M O T I VAT I N G AT H L E T E S
WHAT IS MOTIVATION?
Motivasi berasal dari kata Latin yaitu
movere
, yang berarti “
to move
”
.
Motivation is typically defined as the tendency for
the direction
and
selectivity
of behavior
to be controlled by its connection to consequences, and the
tendency of this
behavior to persist
until a goal is achieved.
The purpose of motivation is to prolong desirable feelings and actions of
WHAT IS MOTIVATION? CONT’
Agar individu termotivasi, maka ia harus terlibat dalam tugas yang memiliki
goals
jangka pendek dan jangka panjang.
The individual’s anticipation of meeting some goal is called
motive
.
Hal tersebut berguna untuk melihat seberapa penting atlet harus
SOURCES OF MOTIVATION
• Keinginan
• Karakteristik individu
Participant-Centered View
• Pelatih, tim
• Keluarga dan lingkungan
Situational View
• Kombinasi dari karakteristik individu • Dan situasi
THEORIES OF MOTIVATION
1
.
Need Achievement
•
Fokus utama dari teori ini >> beberapa individu memperoleh kepuasan
yang luar biasa dari keberhasilannya.
THEORIES OF MOTIVATION CONT’
• Ciri orang dengan high need achievement:
a. Mengalami kepuasan yang lebih akan keberhasilannya
b. Memiliki gairah fisiologis (heart rate, respiration rate, sweat) yang sedikit/lemah
c. Merasa bertanggung jawab atas hasil dari tindakannya
d. Memilih untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan segera mungkin
THEORIES OF MOTIVATION CONT’
2. Competence Motivation (CM)
• Harter dalam teori CM, mengklaim bahwa individu termotivasi, dan
berusaha untuk menunjukkan skill matery dalam situasi prestasi seperti olahraga.
• Faktor lain yang mempengaruhi motivasi kompetensi dan prestasi adalah goal orientation.
• Goal orientation mengacu pada sejauh mana seorang atlet termotivasi dengan menetapkan dan kemudian mencapai tujuan.
• Goal orientation dalam konteks olahraga mencerminkan 2 proses berprikir, yaitu tujuan/sasaran prestasi yang dimiliki oleh atlet dan
THEORIES OF MOTIVATION CONT’
Sasaran dari CM adalah persepsi individu akan kemampuannya. Persepsi ini di pengaruhi oleh
peningkatan kemampuan seseorang dalam salah 1 dari 2 cara: peningkatan terus-menerus (selalu) lebih baik daripada meningkatkan kemampuan saat ini (task involvement) atau menunjukkan
COGNITIVE EVALUATION THEORY: INTRINSIC AND EXTRINSIC
MOTIVATION
• Teori kognitif dan motivasi berisikan tentang hubungan antara pikiran dan bagaimana
pikiran-pikiran tersebut memengaruhi tindakan.
• Pendekatan kognitif terhadap motivasi melibatkan pembuatan pilihan akan perilaku yang
COGNITIVE EVALUATION THEORY: INTRINSIC AND EXTRINSIC
MOTIVATION CONT’
•
Teori Deci didasarkan pada 2
primary drives
(
or innate
needs
) untuk mempersiapkan individu berperilaku
goal-directed.
•
Instrinsic Motivation (IM) : orang yang berpartisipasi dalam
kegiatan untuk kesenangan sendiri dan tanpa imbalan
eksternal.
•
IM dibutuhkan pada olahraga karena bentuk motif individu
THE HIERARCHICAL MODEL OF INT. & EXT. MOTIVATION
•
Konsep mengenai motivasi :
1.
Motivasi manusia yang kompleks
2.
Motivasi merupakan gabungan dari cerminan
kecenderungan intrapersonal seseorang untuk merasa
termotivasi dan juga pengaruh sosial yang ditentukan oleh
konteksnya, atau latarbelakang dimana orang tersebut
termotivasi.
3.
Berdasrakan Vallerand's model, Motivasi mengarah ke
konsekuensi penting, yang masing-masing dapat terjadi
pada tiga tingkat umum.
THE SCIENCE OF
GOAL SETTING
• Goal setting merupakan aspek motivasi yang bertujuan untuk memfokuskan upaya
seseorang dan menyediakan sarana untuk memantau kemajuan atau kesuksesan orang tersebut (Burton)
• Goal setting memiliki 2 basic components :
1. Direction → fokus terhadap satu perilaku.
2. Amount → menunjukkan standar minimal kinerja yang diantisipasi dan diinginkan.
• The Foundation of GSS :
1. Menerima kompetensi dan kemampuan merupakan faktor penting yang bertanggung jawab terhadap perilaku motivasi
2. Personal’s goal diperkirakan dapat mempengaruhi bagaimana kemampuan seseorang mengembangkan dan bagaimana hal itu mempengaruhi achivement behavior.
Athletes should use the following goal
strategies:
1.
Use performance, not outcome
2.
Be Realistic
3.
Negotiate
4.
Make goals challenging
5.
Make goal spesific to the type and
demands of the task
6.
Ensure goal ownership
7.
Make goals short term and long term
TEAM GOALS
• Penetapan tujuan tim dapat membantu untuk meningkatkan kinerja
yang ditargetkan
• Penetapan tujuan tim dapat secara optimal efektif bila tugas sangat
saling bergantung
• Tujuan kelompok cenderung untuk meningkatkan kerjasama dan
HOW
NOT
TO MOTIVATE ATHLETES
• 10 hal yang paling umum digunakan oleh
para pemimpin olahraga
•
Exercise for punishment → hukuman bertujuan untuk menghilangkan sebuah perilaku
•
The Pregame Pep Talk → persiapan saat latihan, komunikasi antara pelatih dan atlet
•
Cut ‘em Down to Put ‘em Down → sebagian besar pemain tidak nyaman mendengar
pelatih merendahkan lawan
•
Our Goal is to Win → berfokus pada kinerja individu bukan pada hasil kompetisi akan
lebih produktif
•
If They Don’t Complain, They’re Happy → pelatih menganggap atlet yang diam, berarti
merasa nyaman
•
What Do Athletes Know, Anyway? → pelatih yang baik memantau dan berkomunikasi
secara konstruktif dengan atlet mereka selama latihan, tidak meremehkan atlet
•
The Postgame Rampage → bukan saatnya untuk mendiskusikan strategi atau
menyampaikan amarah
•
The Napoleon Complex → pelatih yang menikmati kekuatan posisi mereka cenderung
kurang percaya diri
•
Fear! → pelatih yang dianggap sebagai ancaman lebih membuat cemas daripada
STRATEGIES FOR MOTIVATING ATHLETES AND TEAMS
• Kemampuan pelatih untuk mempengaruhi perilaku, perasaan, dan sikap dari atlet
dimulai dengan hubungan antara pelatih-atlet
• Mengenal seluruh pemain
• Merencakan segalanya
• Menyepakati tindakan masa
depan
• Mengembangkan
keterampilan
• Disiplin
• Membentuk persepsi pada atlet
• Membuat segalanya
menyenangkan
• Konsisten
• Kemenangan bukanlah
satu-satunya hal yang harus dirayakan
MOTIVATING THE CHILD ATHLETE
• Pemain yang lebih tua memiliki keterampilan yang lebih unggul dan lebih baik dalam menangani stres.
• Anak-anak seringkali tidak memiliki keterampilan yang memadai, mudah marah, dan
tidak mampu mengatasi stres.
•
Mereka berolahraga untuk
MOTIVATING THE NONSTARTER
• Membuat starters senang dan menjaga mereka tetap termotivasi lebih mudah dibandigkan
memberi efek yang sama pada substitutes
• Tugas pelatih adalah untuk membantu setiap substitutes merasa bahwa mereka ialah seorang
Bagaimana pelatih dapat memotivasi atlet yang memiliki keterbatasan waktu bermain?
•Hindari labeling siapapun yang menjadi substitute. Setiap atlet harus merasa bahwa mereka
berkontribusi terhadap kesejahteraan tim
•Memberikan kesempatan belajar dan menunjukkan kemampuan bagi substitute, terutama
• Compatible group and personal goals
• Agreement on team goals
• Dealing with group heterogeneity
• Awareness of role
• Planning interaction
• Allowing for team-coach communication
• Before the contest