• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BANJAR

NOMOR 855 TAHUN 2015 TENTANG

PENETAPAN PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

BUPATI BANJAR,

Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan hukum bagi Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara baik sebagai orang pribadi atau badan hukum yang dalam pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan pemerintahan terkena masalah hukum seperti pengaduan dan/atau tuntutan terhadap kebijakan maupun keputusan Pejabat Pemerintah Kabupaten Banjar di pengadilan dalam Perkara Perdata, Perkara Pidana, Perkara Tata usaha Negara atau Perkara Hubungan Industrial;

b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu ditetapkan Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Banjar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata;

(2)

dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5079);

5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356);

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2014

tentang Pedoman Penanganan Perkara Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 214);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2008 Nomor 09, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2015 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Nomor 6);

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR TENTANG PENETAPAN

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR. KESATU : Menetapkan Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Martapura

pada tanggal 4 Desember 2015

PENJABAT BUPATI BANJAR,

ttd

(4)

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR NOMOR 855 TAHUN 2015 TANGGAL 4 DESEMBER 2015

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

I. PENDAHULUAN

Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Pemerintah Daerah melalui Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja) menghadapi berbagai resiko pekerjaan, mulai dari pengaduan masyarakat, tuntutan hukum/gugatan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan baik perdata, tata usaha negara maupun pidana. Karenanya sudah selayaknya Pemerintah Daerah memberikan bantuan hukum bagi Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Aparatur Sipil Negara yang menghadapi perkara hukum dalam menjalankan tugas tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 65 ayat (1) huruf e adalah mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu, juga didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pasal 92 ayat (1) huruf d dan Pasal 106 ayat (1) huruf e, yang menentukan salah satu kewajiban pemerintah terhadap ASN adalah memberikan perlindungan berupa bantuan hukum.

II. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

(5)

III. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

1. Tujuan dari bantuan hukum ini adalah memberikan perlindungan hukum kepada subyek bantuan hukum guna memperoleh keadilan ketika berhadapan dengan perkara hukum yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya sebagai penyelenggara pemerintahan.

2. Bantuan hukum yang diberikan pemerintah daerah adalah berupa konsultasi hukum untuk mendapatkan keterangan/petunjuk/saran (non litigasi) dan/atau penanganan perkara (litigasi) yang dihadapi subyek bantuan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pemerintahan/kedinasan.

3. Pemerintah Daerah tidak memberikan Bantuan Hukum kepada subyek bantuan hukum yang mengajukan gugatan dengan tergugat Pemerintah Daerah dan/atau kepentingan pribadi/diluar pelaksanaan tugas pemerintahan/kedinasan.

IV. SUBYEK BANTUAN HUKUM

Subyek bantuan hukum yang dapat diberikan bantuan hukum oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar adalah Bupati Banjar dan/atau Wakil Bupati Banjar dan Calon Pegawai Aparatur Sipil Negara dan/atau Pegawai Aparatur Sipil Negara Kabupaten Banjar yang menghadapi perkara hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dalam menjalankan tugas pemerintahan/kedinasan.

V. PENYELENGGARA BANTUAN HUKUM

1. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum berupa konsultasi hukum dan/atau penanganan perkara hukum di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar dilaksanakan oleh :

1) Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar (Bagian Hukum) untuk perkara perdata, tata usaha negara dan hubungan industrial.

2) Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH KORPRI Kabupaten Banjar) untuk perkara pidana.

(6)

3. Dalam penyelenggaraan bantuan hukum berupa penanganan perkara pidana, LKBH KORPRI Kabupaten Banjar bertindak sebagai kuasa hukum berdasarkan Surat Kuasa dari subyek bantuan hukum.

4. Kuasa hukum melaksanakan penanganan perkara pada semua tingkat peradilan.

5. Pelaksanaan pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilaksanakan sesuai dengan hukum acara yang berlaku.

VI. MEKANISME PENANGANAN PERKARA

A. Perkara Perdata/Tata Usaha Negara/Hubungan Industrial 1. Gugatan terhadap Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar

1) Gugatan yang disampaikan Pengadilan diteruskan ke Bagian Hukum.

2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan registrasi gugatan dalam buku register bantuan hukum yang memuat keterangan-keterangan sebagai berikut :

a. Nama Penggugat; b. Tanggal Gugatan: c. Jenis perkara; dan

d. Uraian singkat mengenai perkara;

3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan terhadap gugatan.

4) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait guna meminta penjelasan/kronologis tertulis terkait perkara yang dihadapi Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar.

5) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf. 6) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 5 minimal berisi

dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Bupati dan/atau Wakil Bupati Banjar dalam gugatan, serta saran penanganan perkara.

2. Gugatan terhadap Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN

1) Gugatan yang diterima dari Pengadilan disampaikan ke Bagian Hukum disertai :

a. surat pengantar permohonan bantuan hukum/penanganan perkara;

(7)

d. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara; dan

e. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.

2) Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan registrasi permohonan dan gugatan yang memuat keterangan-keterangan sebagai berikut :

a. Tanggal pengajuan permohonan; b. Nama pemohon;

c. Jabatan pemohon; d. Nomor Induk Pegawai; e. Alamat Kantor pemohon; f. Nama Penggugat;

g. Tanggal Gugatan: h. Jenis perkara;

i. Uraian singkat mengenai perkara yang dimohonkan bantuan hukum; dan

j. Jenis layanan bantuan hukum yang dimohonkan.

3) Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kajian/penelaahan terhadap gugatan.

4) Bagian Hukum menyampaikan hasil kajian/penelaahan kepada Bupati Banjar melalui Sekretaris Daerah dengan telaahan staf. 5) Telaahan staf sebagaimana dimaksud pada angka 4 minimal berisi

dasar hukum, objek gugatan dan kedudukan Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN dalam gugatan, serta saran penanganan perkara.

3. Pemerintah Daerah dapat mengajukan gugatan perdata/tata usaha negara apabila pemerintah daerah dan/atau pejabat terkait menyimpulkan terdapat kerugian/pelanggaran hukum oleh pihak lain.

4. Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada angka 3 didasarkan pada hasil kajian/telaahan dari SKPD terkait.

5. Dalam hal melaksanakan penanganan perkara/memberikan bantuan hukum sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2, Bagian Hukum melalui Sub Bagian Bantuan Hukum melakukan kegiatan antara lain:

1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;

(8)

3) menyiapkan dan menyampaikan jawaban, duplik, alat bukti dan saksi, kesimpulan;

4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/Pengadilan Tata Usaha Negara/Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara/Pengadilan Hubungan Industrial/tempat lain sesuai agenda sidang yang ditetapkan;

5) menyatakan dan mengajukan Banding, menyiapkan dan menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada Pengadilan Tinggi/Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara melalui Pengadilan Tingkat Pertama; dan

6) menyatakan dan mengajukan Kasasi/Peninjauan Kembali, menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori Kasasi, Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat Pertama.

6. Dalam hal penanganan perkara dengan kedudukan hukum Pemerintah Daerah/SKPD terkait sebagai penggugat/mengajukan gugatan, Bagian Hukum melakukan antara lain :

1) menyiapkan dan menyampaikan surat kuasa khusus untuk ditandatangani subyek bantuan hukum dan penerima kuasa;

2) menyiapkan dan menyampaikan gugatan serta mendaftarkan surat kuasa khusus di Pengadilan;

3) menyiapkan dan menyampaikan replik, alat bukti dan saksi, serta kesimpulan;

4) menghadiri sidang di Pengadian Negeri/tempat lain sesuai agenda sidang yang ditetapkan;

5) menyatakan dan mengajukan Banding, menyiapkan dan menyampaikan Memori Banding/Kontra Memori Banding kepada Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan Tingkat Pertama; dan

6) menyatakan dan mengajukan Kasasi/Peninjauan Kembali, menyiapkan dan menyampaikan Memori Kasasi/ Kontra Memori Kasasi, Memori Peninjauan Kembali/Kontra Memori Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tingkat Pertama.

(9)

B. Perkara Pidana

1. Penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum dilaksanakan sepenuhnya oleh Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar (LKBH KORPRI Kabupaten Banjar).

2. Mekanisme penanganan perkara pidana mengacu pada Keputusan Bupati Banjar Nomor 750 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Banjar.

C. Peran Serta SKPD/Calon Pegawai ASN dan/atau Pegawai ASN

1. Subyek bantuan hukum dan/atau SKPD terkait berperan secara aktif menyediakan data, informasi, alat bukti yang berkaitan dengan perkara yang ditangani penyelenggara bantuan hukum dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya.

2. Dalam penanganan perkara, pejabat dan/atau pegawai ASN yang berdasarkan pertimbangan berkaitan dan/atau mengetahui kronologis mengenai objek/pokok perkara yang ditangani wajib bersedia memberikan keterangan dan/atau menjadi saksi di persidangan apabila dibutuhkan.

VII. KUASA HUKUM

1. Tim kuasa hukum terdiri dari : 1) Kepala Bagian Hukum;

2) Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum; dan 3) Pelaksana Sub Bagian Bantuan Hukum;

2. Selain kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1, kuasa hukum juga dapat berasal dari Pegawai ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar yang memiliki pengetahuan di bidang hukum dan/atau yang memahami objek perkara yang dihadapi.

3. Kuasa hukum sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 malaksanakan tugasnya setelah adanya surat kuasa dari subyek bantuan hukum serta Surat Izin/Surat Tugas dalam penanganan perkara litigasi.

(10)

5. Surat izin/surat tugas dan surat kuasa diberikan kepada kuasa hukum dan/atau pendamping hanya untuk penanganan satu perkara yang diperintahkan dan/atau dimintakan sesuai dengan permohonan bantuan hukum.

6. Kuasa Hukum yang ditunjuk memberikan bantuan hukum bertindak sebagai kuasa hukum subyek bantuan hukum untuk memberikan bantuan hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/ hubungan industrial subyek bantuan hukum di Pengadilan.

7. Penunjukkan kuasa hukum dalam penanganan perkara dilakukan oleh Bupati Banjar dan/atau Sekretaris Daerah berdasarkan telaahan staf dari Kapala Bagian Hukum.

VIII.KOORDINASI DAN PELAPORAN

1. Bagian Hukum dalam penanganan perkara perdata/tata usaha negara/ hubungan industrial berkoordinasi dengan subyek bantuan hukum, SKPD terkait, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan dan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri.

2. LKBH KORPRI Kabupaten Banjar dalam penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum, berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Banjar mengenai pelaksanaan koordinasi antara aparat penegak hukum yang hendak melakukan pemeriksaan atas pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat tentang dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh aparatur sipil negara di instansi daerah dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah.

3. LKBH KORPRI Kabupaten Banjar menyampaikan/melaporkan penanganan perkara pidana yang dihadapi subyek bantuan hukum serta tahap perkembangan penanganan perkara tersebut kepada Bagian Hukum dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjar.

4. Bagian Hukum menyampaikan hasil penanganan perkara kepada subyek bantuan hukum dan/atau Bupati Banjar setelah adanya putusan pengadilan pada setiap tingkat peradilan.

5. Bagian Hukum secara berkala menyampaikan laporan penanganan perkara kepada Bupati Banjar, Biro Hukum Provinsi Kalimantan Selatan dan Biro Hukum Kementerian Dalam Negeri.

(11)

IX. PEMBIAYAAN

Segala biaya dalam penanganan perkara/pemberian bantuan hukum dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar.

X. LAIN-LAIN

1. Dalam penanganan perkara Bagian Hukum dilarang menerima pemberian hadiah baik berupa uang maupun benda dalam bentuk apapun (gratifikasi).

2. Bagian Hukum dilarang mengambil keuntungan pribadi dari permohonan bantuan hukum yang diajukan Subyek Bantuan Hukum.

PENJABAT BUPATI BANJAR, ttd

(12)

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN BUPATI BANJAR NOMOR 855 TAHUN 2015 TANGGAL 4 DESEMBER 2015 Contoh Surat Permohonan :

KOP DINAS

Cq. KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA BANJAR

di-

Tempat

Sehubungan dengan adanya surat/relaas panggilan pengadilan …………. Nomor :………, Perihal : ………,

tanggal :……….. dan gugatan terhadap …….……, saya yang

bertanda tangan dibawah ini : Nama

dengan ini menyampaikan permohonan penanganan perkara/gugatan tersebut. Dalam rangka penanganan perkara tersebut dengan ini dilampirkan :

1. surat/relaas panggilan sidang dari pengadilan………; 2. copy keputusan pangkat terakhir;

3. penjelasan/kronologis tertulis mengenai objek/pokok perkara; dan

4. dokumen yang berkaitan dengan objek/pokok perkara.

(13)

NOMOR 855 TAHUN 2015 TANGGAL 4 DESEMBER 2015

FLOWCHART PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

No Uraian Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

SBH

Sekda Bupati Kelengkapan Waktu Output Ket

1. Subyek bantuan hukum memerintahkan/

menyampaikan permohonan

penanganan perkara

- Surat panggilan sidang dan gugatan

- Surat Permohonan - Kronologis tertulis

objek perkara

2. Melaksanakan registrasi - Surat panggilan sidang

dan gugatan - Surat Permohonan - Kronologis tertulis

objek perkara

- Surat panggilan sidang dan gugatan

- Surat Permohonan - Kronologis tertulis

objek perkara

4. Menyampaikan hasil

kajian (telaahan staf) untuk ditandatangani

Rancangan kajian/

telaahan staf

(14)

5. Menyampaikan telaahan staf mengenai perkara

Telaahan staf 1 hari Disposisi

6. Menindaklanjuti hasil disposisi

Telaahan staf 1 hari - Telaahan staf

- Disposisi

7. Administrasi Kuasa

Hukum

- Rancangan Surat

Kuasa

- Rancangan Surat Izin

2 hari - Surat Kuasa - Surat Izin

8. Kuasa hukum

melakukan penanganan perkara sampai selesai.

- Surat panggilan sidang dan gugatan

- Telaahan staf - Surat Kuasa - Alat Bukti

Tentatif Beracara di Pengadilan

9. Koordinasi dan laporan

penanganan perkara

yang selesai.

- Laporan

perkembangan perkara - Putusan Pengadilan

2 hari Laporan penangan

perkara

PENJABAT BUPATI BANJAR,

ttd

Referensi

Dokumen terkait

151 PUSAT KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KUNINGAN 152 POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA DEPOK 153 LEMBAGA BANTUAN DANB. KONSULTASI HUKUM FAKULTAS

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Banjar Nomor 1 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa setiap Desa di Kabupaten Banjar Tahun 2017 (Berita

Beberapa perubahan ketentuan dalam PSAK tersebut sebagian relevan untuk akad asuransi syariah yang diatur dalam PSAK 108 (2009), seperti pengakuan pendapatan kontribusi peserta,

DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PENILAIAN TM PS PI BELAJAR SUMBER. 1.1

Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa penurunan kadar air tidak berpengaruh terhadap semua peubah pengamatan.:daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, indeks vigor,

ABSTRAK : - Pasal 96 Ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah

SYUKRI Penyusun Bahan Bantuan Hukum Sub Bagian Bantuan Hukum-Sekretariat Daerah 117 2154012110001554 MIZANUL ADLI Penyusun Bahan Bantuan Hukum Sub Bagian Bantuan

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Banjar Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan bagi Pejabat