menjangkau banyak orang dari berbagai macam tempat.

2. Penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan melakukan penelitian mengenai budaya organisasi yang terbentuk melalui penggunaan media sosial.

Daftar Pustaka Buku

(15)

Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., Kieran, K. (2003). New Media: A Critical Introduction. New York: Routledge.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008).Teori komunikasi theorist of human communication.Jakarta: Salemba Humanika.

Mcluhan,M. (1994). Understanding media: the extensions of man. USA: The MIT press

Miller, K. (2011). Organizational communication : Approaches and processes. Boston: Wadsworth.

Moleong, J. L. (2011). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pace, R. W., & Faulels, D. F. (2010).Komunikasi organisasi ; Strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tapscott, Don. (2009). Grown up digital. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

West, Richard.,& Turner, Lynn. H. (2008).Pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Jurnal

Clark, E. (2012). Social Movement & Social Media: A qualitative study of Occupy wall Street. Media, Communication and Cultural analysis

Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2011).Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media.

Lovejoy, K., & Saxton, G. D. (2011). Information, community and action : How nonprofit organization use social media. Computer – Mediated Communication.

Nurudin, (2013). Media sosial baru dan munculnya revolusi proses komunikasi. Jurnal Komunikator UMY : Vol. 5, no. 2, 127-142.

Website

Akademiberbagi.(2013). Kegiatan.Tersedia dari AkademiBerbagi database

(16)

Akademiberbagi.(2012). Tentang akademi.Tersedia dari AkademiBerbagi database

Chomsun, A. (2013). 2 mei: Belajar hingga akhir hayat.Tersedia dari Aihun database.

Setiawan, D. (2013). Perkembangan dan peran social media sebagai new media.

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa waktu transaksi untuk sistem pembayaran tol elektronik berbasis RFID yang dihasilkan lebih kecil dari nominal

Sembilan Sahabat Sejati menurut tarif cukai minuman beralkohol yang berlaku didasari dari Selling In dalam periode tahun 2015.. Manfaat

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Pengendalian mutu distribusi konsentrat merupakan upaya untuk melakukan pencegahan terhadap kerusakan selama proses distribusi dapatdilakukan dengan mengusahakan

(1) pelaku utama yang melaksanakan agribisnis sesuai dengan produk/komoditi yang diperlukan pasar dan telah ditetapkan melalui pertemuan rembugtani Desa; (2) bersedia

Setelah melihat hasil dari tes kemampuan awal siswa, peneliti kemudian menerapkan sebuah metode pembelajaran menulis yang penulis anggap cocok untuk membantu siswa

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fungsi-fungsi apa saja yang dilakukan oleh Aisyiyah dalam masyarakatnya sesuai dengan status Aisyiyah sebagai sebuah Organisasi

Oleh karenanya maka ukuran tingkat kenormalan tegakan hutan pada hutan alam produksi yang bersifat heterogen dan tidak seumur, selain harus dicirikan oleh bentuk