BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III membahas tentang Metode Penelitian yang lakukan, meliputi sub bahasan Jenis dan Metode Penelitian, Lokasi, Waktu dan Narasumber Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data,
Keabsahan dan Keajegan Penelitian dan Tahapan
Penelitian.
3.1. Jenis dan Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat ekplanasinya maka
penelitian ini adalah penelitian Research and
Development (Sugiyono, 2013). Adalah penelitian yang
merekam gejala-gejala, fakta-fakta atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat (Sukmadinata, 2007) menghasilkan data deskriptif (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2007), secara fundamental tergantung pada pengamatan manusia dan kekhasannya sendiri (Kirk dan Miller dalam Denzin dan Lincoln, 2009). Seperti hasil wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video (Poerwandari, 1998) menggunakan analisis data secara induktif, menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan (Denzin dan Lincoln 2009). Pada akhirnya akan menghasilkan produk tertentu seperti uraian Borg
and Gall dalam Arifin (Arifin, 2012): Research and
Sementara berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan mengutip pendapat Jujun S. Suriasumantri penelitian
terapan adalah bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan praktis (Sugiyono, 2013). Pemilihan jenis penelitian R and D karena pada akhir penelitian terumuskan peta risiko bencana dan stategi manajemen sekolah berbasis bencana erupsi Merapi di
SD Negeri Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan Sekolah Dasar Negeri
Keningar 1 dan 2 Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang Jawa Tengah Indonesia. Waktu
penelitian adalah sebelum bencana, pada saat bencana dan paska bencana erupsi Merapi di tahun 2010 sampai 2013. Rentang waktu ini maksudnya untuk mendapatkan deskripsi mendalam obyek penelitian. Pertama, kondisi civitas sekolah SD Negeri Keningar 01 dan 02 pada saat sebelum bencana erupsi Merapi
tahun 2010. Kedua, kondisi civitas sekolah SDN
Keningar 01 dan 02 pada saat erupsi Merapi
berlangsung dan dipengungsian. Ketiga, kondisi civitas sekolah paska kembali ke pengungsian karena erupsi Merapi. Ketiga aras ini dikontekkan dengan rumusan
Masalah Penelitian dan Tujuan Penelitian yaitu
perumusan peta risiko bencana dan kebutuhan strategi manajemen sekolah berbasis bencana di SD Negeri
Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun Kabupaten
3.3. Narasumber Penelitian
Narasumber penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru. Murid, Orang Tua Murid di SDN Keningar 1 dan
2, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan
Dukun/Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang,
Pemerintahan Desa Keningar Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang, Masyarakat Desa Keningar,
Badan-Badan Pengelola Gunung Merapi, relawan
Lembaga Swadaya Masyarakat dan Ahli pendidikan dan Ahli Geologi/Kegunungapian yang bekerja di Merapi khususnya yang terkait judul dan wilayah penelitian pada rentang waktu 2010-2013.
Pendekatan keterwakilan narasumber melalui
snowball sampling yakni sumber data, yang pada awalnya jumlah sedikit, lama-lama menjadi besar menggelinding seperti bola salju (Sugiyono, 2013).
Batasan representasi narasumber redundency dalam
penelitian ini ditentukan oleh pertimbangan informasi sebagaimana pendapat Lincoln dan Guba (1985) dalam
Sugiyono (2013): If the purpose id to maximize
information, then sampling is terminated when no new information is forth-coming from newly sampled units: thus redundancy is the primary criteria (2013:302).
3.4. Teknik Pengumpulan data
Data digunakan sebagai dasar untuk
menentukan keefektifan, efisiensi dan daya tarik
produk yang dihasilkan, oleh sebab itu jenis data yang
dikumpulkan harus sesuai dengan informsi yang
Teknik pengumpulan data dilakukan dalam kondisi alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2013) melalui teknik Chaterine Marshall dan Gretchen B. Rossman dalam Sugiyono (2013): The fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are participant in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review
a). Observasi
Observasi adalah aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen (Motis dalam Denzin dan Lincoln, (2009)) untuk mendapatkan pemahaman lebih
baik tentang kontek, terbuka, berorientasi pada
penemuan, melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari, tidak diungkapkan secara terbuka (Patton dalam Poerwandari 1998), serta untuk menjamin validitas observasi dan masalah reliabilitas
(Denzin dan Lincoln, 2009). Penelitian ini akan
menggunakan teknik observasi berperanserta
(participant observation) secara partisipatif merujuk pendapat Susan Stainback (1988) dalam Sugiyono (2013):
In participant oberservation, the researcher observes what the people do, listent to what they say, and participates in their activities”(2013:311).
Dalam kontek penelitian ini, teknik pengumpulan
data observasi partisipatif merupakan proses
mengamati secara mendalam seluruh aktifitas civitas sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2 khususnya dengan
melakukan obeservasi natural bersama para
narasumber penelitian. Dimulai dari cerita
pemetaan bencana dan kebutuhan (needs) strategi manajemen di sekolah SD Negeri Keningar 1 dan 2. b). Wawancara mendalam (in-depth interview)
Wawancana dalam penelitian ini merujuk pada
pendapat para ahli; yaitu untuk memproduksi
pemahaman situasional (situated understanding)
(Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2010) untuk mendeteksi kadar pengertian subyek, fleksibel, menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan di saat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan (Kerlinger dalam
Hasan 1987) menggunakan pedoman wawancara
(Patton dalam Poerwandari, 1998). In-depth interview didalam penelitian ini dilakukan secara personal untuk
mendapatkan informasi secara mendalam dari
narasumber secara personal pada tema-tema
penelitian, cross ceck data, klarifikasi, persepsi dan prioritas narasumber pada tema penelitian. Wawancara mendalam juga membangun relasi dan kepercayaan dua arah antara peneliti dan narasumber khusus memetakan peta risiko bencana dan kebutuhan (needs) strategi manajemen sekolah yang terintegrasi di SD Negeri Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.
c). Kajian dokumen
Dokumen dimaksudkan merujuk pendapat
Moleong yakni berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen dan arsip, serta berbagai benda lain
(2010). Kajian dokumen/data di gunakan untuk
wilayah gunung Merapi dan pada kontek kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana dari BPPTK, BPPB, Badan Geologi, Kemendiknas dan Pemerintah Daerah. e).Focus Group Discussion(FGD)
Fungsi FGD dalam penelitian ini adalah untuk mendalami dan melengkapi informasi yang sudah
didapatkan dalam wawancara, mencaritemukan
pemahamana komprehensif, pengecekan triangulasi
atas semua temuan penelitian (Putra, 2012). Dalam penelitian ini akan dilakukan empat putaran FGD yaitu
pada tahap need assessment, Perumusan Desain,
Validasi desain dan Finalisasi Desain/produk Peta
Risiko Bencana dan Stategi Manajemen Sekolah
Berbasis Bencana di SD Negeri Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data (interactive model) digunakan pada setiap tahapan pelaksanaan penelitian. Analisis data penelitian ini menggunakan pendekatan Model Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013:337-345). Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
kebutuhan civitas sekolah dan stakeholder,
mengembangkan desain, validasi desain dan revisi desain peta dan strategi manajemen sekolah berbasis bencana. Sugiyono menjelaskan ada tiga jenis tahapan analisis. Pertama, Data Reduksi (reduction data).
Adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu
menyajikan data dalam bentuk gabungan naratif, tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Proses ini data terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga mudah menarik, difahami dan menyusun rencana kegiatan selanjutnya (Sugiyono:
341) (Arifin, 2012). Ketiga, Conclusion
drawing/verification. Adalah analisis untuk medapatkan simpulan dan verifikasi meskipun masih tahap awal dan bisa berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat pada pengumpulan data berikutnya (Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013).
Gambar 3.1 Skema komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan Huberman (1984)
3.6. Keabsahan dan Keajegan Penelitian
Cara menguji keabsahan data atau memeriksa kebenaran data adalah dengan derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (tranferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmatibility) (Moleong (2010), Sugiyono (2013). Demi menjamin keabsahan dan keajegan penelitian dilakukan langkah-langkah: (1) Validitas penelitian (Construct validity).
Validitas penelitian dilakukan melalui triangulasi
merujuk Wiliam Wiersma (1986) dalam Sugoyono
Data Collection Data Display
(2013: 372) dan Patton dalam Poerwandari (1998) yaitu:
(a). Triangulasi sumber data. Penelitian ini
menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, wawancara, observasi maupun FGD pada subjek berbeda. (b). Triangulasi Teknik. Penggunaan berbagai teknik pengumpulan data untuk memastikan data
sudah memenuhi syarat akuntabilitas yang telah
ditetapkan. (c). Triangulasi waktu. Yaitu proses
menggunakan berbagai waktu (siang, pagi, sore dan malam) tercapai melalui life in, yaitu peneliti tinggal dan beraktifitas bersama narasumber untuk mendapatkan
informasi yang komprehensif dari semua tahap
penelitian.
(2). Keabsahan Internal (Internal validity). Adalah derajat konsistensi antara desain penelitian dengan hasil penelitian (Sugiyono, 2013). Pengalaman penulis bekerja didalam program respon bencana di Merapi menjadi salah satu kekuatan didalam validitas internal (Sugiyono, 2013:363).
(3). Keabsahan Eksternal (Eksternal validity). Hasil penelitian dapat memenuhi prinsip tranferability pada kasus lain dengan kesamaan kontek. Untuk mencapai validitas ekternal penelitian, maka teknik dan metode, analisis hasil dan penyajian data dilaksanakan dengan cermat sesuai dengan rencana penelitian (Sugiyono, 2013:363).
Seluruh proses triangulasi akan dilakukan dalam semua proses tahapan penelitian melalui kegiatan Focus Group Discussion berjenjang, yakni, pada proses merumuskan kebutuhan, menyusun desain, validasi desain dan revisi desain peta risiko bencana dan strategi manajemen bencana berbasi sekolah di SD Negeri Keningar 1 dan 2 Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.
3.7. Tahapan Penelitian
Tahap pertama, Research & Information
Collecting, pada tahap ini difokuskan untuk memastikan produk yang dikembangkan bermanfaat untuk pendidikan, mungkin dikembangkan, tersedia
SDM dan waktu yang cukup. Tahap kedua, Planning/
Perencanaan. Tahapan ini membuat rencana desain dan lokasi pengembangan termasuk langkah-langkah pengembangan. Tahap ketiga, Develop Preliminary Form of Product. Peneliti sudah mulai membentuk draf
produk awal secara lengkap. Tahapan keempat,
Prelimnary Field Testing, adalah proses melakukan ujicoba terbatas atas produk yang dibuat. Selama proses berlangsung peneliti dapat melakukan observasi,
diskusi, wawancara dengan subyek (Arifin, 2012).
Dalam penelitian ini, preliminary field testing dilakukan
bersama guru, kepala sekolah dan murid secara
terbatas. Tahapan kelima, Main Product Revision.
Adalah proses merevisi produk sesuai hasil ujicoba terbatas. Tahapan keenam, Main field Testing. Yaitu melakukan ujicoba pada skala yang lebih luas dengan
Operational Product Revision, atau merivis produk sesuai masukan dari ujicoba produk sebelumnya. Tahapan kedelapan, melakukan ujicoba lapangan pada sekala partisipan yang lebih luas. Kesembilan. Final Product Revision. Adalah perbaikan akhir atas produk. Dan Kesepuluh, Dissemination and Implementation.
Pada tahapan ini akan dilakukan proses
penyebarluasan produk dan jurnal ilmiah yang relevan.