• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

V-1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari hasil penelitian dan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengolahan analisis spasial, tingkat kerawanan banjir Sub DAS Dengkeng memiliki daerah yang sangat rawan banjir yang mencakup 34,567 km2 atau sebesar 4,20% dari luas daerah penelitian. Sedangkan daerah rawan banjir seluas 469,626 km2 atau sebesar 57,12%, daerah cukup rawan seluas 268,745 km2 atau sebesar 32,69%, daerah agak rawan seluas 45,865 km2 atau sebesar 5,58%, dan daerah yang tidak rawan seluas 3,349 km2 atau sebesar 0,41%. Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo yang merupakan daerah dataran rendah yang menjadi daerah yang sangat rawan banjir dengan cakupan terluas yaitu mencapai 19,416 km2 atau sebesar 56,17% dari 34,567 km2.

2. Faktor yang dominan yang menjadi penyebab kerawanan banjir di Sub DAS Dengkeng adalah kemiringan lereng yang mencapai 0-8% masuk dalam kategori datar. Melihat keadaan wilayah Sub DAS Dengkeng yang sebagian besar merupakan daerah dataran rendah dengan penggunaan lahan yang tidak sesuai serta memiliki jenis tanah litosol dengan nilai

infiltrasi yang cukup rendah maka sangat memungkinkan terjadi genangan

air yang menyebabkan banjir bisa terjadi. Dari penataan dan perawatan jaringan sungai yang kurang baik maka dapat dikatakan air hujan yang turun akan menjadi genangan air bahkan menimbulkan banjir.

5.2 Saran

(2)

V-2 1. Pada penelitian selanjutnya data yang akan digunakan, yaitu semua parameter kerawanan banjir yang terbaru dan hendaknya memiliki keakuratan yang baik sehingga bisa memberikan hasil yang lebih baik dan tinggi kebenarannya setelah melakukan cek lapangan.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih tertuju pada daerah yang lebih sempit.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemanfaatan SIG untuk identifikasi daerah rawan banjir ini, akan dapat dilakukan secara efektif jika telah dibangun basis data yang baik.. Berikut tahap-tahap yang

Metode yang digunakan peneliti agar dapat mengetahui potensi lokasi rawan terjadinya banjir peneliti menggunakan metode pembobotan/Skoring terhadap setiap

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan citra Quickbird untuk menyadap parameter fisik lahan yang mempengaruhi tingkat kerawanan banjir, mengkaji hubungan

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah adanya aplikasi Android dari sistem informasi geografis kampus Universitas Diponegoro yang nantinya bisa. digunakan baik

Interpreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server (server-side), sedangkan tanpa adanya interpreter PHP, maka semua skrip dan aplikasi PHP yang dibuat

Metode yang digunakan dalam penentuan daerah rawan banjir adalah metode overlay (tumpang susun peta) dengan pembobotan dan skoring terhadap parameter penyebab

Pada pemetaan tingkat kerawanan banjir analisis dilakukan menggunakan metode pembobotan (skoring) pada masing-masing parameter potensi air banjir (Tabel L.4.1

Wilayah Kota Pekanbaru berdasarkan parameter parameter daerah rawan banjir genangan (parameter bentuk lahan, lereng kanan – kiri sungai, pembedungan oleh percabangan