• Tidak ada hasil yang ditemukan

t adp 0706707 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t adp 0706707 chapter3"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode sangat penting dalam suatu penelitian karena akan membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Moris dalam Saraswati (2009) yang mengatakan bahwa metode adalah “Prosedur atau urutan fikiran yang sistematis, yang dituangkan ke dalam suatu rencana untuk mengerjakan sesuatu hal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Berdasar pada pengertian tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian kuantitaif ini adalah metode deskriptif dengan studi eksplanatori yang berusaha mengungkapkan dan menapsirkan seberapa besar hubungan dan sumbangan dari masing-masing variabel yang diteliti. Metode ini digunakan karena berorientasi pada masalah yang terjadi pada masa sekarang.

(2)

B. Penetapan Lokasi Penelitian

Penelitian pendidikan ini tidak terlepas dari lokasi sekolah. Kaitannya dengan otonomi daerah maka ditetapkan lokasi penelitian ini yakni seluruh SMP Negeri di Kabupaten Sumedang. Lokasi lebih luas mencakup satu kabupaten, agar hasil penelitian ini kelak dapat menjadi landasan kajian dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan dasar, khususnya jenjang pendidikan SMP.

Gambar 3.1: Peta Kabupaten Sumedang

Gambar: 3.1

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek dari suatu penelitian yang akan dijadikan sumber

data dalam penelitian yang dilakukan. Populasi dapat berupa barang atau manusia.

(3)

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Berdasar pada masalah penelitian di atas, populasi penelitian ini adalah semua guru dari 61 SMP Negeri se-Kabupaten Sumedang yang berjumlah 1300 orang, seperti table 3.1 sampai 3.4 di bawah ini. Adapun pertimbangan pemilihan populasi ini adalah karena semua guru berada di kabupaten yang sama sehingga mengurangi keragaman populasi. Keadaan demikian memungkinkan untuk dijadikan obyek penelitian.

Tabel 3.1

Data Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kabupaten Sumedang Tahun 2009

No Tempat Tugas Akreditasi Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 GPNS

1 SMP N 1 Cimanggung A 1 5 5 20 2 33

2 SMP N 1 Cisitu B 2 8 10

3 SMP N 1 Conggeang B 4 3 10 17 34

4 SMP N 1 Jatinunggal A 1 6 7

5 SMP N 1 Paseh A 5 2 4 20 31

6 SMP N 1 Sukasari A 4 1 2 13 20

7 SMP N 1 Surian B 11 1 12

8 SMP N 1 Tanjungkerta B 3 6 16 25

9 SMP N 2 Cimanggung B 10 1 11

10 SMP N 2 Cisitu B 9 9

11 SMP N 2 Conggeang B 3 1 5 10 19

12 SMP N 2 Jatinunggal A 11 1 9 1 22

13 SMP N 2 Rancakalong B 5 5

14 SMP N 2 Tomo B 1 9 10

15 SMP N 3 Cisitu A 1 2 9 12

16 SMP N 3 Rancakalong B 1 10 11

17 SMP N 3 Situraja B 2 1 6 12 21

18 SMP N 4 Situraja B 1 3 13 17

(4)

20 SMPN1 Buahdua B 2 1 5 17 25

21 SMPN 1 Cibugel B 3 14 1 18

22 SMPN 1 Cimalaka A 3 5 29 1 38

23 SMPN 1 Darmaraja A 1 15 1 17

24 SMPN 1 Ganeas B 1 1 4 10 1 17

25 SMPN 1 Jatigede B 1 1 2 4

26 SMPN 1 Jatinangor A 4 3 9 30 1 47

27 SMPN 1 Pamulihan A 7 19 26

28 SMPN 1 Rancakalong B 2 3 6 12 23

29 SMPN 1 Situraja A 3 3

30 SMPN 1 Sumedang A 10 29 39

31 SMPN 1 Tanjungmedar B 3 15 18

32 SMPN 1 Tanjungsari A 9 8 30 2 49

33 SMPN 1 Tomo A 1 6 15 1 23

34 SMPN 1 Ujungjaya B 3 17 1 21

35 SMPN 1 Wado B 1 3 13 1 18

36 SMPN 10 Sumedang B 1 12 1 14

37 SMPN 2 Buahdua B 4 1 3 11 19

38 SMPN 2 Cimalaka B 1 1 1 3

39 SMPN 2 Darmaraja B 3 1 7 16 27

40 SMPN 2 Ganeas B 1 6 1 8

41 SMPN 2 Jatigede B 2 2

42 SMPN 2 jatinangor B 1 34 1 36

43 SMPN 2 Paseh B 3 1 1 23 28

44 SMPN 2 Situraja B 2 1 1 4

45 SMPN 2 Sumedang A 4 2 4 30 1 41

46 SMPN 2 Tanjungkerta B 2 4 20 1 27

47 SMPN 2 Tanjungsari B 3 2 7 25 37

48 SMPN 2 Ujungjaya B 13 1 14

49 SMPN 2 Wado B 12 12

50 SMPN 3 Cimalaka B 3 6 9

51 SMPN 3 Jatigede B 2 2

52 SMPN 3 Jatinangor B 2 14 2 18

53 SMPN 3 Sumedang A 5 9 31 45

54 SMPN 3 Tanjungsari B 1 13 14

55 SMPN 3 Wado B 5 17 2 24

56 SMPN 4 Sumedang A 2 1 3 30 1 37

57 SMPN 5 Sumedang A 6 4 30 40

58 SMPN 6 Sumedang A 3 3 6 15 27

59 SMPN 7 Sumedang A 3 1 4 19 1 28

60 SMPN 8 Sumedang A 2 1 12 24 39

61 SMPN 9 Sumedang A 12 13 25

(5)

Tabel 3.2

Rekapitulasi Guru PNS SMP Negeri Akreditasi A Se-Kabupaten Sumedang

No Tempat Tugas Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 Guru PNS

1 SMPN 1 Cimanggung 1 5 5 20 2 33

2 SMPN 1 Jatinunggal 1 6 7

3 SMPN 1 Paseh 5 2 4 20 31

4 SMPN 1 Sukasari 4 1 2 13 20

5 SMPN 2 Jatinunggal 11 1 9 1 22

6 SMPN 3 Cisitu 1 2 9 12

7 SMPN 1 Cimalaka 3 5 29 1 38

8 SMPN 1 Darmaraja 1 15 1 17

9 SMPN 1 Jatinangor 4 3 9 30 1 47

10 SMPN 1 Pamulihan 7 19 26

11 SMPN 1 Situraja 3 3

12 SMPN 1 Sumedang 10 29 39

13 SMPN 1 Tanjungsari 9 8 30 2 49

14 SMPN 1 Tomo 1 6 15 1 23

15 SMPN 2 Sumedang 4 2 4 30 1 41

16 SMPN 3 Sumedang 5 9 31 45

17 SMPN 4 Sumedang 2 1 3 30 1 37

18 SMPN 5 Sumedang 6 4 30 40

19 SMPN 6 Sumedang 3 3 6 15 27

20 SMPN 7 Sumedang 3 1 4 19 1 28

21 SMPN 8 Sumedang 2 1 12 24 39

22 SMPN 9 Sumedang 12 13 25

Jumlah 62 23 113 439 12 649

Tabel 3.3

Rekapitulasi Guru PNS SMP Negeri Akreditasi B Se-Kabupaten Sumedang

No Tempat Tugas Tingkat Pendidikan Jumlah D1 D2 D3 S1 S2 Guru PNS

1 SMPN 1 Cisitu 2 8 10

2 SMPN 1 Conggeang 4 3 10 17 34

3 SMPN 1 Surian 11 1 12

4 SMPN 1 Tanjungkerta 3 6 16 25

5 SMPN 2 Cimanggung 10 1 11

6 SMPN 2 Cisitu 9 9

7 SMPN 2 Conggeang 3 1 5 10 19

8 SMPN 2 Rancakalong 5 5

9 SMPN 2 Tomo 1 9 10

(6)

11 SMPN 3 Situraja 2 1 6 12 21

12 SMPN 4 Situraja 1 3 13 17

13 SMPN 1 Cisarua 2 7 15 1 25

14 SMPN 1 Buahdua 2 1 5 17 25

15 SMPN 1 Cibugel 3 14 1 18

16 SMPN 1 Ganeas 1 1 4 10 1 17

17 SMPN 1 Jatigede 1 1 2 4

18 SMPN 1 Rancakalong 2 3 6 12 23

19 SMPN 1 Tanjungmedar 3 15 18

20 SMPN 1 Ujungjaya 3 17 1 21

21 SMPN 1 Wado 1 3 13 1 18

22 SMPN 10 Sumedang 1 12 1 14

23 SMPN 2 Buahdua 4 1 3 11 19

24 SMPN 2 Cimalaka 1 1 1 3

25 SMPN 2 Darmaraja 3 1 7 16 27

26 SMPN 2 Ganeas 1 6 1 8

27 SMPN 2 Jatigede 2 2

28 SMPN 2 jatinangor 1 34 1 36

29 SMPN 2 Paseh 3 1 1 23 28

30 SMPN 2 Situraja 2 1 1 4

31 SMPN 2 Tanjungkerta 2 4 20 1 27

32 SMPN 2 Tanjungsari 3 2 7 25 37

33 SMPN 2 Ujungjaya 13 1 14

34 SMPN 2 Wado 12 12

35 SMPN 3 Cimalaka 3 6 9

36 SMPN 3 Jatigede 2 2

37 SMPN 3 Jatinangor 2 14 2 18

38 SMPN 3 Tanjungsari 1 13 14

39 SMPN 3 Wado 5 17 2 24

Jumlah 40 23 99 472 17 651

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Akreditasi dan Guru PNS SMP Negeri Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Nilai

Akreditasi Jumlah SMPN Jumlah Guru PNS

1 A 22 649

2 B 39 651

(7)

2. Sampel penelitian

Pada penelitian ini menggunakan stratified random sample. Sesuai pendapat Nazir (1983: 346), bahwa: “stratified random sample adalah sampel yang yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian memilih sebuah sampel secara random dari tiap stratum”.

Sedangkan menurut Donald Ary dalam Nazir (1983:332), bahwa:”sample berlapis secara proporsional (proportional stratified sampling) artinya di dalam sample, lapisan tersebut diwakili sesuai dengan perbandingan (proporsi) frekuensinya di dalam populasi keseluruhahan”. Selanjutnya bahwa:”… penarikan sample berlapis akan dapat menghasilkan sampel yang lebih representatif dari pada sampel acak sederhana (simple random sampling)”.

Penentuan sampel berlapis, berstrata, atau berpetala menurut Sudjana (1975: 173), menggunakan rumus sebagai sebagai berikut:

ni = Ni x n N Keterangan: N

=

Jumlah populasi

Ni = Jumlah populasi suatu strata

n

= Jumlah sampel, dimana n = N x 15 % ni = Jumlah sampel suatu strata

(8)

dari 649 populasi dilakukan secara acak, begitu pula dengan sampel 98 dari 651 populasi, seperti tabel 3.5.

Tabel 3.5

Sampel Guru PNS SMP Negeri Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Nilai Akreditasi Sampel Guru PNS Jumlah Sampel SMPN

1 A 97 3

2 B 98 6

Jumlah sampel 195 9

Selanjutnya penarikan sampel secara acak, sesuai pendapat Donald Ary dalam Furchan (1995: 192), bahwa: ”prosedur penarikan sample yang paling banyak dikenal orang adalah penarikan sample acak (random sampling). Ciri dasar penarikan sample acak ialah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk dimasukan ke dalam sample. Artinya, bagi setiap pasangan unsure X dan Y, peluang X untuk dipilih sebagai sample sama dengan peluang Y, dan pemilihan X sama sekali tidak mempengaruhi peluang pemilihan Y”. Hasil penarikan sampel secara acak baik SMPN maupun guru PNS, seperti tabel 3.6 dan 3.7.

Tabel 3.6

Sampel Guru PNS SMPN Akreditasi A Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Sampel SMPN Jumlah Sampel Guru PNS

(9)

2 SMPN 4 Sumedang 33

3 SMPN 1 Cimalaka 32

Jumlah sampel 97

Tabel 3.7

Sampel Guru PNS SMPN Akreditasi B Se-Kabupaten Sumedang

Nomor Sampel SMPN Jumlah Sampel Guru PNS

1 SMPN 1 Cibugel 16

2 SMPN 2 Tanjungsari 16

3 SMPN 1 Ganeas 16

4 SMPN 2 Tanjungkerta 17

5 SMPN 4 Situraja 16

6 SMPN 1 Ujungjaya 17

Jumlah sampel 98

D. Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah

1) Kinerja mengajar guru SMP Negeri se- Kabupaten Sumedang (Y) sebagai variabel independen

(10)

Tabel: 3.8

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Mengajar Guru

NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN NO

BUTIR

1 2 3 4 5

1 Perencana-an

1. Penguasaan materi pelajaran

2. Kemampuan merencanakan

.

1.Saya berupaya meng identifikasi materi pel ajaran yang akan diajar kan kepada siswa.

2.Saya berupaya mengu asai materi pelajaran untuk mendukung pem belajaran

3.Saya memahami admi nistrasi pembelajaran seperti pencatatan, penilaian, dan pelapor an hasil belajar siswa. 4.Saya memilih pende

-katan pembelajaran ter lebih dahulu, sebelum merencanakan pembel ajaran.

5.Saya memilih pendekat- an pembelajaran yang se suai dengan kebiasaan dan meringankan imple mentasinya

6.Saya memahami prin sip-prinsip perencana an pembelajaran 7.Saya berupaya meren

canakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre) 8.Saya berupaya meru

muskan tujuan pembel ajaran

9.Saya merumuskan indi kator pembelajaran ber

(11)

dasarkan Standar Kom petensi dan Kompeten si Dasar.

10.Saya berupaya memi lih metode pembelajar an yang tepat

11. Saya berupaya memi lih media pembelajar -an y-ang tepat

12. Saya merefleksikan RPP bersama teman, untuk memperbaiki dan menyesuaikannya dengan pelaksanaan pembelajaran.

13. Saya berupaya me rencanakan pembel ajaran remedial

1. Pra pembelajaran

2. Membuka pembel j aran

1. Saya berupaya melak sanakan program pem belajaran. sebagai pe gangan dalam melak riksa pekrjaan rumah siswa pada awal pem belajaran.

4. Saya berupaya mema hami kemampuan awal anak didik

5. Saya berupaya mem buka pembelajaran de ngan ucapan salam ke agaman

(12)

3. Kegiatan inti lola kelas, dengan men ciptakan suasana kon dusif bagi berlang sungnya proses belajar mengajar.

10. Saya memahami pro ses pembelajaran yang berpusat pada siswa 11. Saya berupaya meng

ubah strategi pembel ajaran berdasarkan kon disi siswa pada saat itu 12. Saya berupaya meng gunakan media / sum ber pembelajaran, da lam upaya transfor masi pengetahuan dan internalisasi nilai kepa da peserta didik. 13. Saya berupaya agar

siswa dapat melaksa nakan diskusi, eksplo rasi, dan kolaburasi da lam pembelajaran 14. Saya berupaya me

ngembangkan materi pelajaran

15.Saya berupaya meres pon siswa yang tampak akan melarikan diri dari belajar

16. Saya memahami cara menyimpulkan materi pelajaran

(13)

4. Kegiatan penutup

bilitasnya.

18. Saya memahami cara pemberian tugas ru mah (PR)

19. Saya memahami langkah-langkah eva luasi pembel ajaran 20. Saya berupaya me

nilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran

21. Saya memahami langkah-langkah ana lisis evaluasi pembel ajaran

22. Saya memahami langkah-langkah pem belajaran remedial

31

32

33

34

35

2) Iklim Sekolah (X1) sebagai variabel dependen

Pengertian iklim sekolah (school climate) adalah situasi dan kondisi sekolah bagi aktivitas belajar dan mengajar berlangsung secara efektif. Sedangkan iklim sekolah yang kondusif adalah situasi dan kondisi sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan yang menjadi prasyarat bagi aktivitas belajar dan mengajar berlangsung secara efektif (Pakpahan, 2007), dimana kisi-kisi instrumen variabel Iklim sekolah, seperti tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel: 3.9

Kisi-kisi Instrumen Variabel Iklim Sekolah

NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN BUTIR NO

1 2 3 4 5

1. Keamanan 1. Tak terjadi kehi langan barang atau

(14)

uang

5. Adanya kepastian hukum barang berharga ke sekolah jadi keributan antar komuni tas sekolah. 4. Saya berupaya

agar kondisi se- kolah dalam kea daan aman, se hingga terbebas dari rasa was-was dan takut. 5. Saya berupaya

transparan da lam setiap akti vitas sekolah, sehingga terbe bas dari rasa cu riga dan iri hati 6. Saya berupaya

melaksanakan tugas sebaik-baiknya, karena setiap aktivitas berjalan sesuai aturan dan ada nya kepastian

(15)

6. Terbebas dari sen timen bersifat sara

7. Terbebas dari pe

11. Sekolah memiliki pagar pengaman menghargai an tar pemeluk aga ma.

8. Saya berupaya agar sekolah me nerapkan sanksi yang tegas ter mahami bahaya dan menghinda ri narkoba. warga sekolah memahami bah wa tindakan pe merasan dan in timidasi meru pakan perbuat an tidak terpuji dan melanggar hukum

(16)

12. Sekolah memiliki petugas keamanan yang dapat diandal kan

pakan perbua tan asusila yang melanggar ajar an agama dan hukum.

13. Saya berupa ya agar sekolah memiliki dan memelihara pa gar pengaman 14. Saya berupa

ya agar semua warga sekolah memahami pen tingnya petugas keamanan yang handal. sonal) komunitas se kolah, yang ter buka, saling meng hargai dalam sua sana kekeluargaan

2. Komunikasi antar kepala sekolah, gu ru, siswa, karya wan, dan komite sekolah terbuka dan lancar.

(17)

4. Adanya rasa me miliki sekolah dari seluruh warga se kolah.

5. Adanya pride (ke banggaan), diquity (martabat), dan iden tity (identitas) dari dirasakan menga yomi, tidak bossy ke keluargaan yang ikhlas kekeluar gaan yang ikh las seluruh warga sekolah. sebagai warga sekolah 24. Saya merasa

bangga

(18)

bersih, dan rapi. bangga

sebagai warga sekolah, sehingga digu nakan sebagai identitas diri. nya suasana bel ajar di kelas sayang di sekolah.

(19)

improvisasi, berino vasi, dan berpikir kritis di sekolah.

4. Ada kegiatan seko materi pelajaran yang tidak bisa dikuasainya.

6. Siswa merasa ada nya kebersamaan pelajaran yang di pelajarinya

7. Guru dan karyawan merasa dijamin ke sejahteraannya.

memberi kesem patan kepada sis wa untuk berak tivitas, berimpro visasi, berinovasi, dan berpikir kritis di sekolah.

32. Sekolah beru paya menyedia kan sarana dan prasarana untuk menyalurkan ho bby dan bakat siswa

33. Saya berupaya menyampaikan materi pelajaran dengan jelas dan menyenang kan sehingga sis wa tidak merasa tertekan

34. Saya berupaya memberikan ke sempatan yang sama, dan mem yawan terjamin kesejahteraanya.

3) Kemampuan manajerial kepala sekolah (X2) sebagai variabel dependen

(20)

daya manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.8 (kisi-kisi instrumen Kebijakan Kepala Sekolah) di bawah ini:

Tabel: 3.10

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

NO DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN BUTIR NO

1 2 3 4 5

1

Kreatifitas dan flexibelitas bu daya (cultural flexi bility cre at ivity)

1. Kesadaran budaya

2. Kepekaan budaya

3. Menghargai nilai ke beragaman kultur

1. Kepala seko- lah ikut serta dalam kegiat-an warga seko lah.

2. Kepala seko- lah ikut serta dalam melesta rikan budaya sekolah. 3. Kepala seko-

lah ikut serta dalam kegiat an peningkat an mutu. 4. Kepala seko-

lah ikut serta dalam kegiat an keagaman 5. Kepala seko- lah menghar gai nilai kebe ragaman kul

(21)

lah mampu 10. Kepala seko

lah memaha si dengan tulis an.

1. Pengembangan ik- lim pembelajaran (learning climate)

2. Mendesain program pelatihan

3. Pengembangan infor masi dan pengala man kerja

12. Kepala seko- lah memaha mi iklim pem belajaran yang kondu sif.

13. Kepala seko- lah mengem bangkan iklim sekolah yang kondusif 14. Kepala seko-

lah memaha mi desain program pela tihan

15. Kepala seko- lah berupaya mendesain program pela tihan.

(22)

4. Penilaian kinerja

5. Penyediaan konse ling karier

6. Menciptakan peru bahan organisasi

17. Kepala seko- lah menginfor masikan pe-ngalaman ker janya.

18. Kepala seko- lah memaha mi penilaian kinerja menga jar guru. 19. Kepala seko-

lah berupaya

20. Kepala seko- lah berupaya menunjukan kinerjanya yang baik 21. Kepala seko

-lah melaksana kan periodisa si, dan regene rasi jabatan karier

22. Kepala seko- lah memaha mi konseling karier. 23. Kepala seko-

lah berupaya melaksanakan konseling ka rier.

(23)

7. Penyesuaian bahan-bahan pembelajaran.

25. Kepala seko lah memperha tikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan kompeten si dalam peru bahan organi sasi sekolah 26. Kepala seko

lah mengha -rapkan agar menggunakan bahan pelajar an yang bera sal dari lokal matrial 27. Kepala seko-

lah berupaya menyediakan bahan pelajar an yang sesu- ai.

25

26

27

4 Kreativitas (creativity)

1. Pengembangan kreativitas dirinya

2. Menciptakan iklim kreativitas

23. Kepala seko- lah memaha mi pengem bangan krea tivitas. 24. Kepala seko- lah berinisia tif melaksana kan seminar, dan pelatihan peningkatan kinerja me ngajar guru bekerja sama dengan in - stansi terkait 25. Kepala seko lah memberi

28

29

(24)

kesempatan management of lear ning)

berbagai pengeta huan dan keteram pilan baru

27. Kepala seko- lah mema

28. Kepala seko- lah memberi 29. Kepala seko-

lah mema 30. Kepala seko-

(25)

E. Teknik Pengumpulan Data

Semua bahan yang dikumpulkan dalam suatu penelitian berupa tau informasi. Data atau informasi sangat diperlukan sebagai bahan pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Untuk itu dibutuhkan suatu cara atau teknik pengumpulan data yang tepat sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. Semua data atau informasi yang dikumpulkan dievaluasi kebenarannya. Hal ini untuk mengumpulkan data atau informasi yang faktual. Dengan teknik penilaian yang tepat, dapat dihasilkan data faktual yang akurat, sehingga dapat tercapainya tujuan penelitian yang direncanakan.

Berpijak dari prediksi di atas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket. “Angket merupakan suatu alat untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan memberikan dengan memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis tehadap responden” (Kartono, 1980 : 140 ). Penelitian teknik angket ini didasarkan pada keuntungannya, yaitu mendapatkan data yang cukup, dan tersebar merata, sebagaimana dijelaskan bahwa “daftar kuesioner dapat juga dijawab secara tertulis oleh informan atau disebut angket. Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

Kuesioner atau angket terdiri dari 2 (dua) bentuk, seperti yang dikemukakan Winarno Surakhmad (1990:182) bahwa “Pada umumnya ada dua bentuk angket: 1) Angket Berstruktur; 2) Angket yang Tidak Berstruktur”.

(26)

Angket berstruktur atau tertutup berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia.

Keuntungan dalam penggunaan angket berstruktur atau tertutup ini, Suharsimi Arikunto (1998:125) mengemukakan sebagai berikut :

“Keuntungan kuesioner tertutup, yaitu : a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama”.

Selanjutnya Suharsimi Arikunto (1998), hal yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan angket adalah:

a.Angket lebih praktis digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang dijadikan sampel.

b.Memudahkan responden dalam memilih jawaban karena alternatif jawaban telah disediakan.

c.Peneliti memperoleh data yang seragam, sehingga memudahkan dalam pengolahannya.

d.Angket relatif lebih efisien, baik ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya.

Untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan data yaitu instrumen berbentuk angket, langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

a. Menentukan aspek-aspek dan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan ditetapkan berdasarkan teori yang dijadikan acuan.

(27)

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang sudah dibuat.

e. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item alternatif jawaban dengan mempergunakan skala Likert dengan pernyataan positif (Ridwan, 2008: 86) seperti tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Kriteria Skor Variabel X1, X2 dan Variabel Y

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

f. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda check

list ( √ ) pada jawaban yang diminatinya.

Berdasar pendapat di atas, maka untuk kepentingan penelitian ini, penulis menggunakan bentuk angket sebagai alat pengumpul data. Bentuk angket yang digunakan adalah dalam bentuk angket tertutup, yaitu angket yang alternatif jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dianggap cocok atau sesuai dengan keadaan data.

(28)

penekanan dan bersipat rahasia. Kedua karena keterbatasan waktu baik waktu yang disediakan oleh pihak institusi, maupun waktu yang dimiliki responden itu sendiri. Ketika untuk memberikan arahan data yang akurat dengan menghindari variatif yang tidak sesuai dengan rumusan penelitian.

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka ada kriteria pokok yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian agar dapat dinyatakan memiliki kualitas baik. Sehingga perlu diadakan pengujian sebagai berikut:

1. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik, (Sururi dan Nugraha Suharto, 2007: 51). Hasil uji validitas instrumen penelitian, seperti tabel: 3.12.

2. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian, seperti tabel: 3.13 , 314, dan 3.15 .

(29)

Tabel 3.12

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel man Split Half Korelasi Gut

-(

r

hitung)

r

tabel Kategori Kesimpulan Kinerja

Mengajar Guru

0,992 0,334 Sangat

Kuat Reliabel Iklim Sekolah

0,992 0,334 Sangat

Kuat Reliabel Kemampuan

Manajerial Kepala Sekolah

0,334 0,334 Sangat

Kuat Reliabel

Tabel 3.13

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Mengajar Guru

Item No r hitung r tabel Kesimpulan (95 %)(10)

1 0.965 0,632 Valid

2 0.976 0,632 Valid

3 0.976 0,632 Valid

4 0.965 0,632 Valid

5 0.401 0,632 Tidak Valid

6 0.887 0,632 Valid

7 0.965 0,632 Valid

8 0.976 0,632 Valid

9 0.192 0,632 Tidak Valid

10 0.887 0,632 Valid

11 0.965 0,632 Valid

12 0.976 0,632 Valid

13 0.965 0,632 Valid

14 0.976 0,632 Valid

15 -0.853 0,632 Tidak Valid

16 0.279 0,632 Tidak Valid

(30)

18 0.965 0,632 Valid

19 0.976 0,632 Valid

20 0.965 0,632 Valid

21 0.976 0,632 Valid

22 0.976 0,632 Valid

23 0.965 0,632 Valid

24 0.887 0,632 Valid

25 0.976 0,632 Valid

26 0.965 0,632 Valid

27 0.976 0,632 Valid

28 0.976 0,632 Valid

29 0.965 0,632 Valid

30 -0.509 0,632 Tidak Valid

31 0.976 0,632 Valid

32 0.976 0,632 Valid

33 0.965 0,632 Valid

34 0.976 0,632 Valid

35 0.887 0,632 Valid

Jumlah Valid 30

Tidak Valid 5

Tabel 3.14

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Iklim Sekolah

Item No

r

hitung

r

tabel Kesimpulan (95 %)(10)

1 0.961

0,632 Valid

2 0.615

0,632 Tidak Valid

3 0.608

0,632 Valid

4 0.842

0,632 Valid

5 0.72

0,632 Valid

6 0.93

0,632 Valid

7 0.961

0,632 Valid

8 0.615

0,632 Tidak Valid

9 0.892

(31)

10 0.861

Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Item No

r

hitung

r

tabel Kesimpulan

(32)

2 0.744 0,632 Valid

3 0.683 0,632 Valid

4 0.683 0,632 Valid

5 0.683 0,632 Valid

6 0.717 0,632 Valid

7 0.851 0,632 Valid

8 0.484 0,632 Tidak Valid

9 0.683 0,632 Valid

10 0.851 0,632 Valid

11 0.676 0,632 Valid

12 0.878 0,632 Valid

13 0.759 0,632 Valid

14 0.717 0,632 Valid

15 0.676 0,632 Valid

16 0.851 0,632 Valid

17 0.744 0,632 Valid

18 0.676 0,632 Valid

19 0.744 0,632 Valid

20 0.505 0,632 Tidak Valid

21 0.472 0,632 Tidak Valid

22 0.676 0,632 Valid

23 0.683 0,632 Valid

24 0.683 0,632 Valid

25

0.297 0,632 Tidak Valid 26

0.484 0,632 Tidak Valid

27 0.759 0,632 Valid

28 0.851 0,632 Valid

29 0.717 0,632 Valid

30 0.683 0,632 Valid

31 0.676 0,632 Valid

32 0.88 0,632 Valid

33 0.851 0,632 Valid

34 0.683 0,632 Valid

35 0.851 0,632 Valid

Jumlah

Valid 30

(33)

F. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi, yaitu untuk mengungkapkan hubungan dan keterkaitan antara variabel lingkungan kerja, kebijakan kepala sekolah dengan prestasi kerja guru. Uji korelasi memungkinkan pembuatan prakiraan bagaimanakah hubungan antara dua variabel. Jika dua variabel mempunyai hubungan yang sangat erat, maka koefisien korelasi akan diperoleh hampir 1,00. Jika dua variabel hampir tidak mempunyai hubungan, akan diperoleh koefisien 0,00. Makin erat hubungan antara dua variabel, prakiraan yang dibuat berdasarkan hubungan tersebut semakin tepat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi tersebut, peneliti mengacu kepada ketentuan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1990: 71) sebagai berikut:

♦ Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

♦ Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

♦ Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

♦ Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

♦ Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Data yang sudah terkumpul diolah menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan SPSS 12 for Windows. Data yang dikumpulkan berupa data interval sebagai hasil penskoran pada setiap jawaban responden. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

(34)

penelitian ini menggunakan statistika parametrik, atau sebaliknya melalui SPSS 12 for Window.

2. Uji Korelasi

Selanjutnya keterhubungan antar variable penelitian X dan Y, dilakukan pengujian korelasi melalui SPSS 12 for Window atau rumus statistic di bawah ini.

{

2 2

}{

2 2

}

) Y ( Y n ) X ( X n

) Y )( X ( XY n r

Σ − Σ Σ

− Σ

Σ Σ − Σ =

3. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi untuk menunjukan adanya konstribusi kedua variabel

bebas (independent) yakni variabel iklim sekolah (X1) dan kemampuan manajerial

kepala sekolah (X2), terhadap variabel terikat (dependent) yakni variabel kinerja

mengajar guru (Y), dengan cara menentukan nilai F untuk menunjukan tingkat

Gambar

Gambar 3.1: Peta Kabupaten Sumedang
Tabel 3.1 Data Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri
Tabel 3.3 Rekapitulasi  Guru PNS SMP Negeri Akreditasi B
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Akreditasi dan Guru PNS SMP Negeri
+6

Referensi

Dokumen terkait

Musahadi dkk, Nalar Islam Nusantara , Jakarta: Departemen Agama RI, Diktis, 2007 Nahdlatul Ulama berasal dari bahasa Arab “ nahdlah " yang berarti bangkit

Background dari halaman ini adalah permainan pada siang hari dengan tema yang dapat berubah dan terdapat kotak garis sebagai arena permainan seperti yang

Pada elemen sintaksis sintaksis yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bentuk kalimat, koherinsi dan kata ganti, penulis menyimpulkan bahwa banyak ditemukan dalam tulisan

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat serta kasih-Nya, akhirnya selesailah penyusunan skripsi ini dengan judul “

Koreografi Nyerok Nanggok merupakan bentuk pengulangan dari ekspresi masyarakat Desa Kemiri (sebuah desa yang masih termasuk dalam kawasan wilayah Kabupaten Belitung) pada

Pada hasil akhir didapatkan bahwa variabel yang berhubungan secara bermakna adalah tekanan intraoku- lar (data kontinu dengan PR = 1,01; 95% CI = 1,01- 1,02), jenis glaukoma,

Puji Syukur kepada Allah Subhanaallahuwata’alla, karena rahmat dan ridho-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “Prarancangan

Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pengetahuan, Sikap, pendidikan ibu, sosial budaya penghasilan keluarga dan dukungan suami yang tidak mendukung memilih dukun beranak