LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
NAMA : YULIA RAHMAH IHSAN
NIM : 205100900111010
KELAS : M
KELOMPOK : M-1
ASISTEN : SERANI TESALONIKA BARASA
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2020
Pas foto 3 x 4
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3 1. PRELAB (sitasi, Max 3 Halaman)
1.1 Sebutkan pengertian serta jelaskan Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di laboratorium!
1.2 Jelaskan dan berikan gambar simbol pada bahan kimia jenis
K3 adalah satu dari banyak bidang kesehatan masyarakat yang memberi perhatian khusus kepada pekerja baik yang berada di sektor formal ataupun sektor informal.
Budaya K3 di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara maju lainnya yang sudah sadar tentang pentingnya K3 ini diterapkan di tempat kerja.
Penerapan K3 di tempat kerja adalah kebutuhan suatu perusahaan yang bukannya malah memberatkan tetapi seharusnya bisa bermanfaat besar. Pelaksanaan K3 merupakan tanggung jawab semua orang sehingga bisa mencegah kecelakaan saat sedang kerja. (Wahyunan dkk., 2015)
Harmful
Simbol ini menjelaskan bahwa bahan ini bisa membuat gangguan kesehatan jika terhirup atau terkena kulit. Hindari bahan ini terkena langsung dengan kulit kita.
Bahan ini memiliki lambang kode huruf Xn. Contoh bahan berbahaya yaitu Etilen Glikol dan Diklorometan.
(Wardiyah, 2016)
Toxic
Simbol ini berlambang kepala tengkorak yang melambangkan kematian.
Simbol ini sangat berbahaya karena merupakan bahan yang beracun yang jika terkena kulit bisa menimbulkan penyakit serius. Dan apabila tertelan dapat membuat kematian. Bahan ini memiliki lambang kode huruf T. Contoh bahan beracun yaitu nitrobenzena dan kalium sianida.
(Wardiyah, 2016)
Explosive
Simbol ini menjelaskan tentang bahwa bahan ini mudah meledak jika terkena api atau panas, gesekan atau benturan. Jauhi bahan ini dari api dan hindarilah dari gesekan. Bahan ini memiliki lambang kode huruf E. Saat bekerja memakai
1
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
1.3 Jelaskan Material Safety Data Sheet dari bahan kimia berikut!
Etanol
Bentuk : Cair Bau: Alcohol
Warna : Tidak memiliki warna
Menurut MSDS etanol bisa membuat iritasi kulit dan kerusakan pada sistem saraf. Etanol juga mempunyai bahaya jika terhirup bisa membuat iritasi selaput lendir, mual, pingsan bahkan kematian. Penggunaan bahan ini berulang kali bisa membuat gangguan otak dan kebutaan. (Iswara dkk., 2014)
HCl
Bentuk : Cair
Bau : Memiliki bau yang menyengat Warna : Bening agak kekuningan
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
bahan ini kita harus mempunyai pengetahuan dan keselamatan yang khusus.
Contoh bahan yang mudah meledak yaitu Trinitro Toluena (TNT).
(Wardiyah, 2016)
Corrosive
Simbol ini menjelaskan tentang bahan ini bisa membahayakan jika terkena langsung dengan kulit kita. Bahan ini bisa menyebabkan gatal-gatal, membuat iritasi dan lain-lain. Bahan ini memilik lambang kode huruf C.
Hindarilah mata kalian dengan bahan ini. Contoh bahan yang korosif yaitu asam klorida dan asam sulfat.
(Wardiyah, 2016)
Flammable
Simbol ini menjelakan tentang bahwa bahan ini mudah terbakar oleh api bunsen dan percikan api. Bahan ini juga memilki titik nyala yang rendah.
Letakkan lah bahan ini jauh-jauh dari bahan yang bisa mengeluarkan api.
Bahan ini memiliki lambang kode huruf F. Contoh bahan yang mudah terbakar yaitu aseton dan logam natrium.
(Wardiyah, 2016)
MSDS HCl dan APD memiliki pengaman di laboratorium. Bahan ini biasanya berada di laboratorium biofarmasetika, mikrobiologi, farmakognosi dan analisis farmasi karena setiap harinya memakai HCl dalam praktikum. Larutan HCl sangat berbahaya jika terkena langsung organ tubuh karena sifatnya korosif, akibatnya bisa membuat iritasi kulit, merusak organ tubuh. (Oditya, 2018)
Asam asetat glasial Bentuk : Cair
Bau: Memiliki bau yang menyengat Warna: Tidak memiliki warna
Menurut MSDS, Asam asetat glasial jika terkena kulit harus segera dibilas dengan air mengalir selama 15 menit, lalu cepat hubungi medis secepatnya.
Jika terhirup segeralah pergi ke tempat yang memiliki udara yang bersih dan segar, lalu jika kesusahan bernafas beri pernapasan buatan. Jika terkena mata cepat basuhi mata dengan air yang mengalir selama 10 menit, lalu cepat hubungi medis. (Ha, 2015)
Iodine
Bentuk : Padat Bau : Iodine
Warna : Hitam ungu
Iodine merupakan bahan yang mudah larut dalam air. Iodine tidak cocok jika dengan logam alkali, amonia atau zat pereduksi yang kuat. Iodine bereaksi korosif dengan asetaldehida dan asetilena. (Smith et al., 2017)
Ammonium nitrat Bentuk : Kristal
Bau : Tidak memiliki bau Warna : Tidak berwarna
Gas amonia dalam amonium nitrat jika direaksikan dengan asam nitrat bisa membentuk larutan panas dan pekat. Amonium nitrat bersifat menarik kelembaban di udara sehingga penyimpanannya di ruang ber-AC.
Amonium sulfat jika digabung bersama amonium nitrat bisa mereduksi sifatnya yang mudah meledak. (Milanka et al., 2015)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
2. TINJAUAN PUSTAKA (sitasi, Max 7 Halaman) 2.1 Sebutkan fungsi beserta gambar dari kertas saring!
2.2 Sebutkan fungsi beserta gambar dari erlenmeyer!
2.3 Sebutkan fungsi beserta gambar dari pipet tetes!
2.4 Sebutkan fungsi beserta gambar dari pipet ukur!
Kertas saring memiliki jenis banyak jenis bahan yaitu softwood, hardwood dan serat mineral. Bahan dari alat ini berasal dari bubur kertas. Fungsi dari kertas saring ini yaitu menyaring kotoran yang ada di suatu larutan. (Baedowi, 2015)
(Baedowi, 2015)
Erlenmeyer memiliki bentuk yang mirip dengan labu ukur yang membedakannya yaitu pada kepalanya yang lebih besar. Erlenmeyer digunakan sebagai tempat saat sedang titrasi. Erlenmeyer juga berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan larutan atau zat kimia dalam jumlah yang lumayan banyak. (Lucas dkk., 2016)
(Lucas dkk., 2016)
Pipet tetes berfungsi sebagai alat bantu untuk mengambil suatu larutan atau cairan dalam jumlah yang sedikit. Pipet tetes ini terbagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan badan pipet. Kepala pipet terbuat dari karet sedangkan badan pipet terbuat dari kaca. Cara menggunakan alat ini badan pipet dimasukkan ke dalam larutan lalu kepala pipet dipencet.
(Lucas dkk., 2016)
Pipet ukur berguna untuk mengukur banyaknya volume yang berbeda pada suatu cairan sebelum dipindahkan ke tempat lain. Bentuk alat ini hampir sama dengan pipet volume tetapi berbeda. Alat ini terbuat dari kaca dan ukurannya lebih panjang
daripada pipet tetes. (Lucas dkk., 2016)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
2.5 Sebutkan fungsi beserta gambar dari hot plate stirrer!
2.6 Sebutkan fungsi beserta gambar dari corong!
2.7 Sebutkan fungsi beserta gambar dari gelas beaker!
2.8 Sebutkan fungsi beserta gambar dari timbangan analitik!
Hot plate stirrer befungsi untuk mencairkan media yang padat. Alat ini juga berfungsi untuk memanaskan larutan. Prinsip kerja alat ini menyerupai kompor listrik tetapi ini ukuran kecil. Tempat memanaskannya menggunakan magnet.
(Andriani, 2016)
Corong digunakan sebagai alat untuk memasukkan suatu media cair seperti larutan dari satu wadah ke wadah lain. Corong ini terbuat dari kaca dan berwarna bening.
Corong ini digunakan agar saat sedang memindahkan atau memasukkan larutan ke
suatu wadah tidak tumpah kemana-mana. (Lukas dkk., 2016)
Gelas beaker berbentuk tabung dan terbuat dari kaca. Gelas beaker berfungsi sebagai wadah untuk menaruh larutan yang akan diuji. Di bagian dinding gelas beaker terdapat takaran tetapi gelas ini tidak boleh digunakan untuk mengukur banyak volume suatu larutan. (Lukas dkk., 2016)
Timbangan analitik biasa digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam ukuran kecil. Alat ini berbentuk timbangan digital. Timbangan versi terbaru terdapat kota kaca diatasnya. (Lukas dkk., 2016)
(Lukas dkk., 2016)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
2.9 Sebutkan fungsi beserta gambar dari lemari asam!
2.10 Sebutkan fungsi beserta gambar dari rak tabung reaksi!
2.11 Sebutkan fungsi beserta gambar dari spektrofotometer!
2.12 Sebutkan fungsi beserta gambar dari labu ukur!
Lemari asam adalah alat yang dirancang untuk mengurangi paparan dari uap yang beracun dan dari gas yang berbahaya. Fungsi dari lemari asam ini sebagai tempat mereaksikan suatu larutan yang mudah menguap. Lemari ini juga berfungsi untuk melindungi orang yang berada di dalam laboratorium agar tidak menghirup gas
yang berbahaya saat sedang pengujian. (Baedowi, 2015)
Rak tabung reaksi memiliki kegunaan sebagai wadah untuk meletakkan tabung reaksi. Rak tabung reaksi terbuat dari kayu. Rak tabung reaksi biasanya terdapat 12 lubang untuk meletakkan tabung reaksi. (Lukas dkk., 2016)
Spektrofotometer berfungsi sebagai alat penghitungan kepadatan sel yang menggunakan densitas optik. Spektrometer dipercaya lebih mudah cara penggunaannya dan hasil lebih akurat dibandingkan memakai mikroskop.
Spektrometer lebih akurat karena terdapat proses kalibrasi hasil perhitungan.
(Zamani, 2016)
(Baedowi, 2015)
Labu ukur mempunyai berbagai macam ukuran mulai dari 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml. Labu ukur berfungsi sebagai wadah untuk mengencerkan dan membuat larutan yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Labu ukur terbuat dari gelas kaca yang berbentuk menyerupai buah labu. (Lukas dkk., 2016)
(Lukas dkk., 2016)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
2.13 Sebutkan fungsi beserta gambar dari botol leher angsa!
2.14 Sebutkan fungsi beserta gambar dari tabung reaksi!
2.15 Sebutkan fungsi beserta gambar dari piknometer!
2.16 Sebutkan fungsi beserta gambar dari gelas ukur!
Botol leher angsa bisa juga disebut botol semprot. Alat ini berguna untuk menyimpan cairan aquades yang akan digunakan untuk membilas apapun yang tidak bisa larut oleh air. Alat ini berbentuk seperti botol minum seperti pada umumnya tetapi yang membedakan yaitu pada tutupnya terdapat selang penyemprot. (Lucas dkk., 2016)
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk menampung media cair seperti pelarut dan bisa juga untuk menampung media padat. Tabung reaksi juga berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan tempat mereaksikan larutan. Prinsip kerja tabung reaksi ini harus dimiringkan di atas nyala api dan mulut tabung tidak boleh mengarah ke diri kita atau orang lain agar tidak membahayakan diri kita jika sewaktu-waktu cairan dalam tabung terciprat atau menyembur keluar. Saat mensterilkan tabung reaksi di dalam autoklaf harus ditutupi kapas atau alumunium foil. (Andriani, 2016)
(Urif, 2013)
Piknometer berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis suatu zat.
Piknometer terbuat dari kaca dan berwarna bening. Bentuknya mirip dengan botol parfum atau sejenisnya. (Asidu dkk., 2017)
(Asidu dkk., 2017)
Gelas ukur memiliki fungsi yaitu untuk mengukur banyaknya volume suatu larutan. Gelas ukur ini berbentuk seperti tabung reaksi tetapi berbeda. Gelas ukur ini juga memiliki berbagai macam ukuran. Gelas ukur ini terbuat dari kaca
sehingga harus hati-hati dalam penggunaannya. (Lukas dkk., 2016)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
2.17 Sebutkan fungsi beserta gambar dari gelas arloji!
2.18 Sebutkan fungsi beserta gambar dari pH!
2.19 Sebutkan fungsi beserta gambar dari bulb!
2.20 Sebutkan fungsi beserta gambar dari kuvet!
Gelas arloji memiliki bentuk oval dan terbuat dari gelas kaca. Fungsi dari alat ini yaitu menjadi tempat untuk meletakkan bahan kimia yang berupa zat padat berukuran kecil seperti serbuk dan kristal yang akan ditimbang. Bagian tengah
gelas arloji ini sedikit cekung ke bawah. (Lucas dkk., 2016)
pH meter berfungsi sebagai alat ukur elektrik yang mengihtung kadar pH sebuah larutan atau zat cair. Alat ini terdapat layar dan tombol disebelahnya. Alat ini digunakan sebagai pengganti pH indicator yang menggunakan kertas. (Baedowi, 2015)
(Baedowi, 2015)
Bulb filler berfungsi sebagai alat untuk menyedot cairan yang dipasang di pangkal kepala pipet ukur. Alat ini terbuat dari karet yang aman dengan bahan kimia yang berbahaya. Bulb ini memiliki 3 katup dan 3 saluran.
(Lucas dkk., 2016)
Kuvet berfungsi sebagai wadah media yang akan diuji oleh spektrofotometer.
Kuvet memiliki berbagai jenis bahan yaitu kuvet gelas, kuvet plastik dan kuvet kuarsa.Kuvet gelas terbuat dari kaca dan bisa dipakai berulang kali, kuvet plastik terbuat dari plastik dan hanya sekali pakai, dan kuvet kuarsa terbuat dari kuarsa dan hanya dapat digunakan di daerah UV saja. (Jati, 2018)
(Hartutik, 2012)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
2.21 Sebutkan fungsi beserta gambar dari cawan petri!
Cawan petri berfungsi sebagai tempat untuk pembuatan kultur media dan tempat untuk menyimpan medium. Cawan petri berbentuk menyerupai mangkuk tetapi dasar cawan rata tidak cekung seperti mangkuk. Prinsip kerja alat ini yaitu medium diletakkan atau dituangkan ke cawan bagian bawah sedangkan cawan bagian atas digunakan sebagai penutup. (Andriani, 2016)
(Lucas dkk., 2016)
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
3. PEMBAHASAN (Max 3 Halaman)
Sebelum kita praktikum hal yang kita persiapkan yaitu mengenal nama dan fungsi alat-alat yang berada di laboratorium. Alat-alatnya memiliki beragam jenis dan setiap alat berbeda fungsi penggunaannya. Saya akan membahas fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium yang saya dapatkan dari praktikum. Pertama ada alat yang termasuk tipe glassware yaitu alat yang terbuat dari kaca dan memiliki berbagai jenis dan bentuk gelas.
Glassware mempunyai warna yang bening dan rawan pecah. Sehingga ada aturan sendiri dan harus hati-hati dalam penggunaannya (Yusnita dkk., 2013).
Glassware terbagi menjadi 2 macam yaitu glassware sebagai alat ukur dan glassware yang tidak bisa menjadi alat ukur. Glassware sebagai alat ukur yaitu pipet volume, pipet ukur, piknometer, gelas ukur, buret dan labu ukur. Tipe glassware ini tidak boleh dipanaskan karena alat akan memuai sehingga tidak bisa akurat lagi jika digunakan untuk mengukur. Tipe glassware lainnya yaitu glassware yang bukan alat ukur karena biarpun beberapa alat yang termasuk tipe ini memiliki skala ukuran tetapi ukuran itu tidak mempunyai ketelitian yang tinggi sehingga tidak bisa digunakan sebagai alat ukur. Alat yang termasuk tipe ini yaitu gelas beaker, erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, gelas arloji, dan kuvet. Untuk alat tipe ini bisa dipanaskan karena hanya digunakan sebagai wadah media percobaan.
Saya akan menjelaskan fungsi dari alat-alat yang ada di praktikum. Pertama ada Kertas saring yang berfungsi menyaring kotoran atau zat padat yang ada di dalam larutan.
Kertas saring memerlukan bantuan corong gelas atau corong Buchner untuk mendapatkan filtrat. Kertas saring dilipat 16 kali agar saat diletakkan di corong tidak ada yang tersangkut (Hartutik, 2012). Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah untuk menampung larutan atau cairan. Erlenmeyer juga bisa dipakai untuk meracik dan menghomogenkan bahan serta menyimpan akuades. Erlenmeyer terdapat banyak ukuran mulai dari 25 ml sampai 1.000 ml (Widodo, 2017). Pipet tetes atau bisa disebut pipet pasteur dilengkapi dengan pompa karet. Pipet ini berfungsi mengambil larutan dengan volume yang kecil (tetes). Pipet ini membantu agar saat pengenceran jumlah volume yang dipakai tepat (Hartutik, 2012). Pipet ukur memiliki berbagai ukuran mulai dari 1 ml hingga 10 ml.
Pipet ukur befungsi memindahkan larutan ke tempat lain dengan volume yang sudah diketahui. Cara menggunakan pipet ini yaitu dengan bantuan bulb filler (Widodo, 2017).
Hot plate stirrer merupakan alat aduk untuk menghomogenkan larutan. Pelat yang ada di alat ini memanaskan larutan yang ada diatasnya sehingga proses homogenisasi berjalan cepat. Di dalam alat ini juga terdapat magnet sehingga saat larutan dimasukkan batang magnet, batang magnet itu akan berputar sehingga larutan tersebut teraduk (Widodo, 2017). Corong berfungsi sebagai alat untuk meletakkan kertas saring saat proses penyaringan. Corong juga berfungsi untuk memudahkan proses memasukkan suatu larutan ke suatu wadah. Corong memiliki dua bagian yaitu mulut dan batang corong (Maulana, 2013). Gelas beaker berfungsi untuk menampung suatu larutan. Gelas beaker bisa untuk memanaskan larutan karena gelas ini bukan gelas ukur. Gelas beaker tidak bisa digunakan untuk mengukur volume larutan karena bisa memuai (Hartutik, 2012).
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
Timbangan analitik berfungsi untuk mengukur berat bahan yang akan digunakan saat praktikum. Bahan yang ditimbang alat ini yaitu bahan kimiawi yang padat. Timbangan ini memiliki ketelitian yang tinggi yaitu akurasi 0,0001 g (Hartutik, 2012). Lemari asam merupakan barang yang cukup penting berada di laboratorium. Lemari asam berfungsi untuk menyimpan larutan asam kuat atau yang menghasilkan gas yang berbahaya. Tanpa lemari ini, kualitas udara di laboratorium akan berbahaya sehingga membahayakan orang yang berada di laboratorium (Litasari dkk., 2014). Rak tabung reaksi memiliki 2 jenis bahan yaitu kayu dan besi. Rak tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi agar aman. Rak tabung reaksi memiliki berbagai ukuran yaitu pendek dan panjang yang bisa memuat lebih banyak tabung reaksi (Hartutik, 2012). Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau asborbansi suatu larutan. Spektrofotometer mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang pada suatu objek. Pasangan alat ini yaitu kuvet (Baedowi, 2015). Labu ukur merupakan alat ukur yang memiliki keakuratan yang tinggi. Labu ukur berfungsi untuk mengukur volume cairan dalam proses preparasi larutan. Labu ukur juga bisa digunakan untuk mengencerkan bahan hingga garis batas leher labu ukur (Hartutik, 2012). Botol leher angsa atau yang dikenal botol semprot berfungsi untuk menyimpan akuades. Akuades merupakan air yang berasal dari penyulingan dan tidak mengandung mineral sehingga saat ditambahkan ke suatu larutan tidak merusak kandungan bahan yang ada di larutan tersebut. Botol leher angsa digunakan saat mencuci peralatan dan membilas bahan yang tidak bisa larut oleh air (Hartutik, 2012). Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk uji biokimiawi dan juga wadah menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi bisa ditutup menggunakan kapas, tutup plastik atau aluminium foil. Tabung reaksi bisa dipanaskan di atas api, saat tabung dipanaskan arah mulut tabung tidak boleh mengarah ke orang karena dikhawatirkan cairan dalam tabung tersebut akan menyembur keluar (Widodo, 2017). Piknometer adalah alat untuk mengukur massa jenis suatu larutan. Piknometer memiliki bentuk menyerupai botol parfum. Piknometer terbuat dari kaca sehingga harus hati-hati dalam memakainya (Hartutik, 2012). Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan. Gelas ukur memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Saat mengukur volume menggunakan alat ini, kita menentukan hasil ukurnya berdasarkan meniskus cekung larutan tersebut. Untuk larutan berwarna pekat, kita melihat garis meniskus atasnya. Sedangkan untuk larutan bening kita melihat garis meniskus bawahnya (Widodo, 2017). Gelas arloji berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan bahan yang bersifat higroskopis yang akan ditimbang di timbangan analitis. Gelas arloji berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan bahan yang ada di dalam desikator. Alat ini juga bisa menjadi penutup saat sedang memanaskan bahan kimia (Urif, 2013). pH meter merupakan alat untuk mengukur kadar keasaman suatu larutan. pH meter ini terdapat 3 larutan untuk menguji yaitu larutan netral, larutan asam, dan larutan basa. Bentuk pH meter ini mirip seperti aki (Hartutik, 2012). Bulb filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dipasang di pipet ukur. Bulb filler ini mempunyai 3 saluran dan 3 katup. Katup A (aspirate) berfungsi untuk mengosongkan udara dari dalam bulb. Katup S (suction) berfungsi untuk menyedot cairan ke ujung pipet. Katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang ada di dalam pipet ukur (Widodo, 2017).
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
Kuvet merupakan wadah sampel yang digunakan di alat spektrofotometer. Kuvet memiliki dua sisi yaitu sisi bening dan sisi buram. Saat memegang kuvet harus di bagian sisi buramnya, tujuannya untuk menghindari adanya bercak kotoran atau sidik jari di bagian sisi bening yang akan mengganggu proses pembacaan (Hartutik, 2012). Cawan petri berguna untuk tempat mengkultivasi mikroba. Cawan petri memiliki banyak ukuran misalnya diameter 15 cm dan 9 cm. Cara menggunakan alat ini yaitu media dituang di bagian bawah cawan dan bagian atas berguna sebagai penutupnya (Widodo, 2017).
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
4. KESIMPULAN (Max 1 Halaman)
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dan bagaimana budaya K3 di laboratorium, arti dari simbol pada bahan – bahan kimia, serta fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium. K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja di laboratorium merupakan sebuah prosedur kesehatan dan keselamatan untuk orang yang berada di laboratorium. K3 di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara lain.
Padahal K3 sangat penting untuk kebaikan bersama. Sebelum memasuki laboratorium ketahuilah aturannya yaitu menggunakan pakaian yang panjang, sepatu yang tertutup, masker serta memakai sarung tangan lateks.
Di dalam laboratorium terdapat banyak bahan-bahan kimia yang berbahaya sehingga kita harus mengetahui arti dari simbol-simbol yang ada. Banyak ragam jenis simbol yang ada di laboratorium misalnya Harmful yang berarti bahwa bahan tersebut berbahaya bisa membuat iritasi jika terkena kulit kita. Contoh dari bahan berbahaya ini yaitu Etilen glikol dan Diklorometan. Yang kedua yaitu Toxic yang berarti bahan ini beracun bisa membuat kematian jika tertelan. Contoh bahan beracun yaitu Nitrobenzena dan Kalium sianida.
Selanjutnya yaitu simbol Explosive yang berarti bahan ini mudah meledak jika terkena panas atau api. Contoh bahan ini yaitu Trinitro Toluena (TNT). Lalu Corrosive yang berarti bahan ini membahayakan jika terkena kulit. Contoh bahan ini yaitu Asam klorida dan Asam sulfat. Dan yang terakhir Flammable yang berarti bahwa bahan ini mudah terbakar dan bisa menyebabkan kebakaran. Contoh bahan yang mudah terbakar yaitu Aseton dan Logam natrium.
Setelah mengetahui arti dari simbol-simbol yang ada, kita harus mengetahui MSDS (Material Safety Data Sheet) atau data keselamatan tiap larutan yang ada. Tujuan dari mengetahui MSDS tiap larutan yaitu agar kita bisa mengetahui cara penanganan dan mengetahui akibat yang akan terjadi dalam mereaksikan larutan tertentu. MSDS tiap bahan berbeda-beda. Menurut MSDS etanol bisa membuat iritasi kulit dan berbahaya jika terhirup. Untuk HCl larutan ini sangat berbahaya jika terkena langsung dengan organ tubuh karena larutan ini bersifat korosif. Lalu untuk MSDS asam asetat glasial larutan ini bisa membuat luka bakar. Untuk iodine larutan ini sama dengan larutan HCl yang bersifat korosif. Dan untuk MSDS ammonium nitrat larutan ini sifatnya mudah meledak.
Kesimpulan dari hasil praktikum ini yaitu sebelum memasuki laboratorium kenalilah alat-alat yang ada, ketahuilah bagaimana cara penggunaannya, serta ketahuilah bahan- bahan yang akan direaksikan untuk menghindari adanya kecelakaan saat sedang praktek.
Gunakanlah pakaian sesuai aturan dan hati-hati dalam menggunakan alat-alat yang ada.
NAMA Yulia Rahmah Ihsan
NIM 205100900111010
KELAS M
KELOMPOK M-1
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi. Jurnal Mikrobiologi, 1(1): 1–7
Asidu, L. O. A. D., Hasbi, M., dan Aksar, P. 2017. Pemanfaatan Minyak Oli Bekas Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dengan Pencampuran Minyak Pirolisis. Jurnal Mahasiswa Teknik Mesin, 2(2): 1–7
Baeodwi, A., dkk. 2015. Manajemen Sekolah Efektif: Pengalaman Sekolah Sukma Bangsa.
Jakarta: Pustaka Alvabet.
Ha, D, M. 2015. A Study On the Appropriateness Of the Combustible Properties MSDS For o-Cresol. Jurnal Of the Korean Society Of Safety, 30(2): 21-26.
Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Iswara, F. P., Rubiyanto, D., dan Julianto, S. 2014. Dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa. Indonesian Journal of Chemical Research, 2(1), 18–27.
Jati, A. R. 2018. Perbedaan Kadar Total Berdasarkan Penggunaan Kuvet dan Tabung Reaksi Baru.
Lucas, Stefanus, MARS, Apt, Nina Jusnita, M. 2016. Buku Pedoman Praktikum Laboratorium Farmasi. NASPA Journal, 42(4):1.
Milanka, Kricak Lazar, Milanovic, Dokic, and Simic. 2015. Ammonium Nitrate Explosion Hazards Opasnosti Od Eksplozije Koje Potiču Od Amonijum Nitrata: 49-63
Oditya, I. P. 2018. Risk Management At Biopharmaceutical and Pharmaceutical Analysis Laboratory of Airlangga University. 7, 81–90.
Smith, M., and Selby, S. 2017. The Eukaryotes of Microbiology. Microbiology for Allied Health Students. 195-239
Sutijono, S. 2017. Optimalisasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang. Jurnal Teknik Mesin, 23(2), 1–10.
Urif, Maulana. 2013. Pengantar Pengenalan Laboratorium Kimia Dasar Untuk Siswa. Solo:
Yudisthira.
Wardiyah. 2016. Pratikum Kimia Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Zamani, N. P. 2016. Penggunaan Spektrofotometer Sebagai Pendeteksi Kepadatan Sel Mikroalga Laut. 8(1), 39–48.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Litasari, K. N., Ning Setiani, dan Lina Herlina. 2014. Profil Pembelajaran Biologi Berbasis Laboratorium Dan Implikasinya Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Negeri Se- Kabupaten Semarang. Journal of Biology Education, 3(2), 172–179.
Widodo, L. U. 2017. Modul Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi.
Yusnita, H. W., & Yulianto, A. 2013. Upaya Food and Beverage Restaurant Dalam Meningkatkan Kepuasan Tamu Melalui Variasi Produk. Jurnal Khasanah Ilmu, IV(1), 67–81.