• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS PENYALAHGUNAAN JARINGAN ITE DAN TELEKOMUNIKASI

2.1. Tinjauan Pustaka

Teknologi informasi merupakan salah satu bidang dalam masyarakat yang berkembang dan berubah relatif sangat cepat dan memegang peran yang penting. Teknologi membawa keuntungan dan kepentingan yang besar bagi siapapun yang menggunakanya1. Seiring berkembangya kejahatan dalam penggunaan teknologi , timbul penyalahgunaan dalam lingkup jaringan elektronik dan telekomunikasi.

Kejahatan yang dalam hal ini disebut penyalahgunaan yang terjadi dalam lingkup komputer di sebut cybercrime. Penjahatnya dapat siapa saja orang umum berpendidikan ataupun orang awam berpendidikan. Alat yang di gunakan sederhana, serta kejahatannya tidak memerlukan suatu keahlian yang khusus. Perbuatan cybercrime merupakan perbuatan ilegal yang terhubung dengan internet. Banyak kategori mengenai cybercrime di Indonesia salah satunya illegal contents2 Contoh illegal contents, yaitu muatan yang melanggar kesusilaan, muatan penghinaan dan pencemaran nama baik.Illegal content menurut pengertiannya menjadi kegiatan menyebarkan, mengunggah, menulis hal yang salah atau dilarang dan dapat merugikan orang lain.

Dalam Undang Undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ayat (1) menyatakan Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau

1 Budi suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (cybercrime), Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 9

2Illegal content adalah tindakan memasukkan data dan atau informasi ke dalam internet yang dianggap tidak benar,

(2)

Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Dari pasal tersebut bisa saja dengan alasan kita menontonkanbadan kita yang tak seharusnya kita lihat (seni fotografi).

Walaupun pengertian porno masih sangat kabur dan tidak dapat dinterpretasikan dengan jelas. Bunyi dari Pasal 27 ayat (3) Undang-undang Infomasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Seiring dengan berkembangnya pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi yang telah mengubah perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara cepat. Teknologi Informasi selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kemajuan sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi lahir suatu hukum baru yang dikenal dengan hukum Cyber atau hukum telematika.

(3)

2.1.1. Konsep Perbuatan Melawan Hukum

Unsur-unsur yang harus terpenuhi untuk dapat dipidananya seseorang atas perbuatan pidana yang dilakukan, berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik adalah bahwa perbuatan tersebut harus dilakukan dengan “Tanpa Hak”

atau dilakukan secara “Melawan Hukum”, lebih tepat bahwa konsep dari sifat melawan

hukumnya yaitu perbuatan, apabila suatu perbuatan itu memenuhi rumusan dalam Peraturan Perundang-undangan sebagai suatu tindak pidana, maka itu merupakan tanda bahwa perbuatan itu bersifat melawan hukum.

Perbuatan yang dilarang dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terdapat pada Pasal 27-37 akan tetapi dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transasksi Elektronik pada Pasal 31 Ayat 4 adanya perubahan yang

sebelumnya “ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana yang di maksud

pada ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah” setelah perubahan ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara intersepsi sebagaimana yang di maksud pada ayat (3) diatur dengan

Undang-undang”. Dalam Pasal 27 ayat (3) adanya unsur-unsur obyektif dan subyektif, secara obyektif

adanya perbuatan mendistribusi, mentransmisi dan membuat dapat di aksesnya apabila pengguna telah memenuhi salah satu unsur-unsur obyektif tersebut maka pengguna telah melakukan

tindakan melawan hukum yakni “tanpa hak”. Obyek dari 3 unsur obyektif tersebut merupakan

informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memuat penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Unsur subyektif dari pasal 27 ayat (3) berupa kesalahan “dengan sengaja”. Unsur sengaja

(4)

bagian dari unsur kesalahan3. Perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan apa pun yang terhubung dengan internet yang mengakibatkan materiil maupun immateriil yaitu waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat dan kerahasiaan informasi yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan kejahatan konvensional. Perbuatan tersebut sering dilakukan secara transnasional melintasi batas negara.

2.1.2 Perbuatan Melawan Hukum dalam Informasi dan Transaksi Elektronik dan Telekomunikasi

Cybercrime telah diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

cybercrime sebagai perbuatan yang dilarang dilakukan dengan menggunakan internet yang

berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi, cybercrime memiliki beberapa karakteristik dan memiliki beberapa bentuk model kejahatan. Cybercrime dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian :

1. Cyberpiracy merupakan penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu menditribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer, bisa dibilang sebagai pembajakan software secara ilegal.

2. Cyberpass merupakan penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu organisasi atau individu. Dicontohkan hacking, exploit system dan seluruh kegiatan yang berhubungan dengannya.

3. Cybervandalism merupakan penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang mengganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data di sistem komputer. Contohnya, virus, trojan, worm, metode DoS, Http Attack, BruteForce, dan lain-lain.

3 Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik”, Media Nusantara Creativ,

(5)

Tindakan cybercrime merupakan prilaku ilegal/melanggar yang secara langsung menyerang sistem keamanan komputer dan/atau data yang diproses oleh komputer. Memakai jaringan komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.Secara umum terdapat beberapa bentuk kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi informasi yang berbasis utama komputer dan jaringan telekomunikasi beberapa praktik kejahatannya. Praktiknya dikelompokan dalam beberapa bentuk.

Unauthorized Access to Computer System and Service merupakan kejahatan yang

dilakukan dengan memasuki/menyusup kedalam suatu system jaringan komputer yang secara tidak sah atau tanpa izin dari pemilik system jaringan komputer yang di masukinya.

Data Forgery merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen

penting yang tersimpan sebagai scriptless document melaului intenet

Cyber Espionage yaitu kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan

kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan komputer pihak sasaran

Cyber Sabotage and Extortion merupakan kejahatan dengan membuat gangguan

perusakan atau penghancuran suatu data, progam komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan intenet

Offense against Intellectual Property yaitu kejahatan yang ditunjukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet

Infringements of Privacy merupakan kejahatan yang ditunjukan terhadap informasi

(6)

Illegal Contents yang Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke

Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya. Perbuatan pelaku berkaitan illegal content dapat dikategorikan sebagai berikut,

1. Penyebaran informasi elektronik yang bermuatan illegal content.

2. Membuat dapat diakses informasi elektronik yang bermuatan illegal content.

3. Memfasilitasi perbuatan penyebaran informasi elektronik, membuat dapat diaksesnya informasi elektronik yang bermuatan illegal content (berkaitan dengan Pasal 34 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik).

2.1.3 Jenis-jenis Perbuatan Melawan Hukum Dalam Bidang Administrasi Negara

Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. Data Forgery biasanya diawali dengan pencurian data-data penting, baik itu disadari atau tidak oleh si pemilik data tersebut. Menurut pandangan penulis, data forgery bisa digunakan dengan 2 cara,

Server side pemalsuan yang cara mendapatkan datanya adalah dengan si pelaku membuat

(7)

Client Side Penggunaan cara ini sebenarnya bisa dibilang jauh lebih mudah dibandingkan

dengan server side, karena si pelaku tidak perlu untuk membuat sebuah fake website. Si pelaku hanya memanfaatkan sebuah aplikasi yang sebenarnya legal, hanya saja penggunaannya yang disalahgunakan. Data forgery tidak sesulit kedengarannya, tentunya hal ini sangat merisaukan para pengguna internet, karena pasti memikirkan mengenai keamanan data-datanya di internet.

Contoh kasus pembobolan tiga bank besar di Indonesia. Kejahatan yang dikategorikan pencurian uang nasabah tersebut dikerjakan melalui penyebaran virus. Pelaku menyebarkan malware untuk memperdaya korbannya. Malware itu disebarkan ke ponsel nasabah melalui iklan-iklan software internet banking palsu yang kerap muncul di sejumlah laman internet. Ketika nasabah mengunduh software palsu malware akan secara otomatis masuk ke ponsel dan memanipulasi tampilan laman internet banking seolah-olah laman tersebut benar-benar berasal dari bank. Begitu virus (malware) itu masuk, pelaku yang mengendalikan. Tampilan di layar dibuat sama seperti program bank. Seolah-olah nasabah sedang berinteraksi dengan program bank, akan tetapi kepadaa pelaku. Ketika pelaku sudah mengendalikan program internet banking nasabah, maka kode rahasia rekening nasabah akan diketahui pelaku. Namun, pelaku tidak menguras rekening nasabah. Pelaku hanya membelokkan arah uang jika nasabah telah melakukan transaksi keuangan. Uang hasil transaksi nasabah itu dikirim ke pihak ketiga yang disebut sebagai "kurir".

2.1.4 Wanprestasi

1. Wanprestasi Secara Umum

(8)

2. Wanprestasi Secara Elektronik

Wanprestasi dalam elektronik merupakan bentuk tidak mematuhinya sebuah aturan dalam penggunaan jaringan, yang memiliki tujuan positif bagi pengguna, dengan secara jelas pengguna melakukan suatu tindakan melawan hukum, sedangkan apabila pengguna telah menggunakan jaringan maka secara tidak langsung pengguna telah melakukan suatu perjanjian terhadap aturan yang telah dibuat oleh pemerintah dalam menanggulangi ataupun menceggah perbuatan pidana yang dapat merugikan orang lain yaitu masyarakat dan suatu pemerintahan.

2.2 Analisis Kasus

2.2.1 Putusan Pengadilan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl

2.2.1.1.Identitas Para Pihak yang Berperkara

Putusan ini melibatkan Drs. Prabowo, MM Bin Tjasan Pramono Saputro, berkebangsaan Indonesia, selanjutnya disingkat Prabowo. Terdakwa lahir di Kendal 28 Oktober 1965. Ketika kasus berlangsung, Tedakwa berumur 45 tahun. Terdakwa tinggal di Jl . Bengawan No. 33 Desa Kutosari, Kecamata Kebumen, Kabupaten Kebumen atau Desa Sambungsari, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Tedakwa bekerja sebagai dosen Sekolah Tinggi Ekonomi Putra Bangsa/Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kebumen. Terhadap Terdakwa tidak di lakukan penahanan. Dalam persidangan Terdakwa didampingi Penasihat Hukum, yaitu Tamrin Mahatmanto, S.H. , Marwan Ismadi , Budi Danarto, S.H. , Umi Mujiarti , S.H. , dan Kasran, S.H.

(9)

Pengadilan Negeri membaca dan mempelajari berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini dan telah mendengarkan keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa di depan persidangan, mendengarkan pembacaan surat tuntutan pidana (requisitoir) dari Jaksa Penuntut Umum Nomor Reg.Perk-PDM-78/KNDL/Ep.2/09/2010 tanggal 02 Desember 2010 yang pada pokoknya menuntut supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendal yang memeriksa dan mengadili perkara ini dan memutuskan, Menyatakan Terdakwa Prabowo telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana tanpa hak telah mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik ” sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) j.o. Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sesuai dengan Dakwaan.

Dengan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Prabowo, dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan, subsidair 2 (dua) bulan kurungan.

Menetapkan supaya barang bukti berupa, 1 (satu) unit handphone merk LG seri KT610 beser ta sim card Nomor 081901359696, 1 (satu) unit hand phone merk Nexian beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183 dikembalikan kepada Saksi Nur Dwi Alfiyanah, 1 (satu) unit handphone merk Nokia seri 6070 beserta sim card Nomor 087837909696 dikembalikan kepada Terdakwa Prabowo.

(10)

Penuntut Umum, baik dalam dakwaan Kesatu, Kedua dan Ketiga tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, Membebaskan Terdakwa Prabowo, Membebankan biaya pada negara.

Menimbang bahwa selanjutnya Terdakwa secara pribadi telah pula mengajukan pembelaan secara tertulis yang dibacakan di persidangan yang pada pokoknya, Terdakwa mohon dinyatakan bebas dari segala tuntutan hukum karena merasa tidak bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana disebutkan dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum.

Menimbang, bahwa terhadap pembelaan (pledoi) dari Terdakwa dan Penasihat Hukumnya tersebut diatas, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan pula tanggapannya (replikanya) secara lisan yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya semula, dan sebaliknya Terdakwa dan Penasihat Hukumnya juga telah mengajukan duplikatnya secara lisan yang pada pokoknya menyatakan tetap pada pembelaannya tersebut.

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan di persidangan Pengadilan Negeri Kendal oleh Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kendal dengan surat dakwaan Nomor Register Perkara PDM-78/KNDL/Ep.2/09/2010 tertanggal 30 September 2010.

2.2.1.3 Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

(11)

Pada awalnya antara Terdakwa Prabowo dan Saksi Nur, Berkenalan sejak bulan Okotober 2007 dan berteman selama 2,5 (dua setengah) tahun kemudian. Karena kesibukan masing-masing antara Terdakwa dan Saksi Nur memutuskan untuk tidak berhubungan lagi sampai dengan sekarang. Pada hari Jumat tanggal 01 Januari 2010 sekira pukul 01.57 Wib karena sudah lama Saksi Nur tidak mendapat kabar dari Terdakwa, Saksi Nur mengirimkan pesan singkat, Ucapan selamat tahun baru ke nomor handphone 087837909696 milik Terdakwa namun oleh Terdakwa pesan singkat tersebut tidak dibalas.

Keesok harinya Saksi Nur mengirim pesan singkat yang isi menanyakan kapan Terdakwa akan menikah ke nomor handphone 087837909696 milik Terdakwa. Namun pesan singkat tersebut tidak dibalas, kamis tanggal 07 Januari 2010 sekira pukul 19.00 Wib Saksi Nur kembali mengirim pesan singkat kepada Terdakwa namun oleh Terdakwa tetap tidak dibalas.

Tanggal 13 Januari 2010 sekira jam 01.25 Wib Terdakwa menggunakan nomor handphone 087837909696 mengirim pesan singkat ke nomor 081901359696 milik Saksi Nur

yang berbunyi “jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah,

betapa rendah martabatmu ha…..kacian deh” setelah menerima pesan singkat tersebut untuk

(12)

Dakwaan Jaksa Perenuntut Umum berupa, ancaman pidana menurut Pasal 27 ayat (3) j.o. Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi elektronik, Sedangkan dakwaan kedua di atur dan di ancam Pidana menurut Pasal 311 ayat (1) KUH Pidana, Pada dakwaan ketiga perbuatan Terdakwa diancam pidana menurut Pasal 335 ayat (1) ke-2 KUH Pidana.

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut, Terdak wa menyatakan telah mengerti dan baik Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya menyatakan tidak mengajukan keberatan atau eksepsi.

2.2.1.4Keterangan Saksi-saksi

(13)

sedangkan menyebarkan berarti disebarkan dari satu orang ke banyak orang akan tetapi kalau mengirimkan yaitu dari satu orang ke orang lain atau satu orang ke satu orang.

Isi dari informasi Elektronik bisa menyakiti orang lain, dan Informasi Elektronik dalam bentuk sms bisa diakses ke orang lain, tanpa terkecuali dan semua orang bisa. Dengan memperlihatkan barang bukti berupa HP.Merk LG tipe KT610 warna hitam seri No.808KPMZ038483 Imei no.354284-02-038483-2 dengan sim card No 081901359696 milik Saksi korban Nur, HP merk nexian warna hitam dengan nomor 087834643489 serta HP Nokia milik Terdakwa kepada Ahli, Saksi korban, Terdakwa dan Kuasa Hukumnya didepan Majelis Hakim kemudian HP LG tersebut dibuka yang berisi sebuah pesan singkat yang bermasalah dan dibuka HP Nexian ada terdapat rekaman pembicaraan serta membuka sms di HP Nokia milik Terdakwa.

Penuntut Umum bertanya kepada Ahli, di HP LG milik Saksi korban ada sms dari Terdakwa yang masuk tanggal 13 Januari 2010 jam 01.25 wib isinya“ Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte yang tetap lontelah , betapa rendah mar tabatmu haa. . . kacian

deh” dan rincian pesan masuk tanggal 13 Januari 2010 jam 01.36 wib yang isinya “Ya lagi - lagi

(14)

penerima. Karena adanya pesan singkat tersebut dari Terdakwa ke Saksi Nur dikirim tanggal 12 Januari 2010 dan diterima tanggal 13 Januari akan tetapi nomor tidak bisa salah. Menurut dunia Informasi bahwa yang bertanggung jawab atas Nomor tersebut adalah pemegang nomor tersebut, di dalam dunia ITE itu adalah nama pemilik. Nomor HP tidak bisa dibuat ganda tapi bisa di copy ke nomor lain dan menurut ilmu yang Ahli pahami, Bahwa provider tidak mengeluarkan dua nomor dan dua nomor bisa dikeluarkan hanya sebagai backup saja. Bahwa seseorang yang menerima sms tidak bisa tahu itu nomor asli atau nomor Copian/cloning. Sifat sms tergantung si pengirim atau personal, Bisa bersifat informasi masyarakat dan bersifat personal. Namun apabila HP yang rusak bisa dibuka isinya, akan tetapi tergantung pada tingkat kerusakannya, Apabila memori yang mengalami kerusakan tidak dapat dibuka. Membaca sms tersebut termasuk kategori info media, Dan jika sms dari satu orang ke orang yang lain termasuk mentransmisikan. Menurut ahli, mengirimkan pesan singkat (sms) kepada orang lain termasuk mendistribusikan, dan yang menditribusikan tersebut adalah si penerima sms. Apabila membuka sms orang lain tanpa izin bisa dikenai Pasal dalam Undang-undang ITE.

(15)

sebagai Asisten II di Kabupaten Kebumen dan Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2009. Saksi dekat dengan Terdakwa karena Saksi sering nyanyi bersama dikantor dengan Terdakwa, Bahwa lokasi kantor Saksi dengan Terdakwa saling berhadapan, Dan selama di Kebumen Saksi tidak pernah mendengar Terdakwa punya kasus dengan wanita, terdakwa juga tidak pernah menyakiti wanita.

(16)

perkenalan selama ini dan bahkan Saksi Nur mengatakan kepada adik Saksi bahwa korban punya saudara Polisi dua orang.

Menimbang, bahwa atas keterangan para Saksi tersebut diatas, Terdakwa membenarkannya, Selain itu Terdakwa dan Penasihat Hukumnya mengajukan Ahli yang meringankan bagi Terdakwa, yaitu Aloysius Wisnubroto, SH.M.Hum, yang memberikan pendapat Bahwa Keahlian Saksi adalah di bidang Telematika. Bahwa hubungan antara Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan KUHP menurut pendapat Saksi tidakan jelas dan ada kriterianya masing-masing antara Undang-undang ITE dengan KUHP. Undang- undang ITE untuk mengatur Informasi dan Transformasi Elektronika, Titik berat dalam Pasal 27 Undang-undang ITE adalah pada perbuatan penyebarannya. Undang-undang ITE posisinya lebih tinggi, karena dalam undang ITE dampak penyebarannya sangat luas. Dalam Undang-undang ITE terdapat pengertian mengenai dapat diaksesnya informasi, apabila sms lebih bersifat tertentu, karena sms ditujukan kepada pemilik tertentu berbeda dengan Website yang sifatnya umum. Bahwa membuka Sms milik orang lain tidak diperbolehkan, karena bukan haknya untuk membuka sms tersebut. Penyebaran dalam klausul Pasal 27 Undang-undang ITE, Salah satu contohnya adalah seperti terdapat dalam facebook dan blok. Dalam Undang-undang ITE Pasal 27 tidak mengatur dalam bidang mendistribusikan saja tapi juga mentransmisikan Informasi. Dalam Undang-undang ITE tidak menimbulkan delik baru, karena yang diatur dalam Pasal tersebut adalah delik penyebar luasan bukan penghinaannya, yang dimaksud penyebaran itu secara umum tidak bisa lepas dari kontek keseluruhan.

(17)

Penafsiran secara umum ada beberapa sumber walaupun Pasal-pasal tersebut dicabut tapi masih bisa menggunakannya Pasal tersebut. Menurut Pasal 27 Undang-undang ITE mendistribusikan adalah perbuatan menyebarkan secara luas informasi melalui media elektronik yang disalurkan untuk menghina orang lain misalnya Website dan lain sebagainya, Menurut Pasal 27 Undang-undang ITE, mentransmisikan adalah kegiatan mengirim, menyalurkan melalui media elektronik yang ditujukan untuk menghina orang lain sedangkan yang dimaksud dengan istilah dapat diaksesnya adalah kegiatan untuk membuat dapat diakses oleh orang lain yang ditujukan untuk menghina. HP merupakan perangkat elektronik dan HP bukan semata-mata saran komunikasi tapi juga teknologi informasi. Pesan singkat (SMS) masuk sebagai informasi elektronik, Pesan singkat (SMS) tidak diatur dalam Pasal 27 Undang-undang ITE karena dalam Pasal 27 mengatur tentang kriminalisasi terhadap penyebaran informasi, akan tetapi pengiriman sms termasuk kegiatan mentransmisikan misalnya sms kepada orang lain itu bisa dikatakan mentrasmisikan. Perbedaan informasi elektronik dan dokumen elektronik terletak pada masalah bentuknya saja yang berbeda, karena keduanya termasuk dalam Dokumen Elektronik. Dokumen Elektronik sebagai dunia nyata dialihkan ke dunia elektronik. Pemilik HP dan Nomor HP-nya adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap hp dan nomornya tersebut, dan tanggung jawabnya bersifat personal. Bahwa informasi elektronik adalah segala informasi yang dibuat atau diproses melalui media elektronik misalnya sms, Email, Facebook dan bisa berupa gambar atau tulisan. Penyebar luasan informasi adalah suatu informasi baru yang berpindah ke orang lain. Menimbang, bahwa atas pendapat Ahli tersebut, Terdakwa tidak menanggapi.

2.2.1.5. Keterangan Terdakwa

(18)

menyenangkan adalah karena Saksi Nur Dewi Alfiyanah miscall pada saat terdakwa di rumah dinas. Terdakwa di Kebumen hingga Terdakwa merasa terganggu dan risih, padahal sudah Terdakwa jelaskan beberapa kali kepada bahwa hubungan sudah putus dan jangan ganggu Terdakwa lagi. Terdakwa pernah mengangkat telpon dari Saksi Dewi dengan ucapan “Halo” tapi kemudian telpon ditutup oleh Saksi Dewi. Saksi Nur pernah telpon ke Terdakwa, terkadang lewat rumah dinas, kadang pule di HP Terdakwa. Terdakwa meyakinkan bahwa yang menghubungi adalah Dewi. Karena pada saat menelpon, di HP Terdakwa memakai nomor yang lama dan muncul nama Dewi di HP Terdakwa tersebut. Setelah ganti nomor, Terdakwa tahu karena penjelasan masa lalu, dan Terdakwa pernah memberi tanda atau kode nama Nomor HP Nur Dewi Alfiyanah dengan sebutan AB 1, AB 2, NN dan lainnya. Nomor HP 081901359696 itu merupakan Nur Dewi Alfiyanah, dan Nomor 087837909696 itu milik Terdakwa. Saat ditelepon, pada saat itu muncul nama AB 2 dan nomor tersebut nomor Saksi Nur, Terdakwa tidak mengetahui bahwa nomor tersebut milik Saksi Nur, Terdakwa hanya menduga saja karena yang sudah-sudah nadanya begitu. Jenis rayuan tersebut ada yang seronok ada yang halus. Alasan Terdakwa kirim sms dengan isi “Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte dan seterusnya ”, karena saksi Nur selalu menelpon Terdakwa dan Terdakwa merasa terganggu, risih kemudian Terdakwa mengirim sms tersebut kepada Saksi Nur.

(19)

dan Terdakwa sudah mengetahui karakter Saksi Nur, sehingga Terdakwa tidak menyukai Saksi Nur.

Meskipun baru kenal selama 10 hari, Saksi Nur sudah marah marah terhadap Terdakwa dan bahkan baru satu minggu juga pernah bilang kepada Terdakwa kenapa tidak dikenalkan oleh orang tua Terdakwa, maka Terdakwa bisa membaca dan tahu karakter Saksi Nur. Terdakwa pernah dikenalkan oleh kakak Nur dan juga oleh Pak. Fahturrozi, Kapolres Kebumen antara Terdakwa dengan Saksi Nur. Saat dikenalkan, sepengetahuan Terdakwa, Saksi Nur masih kuliah dan belum bekerja. Selama 2,5 tahun kenal dengan Saksi Nur, Terdakwa baru 3 kali bertemu dengan Saksi Nur dan yang pertama bertemu di rumah kakak Saksi Nur, dan yang kedua kali nya Saksi Nur yang pergi ke rumah Terdakwa. Bahwa sebenarnya Terdakwa sudah menjelaskan pada saat lebaran Saksi Nur datang kerumah Terdakwa untuk menyelesaikan masalah hubungan Terdakwa dengan Saksi Nur, bahkan kakaknya Saksi Nur juga pernah memohon maaf kepada Terdakwa tentang perilaku Saksi Nur dan dia bilang bahwa Saksi Nur itu anak ragil sifatnya memang seperti itu.

(20)

Terdakwa mengirim sms yang isinya “jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah martabatmu ha…kacian deh“, tersebut pada tanggal 13 Januari 2010. Sms yang berbunyi “Ya lagi-lagi diganggu bangsat lonte dan seterusnya“, Terdakwa kirim setelah Terdakwa sms yang pertama, Bahwa Terdakwa merasa diganggu oleh Saksi Nur karena Saksi Nur selalu miscall terus berkali-kali. Bahwa Terdakwa sudah tidak kuat diganggu terus selama 2,5 tahun oleh wanita tersebut dan manusia normal pasti akan merasakan hal yang sama. Setelah sms yang terakhir, Saksi Nur tidak menggangu Terdakwa dan ternyata Terdakwa ganti nomor HP pada tahun 2009. Setelah ganti nomor HP, Terdakwa tidak pernah memberitahukan kepada Saksi Nur kalau Terdakwa ganti nomor HP. Saksi Nur tahu nomor HP Terdakwa yang mendapat dari tempat Terdakwa mengajar/dosen di STIE dan yang memberitahukan Pak Eko dan Bu Eti, bahwa ada 5 Nomor dari Saksi Nur pernah kirim sms kepada Terdakwa bahwa Terdakwa pernah balas sms dari Nur, bahwa Terdakwa tidak pernah sebarkan sms tersebut kepada orang lain karena sms tersebut Terdakwa tujukan untuk Nur. Terdakwa dan keluarga pernah meminta maaf kepada Saksi Nur dan keluarga. Sehubungan sms yang Terdakwa kirimkan kepada Saksi Nur tersebut sekitar pada tanggal 3 atau 4 September 2010.

(21)

Saksi Nur padahal Terdakwa baru kenal 10 hari dengan Saksi Dewi. Pada saat Terdakwa menyudahi kontak dengan Saksi Nur, Terdakwa mengatakan kepada Saksi Nur ”hubungan kita sampai disini saja dan hubungan kita tidak jadi ketingkat yang lebih tinggi lagi dan cukup disini

saja”. Reaksi dan respon Saksi Nur setelah Terdakwa menyatakan menyudahi hubungan melalui

telpon, Saksi Nur menutup telepon dari Terdakwa. Dan reaksi dari keluarga Saksi Nur setelah saudara memutuskan hubungan dengannya adalah Kakaknya yang berprofesi sebagai Polisi (WakaPolres) menghubungi Terdakwa dan mendengar hal tersebut tidak terima, tapi Terdakwa jelaskan karena tidak mungkin hubungan Terdakwa dengan Saksi Nur dilanjutkan karena tidak ada kecocokan dan setelah Terdakwa jelaskan akhirnya kakaknya Saksi Nur menerima dan memahami. Setelah putus Saksi Nur masih merayu-rayu dan mengganggu Terdakwa terus menerus. Saksi Nur sering miscall Terdakwa terus dan setelah miscall Terdakwa angkat dengan dengan Kata “Halo” telepon ditutup begitu seterusnya. Setelah ganti nomor HP, ada 4 nomor lain dari Saksi Nur yang masuk melalui HP Terdakwa setelah Terdakwa ganti nomor baru dan Terdakwa ganti nomor sekitar 1,5 tahun setelah putus dengan Saksi Nur.

(22)

(No name) dan Terdakwa hanya menduga saja itu nomor Saksi Nur karena sebelumnya Saksi Nur apabila sms selalu merayu-rayu Terdakwa dengan nomor itu. Terdakwa menggunakan alat berupa HP merk Nokia dalam mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Nur.

Terdakwa dilaporkan Saksi Nur pada tanggal 18 Januari 2010, Terdakwa dilaporkan bahwa dalam mengirim sms kepada Saksi Nur, Terdakwa tidak sadar karena Terdakwa merasa tertekan seperti merasa terancam. Seandainya sms tersebut tertuju kepada keluarga Terdakwa, Terdakwa merasa sakit hati perasaannya. Secara moral Terdakwa menyesal atas sms tersebut dan Terdakwa tidak akan mengulanginya lagi.

2.2.1.6.Barang Bukti dan Pembuktian

Kejahatan yang dilakukan oleh terdakwa menggunakan media elektronik berupa 1 (satu) unit handphone merk LG seri KT610 beserta sim card Nomor 081 901 359 696, 1 (satu) unit hand phone merk NEXIAN beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183, 1 (satu) unit hand phone merk Nokia seri 6070 beserta sim card Nomor 087837909696, Barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum dan dipergunakan untuk pembuktian dalam peerkara.

Para Penasihat Hukum Terdakwa pun mengajukan barang bukti surat berupa Putusan Mahkamah Konstitusi No.2/PUU-VI I/2009, Putusan Mahkamah Konstitusi No.50/PUU-VI

/2008, Buku “Strategi Penanggulangan Kejahatan Telematika”, tulisan AL. Wisnubroto Penerbit

(23)

pada tanggal 13 Januari 2010, sekitar pukul 1.25 WIB. Benar, Nomor HP atau sim card yang Terdakwa gunakan untuk mengirim sms tersebut adalah 087837909696 milik Terdakwa dan dikirim ke ke nomor 081901359696 yang Terdakwa duga adalah milik Saksi Nur karena didalam buku telp Terdakwa tidak ada nama Saksi Dewi dan nomor tersebut Terdakwa beri nama NN (No name) dan Terdakwa hanya menduga saja itu nomor Saksi Nur karena sebelumnya Saksi Nur sering merayu-rayu Terdakwa melalui pesan singkat dengan HP nomor itu. Benar Terdakwa dan keluarga pernah minta maaf kepada Nur Dewi Alfiyanah dan keluarga sehubungan sms yang Terdakwa kirimkan kepada Nur tersebut sekitar pada tanggal 3 atau 4 September 2010

(24)

nama baik” Ancaman pidananya diatur dalam Pasal 45 ayat (1) Undang undang Nomor 11 tahun 2008 yang berbunyi, Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) . Majelis Hakim akan mempertimbangkan unsur-unsur dari Pasal 27 ayat (3) Undang- undang Nomor 11 tahun 2008, tersebut adalah Unsur setiap orang, Unsur dengan sengaja atau tanpa hak, Mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan adanya unsur memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik adalah unsur setiap orang.

Hukum pidana menganut asas yang bersalah atau dapat dipersalahkan untuk suatu kasus atau perkara pidana adalah orang atau manusia, sehingga yang dimaksud dengan rumusan unsur

“setiap orang” seperti halnya unsur “Barang siapa”, menurut Undang–undang adalah orang atau

Badan Hukum penyandang hak dan kewajiban, dimana suatu perbuatan dimintakan pertanggung jawabannya.

(25)

087837909696 milik Terdakwa sendiri telah mengirimkan atau mentransmisikan pesan singkat atau sms yang berbunyi “ jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah martabatmu ha. . kacian deh dan ya lagi2 diganggu bangsat lonte, dengan sikapmu yang seperti itu pasti km akan selalu direndahkan orang jadinya km tidak akan laku gitu nasehat saya te . . lonte “ kepada nomor hand phone 081901359696 milik Saksi Nur. Dalam persidangan juga telah diperoleh fakta bahwa Terdakwa Terdakwa Prabowo adalah pribadi yang sehat jasmani dan rohani serta tidak mempunyai sesuatu penyakit atau halangan yang merupakan alasan pembenar maupun pemaaf hingga terhadap diri Terdakwa dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana atas segala hal yang dilakukannya.

Meskipun Terdakwa dalam keterangannya menyatakan bahwa Terdakwa hanya menduga bahwa nomor yang dituju dalam pesan singkatnya tersebut adalah nomor milik Saksi Nur, namun Terdakwa adalah sebagai pelaku aktif atau pelaku fungsional yang dengan menggunakan akal pikirannya menuliskan pesan singkat melalui telepon selular miliknya dan ditujukan kepada nomor milik orang yang diduga sebagai Saksi Nur, dan Terdakwa dengan pengetahuan yang ada padanya pula mengetahui isi pesan singkat yang dikirimkannya.

Dengan demikian, maka Unsur “setiap orang” telah terpenuhi. Ada 2 Unsur dengan sengaja atau tanpa hak bahwa menyimak inti Pasal 27 ayat (3) Undang-undang Informasi TranSaksi Elektronika, mensyaratkan adanya kesengajaan dalam perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, dimana mensyaratkan adanya suatu sikap batin si pelaku yang mendorong atau setidaknya menyertai si pelaku saat melakukan tindak pidana, oleh karena itu tolak ukur untuk

menilai “sengaja” tersebut adalah dari perbuatan-perbuatan yang nampak dari si pelaku, sehingga

(26)

Pengertian unsur “sengaja” menurut ilmu hukum yang dikenal dengan istilah asing “Wil

lens En Wetens”, yang berarti si pelaku mengetahui/menyadari dan menghendaki/bermaksud. Menimbang, bahwa Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tidak memberikan pengertian mengenai “Kesengajaan”, tetapi di dalam Teori dikenal

tiga corak “Kesengajaan”.4

Kesengajaan sebagai Maksud, yaitu adalah kehendak yang diarahkan pada terwujudnya perbuatan seperti di rumuskan dalam wet. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut memang dimaksudkan atau dikehendaki oleh Terdakwa. Kesengajaan sebagai Kepastian, Keharusan, yaitu bahwa Terdakwa mengetahui, menginsyafi atau mengerti perbuatannya maupun akibat dan keadaan-keadaan yang menyertainya. Kesengajaan sebagai Kemungkinan (dolus eventual is), dengan dua syaratnya, yaitu Terdakwa mengetahui kemungkinan adanya akibat/keadaan yang merupakan delik dan sikapnya terhadap kemungkinan itu andai kata sungguh timbul ialah apa boleh buat, dapat disetujui dan berani pikul resikonya. Untuk syarat pertama dapat dibuktikan dari kecerdasan pikirannya dapat disimpulkan antara lain dari pengalaman, pendidikannya atau lapisan masyarakat mana Terdakwa hidup sedangkan syarat kedua dapat dibuktikan dari ucapan-ucapan Terdakwa di sekitar perbuatan, tidak mengadakan usaha untuk mencegah akibat yang tidak di ingini dan sebagainya

Menimbang, bahwa pengertian unsur “tanpa hak” sendiri juga tidak dijelas kan dalam Undang-undang ini, akan tetapi kita dapat mengambil pengertian umum dari unsur tersebut, yakni melakukan suatu perbuatan yang dilakukan di luar hak yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan jabatan, kewenangan, ataupun kekuasaan yang ada padanya secara melawan hukum.

4

(27)

Sifat Melawan Hukum Formal berarti semua bagian yang tertulis dari rumusan delik telah dipenuhi (jadi semua syarat tertulis untuk dapat dipidana) sedangkan Sifat Melawan Hukum Materiel berarti melanggar atau membahayakan kepentingan hukum yang hendak di lindungi oleh pembentuk undang-undang dalam rumusan delik tertentu.5 Dengan demikian maka melawan hukum sebagai delik formil adalah setiap perbuatan pidana mengharuskan adanya aturan hukum terlebih dahulu, jadi diukur apakah ada aturan hukum yang terlanggar, sedangkan melawan hukum sebagai delik materiil perbuatan dikatakan sebagai perbuatan pidana harus benar-benar di rasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tidak boleh atau tidak patut dilakukan, sifat ini disebut dengan sifat melawan hukumnya perbuatan (weder rechte lijk hedder gedrag ing) jadi tinjauannya tidak hanya dari sudut perundang-undangan formal akan tetapi juga

dari sudut yang lebih dalam dan lebih hakiki serta menitik beratkan pada akibat yang terjadi dimana sifat melawan hukum tersebut terdapat causalitas dengan akibat yang telah terjadi.

Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan berdasarkan keterangan Saksi, keterangan Ahli, keterangan Terdakwa, keterangan Saksi Meringankan Terdakwa, keterangan Ahli Meringankan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan dalam perkara ini terdapat persesuaian sehingga diperoleh fakta bahwa Terdakwa mengirimkan pesan singkat yangberbunyi

“jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah

martabatmu ha. . kacian deh dan ya lagi2 diganggu bangsat lonte, dengan sikapmu yang sperti itu pasti km akan selalu direndahkan org jadinya km tidak akan laku gitu nasehat sy te . . lonte

“kepada nomor hand phone 081901359696 milik Saksi Nur adalah merupakan perbuatan yang

disengaja karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menghentikan teror telepon dan sms dari Nur kepada Terdakwa, dan ternyata sejak itu pula Nur tidak pernah mengganggu

5

(28)

kehidupan pribadi Terdakwa maupun keluarga Terdakwa. Dengan demikian makakesengajaan yang dilakukan oleh Terdakwa dapat dimasukkan ke dalam kesengajaan dengan corak kesengajaan sebagai maksud atau setidak - tidaknya kesengajaan sebagai kemungkinan (dolus eventualis).

Meskupun Terdakwa dalam keterangannya menyatakan bahwa Terdakwa hanya menduga bahwa nomor yang dituju dalam pesan singkatnya tersebut adalah nomor milik Nur, Namun Terdakwa adalah sebagai pelaku aktif atau pelaku fungsional yang dengan menggunakan akal pikirannya menuliskan pesan singkat melalui telepon selular miliknya dan ditujukan kepada nomor milik orang yang diduga sebagai Saksi Nur, dan Terdakwa dengan pengetahuan yang ada padanya pula mengetahui isi pesan singkat yang dikirimkannya, sehingga ada muatan kesengajaan dengan maksud sms itu di tujukan kepada Saksi Nur. Dari fakta yang terungkap di persidangan, diketahui bahwa Saksi Dewi dan Terdakwa pernah kenal pada 2,5 tahun yang lalu dan ketemu sebanyak 3 ( tiga ) kali. Terdakwa pernah mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Dewi pada tanggal 13 Januari 2010, sekitar pukul 1.25 WIB. Pesan singkatnya berupa “Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah” dan “Ya lagi - lagi

diganggu bangsat lonte dst”. Nomor HP atau sim card yang Terdakwa gunakan untuk mengirim

(29)

Demikian maka unsur telah terpenuhi. Ada 3 Unsur mendistribusikan dan/atau menstransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik.

Berdasarkan Undang- undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang kini telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016, tidak disebutkan dan tidak di temukan mengenai adanya pengertian dari mendistribusikan, menstransmisikan dan membuat dapat diaksesnya informasi elektronik/dokumen elektronik. Dalam Bab VI I Undang- undang ITE mengatur tentang perbuatan yang dilarang khususnya Pasal 27 ayat (3) dimana berbunyi sebagai berikut “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisi kan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran

nama baik”.

Penyebar luasan dilakukan dengan cara mendistribusikan dan/atau mentranmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnyainformasi elektronik dan/atau dokumen elektronik. Mendistribusikan, yaitu menyebar luaskan melalui sarana/media elektronik ditujukan kepada orang-orang tertentu yang dikehendaki, mendistribusikan, perbuatan menyebarkan secara luas informasi dan/atau dokumen elektronik melalui media elektronik . Penyebaran secara luas ini juga mengandung pengertian bahwa informasi tersebut berpindah dari satu pihak ke pihak yang lainnya.

(30)

mengirimkan, memanjangkan, atau meneruskan informasi melalui media elektronik dan/atau perangkat elektronik. Mendistribusikan, secara leksikal diartikan, yaitu menyalurkan (membagikan, mengirimkan).6 Mentransmisikan yaitu mengirimkan atau meneruskan pesan dari seseorang (benda) kepada orang lain (benda lain). Dapat diaksesnya (akses) yaitu jalan masuk dapat digunakan sebagai jalan masuk.

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008, yang telah diubah dengan undang-undang sebagaimana dikemukakan di atas secara jelas mendefinisikan pengertian “informasi elektronik” dan “dokumen elektronik”.

Pasal 1 angka (1) Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,electrinic data inter change (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks , telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Pasal 1 angka (4) Dokumen elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, di terima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami orang yang mampu memahaminya

Unsur tersebut diatas seluruhnya merupakan unsur tindak pidana yang bersifat alternatif atau kumulatif, sehingga apabila salah satu unsur saja telah terbukti maka sudah dapat membuktikan seluruh unsur tindak pidana yang lainnya.

6

(31)

Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan berdasarkan keterangan Saksi, pendapat Ahli, keterangan Terdakwa, keterangan Saksi Meringankan Terdakwa,keterangan Ahli Meringankan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan dalam perkara ini terdapat persesuaian sehingga diperoleh fakta bahwa Terdakwa telah mengirimkan pesan singkat yang berbunyi

“jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah

martabatmu ha. . kacian deh dan ya lagi2 diganggu bangsat lonte, dengan sikapmu yang sprit itu pasti km akan selalu direndahkan orang jadinya kamu tidak akan laku gitu nasehat saya te . . lonte“ dari handphone milik Terdakwa dengan nomor 087837909696 kepada nomor hand phone 081901359696 milik Saksi Nur.

Perbuatan Terdakwa mengirimkan pesan singkat dari handphone miliknya kepada handphone milik Nur, yang berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan, kemudian oleh Saksi Nur diberitahukan kepada Saksi Sri Nurhayati Binti Slamet Hartono yang merupakan rekan kerja Saksi Dewi Alfiyanah, dan berdasarkan referensi yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Depkominfo) dan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dapat dika tegorikan sebagai perbuatan mentransmisikan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik. Berdasarkan karakteristik alternatif unsur dalam ad.3, maka item unsur dalam unsur ke-3 ini pun dianggap telah terpenuhi, dan perbuatan Terdakwa telah memenuhi rumusan unsur ad.3.

(32)

Kehormatan yang diserang disini hanya mengenai kehormatan tentang nama baik, bukan kehomatan dalam lapangan seksuil. Menurut R. Soesilo, penghinaan dalam KUHP ada enam macam, yaitu menista secara lisan (smaad), menista dengan surat/tertulis (smaadschhrift), memfitnah (laster), penghinaan ringan (eenvoudige belediging), mengadu secara memfitnah (lasteraank lacht) dan tuduhan secara memfitnah (lasterlijke verdachtmak ing). Menista disini dapat diartikan sebagai menuduh seseorang telah melakukan suatu perbuatan , baik perbuatan itu adalah perbuatan melawan hukum maupun bukan perbuatan yang melawan hukum, padahal berdasarkan faktanya seseorang yang dituduh tersebut tidak terbukti melakukan perbuatan yang di tuduhkan kepadanya.

Menyimak inti Pasal ini membutuhkan adanya kesengajaan dalam perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, dimana mensyaratkan adanya suatu sikap batin si pelaku yang mendorong atau setidaknya menyertai si pelaku saat melakukan tindak pidana, oleh karena itu tolak ukur

untuk menilai “sengaja ” tersebut adalah dari perbuatan-perbuatan yang nampak dari si pelaku,

sehingga “sengaja ” tersebut harus lah mempunyai batasan-batasan;

Menimbang, bahwa pengertian unsur “sengaja ” menurut ilmu hukum yang dikenal

(33)

ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah martabatmu ha. . kacian deh dan ya lagi-lagi diganggu bangsat lonte, dengan sikapmu yg sprit itu pasti km akan selalu direndahkan orang jadinya km tidak akan laku gitu nasehat saya te . . lonte“ dari handphone milik Terdakwa dengan nomor 087837909696 kepada nomor hand phone 081901359696 milik Saksi Nur.

Mengenai kata-kata ”lonte” yang dituliskan oleh Terdakwa dalam pesan singkatnya yang dikirimkan kepada Nur adalah ditujukan untuk merendahkanatau memandang rendah Nur, karena dalam kata-kata berikutnya Terdakwa juga menyatakan betapa rendah martabatmu ha. . . .” dan kata-kata ”. . . selalu di rendahkan orang. . . ”. Selain itu Terdakwa dalam keterangannya di persidangan menyatakan bahwa menurutnya kata ”lonte” berarti wanita tuna susila. Dengan kata-kata tersebut telahmenyinggung perasaan Nur karena merasa dinistakan oleh Terdakwa karena Nur adalah berprofesi sebagai seorang Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dan bukan sebagai wanita tuna susila.

(34)

Dari alasan-alasan yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa sebagaimana termuat di dalam nota pembelaannya, Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa agar dianggap telah dipertimbangkan bersama-sama di dalam setiap unsur dakwaan, kecuali terhadap alasan nota pembelaan yang dianggap perlu dipertimbangkan oleh Majelis Hakim. Majelis Hakim menganggap perlu mempertimbangkan nota pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa maksud Pasal 310 dan 311 KUHP berintikan penyebaran/penyebar luasan kepada orang lain. Bertolak dari ide dasar Pasal penghinaan dari KUHP, adalah harus berintikan kesengajaan, dan selanjutnya sampai pada akhirnya Penasihat hukum Terdakwa menyatakan bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak bisa membuktikan adanya kehendak dan tujuan Terdakwa melakukan penghinaan terhadap Saksi Nur, akan tetapi dari fakta yang terungkap di persidangan, keterangan para Saksi dan pendapat ahli, bahwa bunyi pesan singkat yang mengandung muatan penghinaan adalah juga merupakan informasi elektronik dan telah memenuhi rumusan inti, bahwa korban telah merasa dihina dengan pesan singkat yang “ditujukan” kepadanya, terlebih dalam bagian keterangangan Terdakwa, secara moral, Terdakwa menyatakan menyesal terhadap bunyi pesan singkat yang dikirimkan kepada No HP yang diduga kuat adalah nomor Saksi Nur, sehingga nota pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa patut untuk dikesampingkan. Menimbang, bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapatmelepaskan Terdakwa dari pertanggungan jawab pidana sebagai dimaksud dalam Pasal 44 - 51 KUHP, sehingga Terdakwa dapat mempertanggungjawabkan atas kesalahannya dan berdasarkan Pasal 193 ayat (1) KUHAP Terdakwa harus dijatuhi pidana.

(35)

Mengenai barang bukti dalam perkara ini , statusnya akan disebutkan dalam amar putusan, oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan akan dijatuhi pidana, maka berdasarkan Pasal 222 ayat (1) KUHAP Terdakwa akan dibebani pula untuk membayar biaya perkara ini. Sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusannya, terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan terhadap perbuatan.

2.2.1.7.Hal-hal yang memberatkan dan Meringankan Terdakwa

Perbuatan Terdakwa telah meresahkan masyarakat dan telah merugikan orang lain, khususnya Saksi Nur Dewi Alfiyanah, Terdakwa berbelit-belit di dalam memberikan keterangan di persidangan, Terdakwa sama sekali tidak menunjukkan perasaan bersalah atas perbuatan yang dilakukannya.

Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu Terdakwa belum pernah dihukum. Berdasarkan hal-hal diatas pidana yang akan disebutkan dalam bagian amar putusan ini dianggap telah adil dan bijaksana sesuai dengan rasa keadilan, Mengingat dan memperhatikan ketentuan Pasal 27 ayat (3) J.o. Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan TranSaksi Elektronik dan Pasal-Pasal dalam Undang- undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP serta Undang undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan peraturan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara ini, Menyatakan Terdakwa Drs. Prabowo, Mm Bin Tjasan Pramono Saputro tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa Hak” telah mentransmisikan informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan.

(36)

2.2.2.1 Identitas Pelaku

Putusan ini melibatkan Hasan Alatas S.E,. berkebangsaan Indonesia, selanjutnya disingkat Hasan. Terdakwa lahir di Bogor 09 Desember 1975, ketika kasus berlangsung, Terdakwa berumur 39 Tahun. Terdakwa tinggal di Gg. Sukarna Nomor 15 Rt.04/03 Kel. Ciwaringin Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor. Terdakwa bekerja sebagai Karyawan. Terdakwa ditahan dalam Tahanan Kota berdasarkan Surat Perintah/Penetapan penahanan masing-masing oleh Penuntut Umum sejak tanggal 22 April 2014 sampai dengan tanggal 11 Mei 2014 Hakim Pengadilan Negeri Bogor sejak tanggal 25 April 2014 sampai dengan tanggal 24 Mei 2014. Telah membaca Surat Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 30 Januari 2015 No.21/Pen/Pid.Sus.ITE/2015/PT.BDG tentang penunjukan Majelis Hakim yang mengadili perkara atas nama Terdakwa tersebut diatas.

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bogor 16 September 2014 Nomor:144/ Pid.Sus/2014/PN. Bgr, dalam perkara Terdakwa tersebut diatas. Telah membaca surat Dakwaan Penuntut Umum tanggal 22 April 2014 Reg. Perkara Nomor PDM-147/BOGOR/04/2014 atas nama Terdakwa tersebut di atas sebagai berikut.

2.2.2.2 Dakwaan

(37)

Elektronik dan/atau dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Bermula ketika saksi korban Mashasy alias Maya mengambil foto dirinya dengan menggunakan celana dalam ungu dengan kaos dalam perempuan putih yang diambil pada tanggal 12 Oktober 2012, dirumah orang tuanya yang beralamat Jl. Mayjen H.S. Sukma No. 17 RT 01/02 Kel. Ciawi, Kab. Bogor.

Bahwa selanjutnya setelah saksi korban Mashasy alias Maya mengambil foto-foto dirinya lalu oleh saksi korban disimpan dalam Handphone merk SmartFren, kemudian pada tanggal lupa bulan April 2013, saksi korban memberikan HP tersebut kepada Terdakwa Hasan selaku pacarnya dengan maksud akan dibayari/dibeli oleh Terdakwa namun saat itu saksi korban belum sempat menghapus foto-foto atau gambar-gambar dirinya yang berada dalam HP itu.

Bahwa selanjutnya ketika saksi korban memutuskan hubungan pacarannya dengan Terdakwa, hal itu membuat Terdakwa menjadi sakit hati dan selanjutnya Terdakwa mengirimkan pesan Chating via Whatsaap yang isinya: “Aku masih berusaha untuk tidak mengupload foto-foto sekuat tenaga aku tapi aku gak tau sampe berapa lama bisa bertahan Aku ingat kejadian 9

thn lalu”, “Maksud aku, aku gak tau sampe berapa lama aku bisa Menahan diri aku untuk tidak

mengupload foto-foto kamu, aku telah sakit kamu”, “Semua karena kesalahan kamu sendiri

Maya, dan kini semua akan berbalik kepada diri & keluarga kamu sendiri”, “Allah Maha Melihat

& Allah Maha Adil”.

(38)

Maya Saleh, sehingga akibat dimuatnya foto milik saksi korban itu menyebabkan saksi korban merasa dilecehkan dan direndahlan Harkat Martabatnya sebab foto yang dimuat tersebut adalah foto dengan keadaan setengah telanjang.

Perbuatan Terdakwa Hasan tersebut di atas diatur dan diancam hukuman sebagaimana tersebut dalam Pasal 45 ayat (1) J.o. Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dakwaan kedua diancam hukuman sebagaimana tersebut dalam Pasal 35 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, Dakwaan ketiga Hasan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentranmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dalam dakwaan Kesatu melanggar Pasal 45 ayat (1) j.o. 27 ayat (1) Undang-Undang ITE Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Hasan dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dengan perintah agar terdakwa ditahan.

2.2.2.3 Barang Bukti

Barang bukti berupa, 1 (satu) unit HP Blackbeery SmartFren warna merah berikut memori card dikembalikan kepada saksi Mashasy alias Maya, 1 (satu) lembar print screen

percakapan media Whatsapp, 2 (dua) lembar foto/gambar saksi korban (Mashasy alias Maya) tetap terlampir dalam berkas perkara, Telah membaca berkas Perkara atas nama Terdakwa dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 144/Pid.Sus/2014/PN. Bgr tanggal 16 September 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut.

(39)

Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama satu tahun enam bulan.

Barang bukti berupa, satu unit HP Black Berry Samart Fren warna merah berikut memory card dan dikembalikan kepada saksi Mashasy alias Maya, satu lembar print screen percakapan

media Whatsapp, dua lembar foto/gambar saksi korban (Mashasy alias Maya).

2.2.2.4 Tetap terlampir dalam berkas perkara

Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Lima Ribu Rupiah. Telah membaca Akta permintaan Banding Nomor 11/Akta Pid/2014/PN.Bgr yang ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Bogor, yang menerangkan bahwa pada hari Selasa, tanggal 16 September 2014, Terdakwa telah mengajukan permintaan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Bogor No.144/Pid.Sus/2014/PN.Bgr, yang mana pengajuan permintaan banding tersebut telah diberitahukan secara patut kepada Penuntut Umum pada tanggal 13 November 2014.

Telah membacaa Memori banding dari Terdakwa tertanggal 27 Oktober 2014 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor pada tanggal 28 Oktober 2014, yang mana memori banding tersebut telah diberitahukan/diserahkan secara patut kepada Penuntut Umum pada tanggal 13 November 2014.

Telah membaca Kontra memori banding dari Penuntut Umum tertanggal 24 November 2014 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor pada tanggal 1 Desember 2014, yang mana Kontra memori banding tersebut telah diberitahukan/diserahkan secara patut kepada Terdakwa pada tanggal 11 Desember 2014.

(40)

Negeri Bogor, tentang pemberian kesempatan kepada Terdakwa maupun Penuntut Umum untuk memeriksa/mempelajari berkas perkara (inzage) di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor, sebelum berkas perkara tersebut dikirim kepada Pengadilan Tinggi Bandung untuk pemeriksaan dalam tingkat banding. Menimbang, bahwa karena putusan Pengadilan Negeri Bogor No.144/Pid.Sus/2014/PN.Bgr atas nama Terdakwa dibacakan pada persidangan tanggal 16 September 2014 dan pengajuan permintaan banding oleh Terdakwa dilakukan dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Bogor pada hari itu juga, maka permintaan pemeriksaan tingkat banding tersebut diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang telah ditentukan dalam pasal 233 ayat (1), (2) dan (3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, sehingga karenanya permintaan banding yang diajukan oleh Terdakwa tersebut secara formal dapat diterima.

Menimbang, bahwa dalam memori bandingnya Terdakwa mohon agar Pengadilan Tinggi Bandung membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bogor dan menyatakan Terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya serta membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan dengan alasan sebagai berikut.

Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak mempertimbangkan secara cermat fakta-fakta yang terbukti dipersidangan, dimana Majelis Hakim telah mengabaikan kebohongan/kerancuan keterangan para saksi serta tidak memberikan pertimbangan tentang keabsahan keterangan saksi yang tidak melihat sendiri Terdakwa melakukan delik yang didakwakan kepadanya.

(41)

Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya telah mengabaikan prosedur pembuktian kasus cybercrime yang baik dan benar sebagaimana telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang-Undang-undang yang telah dikemukakan di atas dan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.

Menimbang, bahwa sebaliknya Penuntut Umum dalam menanggapi memori banding Terdakwa telah mengajukan kontra memori banding yang pada pokoknya mohon agar Pengadilan Tinggi Bandung menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 144/Pid.Sus/2014/PN.Bgr tanggal 16 September 2014.

Menimbang, bahwa terhadap keberatan yang diajukan dalam memori banding Terdakwa, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat sebagai berikut.

Bahwa tidak benar Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak mempertimbang secara cermat fakta-fakta yang terbukti dipersidangan dan juga telah mengabaikan dan tidak mempertimbangkan keterangan para saksi maupun saksi ahli yang diajukan dipersidangan, sebab sebagaimana terlihat dalam putusannya halaman 23, Majelis Hakim sudah mempertimbangkan secara terinci fakta-fakta yang terbukti dipersidangan yang diperoleh dari alat-alat bukti (termasuk keterangan saksi dan saksi ahli) yang diajukan dipersidangan. Hal mana sudah sesuai dengan ketentuan pasal 185 ayat (1), (4) dan (6) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), apalagi dalam memori bandingnya Terdakwa tidak menyebutkan secara jelas keterangan saksi yang mana dan keterangan yang bagaimana yang diabaikan dan tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama.

(42)

tindak pidana ITE, dimana ketentuan tersebut adalah merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara pidana yang berlaku (i.c. KUHAP), maka barang-barang bukti yang diajukan berupa memory card, print screen percakapan maupun tampilan gambar berupa foto adalah merupakan alat bukti hukum yang sah dalam perkara a quo.

Majelis Hakim Tingkat Pertama sama sekali tidak mengabaikan prosedur pembuktian cybercrime dalam kasus ITE sebagaimana yang sudah digariskan dalam Undang-undang Nomor

(43)

Berdasarkan uraian pertimbangan diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 144/Pid.Sus/2014/PN.Bgr tanggal 16 September 2014 haruslah diperbaiki mengenai kualifikasi, pemidanaan dan pengurangan masa penahanan yang sudah dijalani oleh Terdakwa. Karena terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dijatuhi Pidana, maka kepadanya haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding. Pada pasal 45 ayat (1) j.o. pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), juga pada Bab XVII Bagian Kesatu maupun pasal-pasal lainnya yang terkait dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) serta peraturan perundang- undangan lainnya yang bersangkutan.

2.2.2.5 Mengadili

Menerima permintaan banding dari Terdakwa Hasan. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Bogor No.144/Pid.Sus/2014/PN.Bgr tanggal 16 September 2014 yang dimintakan banding tersebut sekedar mengenai kualifikasi, pemidanaan maupun pengurangan masa penahanan yang sudah dijalani oleh Terdakwa, sehingga amar menyatakan Terdakwa Hasan tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “tanpa hak mendistribusikan dan membuat dapat diaksesnya dokumen elektronik yang

muatannya melanggar kesusilaan”. Memidana Terdakwa tersebut diatas oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun. Menetapkan lamanya masa penahanan kota yang sudah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepadanya.

2.2.2.6. Pembuktian

(44)

Demikianlah diputuskan pada hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015 dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung dengan susunan Edi Widodo S.H., M.Hum. sebagai Hakim Ketua, Syamsul Ali S.H., M.H. dan Wilem Djari S.H,. masing-masing sebagai Hakim Anggota, dengan dibantu oleh Dede Sobari S.H., M.H. selaku Panitera-pengganti pada Pengadilan Tinggi Bandung, putusan mana pada hari Selasa, tanggal 17 Maret 2015 telah diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera-pengganti tersebut diatas, akan tetapi tidak dihadiri oleh Penuntut Umum maupun Terdakwa.

2.2.3 Analisis Putusan Penyalahgunaan Jaringan ITE dan Telekomunikasi

Sebelum meneliti lebih jauh pasal yang dilanggar mari kita telaah ancaman ancaman atau threats7 yang terdapat dalam kasus yang saya teliti. Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Undang-undang yang berlaku untuk semua masyarakat Indonesia yang melakukan pelanggaran baik itu Pemerintahan ataupun masyarakat umum di dunia informasi teknologi dan elektronik.

UU ITE Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik , termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan , surat elektronik (electronic mail) , telegram , teleks , telecopy atau sejenisnya , huruf , tanda , angka , kode akses , simbol , atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

UU ITE Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer , jaringan komputer , dan/atau media elktronik lainnya.

7

(45)

Dari bunyi UU ITE Bab 1 Ayat 1 dan 2 diatas , dapat dipahami apa yang dilakukan terdakwa dalam 2 putusan yang saya teliti merupakan sebuah perilaku Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun , apakah benar perbuatan para terdakwa merupakan sebuah pelanggaran hukum ? Berikut analisis saya lebih lanjut :

Putusan Pengadilan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl sebagaimana dikemukakan di atas adalah kasus yang memuat Putusan tentang penyalahgunaan (mungkin dapaat disebut dengan konsep actus reus) ITE dan Jaringan Telekomunikasi. Berikut di bawah ini brake-down atas Putusan di atas.

2.2.3.1. Awal Mula Penyalahgunaan Putusan I

Adapun pihak yang melakukan penyalahgunaan dimaksud adalah seorang pria yang bernama Prabowo, berusia 45 tahun. Penyalahguna bekerja sebagaidosen Sekolah Tinggi Ekonomi Putra Bangsa/Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), berkebangsaan Indonesia.Penyalahguna bertempat tinggal di Jl. Bengawan No. 33 Desa Kuntosari, Kebumen, Jawa Tengah.

Prabowo menyalahgunakan atau melakukan actus reus dengan menggunakan jaringan ITE dan Telekomunikasi bermula dari dijalinnya hubungan (asmara) yang bersangkutan dengan seorang gadis bernama Nur Dewi Alfiyana, selanjutnnya disebut Nur. Prabowo mengenal Nur sekitar tahun 2007. Perkenalan berlangsung sekitardua setengah tahun. Dalam Putusan diketahui bahwa, menurut Prabowo, ia sangat sibuk, karena itu dia karena memutuskan hubungan dengan Nur.

Pada Januari 2010, tepatnya tanggal 1, Nur mencoba mengirimkan pesan singkat ke

nomor 087837909696 berupa ucapan “Selamat tahun baru”. Pesan Nur, tidak dibalas pelaku.

(46)

Prabowo. Pada bulan yang sama, tepatnya tanggal 7, Nur mencoba mengirimkan pesan yang ke 3 kalinya. Komunikasi itu juga tidak ditbalas oleh Prabowo.

13 januari 2010 sekira jam 01.25 wib Prabowo membalas dengan nomor 087837909696

yang berbunyi “jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah

martabatmu ha…kacian deh”, tidak lama kemudian sekira pukul 18.41 wib Prabowo

mengirimkan pesan kembali kepada Nur Dewi Alfiyana “ya lagi-lagi di ganggu bangsat lonte,

dengan sikapmu yang seperti itu pasti km akan selalu direndahkan orang jadinya kamu tidak akan laku gitu nasehat saya te...lonte”.

2.2.3.2.Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

Dalam kasus ini, Jaksa Penuntut Umum menghadapkan menghadapkan Prabowo (45 tahun) ke persidangan Pengadilan Negeri dengan dakwaan melakukan perbuatan pidana Dakwaan kesatu Atas perbuatan yang telah dilakukan terdakwa (alias prabowo) terhadap Nur Dewi Alfiyana yang telah menyerang nama baiknya, perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana menurut Pasal 27 ayat (3) junctoPasal 45 ayat (1) Undang-undang Rakyat Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dakwaan kedua Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana menurut Pasal 311 ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHpidana), Dakwaan ketiga perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana menurut Pasal 335 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHpidana) Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana menurut Pasal.

(47)

terdapat didalam perangkat-perangkat elektronik baik computer maupun perangkat-perangkat lain seperti HP, PDA dan perangkat elektronik lainnya yaitu terdakwa menggunakan HP untuk melakukan penghinaan terhadap Nur. Mentransmisikan adalah mengirimkan dari satu orang ke orang lainnya atau dari satu orang ke satu orang, dan terdakwa sudah memenuhi unsur mentransmisikan Informasi Elektronik da nisi dari Informasi Elektronik tersebut bias menyakiti orang lain. Sifat SMS (short message service) tergantung si pengirim atau personal, bias bersifat informasi masyaraka, dan bisa bersifat personal, dan yang sepenuhnya bertanggung jawab atas nomor 087837909696 adalah pemegang nomor tersebut di dalam dunia Informasi dan Transaksi Elektronik itu adalah nama pemiliknya.

Dakwaan kedua menurut Pasal 311 ayat (1) pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana

yang menjelaskan bahwa “jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis

dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah

dengan pidana penjara paling lama 4 tahun”.Pasal ini mengenai memfitnah apabila si pembuat

tuduhan tidak dapat membuktikan adanya kebenaran pada tuduhannya, maka si pembuat tuduhan akan di penjara paling lama 4 tahun, berbeda pastinya dengan kasus pada putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl yang dimana sang pelapor merukan korban penghinaan atas perkataan dari terdakwa dan terdakwa tidak ada unsur memfitnah karena terdakwa tidak berniat untuk membuktikan bahwa perkataan yang telah ia lontarkan merupakan suatu kebenaran.

Dakwaan ketiga Pasal 335 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dalam pasal

tersebut tidak adanya unsur penghinaan melainkan “memaksa orang lain, supaya melakukan atau

(48)

yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain”.Tidak ada unsur

paksaan terdakwa terhadap Nur Dewi Alfiyana untuk melakukan suatu tindakan, unsur kekerasan tidak terdapat dalam kasus ini karena tindak pidana tersebut dilakukan melaui jaraingan telekomunikasi melalui perangkat HP (hand phone).

Dakwaan kesatu terbukti dengan sah dan meyakinkan bahwa terdakwa telah melakukan suatu tindak pidana berdasarkan Pasal 27 ayat (3) j.o Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang yang telah dikemukakan di atas.

Dalam requisitoirnya jaksa menuntut agar terdakwa dinyatakan terbukti bersalah

melakukan perbuatan pidana “Tanpa hak telah menstransmisikan informasi elektronik yang

memiliki muatan penghinaan, dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut pleh karena itu dengan pidana penjara selama tiga bulan.

Berkaitan dengan rumusan masalah pada penulisan ini bagaimana kaidah mengatur penyimpangan tujuan penggunaan jaringan telekomunikasi dan transaksi elektronik di indonesia yaitu sesuai dengan ketentuan sanksi bagi Terdakwa yang telah melakukan unsur penghinaan, namun Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 belum sangat optimal untuk mengatur pelanggaran-pelanggaran yang berhubungan dengan e

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tidak terlepas dari faktor iklim, berdasarkan pengolahan data Cropwat, jumlah curah hujan efektif lebih kecil dari jumlah evapotranspirasi, sehingga

Oleh karena itu migrasi data dapat didefinisikan sebagai proses atau teknik pemindahan data yang dilakukan dengan bantuan komputer di mana sistem yang lama

Respon Hubungan frekuensi dan daya aktif dari keadaan tanpa beban menjadi keadaan beban minimum menggunakan kontrol fuzzy dapat dilihat pada gambar 16 dan 17. Gambar 16 Respon

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata Provinsi Lampung dalam meningkatkan usaha jasa kepariwisataan adalah

Sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 ini terbit, anggota Polri beralih status menjadi Pegawai Negeri Sipil karena batas usia pensiun (BUP) bisa

Ketika kita sudah bermental positif, tidak ada seorang pun yang dapat menghentikan kita untuk mencapai tujuan. Berpikir positif menjadikan diri kita memiliki

menurut pengalaman bujukan yang paling cepat untuk mereka terima adalah bujukan dari teman pergaulannya. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan pengawasan lebih dari

Berikut dikemukakan Laporan Tahunan rumah kelab bola sepak 1 murid 1 sukan SK Sungai Buloh ini untuk perhatian tuan. Hari /