KEHIDUPAN SEHARI-HARI
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
KELOMPOK 5
Asfy Nurany
Asfy Nurany
Fatkhatul Nur Haslina
Fatkhatul Nur Haslina
Hania Novianty Nurahma
Hania Novianty Nurahma
Nursalinda Kusumawati
Nursalinda Kusumawati
Riza Amalia
Riza Amalia
Program Studi Farmasi
Program Studi Farmasi
Fakultas Kesehatan
Fakultas Kesehatan
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbana Atas rahmat dan inayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang ber tema Pendidikan Pancasila dengan judul “ PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada jungjunan kita, Pemimpin Umat utusan ALLAH SWT, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menjadikan Islam sebagai agama kita hingga saat ini.
Adanya pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dengan kemampuan yang minimal, kami berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatannya.
Meskipun tugas ini sudah terselesaikan, tidak sepenuhnya sempurna. Tetapi kami berharap tugas ini dapat berguna bagi kita semua sekarang atau di masa depan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi kami semua dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran yang dapat membangun sangat saya harapkan.
KELOMPOK 5 KELOMPOK 5,,
7 Desember 2014
COVER TUGAS ………1
A. LATAR BELAKANG MASALAH……...LATAR BELAKANG MASALAH……...………..………....44 B.
B. TUJUAN DAN MANFAAT………...TUJUAN DAN MANFAAT………...………...5...5
BAB II: PEMBAHASAN……… BAB II: PEMBAHASAN………...5...5 A.
A. NILAI LUHUR PANCASILA DALAM KEHIDUPANS SEHARI-HARI .NILAI LUHUR PANCASILA DALAM KEHIDUPANS SEHARI-HARI ..5.5
1.
1. Pengertian Pengertian Nilai...Nilai...……….5……….5 2.
2. Makna nilai dalam pancasila yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari...5 3.
3. Pengamalan Pancasila sebagai sumber nilai dalam kehidupan sehari-hari...Pengamalan Pancasila sebagai sumber nilai dalam kehidupan sehari-hari...77
B.
B. PARADIGMA PANCASILA………PARADIGMA PANCASILA………......………..…….…………7………..…….…………7
1.
1. Pengertian Pengertian Paradigma Pancasila Paradigma Pancasila ………...………...7………...7 2.
2. Nilai-nilai Pancasila……….……….………8Nilai-nilai Pancasila……….……….………8
C. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM PEMECAHAN PERSOALAN SOSIAL POLITIK……….11
1.
1. Pengertian Politik...Pengertian Politik...……….…….…10……….…….…10 2.
2. Pancasila sebagai sumber etika politikPancasila sebagai sumber etika politik………10………10
3.
3. Persoalan Sosial dan Politik...Persoalan Sosial dan Politik...1010 4.
4. Pemecahan masalah Sosial dan PolitikPemecahan masalah Sosial dan Politik………...…11………...…11
D. Pancasila sebagai Paradigma dalam Perkembangan IPTEK dan Seni……...11 D. Pancasila sebagai Paradigma dalam Perkembangan IPTEK dan Seni……...11
1.
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi………..……..11Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi………..……..11 2.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berparadigma PancasilaPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berparadigma Pancasila sesuai hati nurani……….13
A. KESIMPULAN………..KESIMPULAN………..………...………`17`17 B.
B. SARAN………SARAN………1717
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah
Di Era Reformasi ini Nasionalisme bangsa Indonesia mulai mengalami penurunan. Mulai dari kurangnya kepeduliaan bangsa terhadap kebudayaan di tiap daerah atau kurangnya minat rakyat Indonesia terhadap produk dalam negeri. Sehingga, banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim bangsa lain dan masuknya produk asing secara bebas hingga mengalahkan distribusi produk dalam negeri.Hal ini bukan merupakan hal yang sepele, ini patut untuk diperrhatikan dan dicari solusinya untuk meningkatkan rasa Nasionalisme bangsa.
Persoalan-persoalan sosial dan politik yang terus bergejolak di bumi pertiwi ini bukanlah hal yang sukar untuk diminimalisir bahkan dihilangkan sama sekali. Walaupun itu merupakan suatu hal yang sulit untuk diwujudkan, namun semua itu mampu kita realisasikan bersama dalam wadah kesatuan UUD dan Pancasila sebagai dasar negara kita tercinta.
Di era Globalisasi ini, jarak pandang semakin luas. Membuat dunia menjadi sempit untuk dijelajahi dengan berbagai macam akses yang mumpuni. Disinilah kemajuan teknologi membuat semua kehidupan didunia saling berhubungan dengan mudahnya. Menjadikan sebuah tuntutan bagi kita untuk mengikuti arus globalisasi dengan membekali diri dengan ilmu yang memadai.
B.
B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah
1. Apa Nilai Luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Apa itu Pancasila sebagai Paradigma berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia ? 3. Bagaimana Pancasila memecahkan persoalan sosial dan politik?
4. Apa peran Pancasila sebagai Paradigma dalam perkembangan IPTEK dan Seni ?
C.
C. Tujuan dan Manfaat Tujuan dan Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila
2. Untuk mengambil pengetahuan sekaligus untuk pengalaman.
3. Untuk dapat memaknai dan mengamalkan arti dari pancasila sebagai tujuan pembelajaran
4. Untu mengetahui Peran Pancasila sebagai Paradigma dalam berbagai segi kehidupan bangsa.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. NILAI LUHUR PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi manusia. Adanya dua macam nilai tersebut ejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideology terbuka. Perumusan pancasila sebagai pembukaan UUD 194. Alinea 4 merupakan nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
2. Makna nilai dalam pancasila yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
b) Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c) Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
d) Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e) Nilai Keadilan
Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Pengamalan pancasila sebagai sumber nilai dalam kehidupan sehari-hari
1) Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam Keluarga.Kehidupan sehari-hari dalam keluarga harus dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila, di mana orang tuamenjadi teladan bagi anak-anaknya. Segala tindak tanduk seluruh keluarga harus bersumber darinilai-nilai luhur Pancasila
2) Pemasyarakatan Nilai Pancasila dalam SekolahAnak yang berumur tujuh tahun telah memasuki usia wajib belajar pendidikan formal. Di sinilah penanaman nilai-nilai luhur Pancasila dimulai yaitu dari taman kanak-kanak, terutama melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
3) Pendidikan dalam MasyarakatPendidikan dalam masyarakat amat penting untuk penanaman nilai luhur Pancasila, karena waktu di sekolah hanya terbatas sehingga waktu yang lebih banyak ada di lingkungan keluargadan masyarakat maka pergaulan sehari-hari dalam masyarakat luas akan sangat berpengaruhterhadap pembentukan sikap dan kepribadian anak. Oleh karena itu, hendaknya masyarakat ikut bertanggung jawab dalam pembentukan sikap dan perilaku anak, serta penanaman nilai-nilailuhur Pancasila.
B. PARADIGMA PANCASILA
1. Pengertian Paradigma Pancasila
suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para ilmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab, dan aturan-aturan yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.
Dengan suatu paradigm atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi di bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial, dan ekonomi. Pengertian paradigma pun berkembang menjadi kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, sumber, orientasi, tolak ukur, parameter, arah dan tujuan.
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka acuan berpikir, pola acuan berpikir, sekaligus kerangka arah dan tujuan bagi yang menyandangnya, yaitu: (1) Pengembangan ilmu pengetahuan, (2) Pengembangan hukum, (3) Supremasi hukum dalam perspektif pengembangan HAM, (4) Sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai titik tolak memahami asal mula Pancasila, (5) Pengembangan sosial politik, (6) Pengembangan ekonomi, (7) Pengembangan kebudayaan bangsa, dan (8) Pembangunan pertahanan.
2. Pancasila sebagai Paradigma dalam Berbagai Segi Kehidupan
Paradigma pembangunan adalah suatu model atau pola yang merupakan sistem berfikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Karena yang ingin dibangun adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga paradigma pembangunan harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia, serta dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Pokok-pokok Pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan politik dan hukum, meliputi:
1) Pengembangan sistem politik negara yang menghargai harkat dan martabat manusia sebagai subjek atau pelaku.
2) Pengembangan sistem politik yang demokratis, berkedaulatan rakyat, dan terbuka.
3) Sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai moral bukan sekedar kekuasaan.
4) Pengambilan keputusan politik secara musyawarah mufakat.
5) Politik dan hukum yang didasarkan atas moral ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
b. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya, meliputi: 1) Pembangunan sosial budaya dilaksanakan demi terwujudnya masyarakat
yang demokratis, aman, tenteram, dan damai.
2) Pembangunan sosial budaya yang menghargai kemajemukan masyarakat Indonesia.
3) Terbuka terhadap nilai-nilai luar yang positif untuk membangun masyarakat Indonesia yang modern.
4) Memelihara nilai-nilai yang telah lama hidup dan relevan bagi kemajuan masyarakat.
c. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, meliputi:
1) Pengembangan IPTEK diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual.
2) Pengembangan IPTEK mempertimbangkan aspek estetik dan moral. 3) Pengembangan IPTEK yang tidak boleh bebas nilai, tetapi terikat pada
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5) Pembangunan IPTEK bukan untuk kesombongan melainkan peningkatan kualitas, harkat, dan martabat manusia.
C. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM PEMECAHAN PERSOALAN SOSIAL POLITIK
1) Pengertian politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada.
2) Pancasila sebagai sumber etika politik
a) Asas legalitas (Legitimasi Hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku
b) Disahkan dan dijalankan secara demokratis
c) Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya (legitimasi moral)
Masalah sosial yang terjadi dibidang politik itu menyangkut masyarakat luas akibatnya banyak pihak yang dirugikan dan mengambil hak orang lain yang sudah menjadi haknya juga dapat merugikan Negara dan pemerintahan
Masalah politik merupakan masalah yang terjadi pada pemerintahan yang bersifat umum diantaranya seperti pada kegiatan Pemilu tahun lalu banyak sekali partai yang berebut untuk memduduki kursi presiden terkadang dilakukannya persaingan secara tidak sehat seperti bentuk kecurangan suara dan saling menjatuhkan satu sama lain.
Dari berbagai masalah sosial yang terjadi dimasyarakat maupun pada pemerintahan dalam bidang politik menyebabkan berbagai dampak sosial yang terjadi seperti KKN (korupsi,kolusi dan nepotisme), demonstrasi, dll.
Demonstrasi adalah kejadian yang terjadi pada penyampaian aspirasi masyarakat kepada pihak berwenang.
4) Pemecahan masalah sosial politik
Derasnya arus globalisasi yang melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia sehingga tidak sedikit permasalahan yang telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia, misalnya gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa.
Untuk mengatasi masalah sosial dalam bidang politik pemerintah harus keras dan tegas dalam menanganinya dengan membuat aturan hukum Negara.
D. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM PERKEMBANGAN IPTEK dan SENI
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pengetahuan cenderung pada suatu bentuk kerangka berfikir, sedangkan teknologi merupakan buah pemikiran hasil suatu pengetahuan. Pengetahuan lebih mengarah ke hal-hal yang bersifat teoritis, sedangkan teknologi lebih mengarah pada penerapan praktis.
Sejak dulu manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena ia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi sangat diperlukan, karena setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi, masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi teknologi terkini.
Jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar pun kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer yang seolah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
Tidak dipungkiri sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia sangat besar manfaatnya. Namun tak bisa dibilang tidak, bahwa kenyataannya perkembangan IPTEK mendatangkan efek negatif bagi manusia. Salah satunya yang paling memberikan efek pada negara Indonesia adalah meningkatnya jumlah pengangguran karena kemampuan para pekerja telah digantikan oleh mesin-mesin yang semakin canggih.
Kini perkembangan IPTEK melaju pesat. Tidak hanya sebagai sarana kehidupan, tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu IPTEK telah menyentuh seluruh segi kehidupan, dan merombak budaya manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam aspek kehidupan. Fenomena perombakan tersebut diantara lain:
keunggulan kompetitif, efisiensi, produktif dan kreatif yang melupakan kaidah-kaidah normatif.
b. Dari budaya nasional kebangsaan ke budaya global mondial. Visi, misi, dan nilai-nilai universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, dan keagamaan. Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian bangsa mulai luntur.
2. Perkembangan IPTEK dengan Berparadigma Pancasila Sesuai dengan Hati Nurani
Pancasila bukan merupakan ideology yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasila mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan IPTEK yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktifitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi seperti inovasi teknologi canggih.
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992-red). Beberapa dimensi penting dalam sebuah ideologi yaitu:
a. Dimensi Reality
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi secara riil berakar dalam hidup masyarakat dan bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar itu bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
Yaitu dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Hakekatnya IPTEK adalah hasil kreatifitas jiwa manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
Tujuan IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia. Maka pada hakekatnya IPTEK tidak bebas nilai, namun terikat pada nilai-nilai Pancasila yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sistem etika dalam pengembangan IPTEK tercantum dalam sila-sila Pancasila:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Berdasarkan pada sila ini, IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan saja tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya untuk manusia dengan lingkungannya. Karena hakekatnya semua IPTEK berasal dari Tuhan YME dan diciptakan untuk supaya bermanfaat bagi manusia.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
Memberi dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Sehingga pengembangan IPTEK harus didasarkan pada hakekat tujuan demi kesejahteraan umat manusia.
3) Persatuan Indonesia
Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian penghuni dunia.
Sila ini mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuwan memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK dengan tetap menghormati dan menghargai kebebasan orang lain serta bersikap terbuka untuk dikritik, dikaji ulang, maupun dibandingkan dengan penemuan lainnya.
1) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam pengembangan IPTEK harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan diri sendiri, manusia lain, masyarakat, maupun dengan Tuhannya, serta hubungannya dengan alam lingkungannya.
Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) seharusnya berkiblat pada kelima sila Pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.
Adapun syarat dan kondisi dikembangkannya IPTEK yang Pancasilais:
a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan.
b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai dan adanya kultur bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan beban ataupun paksaan.
c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, artinya perguruan tinggi harus terbuka wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-bidang yang berbeda.
3. Perkembangan Seni dan Budaya
Menurut para Pengamat Seni dan Budaya, berkembangnya seni dan budaya dipengaruhi oleh:
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
Yaitu faktor lingkungan hidup yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.
Menurut Tolsoy, seni adalah kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain sehingga mereka juga mengalaminya. Dengan kata lain seni sebagai komunikasi dari pencipta pada orang lain.
Temuan baru di bidang teknologi komunikasi yang canggih dengan media elektronika serta satelit, memberikan kemudahan dan percepatan penyebaran karya seni dan budaya baru dari suatu tempat ke seluruh pelosok dunia dan menjadikan transformasi budaya yang sangat pesat, sehingga mempertinggi dan memperbaiki derajat kemanusiaan.
Transformasi terjadi karena adanya pengaruh dari budaya yang kuat terhadap budaya yang lemah. Pengaruh itu dapat menguntungkan, namun ada pula yang merugikan apabila budaya yang kuat itu tidak sesuai dengan jati diri yang dipengaruhi. Oleh karena itu dalam menerima pengaruh budaya asing sebagai usaha memajukan dan mengembangkan budaya sendiri kita harus memperkokoh jati diri yang berpedoman pada Pancasila. Nilai-nilai Pancasila harus menjadi arah untuk memajukan budaya bangsa.
BAB III
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
A. KesimpulanKesimpulan
Sebagai seorang Warga Negara Indonesia yang mempunyai kesadaran atas kepemilikan Indonesia sebagai negaranya, sudah seharusnya kita menjadikan Pancasila sebagai dasar dari nilai-nilai kehidupan kita. Bukan hanya sebagai dasar dari Negara saja, namun sebagai dasar yang menjiwai segala segi kehidupan.
Menjadikan Pancasila sebagai Paradigma dalam semua sisi kehidupan kita. Dari sisi Kebudayaan, Kehidupan Sosial, Pendidikan, Politik dan lain sebagainya. Dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar dari Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Seni, berarti Bangsa Indonesia telah siap untuk menghadapi Globalisasi yang semakin berkembang pesat tanpa adanya pemudaran kebudayaan dan ideologi bangsa.
B. Saran
Sebagai bangsa Indonesia yang telah memiliki pancasila sebagai ideologi Negara hendaknya kita selalu melestarikan kebudayaan atau tradisi bangsa Indonesia untuk kita wariskan kepada anak cucu kita. Menjadikan Pancasila sebagai orientasi ilmu pengetahuan dan pendidikan selain dari agama adalah hal yang bermanfaat sebagai wujud nasionalisme kita dan ibadah kita dalam pembelaan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.co.id tentang Pancasila sebagai dasar Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat
http://id.shvoong.com/books/1866293-masalah-sosial-dan-upaya-pemecahannya/
Bambang Sumadio, dalam Sartono Kartodirdjo, 1977, Sejarah Nasional Indonesia III dan IV, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Baut Paul. S & Beny Hartaman, 1998, Kompilasi Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta.