• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Interpersonal Lady Companion dalam Melayani Pengunjung di Kawasan Karaoke: Studi pada Karaoke Mini 2 Sarirejo Kecamatan Sidorejo Salatiga T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Interpersonal Lady Companion dalam Melayani Pengunjung di Kawasan Karaoke: Studi pada Karaoke Mini 2 Sarirejo Kecamatan Sidorejo Salatiga T1 BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Komunikasi

Suprapto (2006:6) menjelaskan bahwa pengertian secara etimologis komunikasi berarti: 1) istilah yang berasal dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari kata communis artinya sama yaitu sama makna. Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught communication people share knowledge, informaion or experience. 2) komunikasi merupakan proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, artinya bahwa komunikasi melibakan sejumlah orang. 3) komunikasi memiliki tujuan untuk memberi tahu, menyampaikan pikiran dan perasaan, mengubah pendapat maupun sikap, sedangkan menurut Wibowo (2011) komunikasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep dan keinginan untuk di sampaikan pada orang lain atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang melibatkan sejumlah orang dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain agar memperoleh apa yang di inginkan

Berpijak dari kesimpulan tentang hakikat komunikasi, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik berikut:

(2)

9

2. Komunikasi ialah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. artinya, kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai denga tujuan atau keinginan dari pelakunya.

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi(dua orang atau lebih) sama-sama iku terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan,

4. Komunikasi bersifat simbolis. Artinya, tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata kata,kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

5. Komunikasi bersifat transaksional. yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.

2.2. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi terdiri dari dua suku kata yaitu strategi dan komunikasi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata strategi dan komunikasi dapat diartikan secara harfiah sebagai berikut:

1. Strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran komunikasi.

2. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami.

3. Strategi komunikasi adalah sesuatu yg patut dikerjakan dan diusahakan demi terciptanya kelancaran komunikasi.

(3)

10

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2006:300).

Menurut Handoko (2008:272) mendefinisikan kata komunikasi sebagai suatu proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata- kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain- lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu- waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2006:301). Agar tujuan komunikasi organisasi dapat dicapai dengan baik maka dibutuhkan beberapa tahapan dalam strategi komunikasi sebagai berikut:

1. Penyusunan Pesan Komunikasi

Wilbur Schramm (dalam Arifin, 1994:68) menetapkan syarat-syarat keberhasilan pesan informasi:

a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.

b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu.

(4)

11

d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.

Selanjutnya Wilbur Schramm (dalam Arifin, 1994:69) mengemukakan tentang tanda-tanda komunikasi (sign of communication) sebagai berikut:

a. Availability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga.

b. Contrast, berarti pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya. 2. Penetapan Teknik Komunikasi

Komunikasi pada teknik penyampaian atau mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaan dan meurut bentuk isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang petama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama menurut cara pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu redundancy (repetition) dan Canalizing. Sedang yang kedua menurut bentuk isinya dikenal teknik-teknik: informatif, persuasif, edukatif, dan koersif (Arifin, 1994:73):

a. Redundancy (Repetition)

Redundancy atau retition, adalah cara mempengaruhi khalayak dengan

(5)

12

b. Canalizing

Canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok

tarhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian penagruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudak diterima oleh komunikan,

c. Informatif

Teknik Informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Dalam pembagian informasi komunikasi, Jawoto (dalam Arifin, 1994:74) membagi teknik informatif menjadi dua yaitu:

1) Memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga fakta bersifat kontropersial, atau

2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah pendapat. Teknik informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa : keterangan, penerangan dan berita.

d. Persuasif

(6)

13

kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas). Jadi di pihak menugesti khalayak, dan menciptakan situasi bagaimana khalayak itu supaya mudah terkena sugesti, adalah proses kental sebagai hasil penerimaan yang tidak kritis dan di realisasikan dalam perbuatan kepercayaan atau cita-cita yang dipengaruhi orang lain. e. Edukatif

Teknik edukatif, sebagai salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi: pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan pengalaman-pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan,

f. Koersif

Koersif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Teknik koersif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaanya yang lebih lancar biasanya dibelakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.

2.3. Tinjauan tentang Komunikasi Antar Pribadi (Komunikasi Interpersonal)

(7)

14

pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Berbeda dengan Burgon & Huffner dan De Vito, Mulyasa (2007:73) mendefinisikan komunikasi Interpersonal sebagai komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan secara bertatap muka atau langsung untuk menyampaikan pesan agar mendapatkan umpan balik.

Cangara (2006:33) menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan komunikasi interpersonal ialah untuk meningkatkan hubungan insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi antar pribadi juga dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

Liliweri (2001:13) menyebutkan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri:

1. Keterbukaan (Openess)

Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas dan terbuka tanpa ada rasa malu. Keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

2. Empati (Emphaty)

(8)

15 3. Dukungan (Supportiveness)

Setiap pendapat atau ide serta gagasan yang disampaikan akan mendapatkan dukungan dari pihak-pihak yang berkomuniaksi. Dukungan membantu seseseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diharapkan.

4. Rasa Positif (Possitivenes)

Apabila pembicaraan antara komunikator dan komunikan mendapat tanggapan positif dari kedua belah pihak, maka percakapan selanjutnya akan lebih mudah dan lancar. Rasa positif menjadikan orang-orang yang berkomunikasi tidak berprasangka atau curiga yang dapat menganggu jalinan komunikasi.

5. Kesamaan (Equality)

Komunikasi akan lebih akrab dan jalinan pribadi akan menjadi semakin kuat apabila memiliki kesamaan tertentu antara komunikator dan komunikan dalam hal pandangan, sikap, kesamaan ideologi dan lain sebagainya.

Devito (1997:259) menyebutkan bahwa efektivitas komunikasi interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openess), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiviness) dan kesetaraan (equality):

1. Keterbukaan (Openess)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti baha orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan ini patut.

(9)

16

seseorang memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

2. Empati ( emphaty)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk “mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu”. Bersimpati, dipihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yag sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.

Orang yang empatik mampu memahami motivasian pengalaman orang lain,perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk mada mendatang. Individu dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, dapat mengkomunikasin empati dengan memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi ajah dan gerak gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik serta sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap Mendukung ( Supportiveness )

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang erbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasa yang tidak mendukung. Seseorang memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif, bukan evaluatif, spontan bukan strategik dan profesional bukan yang sangat yakin.

4. Sikap Positif ( positiveness )

(10)

17

komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan ( equality )

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan aatau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar benar seara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaran berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta seseorang untuk memberikan “penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

2.4.Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian terdaulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(11)

18

pendidikan dasar (tamat SD/SMP), 80,0% responden motivasi kuat pada kategori lama bekerja (> 3 tahun), 91,7% responden motivasi kuat pada kategori pendapatan rendah (≤ Rp. 1.170.000,-/bulan).

Agus (2016) melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh kelompok sosial perempuan pemandu karaoke terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga di pedesaan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada peubah pengaruh karakeristik perempuan berperngaruh terhadap peubah karakteristik kelompok sosial dan peubah sikap dalam kelompok, serta karakteristik kelompok sosial berpengaruh terhadap peubah sikap dalam kelompok, peubah sikap dalam kelompok berpengaruh terhadap peubah tingkat kesejahteraan rumah tangga, serta peubah karakteristik kelompok sosial berpengaruh terhadap peubah tingkat kesjahteraan rumah tangga.

(12)

19

kelompok yang jarang menggunakan superego; dan kelompok ketiga adalah kelompok yang sering menggunakan superego.

Dari ketiga penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang disusun penulis diantaranya: (1) Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemandu lagu, (2) konsep penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi dan (3) studi kasus penelitian ini dilaksanakan di Kota Salatiga.

2.5.Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan pemaparan teoritis yang telah diungkapkan diatas, peneliti menggambarkan mengenai strategi komunikasi interpersonal Lady Companion dalam melayani pelanggan di Karaoke Mini 2 Sari Rejo Kota Salatiga. Di awali bahwa kawasan wisata Sari Rejo Salatiga sebagai penyedia layanan karaoke untuk masyarakat yang di dalamnya terdapat perilaku komunikasi para wanita pemandu lagu. Strategi komunikasi Lady Companion atau pemandu karaoke dibagi menjadi tiga poin utama yaitu: perilaku komunikasi yang menggunakan komunikasi verbal, perilaku komunikasi yang menggunakan komunikasi non verbal dan terdapat satu hal yang membuat komunikasi tidak berjalan efektif yaitu hambatan.

Strategi komunikasi yang menggunakan komunikasi verbal dapat dilihat ketika pemandu lagu menggunakan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh pelanggan dan pelanggan dapat memahami isi pesan yang disampaikan. Strategi komunikasi yang menggunakan komunikasi non verbal dapat dilihat ketika pemandu lagu menggunakan gerakan, isyarat, ekspresi wajah, kontak mata dan sentuhan yang merupakan pendukung komunikasi verbal.

(13)

20 Kawasan Karaoke

Sarirejo Kota Salatiga Karaoke Mini 2 Lady Companion (LC)

Melayani Pengunjung Strategi Komunikasi

Verbal

Non Verbal

Redundancy

Canalizing

Informatif

P ersuasif

Edukatif

Koersif

Keterbukaan Empati Dukungan Sikap Positif Kesetaraan

Gambar 2.1

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

The last paper, Rifqi, Subekti and Rahman examined empirically the effect of budget participation on budgetary slack and the influence of external pressure as

Langkah-langkah mencari artikel menggunakan search engine Disusun Sebagai Kelengkapan RPL.Prodi DIII Keperawatan. Program Percepatan Pendidikan

“Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dan hak- hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah sehingga tingkat metakognisi yang dimiliki tinggi

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan

Pelaku usaha air minum isi ulang yang akan menjalankan kegiatan usahanya harus memperhatikan legalitas bentuk usaha yang berfungsi untuk dapat menjalankan kegiatan usaha,

Rancangan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pada siswa kelas VIII-B MTsN Karangrejo tahun ajaran 2011/2012.. diberikan tes tulis dan melakukan

Analisis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Kelurahan