LAPORAN AWAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURAN
(M1)
NAMA :HILMA NADIYA
NO.BP :2015210052
Jurusan :TEKNIK SIPIL
Fakultas :TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
Hari/Tgl prakt. :Sabtu/31 Oktober 2015
Kelompok :C5
Rekan Kerja Praktikum :
1.CHINDY RHENIKA ( )
2.FADHEELNABIIH M ( )
3.IRFAN RIZALDO ( )
Asistensi :HERU RAHMANDA
Dosen :MELI MUCHLIAN,M.Si
LABORATORIUM FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
DASAR PENGUKURAN (M1)
I.TUJUAN PRAKTIKUM
1.Memahami penggunaan alat ukur dasar (jangka sorong,mikrometer sekrup dan neraca ohaus)
2.Mencari besaran turunan (volume dan massa jenis) 3.Memahami konsep angka penting
BAB 1 LANDASAN TEORI
Pengukuran adalah suatu bentuk teknik untuk mengaitkan suatu bilangan dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu satuan. Selanjutnya semua pengukuran sedikit banyak dipengaruhi oleh kesalahan eksperimen karena
ketidaksempurnaan yang tak terelakkan dalam alat ukur atau karena batasan yang ada pada indera kita (penglihatan dan pendengaran ),yang harus merekam
informasi.
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala terkecil (NST),kesalahan kalibrasi,kesalahan titik nol,kesalahan pegas,adanya gesekan,kesalahan
paralaks,fluktasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi keterampilan pengamatan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran :
1.Nilai skala terkecil alat ukur
2. Ketidakpastian pada pengukuran tunggal
Pada pengukuran tunggal,ketidakpastian umumnya digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk suatu besaran x,maka ketidakpastian mutlaknya adalah:
X=1/2 NST
Dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai: X=X+X /X-X
Sedangkan yang dikenal sebagai ketidakpastian relatif adalah: KTP relatif =X/X
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai X=X+KTP relatif x100
3. ketidakpastian pada pengukuran berulang
Menggunakan kesalahan ½ rentang pada pengukuran berulang ketidakpastian dituliskan lagi seperti pada pengukuran tunggal. Kesalahan ½ rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x,misalnya n buah,yaitu x1,x2,x3,..../n
2. Cari nilai rata-ratanya yaitu x rata-rata =x1-x2-x3-.../n 3. Tentukan xmak dan xmin dari kumpulan data x tersebut dan
ketidkpastiannya dapat situlis: x=(xmax-xmin)/2 4. Angka berarti
5. Ketiakpastian pada fungsi variabel(perambatan ketidakpastian)
Dalam menentukan banyak angka penting kita perlu memperhatikan beberapa aturan berikut:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
3. Semua angka bukan nol yang digunakan untuk menentukan letak decimal bukan termasuk angka penting
4. Banyaknya angka penting hasil penjumlahan atau pengurangan ditentukan berdasarkan banyaknya digit angka dibelakang koma yang paling sedikit. 5. Banyaknya angka penting dari hasil perkalian atau pembagian antara dua
bilangan sama dengan banyaknya angka penting yang paling sedikit diantara dua bilangan itu.
6. Banyaknya angka penting dari hasil pemangkatan atau penarikan akarsama banyaknya dengan angka penting yang dipangkatkan atau yang ditarik akarnya.
7. Anka yang lebih dari 5 dibulatkan keatas,sedangkan angka yang kurang dari 5dibulatkan ke bawah
8. Angka yang tepat 5 dibulatkan kebawah jika angka sebelumnya genap,dan dibulatkan keatas jika angka sebelumnya ganjil.
Alat ukur yang biasa digunakan dalam pengukuran adalah sebagai berikut: 1.Jangka Sorong
Jangka sorong dipergunakan untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit,mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara ukur/diulur,mengukur kedalamancelah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan/menuliskan bagian pengukur.
Jangka sorong yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang mempunyai ketelitian 0,1mm atau 0,05mm tanpa kesalahan paralaks. Kesalahan paralaks adalah kesalahan membaca alat ukur karena posisi yang tidak tepat seperti yang dianjurkan. Bagian terpentingdari jangka sorong yaitu:
1.Rahang tetap
Memiliki skala panjang,disebut skala utama
2.Rahang geser
Jangka sorong memiliki nonius yaitu angka pendek yang panjangnya 9mm dan dibagi atas 10 skala nonius dan satu skala utama,adalah 0,1mm atau0,01cm sehingga ketelitian jangka sorong adalah 0,1mm.
2. micrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak pendek dan sangat teliti.misalnya mengukur diameter luar ,tebal,dan lebar suatu benda. Penggunanaan micrometer perlu mengetahaui skala apa,satuan yang dipakai pada selubung luar dalam berupa bagian dari satuan tersebut yang dinyatakan oleh skala termal.
Mikrometer memiliki 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala,satu kali putaran menghasilkan / menyebabkan putaran sebanayak0,5mm pada skala utama. Batas ketelitian micrometer adalah 0,01mm. 3.Gelas ukur
Gelas ukur adalah alat yang dibuat oleh para ahli dengan menggunakan alat-alat canggih,yang biasa dipakai di laboratorium yang digunakan untuk mempelajari jalannya suatu percobaan. Gelas ukur bermanfaat untuk benda yang tidak teratur seperti air. Gelas ukur banyak digunakan dalam bentuk fungsi yang berbeda-beda.
1. Jangka sorong Kegunaannya :
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang,lebar,diameter,dan kedalaman suatu benda dengan ketelitian 0,1mm.
2. micrometer sekrup Kegunaanya :
Micrometer digunakan untuk mengukur jarak yang pendek dengan sangat teliti ,karena alat ini dapat mengetahui dalam skala yang terdapat pada selubung luar dengan ketelitian 0,01mm.
3. Neraca ohaus 4.Gelas ukur
Kegunaannya :
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume benda cair 5.Benda yang diuji(bola logam/kaca,kawat silinder,balok/kubus,bahan plastik/akrilik/logam dan cairan)
6.Benang
Kegunaannya :
Benang digunakan untuk mempermudah pengukuran panjang kawat yang tidak lurus.
7.Penggaris
Penggaris digunakan untuk mengukur jarak dari suatu titik lain dengan skala 1cm.
2.2 CARA KERJA a. Benda bola
1. massa bola diukur menggunakan neraca ohaus 2.diameter bola diukur menggunakan jangka sorong 3.pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali
b.Benda silinder (kawat)
1.massa kawat diukur menggunakan neraca ohaus
2.diameter kawat diukur menggunakan mikrometer sekrup
3.panjang kawat diukur menggunakan benang dan dikonversi menggunakan mistar
4.pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali
c.Benda kubus/balok
1.massa kubus/balok diukur menggunakan neraca ohaus
2.sisi/panjang,lebar,dan tinggi diukur menggunakan jangka sorog 3.pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali
1.massa cairan diukur menggunakan neraca ohaus 2.volume cairandiukur menggunakangelas ukur 3.pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali
2.3 SKEMA ALAT 1.JANGKA SORONG
2.MIKROMETER SEKRUP
3.NERACA OHAUS
5.BENANG
6.PENGGARIS
1.skala terkecil
Jangka sorong :0,1 mm
Mikrometer sekrup :0,01mm
Penggaris :1cm
2.dalam pengukuran dilakukan pengulangan supaya tida terjadi kesalahan dalam pengukuran dan supaya data yang diperoleh benar
3.mengukur ketebalan selembar kertas
1.siapkan alat ukur mikrometer sekrup dan selembar kertas yang akan diukur ketebalannya
2.kertas dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak tangan kanan ,dan ditahan oleh kelingking,jari manis,serta jari tengah.telunjuk dan ibu jari digunakan untuk memutar silinde putar
3.bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi kertas yang diukur.selanjutnya letakkan selembar kertas tersebut dimulut ukur
4.setelah itu,lihat brapa skala utamanya dan skala noniusnya kemudian catat pada buku
4.Panjang (25,1±0,2)cm dan lebar (18,1±0,1) Maka luasnya (454,31±0,02)
5.Jumlah angka penting dalam perhitungan luas dari: a.25cm =2 angka penting
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/mobile//imdinata/dasar.teori
http://widyaerja.blogspot.com/2014