28
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai pengujian alat serta hasil dari pengujian. Pengujian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan alat memenuhi setiap spesifikasi yang telah diajukan.
4.1. Pengujian Filter
Pengujian dilakukan untuk melihat respon frekuensi terhadap filter yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software Circuit Maker.
4.1.1. Pengujian Filter PPG
29
Gambar 4.2 Grafik Respon Frekuensi Bandpass Active Filter (0,5Hz - 5,3Hz)
4.1.2. Pengujian Filter Blood Pressure
30
Gambar 4.4 Grafik Respon Frekuensi Bandpass Active Filter (0,5Hz – 5,3Hz) 4.2. Pemgujian Algoritma Heart Rate
Pengujian dilakukan untuk melihat keberhasilan algoritma untuk menghitung nilai heart rate. Pengujian menggunakan masukan sinyal dari signal generator.
Tabel 4.1 Data Pengujian Algoritma Heart Rate
31 Keterangan tabel :
H1 = Heart rate dengan sinyal masukan 1Hz (bpm).
H2 = Heart rate dengan sinyal masukan 1,5Hz (bpm).
H3 = Heart rate dengan sinyal masukan 2Hz (bpm).
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa algoritma telah berhasil untuk menghitung heart rate, tetapi terdapat beberapa data yang tidak sesuai perhitungan. Berikut contoh perhitungan untuk menghitung nilai heart rate dari sinyal yang didapat dari signal generator.
Frekuensi = 1Hz Heart Rate = 60000/Periode
Periode = 1/Frekuensi = 60000ms/1000ms
= 1/1Hz = 60bpm = 1s =1000ms
4.3. Pengujian Module EKG AD8232
Pengujian dilakukan untuk melihat hasil keluaran sinyal dari module EKG AD8232 dan heart rate. Alat ukur pembanding adalah EKG Riester. Hasil ditunjukkan oleh tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 4.2 Data Pengujian Module EKG AD8232
32
Gambar 4.5 Grafik Pengujian Module EKG AD8232 dengan Pembanding EKG Riester
Keterangan tabel dan grafik :
H1 = Heart rate EKG menggunakan alat ukur yang dibuat (bpm).
H2 =Heart rate EKG menggunakan Riester (bpm).
E1 = Error heart rate EKG (%).
33
Gambar 4.6 Sinyal EKG Riester Lead I
Gambar 4.7 Sinyal EKG AD8232
34 4.4. Pengujian PPG
Pengujian dilakukan dengan membaca data SpO2 dan heart rate. Alat ukur
pembanding adalah alat ukur SpO2 Riester. Hasil ditunjukkan oleh tabel dan grafik di
bawah ini.
Tabel 4.3 Data Pengujian PPG No. H1
35
Gambar 4.9 Grafik Pengujian Kadar Oksigen Saturasi dengan Pembanding PPG Riester
Keterangan tabel dan grafik:
H1 = Heart rate PPG menggunakan alat ukur yang dibuat (bpm).
H2 = Heart rate PPG menggunakan alat ukur Riester (bpm).
E1 = Error heart rate PPG (%).
S1 = Kadar oksigen saturasi dalam darah menggunakan alat ukur yang dibuat (%).
S2 = Kadar oksigen saturasi dalam darah menggunakan alat ukur Riester (%).
E2 = Error kadar oksigen saturasi dalam darah (%).
36
Gambar 4.10 Alat Ukur SpO2 Riester Pembanding dan Alat Ukur
SpO2 yang Telah Dibuat
4.5. Pengujian Blood Pressure
Pengujian dilakukan dengan membaca data sensor tekanan MPX5050GP, tekanan sistolik, tekanan diastolik, dan heart rate. Alat ukur pembanding adalah alat ukur tekanan darah raksa Riester dan alat ukur digital Omron.
4.5.1. Pengujian Sensor Tekanan MPX5050GP
37
Tabel 4.4 Data Pengujian Sensor Tekanan MPX5050GP
No. P1
38 Keterangan tabel dan grafik:
P1 = Tekanan menggunakan sensor tekanan MPX5050GP (mmHg).
P2 = Tekanan menggunakan mechanical gauge (mmHg).
E1 = Error tekanan (%).
Dari Tabel 4.4 dapat kita lihat nilai error maksimal pengukuran adalah 2,30%. Error tersebut adalah error yang dapat diterima oleh sensor tekanan MPX5050GP yaitu maksimal 2,5%.
4.5.2. Pengujian Blood Pressure dengan Pembanding Alat Ukur Tekanan Darah Raksa
Pengujian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan alat yang telah dibuat untuk menentukan nilai tekanan darah dengan pembanding alat ukur tekanan darah raksa.
39
Gambar 4.12 Grafik Pengujian Tekanan Sistolik dengan Pembanding Alat Ukur Tekanan Raksa
40 Keterangan tabel dan grafik:
P1 = Tekanan sistolik menggunakan alat ukur tekanan darah yang dibuat
(mmHg).
P2 = Tekanan sistolik menggunakan alat ukur tekanan darah Riester (mmHg).
E1 = Error tekanan sistolik (%).
P3 = Tekanan diastolik menggunakan alat ukur tekanan darah yang dibuat
(mmHg).
P4 = Tekanan diastolik menggunakan alat ukur tekanan darah Riester (mmHg).
E2 = Error tekanan diastolik (%).
Dari Tabel 4.5 dapat kita lihat nilai error maksimal pengukuran tekanan sistolik adalah 15,83 % dan error maksimal pengukuran tekanan diastolik adalah 15%. Dari sepuluh kali pengujian terdapat dua kali kegagalan pembacaan tekanan diastolik. Kegagalan pembacaan tekanan diakibatkan oleh kontraksi otot pada lengan saat pengambilan data.
4.5.3. Pengujian Blood Pressure dengan Pembanding Alat Ukur Tekanan Darah
Digital
Pengujian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan alat yang telah dibuat untuk menentukan nilai tekanan darah dengan pembanding alat ukur tekanan darah digital Omron.
41
6. 127 122 4,10 85 75 13,33 105 102 2,94
7. 129 124 4,03 94 70 34,29 81 94 13,8
8. 124 124 0 79 73 8,22 79 82 3,66
9. 125 121 3,30 80 74 8,11 80 89 10,11
10. 124 122 1,64 78 75 4 90 85 5,88
42
Gambar 4.15 Grafik Pengujian Tekanan Diastolik dengan Pembanding Alat Ukur Tekanan Digital
43 Keterangan tabel dan grafik:
P1 = Tekanan sistolik menggunakan alat ukur tekanan darah yang dibuat (mmHg).
P2 = Tekanan sistolik menggunakan alat ukur tekanan darah digital Omron
(mmHg).
E1 = Error tekanan sistolik (%).
P3 = Tekanan diastolik menggunakan alat ukur tekanan darah yang dibuat (mmHg).
P4 = Tekanan diastolik menggunakan alat ukur tekanan darah digital Omron
(mmHg).
E2 = Error tekanan diastolik (%).
H1 = Heart rate menggunakan alat ukur tekanan darah yang dibuat (bpm).
H2 = Heart rate menggunakan alat ukur tekanan darah digital Omron (bpm).
E3 = Error heart rate (%).
44
Gambar 4.18 Hasil Tekanan Sistolik dan Tekanan Diastolik
45
4.6 Pengujian Petunjuk Praktikum dengan Metode Angket
Penggujian petunjuk praktikum dilakukan dengan metode angket. Pada metode angket ini menggunakan responden sebanyak 10 mahasiswa yang telah mengambil matakuliah Perancangan Sistem Elektronika. Pada pengujian ini 10 responden diberi waktu selama 20 menit untuk memahami dasar teori yang digunakan. Selanjutnya responden satu - persatu diminta untuk mencoba petunjuk praktikum dengan mengikuti langkah – langkah yang telah di paparkan pada petunjuk praktikum tersebut. Setelah dilakukan percobaan, responden diminta untuk mengisi sebuah angket yang terdiri dari 5 aspek yang dapat dilihat pada Lampiran B.
Gambar 4.19 Grafik Pengujian Petunjuk Praktikum Dengan Metode Angket
Tabel diatas merupakan hasil dari angket yang diisi oleh responden. Nilai yang didapatkan dari responden tersebut di jumlahkan untuk setiap pilihan “Baik”, “Cukup”,