• Tidak ada hasil yang ditemukan

S BIO 1002552 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S BIO 1002552 chapter1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nuraini, Inna. 2014

IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) termasuk biologi berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam

secara sistematis. Hal ini jelas bahwa IPA bukan hanya sebagai penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Karakteristik tersebut

sesuai dengan hakikat sains yaitu sains sebagai suatu proses penemuan.

Selain itu dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), biologi sebagai

salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk

memahami konsep dan proses sains. Berdasarkan hal tersebut, pengalaman belajar

biologi hendaknya lebih menekankan pada proses, dimana siswa terlibat secara

langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pemberian pengalaman langsung, seperti

kegiatan praktikum dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi (Handayani, 2013).

Pembelajaran biologi dengan menggunakan praktikum sangat diperlukan

untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan abstrak.

Menurut Woolnough (dalam Rustaman, 2005) alasan mengenai pentingnya

kegiatan praktikum IPA yaitu praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar,

mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen, wahana pendekatan

ilmiah, dan penunjang materi pelajaran. Salah satu bentuk praktikum yang

digunakan dalam uji (kimiawi) baku seperti uji amilum dan glukosa adalah bentuk

praktikum latihan. Bentuk praktikum latihan digunakan untuk mendukung aspek

tujuan mengembangkan keterampilan dasar. Keterampilan ini dikembangkan

melalui latihan menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu

mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengobservasi, mengukur,

dan kegiatan lainnya. Hal serupa juga diungkap oleh Sudargo dan Asiah (2013)

bahwa praktikum merupakan sarana terbaik dalam mengembangkan keterampilan

(2)

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam

memahami suatu fenomena biologi.

Keterampilan proses sains merupakan serangkaian kegiatan yang dapat diukur

sebagai hasil dari kegiatan praktikum maupun kegiatan hands-on/minds-on, di

mana siswa berhadapan langsung dengan fenomena alam (Sudargo dan Asiah,

2013). Programme for Internasional Student Assesment (PISA) menetapkan tiga

dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, salah satunya yakni proses.

Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu

pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan

menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Hal tersebut serupa dengan

jenis KPS yang memuat beberapa indikator yang sama yaitu mengidentifikasi,

menginterpretasi, dan menerangkan kesimpulan. Berdasarkan hasil Trend in

Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) Tahun 2007 dalam bidang

IPA, Indonesia menduduki peringkat 35 dari 49 negara dan jauh di bawah

rata-rata Internasional yaitu 500 (dalam Sari, 2013) dan prestasi literasi IPA pada

Programme for Internasional Student Assesment (PISA) tahun 2009, Indonesia

menempati urutan 60 dari 65 negara (Kemendikbud, 2013). Hal ini menunjukkan

bahwa keterampilan proses sains siswa Indonesia tergolong masih rendah dan

tertinggal dari negara lain. Keterampilan proses sangat perlu dikembangkan dalam

pembelajaran agar siswa memahami hakekat sains (biologi) sebagai proses,

produk dan sikap ilmiah.

Dalam kurikulum nasional tujuan mata pelajaran biologi (Badan Standar

Nasional Pendidikan, 2006), sikap yang diharapkan muncul melalui pembelajaran

biologi yaitu sikap ilmiah. Sikap ilmiah dalam pembelajaran sains termasuk

biologi sering dikaitkan dengan sikap terhadap sains itu sendiri. Keduanya saling

berhubungan dan memengaruhi perbuatan (Anwar, 2009). Berdasarkan Badan

Standar Nasional Pendidikan kurikulum KTSP, pada tingkat sekolah menengah

sikap ilmiah difokuskan pada kejujuran, keuletan, keterbukaan, berpikir kritis,

objektif, dan kerja sama. Menurut Anwar (2009) sikap merupakan salah satu yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jika sikap ilmiah tertanam baik dalam

diri siswa, maka diharapkan sikap ini juga akan tumbuh dan melekat dalam

(3)

dalam rangka membangun karakter bangsa sebagai salah satu upaya dalam

mengatasi berbagai persoalan yang tengah dihadapi bangsa, mulai dari hal kecil

sampai kompleks seperti maraknya perilaku tidak jujur yang dilakukan pelajar

seperti menyontek.

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) khususnya materi mengenai sistem

pencernaan makanan, pembelajaran dilakukan melalui teori dan praktikum. Dalam

materi sistem pencernaan, praktikum merupakan salah satu kegiatan yang sudah

biasa dilakukan. Jenis praktikum yang dilakukan adalah praktikum uji zat

makanan. Praktikum uji zat makanan merupakan bagian dari materi mengenai

nutrisi atau makanan. Selain uji zat makanan, jarang sekali praktikum terkait

materi sistem pencernaan dilakukan. Berdasarkan hal tersebut akan dicobakan

suatu bentuk praktikum yang berhubungan dengan pencernaan yaitu praktikum

membandingkan nilai energi makanan. Namun, baik dengan praktikum uji zat

makanan ataupun membandingkan nilai energi makanan belum diketahui

keterampilan proses sains dan sikap ilmiah apa saja yang dapat teridentifikasi.

Keterampilan proses sains dan sikap ilmiah masih perlu dikembangkan karena

pada kenyataannya pada tingkat sekolah menengah tidak semua guru

mengembangkan keterampilan ini. Selain itu, mengingat pentingnya keterampilan

proses sains siswa yang merupakan bagian dari assesmen dalam kegiatan

praktikum. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi kemampuan keterampilan

proses sains dan sikap ilmiah melalui pembelajaran berbasis praktikum pada

materi sistem pencernaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang data awal untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dalam

pengembangan keterampilan proses sains dan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa yang teridentifikasi melalui pembelajaran berbasis praktikum pada materi sistem nutrisi

di kelas XI?”

Agar lebih spesifik, maka rumusan masalah tersebut dijabarkan lagi dalam

(4)

1. Keterampilan proses sains (KPS) apa saja yang dapat diidentifikasi melalui

pembelajaran berbasis praktikum pada materi nutrisi?

2. Bagaimana kemampuan keterampilan proses sains siswa pada materi nutrisi?

3. Sikap ilmiah apa saja yang dapat diidentifikasi melalui pembelajaran berbasis

praktikum pada materi nutrisi?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini terarah dan tidak

terlalu meluas, maka ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Keterampilan yang akan dijaring berupa keterampilan proses sains (KPS)

selama kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains yang diukur

disesuaikan dari langkah kerja pada setiap pengujian.

2. Sikap yang diukur yaitu sikap ilmiah siswa ketika melakukan kegiatan

praktikum. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap ilmiah berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan kurikulum KTSP rasa ingin tahu,

keterbukaan, keuletan, objektif, jujur, berpikir kritis, dan mampu bekerja sama

dengan orang lain. Sikap ilmiah yang diukur disesuaikan dari langkah kerja

pada setiap pengujian.

3. Pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis praktikum. Praktikum

yang dilakukan adalah praktikum uji zat makanan dan pengukuran energi

makanan pada materi nutrisi atau makanan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk:

1. Mengidentifikasi keterampilan proses sains siswa yang dapat muncul melalui

pembelajaran berbasis praktikum pada materi nutrisi.

2. Mengetahui kemampuan keterampilan proses sains siswa pada materi nutrisi.

3. Mengidentifikasi sikap ilmiah siswa yang dapat muncul melalui pembelajaran

(5)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

yaitu siswa, guru, dan peneliti dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains

dan sikap ilmiah pada dirinya serta memberikan pengalaman belajar secara

langsung sehingga proses belajar lebih bermakna.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keterampilan proses sains dan

sikap ilmiah siswa yang dapat teridentifikasi melalui pembelajaran berbasis

praktikum. Karena pada penelitian ini menggunakan dua jenis praktikum

dengan desain praktikum yang baru dikembangkan, maka diharapkan

informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat digunakan guru

maupun calon guru dalam mengembangkan pembelajaran di dalam kelas

khususnya pembelajaran berbasis praktikum.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas bidang ilmu

serta memberikan gambaran yang jelas tentang keterampilan proses sains dan

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan 1 dosis pupuk kandang saja mempunyai persentase gabah hampa yang paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lain sedangkan perlakuan 1 dosis pupuk kandang dan ¾ dosis

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Form biaya pesawat udara merupakan form yang berfungsi untuk mendata seluruh data karyawan dan pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas menggunakan

Pengembalian hasil (return) adalah suatu laba bersih (netprofit) dalam ukuran presentase yang diperoleh dari suatu produktifitas dan pemanfaatan usaha Bank Syariah Mandiri yang

Tujuan dari penelitian adalah mengetahui potensi kitosan sebagai pengawet alami dan potensi BAL (Bakteri Asam Laktat) sebagai biokoagulan alami dalam proses

pemeras kelapa otomatis dengan pemarut dan pemeras kelapa tradisional dapat disimpulkan bahwa dari jenis kelapa muda, sedang, setengah tua dan tua yang diperas

Tingkat pendapatan dapat diukur dengan menggunakan jumlah penghasilan yang sebenarnya diperoleh wajib pajak (actual income), dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan

pertanyaanyang diajukan oleh guru selalu dikaitkan dengan pelajaran yang sedang disampaikan. c) selain itu, pelaksanaan metode tanya jawab di samping dikaitkan