• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003490 Chapter 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003490 Chapter 4"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo dengan menerapkan strategi

REACT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil tersebut dijabarkan dalam deskripsi pembahasan.

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan memaparkan hasil penelitian yang disusun berdasarkan rumusan masalah. Hasil penelitian ini berupa perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar yang dilaksanakan dalam dua siklus.

1. Perencanaan a. Siklus I

Perencanaan pembelajaran siklus I disusun berdasarkan hasil dari data awal sebelum penelitian. Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa sekolah dasar. Upaya awal yang dilakukan yaitu menyusun instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, lembar penilaian RPP, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis, soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis, pedoman wawancara siswa, dan catatan lapangan. Selanjutnya peneliti membagi siswa ke dalam kelompok. Kelompok dipilih sesuai dengan kemampuan siswa. Salain itu, peneliti juga menyiapkan media pembelajaran.

(2)
(3)

Tabel 4.1. Antisipasi Didaktis Pedagogis Siklus I

Komponen Materi Kegiatan Siswa dan Guru Kemungkinan Respon Siswa Antisipasi Guru

Relating Sifat-sifat kubus menemutunjukkan benda di sekitar kelas yang berbentuk menemutunjukkan benda di sekitar kelas yang berbentuk kubus dan balok. Dalam hal ini guru membantu siswa dengan mengaitkan materi sebelumnya mengenai kemungkinan tersebut, guru harus bisa mengajak siswa

menyebutkan benda lainnya yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

(4)

menemutunjukkan benda

memberikan penguatan dari jawaban siswa.

Experiencing

, applying, dan

cooperating

Siswa menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sederhana

dengan benar, dan

mengungkapkan kembali unsur-unsur bangun ruang sederhana dalam sebuah tabel mampu menjelaskan dengan tepat, maka guru harus membimbing siswa dengan bantuan alat peraga berupa kerangka model kubus dan balok.

Hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan dengan tepat.

Jika hanya beberapa siswa yang mampu menjelaskan dengan tepat, maka guru mengarahkan siswa tersebut untuk membantu siswa siswa mampu menjelaskan dengan tepat.

Jika kemungkinan tersebut

terjadi, maka guru

memberikan penguatan dari jawaban siswa.

Transferring Siswa menjelaskan pengertian

sisi, rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang sederhana

(5)

dengan benar melalui kegiatan menerapkan konsep dan presentasi.

membimbing siswa dengan memberikan penjelasan kembali mengenai sifat-sifat kubus dan balok.

Hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan dengan tepat.

Jika hanya beberapa siswa yang mampu menjelaskan dengan tepat, maka guru mengarahkan siswa tersebut untuk membantu siswa lainnya yang berada dalam kelompoknya

Sebagian besar atau seluruh siswa mampu menjelaskan dengan tepat.

Jika kemungkinan tersebut

terjadi, maka guru

memberikan penguatan dari jawaban siswa.

Ketika presentasi, tidak ada

kelompok yang

mempresentasikan.

Guru memberikan motivasi bahwa kelompok yang mempresentasikan akan diberikan reward.

Sebagian atau seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Guru memberikan reward

(6)

Di dalam RPP tersebut, disusunlah indikator capaian kompetensi yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensi yang disesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis; tujuan pembelajaran berdasarkan strategi pembelajaran REACT; materi pembelajaran; pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kegiatan yang ada pada strategi REACT; media dan sumber belajar; penilaian; Lembar Kerja Kelompok (LKK); serta lembar evaluasi kemampuan komunikasi matematis. Materi yang disampaikan pada siklus I mengenai unsur-unsur dan sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan kompetensi dasar 8.1. menentukan sifat-sifat balok dan kubus. Hal ini diuraikan lebih rinci dalam lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I yang terlampir pada lampiran A.1 pada halaman 90.

Untuk menilai RPP tersebut diperlukan instrumen. Adapun penilaian yang diperoleh dari RPP siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2. Penilaian RPP Siklus I

No. ASPEK YANG DIAMATI NILAI ASPEK(Skala 0-4)

1 Rumusan Tujuan Pembelajaran (Umum) 4

2 Penjabaran Indikator (Kriteria Kinerja) 3

3 Materi Pembelajaran 4

4 Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario) 4

5 Media Pembelajaran 4

6 Evaluasi 3,5

Jumlah Nilai Aspek 22,5

Nilai RPP (R) 3,75

Adapun penilaian RPP siklus I secara lebih rinci berdasarkan aspek penilaian ini terlampir pada lampiran C.1 halaman 146.

b. Siklus II

(7)

Pembelajaran (RPP) siklus II, lembar penilaian RPP siklus II, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis, soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis, pedoman wawancara siswa, dan catatan lapangan. Selanjutnya peneliti juga menyiapkan media pembelajaran berupa kubus dan balok yang terbuat dari karton. Media tersebut diberikan nama yang ditulis langsung pada media misalnya, kubus ABCD.EFGH sehingga memudahkan siswa dalam menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok dengan menyertakan nama pada setiap titik sudutnya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan kardus kotak makanan untuk mempermudah siswa mengidentifikasi jaring-jaring balok.

(8)

Tabel 4.3. Antisipasi Didaktis Pedagogis Siklus II

Komponen Materi Kegiatan Belajar Kemungkinan Respon Siswa Antisipasi Guru

Relating Jaring-jaring

Jika kemungkinan tersebut terjadi, maka guru memberikan mampu menjelaskan dengan tepat, maka guru harus membimbing siswa dengan mengaitkan materi pada materi sebelumnya yakni sifat-sifat kubus dan balok.

Hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan dengan

(9)

tepat. dengan tepat, maka guru mengarahkan siswa tersebut untuk membantu siswa lainnya yang berada pada satu kelompok dalam menjawab LKK maupun LKS.

Sebagian besar atau seluruh siswa mampu menjelaskan dengan tepat.

Jika kemungkinan tersebut terjadi, maka guru memberikan

menggunting benda berbentuk kubus dan balok kemudian menggambarkannya di papan tulis

Sebagian besar atau seluruh siswa mampu menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok dengan tepat.

Jika kemungkinan tersebut terjadi, maka guru memberikan penguatan dari jawaban siswa. Ketika presentasi, tidak ada

kelompok yang

mempresentasikan.

(10)

Dalam RPP siklus II disusun indikator capaian kompetensi yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensi yang disesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis; tujuan pembelajaran berdasarkan strategi pembelajaran REACT; materi pembelajaran; pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kegiatan yang ada pada strategi REACT; media dan sumber belajar; penilaian; Lembar Kerja Kelompok (LKK); Lembar Kegiatan Siswa (LKS); serta lembar evaluasi kemampuan komunikasi matematis. Yang menjadi perbedaan dalam penyusunan RPP pada siklus II dengan siklus I yaitu terletak pada materi yang disampaikan. Pada siklus II ini materi yang disampaikan yaitu mengenai jaring-jaring bangun ruang sederhana dengan kompetensi dasar 8.2. menentukan jaring-jaring balok dan kubus. RPP terlampir pada lampiran A.2 halaman 99.

Adapun penilaian dari RPP siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 4.4. Penilaian RPP Siklus II

No. ASPEK YANG DIAMATI NILAI ASPEK(Skala 0-4)

1 Rumusan Tujuan Pembelajaran (Umum) 4

2 Penjabaran Indikator (Kriteria Kinerja) 3,5

3 Materi Pembelajaran 4

4 Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario) 4

5 Media Pembelajaran 3,5

6 Evaluasi 3,5

Jumlah Nilai Aspek 22,5

Nilai RPP (R) 3,75

Sementara untuk penilaian RPP siklus II secara lebih rinci berdasarkan aspek penilaian ini terlampir pada lampiran C.2 halaman 148. 2. Pelaksanaan

a. Siklus I

(11)

dilaksanakan selama 4 x 35 menit. Pada awalnya penelitian akan dilaksanakan dalam dua pertemuan, namun pada saat beberapa hari sebelum pelaksanaan siklus, guru pendidikan agama Islam meminta pertukaran waktu sehingga penelitian dilaksanakan dalam satu pertemuan namun tidak mengubah banyaknya jam pelajaran yang digunakan. Pelaksanaan penelitian pada siklus I berjalan dengan lancar. Meskipun masih ada kendala dan kekurangan dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diobservasi oleh seorang guru wali kelas IV SDN 1 Cibogo, mahasiswa PGSD, dan peneliti sendiri. Peneliti mengobservasi pelaksanaan penelitian pada siswa yang dituangkan pada lembar catatan lapangan. Sedangkan guru dan rekan peneliti melakukan observasi pelaksanan pembelajaran keseluruhan baik pada guru maupun siswa. Sesuai dengan rencana yang telah dirancang, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan penerapan strategi REACT. Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut ini dipaparkan dengan lebih rinci mengenai deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT

pada siklus I.

Pada kegiatan pendahuluan, proses pembelajaran berlangsung dimulai dengan guru dan siswa bersama membaca do’a. Setelah berdo’a peneliti menanyakan kabar siswa. Guru mengecek kehadiran siswa dan memberikan motivasi dan semangat melalui kegiatan ice breaking “tepuk semangat”. Kemudian melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan yaitu bangun datar persegi dan persegi panjang. Siswa cukup aktif pada kegiatan tanya jawab ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pada siklus I.

(12)

menunjukkan pada kegiatan relating, yaitu siswa mengaitkan pembelajaran konsep bangun ruang kubus dan balok dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Kemudian di kegiatan experiencing dan cooperating, guru memperlihatkan dua buah benda yaitu rubik dan kardus, guru memberikan pertanyaan arahan “dari dua benda tersebut, manakah yang termasuk kubus? Manakah yang termasuk balok?”. Siswa aktif dalam kegiatan tersebut sehingga guru harus memilih siswa yang akan menyampaikan pendapatnya. Siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar mendapatkan reward berupa bintang. Setelah itu, guru bertanya kembali “siapa yang bisa menyebutkan benda-benda yang berbentuk kubus?”. Siswa menjawab pertanyaan tersebut. Guru mengulang pertanyaan serupa untuk benda yang berbentuk balok. Siswa sangat antusias dalam pembelajaran. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru, mendapatkan bintang yang ditempel pada kartu prestasi. Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari empat orang siswa. Anggota kelompok tersebut dipilih oleh guru secara heterogen. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ketimpangan antar kelompok. Anggota dalam kelompok ini akan tetap hingga akhir penelitian. Guru membagikan LKK dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi terhadap permasalahan yang disajikan pada LKK yaitu mengenai unsur-unsur dan sifat-sifat kubus dan balok. Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKK dengan cara pengamatan menggunakan media berbentuk kubus dan balok. Hal tersebut menunjukkan kegiatan dimana siswa mengalami sendiri menemukan jawaban dari permasalahan pada LKK secara berkelompok (experiencing dan cooperating).

Pada kegiatan applying dan cooperating, siswa diberikan permasalahan secara berkelompok terkait dengan materi yang telah didapat pada tahap sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep.

Kegiatan selanjutnya pada kegiatan inti yaitu transferring dan

(13)

dan penjelasan pada siswa ketika terjadi miskonsepsi pada penjelasan siswa. Siswa yang sudah menyampaikan pendapatnya diberikan reward berupa bintang. Pemberian reward ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar mau menyampaikan pendapatnya.

Langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penutup. Guru membagikan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis. Siswa mengerjakan secara individu. Guru melakukan review dan membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu jaring-jaring kubus dan balok. Guru memberikan penguatan dan motivasi terhadap apa yang telah dipelajari dalam pertemuan hari ini. Setelah itu guru menutup pelajaran.

Di sela-sela siswa beristirahat, guru membagikan pedoman wawancara tertulis yang harus diisi siswa. Wawancara tersebut berkaitan dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada saat itu. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kekurangan pada siklus I agar dijadikan refleksi untuk siklus selanjutnya.

Saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus I dengan langkah-langkah tersebut, dilakukan pengamatan atau observasi. Berikut ini adalah pemaran hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti berupa catatan lapangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer, dan hasil wawancara dengan siswa.

1) Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan temuan-temuan peneliti selama pelaksanaan penelitian di kelas. Di bawah ini adalah catatan temuan yang diperoleh peneliti selama proses penelitian siklus I.

Tabel 4.5. Catatan Lapangan Siklus I

Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Usaha Perbaikan

Mengingatkan siswa yang ribut dan memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok.

(14)

berbentuk kubus dan siswa tereksplorasi. Guru menyarankan agar siswa

Lembar observasi ini diisi oleh observer yaitu guru dan rekan peneliti. Lembar ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT. Berikut ini adalah hasil observasi atau temuan dari para observer.

Tabel 4.6. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

No

. KomponenREACT Hal yang Diamati

Hasil Pengamatan

Ya Tidak

1. Relating  Guru mengajukan pertanyan kepada siswa untuk mengetahui

2. Experiencing  Guru mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari hal-hal atau

(15)

contoh lain yang ada pada lingkungan sekitar terkait materi yang akan diajarkan pada

 Siswa memperhatikan penjelasan guru. dengan teman sekelompoknya untuk memecahkan permasalahan yang disajikan dalam Lembar mengalami kesulitan dalam memahami LKK. mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

(16)

 Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dipahami.

 Siswa berpartisipasi aktif saat kegiatan diskusi kelas.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci ada pada lampiran, jumlah aspek yang terlaksana sebanyak 38 aspek atau 90% dan tidak terlaksana sebanyak 4 aspek atau 10%. Meskipun yang terlaksana baru 90%, hal ini tidak akan terlalu berpengaruh karena yang tidak terlaksana bukanlah komponen kegiatan pada strategi REACT melainkan pada kegiatan penutup. Hasil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I secara rinci terdapat pada lampiran C.3 halaman 150.

3) Wawancara Siswa

Berdasarkan hasil wawancara terstulis kepada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo, diperoleh data bahwa respon siswa menunjukkan respon positif. Seluruh siswa menjawab senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menjawab LKK dan soal evaluasi, namun sebagian besar siswa menganggap bahwa soal yang diberikan mudah. Soal yang diberikan dan pembelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa juga merasa lebih senang dengan pembelajaran yang diberikan saat siklus I daripada pelajaran-pelajaran sebelumnya karena mereka bisa bekerjasama dalam kelompok sehingga walaupun ada soal yang sulit, mereka bisa mengerjakannya bersama-sama. Sebagian besar siswa berpendapat bahawa mereka mengerti dengan materi yang telah diajarkan.

Berdasarkan pelaksanaan siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan. Maka dari itu dilakukan refleksi untuk perbaikan di siklus selanjutnya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya.

a) Guru harus memotivasi siswa agar mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.

(17)

siswa dalam menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok dengan menyertakan nama pada setiap titik sudutnya.

c) Guru memberikan bimbingan yang lebih pada siswa yang kemampuan komunikasi matematisnya masih dikatakan kurang.

d) Pemberian reward lebih banyak lagi, agar siswa termotivasi untuk memberikan ide atau menjawab pertanyaan.

e) Guru mengaitkan pembelajaran dengan benda-benda yang kongkrit agar siswa lebih paham.

f) Guru harus lebih memperhatikan alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

g) Waktu yang tersedia dalam silabus sekolah untuk materi bangun ruang sederhana ini masih tersisa empat jam pelajaran, sehingga penelitian masih berlanjut ke siklus selanjutnya.

b. Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, 6 Mei 2014 dengan menggunakan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pertemuan pertama banyaknya siswa yang hadir yaitu 14 orang dengan siswa yang tidak hadir ARI dan SIT. Sedangkan pada pertemuan kedua banyaknya siswa yang hadir sebanyak 15 orang dari 16 orang siswa. Siswa yang tidak hadir adalah SYU karena sakit. Sesuai dengan rencana yang telah dirancang, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan penerapan strategi REACT.

(18)

pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut ini dipaparkan dengan lebih rinci mengenai deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT pada siklus II.

Kegiatan pendahuluan pada siklus II pertemuan pertama dimulai dengan guru masuk ke ruangan kelas kemudian mengucapkan salam dan siswa menjawab salam. Setelah itu guru dan siswa bersama membaca do’a. Setelah berdo’a peneliti menanyakan kabar siswa. Guru mengecek kehadiran siswa dan memberikan motivasi dan semangat melalui kegiatan ice breaking “tepuk semangat”. Kemudian melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan dan meninjau ulang pembelajaran sebelumnya terutama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa sangat aktif pada kegiatan tanya jawab ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pada siklus II. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Sebelum pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.

Pada kegiatan inti, guru memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal siswa tentang materi yang akan dipelajari: “pernahkah kalian melihat kotak makanan yang direbahkan sebelum dijadikan sebuah kotak?”. Seluruh siswa menjawab “pernah melihat”. Kemudian guru memperlihatkan kardus makanan yang sudah jadi dan yang masih berbentuk jaring-jaring. Siswa mengamati kardus makanan tersebut. Guru mengajukan pertanyaan kembali “dari benda ini, manakah yang merupakan jaring-jaring kubus?”. Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru dan menemutunjukkan jaring-jaring bangun ruang. Setelah itu guru mencoba membuka kardus makanan dan merebahkannya menjadi jaring-jaring. Sementara kardus yang masih berbentuk jaring-jaring dibentuk menjadi balok. Hal ini menunjukkan pada kegiatan relating, yaitu siswa mengaitkan pembelajaran jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok dengan kehidupan sehari-hari siswa.

(19)

pertanyaan arahan: “dari dua buah benda tersebut jika sisi-sisinya digunting dapatkah kalian membuat sketsa jaring-jaringnya?”. Siswa menjawab “bisa”. Guru meminta dua orang siswa untuk menggambar kemungkinan jaring-jaring kubus dan balok yang dapat dibentuk dari benda tersebut. Siswa sangat aktif, semua siswa ingin mencoba membuat jaring-jaring tersebut. Kemudian guru memilih dua orang siswa yang terlebih dahulu mengangkatkan tangannya. Siswa yang dipilih menggunting kardus dan karton berbentuk dadu sedemikian rupa sehingga membentuk jaring bangun ruang sederhana. Kemudian jaring-jaring tersebut ditempel dan digambarkan di papan tulis. Siswa yang sudah membuat jaring-jaring tersebut diberikan reward berupa bintang yang ditempel di kartu prestasi. Guru membagikan LKK kepada siswa, meminta siswa untuk mengerjakannya secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi terhadap permasalahan yang disajikan pada LKK yaitu mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKK dengan cara pengamatan menggunakan kerangka model kubus dan balok. Dalam hal ini siswa mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok sehingga siswa dapat menyimpulkan pengertian jaring-jaring kubus dan balok. Guru berkeliling untuk membantu dan membimbing jalannya diskusi, memberikan bantuan secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memhami LKK. Hal tersebut menunjukkan kegiatan dimana siswa mengalami sendiri menemukan jawaban dari permasalahan pada LKK secara berkelompok (experiencing dan cooperating).

Pada kegiatan applying dan cooperating, siswa diberikan permasalahan secara berkelompok terkait dengan materi yang telah didapat pada tahap sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep.

Setelah siswa menyelesaikan LKK, guru bersama-sama dengan siswa membahas jawaban pada LKK. Siswa yang berani menjawab di depan kelas diberikan reward. Setelah itu, guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya masih mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a dan memberikan salam.

(20)

menanyakan mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Di awal pembelajaran ini, siswa sudah duduk secara berkelompok dengan kelompok sebelumnya.

Pada kegiatan transferring dan cooperating guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan soal atau masalah dalam situasi baru yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, namun masih berhubungan dengan konsep yang telah dipelajari dan didapatkan pada tahap sebelumnya. Siswa diberikan berbagai jenis jaring-jaring kubus dan balok secara berkelompok. Penggunaan media ini dilakukan dalam kelompok namun untuk pengerjaan LKS dikerjakan secara individu. Setelah mengerjakan LKS tersebut, guru mempersilakan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Siswa dalam kelompok lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk presentasi di depan kelas sehingga setiap kelompok mendapatkan bintang. Kemudian guru memberi pengutan dan penjelasan pada siswa terhadap jawaban yang telah dipaparkan.

Langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penutup. Guru membagikan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis. Siswa mengerjakan secara individu. Guru melakukan review dan membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu simetri lipat yang akan disampaikan oleh wali kelas IV SDN 1 Cibogo. Guru memberikan penguatan dan motivasi terhadap apa yang telah dipelajari dalam pertemuan hari ini. Kemudian guru menutup pelajaran. Setelah pembelajaran selesai, guru membagikan pedoman wawancara tertulis yang diisi oleh siswa.

(21)

1) Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan temuan-temuan peneliti selama pelaksanaan penelitian di kelas. Berikut ini adalah catatan temuan yang diperoleh peneliti selama proses penelitian siklus II.

Tabel 4.7. Catatan Lapangan Siklus II

Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Usaha Perbaikan kelompok tersebut sulit dikendalikan.

Beberapa siswa ribut dan sulit untuk dikendalikan.

Mengingatkan siswa yang ribut dan memotivasi

Lembar observasi ini diisi oleh observer yaitu guru dan rekan peneliti. Lembar ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT. Berikut ini adalah hasil observasi atau temuan dari para observer.

Tabel 4.8. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II No

1. Relating  Guru mengajukan pertanyan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal terkait materi yang akan dipelajari.

(22)

 Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru.

2. Experiencing  Guru mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari hal-hal atau contoh lain yang ada pada lingkungan sekitar terkait materi yang akan diajarkan pada

(23)

tahap sebelumnya.

 Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

 Guru memilih kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

 Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dipahami.

 Siswa berpartisipasi aktif saat kegiatan diskusi kelas.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pmbelajaran, seluruh aspek terlaksana 100% pada siklus II. Adapun untuk deskripsi tiap aspek dapat dilihat di lampiran C.4 halaman 155.

3) Wawancara Siswa

Sama halnya dengan siklus I, wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 1 Cibogo adalah wawancara tertulis. Hasil dari wawancara tertulis ini menunjukkan respon positif. Seluruh siswa menjawab senang dengan pembelajaran yang telah diberikan. Sebagian kecil merasa kesulitan dalam menjawab soal baik LKK, LKS, maupun soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis namun sebagian besar menjawab mudah. Pelajaran yang diberikan juga selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa lebih mengerti. Seluruh siswa menjawab sangat senang dengan kegiatan kelompok karena mereka bisa memberikan pendapat dalam kelompok juga bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti kepada anggota kelompok lainnya. Hanya satu orang yang menjawb bahwa tidak mengerti dengan pembelajaran pada siklus II ini, namun sisanya menjawab mengerti dengan pembelajaran yang telah diberikan.

(24)

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, mulai dari memberi motivasi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi, membimbing siswa dalam kelompok, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberikan evaluasi kepada siswa.

Waktu yang disediakan dalam silabus untuk materi bangun ruang sederhana adalah delapan jam pelajaran. Dengan habisnya waktu yang disediakan untuk materi bangun ruang sederhana di kelas IV semester 2 yang terdapat pada silabus ini, maka berakhir pula siklus atau kegiatan penelitian ini dan tidak dilakukan tindakan berikutnya.

3. Kemampuan Komunikasi Matematis a. Siklus I

Berdasarkan penelitian siklus I yang telah dilakukan pada hari Rabu, 30 April 2014 terhadap siswa kelas IV SDN 1 Cibogo dengan banyaknya siswa yang mengikuti siklus adalah 15 siswa. Dari 15 orang siswa yang hadir, data yang diolah hanya data dari 14 orang siswa saja karena hanya 14 orang siswa yang memiliki kehadiran lengkap. Materi yang disampaikan saat siklus I mengenai sifat-sifat kubus dan balok Berikut ini adalah hasil tes yang telah dilakukan di akhir siklus I, diperoleh data nilai mengenai ketuntasan belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 4.9. Hasil Evaluasi Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 26,47

Rata-Rata 74,79

KKM 66,25

Banyaknya siswa yang tuntas 13 orang Banyaknya siswa yang tidak tuntas 1 orang

(25)

yaitu 48,41 dibandingkan dengan rata-rata nilai siklus I ialah 74,79 maka mengalami peningkatan. Dari 14 orang siswa, nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada evaluasi kemampuan komunikasi matematis siklus I ini adalah 100, sedangkan nilai terendah adalah 26,47. Banyaknya siswa yang tuntas adalah 13 orang dengan persentase 92,86%, sedangkan banyaknya siswa yang tidak tuntas sebanyak satu orang dengan persentase 7,14% dengan KKM 66,25. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

92.86% 7.14%

Tuntas Tidak Tun-tas

Diagram 4.1. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

(26)

Berdasarkan data tersebut rata-rata hasil evaluasi kemampuan komunikasi matematis adalah 74,79 maka diperlukan adanya peningkatan dan melanjutkan ke siklus selanjutnya.

b. Siklus II

Berdasarkan evaluasi siklus II yang telah dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus II hari Sabtu, 10 Mei 2014 di kelas IV SDN 1 Cibogo dengan jumlah siswa yang mengikuti pertemuan kedua siklus II adalah 15 orang namun yang memiliki kehadiran lengkap 14 orang maka yang diolah adalah 14 orang, materi yang disampaikan mengenai jaring-jaring kubus dan balok dan didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.10. Hasil Evaluasi Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus II

Nilai Tertinggi 96

Nilai Terendah 48

Rata-Rata 80,57

KKM 65

Banyaknya siswa yang tuntas 12 orang Banyaknya siswa yang tidak tuntas 2 orang

(27)

85.71% 14.29%

Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.2. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan. Siswa yang tidak tuntas pada evaluasi kemampuan komunikasi matematis siklus II sebanyak dua orang berada dalam kelompok yang sama yaitu kelompok persegi. Berdasarkan pengamatan saat pelaksanaan pembelajaran siklus II yang dilakukan oleh observer dan peneliti sendiri kedua siswa tersebut tidak memperhatikan pembelajaran dan mengobrol. Peneliti beberapa kali mengingatkan siswa tersebut untuk tetap memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik, namun sulit untuk mengikuti instruksi peneliti. Karena tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, akibatnya kedua siswa tersebut memperoleh nilai pada evaluasi siklus II di bawah KKM. Hal ini didukung pula dengan hasil wawancara tertulis dengan kedua siswa tersebut. Berdasarkan hasil wawancara tertulis, kedua siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan soal baik soal LKK, LKS, maupun evaluasi kemampuan komunikasi matematis.

(28)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II

Nama Siswa

N

il

a

i

Diagram 4.3. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dari Siklus I ke Siklus II

Dari data tersebut, siswa yang mengalami peningkatan sebanyak sembilan orang dengan persentase 64,29%, siswa yang mengalami penurunan sebanyak empat orang dengan persentase 28,57%, dan siswa dengan nilai tetap sebanyak satu orang dengan persentase 7,14%.

64.29%

28.57% 7.14%

Meningkat Menurun Tetap

Diagram 4.4. Persentase Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis

(29)

bentuk tulisan masih sulit. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran konstruktivisme dimana siswa harus menemukan sendiri suatu konsep matematika. Kemampuan beberapa siswa dalam menjawab pertanyaan masih lambat sehingga bagi siswa tersebut waktu yang diberikan masih dirasa kurang dan siswa menjawab dengan asal tanpa dipikirkan terlebih dahulu jawaban yang sebenarnya. Faktor lain yang menjadi penyebab menurunnya hasil evaluasi kemampuan komunikasi matematis siswa adalah faktor eksternal pengaruh lingkungan belajar yang kurang mendukung seperti kurangnya perhatian keluarga sehingga hanya belajar di lingkungan sekolah saja dan ketika di rumah tidak mempelajari ulang pelajaran di sekolah.

Rata-rata nilai siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan walaupun hanya sedikit.

Rata-Rata Nilai Siklus I Rata-Rata Nilai Siklus II 65.00

70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00

74.79

80.57

Diagram 4.5. Persentase Peningkatan Rata-rata Kemampuan Komunikasi Matematis

Berdasarkan diagram di atas bahwa rata-rata nilai siswa pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 74,79 meningkat menjadi 80,57. Seingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat.

(30)

kemampuan tinggi yaitu dengan menghitung 27% dari seluruh siswa pada kelas tersebut atau sebanyak empat orang siswa, siswa yang berkemampuan rendah 27% dari seluruh siswa pada kelas atau sebanyak empat orang siswa, dan sisanya 54% atau enam orang siswa di kelas memiliki kemampuan sedang. Berdasarkan wawancara dengan guru wali kelas IV SDN 1 Cibogo, siswa yang memiliki kemampuan tinggi adalah ALI, KUS, RIZ, dan SIT. Siswa yang memiliki kemampuan sedang adalah ARI, ILS, MUH, NOR, SIL, dan TRI. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah adalah ARD, NOV, RIS, dan WIW. Berikut ini adalah peningkatan kemampuan komunikasi matematis dari siklus I ke siklus II berdasarkan analisis terhadap siswa yang memiliki kemampuan inggi, sedang, dan rendah.

Tabel 4.11. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Berkemampuan Tinggi

No

. Nama Siswa Siklus I Siklus II Keterangan

1 ALI 100 100 Tetap

2 KUS 85,29 88 Meningkat

3 RIZ 79,41 84 Meningkat

4 SIT 85,29 76 Menurun

Dari tabel dengan kategori siswa berkemampuan tinggi di atas, sebanyak dua orang siswa dengan persentase 50% mengalami peningkatan, satu orang siswa dengan persentase yaitu 25% mengalami penurunan, dan satu orang siswa dengan persentase 25% memperoleh nilai yang tetap.

Tabel 4.12. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Berkemampuan Sedang

No

. Nama Siswa Siklus I Siklus II Keterangan

1 ARI 67,65 56 Menurun

(31)

3 MUH 73,53 48 Menurun

4 NOR 70,59 96 Meningkat

5 SIL 73,53 88 Meningkat

6 TRI 79,41 92 Meningkat

Dari tabel dengan kategori siswa berkemampuan sedang di atas, sebanyak empat orang siswa dengan persentase 66,67% mengalami peningkatan dan dua orang siswa dengan persentase yang sama yaitu 33,33% mengalami penurunan.

Tabel 4.13. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Berkemampuan Rendah

No

. Nama Siswa Siklus I Siklus II Keterangan

1 ARD 85,29 80 Menurun

2 NOV 82,35 92 Meningkat

3 RIS 67,65 68 Meningkat

4 WIW 26,47 68 Meningkat

Dari tabel dengan kategori siswa berkemampuan rendah di atas, sebanyak tiga orang siswa dengan persentase 75% mengalami peningkatan dan satu orang siswa dengan persentase 25% mengalami penurunan.

Pada penilitian ini peneliti memberikan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis yang memuat dua indikator kemampuan komunikasi matematis di setiap siklus. Indikator tersebut yaitu: (1) memberikan penjelasan secara logis dan benar atau argumen verbal yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal dan (2) memunculkan model konseptual seperti gambar, diagram, tabel, atau grafik.

(32)

terdapat pada lampiran D.8 halaman 196 atau dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

ALIARD ARI ILH KUSMUHNORNOV RIS RIZ SIL SIT TRIWIW

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

Siklus I Siklus II

Nama Siswa

N

il

a

i

Diagram 4.6. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Indikator (1)

Dari data tersebut, rata-rata untuk indikator (1) mengalami peningkatan dari 81,29 menjadi 85,71. Peningkatan rata-rata ini tidak terlalu besar.

64.29%

28.57% 7.14%

Naik Turun Tetap

(33)

Berdasarkan diagram di atas, siswa yang mengalami peningkatan pada indikator (1) sebanyak sembilan orang dengan persentase 64,29%, penurunan sebanyak empat orang dengan persentase 28.57%, dan tetap sebanyak satu orang dengan persentase 7,14%. Setelah menganalisis terhadap jawaban siswa, siswa mengalami penurunan dalam menjawab pertanyaan mengenai menjelaskan suatu definisi dari konsep tertentu. Siswa mendapatkan skor rendah dalam menjawab pertanyaan pengertian sisi, rusuk, dan titik sudut pada evaluasi siklus I. Sedangkan pada evaluasi siklus II siswa mendapatkan skor rendah dalam menjawab pertanyaan pengertian jaring-jaring bangun ruang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mendefinisikan suatu konsep matematis. Hasil analisis peningkatan kemampuan komunikasi matematis setiap siswa pada indikator (2) memunculkan model konseptual seperti gambar, diagram, tabel, atau grafik setelah dikonversikan dalam skala 0-100 dapat dilihat pada lampiran D.10 halaman 198 atau dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II

Nama Siswa

N

il

a

i

(34)

Dari data tersebut, pada indikator (2) mengalami peningkatan dari 64,29 menjadi 74,03. Peningkatan rata-rata ini tergolong sedang.

78.57% 14.29%

7.14%

Naik Turun Tetap

Diagram 4.9. Persentase Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Indikator (2)

Dari diagram di atas, siswa yang mengalami peningkatan pada indikator (2) sebanyak 11 orang dengan persentase 78,57%, penurunan sebanyak dua orang dengan persentase 14,29%, dan tetap sebanyak satu orang dengan persentase 7,14%. Persentase peningkatan pada indikator (2) ini jauh lebih baik daripada siklus I. Setelah menganalisis terhadap jawaban siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami penurunan dalam menjawab pertanyaan mengenai menggambarkan bangun ruang berbentuk balok dengan membubuhkan nama pada setiap titik sudutnya.

Berdasarkan data hasil evaluasi kemampuan komunikasi matematis di siklus I dan siklus II, ditentukan besarnya gain dan indeks gain untuk menganalisis peningkatan kemampuan komunikasi matematis. Hasil analisis gain tiap siswa dari Siklus I ke Siklus II terdapat pada lampiran D.11 halaman 199.

Berdasarkan data tersebut, diperoleh rata-rata gain sebesar 5,78 dan indeks gain sebesar 0,23 dengan interpretasi rendah.

(35)

peningkatannya masih pada interpretasi rendah. Sebagian besar siswa atau 64,29% siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Mengingat alokasi waktu yang tersedia pada silabus untuk materi bangun ruang sederhana ini sudah berkahir, maka berakhir pula penelitian tindakan kelas ini.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan penerapan strategi pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) yang sebelumnya belum pernah dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo. Pembelajaran dalam kelas selalu dilaksanakan dengan metode ceramah sehingga kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan ide matematisnya masih dikatakan rendah. Oleh karena itu, bagian pembahasan hasil penelitian ini diajukan untuk menjawab semua permasalahan dalam penelitian untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis dengan menerapkan strategi REACT. Dari hasil penelitian di atas dapat dibahas deskripsi mengenai perencanaan, pelaksanan, dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut.

1. Perencanaan

Berdasarkan perencanaan dari penelitian siklus I dan siklus II, pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan perbedaan perencanaan di setiap siklusnya.

(36)

pada pendapat Crawford (2001: 3-15) yaitu: relating (mengaitkan/ menghubungkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan),

cooperating (bekerja sama), dan transferring (mentransfer). Pada kegiatan

relating, siswa menemutunjukkan benda yang berbentuk kubus dan balok dengan tepat melalui kegiatan tanya jawab dengan menghubungkan benda-denda dalam kehidupan sehari-hari. Dipilihnya kegiatan tersebut karena strategi REACT sendiri merupakan pengembangan dari pembelajaran kontekstual. Strategi REACT yang merupakan strategi pembelajaran CTL ini terfokus pada pengajaran dan pembelajaran konteks dan merupakan inti dari prinsip konstruktivisme (Crawford, 2001: 3). Dengan demikian pembelajaran harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, demikian pula dengan pembelajaran pada siklus I ini, untuk mengenal kubus dan balok siswa harus menemutunjukkannya dengan benda-benda yang ada di sekitar mereka. Komponen selanjutnya yaitu experiencing, applying, dan

(37)

kemampuan komunikasi matematis, sehingga siswa harus mampu mengkomunikasikan ide matematisnya.

Setelah disusunnya ADP, peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan strategi

REACT dan berdasarkan ADP tersebut. Merujuk pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, kompetensi dasar mata pelajaran matematika kelas IV semester 2 materi bangun ruang sederhana adalah 8.1. menentukan sifat-sifat balok dan kubus. Adapun indikator capaian kompetensi disesuaikan dengan kompetensi dasar tersebut dan indikator kemampuan komunikasi matematis. Selain itu, peneliti juga menyiapkan daftar kelompok nama siswa secara heterogen, lembar penilaian RPP, catatan lapangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara tertulis, LKK, soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis beserta kunci jawaban, reward berupa bintang dan kartu prestasi, dan media yang menunjang untuk membantu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian ahli, RPP pada siklus I ini memperoleh nilai 3,75 (dalam skala 0-4).

Perencanan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Pada perencanaan siklus II, peneliti juga membuat suatu ADP. Sama halnya dengan siklus I, ADP yang disusun ini berdasarkan komponen yang ada pada strategi

REACT. Pada komponen relating kegiatan belajar yang direncanakan adalah siswa menemutunjukkan jaring-jaring kubus dan balok ke dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menyiapkan media berupa kardus makanan yang sudah dibentuk dan yang masih berbentuk jaring-jaring. Hal ini dimaksud agar pembelajaran lebih kontekstual dengan kehidupan siswa. Pada komponen experiencing dan

(38)

dan balok dengan benar melalui kegiatan menggunting dan menggambar. Diharapkan siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperolehnya dalam situasi baru dan dapat mengkomunikasikannya melalui kegiatan presentasi.

Kemudian, peneliti juga menyiapkan RPP yang disusun berdasarkan ADP siklus II dengan mengacu pada komponen-komponen strategi REACT. Yang membedakan dalam RPP ini adalah terletak pada kompetensi dasar yaitu 8.2. menentukan jaring-jaring kubus sehingga dalam penyusunan indikator capaian komptensi, tujuan, materi juga mengacu pada komptensi dasar tersebut. RPP disusun dalam dua pertemuan dengan masing-masing pertemuan dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini juga peneliti menyiapkan daftar kelompok nama siswa secara heterogen, lembar penilaian RPP, catatan lapangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, pedoman wawancara tertulis, LKK, LKS, soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis beserta kunci jawaban, reward berupa bintang dan kartu prestasi, dan media yang menunjang untuk membantu proses pembelajaran. Media yang disiapkan merupakan perbaikan dari siklus I, dimana pada media ini diberikan nama setiap bangun ruangnya misalnya untuk kubus diberikan nama kubus ABCD.EFGH dan dibubuhkan pula nama di setiap titik sudut media tersebut. Berdasarkan hasil penilaian ahli, RPP pada siklus I ini memperoleh nilai yang sama dengan siklus I yaitu 3,75 (dalam skala 0-4).

2. Pelaksanaan

(39)

komponen strategi REACT menurut Crawford (2001: 3) yaitu relating

(mengaitkan/ menghubungkan). Guru dikatakan menggunakan strategi menghubungkan ketika siswa mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang tidak asing bagi siswa. Menurut Crawford (2001: 4) guru yang memulai pembelajaran dengan strategi relating harus selalu mengawali pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh hampir semua siswa dari pengalamannya hidupnya di luar kelas. Dalam hal ini peneliti juga bertanya pada siswa “pernahkah kalian melihat kardus sepatu? Berbentuk apakah kardus sepatu tersebut?” kemudian siswa menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Pada kegiatan experiencing siswa mengalami, menggali, dan menemukan konsep-konsep bangun ruang sederhana. Kemudian di kegiatan

applying siswa menerapkan konsep yang telah diperolehnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKK dengan bekerja sama di kelompoknya

(cooperating). Selanjutnya pada kegiatan transferring ini siswa diharapkan menggunakan pengetahuan ke dalam konteks yang baru atau situasi yang baru. Siswa dapat meyimpulkan pengertian sisi, rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang mempresentasikannya di depan kelas. Sehingga siswa atau kelompok yang mau menyampaikan pendapatnya diberikan reward berupa bintang. Kemudian, peneliti melakukan tes evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siklus I. Berdasarkan pengamatan observer yang dituangkan pada lembar observasi, langkah pembelajaran pada siklus I ini sudah terlaksana 90%. Meskipun pencapaiannya hanya 90%, namun tidak merubah esensi dari strategi REACT itu sendiri, karena langkah yang tidak terlaksana yaitu pada kegiatan penutup. Sehingga peneliti perlu memperhatikan penggunaan alokasi waktu.

(40)

direbahkan sebelum dijadikan sebuah kotak?”. Kemudian memperlihatkan kardus makanan yang sudah dibentuk dan yang masih direbahkan lalu kembali mengajukan pertanyan “dari benda ini, manakah yang merupakan jaring-jaring kubus?”, siswa menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan experiencing siswa mengalami, menggali, dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana. Kemudian di kegiatan applying siswa menerapkan konsep yang telah diperolehnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKK dengan bekerja sama di kelompoknya (cooperating). Pertemuan selanjutnya, pada kegiatan cooperating dan transferring siswa diberikan LKS yang berisi soal-soal atau masalah yang baru namun masih berkaitan guna menerapkan konsep. Siswa diberikan berbagai jaring-jaring kubus dan balok, kemudian siswa menentukan mana yang merupakan jaring-jaring kubus dan balok dan mana yang bukan merupakan jaring-jaring dan memberikan penjelasannya. Kemudian siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Berdasarkan refleksi pada siklus I, pemberian reward harus lebih banyak lagi guna memotivasi siswa agar lebih aktif dalam berpendapat. Sehingga dalam presentasi ini, siswa lebih banyak memperoleh bintang. Di akhir kegiatan, peneliti memberikan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siklus II. Berdasarkan pengamatan observer yang dituangkan pada lembar observasi, seluruh langkah pembelajaran pada siklus II ini sudah terlaksana 100%.

3. Kemampuan Komunikasi Matematis

(41)

pada siklus I. Sehingga, peningkatan kemampuan komunikasi matematis siklus II lebih baik daripada siklus I.

(42)

ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan masih sulit. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran konstruktivisme dimana siswa harus menemukan sendiri suatu konsep matematika. Kemampuan beberapa siswa dalam menjawab pertanyaan masih lambat sehingga bagi siswa tersebut waktu yang diberikan masih dirasa kurang dan siswa menjawab dengan asal tanpa dipikirkan terlebih dahulu jawaban yang sebenarnya. Faktor lain yang menjadi penyebab menurunnya hasil evaluasi kemampuan komunikasi matematis pada siswa ARI dan MUH adalah kedua siswa berada dalam kelompok yang sama. Dalam kegiatan diskusi kelompok siswa tersebut tidak mengikuti dengan baik, kedua siswa mengobrol dan melakukan keributan pada kelompoknya. Hal tersebut sudah ditegur dan diingatkan oleh guru, namun peringatan tersebut tidak diindahkan. Pada pertemuan satu siklus II siswa ARI tidak hadir dalam pembelajaran dan hanya mengikuti pembelajaran siklus II pada pertemuan kedua, padahal proses

relating hingga cooperating dilaksanakan pada pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua hanya dilakukan kegiatan cooperating dan transferring

hingga evaluasi. Siswa ARD mengalami penurunan karena siswa tersebut memang kurang memahami materi. Penurunan terjadi pada indikator (1) memberikan penjelasan secara logis dan benar atau argument verbal yang didasarkan pada analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal. Kemampuan ARD dalam menjelaskan konsep atau ide matematika masih kurang, meskipun demikian secara keseluruhan nilai ARD sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Sementara siswa SIT mengelamai penurunan dikarenakan pada siklus II pertemuan satu siswa tersebut tidak hadir dalam pembelajaran dan hanya mengikuti pembelajaran siklus II pada pertemuan kedua sama halnya dengan siswa ARI, padahal proses relating hingga cooperating dilaksanakan pada pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua hanya dilakukan kegiatan

cooperating dan transferring hingga evaluasi, namun nilai siswa SIT sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.

(43)

mengalami peningkatan, satu orang (25%) mengalami penurunan, dan satu orang (25%) dengan nilai tetap. Siswa yang memiliki kemampuan sedang sebanyak empat orang (66,67%) mengalami peningkatan dan sebanyak dua orang (33,33%) mengalami penurunan. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah sebanyak riga orang (75%) mengalami peningkatan dan sebanyak satu orang (25%) mengalami penurunan.

(44)

baik daripada siklus I. Setelah menganalisis terhadap jawaban siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami penurunan dalam menjawab pertanyaan mengenai menggambarkan bangun ruang berbentuk balok dengan membubuhkan nama pada setiap titik sudutnya.

Gambar

Tabel 4.1. Antisipasi Didaktis Pedagogis Siklus I
Tabel 4.2. Penilaian RPP Siklus I
Tabel 4.3. Antisipasi Didaktis Pedagogis Siklus II
Tabel 4.4. Penilaian RPP Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

kerap muncul dalam penelusuran dokumen melalui OPAC, hasil penelusuran informasi OPAC tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan, temuan yang ditampilkan

Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwasanya poligami adalah perkawinan yang dilakukan oleh suami lebih dari seorang

Banyaknya jenis tanaman pangan yang ditemui, menunjukkan bahwa masyarakat lokal di Distrik Heram telah memanfaatkan pekarangan rumah secara optimal, yaitu dengan menanam

Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SDN Pangkatrejo 1 Lamongan yang berjumlah 20 siswa dalam pelaksanaanpembelajaran PKn dengan menggunakan model Teams

Tujuan penelitian : (1) menganalisis pengaruh harga ikan, harga daging ayam potong, harga telur dan pendapatan rumah tangga terhadap permintaan ikan pada rumah tangga di

Bimbingan klinik dalam pembelajaran praktek merupakan hal penting demi terlaksananya pengalaman belajar praktikum bagi peserta didik. Bimbingan klinik yang maksimal akan

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Ari Gunawan, I Putu dan I Ketut Jati (2014) mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap return

Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam telah memberitakan bahwa termasuk orang yang dilaknat adalah seorang yang melakukan sembelihan untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.. Dari