• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENGEMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENGEMB"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MELALUI PENGEMBANGAN

MANAJEMEN LABORATORIUM KOMPUTER

Wara Hapsari Oktriany1, Ria Triastuti2

oktrianywara@gmail.com1, astrid_phisic@yahoo.co.id2 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA di Kabupaten Semarang yang bertujuan untuk 1) Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang membuat laboratorium komputer tidak difungsikan secara baik dan 2) Untuk menghasilkan panduan pengembangan manajemen laboratorium komputer yang bisa di diterapkan pada sekolah tersebut untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D) model Sugiyono untuk menghasilkan panduan pengembangan manajemen laboratorium komputer. Akan tetapi peneliti hanya akan melakukan 5 tahap penelitian dari 10 tahap penelitian yang ada yaitu tahap potensi dan masalah, tahap pengumpulan data, tahap desain produk, tahap validasi produk, dan tahap revisi produk. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi langsung, wawancara dengan pengawas, kepala sekolah, guru TIK, dan siswa. Dari data yang diperoleh dianalisis masalahnya menggunakan analisis Fishbone untuk menemukan akar permasalahannya. Kemudian dari analisis masalah tersebut, peneliti dapat mengembangkan panduan manajemen laboratorium komputer. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa laboratorium komputer yang tidak difungsikan secara baik dan optimal dikarenakan oleh faktor kurangnya pengelolaan manajemen sumber daya manusia dan manajemen sarana prasarana laboratorium komputer. Oleh karena itu, peneliti berusaha memberikan suatu panduan pengembangan manajemen laboratorium komputer, baik dari segi sumber daya manusianya ataupun dari segi sarana prasarananya. Panduan ini bisa diterapkan pada sekolah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan.

Kata kunci: Mutu Sekolah, Pengembangan, Manajemen Laboratorium Komputer

PENDAHULUAN

(2)

Sallis (2012:6-7) mengemukakan bahwa ada dua macam mutu yaitu mutu sesungguhnya (quality in fact) dan mutu persepsi (quality in perception). Dalam penyelenggaraannya di dunia pendidikan, Quality in Fact merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi tujuan pendidikan, yang berbentuk standar kemampuan dasar berupa kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan pada Quality in Perception pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan.

Untuk mendapatkan Mutu layanan pendidikan yang baik, Pemerintah di Indonesia telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai acuan standar mutu pendidikan. Dalam pasal 2 ayat 1 PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa ruang lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan sekolah; (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Setiap sekolah pasti punya komitmen untuk meningkatkan mutu, tetapi untuk mencapai itu semua perlu dukungan dan komitmen dari semua pihak. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh beberapa personil, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung.

Dari pendapat yang dikemukakan tadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan terkait dengan berbagai komponen, salah satu diantaranya yaitu sarana prasarana yang memadai dan biaya yang mencukupi. Pemenuhan komponen sarana prasarana tidak mungkin bisa tercapai apabila biaya tidak mencukupi. Oleh sebab itu maka setiap sekolah harus berupaya memberdayakan semua potensi yang dimilikinya agar dapat memenuhi kebutuhannya.

Menurut Keputusan Menteri Nomor 053/U/2001 tentang Standar Pelayanan Minimal, sekolah wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal untuk penyelenggaraan sekolah dengan lengkap dan cukup, seperti luas lahan, perabot pengajaran, sarana olahraga, UKS, dan lain sebagainya. Dengan demikian, maka diperlukan sarana dan prasarana yang tepat lagi memadai.

(3)

yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Mengingat bahwa pemerintah sudah menganggarkan angka yang cukup besar dari APBN untuk sektor pendidikan dan kewenangannya telah diberikan kepada masyarakat, setidaknya pihak sekolah harus menggunakan nya dengan tepat.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan fasilitas pendidikan semakin meningkat. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen penting dalam pendidikan dan menjadi salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan sehingga setiap institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun tidak berhenti sampai di situ, karena kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu daya tarik bagi calon peserta didik dan untuk meningkatkan mutu lulusan.

Sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007, kelengkapan sarana prasarana di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) sekurang-kurangnya memiliki ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga.

Hasil survey di salah satu SMA di Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa sekolah tersebut telah memiliki laboratorium komputer, akan tetapi keberadaannya tidak di fungsikan secara baik. Banyak komputer yang tidak bisa digunakan, internet tidak berjalan dengan baik, tata ruang yang tidak menarik dan tidak nyaman, dan tutor yang kurang handal dalam mengajarkan pembelajaran pada siswa. Beberapa alasan inilah yang membuat siswa cenderung malas untuk mengikuti pelajaran TIK di laboratorium komputer. Padahal Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga dengan adanya laboratorium komputer diharapkan siswa lebih terampil menggunakan teknologi informasi dan komunikasi setelah mereka lulus nanti.

(4)

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Sarana Prasarana

Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana, yang dimaksud sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.

Dasar hukum tentang Sarana Prasarana

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa :a) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan,b) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(5)

dikembangkan oleh sekolah. Setiap laboratorium komputer yang ada di sekolah harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah disebutkan pada peraturan ini.

Manajemen Sarana Prasarana

Kata ‘manajemen’ berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata ‘manus’ yang berarti tangan, dan ‘agere’ yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata kerja ‘managere’ yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata to manage, dengan kata benda management dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2008:4).

Menurut Tery & Rue (2009:1), “Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”. Sedangkan menurut Hamalik (2006:16), “Manajemen adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki objek studi, sistematika, metode, dan pendekatan”.

Selanjutnya Hasibuan (2009:1) menegaskan, “Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”. Dengan manajemen pendayagunaan dan hasilnya dari unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan. Adapaun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari : man, method, machines, materials, dan market, atau disingkat 6M.

Hal tersebut diatas dapat diartikan bahwa manajemen bertumpu pada pengelolaan sumber daya manusia, struktur, keuangan mesin, metode, material dan pemasaran, yang pada akhirnya membutuhkan suatu tindakan manajemen sehingga unsur-unsur sebagaimana diutarakan di atas.

Manajemen sarana prasarana berbasis sekolah adalah pengaturan sarana dan prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan sarana dan prasarana di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

(6)

pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat, dan e)pemeliharaan kesehatan dan keamanan lingkungan.

Program pengelolaan sarana prasarana secara keseluruhan dialokasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Pengelolaan sarana prasarana sekolah diantaranya adalah: a) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana, dan b) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya.

Pengelolaan Prasarana Laboratorium

Perencanaan kebutuhan jenis laboratorium yang diperlukan sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku. Mengingat saat ini masih banyak laboratorium yang belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya bahkan pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar belum berkembang maka perlu pada perencanaan kebutuhan laboratorium yang diperlukan. Untuk SMA jenis laboratorium yang ada adalah mata pelajaran kimia, fisika, biologi, dan laboratorium komputer.

Untuk kebutuhan jumlah setiap jenis laboratorium berdasarkan pada jumlah siswa dengan rombongan belajar yang akan memanfaatkan. Dikarenakan kedua faktor tersebut akan mempengaruhi jumlah laboratorium yang dibutuhkan. Selain jumlah siswa dan rombongan belajar ternyata kebutuhan tanah, kebutuhan alat laboratorium, dan pengadaan alat laboratorium juga sangat penting.

Dalam setiap pengembangan dibutuhkan faktor pendukung utama untuk menjamin kesuksesannya. Pendukung-pendukung kesuksesan dari laboratorium komputer adalah biaya, perencanaan yang matang, sumber daya manusia laboran komputer yang bertanggung jawab. Langkah-langkah pengembangan yang harus dilakukan laboratorium sekolah sebaiknya dimulai dari kesepakatan bersama setiap komponen di dalam sistem.

Kesepakatan bersama dimulai dari pimpinan sekolah, pengelolaan laboratorium sampai kepada pihak pengguna. Semua komponen harus sepakat tentang apa yang akan dikembangkan serta konsekuensi yang harus dihadapi akibat pengembangan. Untuk memajukan laboratorium peran serta siswa sangat diperlukan. Pengendalian mutu sangat diperlukan dalam pengembangan laboratorium komputer, diantaranya adalah tentang jam buka laboratorium, promosi, pameran dan pelatihan Software, dan kompetisi.

(7)

anggota laboratorium, serta mengadakan lomba-lomba lain yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa di sekolah tersebut.

Diagram Ishikawa (Analisis Fishbone)

Dalam rangka pencapaian perbaikan mutu pendidikan dalam hal ini mutu lulusan diperlukan suatu strategi atau teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memcahkan persoalan secara kreatif. Teknik analisa untuk mengidentifikasi sebab akibat dari permasalahan melalui diagram Ishikawa.

Diagram Ishikawa atau Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram merupakan teknik untuk memetakkan seluruh faktor yang menyebabkan terjadinya masalah pada hasil yang diinginkan. Adapun tujuan dari diagram Ishikawa adalah untuk mendata seluruh faktor yang mempengaruhi mutu dari sebuah proses dan untuk memetakan inter-relasi antar faktor-faktor Sallis Edward, (2008:202).

Eris Kusnadi (2011:1) mengemukakan bahwa diagram Ishikawa mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Berikut visual mengenai prosedur atau lamgkah-langkah pembuatan diagram ishikawa

Gambar 1. Diagram Ishikawa

Diagram Ishikawa diatas mendeskripsikan bahwa diagram Ishikawa digunakan untuk mengidentifikasi penyebab suatu masalah (Tague, 2005:247). Apabila masalah dan akar penyebab masalah sudah diketahui maka tindakan akan lebih mudah dilakukan. Dalam penyusunan diagram Ishikawa, sesi brainstorming digunakan untuk mengetahui sebab, akibat dan menganalisis masalah tersebut. Masalah akan dibagi menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup sumber daya manusia, material, mesin/tools/sarana prasarana, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai penyebab yang akan dijelaskan melalui sesi brainstorming.

METODE PENELITIAN

(8)

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah - langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Sutama (2011: 183) berpendapat bahwa produk yang dihasilkan tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen.

Menurut Sugiyono (2005: 408 – 427), ada sepuluh langkah yang dilakukan untuk memperoleh suatu produk. Langkah-langkah penelitian R & D sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi masal. Namun, dalam penelitian ini hanya sampai dengan revisi desain, tidak sampai pada tahap eksperimen, dengan alasan penelitian R&D memerlukan waktu yang lama.

Secara skematik langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.

(9)
(10)

dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Peneliti akan memperbaiki desain produk tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap potensi dan masalah

Dalam tahap ini peneliti menganalisa permasalahan yang ada dengan menggunakan teknik análisis Fishbone untuk menentukan akar permasalahannya.

Dari diagram Fishbone diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa penyebab laboratorium komputer tidak mendukung atau tidak memadai untuk proses pembelajaran. Penyebab itu diantaranya (1) lokasi / akomodasi yang tidak strategis, (2) mebel dan tata

ruang yang tidak nyaman, (3) hardware dan software yang kurang up to date, (4) tidak

adanya pengadaan PC dan peralatan laboratorium komputer yang berkualitas, (5) jaringan, sistem informasi dan koneksi internet yang tidak bagus. (6) yang paling utama adalah tidak adanya koordinasi dari stakeholder dalam pengelolaan laboratorium komputer.

Tahap pengumpulan data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data berdasarkan kondisi nyata dan wawancara dengan Pengawas, Kepala Sekolah, Komite, Guru TIK, Orangtua, dan Siswa. Setelah mengumpulkan data dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Peneliti menyimpulkan ada dua faktor penting yang menyebabkan laboratorium tidak difungsikan secara baik, sehingga berdampak pada kurang efektifnya pembelajaran Teknik Informatika. Kedua faktor tersebut adalah faktor Sumber Daya Manusia dan faktor ruangan laboratorium dan sarana pendukungnya.

(11)

Pada tahap ini, peneliti akan menghasilkan produk yang berupa panduan pengelolaan manajemen laboratorium komputer. Panduan manajemen laboratorium komputer ini akan berisikan tentang solusi pemecahan masalah yang ada. Berikut ini adalah panduan pengelolaan manajemen laboratorium komputer.

Panduan pengelolaan manajemen laboratorium komputer

Sebaik apapun, laboratorium yang dimiliki suatu sekolah tidak akan berfungsi optimal tanpa didukung dengan manajemen yang baik. Maka darii tu, setiap pihak yang terkait harus memahami tugas pekerjaannya masing masing, serta mengevaluasi dan meningkatkan kemampuannya demi kemajuan bersama. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam manajemen laboratorium komputer ada dua, yaitu manajemen sumber daya manusia dan manajemen ruangan laboratorium komputer dan saran pendukungnya.

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

(12)

laboratorium harus menjaga kebersihan lingkungan laboratorium komputer. (7) Pengawas Sekolah, berkewajiban untuk memantau kelengkapan sarana prasarana yang dibutuhkan dan juga mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di laboratorium komputer (8) Komite sekolah, juga perlu mengevaluasi dan mengawasi program dan pelaksanaan yang di kegiatan yang dilakukan di laboratorium komputer (9) Orangtua, wajib melakukan pemantauan terhadap kegiatan anaknya di laboratorium komputer. (10) Siswa, diwajibkan untuk mengikuti tata tertib atau prosedur yang ada di laboratorium komputer.

Apabila ke semua pihak ini dapat menjalankan tugas nya masing – masing dengan baik, maka penggunaan dan pengelolaan laboratorium komputer akan berjalan dengan optimal.

B. Manajemen Ruangan Laboratorium Komputer dan sarana pendukungnya

Untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif dan optimal, ruangan laboratorium komputer hendaknya didukung dengan alat sarana prasarana lainnya.

Ruang laboratorium komputer seharusnya berukuran yang layak sesuai dengan kebutuhan, berada di tempat yang memudahkan para siswa, guru dan staf sekolah untuk mencapai lokasinya. Idealnya ruang laboratorium dapat menampung sedikitnya satu kelas siswa dalam waktu bersamaan.

Laboratorium komputer sebaiknya memiliki sirkulasi udara yang baik, cukup ventilasi dan jumlah jendela yang cukup sehingga penting adanya cahaya matahari agar dapat masuk ke dalam ruangan. Untuk mencegah sinar matahari agar tidak terlalu terang maka jendela diberi tirai atau gorden. Komputer akan mudah rusak jika suhu ruangan terlalu panas. Kebutuhan akan listrik juga harus diperhatikan dan UPS (Uninterupable Power Suplay) untuk menstabilkan arus listrik dan menyimpan listrik apabila lampu mati.

Ruang untuk laboratorium disarankan luas, sehingga dapat digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan elektronik dan barang untuk menyimpan kaset-kaset pendidikan, CD, proyektor, layar proyektor, dan lain-lain.

Semua kebutuhan mebel laboratorium sekolah yang akan digunakan harus dipertimbangkan secara cermat berdasarkan efektifitas dan efisiensi keberadaanya. Sebagai contohnya sebaiknya meja guru diletakkan di depan ruangan dengan kondisi lantai yang agak tinggi dari lantai siswa.

(13)

memiliki ukuran ketinggian yang sesuai dengan siswa. Berikut ini daftar mebel laboratorium komputer sekolah di Suruh: meja komputer guru, meja komputer siswa, lemari penyimpanan barang (CD, Kaset), lemari kabinet, papan pajangan, kursi siswa dan guru, whiteboard, dan layar proyektor.

Komputer di laboratorium komputer sekolah, harus disesuaikan spesifikasinya dengan kebutuhan belajar mengajar. Mengingat pesatnya kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, maka dalam hal pengadaan barang harus diperhatikan tingkat pemanfaatannya. Karena tidak semua sekolah memiliki biaya yang cukup untuk mengganti komputer lama dengan komputer yang baru.

Sistem jaringan komputer sangat diperlukan dalam mengelola laboratorium komputer. Sehingga sistem ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pertukaran data antar komputer yang terjadi dalam ruang laboratorium. Dengan sistem LAN (Local Area Network), semua komputer di ruang laboratorium terhubung dan bisa dikontrol melalui komputer guru.

Koneksi internet sangatlah penting bagi kelancaran pembelajaran di laboratorium komputer, maka diperlukan koneksi internet pada jaringan server yang kuat dan lancar. Koneksi internet terbagi menjadi dua macam, yaitu: serat optik atau kabel dan wireless atau Hot-spot. Koneksi internet dengan jaringan kabel contohnya adalah TV kabel dan jaringan kabel Telkom.

Komputer (PC) yang tersedia harus cocok dan relevan dengan kebutuhan siswa dan guru. Tujuannya agar laboratorium dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa dan guru sebagai sarana pendukung sebagai kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Keselamatan penggunaan laboratorium komputer sekolah merupakan hal yang harus diperhatikan. Hal ini jangan sampai terabaikan karena keterbatasan anggaran. Beberapa hal yang sering sebagai sorotan dalam standar keselamatan yaitu alokasi ruang gerak siswa di dalam laboratorium, ventilasi dan pertukaran udara (jendela), listrik, sistem pencegahan kebakaran, pemilihan furnitur yang tahan api, dan instalasi jaringan LAN.

Tahap Validasi Produk

(14)

FGD, peneliti akan mempresentasikan hasil produk yang di kembangkan berupa panduan pengelolaan manajemen laboratorium komputer.

Tahap Revisi Produk

Pada tahap revisi produk, peneliti mencatat kekuatan dan kelemahan apa saja dari panduan yang telah dikembangkan dari hasil FGD, kemudian setelah itu peneliti merevisi produk panduan tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa laboratorium komputer yang tidak difungsikan secara baik dan optimal dikarenakan oleh faktor kurangnya pengelolaan manajemen sumber daya manusia dan manajemen sarana prasarana laboratorium komputer. Oleh karena itu, peneliti berusaha memberikan suatu panduan pengembangan manajemen laboratorium komputer, baik dari segi sumber daya manusianya ataupun dari segi sarana prasarananya. Panduan ini bisa diterapkan pada sekolah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan.

Saran

Setiap sekolah perlu melakukan serangkaian kegiatan manajemen laboratorium komputer yang baik, berupa kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan penanganan berbagai permasalahan secara tepat, diharapkan laboratorium komputer dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, sebagai sarana akselerator bagi kemajuan proses pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Amtu, Onisimus., 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta, cv.

Arikunto, S., dan Lia, Y., 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Kerja sama UNY – Aditya Media, Edisi ke-1.

Edward Sallis, 2012. Total Quality Management in Education. Jogjakarta: IRCiSoD, Cetakan XV.

Hamalik, Oemar., 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Kerjasama UPI – Remaja Rosdakarya.

Hasibuan, M., 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kamusbahasaindonesia.org/. diakses tanggal 5 Februari 2016.

Keputusan Menteri Nomor 053/U/2001

(15)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Supriyoko. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas.

Suryosubroto, B., 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (kuantitatif, kualitatif, PTK, R & D).

Surakarta : Fairuz Media.

Terry, G. R., dan Rue, L. W., 2009. Principles of Management + Dasar-dasar Manajemen. (Alih Bahasa; G. A. Ticoalu) – Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan ke-11.

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, 2014. Panduan Pembinaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2009. Manajemen

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003

Referensi

Dokumen terkait

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan sains dalam berbagai disiplin ilmu pada masa dinasti Umayyah Andalusia menjadi salah satu pemantik kemajuan peradaban

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel

Kemudian sebuah server proxy mewakilkan pengirim untuk membuat tanda tangan dijital dengan menggunakan algoritma kriptografi kunci publik untuk pesan tersebut.. Pengirim tidak

Gout atau asam urat adalah penyakit yang sering ditemukan, merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada  jaringan, akibat

Hasil uji coba model dengan menggunakan algoritma PSO belum lebih bagus dari hasil uji coba model menggunakan metode optimasi, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan

Ya, anda layak sekiranya memenuhi kriteria yang dinyatakan dalam Perkara 1.. Page 7 Soalan lazim ini tertakluk kepada perubahan dari pihak bank. Jika terdapat sebarang

Pada tahap pendefinisian kebu- tuhan awal meliputi data yang berhu- bungan dengan perancangan sistem keha- diran dosen, tool yang digunakan untuk membuat perancangan