• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perburuhan-Januari 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perburuhan-Januari 2008"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME VI JANUARI 2008

(2)

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situs-situs suratkabar, majalah, serta situs-situs berita lainnya.

Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.

Untuk memperluas area distribusi, Berkhas diterbitkan melalui 2 (dua) macam media yaitu media cetakan (hardcopy) serta media online berupa pdf file yang dapat diakses melalui situs web Akatiga (www.akatiga.or.id).

(3)

D a f t a r I si

Banyak Pekerja Belum Mendapat Perlindungan --- 1

Gaji Buruh PT MJCG belum Dibayar --- 2

25 Perusahaan Minta Penangguhan Pelaksanaan UMK --- 3

2007 Pengangguran Turun 1,5 juta --- 4

Upah Layak 2008 Masih Buram --- 6

Menakertrans: Masih Banyak TKI Ilegal --- 7

Pengangguran Tetap Ancaman --- 8

Pengusaha tolak penetapan UMK Batam --- 10

Maju Mundur RPP Pesangon, Kuncinya Transparansi --- 11

'Izin TKI mandiri agar ditinjau' --- 13

Bahagia Meski Berstatus Buruh Kontrak --- 15

Investasi Kurangi Pengangguran di Pangkalpinang --- 17

Abdul Latif, Ketua Serikat Pekerja PT Jamsostek Jamsostek Perlu Bersinergi --- 18

Buruh Menganggur Nelayan Sulit Lakukan Usaha Sampingan --- 19

UMP Sumut Tidak Layak --- 21

76 Persen Kasus Buruh Migran Jember Menguap --- 23

Besar, Peluang TKI Konstruksi Bekerja di Luar Negeri --- 24

Malaysia Tolak Upah Minimum TKI --- 25

Proses Hukum TKI Masih Berbelit --- 26

86 BLK TKI Dilarang Beroperasi --- 28

SBY ke Malaysia Bahas TKI --- 29

Mayoritas Buruh Perkebunan di Cilacap Buta Aksara --- 31

Jaga Martabat TKI di Negeri Tetangga --- 32

TKI Asal Lampung Tewas di Hongkong--- 35

Negara Asal Buruh Migran Perlu Kerja Sama --- 36

Pemerintah Diminta Evaluasi Soal Penempatan Buruh Migran Indonesia --- 38

Ikhtiar Menghapus Buruh Anak --- 39

3.000 Buruh Mogok Kerja --- 41

86 BLK TKI di Indonesia Tidak Memenuhi Syarat --- 42

Perbaiki Pembelaan TKI --- 43

(4)

Buruh Migran Masih Dipinggirkan --- 47

Mogok Massal, Buruh Tuntut Kenaikan Upah --- 49

Tinjau Ulang Konsorsium Asuransi TKI --- 50

1.500 TKI perhotelan segera ke Jepang --- 51

Malaysia Pangkas Jumlah Pekerja Asing --- 52

Pekerja Terancam Menganggur --- 53

Bubarkan Konsorsium Asuransi TKI --- 55

Buruh Pabrik Pelastik Tuntut Pembayaran Upah --- 56

Pemulangan TKI Baru Wacana --- 57

Buruh Nelayan Kurangi Konsumsi Pangan --- 59

9 Perusahaan Tak Sanggup Menggaji Sesuai UMK Malang--- 61

Buruh Berteriak, "Outsourcing" Marak --- 62

Kontributor, "Penyumbang" Tanpa Kepastian --- 65

155 TKI Ilegal Asal Jatim Dipulangkan --- 68

Terminal TKI dipindah ke Selapajang --- 69

200 Ribu Rumah Pekerja Segera Dibangun --- 70

Pengiriman TKI informal berlanjut --- 71

Penganggur Absolut 70 Persen Kaum Pria --- 72

Guru Sukwan Tuntut Honor di Atas UMK--- 73

Pemerintah minta bukti pelanggaran asuransi TKI --- 74

Buruh Gelar Demo Desak Kantor Pajak Batalkan Lelang --- 75

Ribuan Karyawan Kepung Istana Tolak Hasil RUPS PLN karena Dinilai Melecehkan Konstitusi --- 76

(5)

Pikiran Rakyat Rabu, 02 Januari 2008

Ba n y a k Pe k e r j a Be lu m M e n d a p a t Pe r lin d u n g a n

JAKARTA, (PR).-

Hak pekerja untuk mendapatkan jaminan sosial (social security) hingga saat ini masih sangat memprihatinkan. Padahal, Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengategorikan hal itu sebagai hak asasi pekerja.

"Kesadaran atas pemenuhan hak-hak pekerja bukan hanya perlu di kalangan pekerja, tetapi juga eksekutif perusahaan, termasuk BUMN," ungkap Agus Supriyadi, Kepala Kanwil III Jamsostek DKI Jakarta, akhir pekan lalu.

Peraturan perundangan mewajibkan perusahaan mengikutsertakan pekerjanya dalam program Jamsostek jika mampu membayar total upah Rp 1 juta per bulan atau mempekerjakan minimal 10 orang. Artinya, jika suatu perusahaan membayar gaji untuk dua orang saja, wajib menjadi peserta Jamsostek.

"Kenyataannya, hanya 21.000 perusahaan dengan sekitar 2 juta tenaga kerja yang aktif membayar iuran," ujarnya.

Padahal, saat ini pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 76/2007 tentang Perubahan Kelima atas PP No.14/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, menaikkan kualitas santunan bagi pekerja menjadi anggota program tersebut. Peraturan Pemerintah No. 76/2007 ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Desember 2007.

Dalam PP itu, terdapat kenaikan jumlah santunan seperti santunan Jaminan Kematian (JK) bagi janda/duda/anak pekerja yang sebelumnya Rp 6 juta naik menjadi Rp 10 juta dan biaya pemakaman sebesar Rp 1,5 juta naik menjadi Rp 2 juta.

Santunan kematian karena kecelakaan kerja (JKK) juga naik dari 60 persen dikalikan 70 bulan upah menjadi 60 persen dikalikan 80 bulan upah, sedangkan biaya pemakaman dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta.

(6)

Republika Rabu, 02 Januari 2008

Ga j i Bu r u h PT M JCG b e lu m D ib a y a r

SUKABUMI -- Nasib buruk menimpa sekitar 800 buruh PT Megah Jaya Citra Garmindo, (MJCG) Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Para buruh ini, sejak November 2007 hingga awal 2008 ini, belum menerima pembayaran gaji. Total jumlah gaji yang belum terbayarkan mencapai Rp 1,2 miliar.

Total gaji itu untuk November dan sepekan di Desember 2007. Pihak perusahaan mengaku tidak mempunyai uang sepeser pun untuk membayar gaji para pegawainya itu. Akibatnya, pada Senin (31/12) lalu, ratusan buruh itu mendemo perusahaannya. Mereka menutut perusahaan segera membayar gaji bulan November dan Desember serta uang lembur dan cuti.

''Kami meminta pihak kepolisian mengamankan pemilik perusahaan, Mr Son, sampai gaji seluruh karyawanya dibayarkan,'' ungkap salah seorang buruh, Aam Aminah (38 tahun). Menurut Aam, gejala ketidakmampuan perusahaan membayar gaji karyawan sudah terlihat sejak Lebaran lalu.

Kata dia, para buruh sudah sering melakukan aksi menuntut pembayaran gaji. ''Perjuangan tersebut belum berhasil karena pihak perusahaan selalu mengingkari janjinya,' kata dia menandaskan. Dicontohkan Aam, pihak perusahaan menjanjikan akan membayar gaji pada 31 Desember 2007, namun janji itu tak ditepati.

Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) PT MJCG, Nani Susilawati mengatakan, perwakilan buruh yang dibantu DPC SPN Kabupaten Sukabumi, pada Senin (31/12) lalu sudah mengadakan pertemuan dengan pemilik perusahaan. ''Dari hasil pertemuan terungkap, perusahaan tak mampu lagi membayar gaji karyawan,'' ujar dia.

Karena itu, pihaknya mengajukan opsi agar kepolisian mengamankan pemilik perusahaan sebelum membayar gaji. Hal itu, kata Nani, dilakukan karena janji pihak perusahaan melakukan pembayaran dengan menunggu adanya order, tidak dilengkapi bukti yang kuat.

''Pihak perusahaan menawarkan pembayaran menunggu adanya order tanggal 15 Januari 2008 mendatang dengan pengalihan kepemilikan kepada yang baru,'' ungkap Nani. Tawaran tersebut, imbuh dia, sangat tidak rasional mengingat pengalaman kebohongan yang dilakukan perusahaan sebelumnya.

Pemilik perusahaan, Mr Son, mengaku hingga kini belum mempunyai uang untuk membayar gaji sebanyak 800 karyawan. Namun pihaknya akan berjanji untuk berusaha membayarnya secara bertahap. Selain itu, kata Son, pihak perusahaan juga akan menjual sejumlah asetnya untuk dapat membayar gaji karyawan. rig

(7)

Suara Pembaruan Rabu, 02 Januari 2008

2 5 Pe r u sa h a a n M in t a Pe n a n g g u h a n Pe la k sa n a a n

UM K

[SEMARANG] Sebanyak 25 perusahaan mengajukan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2008. Alasan mereka meminta penangguhan UMK karena tidak mampu menanggung beban biaya yang lebih besar. Perusahaan tersebut bergerak di bidang garmen, SPBU, perkayuan dan industri logam.

"Perusahaan ini berada di Kabupaten Sragen, Kota Solo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Jepara," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jateng Eddie Djoko Pramono, di Semarang, Senin (31/12).

Meski telah menerima surat pengajuan penangguhan, Disnakertrans tidak langsung menerima penangguhan tersebut. Pihaknya akan mengecek neraca perusahaan, berapa besar keuntungan, juga pengeluaran perusahaan tersebut. Bagi perusahaan yang mengajukan penangguhan pelaksanaan UMK harus menunjukkan laba perusahaan selama dua tahun terakhir.

"Jika dari neraca itu ternyata perusahaan masih untung, otomatis penangguhan UMK itu tidak akan disetujui," katanya.

Perusahaan juga diminta melampirkan surat kesepakatan dengan serikat pekerja soal penangguhan pelaksanaan UMK. Kesepakatan dengan serikat pekerja merupakan syarat utama yang harus dilampirkan dalam surat permohonan pengajuan penangguhan pelaksanaan UMK.

(8)

Jurnal Nasional Kamis, 03 Januari 2008

2 0 0 7 Pe n g a n g g u r a n Tu r u n 1 ,5 j u t a

Jakarta | Kamis, 03 Jan 2008

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) mengklaim telah berhasil menurunkan angka pengangguran sebanyak 1,2 juta hingga 1,5 juta orang. Hal tersebut mengemuka dalam acara evaluasi kinerja sepanjang 2007 oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Soeparno di Jakarta, kemarin (2/1).

"Tahun ini data resmi BPS belum keluar, tapi hingga akhir semester satu kemarin sudah turun 450 ribu," kata Menakertrans pada pers.

Hal tersebut dipertegas kembali oleh target Erman Soeparno yang akan mematok 1,5 juta lagi penurunan angka pengangguran di tahun 2008.

Menurutnya, jumlah pengangguran di Tanah Air pada 2007 sampai awal 2008 turun antara 1,2 juta sampai 1,5 juta orang.

Walau angka tersebut diakui Erman masih jauh dari harapan namun dikatakannya hal tersebut sebagai konsekuensi dari beberapa faktor yang saling terkait. "Di antaranya pertumbuhan ekonomi yang terus stabil di angka 6,3 persen," ujarnya.

Belum lagi ditambah beberapa keberhasilan Depnakertrans meningkatkan penempatan TKI di luar negeri dan keberhasilan memperluas dan memperbaiki lulusan Balai Latihan Kerja (BLK).

Erman memperinci, khusus di bidang penempatan tenaga kerja di luar negeri, dirinya berhasil memfasilitasi perluasan kesempatan kerja sekaligus peningkatan kompetensi. "Peningkatan skill TKI meningkat 32 persen dan tahun depan harus bisa meningkat lagi sebesar 40 persen," kata Menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Erman juga bergtekad akan mengurangi TKI nonformal hingga 10 juta orang. Artinya, 10 juta TKI tersebut akan dijadikan tenaga kerja di sektor-sektor formal. Sebelumnya, di tahun 2007 TKI nonformal mencapai 23 orang.

Hal lain sebagai faktor penekan angka pengangguran menurut Erman berasal dari pelakasanan secara terpadu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), crash program, padat karya dan Usaha Kecil dan Menengah. Sebagai informasi, pemerintah menganggarkan angka Rp62 triliun untuk implementasi PNPM tahun 2008.

Sedangkan pada tahun 2007, program yang dimotori Kementerian Menkokesra itu menggelontorkan dana tak kurang sebesar Rp52 triliun. Depnakertrans sendiri kebagian Rp1,1 triliun pada 2007 dan Rp1,2 triliun pada 2008 ini. Selain itu Program Aksi Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) juga turut menurunkan angka pengangguran.

(9)

Jrnal Nasional Kamis, 03 Januari 2008

Pada kenyataannya banyak lahan untuk para keluarga calon transmigran yang kurang layak olah. Ditambah lagi dengan adanya program transmigrasi lokal. Total dikatakan Menakertrans sebanyak 51 ribu jiwa telah tergarap termasuk efek ikutan yang mampu keluar dari angka kemiskinan dari program transmigrasi ini.

Paradigma baru dibidang transmigrasi, dikatakan Menakertrans, mengedepankan ketahanan pangan, mendukung alternatif energi baru, pemerataan pembangunan otonomi daerah dan investasi. n

Box

Jumlah Pengangguran (data BPS)

Tahun 2005, 11,3 juta

Tahun 2006, 10,55 juta

Semester I Tahun 2007, 10,1 juta

Prediksi 2007, 9,33 juta

Target 2008, 8 juta

Penempatan TKI ke Luar Negeri dan Remitansi

Tahun 2004, 380.690 jiwa, remitansi US$1,9 miliar

Tahun 2005, 474.218 jiwa, remitansi US$2,93 miliar

Tahun 2006, 611.836 jiwa, remitansi US$3,42 miliar

Tahun 2007, 644.190 jiwa, remitansi US$4,85 miliar

Tahun 2008, 1juta (target Renstra)

(10)

Republika Kamis, 03 Januari 2008

Up a h La y a k 2 0 0 8 M a sih Bu r a m

JAKARTA -- Proyeksi ketenagakerjaan 2008 ditandai dengan ketidakpastian. Salah satunya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno, mengaku belum bisa menjanjikan pemberian upah sesuai kebutuhan hidup layak (KHL) bagi pekerja pada penentuan upah tahun ini.

Alasan Erman, pihaknya masih mempertimbangkan kondisi perusahaan saat ini. ''Masih banyak perusahaan yang marjinal (pas-pasan, red). Jadi kalau kita tetapkan KHL, mereka nanti tidak bisa bayar. Percuma juga kan?'' kata Erman, dalam jumpa pers awal tahun, di Jakarta, Rabu (2/1). Dikatakannya, dari 184.000 perusahaan yang terdaftar, 86 persen di antaranya masih terkategorikan marjinal.

Secara nasional, terjadi peningkatan tipis upah pekerja. Rata-rata upah pekerja tahun 2007 sebesar Rp 672.480 per bulan (87,85 persen dari KHL), sedangkan upah 2008 sebesar Rp 732.743 (88,86 persen). Provinsi yang memberikan upah sesuai KHL pada 2008 baru tiga provinsi, yakni Sumatera Utara (Sumut) Rp 822.205 (105,01 persen), Kalimantan Selatan (Kalsel) Rp 825 ribu (104 persen), dan Sulawesi Tenggara (Sultra) Rp 700 ribu (109,38 persen). zam

Satu Korban Nomad Ditemukan Anak Kecil

BANDA ACEH --- Jasad Komandan Lapangan Udara TNI Angkatan Laut (Dan Lanudal) Sabang, Mayor Suwito salah seorang korban pesawat intai maritim Nomad P833 yang dievakuasi Rabu (2/1) ditemukan oleh Heri. Dia adalah seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun, yang saat itu tengah bermain di pinggir pantai Sumur Tiga, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

''Heri awalnya tidak menyangka jika yang terapung itu jasad dari seorang korban pesawat Nomad. Temuan itu langsung dilaporkan kepada warga setempat,'' kata seorang warga Sabang, Adnan Hasyim, yang mengaku ikut melakukan pencarian korban. Almarhum Suwito kemudian diterbangkan ke Medan, Sumatera Utara, untuk dikebumikan.

Pesawat milik TNI Al yang berawak tujuh (enam TNI AL dan seorang PNS) tersebut jatuh setelah lepas landas (take-off) dari Bandara Maimun Saleh, Sabang, pada Ahad, 30 Desember 2007, sekitar pukul 11.00 WIB . Empat personil ditemukan setelah beberapa saat pesawat jatuh, dua di antaranya meninggal dunia dan dua dalam kondisi kritis. Dengan ditemukan satu jenazah kemarin, maka dua personil TNI AL hingga kini masih dinyatakan hilang.

(11)

Jurnal Nasional Jumat, 04 Januari 2008

M e n a k e r t r a n s: M a sih Ba n y a k TKI I le g a l

Jakarta | Jum'at, 04 Jan 2008

Hingga akhir Desember 2007 lalu, sebanyak 70 ribu TKI yang bekerja di Malaysia masih belum mengurus dokumen legal ketenagakerjaan. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Soeparno mengimbau masyarakat Indonesia yang masih belum mengurus pemutihan agar segera proaktif mendatangi instansi terkait.

“Dari 1,2 juta TKI, 800 ribu-nya masih ilegal termasuk yang overstay, mereka inilah yang masuk dalam program pemutihan,” kata Menakertrans di Jakarta, Rabu (2/1).

Disebutkan sepanjang 2007 dari 800 ribu TKI ilegal ternyata masih ada 70 ribu TKI yang belum terjaring program pemutihan.

Pemutihan, dilakukan Menakertrans setelah muncul adanya wacana perubahan UU Tenaga Kerja Asing di Malaysia. Hal itu termasuk masalah rencana deportasi tenaga kerja asing oleh negeri Jiran itu. Pengurusan masalah administrasi untuk pemutihan TKI ilegal di Malaysia tersebut dapat dilakukan di KBRI Indonesia yang ada di Malaysia. Hal tersebut bertujuan menghemat waktu dan biaya apabila pengurusan dokumen-dokumen berada di Indonesia.

Kendati begitu Menteri yang politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu, memberi persyaratan pemutihan bagi TKI. Syaratnya tidak melakukan tindakan kriminal, dan tidak ada catatan kriminal. Sehingga visa izin bekerja bisa dilengkapi administrasinya. “Tetapi untuk yang melakukan tindak kriminal, misalnya terlibat kasus narkoba, tentu harus menghormati hukum yang berlaku di sana,” katanya. n

(12)

Suara Pembaruan Jumat, 04 Januari 2008

Pe n g a n g g u r a n Te t a p An ca m a n

Badan Pusat Statistik (BPS) awal tahun ini mengumumkan jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2007 sebanyak 10,01 juta orang. Jumlah itu berkurang 536.780 orang dibanding dengan pengangguran yang dicatat berdasarkan survei angkatan kerja nasional sebelumnya pada Februari 2007. Bila dibanding dengan setahun sebelumnya, atau Agustus 2006, berkurang 920.860 orang.

Sementara itu, jumlah angkatan kerja per Agustus 2007 sebanyak 109,94 juta orang atau bertambah 1,81 juta orang dibanding dengan Februari 2006, dan juga bertambah 3,55 juta orang dibanding Agustus 2006. Dengan demikian, jumlah penduduk yang bekerja per Agustus 2007 mencapai 99,93 juta orang, bertambah 2,35 juta orang dibanding dengan Februari 2007, dan juga bertambah 4,47 juta orang dibanding Agustus 2006.

Paparan BPS tersebut merupakan prestasi pemerintah, yang mampu mengurangi jumlah pengangguran. Tentu saja data tersebut menjadi klaim resmi pemerintah, dalam hal ini pemerintahan Yudhoyono-Kalla, menyangkut hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama lebih dari tiga tahun masa pengabdiannya.

Kita menyadari ada dua persoalan penting di sektor ekonomi yang selalu membayangi derap langkah pembangunan nasional. Kedua persoalan itu adalah pengangguran dan kemiskinan. Keduanya saling bertalian, karena pengangguran merupakan pintu masuk ke lembah kemiskinan. Sebaliknya, bekerja adalah gerbang emas menuju kesejahteraan.

Mengingat BPS satu-satunya lembaga survei statistik resmi tentu kita berharap angka-angka itu dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, data BPS menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan di segala bidang.

Meski demikian, patut kita mencermati berkurangnya jumlah pengangguran nasional dan kaitannya dengan lesunya pertumbuhan sektor riil, terutama industri, sebagaimana yang kerap dikeluhkan kalangan pengusaha. Kita menyadari, sektor andalan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah industri. Oleh karena itu, sektor ini sangat didorong untuk dapat meningkatkan angka investasi.

Banyak ekonom memperkirakan data pengangguran terbaru yang dilansir BPS tidak bergeser dari yang dilansir Februari tahun lalu, sebanyak 10,55 juta orang. Dasar analisisnya adalah lesunya sektor industri. Oleh karena itu, ekonom menuding kalaupun jumlah pengangguran berkurang penyerapannya pasti di sektor informal.

Kita tidak ingin masuk pada perdebatan angka yang dilansir BPS dan analisis para ekonom, tetapi lebih menekankan perlunya pemerintah waspada bahwa berkurangnya angka pengangguran masih cukup rawan. Sebab, kenyataan menunjukkan, sektor industri yang hanya tumbuh 6,3 persen, dari target 7,9 persen, sebenarnya belum cukup mantap untuk menopang penyerapan tenaga kerja.

(13)

Suara Pembaruan Jumat, 04 Januari 2008

(14)

Bisnis I ndonesia Sabtu, 05 Januari 2008

Pe n g u sa h a t ola k p e n e t a p a n UM K Ba t a m

BATAM: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Kepulauan Riau Batam (kepri) berniat melakukan perlawanan hukum atas terbitnya SK Gubernur Kepri No. 398 Tahun 2007 tentang Penetapan UMK Kota Batam Tahun 2008 sebesar Rp960.000.

Besaran upah tahun ini naik 11,6% atau sebesar Rp100.000 dibandingkan dengan upah pada 2007 sebesar Rp860.000 dan menjadikan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) Batam tertinggi di Asia.

Abdullah Gosse, pengurus Apindo Kepri, menilai penetapan itu memberatkan pengusaha dan tidak mendukung perbaikan iklim usaha yang sehat di kawasan perdagangan bebas.

"Tidak ada jalan lain kecuali melakukan perlawanan hukum melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), biar pengadilan yang mencabut SK Gubernur Kepri itu," ujarnya kepada Bisnis, Kamis lalu.

Dalam pembahasan tripartit yang digelar secara maraton selama November-Desember 2007, pengusaha tetap bertahan pada posisi Rp872.000 atau naik Rp12.000 dibandingkan upah sebelumnya.

Akan tetapi, pekerja juga ngotot untuk mempertahankan nilai upah sebesar 95% dari kebutuhan hidup layak (KHL) atau sekitar Rp1,15 juta.

Di tengah tarik menarik usulan ini, Pemerintah Kota Batam mencoba mengambil jalan te-ngah dengan menetapkan secara sepihak UMK Batam 2008 menjadi Rp960.000 dan didukung oleh Gubernur Kepri melalui SK 398.

"Penetapan ini sama saja dengan penindasan terhadap dunia usaha, karena terbukti selama ini pelaksanaan pembayaran UMK hanya mampu direalisasikan oleh 20% pengusaha," papar Gosse.

Menurut dia, pengusaha bukannya tidak menginginkan kenaikan upah, tapi besarannya harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.

Tertinggi di Asia

Gosse menegaskan upah minimum Batam termasuk yang paling tinggi dibandingkan dengan upah di kota lainnya di Asia. "Ironisnya ini tidak dimaklumi oleh pemerintah daerah sebagai komponen tripartit."

Berdasarkan hasil kajian Timnas KEK ketika mempersiapkan konsep kawasan perdagangan bebas di Batam-Bintan-Karimun, angka besaran upah Batam jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota tujuan investasi di China dan Vietnam.

(15)

Suara Pembaruan Senin, 07 Jauari 2008

M a j u M u n d u r RPP Pe sa n g on , Ku n cin y a Tr a n sp a r a n si

Mengatasnamakan hasil road show ke sejumlah negara asing, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ketika itu dijabat Fahmi Idris, melempar isu yang menggelisahkan para pekerja, yaitu revisi UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

Ada sejumlah pasal yang disasar, tetapi pada akhirnya menimbulkan gelombang protes di kalangan buruh. Mereka menggelaa aksi turun ke jalan untuk mengekspresikan penolakannya terhadap revisi UU tersebut, terutama menyangkut besaran pesangon yang dikotak-katik pemerintah.

Buruh menolak keras pembatasan besaran gaji maksimal yang berhak menerima pesangon. Kala itu, pemerintah mengusulkan buruh yang berhak menerima pesangon hanya buruh bergaji maksimal lima kali pendapatan tidak kena pajak, atau sekitar Rp 5,5 juta.

Dalam sejumlah pertemuan dengan wartawan, Fahmi mengemukakan, investor enggan masuk ke Indonesia karena dibayang-bayangi kewajiban membayar pesangon terlalu tinggi. Satu hal yang disorotnya adalah pekerja level tinggi dengan gaji besar, terutama mereka yang bergaji puluhan, bahkan ratusan juta.

Sementara para pekerja punya argumen kuat, bahwa masalah ketenagakerjaan bukan faktor utama seretnya arus investasi asing.

Ketika terjadi reshuffle kabinet, Erman Suparno ditunjuk menggantikan Fahmi Idris, revisi UU 13/2003 pun stagnan. Waktu perlahan berlalu, Erman Suparno kembali menggulirkan isu revisi pesangon dengan melibatkan pengusaha dan pekerja.

Untuk meyakinkan para pekerja, Erman melempar data puluhan ribu pekerja yang tidak mendapat pesangon setelah diputus hubungan kerja oleh pengusaha. Dia juga berkilah, lebih baik mendapat pesangon lebih kecil, tetapi terjamin kepastiannya, daripada pesangon besar, tetapi tidak terjamin pembayarannya.

Rahasia

Alasan itu cukup logis, namun kerahasiaan draf revisi membuat kalangan buruh menaruh curiga. Sebegitu rahasianya draf itu, pembahasan diinternal Depnakertranspun hanya melalui layar LCD, dan pembahasnya tidak mendapatkan copy draf yang dibahas.

Sumber SP di lingkungan Depnakertrans juga mengungkapkan kerahasiaan draf pesangon yang dijaga ketat. Bahkan, tukang ketik draf revisi itu disumpah untuk tidak menyebarluaskan isi draf revisi pasal pesangon.

Pemerintah beralasan, isu setengah matang dari draf revisi hanya akan menimbulkan kesalahpahaman, dan berdampak pada gejolak unjuk rasa buruh.

Menjelang akhir tahun lalu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengemukakan, draf RPP Pesangon sudah di tangan Presiden, dan tinggal menunggu ditandatangani saja. Tetapi, draf itu tak kunjung ditandatangani hingga awal tahun 2008. Sepertinya, pemerintah ragu-ragu untuk melepas RPP Pesangon karena takut mengundang reaksi negatif dan membuahkan unjuk rasa buruh.

(16)

Suara Pembaruan Senin, 07 Januari 2008

Kondisi itu sempat membuat Menteri Erman merasa heran dengan sikap sejumlah serikat pekerja yang menolak rencana penerbitan RPP Pesangon, karena RPP itu bertujuan melindungi pekerja. Faktanya, dari beberapa isu yang disiarkan Depnakertrans, memang ada pasal yang layak mengundang perdebatan, di antaranya pembatasan jumlah pesangon.

Para pimpinan serikat buruh mendapat kabar, ada pembatasan maksimal gaji pekerja, lima kali pendapatan tidak kena pajak, atau setara Rp 5,5 juta. Mereka itulah yang berhak menerima pesangon. Tetapi, pemerintah menganggapnya sebagai kekeliruan, karena gaji maksimal yang dimaksudkan RPP adalah untuk perlindungan minimal dasar pemberian pesangon oleh lembaga yang akan ditunjuk pemerintah. Sementara, kekurangan pesangon akibat kepemilikan gaji di atas batas maksimal akan tetap menjadi tanggungan pengusaha.

Kalau kenyataannya terjadi distorsi semacam itu, tentu saja Menteri Erman Suparno layak pusing dan heran. Tetapi, ketidaktransparanan tentang materi RPP pesangon yang diciptakan pemerintah, justru mengundang distorsi lebih tajam.

Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan sosialisasi RPP yang sudah matang dan tinggal ditandatangani Presiden itu kepada kalangan serikat buruh dan serikat pekerja. Sosialisasi tidak cukup hanya dengan menyampaikan hal-hal mendasar, tetapi harus jauh lebih transparan, yaitu dengan membagikan draf final RPP, yang dinyatakan sudah berada di tangan Presiden.

(17)

Bisnis I ndonesia Selasa, 08 Januari 2008

'I z in TKI m a n d ir i a g a r d it in j a u '

JAKARTA: Pemerintah diminta merevisi kebijakan pemberian izin bagi TKI perorangan karena sering disalahgunakan oleh para calo yang mengaku sebagai TKI perorangan atau TKI mandiri.

Himsataki (Himpunan Pengusaha Swasta Penempatan TKI) juga meminta pemerintah segera melakukan revisi UU No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI guna mengurai keruwetan penanganan TKI.

"Pemberian izin TKI perorangan atau mandiri harus ditinjau kembali atau dibenahi aturannya. Ini tidak adil karena perusahaan liar atau calo tidak berbadan hukum, tidak punya pegawai dan tidak wajib memiliki jaminan deposito Rp500 juta beroperasi seperti layaknya PPTKIS resmi," ungkap Yunus M. Yamani, Ketua Himsataki, kemarin.

Aturan itu mendesak direvisi karena tercatat lebih dari 50 perusahaan liar yang beroperasi sebagai TKI perorangan. Pemerintah, imbuhnya, harus tegas menetapkan aturan main soal batasan dan ketentuan TKI perorangan.

Yunus juga menyarankan agar Ditjen Binapenta (Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja) Depnakertrans mengambil alih pengelolaan Sisko TKLN (Sistem Komunikasi Tenaga Kerja Luar Negeri) dari perusahaan swasta karena memang menjadi kewajiban pemerintah. Dia menilai penggunaan Sisko TKLN dan Kartu TKLN tumpang tindih serta mengakibatkan kecurigaan PPTKIS dengan pemerintah.

Menurut dia, tindakan tegas dan upaya terobosan harus ditempuh pemerintah pada 2008 ini agar kondisi penempatan dan perlindungan lebih baik dibandingkan 2007. Dia menilai penempatan dan perlindungan TKI pada 2007 lebih jelek dibandingkan dengan 2006.

"Pemerintah harus berani segera merevisi UU No.39/2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI agar tidak bertentangan dengan UU lainnya. Depnakertrans harus mengambil inisiatif revisi dengan melibatkan asosiasi PPTKIS sehingga tidak menimbulkan kontroversi."

Dia menilai BNP2TKI yang semula diharapkan membenahi benang kusut persoalan TKI justru menimbulkan dualisme dan tarik menarik kepentingan dengan Depnakertrans.

Berkaitan dengan itu, dia meminta pemerintah merevisi Inpres No. 81/2006 tentang kewajiban dan hak BNP2TKI sehingga tidak terjadi tarik menarik kepentingan dengan Depnakertrans yang berpegang pada Undang-Undang No. 39/2004.

Selanjutnya Depnakertrans menindaklanjuti dengan surat keputusan tentang hak, wewenang para pembantunya, seperti Dirjen Binapenta maupun Direktur atau Eselon II lainnya.

Himsataki menilai pengawasan kinerja BNP2TKI oleh Ditjen Binapenta perlu dilakukan agar badan itu tidak kehilangan arah dan punya kepentingan tertentu menjalankan program penempatan TKI.

Perdagangan manusia

(18)

Bisnis I ndonesia Selasa, 08 Januari 2008

Dia menjelaskan rekrutmen langsung tersebut seolah kesadaran sendiri tetapi sebenarnya diorganisir oleh oknum calo TKI bekerjasama dengan perusahaan asing. Bahkan, sambungnya, mereka menjalankan modus trafficking kemudian memberikan visa kerja di luar negeri.

"BNP2TKI bekerjasama sama dengan aparat keamanan telah ratusan kali menangkap pelaku di daerah. Jika memang terbukti langsung ditangkap. Tetapi kalau sekadar indikasi tanpa bukti sudah dilakukan tindakan tegas."

Jumhur tidak sependapat selama ini terjadi tarik menarik kepentingan antara BNP2TKI dan Depnakertrans seperti kesan umum selama ini. "Kami tidak sependapat dengan itu. Selama ini BNP2TKI bekerja sesuai UU dan tugas pokok fungsinya." (bambang.supriyanto@bisnis. co.id)

(19)

Jurnal Nasional Selasa, 08 Januari 2008

Ba h a g ia M e sk i Be r st a t u s Bu r u h Kon t r a k

Takalar | Selasa, 08 Jan 2008

TANAH memiliki hubungan yang abadi dengan manusia, khususnya bagi buruh tani yang menitipkan asa bekerja di lahan perkebunan. Separuh umur mereka habiskan di lahan, bermain dengan tanah, menanam tebu hingga memetik hasilnya beberapa bulan kemudian dan dijual untuk bekal hidup bersama keluarga.

Pemandangan serupa dapat dijumpai di perkebunan tebu rakyat yang berlokasi di kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hari masih pagi, jarum jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Baru dua jam, Daeng Sappe (37) menggarap lahan. Namun, cahaya matahari yang telah naik sanggup menembus setiap jengkal lahan perkebunan sehingga membakar kulitnya yang berwarna coklat.

Beralas sendal jepit, Daeng Sappe kemudian berjalan mengambil ember berisi air ke tengah lahan perkebunan. Sesekali ia mengusap peluh di keningnya dengan sebuah handuk putih yang melingkar di leher. Dengan tangkas kedua tangannya menyiram ratusan bibit pohon tebu yang telah diatur rapi dengan jarak 12 centimeter memenuhi delapan hektare areal tanah milik majikannya.

Lima tahun sudah, ayah empat orang anak ini, melakoni aktivitas sebagai pekerja kebun. Petani yang bermukim di kelurahan Galesong Takalar ini, mengaku tetap memelihara kebun jagung yang dikelola istri dan anaknya di dekat kediamannya. Namun, kesempatan untuk menjadi pekerja kebun yang di kontrak selama enam bulan, selalu disambut penuh suka cita.

Daeng Sappe menuturkan pukul delapan pagi, ia dan rekan-rekannya telah berada di areal kebun. Rutinitas tersebut dilakukan hingga pukul empat sore hari. Sebagian penduduk di kabupaten Takalar memilih menjadi buruh tani lepas sambil mengelola perkebunan jagung atau sayur sendiri.

Kebutuhan hidup menuntut mereka untuk tetap mencari penghasilan agar asap dapur keluarga tetap mengepul. Rumah-rumah mereka berjarak sekitar 500 meter dari lahan perkebunan. Rumah-rumah sederhana berdinding kayu dilapisi lantai semen dihiasi kehangatan dan canda tawa keluarga tercinta. Kehidupan buruh tani, begitu bersahaja. Mereka makan seadanya, dengan mengandalkan hasil kebun pada musim panen. Separuh hari di habiskan untuk menanam dan menjaga tebu hingga tumbuh bermanfaat.

Bukan hanya Daeng Sappe seorang pada areal perkebunan, melemparkan pandangan mata pada seluruh areal kebun, nampak sekitar 19 orang pekerja kebun lainnya terlibat kegiatan serupa. Tangan lincah mereka aktif menyiram, memberi pupuk, mengusir hama tebu, mencabut rumput hingga menjaga pohon tebu besar dan tumbuh hingga siap di panen. mereka terus mememlihara dengan sangat berhati-hati, menjaga kualitas tebu dengan baik. Sebab, tebu mentah ini nantinya akan dijual kemudian diolah di Pabrik Gula (PG) Takalar, milik PTPN XIV.

Lima tahun sudah, ayah empat orang anak ini, melakoni aktivitas sebagai pekerja kebun. Petani yang bermukim di kelurahan Galesong Takalar ini, mengaku memiliki kebun jagung yang dikelola istri dan anaknya di dekat pemukimannya. Namun, melihat kesempatan untuk menjadi pekerja kebun yang di kontrak selama enam bulan, ia pun menyambut penuh suka cita.

(20)

Jurnal Nasional Selasa, 08 Januari 2008

Ketika jarum jama menunjukkan pukul 11.30, Daeng Sappe kemudian meregangkan tubuhnya di tanah. menghiru nafas untuk istirahat sejenak. waktu tersisa satu jam berikut digunakan menikmati bekal makan siang yang di bawa dari rumah. Atau sesekali anak-anak kecil mereka yang baru pulang sekolah, dengan baju lusuh tanpa alas kaki menaiki sepeda untuk mengantar bekal makan siang.

Daeng Sappe mengunyahbekal siangnya, sambil bercerita bahwa pekerjaan ini sangat dinikmati dancukup memberi penghasilan tambahan buat biaya sekolah anaknya yang sudah duduk di bangku SMA di Takalar. Sebagai pekerja lepas, mereka cukup mendapat upah harian sebesar Rp15 ribu rupiah. "Kita dapat upah Rp15 ribu setiap hari, cukup untuk menambah biaya sekolah anak," kata Daeng Sappe.

Setiap pekerja lepas dikontrak selama enam bulan.Bilamasa panen tiba dan hasil kebun terbaik akan diangkut, mobi-mobil truk berukuran besarpun siap mengangkut tebu ke pabrik gula. Meski bekerja dilahan kebun, kata Daeng Sappe, kedisiplinan bekerja hadir tepat pada waktunya tetap dijaga. Sebab mereka akan diabsen setiap hari oleh mandor ( penjaga) yang hadir setiap hari.

Sang Mandor, Patoe Arya (30) kepada Jurnal Nasional menuturkan PG Takalar, memberikan mata pencaharian bagi ratusan warga Takalar untuk bekerja di ladang tebu. Pria lajang yang berdomisili di kota Makassar , setiap hari melaju dengan sepeda motornya selama 45 menit menuju kabupaten Takalar untuk memantau langsung hasil tanam pekerja kebun.

Ia mengungkapkan baru tahun 2004, lahan perkebunan tebu rakyat dizinkan beroperasi oleh PTPN XIV. Sebelumnya, yang beroperasi hanya lahan perkebunan yang diolah sendiri oleh pabrik. Lahan tebu seluas delapan hektare miliknya, saat ini hanya mampu menghasilkan 500 kwintal gula pasir. Satu kwintal gula pasir ditawarkan pabrik senilai Rp520 ribu. Produk gula pasir yang dihasilkan oleh PG Takalar juga disalurkan ke berbagai daerah dan dijual di pasar tradisional.

(21)

Jurnal Nasional Selasa, 08 Januari 2008

Ek onom i M ik r o/ Se k t or Riil

I n v e st a si Ku r a n g i Pe n g a n g g u r a n d i Pa n g k a lp in a n g

Pangkalpinang | Selasa, 08 Jan 2008

Keterlibatan dan modal investor tahun 2008 dalam pembangunan di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sangat berpengaruh dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat menekan angka pengangguran.

"Saat ini tercatat 14 ribu orang pencari kerja di Pangkalpinang dan ditargetkan tahun 2008 sebanyak 4.000 orang pencari kerja akan dapat tertampung seiring banyaknya investor yang ingin menanamkan modal mereka di Pangkalpinang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Pangkalping, Erwin Romel, di Pangkalpinang, Senin (7/1).

Ia menjelaskan, investor yang menanamkan modal di Pangkalpinang antara lain akan membangun hotel, pusat perbelanjaan, serta industri lainnya. Pemerintah Kota Pangkalpinang terus berupaya menghapuskan pengangguran dengan menarik investor.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Dinas Tenaga Kerja Pangkalpinang setiap tahun selalu melakukan pelatihan-pelatihan untuk para pencari kerja dengan dana APBD Kota.

"Jika SDM telah mampu dan profesional dengan pelatihan-pelatihan yang telah diberikan, maka dalam dunia kerja diharapkan mereka mampu bersaing dan mendapat tempat dalam melanjutkan kehidupan yang lebih baik," ujarnya seperti dikutip Antara.

Ia juga mengharapkan dukungan dari masyarakat luas sehingga proses investasi mereka itu berjalan dengan lancar dan mudah tanpa ada penolakan.

(22)

Jurnal Nasional Selasa, 08 Januari 2008

PROFI T

Ab d u l La t if, Ke t u a Se r ik a t Pe k e r j a PT Ja m sost e k

Ja m sost e k Pe r lu Be r sin e r g i

Jakarta | Selasa, 08 Jan 2008

MINIMNYA kepesertaan menjadi masalah utama bagi PT Jamsostek. Memasuki usianya yang ke-30 tahun, baru sekitar 35 juta orang yang pernah terdaftar sebagai peserta. Padahal, total pekerja formal di Indonesia saat ini diperkirakan 30-35 juta orang, sedangkan pekerja informal sekitar 65 juta.

Menurut Ketua Serikat Pekerja (SP) Jamsostek Abdul Latif, selama 30 tahun ini, Jamsostek memang menarik kepesertaan dengan cara persuasi. "Jadi belum ada tindakan hukum nyata bagi perusahaan yang tidak ikut Jamsostek atau melanggar ketentuan," katanya ketika dihubungi Jurnal Nasional beberapa waktu lalu.

Padahal menurutnya, kepesertaan jaminan sosial ini bersifat wajib. Jadi itu melekat di dalam penyelenggaraan jaminan sosial. "Ada salah satu sisi yang belum kita gunakan secara maksimal, yaitu penegakan hukum," ujarnya

Anehnya, tutur dia, penegakan hukum itu tidak dimiliki Jamsostek sebagai badan penyelenggara. Penegakan hukum ini justru dimiliki pegawai pengawas, yaitu Depnakertrans. "Beberapa waktu lalu saya melihat statement yang bagus dari Menteri Tenaga Kerja yang akan membentuk tim khusus untuk mengefektifkan penegakan hukum terhadap perusahaan yang tidak taat mengikuti ketentuan Jamsostek. Itu langkah yang bagus. Keberhasilan program jaminan sosial itu tergantung dari penegakan hukum. Ini yang selama itu belum optimal," jelasnya.

Jika mengacu pada negara lain, seperti Malaysia yang kepesertaannya lebih tinggi daripada kita, dalam waktu 6 bulan, pengusaha bisa langsung dicekal jika melanggar ketentuaan jaminan sosial tenaga kerja. "Jadi ini bukan hal main-main. Hubungan dengan pihak pengawas sudah dan harus terus dibangun," katanya.

Mengomentari Direksi Jamsostek saat ini jika dilihat dari kepesertaan, menurutnya sekarang mengalir seperti air. Berjalan datar saja. "Memang target-target bisa tercapai, tapi belum ada terobosan yang luar biasa," ujarnya.

Dia menyarankan, adanya sinergi antara Jamsostek, Depnakertrans dan Depdagri. "Kita buat pelanggar Jamsostek disamakan dengan pelanggar pajak. Jadi bisa diseret ke meja hijau," ucapnya.

(23)

Kompas Selasa, 08 Januari 2008

Bu r u h M e n g a n g g u r

N e la y a n Su lit La k u k a n Usa h a Sa m p in g a n

Palembang Kompas - Ratusan buruh di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, terpaksa menganggur karena aktivitas bongkar muat barang relatif sepi. Sementara itu, sejumlah nelayan di berbagai daerah kesulitan melakukan usaha sampingan pada saat cuaca di laut buruk.

Dari pemantauan Kompas, Senin (7/1), hanya satu kapal besar yang sedang merapat di Pelabuhan Boom Baru dan beberapa buruh terlihat duduk-duduk di pinggir gudang. Pemandangan ini sangat jauh berbeda dengan beberapa pekan sebelumnya ketika gelombang laut belum tinggi.

"Pelabuhan sangat sepi dua minggu terakhir karena kapal kecil yang biasanya membutuhkan banyak buruh tidak masuk. Mereka khawatir berlayar ke Palembang karena tinggi gelombang di laut mencapai tiga meter, akibatnya kami menganggur," ujar Nuryono (57), seorang buruh.

Menurut dia, terdapat lebih dari 10 mandor di Pelabuhan Boom Baru yang masing-masing memiliki 20 orang buruh. Sebagian besar sudah dua minggu menganggur karena kapal yang berani masuk ke Sungai Musi hanya kapal besar dengan muatan jumbo. Kapal tersebut hanya menggunakan paling banyak delapan buruh karena memiliki peralatan mekanis.

"Seharusnya ada koperasi yang bisa membantu buruh pelabuhan jika mengalami kesulitan seperti sekarang ini," ujar buruh pelabuhan, Romli.

Asap dapur

Begitu pula halnya dengan nelayan yang sulit melakukan usaha sampingan guna mempertahankan asap dapur tetap mengepul. Mereka belum melaut karena takut dengan gelombang tinggi dan cuaca buruk di laut.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Ulung Laksamana, Senin, mengatakan, cuaca buruk membuat nelayan takut melaut.

"Bila hal ini berlarut-larut, dikhawatirkan nelayan akan frustrasi karena dalam waktu sekian lama tidak melaut. Bagi mereka, keadaan itu tentu merupakan bencana," katanya.

Di Nusa Tenggara Timur, ribuan warga Kota Kupang masih terkurung di pulau lain. Mereka yang merayakan Natal dan Tahun Baru di pulau-pulau lain di NTT sampai Senin (7/1) belum kembali ke Kupang. Mereka terkurung di kampung akibat cuaca yang masih buruk.

Kapal penyeberangan sebagai andalan utama antarpulau, sejak 26 Desember 2007 hingga saat ini belum beroperasi karena gelombang tinggi dan angin kencang masih terus menghadang. Hanya sebagian kecil warga yang telah kembali ke Kupang menggunakan pesawat terbang.

Kepala Dinas Perhubungan NTT Simon Uly di Kupang membenarkan kondisi ini yang berulang kali terjadi setiap gelombang tinggi dan angin kencang.

(24)

Kompas Selasa, 08 Januari 2008

(25)

Seputar I ndonesia Selasa, 08 Januari 2008

UM P Su m u t Tid a k La y a k

MEDAN(SINDO) – DPRD Sumut menilai besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumut tahun 2008 sebesar Rp822.205 tidak layak untuk memenuhi kebutuhan buruh per bulan.

DPRD berpendapat, besaran UMP yang layak tahun ini diperkirakan mencapai Rp- 950.000– 1.250.000 per bulan. ”Jelas-jelas UMP sebesar Rp822.205 itu tidak layak bagi buruh di Sumut. Harusnya bisa lebih tinggi dari itu. Tapi masalahnya, UMP ini sudah ditandatangani oleh Gubsu dan tidak bisa diubah lagi,” ujar Ketua Komisi E DPRD Sumut Rafriandi Nasution kepada wartawan seusai bertemu dengan Dewan Pengupahan Daerah (Depeda) Provsu di Gedung Dewan, kemarin.

Selain itu, besaran UMP Sumut dari tahun ke tahun juga dinilai belum layak bagi buruh di Sumut. Sejak diberlakukannya UMP tahun 1999 lalu, besaran UMP yang diterima buruh tidak sesuai dengan kebutuhan hidup yang layak bagi seorang buruh lajang.

Rafriandi mengatakan, meskipun UMP tidak mungkin lagi dinaikkan, saat ini ada dua hal yang bisa dilakukan agar UMP tahun 2009 mendatang bisa lebih layak dari UMP tahun ini.Pertama, mengusulkan perubahan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No17/2005 yang digunakan sebagai dasar penetapan besaran UMP karena masih memiliki banyak kekurangan.

Kedua,mendesak seluruh kabupaten/ kota di Sumut yang belum memiliki Depeda segera membentuk Depeda. ”Kami akan duduk bersama dengan Depeda dan Serikat Buruh/Serikat Pekerja untukmelihatapayangbisaditinjau kembali dalam Permen itu. Setelah itu, kami bisa mengusulkannya ke pemerintah pusat,agar tahun depan UMP bisa lebih layak,”sebutnya.

Sementara itu, bagi kabupaten/ kota yang belum membentuk Depeda juga didesak oleh DPRD untuk segera membentuknya paling lambat bulan Juni tahun ini,agar tahun depan daerah tersebut sudah bisa memiliki upah minimum kota (UMK). Dengan terbentuknya Depeda, kata Rafriandi, maka peluang buruh untuk mendapatkan upah yang lebih besar lewat penetapan UMK akan tercapai.

Pasalnya, sesuai dengan peraturan, besaran UMK tidak bisa lebih rendah dari UMP. Ketua Depeda Provsu Jamiluddin Marbun menyatakan, hingga saat ini ada delapan kabupaten yang belum membentuk Depeda, yakni Kabupaten Toba Samosir, Humbang Hasundutan,Pakpak Bharat, Nias, Nias Selatan, Batubara, Padanglawas, dan Padanglawas Utara.

”Karena belum membentuk Depeda,kabupaten ini tidak bisa mengusulkan UMK. Sebenarnya kami sudah mendesak mereka agar segera membentuk Depeda. Gubsu sendiri sudah empat kali menyurati pemerintah setempat, tapi sampai sekarang tidak direspons,”jelasnya.

UMSP Ditetapkan Atas 8 Sektor

Jamiluddin menambahkan, saat ini pihaknya sudah mengusulkan besaran upah minimum sektoral provinsi (UMSP) kepada Gubsu, atas enam sektor kegiatan ekonomi dengan 51 Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), yang besarannya lebih tinggi 5–10% di atas UMP.

(26)

Seputar I ndonesia Selasa, 08 Januari 2008

Saat ini, kata Jamiluddin, sudah ada beberapa kabupaten/ kota yang sudah dalam proses dan mengusulkan UMK,yakni Kota Medan sebesar Rp918.000,Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp895.000, Serdang Bedagai Rp860.000, Labuhan Batu Rp846.720, Tebing Tinggi Rp855.656,Tapanuli Tengah Rp830.000,Mandailing Natal Rp895.997, dan Tapanuli Utara Rp856.744.

(27)

Tempo I nteraktif Selasa, 08 Januari 2008

7 6 Pe r se n Ka su s Bu r u h M ig r a n Je m b e r M e n g u a p

Selasa, 08 Januari 2008 | 11:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jember:Sedikitnya 76 persen kasus yang menimpa buruh migran (TKI/TKW) asal Jember di luar negeri tidak terselesaikan alias menguap begitu saja. Banyak faktor yang menjadi penyebab, namun yang utama adalah belum adanya prosedur dan penegakan aturan hukum yang tegas oleh pemerintah tingkat pusat, provinsi dan Kabupaten Jember.

"Itu hasil riset Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) bersama Trade Union Rights Center (TURC) dan Institute Ecosocs Rights bulan Desember 2006 terhadap 60 orang responden yang merupakan mantan buruh migran (TKI/TKW). Dari seluruh kasus yang dilaporkan buruh migran ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) maupun kepolisian di Jember, hanya sekitar 23,4 persen saja yang ditangani. Dan dari kasus yang ditangani itu, yang diselesaikan hanya 12,5 persen," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Serikat Buruh Migran Indonesia (DPW-SBMI) Provinsi Jawa Timur, Mohammad Cholily, kepada Tempo, Selasa (8/01) pagi.

Cholily menambahkan, banyaknya kasus yang tak tertangani itu disebabkan banyak faktor, seperti maraknya PJTKI liar dan calo, dan lemahnya sosialisasi dan penegakan aturan tentang buruh migran kepada masyarakat. "Yang jelas dan utama adalah minimnya peran pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam penataan mekanisme pemberangkatan dan perlindungan TKI, terutama di Jember," tegasnya. Pihak Disnakertrans dan Polres Jember juga dinilai masih belum maksimal berbuat dan menerapkan aturan tentang buruh migran.

Akibat banyaknya kasus yang tidak terselesaikan itu, membuat pelanggaran aturan, seperti praktek penipuan calon maupun para buruh migran (TKI/TKW), trafficking atau perdagangan manusia, dan beragam pelanggaran dan kejahatan, terhadap hak-hak buruh migran masih terus terjadi dan marak. "Kebanyakan pelaku pelanggaran dan kejahatan kepada buruh migran adalah jaringan calo/sponsor, Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang ilegal dan oknum Disnakertrans di Jember," ungkap Cholily.

Faktor kemiskinan, minimnya informasi, lemah dan rendahnya tingkat keterampilan dan pendidikan, serta lemahnya penegakan aturan dan mekanisme pemberangkatan dan perlindungan buruh migran selama ini, menyebabkan banyak kasus yang semestinya telah ditangani di luar negeri, tidak tuntas dan terus berlanjut hingga buruh migran kembali di tanah air.

(28)

Suara Pembaruan Rabu, 09 Januari 2008

Be sa r , Pe lu a n g TKI Kon st r u k si Be k e r j a d i Lu a r

N e ge r i

[JAKARTA] Peluang Indonesia untuk menempatkan tenaga kerja, mulai dari tukang hingga ahli konstruksi di luar negeri, semakin terbuka, seiring datangnya permintaan kontraktor asing dan kontraktor nasional yang mendapatkan proyek di luar negeri. Untuk itu, tenaga kerja Indonesia (TKI) harus memenuhi kompetensi yang dibutuhkan.

Hal itu dikemukakan Ketua Umum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), Malkan Amin pada pendandatanganan Memorandum of Understanding antara LPJKN, Departemen Pekerjaan Umum (PU), dan Deparemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) di Jakarta, Selasa (8/1). MoU ditndatangani Menteri PU Djoko Kirmanto, Mennakertrans Erman Suparno, dan Ketua Umum LPJK, Malkan Amin. Dikatakan, peningkatan kompetensi tenaga konstruksi Indonesia dapat meningkatkan penghargaan kepada mereka, baik ketika bekerja di dalam negeri maupun di luar negeri. Lebih dari itu, peningkatan kompetensi itu juga akan sangat menentukan produktivitasdan kualitas dan efisiensi pelaksanaan konstruksi.

Dikemukakan, permintaan dari luar negeri terhadap tenaga kerja terampil bidang konstruksi terus meningkat, khususnya dari Timur Tengah. Belum lama ini, perusahaan multinasional konstruksi dari Arab Saudi, Saudi Ogier, membutuhkan ribuan tenaga kerja konstruksi, mulai dari tukang sampai insinyur.

Sementara itu, Mennakertrans Erman Suparno mengatakan, Indonesia kaya angkatan kerja, tetapi mereka tidak didukung kompetensi memadai. Oleh karena itu, program pelatihan menjadi sangat penting.

(29)

Tempo I nteraktif Rabu, 09 Januari 2008

M a la y sia Tola k Up a h M in im u m TKI

Rabu, 09 Januari 2008 | 00:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kesejahteraan tenaga kerja Indonesia yang bekerja pada sektor sektor informal di Malaysia tampaknya belum bakal meningkat. Sebab, sampai saat ini pemerintah Malaysia masih menolak proposal dari Indonesia untuk menetapkan upah minimum bagi tenaga kerja di sektor informal.

“Karena mereka tidak mengenal sistem upah minimum,” kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda seusai menyampaikan pidato tahunan di kantornya, Selasa. Alhasil, kata dia, upah yang diterima TKI hanya berdasarkan negosiasi dengan pihak majikan.

Ini sesuai dengan mekanisme pasar. Akibatnya, posisi para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di bidang konstruksi, perkebunan, dan pembantu rumah tangga itu sangat lemah dan rentan terhadap pelbagai penyelewengan. Mekanisme pasar inilah yang membuat pendapatan TKI lebih rendah ketimbang tenaga kerja dari negara lain yang lebih terampil.

Selain upah, Hassan melanjutkan, TKI di sektor informal juga masih sulit memperoleh perlindungan soal hak-hak mereka, seperti jam kerja dan perlakuan kasar dari majikan. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan membicarakan hal ini dalam pertemuan informal tahunan dengan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi di Kuala Lumpur, Malaysia, mulai lusa.

Isu lain yang akan dibahas dalam pertemuan itu, kata Hassan, adalah masalah perbatasan dan perlindungan warga negara. “Isu-isu yang mengganggu hubungan bilateral pasti akan dibicarakan,” katanya.

Namun, isu-isu lain yang sempat memanaskan hubungan kedua negara, seperti klaim Malaysia terhadap sejumlah kesenian dan budaya milik Indonesia, Hassan menegaskan pemerintah tidak berencana menyampaikan keberatan.

(30)

Jurnal Nasional Jumat, 11 Januari 2008

Pr ose s H u k u m TKI M a sih Be r b e lit

Kuala Lumpur | Jum'at, 11 Jan 2008

Nirmala Bonat hanya gadis desa asal Taupakas, Nusa Tenggara Timur. Nirmala menjadi tipikal TKI di Malaysia. Merantau dengan ijazah SMP tanpa keahlian khusus.

Tapi nasib berkata lain. Nirmala menjadi salah satu contoh kasus rumitnya hubungan impor tenaga kerja Indonesia-Malaysia. Mei 2004, gadis ini kabur dari rumah Yin Pek Ha. Seorang satpam Villa Putera, Kuala Lumpur menemukan Nirmala dengan luka setrika, siraman air panas dan gelas besi di tubuhnya.

Kasus Nirmala segera berubah politis. Nasib gadis ini mulai mengundang perhatian pemerintah Presiden Megawati saat itu. Namun tetap saja proses pengadilan berjalan lambat.

“Kerajaan Malaysia mengharapkan kasus-kasus serupa (kekerasan terhadap TKI) segera diselesaikan. Orang yang bersalah akan tetap terbukti bersalah,” kata Dato Zainal Abidin, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia. Meski demikian menurutnya Kerajaan Malaysia tetap tak bisa mencampuri urusan pengadilan ini.

"Memang makan waktu. Tapi lambat laun akan selesai," kata Zainal.

Kasus Nirmala Bonat sepenuhnya berada di bawah kekuasaan yudikatif. Kerajaan Malaysia sebagai pihak eksekutif tidak mempunyai hak apa pun untuk memengaruhinya.

”Sebagai negara demokrasi kami tetap menghormati adanya separation of power antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif,” kata Zainal.

Menanggapi pernyataan Zainal, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal menyatakan Indonesia tetap meminta dukungan Kerajaan Malaysia. Menurutnya dukungan Kerajaan Malaysia bisa berupa percepatan pengajuan kasus serupa ke pengadilan.

Proses hukum atas tenaga kerja migran memang tak mudah. Kasus Nirmala yang bermula Mei 2004, baru mendapat keputusan di Januari 2007. Yin Pek Ha juga masih punya hak banding hingga Mei nanti.

Kondisi ini tidak hanya dialami oleh TKI saja. Konsul Filipina untuk Indonesia, Bernadita Catalla sempat mengalami hal yang sama. Pengalaman mengurus berbagai kasus kekerasan atas buruh migran Filipina di Malaysia membuka fakta baru. Terkadang proses hukum tak selalu jadi jalan keluar yang terbaik.

“Semuanya tergantung pada keputusan buruh migran itu sendiri. Rumitnya proses pengadilan sering membuat tenaga migran Filipina lebih memilih jalan damai dengan terdakwa,” kata Catalla.

(31)

Jurnal Nasional Jumat, 11 Januari 2008

Tingkat kekerasan terhadap buruh migran di Malaysia memang cukup tinggi. Untuk kasus kekerasan terhadap TKI saja negeri jiran ini menduduki peringkat pertama. Data Migrant Care mengungkap sekitar 39 persen kasus kekerasan terhadap TKI terjadi di Malaysia. Namun tak semua kasus bisa berakhir di pengadilan. Rumitnya proses hukum masih ditambah masalah implementasi UU.

Perlindungan hukum atas WNI sebenarnya telah diatur UU No 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. UU ini menyatakan Pemerintah Indonesia berkewajiban memberi perlindungan dan bantuan legal atas WNI menurut UU internasional. Perlindungan WNI di luar negeri bahkan diidentifikasi sebagai bagian dari kepentingan nasional.

Namun mekanisme UU ini sendiri masih rumit. Permintaan perlindungan WNI di luar negeri justru harus diajukan oleh Pemerintah Daerah asal. Pengajuan disampaikan ke Departemen Luar Negeri terlebih dahulu, baru diteruskan ke Perwakilan RI di negara bersangkutan. Setelah itu WNI akan mendapat perlindungan dan bantuan hukum.

Perlindungan meliputi bantuan hukum, pengobatan, pemulangan WNI atau jenazahnya ke daerah asal. Namun biaya tetap ditanggung WNI dan keluarganya sendiri. Sumber dana lain bisa berasal dari Pemda atau instansi terkait. Bisa juga sumber dana tak terkait seperti LSM. Untuk kasus TKI umumnya Perwakilan RI akan meminta pertanggungjawaban agen yang bersangkutan.

Selain biaya, Analisis Departemen Luar Negeri Overview of Indonesia‘s Overseas Workers Protection memaparkan hambatan lain. Indonesia masih memiliki banyak TKI ilegal. Agen tenaga kerja juga sering tak memberi informasi hak-hak TKI. Mereka berangkat tanpa keterampilan maupun informasi yang memadai.

Kondisi tersebut melandasi pembahasan SBY-Badawi hari ini. Menindaklanjuti dialog 2006 di Bukit Tinggi sambil mencari solusi terbaik bagi buruh migran.

***

(32)

Kompas Jumat, 11 Januari 2008

8 6 BLK TKI D ila r a n g Be r op e r a si

Jakarta, Kompas - Sebanyak 86 balai latihan kerja tenaga kerja Indonesia dilarang beroperasi sedikitnya selama tiga bulan karena tidak memenuhi standar sebagai lembaga pelatihan. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BNP2TKI mengharuskan pengelola BLK memperbaiki fasilitas dan mutu pendidikan sebelum melatih calon TKI baru.

"Dari 181 BLK TKI yang kami evaluasi, hanya 95 BLK yang layak menjalankan program pelatihan sebagai syarat mendapatkan sertifikat kompetensi bagi calon TKI yang mau ditempatkan di luar negeri. Pemeringkatan ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan calon TKI sehingga mereka lebih mampu bersaing di lokasi penempatan," kata Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat di Jakarta, Rabu (9/1).

Dari 86 BLK itu, sebanyak 69 BLK masuk kategori kurang dan 17 lagi dikategorikan buruk. BLK berkategori kurang diberi tenggat waktu tiga bulan untuk memperbaiki kondisinya, sedangkan yang termasuk kategori buruk diberi waktu enam bulan.

Jika tidak ada perbaikan sama sekali, BNP2TKI tidak akan memproses permohonan izin kerja calon TKI. Indonesia memiliki sedikitnya tujuh juta pekerja migran. Hampir 90 persen bekerja di sektor informal, rentan terhadap perlakuan tidak layak.

Dasar penilaian yang dipakai ialah kualitas fasilitas, sumber daya manusia pengelola, program pelatihan, dan sarana akomodasi bagi peserta pelatihan. Evaluasi dijalankan dengan mengacu pada 289 indikator kelayakan tempat pendidikan calon TKI seperti disyaratkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kep 07/MEN/IV/2007 tentang Standar Tempat Penampungan Calon TKI.

(33)

Seputar I ndonesia Kamis, 10 Januari 2008

SBY k e M a la y sia Ba h a s TKI

Kamis, 10/01/2008

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),tadi siang, berkunjung ke Malaysia guna bertemu PM Abdullah Ahmad Badawi membahas kerja sama bilateral antarkedua negara.

JAKARTA (SINDO) –Dalam kaitan itu, Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayat berharap Presiden SBY mendesak pemerintah Malaysia agar bersedia melakukan amandemen kesepakatan bersama (memorandum of understanding/MoU) tentang penempatan domestic workers.

Pasalnya, MoU tersebut dinilai sebagai peraturan bilateral yang melanggar HAM buruh migran. Anis Hidayat mengungkapkan, sejauh ini perlindungan terhadap TKI di Malaysia masih sangat rendah. Begitu pula proses penegakan hukum yang dilakukan. Putusan yang memenangkan Nirmala Bonat, ujar dia, hanyalah formalitas demi menjaga imej karena SBY akan datang ke Malaysia untuk bertemu PM Badawi.

’’Jadi, Presiden jangan terlalu senang dulu. Pak SBY harus menanyakan mengapa peradilan terhadap Bonat berlarut-larut bahkan harus ditahan di KBRI sekian tahun,” tuturnya.

Untuk diketahui, Nirmala Bonat adalah TKI korban penyiksaan yang dilakukan majikannya, Ny Yin Tek Ha, pada 2004 lalu. Akibat penyiksaan ini, Bonat mengalami luka-luka serius di sekujur tubuhnya. Selama sembilan bulan bekerja,Bonat mendapat perlakuan keras seperti dianiaya dengan setrika panas,disiram air panas,dan dipukul dengan benda keras.

Kasus itu sudah disidangkan sejak 28 September 2004 dan diputus tiga Januari lalu oleh pengadilan Kuala Lumpur.Dalam putusan itu,Ny Yin Tek Ha dinyatakan bersalah dan terbukti melakukan penyiksaan. ’’Dalam laporan Prof Jorge Bustamante( pelapor khusus PBB untuk hak-hak buruh migran) menyebutkan MoU (RI-Malaysia soal TKI) telah melanggar peraturan. Tidak harus dituntaskan pada pertemuan ini, tapi bisa berkesinambungan. Langkah itu sebagai bukti bahwa pemerintah peduli terhadap HAM migran kita di sana,”tutur Anis.

Migrant Care juga mendesak Presiden SBY menanyakan proses hukum kasus-kasus lain yang melibatkan buruh migran Indonesia di Malaysia. Kasus-kasus itu adalah kasus Ceriyati, Parsiti, Hani Handayani, Kunarsih, serta kasus ratusan buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati.

’’Kasus kematian buruh migran Indonesia di Malaysia sepanjang 2007,kami minta dijadikan sebagai situasi darurat. Selain itu,kami meminta kepada pemerintah Malaysia untuk bertanggung jawab atas kematian masif para pahlawan devisa tersebut,’’ ungkap Anis.

Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan Andi Malarangeng menyatakan, pertemuan Presiden SBY dan PM Badawi merupakan agenda rutin tahunan. Pertemuan terakhir, tutur dia,telah dilakukan oleh dua pemimpin negara pada 12–14 Januari di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada 2006 lalu.Ketika itu, isu utama yang dibahas adalah kerja sama pengiriman tenaga kerja dan masalah perbatasan kedua negara.

’’Sebenarnya, pertemuan dilangsungkan pada Desember2007. Karena Kepala Negara sibuk mempersiapkan pertemuan perubahan iklim dunia, pertemuan itu diundur,” tuturnya kepada SINDO pukul 09.00 WIB, tadi pagi.

(34)

Seputar I ndonesia Kamis, 10 januari 2008

Andi menambahkan, ada beberapa isu pokok yang akan dibawa dalam pembahasan bersama PM Malaysia 11–12 Januari besok. Selain masalah ekonomi, budaya, dan perbatasan, SBY secara khusus juga membahas kerja sama di bidang perlindungan tenaga kerja. ’’Masalah migran memang akan mendapat porsi yang cukup besar dalam pembahasan kali ini,” tuturnya.

Hari ini, ujar Andi, Presiden akan mengunjungi Nirmala Bonat,TKI di Malaysia asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).Kunjungan Kepala Negara ini diharapkan bisa menjadi momentum positif bagi hubungan baik pemerintah Malaysia-Indonesia di bidang perlindungan tenaga kerja. ’’Presiden berharap pemerintah Malaysia bisa memberikan perlindungan secara optimal kepada TKI yang bekerja di sana seperti Indonesia menghargai semua tenaga kerja dari luar negeri,”tuturnya.

Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat menambahkan, selain TKI, poin lain yang dibahas di antaranya pendidikan anak TKI.Anak TKI itu selama ini belum boleh belajar di sekolah Malaysia, tindakan Ikatan Relawan Rakyat Malaysia (RELA) yang selama ini terlalu kasar kepada para TKI.

’’Selain itu, kami juga akan membahas mengenai proses hukum para TKI agar diselesaikan lebih cepat,tapi disesuaikan dengan peraturan di sana,”jelas Jumhur, yang ikut mendampingi Kepala Negara ke Malaysia.

Disinggung mengenai masalah upah TKI di Malaysia, Jumhur mengaku tidak akan membahas masalah tersebut. Pasalnya, Negeri Jiran tersebut tidak memiliki undang- undang (UU) tentang upah minimum pekerja (UMP). ’’Mereka tidak mengenal itu, jadi akan sulit,” ujarnya.

Selama ini,jelas dia,upah TKI diberikan sesuai improvisasi perwakilan di Malaysia. Jadi, itu disesuaikan dengan pasar.’’Ini yang jadi problem kita,tapi ke depan kami akan berusaha memperjuangkannya,” cetusnya. Sekadar diketahui,upah TKI di Malaysia rata-rata hanya Rp1,5 juta per bulan. ’’Kunjungan Pak SBY ke Bonat secara otomatis akan menyita perhatian pemerintah, termasuk pers di sana (Malaysia),” ujarnya.

Menanggapi agenda pertemuan ini,Wakil Ketua Komisi I (Bidang Hubungan Luar Negeri) DPR Hajriyanto Thohari berharap kedua Kepala Pemerintahan itu bisa mendasarkan persoalan pada asas objektivitas dan rasionalitas. Artinya,Malaysia-Indonesia harus sepakat meninggalkan hubungan kerja sama dengan cara lama yang mengedepankan sisi emosional.

’’Kalau perlu, pembicaraan dimulai dari nol. Slogan- slogan yang selama ini ada harus dihilangkan.Tidak ada lagi sebutan negara serumpun ataupun saudara tua. Kerja sama harus didasarkan saling menghargai dan menguntungkan, seperti halnya kerja sama dengan negara lain,”tuturnya.

(35)

Suara Pembaruan Sabtu, 12 Januari 2008

M a y or it a s Bu r u h Pe r k e b u n a n d i Cila ca p Bu t a Ak sa r a

[CILACAP] Cilacap menempati urutan kedua di Jawa Tengah, sebagai daerah yang warganya paling banyak buta huruf atau buta aksara. Mereka yang buta huruf di daerah ini umumnya adalah buruh perkebunan karet dan pinus.

Mereka mulai bekerja pada pagi-pagi buta memasang tempurung penadah getah karet atau pinus, dan pada petang harinya mengambil serta mengangkutnya ke pabrik pengolahan karet. Pada malam hari mereka sudah kecapaian dan istirahat sampai pagi, sehingga mereka tak sempat belajar membaca menulis dan berhitung (calistung).

"Tak heran, kalau dari 33.000 orang yang buta huruf, sebagian besar adalah buruh perkebunan, sedang urutan kedua adalah kaum nelayan" kata Bupati Cilacap, Probo Yulastoro se- usai melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Cilacap Soeprihono, yang semula Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Cilacap, belum lama ini.

Berkaitan dengan itu, Probo meminta Sekwilda yang baru dilantik harus mampu memberantas buta huruf tersebut, sampai Cilacap benar-benar menjadi daerah yang bebas buta huruf. Bupati memberi kesempatan kepada Sekda, akhir Maret mendatang Cilacap sudah harus bebas buta huruf, karena saat ini mereka sedang giat belajar calistung.

Beli Tabloid

Pada tahun 2007, jumlah warga Cilacap yang buta huruf mencapai 144.000 orang, kemudian pada akhir 2007 sampai awal 2008 tinggal 33.000 orang. Tetapi, ironisnya, mereka yang buta huruf itu bisa membeli tabloid hiburan.

Pardiman (50) buruh penderes karet di perkebunan karet Desa Carui Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, bersama istrinya Painah (35) sama-sama buta huruf, tapi dua anaknya bersekolah di SD setempat.

Ketika sejumlah wartawan menengok rumah Pardiman, di meja depan terdapat beberapa eksemplar tabloid hiburan.

(36)

Jurnal Nasional Senin, 14 Januari 2008

Ut a m a

Ja ga M a r t a ba t TKI di N e ge r i Te t a ngga

Kuala Lumpur | Senin, 14 Jan 2008

PENANTIAN Nirmala Bonat selama 3,5 tahun berakhir sudah. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tak kuasa sembunyikan haru menyusul kabar Yin Pek Ha divonis bersalah oleh pengadilan setempat.

Pek Ha adalah majikan Nirmala di kondomunium Villa Putra, Kuala Lumpur. Awal 2004, majikan perempuan menyiksa Nirmala dalam bentuk menyetrika badan Nirmala, menyiram air panas, memukul kepala dengan gantungan baju, gelas jika kesal dan tidak puas dengan kerja Nirmala.

Kamis (3/1) lalu, pengadilan menyatakan Pek Ha bersalah atas empat tuduhan penyiksaan terhadap Nirmala. Wanita itu diancam hukuman maksimal 20 tahun. "Saya senang," kata wanita asal Kupang itu, dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Kuala Lumpur, Malaysia.

Rasa haru itu pula yang disampaikannya dalam pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat lalu (11/1). Presiden ke Malaysia didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).

Namun, Nirmala masih harus menunggu keputusan akhir dari Pengadilan Malaysia terhadap Yin Pek Ha yang rencananya baru diputuskan Mei 2008. Wanita 23 tahun itu sengaja bertahan di Kuala Lumpur bekerja sebagai tukang stempel di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sambil menunggu keputusan akhir pengadilan setempat.

Keputusan pengadilan yang menyatakan Yin Pek Ha bersalah diapresiasi pemerintah Indonesia. Menurut Presiden, proses penyelesaian keadilan untuk Nirmala yang menjadi korban kekerasan, penganiayaan dan kejahatan dari mantan majikannya, telah mencapai titik penting.

Presiden mengharap agar hukum diputuskan secara adil kepada TKI lainnya yang mengalami nasib serupa dengan Nirmala. Pelaku kekerasan terhadap TKI harus diberikan sanksi yang tegas. "Semua WNI harus dilindungi dan harus dilayani," kata Presiden seraya mengingatkan agar semua WNI di Malaysia menghormati hukum dan adat istiadat yang berlaku.

Kekerasan yang dialami Nirmala hanya salah satu kasus dari sekian banyak kekerasan yang dialami TKI di luar negeri. Selama tahun 2007, KBRI di Kuala Lumpur mencatat sedikitnya ada 708 TKI yang terpaksa ditampung di Tempat Penampungan Sementara TKI Bermasalah lantaran bermasalah.

(37)

Jurnal Nasional Senin, 14 Januari 2008

KBRI juga mengaku jika kurang ada kerja sama dari majikan di Malaysia, serta penyelesaian kasus di pengadilan buruh Malaysia yang memerlukan waktu lama yakni hingga dua tahun.

Angka perkara yang dihadapi TKI pun cukup tinggi. Menurut Jumhur, perkara yang umumnya dihadapi TKI yakni gaji yang tidak dibayar, PHK sepihak, atau TKI yang melarikan diri. Kasus kekerasan atau penyiksaan mencapai 30-40 kasus. Namun baru tahap awal atau ada indikasi kekerasan.

Jumhur mengharap pemerintah Malaysia harus serius memberlakukan Mandatory Consuler Notification (MCN) terhadap TKI di Malaysia untuk menghindari kasus kekerasan terhadap pekerja. Dengan MCN, kata Jumhur, aparat Malaysia akan secepatnya memberi informasi kepada KBRI atau Konjen RI jika ada TKI yang ditangkap atau terkena hukuman.

Dengan laporan itu Indonesia bisa memberi perlindungan hukum dan penyelesaian kasus jika WNI menghadapi masalah. Dalam pembicaraannya secara informal dengan sejumlah pejabat Malaysia, ada keinginan Malaysia mempercepat pembentukan MCN yang diharapkan segera diberlakukan 2008.

MCN dibentuk sebagai lembaga pengawasan yang bertugas memonitoring, menelepon dan mengunjungi tempat-tempat tenaga kerja dari yang selama ini hanya bersifat sebagai call center pasif atau tidak menindaklanjuti berbagai laporan yang masuk.

Permasalahan lain yang dihadapi TKI adalah menjadi korban perdagangan manusia (trafficking). Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meuthia Hatta Swasono mengatakan, 20 persen dari tiga perempat jumlah TKW yang bekerja ke luar negeri adalah korban trafficking.

"Sebagian besar mereka adalah korban eksploitasi seks," ujar Meuthia salah satu anggota rombongan Presiden. Para korban itu, sebagian besar terjerat perdagangan manusia lantaran orang tuanya terjerat utang. "Lalu, anaknya disuruh bekerja. Orang tua kan percaya saja, dengan begitu dia harus melayani sekian orang," katanya.

Meuthia mengaku miris karena korban trafficking mengalami kerusakan organ seksualnya. Untuk menekan kasus itu, dalam pertemuan bilateral antara Presiden SBY dengan PM Badawi, dibicarakan langkah antisipasi kejahatan perdagangan manusia. Malaysia adalah salah satu negara yang banyak menampung korban perdagangan manusia.

Indonesia mengharap Malaysia lebih proaktif memerangi kejahatan yang merendahkan martabat manusia itu. Meuthia menyesalkan jika proses hukum kepada pelaku yang melakukan perdagangan manusia cenderung memakan waktu lama.

"Prosesnya jangan terlalu lama. Kami merasa terlalu lama, termasuk untuk pemulangan," katanya. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan, selama tahun 2007 terdapat 1.135 kasus TKI di berbagai negara penempatan.

TKI yang dihadapi kasus dan mendapat ancaman hukuman berat berjumlah 147 kasus. Kasus itu beraneka macam termasuk TKI yang melakukan pembunuhan dan WNI di luar negeri yang terlibat penjualan narkoba. Pihaknya berupaya menangani TKI di luar negeri yang berhadapan dengan kasus hukum.

(38)

Jurnal Nasional Senin, 14 Januari 2008

Toh persoalan yang membelit TKI seolah tiada henti. Akhir pekan silam (13/1), publik tersentak saat Yanti Sukardi, TKI asal Karangtengah, Cianjur, dieksekusi mati di depan regu tembak Pemerintah Arab Saudi. Yanti didakwa membunuh majikannya.

Beberapa bulan lalu, dua orang TKI di Arab Saudi Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati dan Susianti ditemukan tewas dibunuh oleh keluarga majikannya. Sementara Ruminih binti Surtim dan Tari binti Tarsim Dasman terpaksa harus dirawat secara intensif di rumah sakit Riyadh karena luka parah dianiaya.

(39)

Kompas Senin, 14 Januari 2008

Te na ga k e r j a

TKI Asa l La m p u n g Te w a s d i H on g k on g

Bandar Lampung, Kompas - Setelah 10 hari berada di Hongkong, jenazah tenaga kerja wanita asal Lampung tiba di rumah duka di Dusun Tanjung Baru, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Sabtu (12/1) malam. Keluarga korban meminta perusahaan penyalur tenaga kerja untuk memvisum ulang karena jenazah tidak disertai surat visum dari polisi dan rumah sakit Hongkong.

Misroh (53), ibu korban, Sabtu, menuturkan, Yetti Hartanti (28) berangkat ke Hongkong sebagai TKI untuk ketiga kalinya pada 3 Juli 2007 melalui perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) PT Cemerlang Sumber Daya Insani, Jakarta. Sebelum ditempatkan di Hongkong, Yetti sempat mendapat pelatihan selama lima bulan di Taiwan dan selanjutnya dikirim ke Hongkong. "Baru satu bulan dia bekerja, pada 9 Januari 2008 kami diberi tahu Yetti meninggal," katanya.

Saat datang, jasad Yetti diantar oleh perwakilan PT Cemerlang Sumber Daya Insani, Charles Gultom. Namun, Charles tidak bisa menerangkan penyebab kematian Yetti. Ia hanya menyatakan, mendapat pemberitahuan dari Konsulat Jenderal RI di Hongkong mengenai korban dan ditugaskan mengantarkan jasad Yetti kembali ke Lampung.

Surat polisi

Dalam keterangannya, Charles hanya menunjukkan surat keterangan polisi Hongkong. Berdasarkan surat tersebut, diketahui Yetti ditemukan tewas pada 31 Desember 2007 pukul 07.00 di Lantai 2F Hin Keng Estate, Shatin, Hongkong. Pada 3 Januari 2008 polisi Hongkong melakukan identifikasi korban bersama-sama majikan Yetti.

Meskipun demikian, surat tersebut tidak menyebutkan penyebab pasti kematian Yetti. Hanya disebutkan bahwa Yetti meninggal akibat terjatuh dari lantai yang tinggi.

(40)

Jurnal Nasional Rabu, 16 Januari 2008

I nt e r na siona l

N e g a r a Asa l Bu r u h M ig r a n Pe r lu Ke r j a Sa m a

Dubai | Rabu, 16 Jan 2008

Krishnan, 42 tahun hanya ingin bebas. Wanita berkebangsaan Sri Lanka ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Libanon. Namun layaknya budak, Krishnan justru disekap dalam rumah. Dia tak boleh menggunakan telepon. Juga tak bisa menghubungi keluarga di Sri Lanka.

“Ketika keluar rumah, mereka menyekap saya di dalam dan membawa serta kuncinya,” kata Krishnan pada Human Rights Watch.

Krishnan begitu rindu melihat matahari. Suatu hari dia memutuskan melarikan diri. Meski upah dan paspornya masih berada di tangan sang majikan.

Bagi masyarakat Libanon, perlakuan majikan Krishnan adalah hal yang biasa. Malah Krishnan bisa disebut beruntung. Sang majikan tak terlalu ambil peduli atas nasibnya. Berbeda dengan nasib seorang pemb

Referensi

Dokumen terkait

sementara sudah ada sekolah-sekolah umum; maka demi perbaikan pendidikan Islam, kaum Muslim harus melakukan, apa yang disebut Tariq Ramadan, inisiatif ganda: di satu sisi,

Penerapan proses klarifikasi membran dengan Microfiltrasi atau Ultrafiltrasi dapat mereduksi jumlah tahapan operasi pada proses produksi konvensional dan waktu yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih dan sayang-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

Perhitungan untuk menentukan kapasitas IPLT menggunakan data proyeksi jumlah penduduk yang akan dilayani di Kecamatan Tampan pada periode perencanaan 15 tahun ke depan,

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Dengan sifat yang kurang pemilih tersebut maka kerbau dapat diberikan pakan yang mempunyai palatabilitas rendah bagi ternak ruminansia lain tetapi memiliki kualitas yang

Aynen hidrolik makinenin tanım sayısı Özgül hızda olduğu gibi çeĢitli matematik iĢlemler yapılarak dönel çarkın emme tarafı için bir emme sayısı

Bahan ferromagnetik sangat mudah di pengaruhi medan magnetik karena mempunyai resultan medan magnet atomis yang besar, sehingga apabila bahan ini diberi medan