Lampiran 1
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 50 tahun
Status perkawinan : sudah menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Harjo Sari II, lingkungan IX Kecamatan
Medan Amplas
Tanggal masuk : 28 Agustus 2014
No. Register : -
Ruangan/kamar : -
Golongan Darah : A
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : -
II. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
mengalami kelemahan pada ekstremitas kanan atas dan bawah dan
susah untuk di gerakkan yang mengganggu aktivitas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak dapat berjalan
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Lingkungan di sekitar hening, klien beristirahat dan rutin
mengikuti terapi dan mengkonsumsi obat herbal.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Keluarga pasien mengatakan bahwa tangan dan kaki pasien
sebelah kanan sulit untuk digerakkan.
2. Bagaimana dilihat
Pasien tidak dapat berjalan.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Dibagian tangan dan kaki kanan pasien.
2. Apakah menyebar
Tidak menyebar.
D. Saverity
Pasien dapat mengangkat tangan dan kaki sebelah kanan dengan
kekuatan otot 3 yaitu dapat melakukan ROM secara penuh dengan
melawan gaya berat (gravitasi), tetapi tidak dapat melawan
tahanan.
E. Time
Kelemahan pada tangan dan kaki kanan pasien terjadi pada tahun
2014 ketika pasien sedang menunggu keberangkatan di Bandara,
tiba-tiba pasien terjatuh dan pingsan.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Keluarga mengatakan pasien mengalami riwayat penyakit yang
serius yaitu Hipertensi.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Keluarga mengatakan pasien pernah mendapat tindakan medis
C. Pernah dirawat/operasi
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat sebelumnya Di
Rumah Sakit Adam Malik.
D. Lama dirawat
Pasien dirawat selama 1 Minggu di Rumah Sakit Adam Malik.
E. Alergi
Pasien tidak pernah memiliki riwayat alergi.
F. Imunisasi
Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak mengingat lagi
imunisasi apa yang sudah diberikan.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Kedua orang tua terkena Hipertensi.
B. Saudara kandung
Saudara pasien juga memiliki riwayat Hipertensi.
C. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga mengatakan terdapat penyakit keturunan yaitu
Hipertensi.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Anggota keluarga tidak ada yang mengalami riwayat gangguan
jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ayah dari pasien.
F. Penyebab meninggal
Penyebab meninggal ayah dari pasien karena Hipertensi.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Keluarga mengatakan bahwa pasien kurang mengerti dengan
penyakit yang dialaminya.
a) Gambaran diri
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien menyukai
semua bagian tubuhnya.
b) Ideal diri
Pasien memiliki kemauan untuk sembuh dan dapat bekerja
kembali.
c) Harga diri
Pasien merasa diperhatikan oleh keluarganya.
d) Peran diri
Dikeluarganya peran sebagai kepala keluarga.
e) Identitas
Klien berperan sebagai seorang suami dan seorang ayah.
C. Keadaan Emosi
Labil.
D. Hubungan sosial
a) Orang yang berarti
Orang yang berarti adalah keluarga.
b) Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan keluarga baik-baik saja.
c) Hubungan dengan orang lain
Klien berhubungan baik dengan orang lain
d) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan memiliki hambatan dengan orang lain.
E. Spiritual
a) Nilai dan kenyakinan
Pasien beragama islam, dan dalam kehidupan sehari-hari
pasien melakukan aktivitas sesuai dengan ajaran dari
keyakinannya.
b) Kegiatan ibadah
Pasien melakukan kegiatan ibadah sesuai ajaran dan
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat Kesadaran : Kompos mentis.
- Penampilan : Rapi.
- Pembicaraan : Lambat dan tidak jelas.
- Alam perasaan : Sedih.
- Afek : Datar.
- Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang.
- Memori : Tidak ada gangguan daya ingat
jangka panjang.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Compos Mentis.
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,5°C
Tekanan darah : 160/100 mmhg
Nadi : 76x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Skala nyeri : -
TB : 153 cm
BB : 47 kg
C. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
1) Kepala dan rambut
a) Bentuk : Bentuk kepala klien simetris dan
ovale.
b) Ubun – ubun : Tepat di tengah.
c) Kulit kepala : Kulit kepala bersih, dan sedikit
berbau.
2) Rambut
a) Penyebaran dan keadaan rambut
b) Bau
Rambut sedikit berbau, seperti bau keringat.
c) Warna kulit
Warna kulit kepala dalam keadaan normal.
3) Wajah
a) Warna kulit : Sawo matang.
b) Struktur wajah : Struktur wajah berbentuk ovale dan
simetris.
4) Mata
a) Kelengkapan dan Kesismetrisan
Mata lengkap dan simetris.
b) Palpera
Tidak tampak kelainan pada palpera.
c) Konjungtiva dan sclera
Konjungtiva bewarna merah muda dan sclera bewarna
putih.
d) Pupil
Isokor.
e) Kornea dan iris :
Tidak tampak kelainan pada saat pengkajian.
f) Tekanan bola mata
Tidak ada kelainan.
5) Hidung
a) Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang dan hidung dalam keadaan normal, dan sputum
nasi berada di tengah.
b) Lubang hidung
Normal, simetris dan terdapat rambut hidung.
c) Cuping hidung
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
6) Telinga
b) Ukuran telinga : Normal.
c) Lubang telinga : Tidak ada kelainan, telinga keadaan
bersih.
d) Ketajaman pendengaran: Pasien mampu mendengar
dengan baik.
7) Mulut dan faring
a) Keadaan bibir : Keadaan bibir tampak
lembab.
b) Keadaan gusi dan gigi : Gigi dan gusi tampak
terawat baik.
c) Keadaan lidah : Tidak terdapat kelainan.
d) Orofaring : Tidak terdapat kelainan.
8) Leher
a) Posisi trachea : Dalam keadaan normal.
b) Thyroid : Tidak terdapat kelainan.
c) Suara : Tidak terdapat kelainan pada suara.
d) Kelenjar Limfe : Tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe.
e) Vena jugularis : Tidak terdapat kelainan vena
jugularis.
f) Denyut nadi karotis: Teraba, kuat dan teratur.
9) Pemeriksaan integument
a) Kebersihan : Kebersihan kulit pasien terpelihara.
b) Kehangatan : Teraba hangat.
c) Warna : Sawo matang.
d) Turgor : < 3 detik.
e) Kelembapan : Kulit lembab dan tidak kering.
f) Kelainan pada kulit : Tidak terdapat kelainan pada kulit.
10) Pemeriksaan thorak/dada
a) Inspeksi thoraks : Normal.
c) Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan
bernafas.
11)Pemeriksaan paru
a) Palpasi dan getaran suara : Merata, teraba keseluruh
tangan.
b) Perkusi : Resonan.
c) Auskultasi : Dalam keadaan normal.
12) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Tidak ada pembengkakan.
b) Palpasi : Tidak ada kelainan.
c) Perkusi : Dullness.
d) Auskultasi : Bunyi jantung lup- dup dan frekuensi
76x/menit.
13) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi : Simetris, tidak terdapat benjolan.
b) Auskultasi : Terdapat peristaltic usus 9x/menit.
c) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
d) Perkusi : Tidak terdapat kelainan.
14)Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
a) Genitalia : Terdapat rambut pubis dan normal.
b) Anus dan perineum : Normal tidak ada kelainan.
15)Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
Ekstrimitas kanan tampak lemah dan tidak simetris dengan
ekstremitas kiri.
16)Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis)
a. Nervus Olfaktorius / N I
Fungsi normal, klien dapat mengidentifikasikan bau
makanan.
b. Nervus Optikus / N II
Fungsi terganggu, klien dapat melihat namun tidak dapat
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV,
Abdusen / N VI
Fungsi normal klien dapat menggerakkan bola mata ke
segala arah.
d. Nervus Trigeminus / N V
Pasien dapat mengidentifikasikan sentuhan dengan
stimulan dan getaran apapun yang di berikan pada
ekstremitas tangan dan kaki kanan.
e. Nervus Fasialis / N VII
Fungsi normal, pasien dapat mengidentifikasikan rasa
asam, manis, dan pahit serta klien juga dapat menggerakkan
otot wajah, tersenyum, dan dapat menutup mata dengan
rapat.
f. Nervus Vestibulocochlearis / N VIII
Fungsi normal, pasien dapat mendengar dengan baik.
g. Nervus Glossopharingeus / N IX, Vagus / N X
Fungsi normal, pasien dapat membuka mulut dan
mampu mengunyah dan menelan makanan.
h. Nervus Asesorius / N XI
Pasien dapat mengangkat bahu kanan dan menoleh ke
kiri.
i. Nervus Hipoglossus / N XII
Fungsi terganggu, klien tidak berbicara dengan normal.
17)Fungsi sensorik
Tidak terdapat kelainan pada fungsi sensorik.
18)Refleks (bisep, trisep, brachioradialis, patelar, tendon
achiles, plantar)
Tidak ada kelainan pada fungsi reflex.
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a) Frekuensi makan/hari : 3x sehari, ditambah dengan
makanan selingan.
b) Nafsu/selera makan : Nafsu makan baik.
c) Nyeri ulu hati : Tidak terdapat masalah.
d) Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat
alergi.
e) Mual dan muntah : Pasien tidak mengalami mual dan
muntah.
f) Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan malam.
g) Jumlah dan jenis makan : 1 porsi makanan biasa
h) Waktu pemberian cairan : Sesuai dengan kebutuhan
pasien.
i) Masalah makan dan minum : Pasien merasa tidak ada
masalah dalam makan dan minum.
II Perawatan diri/personal hygiene
a) Kebersihan tubuh : Pasien tampak bersih dan
terawat.
b) Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut tampak
bersih.
c) Kebersihan kuku kaki dan tangan: Kuku sedikit panjang
dan bersih.
III Pola kegiatan/aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti, pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau
total :
Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dilakukan
oleh keluarga.
- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama di rawat/sakit :
Pasien tidak dirawat di rumah sakit.
X. POLA ELIMINASI
a) Pola BAB : 1 – 2x/hari.
b) Karakter feses : Lembek
c)Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan saat
BAB.
d) Diare : Pasien tidak pernah mengalami
diare hebat.
e) Penggunaan laktasif : Pasien tidak menggunakan laktasif.
2. BAK
a) Pola BAK : 7 – 8 x/hari
b) Karakter urine : Kuning, berbau khas.
c) Nyeri/rasa terbakar/kesulitan : Tidak mengalami kesulitan
saat berkemih.
d) Riwayat penyakit ginjal : Tidak menderita penyakit
berkemih.
e) Penggunaan diurepetik : Tidak menggunakan
direupetik.
f) Upaya mengatasi masalah : Tidak terdapat masalah
dalam BAK.
XI. MEKANISME KOPING
- Adaptif : Bicara dengan orang lain.
Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
Tanggal No.
Dx
Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Senin/
18 Mei
2015
Dx
1
10.00
WIB
1. Mengkaji tingkat
mobilisasi pasien dengan
(tingkatan 0-5) secara
berkala.
2. Mengkaji kekuatan
otot/kemampuan
fungsional mobilitas sendi
dengan menggunakan
skala kekuatan otot.
3. Mengkaji tingkat motivasi
pasien untuk
mempertahankan dan
memulihkan gerak sendi.
4. Mengkaji tanda – tanda vital pasien meliputi TD,
HR, RR, dan T.
S:
- Keluarga pasien
mengatakan
bahwa pasien
sulit untuk
menggerakkan
tangan dan kaki
kanannya
O:
1. Pasien tidak
dapat berjalan.
2. Pasien terlihat
lemah.
3. Kekuatan otot
derajat 2
4. Tingkat
mobilisasi 3.
5. Tanda- Tanda
Vital :
TD: 160/100
mmHg.
HR: 76x/menit.
RR: 24x/menit.
A: Hambatan
mobilisasi fisik
masih bermasalah.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Mengkaji
kembali tingkat
mobilisasi pasien.
2. Mengkaji
kembali kekuatan
otot.
3. Menginstruksikan
pasien dan
keluarga untuk
menggunakan
ahli terapi untuk
latihan rentang
gerak.
4. Mengkaji tanda – tanda vital pasien
meliputi TD, HR,
RR, dan T.
Dx
2
11.00 1. Mengkaji kecepatan
berbicara, tekanan, dan
gaya bicara pasien.
2. Mengkaji kesadaran dan
pengolahan kata- kata
dengan kemampuan
berbicara (memori,
mendengar, dan bahasa).
S:-
O:
1. Pasien terlihat
cepat berbicara.
2. Tidak jelas apa
yang dikatakan
3. Melatih pasien atau
keluarga dengan cara
kognitif dalam mengolah
dan memproses kata- kata
meliputi kemampuan
berbicara.
A: Komunikasi
verbal sangat sulit.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Mengkaji
kembali
kecepatan
berbicara,
tekanan, dan gaya
bicara pasien.
2. Mengkaji
kembali
kesadaran dan
pengolahan kata-
kata dengan
kemampuan
berbicara.
3. Melatih pasien
atau keluarga
dengan cara
kognitif dalam
mengolah dan
memproses kata-
kata meliputi
kemampuan
berbicara.
Selasa/
19 Mei
2015
Dx
1
10.00 1. Mengkaji kembali tingkat
mobilisasi pasien dengan
(tingkatan 0-4) secara
berkala.
S:
O:
1. Pasien tampak
2. Mengkaji kembali
kekuatan otot/kemampuan
fungsional mobilitas sendi
dengan menggunakan
(skala kekuatan otot 0-5).
3. Menginstruksikan pasien
dan keluarga untuk
menggunakan ahli terapi
untuk latihan renrang
gerak.
4. Mengkaji tanda – tanda vital pasien meliputi TD,
HR, RR, dan T.
tangan dan kaki
dengan dibantu
oleh keluarga.
2. Kekuatan otot
derajat 2.
3. Tingkat
mobilisasi 3.
4. Tanda- tanda
vital :
TD: 150/100
mmHg.
HR: 80x/menit.
RR: 22x/menit.
T : 36,7ºC.
A: Hambatan
mobilitas fisik masih
bermasalah.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Menginstruksikan
pasien dan
keluarga untuk
menggunakan
ahli terapi untuk
latihan rentang
gerak.
2. Menjelaskan
pada pasien dan
keluarga rencana
gerakan sendi.
3. Mengkolaborasik
an kepada pasien
dan keluarga
untuk
menentukan
jadwal latihan
ROM aktif.
4. Mengkaji tanda – tanda vital pasien
meliputi TD, HR,
RR, dan T.
Dx
2
11.00 1. Mengkaji kembali
kecepatan berbicara,
tekanan, dan gaya bicara
pasien.
2. Mengkaji kembali
kesadaran dan pengolahan
kata- kata dengan
kemampuan berbicara
(memori, mendengar, dan
bahasa).
3. Melatih pasien atau
keluarga dengan cara
kognitif dalam mengolah
dan memproses kata- kata
meliputi kemampuan
berbicara.
S:-
O:
1. Pasien terlihat
berbicara cepat
dan tidak jelas.
A: Komunikasi
verbal masih sulit.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Mengkaji
amarah, depresi
dan respon yang
mengganggu
kemampuan
berbicara.
dan respon tubuh
dari komunikasi
pasien.
3. Mengatur gaya
komunikasi
sesuai kebutuhan
pasien seperti
berbicara secara
perlahan dan
menghindari
teriakan.
Rabu/
20 Mei
2015
Dx
1
10.00 1. Menginstruksikan pasien
dan keluarga untuk
menggunakan ahli terapi
untuk latihan renrang
gerak.
2. Menjelaskan pada pasien
dan keluarga rencana dan
tujuan latihan gerakan
sendi.
3. Mengkolaborasikan
kepada pasien dan
keluarga untuk
menentukan jadwal
latihan ROM aktif.
4. Mengkaji tanda – tanda vital pasien meliputi TD,
HR, RR, dan T.
S:
1. Keluarga
mengatakan
pasien sudah di
bawa ke ahli
terapi dan mulai
menunjukkan
perubahan.
O:
1. Pasien tampak
menggerakkan
tangan dan kaki
kanannya dibantu
oleh keluarga.
2. kekuatan otot
derajat 3.
3. tingkat mobilisasi
3.
vital :
TD: 150/90 mmHg
HR: 80x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,7ºC.
A: Hambatan
mobilitas fisik masih
bermasalah.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Menganjurkan
pasien untuk
melakukan
latihan ROM
aktif.
2. Menginstruksikan
pasien dan
keluarga cara
melakukan
latihan rentang
gerak (ROM)
sesuai jadwal
latihan.
3. Membantu pasien
untuk melakukan
latihan gerakan
sendi dengan
ketahanan dan
mobilitas sendi.
tanda vital.
Dx
2
11.00 1. Mengkaji amarah, depresi
dan respon yang
mengganggu kemampuan
berbicara.
2. Mengenali emosi dan
respon tubuh dari
komunikasi pasien.
3. Mengatur gaya
komunikasi sesuai
kebutuhan pasien seperti
berbicara secara perlahan
dan menghindari teriakan. S:-
O:
1. Emosi dan respon
pasien saat
berbicara tidak
terkendali.
A: Komunikasi
verbal masih terlihat
sulit.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Melatih pasien
atau keluarga
dengan cara
kognitif dalam
mengolah dan
memproses kata-
kata meliputi
kemampuan
berbicara.
2. Menganjurkan
pasien untuk
mengulangi
perkataan untuk
memastikan
ketepatan
berbicara.
pasien untuk
berbicara lambat.
Kamis/
21 Mei
2015
Dx
1
1. Menganjurkan pasien
untuk melakukan latihan
ROM aktif.
2. Menginstruksikan pasien
dan keluarga cara
melakukan latihan rentang
gerak (ROM) sesuai
jadwal latihan.
3. Membantu pasien untuk
melakukan latihan
gerakan sendi dengan
ketahanan dan mobilitas
sendi.
4. Mengkaji Tanda- tanda
vital.
S:-
O:
1. Pasien tampak
menggerakkan
tangan dan kaki
kanannya secara
mandiri.
2. Pasien tampak
diawasi oleh
keluarga.
1. kekuatan otot
derajat 3.
2. tingkat mobilisasi
2.
3. Tanda- tanda
vital :
TD: 160/100
mmHg.
HR: 80x/menit.
RR: 24x/menit.
T: 36,5ºC.
A: Hambatan
mobilitas fisik masih
bermasalah.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Menganjurkan
melakukan
latihan ROM
aktif.
2. Menginstruksikan
pasien dan
keluarga cara
melakukan
latihan rentang
gerak (ROM)
sesuai jadwal
latihan.
3. Membantu pasien
untuk melakukan
latihan gerakan
sendi dengan
ketahanan dan
mobilitas sendi.
4. Mengkaji Tanda-
tanda vital.
Dx
2
11.00 1. Melatih pasien atau
keluarga dengan cara
kognitif dalam mengolah
dan memproses kata- kata
meliputi kemampuan
berbicara.
2. Menganjurkan pasien
untuk mengulangi
perkataan untuk
memastikan ketepatan
berbicara.
3. Menginstruksikan pasien
untuk berbicara lambat.
S: -
O:
1. Pasien tampak
mulai berbicara
secara perlahan.
A: Komunikasi
verbal masih sulit.
P: Intervensi
dilanjutkan :
1. Melatih pasien
dengan cara
kognitif dalam
mengolah dan
memproses kata-
kata meliputi
kemampuan
berbicara.
2. Menganjurkan
pasien untuk
mengulangi
perkataan untuk
memastikan
ketepatan
berbicara.
3. Menginstruksikan
pasien untuk
berbicara lambat.
4. Mengungkapkan
pertanyaan
hingga pasien
dapat menjawab
pertanyaaan
dengan sederhana
iya atau tidak,
jadi kita
mengetahui
perasaan klien
dalam memahami
kata- kata.
Jumat/
22 Mei
2015
Dx
1
12.00 1. Menganjurkan pasien
untuk melakukan latihan
ROM aktif.
S:
1. Keluarga
2. Menginstruksikan pasien
dan keluarga cara
melakukan latihan rentang
gerak (ROM) sesuai
jadwal latihan.
3. Membantu pasien untuk
melakukan latihan
gerakan sendi dengan
ketahanan dan mobilitas
sendi.
4. Mengkaji Tanda- tanda
vital.
bahwa pasien
menggerakkan
tangan dan kaki
perlahan secara
mandiri.
O:
1. Pasien tampak
menggerakkan
tangan dan kaki
kanannya secara
mandiri.
2. Tampak
pengawasan dari
keluarga.
3. kekuatan otot
derajat 3
4. tingkat mobilisasi
2.
5. Tanda- tanda
vital :
TD: 150/100 mmHg
HR: 78x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,5ºC
A: Pasien dapat
menggerakkan
ekstremitas kanan
atas dan bawah yang
menunjukkan
mobilitas fisik.
P: Intervensi
dihentikan.
Dx
2
11.00 1. Melatih pasien atau
keluarga dengan cara
kognitif dalam mengolah
dan memproses kata- kata
meliputi kemampuan
berbicara.
2. Menganjurkan pasien
untuk mengulangi
perkataan untuk
memastikan ketepatan
berbicara.
3. Menginstruksikan pasien
untuk berbicara lambat.
4. Mengungkapkan
pertanyaan hingga pasien
dapat menjawab
pertanyaaan dengan
sederhana iya atau tidak,
jadi kita mengetahui
perasaan klien dalam
memahami kata- kata.
S:-
O:
1. Pasien tampak
berbicara
perlahan-lahan.
2. Pasien tampak
merespon dan
menjawab
pertanyaan.
A: Komunikasi
verbal pasien
menunjukkan
perubahan.
P: Intervensi