• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PUBLIK DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN PUBLIK DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PUBLIK DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

TEKNOLOGI DAN FOKUS KAJIAN

Teknologi telah meningkatkan kemampuan manusia untuk menempuh jarak yang sangat jauh dalam waktu yang singkat, sehingga manusia dapat menjangkau jarak dan tempat-tempat yang dahulunya tidak terbayangkan untuk dicapai. Sejalan dengan itu, kemapuan dalam bidang produksi meningkat sangat tinggi. Semua itu dimungkinkan oleh kemampuan peningkatan 3 kemampuan :

1. Kemapuan untuk melipatgandakan keceptan gerak

2. Kemampuan untuk melakukan rangkaian pekerjaan dalam jumlah yang cukup banyak dalam waktu yang bersamaan (simultan)

3. Teknologi juga memberikan kemungkinan melakukan pekerjaan dan pengendalian tanpa kehadiran manusia secara langsung

Ini semua memberi pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan dan praktik dalam berbagai ilmu pengetahuan. Fokus kajian dari berbagai ilmu pengetahuan itu mengalami pergeseran yang cukup berarti. Pergeseran fokus kajian yang dimakksud dapat dilihat pada Ilmu politik yang bergeser dari sekadar kajian tentang instituisi dan kekuasaan pada perilaku kelompok yang kemudian berkembang sampai pada kajian kebijakan publik dan sosiopolitik.

Dalam bidang ekonomi, dari kajian yang lebih berorientasi pada sumber alam dan buruh murah dengan keuntungan berbanding (comparative advantages) bergeser apda kajian peingkatan kemampuan SDM dan keunggulan teknologi sebagai dasar untuk peningkatan kemampuan bersaing (competitive advantages).

(2)

menjadi kepemilikan dan penguasaan teknologi informasi. Pergeseran ini merupakan revolosi besar dalam kehidupan umat manusia yang berlangsung dalam masa sekitar 50 tahunan terakhir.

Secara umum pengaruh dari revolusi tersebut dalam bidang ilmu pengetahuan terlihat dari kecenderungan yang bersamaan antara kebutuhan adanya spesialisasi dan keperluan adanya generalisasi, artinya dari satu cabang ilmu pengetahuan muncul berbagai cabang-cabang ilmu baru yang lebih spesialis, dan bersamaan dengan itu muncul pula keperluan adanya kajian yang bersifat lintas lmu secara holistic. Spesialisasi diperlukan dalam pendalaman pemahaman, sedangkan pengkajian yang bersifat lintas dimensi duibutuhkan untuk mengaplikasikannya dalam realitas kehidupan yang semakin kompleks.

Salah satu dari kajian yang bersifat holistic atau multidimensi itu adalah kajian kebijakan public. Oleh karena itu berbeda dengan kebanyakan ilmu sosial, kajian kebijakan public bersifat aplikatif. Maksudnya, kajian ini ditujukan untuk mampu diterapkan dalam realitas kehidupan yang semakin kompleks (applied social science) , lebih lanjut dapat diperkirakan jika kajian public di masa depan akan memiliki muatan informasi yang lebih sarat.

(3)

PERUBAHAN MASYARAKAT DAN HAKEKAT KEBIJAKAN PUBLIK

Masyarakat pada dasarnya bersifata dinamis. Sejak dunia terkembang tidak ada sesuatu dalam masyarakat yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu terjadi karena adanya perubahan dari dalam (lingkungan internal) dan sebagai akibat pengaruh lingkungan luar (lingkungan eksternal).

Perubahan itu seperti yang dikemukakan oleh Lauser dapat terjadi pada berbagai tingkat, dari tingkat individual, interaksi, organisasi, institusi, komunitas, masyarakat, budaya, peradaban hingga pada tingkat global. Perubahan-perubahan itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan public.

Dalam sistem demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat. Kepentingan rakyat banyak harus didahulukandiatas kepentingan lain. Hal ini membawa konsekuensi pada keharusan suatu kebijakan public untuk berpihak pada kepentingan rakyat. Namun dalam kenyataannya hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena pemerintah sseringkali tidak mempuyai tanggung jawab langsung kepada rakyat. Mereka lebih cenderung bertanggung jawab kepada wakil-wakil rakyat, yang dalam kenyataan selama ini lebih mewakili aspirasi pimpnan partai daripada mewakili rakyat atau anggota partai, terlebih di Negara berkembang dimana tingkat hidup dan tingkat kematangan politik rakyat masih rendah.

Maka agar kebijakan dapat lebih memihak kepentingan dan aspirasi rakyat, sekurang-kurangnya ada 2 hal yang harus dilakukan, yaitu :

(4)

2. Mendekatkan proses perumusan dan evaluasi kebijakan kepada rakyat melalui pelimpahan wewenang otonomi ke tingkat pemerintahan yang lebih rendah.

PERAN PEMERINTAH DAN PUBLIC GOODS PERAN PEMERINTAH

Ada pendapat yang mengatakan bahwa the best government is the least government. Pendapat ini perlu dicermati secara arif, pertama sulit dibayangkan adanya kelangsungan kehidupan suatu masyarakat tanpa ada pemerintah. Meskipun manusia dianggap rasional selalu ada keterbatasan (constraints) yang mempersulit mereka untuk bertindak secara rasional. Masalahnya tidak terletak hanya pada kemauan untuk tidak berbuat rasional, tetapi pada keterkatian individu, antara kelompok dan antara manusia dengan lingkungan hidup.

Dalam masyarakat, kemerdekaan tidak kebebasan tanpa batas. Kebebasan individual seseorang selalu harus mengindahkan kebebasan individu orang lain. Untuk itu diperlukan aturan yang mengatur batasan dan hubungan antar individu dan kelompok dalam masyarakat atau Negara. Kewenangan seseorang atau suatu posisi dalam masyarakat atau organisasi harus diimbangi dengan tanggung jawab yang sama besarnya.

Tak seorang pun dapat menggunakan wewenang apalagi yang dapat merugikan orang lain atau lingkungan, tanpa harus mempertanggungjawabkan. Ini merupakan kaidah dalam kehidupan bermasyarakat (masyarakat madani). Disini pentingnya peran pemerintah. Secara singkat, peran negara atau pemerintah adalah untuk mengatur dan memelihara hubungan antar individu dan kelompok dalam masyarakat.

(5)

suatu masalah tidak dapat diselesaikan tanpa ada campur tangan pemerintah.

PUBLIC GOODS

Dalam perkembangan teori ekonomi dewasa ini, dikenal teori yang disebut dengan The Neoclassical Counterrevolution yang mendasarkan teorinya pada free market analysis, public choice theory, atau new political economy approach yang menganggap campur tangan pemerintah sebagai sebab dari kegagalan pembangunan di Negara-negara berkembang.

[image:5.595.70.483.511.763.2]

Namun ada pihak lain yang mengakui adanya aspek-aspek tertentu yang tidak dapat ditangani melalui pasar bebas (marketfailure). Oleh karena itu campur tangan pemerintah dianggap wajar, yakni dalam penanganan dengan apa yang dikenal dengan istilah public goods yaitu barang atau jasa yang tidak dapat diatur melalui pasar, baik dalam produksi dan distribusi maupun dalam penentuan harga.

Gambar 12.1 Barang-barang Publik

Feasible Exclusion Infeable

Private Goods Common Pool

Goods

Individual

Consumption

Mobil pribadi, makanan

Restauran, Hotel

(6)

Joint

Tool Goods Collective Goods

Ciri-ciri pokok dari pblic goods adalah

1. Konsumsinya tidak dapat dipisahkan (non exclusivision) antara orang yang membayar dengan orang yang tidak membayar

2. Konsumsi dari barang-barang tersebut terjadi secara kolektif (tidak dapat diecer)

Savas dalam bukunya Privatization menyebutkan public goods itu sebagai collective goods, yang dimasukkan sebagai salah satu dari 4 macam barang dalam klasifikasi yang tertera dalam gambar 12.1 yaitu :

1. Barang Privat, yakni barang yang dapat dikonsumsikan sendiri-sendiri secara individual dan dapat dikecualikan atau dipisahkan antara yang membeli dengan yang tidak.

2. Barang Tool, yaitu barang-barang yang dikonsumsikan secara bersama, tetapi dapat dipisahkan anatara yang membayar dengan yang tidak.

3. Barang millik umum(common goods), yaitu barang-barang yang tidak dapat dibedakan antara yang membayar dengan yang tidak membayar, tetapi dapat dikosumsikan sendiri-sendiri.

4. Barang bersama (collective goods), barang-barang ini tidak dapat dipisahkan antara yang membayar dengan yang tidak, dan dikonsumsikan tidak secara individu, tetapi secara bersama. Jenis yang terakhir inilah yang disebut Savas digolongkan sebagai public goods karena sifatnya yang demikian. Barang ini harus

Telp umum, Air PAM dsb

(7)

diproduksikan dan didistribusikan oleh pemerintah atas beban APBN atau APBD.

MACAM-MACAM KEBIJAKAN

Secara umum, kebijakan public dapat dibedakan melalui beberapa cara sebagai berikut :

A. Kebijakan berdasarkan wawasan wilayah dan tingkat pemerintahan

Kebiijakan berdasarkan wawasan wilayah dan tingkat pemerintahan mencakup sebagai berikut:

1. Kebijakan nasionalyang meliputi seluruh wilayah Negara dan lembaga pemerintah. Kebijakan ini antara lain mengambil bentuk UUD, TAP MPR dan strategi kabinet.

2. Kebijakanpemerintah tingkat provinsi dibuat oleh gubernur dan DPRD. Di tingkat provinsi, diantaranya adalah keputusan gubernur dan peraturan daerah. Dalam pemerintahan khusus di Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dikenal sejenis peraturan daerah yang disebut qanun, yang menurut ketentuan UU no 18 tahun 2001 mempunyai kedudukan sebagai peraturan pemerintah. 3. Kebijakan pemerintah tingkat kabupaten dan kota yang dibuat

oleh Bupati atau walikota sebagai kepala daerah dan peraturan daerah yang dibuat oleh DPRD bersama kepala daerah.

B. Kebijakan berdasarkan bidang

Kebijakan berdasarkan bidang dapat dibedakan atas kebijakan bidang ekonomi, politik, agama, sosial budaya dan pertahanan. Di Indonesiabidang-bidang ini diasosiasikan dengan wawasan fungsi seorang menteri koordinator yang terdiri atas 4 bidang, antara lain kesra, sospol, pertahanan dan ekuin.

C. Pengelompokan kebijakan berdasarkan sector

(8)

menyangkut lebih dari satu sector ini menuntut adanya pendekatan yang lebih luas.

D. Kebijakan berdasarkan substansi atau objek pengurusan Kebijakan berdasarkan substansi atau objek pengurusan, antara lain kebijakan tentang pembinaan SDM, pelestarian lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam dsb. Adapun yurisdiksi kebijakan-kebijakan tersebut tidak selalu sama dengan yurisdiksi administrasi pemerintahan, dan itu berubah-ubah dari satu kabinet ke kabinet lain.

SISTEM PEMERINTAHAN

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah

(9)

variasi dari salah satu bentuk atau justru mempunyai bentuk tersendiri yang hanya cocok untuk Negara dan bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Persoalannya sejauh mana pemerintah yang berkuasa pada seitap periode dapat menoleransi pertumbuhan yang bersifat objektif tersebut demi masa depan anak-anak bangsa. Perkembangan kearah kecenderungan bentuk sendiri di Indonesia terlihat dengan adanya Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Otonomi Khusus Nangroe Aceh Darusalam, dan Irian Jaya. Jika kekhususan yang demikian diperlakukan juga kepada semua daerah maka semuanya akan menjadi umum, dengan pengertian adanya perlakuan yang sesuai dengan latar belakang yang khusus pada masing-masing daerah.

Dalam hal ini yang perlu diupayakan adalah pengadaan suatu mekanisme atau instrument pemersatu diantara daerah-daerah itu. Beberapa hal yang jika ditata dengan baik akan tetap dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemersatu bangsa adalah sebagai berikut :

1. Kesatuan bahasa, bahasa Indonesia. Meskipun dalam pergaulan sehari-hari tetap dapat dipergunakan bahasa daerah, namun dalam hubungan resmi selalu harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

2. Kesatuan pegawai negeri dengan perencanaan karier yang baik yang ditunjang dengan system mutasi, promosi dan remunerasi yang terencana dengan baik dan sistematis.

3. Kesatuan system pendidikan nasional. Meskipun setiap kelompok masyarakat dapat menyusun kurikulum yang mengandung muatan local, tetapi selalu ada keharusan untuk mengikuti pendidikan yang bersifat nasional yang bertujuan mencerdaskan rakyat dan menanamkan rasa kebangsaan.

(10)

Beralihnya titik berat wewenang antara daerah dan pemerintahan pusat dalam penanganan pemerintah daerah memang sudah merupakan kelemahan yang berlanjut sejak masa lampau. Dampak dari semua ini sangat dirasakan dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan public, baik pada tingkat pemerintah pusat maupun pada tingkat pemerintahan daerah.

Pembagian kekuasaan dan kompetensi legislative

Perubahan system pemerintahan dari system yang bersifat sentralistis menuju system otonomi daerah tidak hanya membawa dampak pada perubahan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah, tetapi juga pada perubahan letak kekuasaan antar lembaga pada masing-masing tingkat pemerintahan. Perubahan letak titik berat kekuasaan antar instansi terjadi karena otonomi daerah berorientasi demokratis. Oleh karena itu, dalam system otonomi daerah kekuasaan pemerintahan didekatkan pada rakyat.

Salah satu isu yang muncul menjelang pemilu 2004 adalah keperluan adanya anggota legislative yang lebih kompeten pasca pemilu 2004. Bagi partai politik memang tidak mudah untuk memperoleh orang-orang yang kompeten dan jujur. Kurangnya kalangan terpelajar dalam partai politik mengakibatkan lemahnya naggota lembaga legislative yang pada gilirannya mengakibatkan kurangnya lembaga tersebut dalam melaksanakan tugas-tugasnya antara lain dalam menampung, menyalurkan dan memformulasikan aspirasi masyrakat dalam kemasan kebijakan yang baik dan relevan dengan kemajuan sehingga tidak menimbulkan efek negative terhadap perkembangan demokrasi di negeri ini.

KESIMPULAN

(11)

bidang ilmu dengan munculnya beberapa cabang ilmu baru. Selain itu, muncul kajian-kajian yang bersifat integrative. Kebijakan public sebagai salah satu ilmu sosial terapan adalah contoh dari kajian yang bersifat integratif itu.

2. Kebijakan public sebagai intervensi pemerintah terjadi karena adanya permasalahan dalam masyarakat yang tidak dapat terselesaikan tanpa campur tangan pemerintah. Dalam bidang ekonomi, hal ini antara lain terlihat pada kegagalan atau ketidakmampuan pasar menangani public goods dan keperluan adanya upaya pemerintah untuk membangun/menangani proyek-proyek pioner yang mempunyai pengaruh dongkrak terhadap pembangunan, tetapi tidak ekonomis dilihat dari perspektif keuntungan bisnis.

3. Sejalan dengan perkembangan pembangunan dan perubahan lingkungan antar waktu, di Indonesia dewasa ini sedang berlangsung proses penyesuaian system pengelolaan pemerintah ke arah system yang paling sesuai dengan bangsa dan Negara Indonesia, yang terlihat dalam variasi dari bentuk-bentuk umum konvensional yang dikenal di belahan dunia lain (kesatuan atau federasi). Perubahan-perubahan itu tentu saja membawa konsekuensi sendiri. Untuk tetap dapat menjaga keutuhan Negara, beberapa hal, seperti kesatuan bahasa, kesatuan pegawai negeri sipil dan kesatuan sistem pendidikan nasional perlu diberi prioritas untuk dipelihara dan dikembangkan.

Gambar

Gambar 12.1  Barang-barang Publik

Referensi

Dokumen terkait

emberian obat melalui intravena dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. /ara langsung yaitu spuit langsung ditusukkan pada vena. 'ecara tidak langsung

 Dihimbau kepada seluruh warga Jemaat GPIB “Immanuel” Depok dalam merayakan Natal dan Tahun Baru agar tidak membunyikan petasan/bahan lain yang mengeluarkan bunyi/ledakan,

penolakan kita ini misalnya dianggap aneh maka apabila kita meyakini bahwa yang kita lakukan ini benar maka kita tidak boleh malu untuk terus melakukannya. Untuk

keterangan proses yang menjelaskan waktu dan narasumber wawancara, serta keterangan proses yang menjelaskan sumber studi dokumen. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan

Selain itu, Kieso et al (2007:3) juga menjelaskan bahwa pelaporan keuangan adalah informasi keuangan perusahaan yang membantu pengguna untuk mengambil keputusan atas

Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh ahli menunjukkan soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan literasi sains adalah semua item yang digunakan valid dengan tingkat

atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Desain dan Implementasi Pengendali

Hatta yang memperoleh pendidikannya di Belanda yang menyebabkannya bersimpati terhadap nilai-nilai budaya Barat, seperti demokrasi Barat (Feith 2001: 10 - 11).