• Tidak ada hasil yang ditemukan

lempar lembing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "lempar lembing"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Lempar Lembing”. Dalam proses penulisan Makalah ini, saya pun mendapat banyak ilmu yang berguna bagi diri sendiri dan untuk kedepannya.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya, sehingga Makalah ini dapat saya selesaikan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam pembuatan Makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini jauh dari sempurna, dan tidak terlepas dari kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan tanggapan, agar saya dapat menyempurnakan Makalah ini. Semoga dengan dibuatnya Makalah ini, kita semua jadi lebih tahu tentang apa Lempar Lembing.

Demikianlah kata pengantar ini saya buat, apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan Makalah ini saya mohon maaf, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Pangkalpinang, Oktober 2017

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan.

Cara memegang lembing dibedakan tiga cara yaitu cara Amerika, cara Finlandia dan cara menjepit (tang).

Peraturan lomba lempar lembing

a. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram b. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan

c. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah

d. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Makalah yang berjudul’’ lempar lembing ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang apa itu lempar lembing

1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah lempar lembing? 2. Apa saja Peraturan lempar lembing?

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Lempar Lembing

Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.

Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomadenyang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.

Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi.

Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.

Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga mereka.

Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman modern meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.

Menilik pada sejarahnya, Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani. Tak hanya berisi pertandingan olahraga, tapi juga jadi tempat diselenggarakannya berbagai kemegahan seni dan budaya. Even ini merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama Olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka.

Karenanya, Olimpiade puya nilai sakral. Pada saat acara tersebut berlangsung, segala konflik bersenjata (perang) dan eksekusi bagi para narapidana ditangguhkan. Tujuannya agar perayaan berlangsung damai. Sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.

(4)

Olahraga yang populer di peradaban Cina Klasik adalah senam atau akrobat. Sedangkan di Mesir, olahraga yang paling diminati adalah renang dan memancing. Mengingat Sungai Nil sebagai pusat peradaban bangsa Mesir, menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka. Termasuk juga untuk dipertandingkan.

Sehingga sangat beralasan jika banyak ahli yang lebih memilih peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing. Olahraga yang berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.

2.2 Peraturan Perlombaan Lempar Lembing 2.2.1 Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah

Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.

Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.

Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.

Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.

Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.

Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.

2.2.2 Cara Memegang Lembing Ada 2 Cara Yang Masih Dipakai Hingga Saat Ini :

cara Amerika : antara jari telunjuk dan ibu jari berada tepat pada bagian belakang balutan lembing.

cara Finlandia :antara jari tengah dan ibu jari berada tepat pada bagian belakang balutan lembing, sedangkan letak jari telunjuk pp sikap sewajarnya.

2.2.3 Cara Membawa Lembing

yg dimaksud disini adlh cr membw lembing saat dari permulaan mengambil awalan hingga pada sikap melempar yang sebenarnya, ada 2 cara yaitu :

1. Tangan kanan ditekuk, lembing dipegang setinggi telinga dan mata lembing menuju ke depan serong ke bawah.

(5)

menuju ke depan serong ke atas.

3. Tangan kanan dalam sikap lurus ke belakang bawah, lembing melekat pada lengan.

2.2.4 Gaya Dalam Lempar Lembing

Dalam gaya lempar lembing dibagi 2 gaya yaitu :

1. Gaya Jingkat (hop-step) 2. Gaya Silang (cross-step)

2.3 Teknik Dasar lempar Lembing

2.3.1 Cara Memegang Lembing

Cara Amerika dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing dengan longgar.

Cara Finlandia dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.

Cara yang lainnya yaitu adalah pegangan “V”.Tapi cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan.

2.3.2 Cara Membawa Lembing

- Lembing di bawa diatas bahu dengan mata lembing menghadap kearah serong atas.

- Lembing dibawa di belakang badan sepanjang alur lengan dengan mata lembing menghadap kearah depan serong atas.

- Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing menghadap serong kearah bawah.

2.3.3 Beberapa Hal Yang di Sarankan

- Memegang lembing sepanjang jalur lengan

- Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan tungkai kanan

- Berlari lurus selama melakukan awalan

- Bawalah berat badan melewati tungkai belakang

- Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu kiri dalam posisi tertutup)

- Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap keatas

- Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan

- Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu melakukan lemparan.

2.3.4 Beberapa Hal Yang Harus di Hindari

(6)

- Melakukan dua kali atau lebih langkah silang - Membawa ke dua bahu menghadap kedepan

- Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan

- Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan - Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri

- Melempar berputar melalui samping kanan badan

2.4 Peralatan

2.4.1 Lembing

- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan

- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing

- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.

- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.

2.4.2 Jalur Lari Awalan

- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.

- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.

2.4.3 Garis Lengkung Lemparan

- Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.

2.4.4 Sektor Lemparan

- Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst.

Dalam proses pelaksanaan lempar lembing memiliki lima unsur gerakan (teknik) yang harus dikuasai oleh setiap pelempar.

(7)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Lempar lembing merupakan salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga Atletik. Pada lempar lembing (dimensi lembing berat 600-800 gram, dan panjang 220-260 cm) seseorang melakukan lemparan yang dimulai dengan lari awalan dilanjutkan melakukan lemparan sehingga lembing mencapai suatu jarak tertentu.

Dalam pelaksanaannya lempar lembing bertujuan untuk melempar lembing pada suatu daerah yang ditentukan dengan menggunakan teknik tertentu dalam upaya mencapai lemparan sejauh-jauhnya. Lemparan yang benar jika seorang pelempar melempar lembing dengan sekuat tenaga dan jatuhnya lembing adalah tertancapnya atau menyentuhnya mata lembeing terdahulu dibanding dengan bagian lembing lainnya.

Dalam lari awalan merupakan kerja dari otot-otot tungkai, langkah menyilang juga kerja dari otot-otot tungkai, memposisikan tubuh merupakan kerja dari bagian togok (trunk) dan terakhir melempar sebagai momentum penting dalam menghasilkan lempayan meliputi kekuatan otot lengan atas dan bawah. Kemudian ada bagian lain yang penting adalah pegangan lembing yang di dukung oleh wrist dan jari-jari tangan. Untuk dapat melakukan lemparan yang baik dalam lempar lembing, selain kondisi fisik yang prima maka harus didukung oleh teknik yang baik. Kondisi fisik yang besar jika tidak didukung oleh teknih yang sempurna, kegagalanlah yang akan diperoleh. Sebab salah sedikit jatuhnya lembing, maka lemparan dinyatakan batal. Bentuk lembing mirip sebuah tombak dengan struktur batang yang aerodinamik. Bagian ujungnya dibungkus dengan bahan logam agar tak mudah rusak pada waktu menancap ke tanah.

3.2 Saran

Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan.

(8)

DAFTAR PUSTAKA http://wengayo.blogspot.com/2010/05/lempar-lembing.html http://www.anneahira.com/sejarah-olahraga-lempar-lembing.htm

Referensi

Dokumen terkait